merah dapat saja menandakan bahwa orang itu baru menangis, atau menderita penyakit mata, atau mata dimasuki insekta, atau baru
bangun atau ingin tidur. 2.
Dicisign atau dicent sign Tanda merupakan dicisign bila ia menawarkan kepada interpretan-nya
suatu hubungan yang benar. Artinya, ada kebenaran antara tanda yang ditunjuk dengan kenyataan yang dirujuk oleh tanda itu, terlepas dari
cara eksistensinya. 3.
Argument Bila hubungan interpretatif tanda itu tidak dianggap sebagai bagian dan
suatu kelas. Contohnya adalah silogisme tradisional. Silogisme tradisional selalu terdiri dari tiga proposisi yang secara bersama-sama
membentuk suatu argumen; setiap rangkaian kalimat dalam kumpulan proposisi ini merupakan argumen dengan tidak melihat panjang
pendeknya kalimat-kalimat tersebut Ratmanto, dalam Mediator: Jurnal komunikasi, Vol. 5 No.1, 2004:33.
2.5.3. Macam-macam Semiotika
Setidaknya terdapat sembilan macam semiotik yang ada dan kita kenal saat ini, diantaranya:
1. Semiotik analitik, yakni semiotik yang menganalisis sistem tanda.
Peirce menyatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan
menganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna. Ide dapat
dikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu kepada objek tertentu.
2. Semiotik deskriptif, yakni semiotik yang memperhatikan sistem
tanda yang dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang. Misalnya,
langit yang mendung menandakan bahwa hujan tidak lama lagi akan turun, dari dulu hingga sekarang tetap saja seperti itu.
3. Semiotik faunal, yakni semiotik yang khusus memeperhatikan
sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. 4.
Semiotik kultural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu.
5. Semiotik naratif, yakni semiotik yang menelaah sistem tanda dalam
narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan. 6.
Semiotik natural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam.
7. Semiotik normatif, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem
tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu lalu lintas.
8. Semiotik sosial, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda
yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang yang berwujud kata maupun lambang berwujud kata
dalam satuan yang disebut kalimat.
9. Semiotik struktural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem
tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa Pateda, 2001:29, dalam Sobur, 2009:100-101.
67
BAB III OBJEK PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana analisis semiotika tentang foto tragis anak kecil dalam konflik di Sudan tahun 1993.
Adapun objek dalam penelitian ini adalah foto tragis anak kecil dalam konflik di Sudan tahun 1993. Foto tragis anak kecil ini merupakan foto yang
mendapatkan penghargaan Pulitzer Feature fotografi karya Kevin Carter. Foto yang dihasilkan Kevin Carter sangat kuat menggambarkan penderitaan
yang mengerikan dari mereka yang diakibatkan oleh kemiskinan dan putus asa Bahkan individu-hati yang paling keras mungkin akan terpengaruh oleh
foto karya Kevin Carter. Dalam foto tersebut menunjukan seorang anak kecil yang sedang merangkak ke tempat pembagian makanan di Sudan.
3.2.Profil Kevin Carter
Kevin Carter lahir pada tanggal 13 September 1960 di Johannesburg dan meninggal pada tanggal 27 Juli 1994. Kevin Carter adalah seorang unggulan
photojournalist Afrika Selatan dan anggota dari Bang-Bang Club. Carter sudah mulai bekerja sebagai fotografer fhotografer freelance pekan olahraga
pada tahun 1983. Pada tahun 1984 ia pindah ke Johannesburg untuk bekerja Bintang, pada bakat yang exposing kebrutalan dari apartheid. Kevin tergolong
fotografer nekad, dimana ada perang disitu dia datang. Bersama tiga t
emannya, mereka dijuluki sebagai „Bang Bang Club dan Kevin sendiri