12
lanjut kegiatan ekonomi etnis Tionghoa di kota Lasem dengan judul yang
akan diambil dalam penulisan skripsi ini adalah “Pekonomian Etnis Tionghoa di Kota Lasem Tahun 1940 - 1950”.
B. Permasalahan
1. Bagaimana perkembangan pemukiman etnis Tionghoa di kota Lasem?
2. Bagaimana kondisi ekonomi etnis Tionghoa di kota Lasem awal abad ke
20? 3.
Bagaimana kondisi ekonomi etnis Tionghoa pada masa transisi kemerdekaan 1942 – 1950?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan perkembangan pemukiman etnis Tionghoa di kota Lasem.
2. Menjelaskan kondisi ekonomi etnis Tionghoa di kota Lasem awal abad ke
20. 3.
Menejaskan kondisi ekonomi etnis tionghoa di kota lasem pada masa transisi kemerdekaan Indonesia 1942 - 1950.
D. Manfaat Penulisan
Menambah wawasan baru tentang sejarah lokal bagi mahasiswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Bagi pembaca dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan data dalam penulisan sejarah.
13
E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar tidak terjadi perluasan pembahasan dalam penulisan skripsi ini, maka dalam penulisan skripsi ini perlu adanya pembatasan ruang lingkup
spasial dan ruang lingkup temporal. Ruang lingkup spasial adalah batasan- batasan wilayah atau tempat terjadinya peristiwa sejarah. Ruang lingkup
spasial dalam penulisan skripsi ini adalah kota Lasem. Kota Lasem dipilih dikarenakan di kota ini sudah terdapat pemukiman etnis Tionghoa sebelum
abad ke 15 M sehingga pertumbuhan kota Lasem sebagia kota dagang yang ramai di wilayah pantura Jawa Tengah salah satunya dikarenakan kegiatan
ekonomi etnis Tionghoa. Ruang lingkup temporal adalah batasan waktu yang dijadikan dalam
penulisan sejarah. Ruang lingkup temporal dalam penulisan skripsi ini mengambil tahun 1940 yaitu masa - masa akhir pemerintahan Belanda dan
mulai kuatnya pengaruh Jepang di Indonesia. Selain itu, dikarenakan pada masa awal tahun 1900-an terjadi arus tranmigrasi besar - besaran orang Cina
Totok yang meninggalkan negaranya akibat kondisi politik yang labil sehingga memunculkan suatu fenomena persaingan dagang antara Cina
Peranakan dan Cina Totok di tahun-tahun berikutnya. Masa - masa awal abad XX juga di tandai dengan puncaknya perdagangan batik di Lasem dan
penyelundupan opium. Tahun 1950 sebagai akhir dari penulisan sekripsi ini dikarenakan pada tahun 1950 adalah akhir dari masa revolosi di Indonesia
dan kembalinya Indonesia pada NKRI. Pada masa ini, pemerintahan di pegang oleh Soekarno. Presiden Soekarno memberi perlindungan terhadap
14
pengusaha batik dengan dipermudahnya impor kain mori dan sutra dan dijual kepada pedagang batik dengan harga murah. Hal ini menghidupkan kembali
perdagangan batik yang hampir mati termasuk perdagangan batik di Lasem.
F. Tinjauan Pustaka