Strategi Komunikasi Guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung Melalui Program Ednik (Edukasi Elektronik) Dalam Meningkatkan Motovasi Belajar Siswanya

(1)

SISWANYA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana S1 Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh :

RIZKY DICKY RIYANDHY 41806106

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

iv

Oleh:

Rizky Dicky Riyandhy NIM: 41806106

Skripsi ini dibawah bimbingan, Drs. Manap Solihat, M.Si

Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan strategi guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK ( Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya. Untuk menjawab strategi tersebut maka peneliti mengangkat empat sub fokus yaitu tujuan, rencana, kegiatan, dan pesan untuk mengukur fokus penelitian.

Pendekatan penelitian adalah kualitatif, metode penelitian adalah deskriptif (descriptive reaserch). Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi langsung kelapangan, studi pustaka, dan internet searching. Informan dalam penelitian. Teknik yang digunakan adalah purposive sampling (teknik sampel bertujuan) dimana sampel diambil dengan melalui pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

Hasil penelitian menunjukan bahwa guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung memiliki tujuan yang sebelumnya telah direncakan yaitu meningkatkan standar pembelajaran sekolah, mengikuti perkembangan kurikulum berbasis perkembangan teknologi dan menghasilkan out put yang memuaskan. Kegiatan yang dilakukannya adalah kegiatan belajar mengajar dan kegiatan ekstrakulikuler .Pesan yang disampaikan adalah materi – materi pelajaran dalam bentuk audio dan visual yang menarik sehingga dapat merangsang kemampuan dan menarik kemauan siswa agar menerima dengan mudah pembelajaran yang di berikan ,dengan bentuk penyampaian pesan informatif, persuasif, dan intruktif. Gaya pesan yang di gunakan dalam penyampaian pesan yang dilakukan tentu saja bahasa formal yang kemudian secara spontan oleh guru di padukan dengan bahasa non formal.

Kesimpulan penelitian ini memperlihatkan bahwa strategi komunikasi guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK ( Edukasi Elektronik) tidak terlepas dari tujuan, rencana, kegiatan, dan pesan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan akhir yaitu meningkatkan motivasi belajar siswanya.

Saran pada penelitian ini untuk guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung adalah lebih meningkatkan segala fasilitas seperti ruang multimedia, infocus, dan komputer serta meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dalam menggunakan peralatan pengajaran yang lebih modern seperti pengoprasian komputer dengan baik.


(3)

v by:

Rizky Dicky Riyandhy NIM: 41806106

This thesis under guidance of:

Drs. Manap Solihat, M.Si

This study intends to explain the strategy of SMP Negeri 1 Margaasih Bandung teachers through the program EDNIK (Electronic Education) in improving students' learning motivation. To answer these strategies, the researcher picked up four sub focus the goals, plans, activities and messages to measure the focus of research.

Research approach is qualitative, research methods are descriptive (descriptive reaserch). The collection of research data conducted by in-depth interviews and direct observation spaciousness, literature, and internet searching. Informants in the study. The technique used was purposive sampling (sampling technique aims) where samples are taken through a particular consideration in accordance with the purpose of research.

The results showed that teachers in SMP Negeri 1 Margaasih Bandung has a purpose that had previously been planned. In conducting activities whose objective is to motivate students to learn is automatically included in the aim of improving standards of teaching school, following the curriculum development based on technological developments and produce satisfactory output from the learning objectives.

The message is the matter - the subject matter in the form of audio and visual interest so as to stimulate and attract students' willingness to accept with ease the learning that is given, the message style that is in use in the delivery of the messages do of course,shape the delivery of messages informative, persuasive, and instructive a formal language which is then spontaneously teachers mixed with non-formal language.

Conclusion This study shows that SMP Negeri 1 Margaasih Bandung teachers through the program EDNIK (Electronic Education) is inseparable from the goals, plans, activities, and messages used to achieve an end goal of improving students' motivation to learn.

Suggestions on this research for teachers SMP Negeri 1 Margaasih Bandung is a further increase of all facilities such as multimedia rooms, infocus, and computers as well as enhance the ability of teachers to use more modern teaching equipment such as computers with good pengoprasian


(4)

vi Assallamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas ridho dan karunia-Nya serta berkah dan rahmat-Nya segala jalan dan upaya peneliti dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Penelitian skripsi ini peneliti lakukan dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Komunikasi pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas di Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi ini bukan merupakan suatu yang instant. Ini merupakan buah dari proses yang relatif panjang, menyita segenap tenaga dan fikiran. Tidak sedikit penulis menghadapi kesulitan serta hambatan baik teknis maupun non tekhnis. Namun atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan, bimbingan serta dukungan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan yang terasa jauh bila dikatakan baik apalagi sempurna. Namun penulis yakin


(5)

vii

Selanjutnya dengan segala kerendahan serta ketulusan hati, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang tercinta dan terkasih Papah dan Mamah, Istri tersayang, Exalt my son yang selalu membantu dan memberikan dukungan baik moral, spiritual, dan material serta doa kepada penulis hingga detik ini. Doa ananda, semoga ananda dapat membahagiakan Papah dan Mamah, serta mampu menjadi seperti apa yang Papah dan Mamah harapkan untuk menjadi manusia yang berguna setidaknya untuk hidup ananda sendiri. Amiien.

Pada kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa hormat, terimakasih, serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Tentu, tanpa dukungan dan partisipasi mereka, kesuksesan ini tidak dapat diraih. Secara khusus, perkenankan penulis menyampaikan ucapan terimakasih itu dengan sepenuh rasa hormat kepada:

1. Yang Terhormat Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo. Drs., M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah memberikan bantuan pada saat proses akhir skripsi.

2. Yang Terhormat Drs. Manap Solihat., M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(6)

viii

ilmu yang sangat berguna bagi penulis semoga jasa Bapak selama ini mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Amiien.

3. Yang Terhormat Melly Maulin, S.Sos., M.Si, selaku Dosen wali penulis Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu dan juga memberikan nasihat penulis baik saat penulis melakukan kegiatan perkuliahan maupun dalam menyelesaikan penelitian.

4. Yang Terhormat Rismawaty S.Sos., M.Si., selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu penulis saat penulis melakukan kegiatan perkuliahan.

5. Yang Terhormat Desayu Eka Surya S.Sos., M.Si., selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu penulis khususnya melalui pengetahuan dan wawasan yang ibu berikan kepada penulis pada saat penulis mengikuti perkuliahan.

6. Yang Terhormat Sangra Juliano P, S.I.Kom., selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu penulis baik saat kegiatan perkuliahan maupun dalam pembuatan surat perizinan yang berkaitan dengan penelitian yang penulis laksanakan.

7. Yang Terhormat Arie Prasetio M.Si., selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu penulis baik saat


(7)

ix

Studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan motivasi untuk terus berjuang dalam menyelesaikan penelitian.

9. Yang Terhormat Astri Ikawati A.Md.Kom., selaku Staff Kesekretarian Program Studi Ilmu Komunikasi atas segala bantuannya dalam mengurus perizinan yang berkaitan dengan penelitian yang penulis laksanakan serta telah membantu penulis dalam hal administrasi perkuliahan.

10.Yang Terhormat Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah ikut membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi.

11.Yang Terhormat Staff-staff Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah ikut membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi

12.Yang Terhormat Staff Perpustakaan Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah membantu penulis dalam melancarkan segala administrasi keperpustakaan.

13.Yang Terhormat Bapak Eyo Sunaryo Atmawikarta, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Margaasih Bandung yang telah banyak sekali membantu peneliti dalam proses perizinan peneliti dalam melaksanakan penelitian.

14.Yang Terhormat Bapak Dani Hanifah, S.Pd. yang telah banyak sekali membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.


(8)

x

16.Sahabat tercinta, Ibay (Eka Nugraha A.S), Pradita, Affan May, Arief May, Iwan May, Abe May, Ridwan Photocopy yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat, inspirasi, motivasi, waktu, bantuan serta dukungannya kepada penulis. Terima kasih kawan.

17.Om tersayang, Dendri P. dan H. Abdul Khoer, Tante Rinie Saptariah, S.pd. terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini terutama saat melaksanakan jenjang perkuliahan.

18.Sepupu – sepupu tersayang, Raka, Nida, Jihan, Mas Dany, Bintang, Tika, dan semua sepupuku yang tidak bias risky sebutkan satu persatu terima kasih atas motivasi dan semangat yang telah kalian berikan.

19.Untuk Rekan-rekan mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Universitas Komputer Indonesia Bandung, IK Humas dan IK Jurnal angkatan 2006, 2007, dan 2008 yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah banyak memberikan dukungan, semangat dan doa kepada penulis.


(9)

xi

berkah dan anugrah dari Allah SWT, amiien. Serta semoga skripsi ini kiranya dapat memberikan manfaat bagi peneliti sendiri dan khususnya bagi pembaca lain umumnya.

Amien.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2011


(10)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dari banyaknya negara berkembang yang ada di dunia. Pengembangan sebuah negara dibutuhkan kerja keras dan niat yang kuat untuk membuahkan hasil yang memuaskan, terutama di dalam bidang pembangunan yang akan menciptakan perkembang di berbagai aspek kegiatan masyarakat. Seluruh hal tersebut dapat di raih melalui sebuah kerjasama antara kaum tua dan kaum muda dalam mewujudkan cita – cita bangsa dan negara Indonesia.

Salah satu aspek pembangunan tersebut diatas adalah dalam bidang pendidikan, karena memiliki peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Tertera di dalam Peraturan Pemerintah Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang pendidikan “Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan kreatif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lingkungan

yang sesuai dengan potensinya”.

Pelaksanaan pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan, bimbingan, pengajaran, dan latihan. Bimbingan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan,


(11)

arahan, motivasi, nasihat, dan penyuluhan agar siswa mampu mengatasi, memecahkan masalah, dan menanggulangi kesulitan sendiri. Dalam proses pendidikan dipastikan memiliki proses pengajaran, pengajaran adalah bentuk kegiatan dimana terjalin hubungan interakasi dalam proses belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan (guru atau pengajar) dan peserta didik untuk mengembangkan prilaku sesuai dengan tujuan pendidikan.

Perkembangan teknologi komunikasi yang berkembang dengan pesat di era sekarang ini menuntut tenaga kependidikan untuk lebih aktif dalam menggunakan medium yang cangih yang dapat mempermudah serta mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran dalam meningkatkan kredibilitas dan motivasi peserta didiknya seperti halnya para pendidik di SMP Negeri 1 Margaasih yang telah menggunakan Program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam proses pembelajaran. Guru di sekolah ini menggunakan program EDNIK ( Edukasi Elektronik) sejak datangnya salah satu penerbit yang menawarkan produk program kompter untuk pembelajaran yaitu EDNIK ( Edukasi Elektronik). Program tersebut cocok sekali dengan kurikulum pembelajaran yang ada sekarang ini yaitu pembelajaran menggunakan media elektronik atau pembelajaran yang lebih modern pada saat ini.

Satu tahun adalah waktu yang cukup baru bagi sebuah sekolah untuk menggunakan cara pembelajaran yang lebih modern ini, sehingga masih banyak dampak dan hal – hal yang muncul akibat dari penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik). Dikarenakan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian di di SMP Negeri 1 Margaasih.


(12)

Dalam proses pembelajaran menggunakan program EDNIK ( Edukasi Elektronik ) ini para pendidik SMP Negeri 1 Margaasih terdapat beberapa dampak yang terjadi baik itu dampak positif dan negatif yang terjadi akibat penggunaan program tersebut. Salah satu dampak positif bagi siswa adalah sangat membantu siswa dalam mempelajari materi - materi atau ilmu-ilmu pembelajaran dengan tampilan yang lebih menarik dan mudah untuk dipahami , selain dampak positif penggunaan program ini juga terdapat beberapa dampak negatif salah satunya adalah program tersebut cenderung lebih instan sehingga siswa lebih mudah dalam mengambil ilmu yang ada dimana teknologi canggih dari program tersebut meninggalkan proses pembelajaran yang masih tradisional, contoh nya adalah menulis dan membaca buku – buku materi pembelajaran. Akan tetapi para pendidik di sekolah ini tetap mengimbangi pengajaran berbasis baru dan terdisional dan tetap melakukan pengajaran sesuai dengan hal – hal yang telah di tentukan sekolah dan standarisasi pengajaran di Indonesia sehingga tidak melenceng dari sistem yang ada.

Program EDNIK digunakan oleh seluruh pengajar di SMP Negeri 1 Margaasih akan tetapi peneliti dalam penelitian ini lebih mengacu pada guru – guru mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dikarenakan guru IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) lebih sering menggunakan Program EDNIK (Edukasi Elektronik) karena materi – materi pengajaran yang diberikan para guru IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) lebih bersifat visualisasi yaitu dimana materi yang di berikan cenderung berbentuk gambar sebagai bahan pengajaran yang memperjelas materi yang di ajarkan dan juga kurangnya kemampuan dalam memvisualisasikan


(13)

materi yang di ajarkan. Maka dari itu, para pendidik yang mengajar mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di SMP Negri 1 Margaasih mengikuti perkembangan teknologi komuniksi yang cocok dalam proses pembelajaran agar tercapainya tujuan yang diinginkan yaitu dengan menggunakan sebuah program komputer dalam proses pembelajaranya yaitu program EDNIK (Edukasi Elektronik).

EDNIK (Edukasi Elektronik) merupakan sebuah program komputer yang digunakan untuk proses pembelajaran berupa CD (compact disk) yang mana program ini dapat bekerja dengan cara memasukan CD (compact disk) program tersebut melalui pemutar CD (compact disk) yang telah difasilitasi oleh komputer atau laptop yang kemudian di proyeksikan melalui infocus atau monitor. Program EDNIK (Edukasi Elektronik) berisikan tiga sub program pertama ialah materi yang dikemas dalam bentuk animasi yang interaktif , ke dua adalah sub bagian yang berisi soal – soal latihan interaktif dan disusun per bab yang dapat di edit serta di print untuk keperluan tes atau ulangan yang disebut sebagai Bank Soal, dan yang terakhir adalah buku sekolah elektronik, sebutan ini adalah sub program yang berisikan buku dalam format Flip Book yang mana membaca buku di komputer sama seperti membaca buku sebenarnya dan bisa di print.

Dilihat dari proses penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik) tersebut tentu dibutuhkan saran dan prasarana yang harus di miliki oleh SMP Negri 1 Margaasih. Dalam hal ini SMP Negri 1 Margaasih hanya menyediakan beberapa infocus sehingga para guru masih menggunakan beberapa sarana milik pribadi para guru yaitu komputer atau laptop karena belum adanya ketersediaan


(14)

ruangan khusus untuk proses pengajaran menggunakan program EDNIK (Edukasi Elektronik) akan tetapi untuk kedepannya SMP Negri 1 Margaasih akan mendirikan beberapa ruangan khusus multimedia.

. Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, dalam arti kata proses tersebut melibatkan dua komponen yang terdiri dari manusia, yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Pada umunya pendidikan berlangsung secara berencana di dalam kelas secara tatap muka (face to face). Karena kelompoknya relatif kecil, meskipun komunikasi antara pengajar dan pelajar dalam ruang kelas itu termasuk komunikasi kelompok (group communication), pengajar sewaktu-waktu bisa mengubah menjadi komunikasi interpersonal. Terjadilah komunikasi dua arah ini apabila para pelajar bersikap responsif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan pertanyaan, diminta atau

tidak diminta. “Jika si pelajar pasif saja, dalam arti kata hanya mendengarkan tanpa ada gairah untuk mengekspresikan suatu pernyataan atau pertanyaan, maka meskipun komunikasi itu bersifat tatap muka, tetap saja berlangsung satu arah,

dan komunikasi itu menjadi tidak efektif”. (Effendy, 1986:125-126)

Salah satu hal yang menjadi dasar atas pelaksanaan hal tersebut adalah strategi guru atau tenaga pendidik dalam proses belajar mengajar. Seperti yang diutarakan Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu, teori, dan filsafat komunikasi mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan ( planning ) dan manajemen ( management ) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang


(15)

hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.

Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam buku „Strategi Komunikasi‟

menyatakan bahwa Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas.(1984 :10)

Motivasi dalam diri anak didik akan meningkat bila mana seorang guru atau tenaga pendidik berhasi melaksanakan strategi dan sistem pembelajaran dengan baik. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi, pertama motivasi dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku orang lain, kedua menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk – petunjuk tingkah laku seseorang. Petunjuk- petunjuk tersebut dapat dipercaya apabila tampak kegunaannya untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainnya.

Mc Donald (1959) merumuskan bahwa : ” Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”, yang diartikan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi didalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.(Hamalik, 2010:106)


(16)

Motivasi dapat timbul dari dalam diri siswa tanpa danya paksaan atau dorongan dari orang lain ini disebut motivasi intrinsic atau motivasi murni, namun motivasi dapat timbul akibat dari pengaruh dari luar dirinya seperti uruhan, ajakan atau bisa juga paksaan dari orang lain.

Secara umum guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk meningkatkan motivasi belajar siswa . Secara khusus guru perlu melakukan berbagi upaya tertentu secara nyata auntuk meningkatkan motivasi belajar siswanya. Upaya upaya itu terdiri dari pelaksanaan fungsi – fungsi . . . penggerakan, harapan, insentif, dan disiplin.(De Cecco & Crawford, 1977)

Untuk menjalankan rencana dan tujuan seorang guru di dalam dunia pendidikan agar tercapainya hal – hal yang diinginkan, sudah dipastikan bahwa guru harus mempersiapkan strategi yang tepat dan secara matang direncakan untuk tercapainya suatu tujuan.

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang ada diatas maka peneliti mengambil perumusan masalah yang dapat diambil adalah : “Bagaimana strategi komunikasi guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya?”.


(17)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tujuan guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya?

2. Bagaimana rencana yang dilakukan oleh guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya?

3. Bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya?

4. Bagaimana pesan yang disampaikan oleh guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya?

5. Bagaimana strategi komunikasi yang digunakan guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya?

Peneliti tidak memasukan media sebagai salah satu identifikasi masalah dalam penelitian ini dikarenakan media sudah menjadi satu include (satu unit kegunaan) dalam proses penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik).


(18)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk menjelaskan mengenai strategi komunikasi guru SMP Negeri 1 margaasih Bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya.

1.3.2 Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tujuan guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya.

2. Untuk mengetahui rencana yang dilakukan oleh guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya.

3. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya.

4. Untuk mengetahui pesan yang disampaikan oleh guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya.


(19)

5. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan teoritis

Sebagai pengembangan disiplin ilmu komunikasi secara umum dan secara khususus penelitian ini dapat menjadi wacana yang lebih mendalam mengenai strategi komunikasi khususnya dalam proses belajar mengajar.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1.4.2.1 Kegunaan bagi peneliti

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat mengaplikasikan ilmu, memberikan manfaat pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti, khususnya mengenai ilmu komunikasi terutama proses komunikasi di dalam proses pembelajaran atau pendidikan bagi Mahasiswa.


(20)

1.4.2.2 Kegunaan bagi Universitas

Penelitian ini berguna bagi mahasiswa UNIKOM secara umum dan mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas secara khusus sebagai literatur terutama bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.

1.4.2.3 Kegunaan Bagi Lembaga

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan, informasi, dan evaluasi bagi guru-guru yang mengajar di SMP Negeri 1 Margaasih Bandung dalam perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Pada penelitian yang dilaksanakan, maka di ambil satu variabel yang akan di ukur yaitu variabel strategi.

Pada buku ilmu, teori dan filsafat komunikasi Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan ( planning ) dan manajemen ( management ) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi


(21)

tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.

Demikian pula strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan ( apparoach ) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung situasi dan kondisi yang ada. ( Effendy, 2003 : 300-301 )

Dari pendapat Onong Uchjana Effendy diatas, terlihat bahwa dalam pelaksanaan sebuah strategi tidak terlepas dari konstruk Tujuan, Rencana, dan Manajemen Komunikasi yang didalamnya terdapat konstruk Kegiatan, Pesan, dan Media. Akan tetapi peneliti hanya mengambil empat konstruk saja yaitu Tujuan, Rencana, Kegiatan, dan Pesan.

Berikut adalah definisi dari indikator-indikator diatas berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia :

1. Tujuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti arah, haluan (jurusan).

2. Rencana berarti rancangan, rangka sesuatu yang hendak dikerjakan, laporan pemberitaan, acara, program, artikel.

3. Kegiatan berati sesuatu hal yang dikerjakan, biasanya lebih dulu direncanakan.


(22)

4. Pesan berarti amanat yang disampaikan lewat orang lain, perintah atau nasihat yang tidak langsung (melalui perantara), perkataan yang terakhir dari orang yang hendak meninggal, wasiat, pesanan. 1

Melihat dari keempat indikator diatas melalui kegiatan penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik) yang dilakukan oleh guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya, maka hanya empat konstruk tersebut diambil sebagai sebuah acuan dan pengembangan dari tenaga kependidikan (guru atau pengajar) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya dikarenakan media yang di gunakan sudah menjadi suatu alat yang saling berkaitan dalam proses penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik).

Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy, motivasi adalah daya gerak yang mencakup dalam diri seseorang yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

1


(23)

1.5.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana strategi guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui Penggunaan Program EDNIK dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya. Disini guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung berperan penting dalam menyusun ataupun merancang kegiatan pendidikan melalui Penggunaan Program EDNIK (Edukasi Elektronik) agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswanya dari kegiatan tersebut.

Bertolak dari kerangka teoritis diatas, maka pada kerangka konseptual ini peneliti akan mencoba mengaplikasikan definisi strategi komunikasi pada masalah penelitian.

1. Tujuan, Guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung dalam berkomunikasi melalui penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik) memiliki arah dan haluan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Rencana, Guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung memiliki rancangan, kerangka yang hendak dikerjakan, acara, program melalui penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik).

3. Kegiatan, Guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung memiliki kegiatan melalui penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam mencapai tujuan yang biasanya lebih dulu direncanakan.


(24)

4. Pesan, Guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik) memiliki amanat yang disampaikan, perintah atau nasihat yang tidak langsung (melalui perantara).

Dalam membuat strategi agar berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan oleh guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung, maka dibutuhkan sebuah proses dimana proses tesebut bisa mencapai sebuah tujuan dari strategi yang telah ditetapkan oleh guru tersebut.

Guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melakukan kegiatan pengajaran melalui penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik) yang memiliki fungsi sebagai media untuk meningkatkan motivasi dari pada siswa SMP Negeri 1 Margaasih Bandung.

Program EDNIK (Edukasi Elektronik) merupakan istilah khusus untuk sebuah perangkat lunak yang disebut sebagai program komputer. EDNIK (Edukasi Elektronik) adalah sebuah program yang digunakan sebagai bahan pembelajaran berupa CD (compact disk) yang berisi materi pembelajaran yang interaktif. Program EDNIK (Edukasi Elektronik) di produksi oleh PT. EDUKASI ELEKTRONIK UTAMA.


(25)

1.6 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan judul penelitian yaitu “Strategi guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya” maka peneliti mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a) Tujuan guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya? 1. Siapakah yang menyusun tujuan dari penggunaan program EDNIK

(Edukasi Elektronik) ?

2. Kapan mulai menyusun tujuan dari penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik)?

3. Apakah tujuan dari penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik)? 4. Apakah ada tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek dari

penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik)? 5. Apakah tujuan jangka panjangnya?

6. Apakah tujuan jangka pendeknya?

b) Rencana yang dilakukan oleh oleh guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya?

1. Siapa yang merencanakan penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik)?

2. Sejak kapankah penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik) ini mulai direncanakan?


(26)

3. Apa sajakah rencana yang direncanakan?

4. Apa saja rencana jangka panjang dan jangka pendeknya?

c) Kegiatan yang dilakukan oleh guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya?

1. Apa yang melatar belakangi penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik) yang dilakukan oleh guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung? 2. Apa saja kegiatan yang dilakukan?

3. Apa saja kegiatan yang telah dilakukan? 4. Apa saja kegiatan yang belum dilakukan?

d) Pesan yang disampaikan oleh guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya?

1. Apa sajakah pesan yang disampaikan dalam kegiatan penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik) ini?

2. Bentuk pesannya informatif, persuasif, intruktif ?

3. Apa gaya pesan yang digunakan oleh SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya? Formal atau Non Formal?

4. Apa alasan memilih pesan tersebut? 5. Contoh dari pesan tersebut?


(27)

1.7 Subjek Penelitian dan Informan

1.7.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda, ataupun lembaga (organisasi), yang sifat kadaannya akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang ada didalam dirinya melekat atau terkandung. Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah Guru SMP Negri 1 Margaasih Bandung.

1.7.2 Informan

Dalam menentukan informan, digunakan teknik sampling purpose. Menurut Sugino dalam bukunya yang berjudul Memahami penelitian Kulalitatif dikatakan bahwa “purpoisive” adalah teknik penentuan

informasi dengan pertimbangan tertentu” (Sugiono, 2005 : 61).

Pengambilan informan dari penelitian ini berjumlah tiga orang yang terdiri dari guru mata pelajaran IPA(Ilmu Pengetahuan Alam) kelas VII, guru mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) kelas VIII, dan guru mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) kelas IX. Peneliti mengambil ketiga guru tersebut dikarenakan menurut Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum SMP Negeri 1 Margaasih, guru yang mengajar Mata Pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah guru yang paling sering dalam proses pembelajarannya menggunakan program EDNIK (Edukasi ELektronik).


(28)

Berikut adalah data informan dalam penelitian :

Tabel 1.1 Informan Penelitian

Sumber : Peneliti, 2011

1.7.3 Key Informan

Didalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa narasumber kunci ( Key Informan ). Yaitu orang-otang yang paling banyak tahu mengenai objek yang sedang diteliti tersebut. Untuk lebih jelasnya Key Informan dapat dijelaskan pada Tabel 1.2 berikut ini :

NO. NAMA NIP

KELAS

MENGAJAR

MATA

PELAJARAN

1 Wida Aryani, S.pd.

197001.171 995.122001

VII IPA

2

Djulas Agustini, SE, S.pd.

196208.171 984.032014

VIII IPA

3 Iis Nurohmah. S.pd.

196805.261 99002.2001


(29)

Tabel 1.2 Key informan

Sumber : Peneliti, 2011

1.8 Metode Penelitian

Bodgan dan Taylor (Moleong, 2010:4) menyatakan bahwa ”pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.”

Metode penelitian merupakan prosedur yang digunakan dalam upaya mendapatkan data atau informasi yang diperlukan guna memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian. Penentuan dan teknik yang digunakan haruslah dapat mencerminkan relevansi dengan fenomena penelitian yang telah diuraikan dalam konteks penelitian.

Menurut Rakhmat metode deskriptif adalah metode yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi dibidang tertentu atau bidang tertentu secara fakta dan cermat. ( Rakhmat, 1997 : 22 )

NO. NAMA NIP JABATAN

1 Dani Hanifah, S.pd.

196612.091 990.031002

Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum

2

Ahmad Sollahuddin Fauzy


(30)

1.9 Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

Untuk memperdalam lagi data yang akan diperoleh maka dalam penelitian ini akan menggunakan wawancara mendalam (Indepth interview). Jenis wawancara ini dimaksudkan untuk kepentingan wawancara yang lebih mendalam dengan lebih memfokuskan pada persoalan yang menjadi pokok dari minat penelitian. Pedoman wawancara mengancar-ancarkan peneliti mengenai data mana yang akan lebih dipentingkan. Pedoman wawancara biasanya tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, tetapi sekadar garis besar tentang data atau informasi apa yang ingin didapatkan dari informan yang nanti akan dikembangkan dengan memperhatikan perkembangan, konteks, dan situasi wawancara (Pawito, 2007, 133). Agar hasil wawancara yang didapat, terekam dengan baik, peneliti akan melakukan wawancara kepada informan yang telah ditentukan, maka dibutuhkan alat-alat sebagai berikut: 1. Buku catatan, yang berfungsi untuk mencatat semua hasil dari

interview dengan informan,

2. Tape recorder, berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan pada saat interview berlangsung,

3. Hasil wawancara yang berisikan pertanyaan dan jawaban dari informan secara lengkap.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)


(31)

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud dari mengadakan wawancara itu sendiri, seperti yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba

(1985), dikutip dalam Moleong yakni, “untuk mengkonstruksikan

mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain” (Moleong, 2010, 186).

b. Observasi

Adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara melihat dan mendengar berbagai kegiatan yang menyangkut kepada suatu kegiatan tertentu. Cara observasi dilakukan peneliti untuk menunjang data yang telah ada. Observasi penting dilakukan agar dalam penelitian tersebut data-data yang diperoleh dari wawancara dan sumber tertulis dapat di analisis nantinya dengan melihat kecenderungan yang terjadi melalui proses dilapangan. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan mengikuti dan melihat langsung kegiatan penggunaan program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya. c. Studi Pustaka

Peneliti juga menggunakan pencarian data melalui sumber-sumber tertulis untuk memperoleh informasi mengenai objek penelitian ini sebagai data sekunder. Diantarnya studi literatur untuk mendapatkan kerangka teoritis dan memperkaya latar belakang penelitian melalui jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian. Studi pustaka yaitu dengan cara


(32)

memperoleh bahan-bahan dari berbagai sumber penerbit literature yang berhubungan dengan masalah peneliti.

Studi pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

“suatu kajian, telaah literatur tertulis (buku, artikel, kitab) yang dijadikan rujukan, acuan yang bersumber resmi”.

d. Internet Searching

Perkembangan teknologi kini telah banyak membantu dalam kegiatan penelitian. Perkembangan teknologi dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian. Internet digunakan sebagai salah satu teknik pengumpulan data. Internet menjelma menjadi ensyklopedia raksasa yang memuat berbagai informasi termasuk informasi mengenai penelitian yang dilakukan.

Peneliti mengunakan internet sebagai media teknologi informasi yang mendunia untuk mendapatkan informasi terbaru dan informasi yang telah ada sebelumnya. Teknik pengumpulan data internet searching ini sangat efektif untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.


(33)

1.10 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah – milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskanya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.(Moleong, 2010, 248)

Terdapat beberapa tahap dalam analisa data yang umum dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu (Huberman dan Miles dalam Bungin, 2003:69)

1. Kategorisasi dan reduksi data, peneliti mengumpulkan informasi-informasi yang penting yang terkait dengan masalah penelitian, dan selanjutnya mengelompokan data tersebut sesuai dengan topik masalahnya.

2. Sajian data. Data yang telah terkumpul dan dikelompokan itu kemudian disusun sistematis sehingga peneliti dapat melihat dan menelaah komponen-komponen penting dari sajian data.

3. Penarikan kesimpulan. Pada tahap ini, peneliti melakukan interpretasi data sesuai dengan konteks permasalahan dan tujuan penelitian. Dari interpretasi yang dilakukan akan diperoleh kesimpulan dalam menjawab masalah penelitian.

Setelah semua dideskripsikan sesuai dengan teknik analisi data deskripif, maka peneliti pun menggunakan Triangulasi Data. Triangulasi Data adalah teknik pemeriksaan keabsahan (Validitas) data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.


(34)

1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.11.1 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di lembaga pendidikan yaitu SMP Negeri 1 Margaasih Bandung yang beralamat di Jl. Cigugur No. 11 Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.

1.11.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan terhitung dari bulan April sampai bulan Juli 2011. Untuk lebih jelasanya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3 Jadwal Penelitian

No Uraian

Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 Agustus 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Pengajuan judul

ACC Judul

Bertemu

pembimbing

Penulisan BAB I

Bimbingan

Seminar UP

Penulisan BAB II

Bimbingan


(35)

Bimbingan

2 Pengumpulan

data

Instansi

Wawancara

Bimbingan

3 Pengolahan data

Penulisan BAB IV

Bimbingan

4 Penulisan BAB V

Bimbingan

5 Penyusunan

skripsi

Bimbingan


(36)

1.12 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terbagi atas V (Lima) Bab dan disusun dengan sistematika sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab awal dari keseluruhan yang berisikan antara lain : Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan Hasil Penelitian, Kerangka Pemikiran, Daftar Penelitian, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Populasi dan Sampel, Teknik Analisis Data, Lokasi Dan Waktu Penelitian, Serta Sistematika Penulisan.

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan dan dijelaskan mengenai teori-teori berdasarkan studi kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan atau kasus yang diteliti dalam penelitian ini.

3 BAB III OBJEK PENELITIAN

Sementara pada bab ini berisikan uraian mengenai objek atau tempat peneliti melakukan penelitian, yaitu di SMP Negeri 1 Margaasih Bandung yang beralamat di Jl. Cigugur No. 11 Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.


(37)

4 BAB IV ANALISIS DATA

Meliputi: Deskripsi Data Informan, Deskriptif Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian.

5 BAB V PENUTUP

Meliputi kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian dan saran.


(38)

29 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1Hakikat dan Definisi Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communocare yang berarti membuat sama (to make common). Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama, jadi secara garis besarnya, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian. Pada hakikatnya komunikasi

adalah “pernyataan antar manusia”, dimana ada proses interaksi antara dua

orang atau lebih untuk tujuan tertentu.

Pada proses interaksi, komunikasi telah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan

manusia. Dikatakan mendasar karena “Setiap masyarakat manusia - baik

primitif maupun modern- berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan

mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi”.(Rakhmat, 1986:1). Pernyataan tersebut, didukung pula dengan pernyataan lain, yaitu: “90% kehidupan manusia dilakukan dengan berkomunikasi” (Soesanto,1977:2).


(39)

menjadi salah satu kebutuhan manusia yang hakiki, dan menjadi ajang sekaligus sarana penyampaian gagasan dan isi kepala kepada orang lain.

Jika berbicara mengenai definisi komunikasi, tidak ada definisi yang salah dan benar, definisi diuraikan untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, misalnya komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media tertentu atau justru terlalu luas misalnya, komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih sehingga para peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan, tanaman, dan makhluk hidup lainnya.

Adapun definisi komunikasi menurut Roger dan D. Lawrence

(1981), adalah “Suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau

melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada

gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam” (Cangara,

2004 :19).

Sedangkan Onong Uchjana Effendy berpendapat bahwa

komunikasi adalah “Proses pernyataan antara manusia yang dinyatakan

adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya” (Effendy, 1993 :28).

Berbeda dengan kedua definisi diatas, M.O. Palapah dan Atang,


(40)

menggunakan lambang-lambang yang berarti” (Palapah, dan Atang, 1983 :9).

Beragamnya definisi mengenai komunikasi menuntun kita untuk lebih mengenal komunikasi secara konseptualisasi, dimana komunikasi terdiri dari tiga konseptualisasi seperti yang diungkapkan oleh Wenburg dan Wilmot (Mulyana, 2008 : 61-68) :

1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah

Suatu pemahaman mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang lainnya baik secara langsung atau melalui media. Jadi komunikasi dianggap sebagai proses linear yang dimulai dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima, sasaran atau tujuannya.

2. Komunikasi sebagai interaksi

Pandangan ini menyeratakan komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau menganggukkan kepala. Komunikasi sebagai interaksi dipandang lebih dinamis daripada komunikasi satu arah. Namun pandangan ini masih membedakan para peserta sebagai pengirim dan penerima karena itu masih berorientasi pada sumber jadi masih bersifat mekanis dan statis.


(41)

3. Komunikasi sebagai transaksi

Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Komunikasi bersifat dinamis, lebih sesuai untuk komunikasi tatap muka yang memungkinkan pesan atau respon verbal dan nonverbal bisa diketahui dengan langsung, konsep ini tidak membatasi komunikasi sebagai komunikasi yang disengaja atau respon yang dapat diamati. Komunikasi dilihat sebagai proses dinamis yang berkesinambungan mengubah perilaku-perilaku pihak yang berkomunikasi.

2.1.2 Komponen-komponen Komunikasi

Menurut Effendy (2000:6), Lingkup Ilmu Komunikasi berdasarkan komponennya terdiri dari :

1. Komunikator (communicator) 2. Pesan (message)

3. Media (media)

4. Komunikan (communicant) 5. Efek (effect)

Berdasarkan komponen-komponen tersebut Lasswell menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.


(42)

1. Komunikator dan Komunikan

Komunikator dan komunikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses komunikasi. Komunikator sering juga disebut sebagai sumber atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau encoder.

Hafied Cangara dalam bukunya ”Pengantar Ilmu Komunikasi” mengatakan bahwa:

”Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai

pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam

bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga”

(Cangara, 2004:23).

Begitu pula dengan komunikatan atau penerima, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver.

Cangara menjelaskan, ”Penerima bisa terdiri dari satu orang atau

lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau negara”. Selain itu, ”dalam

proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah

akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber”.

Cangara pun menekankan:

”Kenallah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam berkomunikasi.

Karena mengetahui dan memahami karakteristik penerima (khalayak), berarti suatu peluang untuk mencapai keberhasilan

komunikasi” (Cangara, 2004:25).

2. Pesan

Dalam bahasa Inggris pesan disebut message, content, atau information, merupakan salah satu unsur dalam komunikasi yang teramat


(43)

penting, karena salah satu tujuan dari komunikasi yaitu menyampaikan atau menginformasikan pesan itu sendiri.

”Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu

yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,

informasi, nasihat, atau propaganda” (Cangara, 2004:23)

3. Media

Media dalam proses komunikasi yaitu, ”Alat yang digunakan untuk

memindahkan pesan dari sumber kepada penerima” (Cangara, 2004:23).

Media yang digunakan dalam proses komunikasi bermacam-macam, tergantung dari konteks komunikasi yang berlangsung dalam proses komunikasi tersebut.

Selain itu, ”Ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat,

telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi”

(Cangara, 2004:24). Lebih jelas lagi Cangara menjelaskan, dalam konteks komunikasi massa media, yaitu:

”Alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima

yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surata kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk, dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic board, audio casette,


(44)

4. Efek

Efek, dampak atau pengaruh merupakan salah satu bagian dari proses komunikasi. Namun, efek ini muncul sebagai akibat dari proses komunikasi yang telah dilakukan.

”Perbedaaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan

oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini

bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang”

(De Fleur, 1982, dalam Cangara, 2004:25).

Oleh sebab itu, Cangara mengatakan, ”Pengaruh bisa juga diartikan

perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan

tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan” (Cangara, 2004:25)

2.1.3 Tujuan komunikasi

Dalam melakukan komunikasi, tentu mempunyai tujuan. Menurut Onong Uchjana Effendy tujuan dari komunikasi adalah :

1. Perubahan sikap (to change the attitude)

2. Mengubah opini opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behavior)

4. Mengubah masyarakat (to change the society) (2003: 55)

Untuk lebih memahami tujuan komunikasi, Ruslan menyatakan tujuan komunikasi sebagi berikut :


(45)

1. Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu pada orang lain. Maksudnya apakah kita menginginkan orang lain untuk mengerti dan memahami apa yang kita maksud.

2. Apakah kita ingin agar orang lain menerima dan mendukung gagasan kita. dalam hal ini tentu cara penyampaian akan berbeda dengan cara yang dilakukan untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan saja. 3. Apakah kita ingin agar orang lain mengerjakan sesuatu atau agar

mereka mau bertindak. (2003: 11)

2.1.4 Proses komunikasi

Pada proses komunikasi dapat dikategorikan dengan peninjauan dari dua perspektif, yaitu :

1. Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis

Proses komunikasi ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Ketika komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses, yaitu pengemasan isi pesan dan lambang. Isi pesan pada umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang umumnya adalah bahasa (Effendy, 2003:31). Kemudian pesan tersebut ditransmisikan kepada komunikan. Apabila komunikan mengerti isi pesan atau pikiran komunikator, maka komunikasi terjadi. Sebaliknya bilamana komunikan tidak mengerti, maka komunikasi pun tidak terjadi.


(46)

2. Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistik

Pada proses komunikasi ini dapat diklasifikasikan secara dua tahap, yakni sebagai berikut :

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media atau saluran. Adapun lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Pada proses komunikasi secara primer adalah bahasa yang paling banyak digunakan, sebab bahasa mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, apakah itu berbentuk ide, gagasan, informasi atau opini.

b. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Pentingnya peranan media, yakni media sekunder dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai sasaran yaitu komunikan, karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari proses komunikasi primer, maka dalam menata lambang-lambang


(47)

untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator, harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang digunakan. Proses komunikasi secara sekunder ini dalam menjangkau sasarannya dengan menggunakan media massa yang mempunyai sirkulasi yang luas dan memiliki daya keserempakan. Seperti surat kabar, televisi siaran, radio, film, leaftlet, brosur, dan lain-lain.

c. Proses komunikasi secara linear

Istilah linear mengandung makna lurus. Dalam konteks komunikasi, proses secara linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal (Effendy, 2003: 38). Komunikasi linear ini berlangsung baik dalam situasi komunikasi tatap muka (face-to-face communication) maupun dalam situasi komunikasi bermedia (mediated communication).

Proses komunikasi linear umumnya berlangsung pada komunikasi bermedia, kecuali komunikasi melalui telepon. Komunikasi melalui telepon hampir tidak pernah berlangsung linear, melainkan dialogis, Tanya jawab dalam bentuk percakapan.

d. Proses komunikasi secara sirkular

Dalam konteks komunikasi yang dimaksudkan dengan proses sirkular itu adalah terjadinya feed back atau umpan balik yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator. Oleh karena itu ada kalanya feed


(48)

back tersebut mengalir dari komunikan ke komunikator itu adalah respon atau tanggapan komunikan terhadap pesan yang diterima dari komunikator.

Konsep umpan balik ini dalam proses komunikasi amat penting karena dengan terjadinya umpan balik komunikator mengetahui apakah komunikasi itu berhasil atau gagal, dengan kata lain apakah umpan balik itu positif atau negatif. Bila positif komunikator patut gembira, sebaliknya jika negatif menjadi permasalahan, sehingga komunikator harus mengulangi lagi dengan perbaikan gaya komunikasinya sampai menimbulkan umpan balik positif.

2.1.5 Konteks Komunikasi

Komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruangan hampa sosial, melainkan dalam suatu konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks disini berarti semua faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi yang terdiri dari :

1. Aspek bersifat fisik; seperti iklim, suhu, cuaca, bentuk ruangan, warna dinding, tempat duduk, jumlah peserta komunikasi dan alat untuk menyampaikan pesan.

2. Aspek psikologis; seperti sikap, kecenderungan, prasangka dan emosi para peserta komunikasi.


(49)

3. Aspek sosial; seperti norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya.

4. Aspek waktu; yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore, malam).

Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteks atau tingkatannya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenallah komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi dan komunikasi massa.

2.1.6 Tinjauan Tentang Komunikasi dan Pendidikan

Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen terdiri dari manusia, yakni pengajar sebagai komuniktor dan pelajar sebagai komunikan. Perbedaan antara komunikasi dengan pendidikan terletak pada tujuan atau efek yang di harapkan. Ditinjau dari efek yang di harapkan itu, tujuan dari komunikasi bersifat umum sedangkan tujuan pendidikan bersifat khusus. Kekhususan inilah yang dalam proses komunikasi melahirkan istilah – istilah khusus, seperti : penerangan, propaganda, indoktrinisasi, agitasi, pendidikan, dan lain – lain.

Pada umunya pendidikan berlangsung secara berencana di dalam kelas secara tatap muka (face to face). Karena kelompoknya relatif kecil,


(50)

meskipun komunikasi antara pengajar dan pelajar dalam ruang kelas itu termasuk komunikasi kelompok (group communication), pengajar sewaktu-waktu bisa mengubah menjadi komunikasi interpersonal. Terjadilah komunikasi dua arah ini apabila para pelajar bersikap responsif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan pertanyaan, diminta atau tidak

diminta. “Jika si pelajar pasif saja, dalam arti kata hanya mendengarkan

tanpa ada gairah untuk mengekspresikan suatu pernyataan atau pertanyaan, maka meskipun komunikasi itu bersifat tatap muka, tetap saja berlangsung

satu arah, dan komunikasi itu menjadi tidak efektif”. (Effendy, 1986:125

-126)

Pada proses belajar mengajar terjadilah komunikasi yang bersifat intra communication atau komunikasi intra yaitu komunikasi yang terjadi pada diri seseorang. Ia berkomunikasi dengan dirinya sendiri sebagai persiapan untuk melakukan inter communication dengan orang lain.

Secara teoritis pada waktu seorang pelajar melakukan intra communication terjadilah proses yang terjadi dalam tiga tahap :

1. Persepsi

2. Ideasi (ideation)

3. Transmisi (transmission)

Persepsi adalah pengindraan terhadap suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya; pengindraan itu dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan dan kebutuhan. Hal ini ditentukan oleh pelajar itu sendiri, baik


(51)

sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Pengetahuan dan pengalaman akan memperkaya benaknya dengan perbendaharaan untuk memperkuat daya persepsinya. Semakin sering ia melibatkan diri dalam komunikasi, akan semakin kuat daya persepsinya.

Ideasi adalah tahap kedua dalam proses intra communication yaitu mengkonsepsi apa yang di persepsi oleh seorang pelajar. Ini berarti bahwa dia mengadakan seleksi dari sekian banyak pengetahuan dan pengalamannya yang pernah ia peroleh, mengadakan penataan dengan relevan dari hasil persepsinya tadi, yang siap untuk ditransmisikan secara verbal pada saat berkomunikasi.

Tahap yang terakhir ialah transmisi yaitu hasil dari konsepsi karya penalaran, sehingga apa yang dilontarkan dari mulutnya adalah pernyataan yang mantap, meyakinkan, sistematis dan logis. Dengan demikian, dalam proses inter communication berikutnya berkat intra communication yang terlatih, ia akan mengalami keberhasilan.

2.2 Tinjauan Tentang Strategi 2.2.1 Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari kata Yunani Strategeia (stratos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Konsep ini relevan dengan situasi jaman dulu yang sering diwarnai perang, di mana jenderal dibutuhkan untuk memimpin


(52)

suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga bisa dapat diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi militer didasarkan pada pemahaman akan kekuatan dan penempatan posisi lawan, karakteristik fisik medan perang, kekuatan dan karakter sumber daya yang tersedia, sikap orang-orang yang menempati teritorial tertentu, serta antisipasi terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi.

Konsep strategi militer seringkali diadaptasi dan diterapkan dalam dunia bisnis, misalnya konsep Sun Tzu, Hannibal, dan Carl von Clausewitz. Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi.

Setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi berikut (Jain, dalam Tjiptono, 1997:3) :

1. Sumber daya yang dimiliki terbatas

2. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi 3. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi

4. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu


(53)

Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr. (dalam Tjiptono 1997:3), konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu :

1. Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do), dan

2. Dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does).

Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplimentasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi ini adalah bahwa para manajer memainkan peranan yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang turbulen dan selalu mengalami perubahan, pandangan ini lebih banyak diterapkan.

Sedangkan pada perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan.


(54)

Pernyataan stategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang diambil akan berrsifat subjektif atau berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain. Dalam suatu perusahaan terdapat tiga level strategi, yaitu : level korporasi, level unit bisnis atau lini bisnis, dan level fungsional (Hayes dan Wheel wright, 1984 dalam Tjiptono, 1997:4).

2.2.2 Strategi Komunikasi

Berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. (Effendy, 2003: 300).

Demikian pula strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya secara taktis harus


(55)

dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi. (Effendy, 2003: 301).

Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell “Who Says What Which Channel To Whom With What Effect”.

- Who? (Siapakah komunikatornya?)

- Says What? (Pesan apa yang dinyatakannya?)

- In Which Channel? ( Media apa yang digunakannya?)

- To Whom? (Siapa komunikannya?)

- With what effect? (Efek apa yang diharapkan?).

(Effendy, 2003: 301).

Strategi komunikasi, baik secara makro (planned multi-media strategy) maupun secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi ganda, yaitu :

a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal.


(56)

b. Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan diopersionallannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.(Effendy, 2003: 300).

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh hasil komunikasi yang optimal diperlukan suatu strategi komunikasi. Strategi komunikasi juga diperlukan karena kemudahan dioperasikannya media massa yang begitu ampuh jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.

2.3 Tinjauan Tentang Pendidikan

2.3.1 Pengertian Pendidikan

Suatu rumusan nasional tentang istilah “pendidikan” adalah

sebagai berikut : Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta sisik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang” (UU R.I. No. 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal 1).

Pada rumusan di atas terkandung empat hal yang perlu digaris bawahi dan mendapat penjelasan lebih lanjut. Dengan “ usaha sadar” dimaksudkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara berencana yang matang, mantap, jelas, lengkap, menyeluruh, berdasarkan pemikiran rasional dan objektif.

Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. “ menyapkan”


(57)

disiapkan. Hal ini menunjukan pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik terjun langsung ke kancah dunia nyata. Strategi pelaksanaan pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan. Bimbingan pada hakikatnya adalah bantuan, arahan, motivasi, nasihat, dan penyuluhan agar siswa mampu menyelesaikan, mengatasi, memecahkan masalah, dan menanggulangi kesulitan sendiri.

Produk yang sihasilkan oleh proses pendidikan adalah berupa lulusan yang memiliki kemampuan melaksanakan peranan – peranannya untuk masa yang akan datang. Peranan bertalian dengan jabatan dan pekerjaan tertentu, tentunya bertalian dengan kegiatan pembangunan di masyarakat.

Dilihat dari penjelasan di atas mengenai pendidikan maka pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyelesaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara baik dan benar dalam kehidupan bermasyarakat. (Hamalik, 2010 : 3)

2.3.2 Siswa

Siswa merupakan suatu komponen masukan dalam system pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang memiliki potensi untuk berkembang, yang memerlukan lingkungan dan arah tertentu sehingga membutuhkan


(58)

bimbingan dan pembelajaran. Siswa dapat ditinjau dari berbagai segi, yakni segi pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif atau paedadogis. (Hamalik, 2010 : 7)

2.3.3 Guru

Guru adalah suatu komponen yang bertugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bimbingan, melatih, mengelola, meneliti, dan mengembangkan serta memberikan pelayanan teknik. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas pokok melaksanakan proses belajar mengajar. Karena itu, setiap guru harus memiliki wewenang dan kemampuan – kemampuan profesianal, kepribadian dan kemasyarakatan.

Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan guru dalam memotivasi siswanya agar belajar, ialah :

1. Prinsip kebermaknaan; siswa termotivasi untuk mempelajari hal – hal yang bermakna baginya.

2. Prasyarat; siswa lebih suka mempelajari sesuatu yang baru jika dia mengalami pengalaman prasyarat (prekuisit).

3. Model; siswa lebih suka memperoleh tingkah laku baru bila disajikan dengan suatu model prilaku yang dapat diamati dan ditiru.

4. Komunikasi terbuka; siswa lebih suka belajar bila penyajian ditata agar supaya pesan – pesan guru terbuka terhadap pendapat siswa.

5. Daya tarik; siswa lebih suka belajar bila perhatiannya tertarik oleh penyajian yang menyenagkan dan menarik.


(59)

6. Aktif dalam latihan; siswa lebih senang belajar bila dia dapat berperan aktif dalam latihan atau praktik dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.

7. Latihan yang terbagi; siswa lebih suka belajar bila latihan – latihan dilaksanakan dalam jangka waktu yang pendek.

8. Tekanan intruksional; siswa lebih suka belajar bila tekanan atau kewajiban dalam pengajaran dimulai dari yang kuat tetapi lambat laun semakin lemah.

9. Keadaan yang menyenangkan; siswa lebih suka belajar terus bila kondisi – kondisi pembelajaran menyenangkan baginya. (Hamalik, 2010 : 8)

2.4 Program EDNIK ( Edukasi Elektronik)

Didefinisikan menurut Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Perangkat lunak adalah istilah umum untuk data yang diformat dan disimpan secara digital, termasuk program komputer, dokumentasinya, dan berbagai informasi yang bisa dibaca dan ditulis oleh komputer. Dengan kata lain, perangkat lunak adalah bagian sistem komputer yang tidak berwujud. Istilah ini menonjolkan perbedaan dengan perangkat keras computer.

Program EDNIK (Edukasi Elektronik) merupakan istilah khusus untuk sebuah perangkat lunak yang disebut sebagai program komputer. EDNIK (Edukasi Elektronik) adalah sebuah program yang digunakan sebagai bahan


(60)

pembelajaran berupa CD (compact disk) yang di terbitkan oleh PT. EDUKASI ELEKTRONIK UTAMA dengan kerjasama dengan sebuah CV yaitu CV F.Y.T Mandiri Jl. Jend. Sudirman Barat Purwokerto.

. Program EDNIK (Edukasi Elektronik) berisikan tiga sub program pertama ialah materi yang dikemas dalam bentuk animasi yang interaktif yang disebut sebagai Lab Elektronik, ke dua adalah soal – soal latihan interaktif dan disusun per bab yang dapat di edit serta di print untuk keperluan tes atau ulangan yang disebut sebagai Bank Soal, dan yang terakhir adalah buku sekolah elektronik sebutan ini adalah sub program yang berisikan buku dalam format Flip Book yang mana membaca buku di komputer seperti membaca buku sebenarnya dan bisa di print.

2.5 Tinjauan Tentang Meningkatkan Motivasi

Mc donald (1959) merumuskan bahwa : ” Motivation is an energy change

within the person characterized by aaffective arousal and anticipatory goal reaction”, yang diartikan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi didalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy, motivasi adalah daya gerak yang mencakup dalam diri seseorang yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.(Hamalik, 2010 : 106)

Motivasi memiliki dua komponen yaitu komponen dalam (inner component) dan komponen luar (outer component). Komponene dalam adalah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, ketegangan


(61)

psikologis. Komponen luar ialah keinginan, dan tujuan yang mengarahkan perbuatan seseorang. Komponen dalam adalah kebutuhan- kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar adalah tujuan yang hendak di capai.

Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Uraian diatas menunjukan, bahwa motivasi mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. Fungsi motivasi adalah :

1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa Motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.

2. Motifasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatanuntuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Motifasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakan tingkahlaku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.(Hamalik, 2010 : 108)

Tugas guru adalah meningkatkan motivasi siswa sehingga ia mau melakukan belajar. motivasi dapat timbul dari dalam diri siswa dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. Hal ini akan diuraikan sebagai berikut :

1. Motivasi Intrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari proses dari dalam individu itu sendiri tanpa adanya paksaan atau dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya siswa mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang yang berguna bagi keluarga dan


(62)

masyarakat luas dan sekitarnya. Oleh karena itu, ia rajin belajar tanpa ada dorongan dari orang lain.

2. Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar dan guru sebagai salah satunya yang menjadi pendorong dari luar.(Hamalik, 2010 : 109)


(63)

54 3.1 Sejarah SMP Negeri 1 Margaasih

SMP Negeri 1 Margaasih didirikan pada tahun 1984 melalui perizinan pemerintah dalam mendirikan bangunan yaitu, DPU No. 642/674/DPU-KAB/1989. SMP Negeri 1 Margaasih memiliki hak kepemilikan status tanah seluas 8.000 m2 dengan luas seluruh bangunan seluas 4.509 m2.Berdiri di daerah industri lengkap dengan pabrik-pabrik besar di sekitarnya, tidak membuat sekolah ini ‘tenggelam’. SMP Negeri

1 Margaasih Kabupaten Bandung justru tampak begitu asri dan ‘hidup’

di tengah-tengah hiruk-pikuk kawasan industrial. Di tambah sebuah masjid bercat hijau bernama Masjid Assalaam juga turut mendukung kesan asri yang belia dapat dari sekolah ini. Benar-benar ibarat sebuah oasis di tengah-tengah padangrumput yang gersang.

SMP Negeri 1 Margaasih beralamat di JL. Cigugur No.11 Desa Margaasih Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat ini memiliki jenjang akreditas dengan nilai yang amat baik (A) dengan jumlah siswa sebagai berikut :


(64)

Tabel 3.1

Data Siswa 4 (empat) Tahun Terakhir

TAHUN PELAJARAN

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah

Jumlah Jumlah Jumlah1

Kelas VII,VIII,IX

Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel

2007-2008 473 10 460 10 428 10 1.361 30 2008-2009 480 10 459 10 438 10 1.377 30 2009-2010 480 10 451 10 451 10 1.382 30 2010-2011 480 10 460 10 439 10 1.379 30

Sumber : Data Profil Sekolah SMP Negeri 1 Margaasih

SMP Negeri 1 Margaasih pada tahun 2011 telah membangun 45 ruangan dalam memfasilitasi segala keperluan sekolah, berikut data yang di peroleh peneliti berupa tabel data ruangan SMP Negeri 1 Margaasih :


(65)

Tabel 3.2

Data Ruangan

No Ruangan Jumlah

Kondisi

Baik Sedang Rusak

1

Ruang Kepala Sekolah

1 Ruang  - -

2 Ruang Guru 1 Ruang  - -

3 Ruang Kelas 30 ruang  - -

4

R. Perpustakaan

1 Ruang  - -

5 R. Lab. Ipa 1 Ruang  - -

6

R. Keterampilan

- - - -

7 Lab. Bahasa - - - -

8

Lab. Komputer

2 Ruang  - -

9 R. Serbaguna - - - -

10 Toilet 9 Ruang  - -


(66)

Untuk meningkatakan kinerja sebuah sekolah SMP Negeri 1 Margaasih memiliki beberapa guru tetap dan staf – staf yang mendukung proses peningkatan kinerja sebuah sekolah. Berikut tabel guru dan staf yang dimiliki SMP Negeri 1 Margaasih yang di peroleh peneliti pada saat penelitian :

Tabel 3.3

Data Guru dan Staf

No Pegawai Jumlah

1 Guru Tetap 58 Orang

2 GTT/Guru Bantu 7 Orang

3 Guru PNS DPK 2 Orang

4 Staf Tata Usaha 6 Orang

5 PTT 9 Orang

Jumlah 82 Orang


(67)

3.2 Arti Logo SMP Negeri 1 Margaasih

Logo merupakan suatu bentuk gambar atau sekedar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili suatu arti dari perusahaan, daerah, perkumpulan, produk, negara, lembaga atau Organisasi dan hal-hal lainnya yang dianggap membutuhkan hal yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti dari nama sebenarnya.

Gambar 3.1

Logo SMP Negeri 1 Margaasih

Sumber : Peneliti, 2011

Warna biru : Simbol ketenangan, kedamaian, keindahan.

Bentuk Buku : Simbol sumber Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Lidah Api : Semangat perjuangan dalam mencapai cita-cita.


(68)

Kujang : Melambangkan Propinsi Jawa Barat.

Bintang : Berarti bahwa proses penyelenggaraan pendidikan berdasarkan pada keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sayap : Melambangkan Tut Wuri Handayani. Obor : Melambangkan semangat persatuan.

3 cincin : Melambangkan semangat kesatupaduan untuk mengembangkan ruang lingkup bidang Olahraga

3.3 Visi dan Misi SMP Negeri 1 Margaasih

3.3.1 VisiSMP Negeri 1 Margaasih

Visi adalah imajinasi moral yang dijadikan dasar atau rujukan dalam menentukan tujuan atau keadaan di masa depan yang secara khusus diharapkan oleh sekolah. Secara sederhana visi sekolah yang diimpikan di masa mendatang atau gambaran yang diinginkan sekolah agar sekolah dapat terus terjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya.


(69)

Visi SMP Negeri 1 Margaasih adalah : “mewujudkan peserta didik yang bertakwa, cerdas, terampil, bertanggung jawab, dan berwawasan lingkungan”

Indikator visi :

1. Terwujudnya pengembangan kehidupan beragama yang optimal.

2. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif. 3. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. 4. Terwujudnya lulusan yang cerdas dan terampil.

5. Terwujudnya saran dan prasarana pendidikan yang memadai. 6. Terwujudnya kelembagaan sekolah yang solid.

7. Terwujudnya SDM (Sumber Daya Manusia) yang professional dan bertanggung jawab.

8. Terwujudnya partisipasi masyarakat yang efektif. 9. Terwujudnya lingkungan sehat, asri, dan indah.


(1)

(2)

113

Bungin, M Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana. 1986. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remadja Karya CV.

. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

Hamalik, Dr, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Moleong, Lexy J,.2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2008. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Palapah, M O dan Atang Syamsudin. 1983. Ilmu Komunikasi. Bandung : Psikom Unpad.


(3)

114

Rakhmat, Jalaludin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT . Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2007. Memahani Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran (Edisi II). Yogjakarta: Penerbit Andi

Sumber- sumber lain :

Himpunan Undang-undang Republik Indonesia.2005. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, Sinar Grafika.

Internet searching :


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rizky Dicky Riyandhy

Alamat : Jl. Cihanjuang Komplek Nata Endah N.12, Cimahi Utara

Telepon : 022 92046296

Email : Rizky_mayband@yahoo.com Tanggal Lahir : 17 November 1987

Agama : Islam


(5)

162

Pendidikan Formal

1993 – 1999 SDN Cibabat 3 Cimahi 1999 – 2002 SLTPN 5 Cimahi kelas Jauh 2002 – 2005 SMAN 5 Cimahi

Pelatihan

1. 2004 – 2008. Bahasa Inggris Princess English School Bandung Intermediate.

2. 2010. Budaya Preneurship “ Mengangkat Budaya Bangsa Melalui Jiwa Enterpreneurship “, UNIKOM Bandung.

3. 2011. “ Road To Success of a Movie Maker “, UNIKOM Bandung. 4. 2009. “Study Tour Mass Media 2009”,UNIKOM Bandung.

5. 2008.”Syahadah Pengajian Liburan Ramadhan 1422 H”. Pesantren Sholaahuddin Cimahi.

Pengalaman Organisasi

2001 – 2002 Karang Taruna Cimahi Utara

Tugas: menggalang dana kegiatan warga, menyusun rencana kegiatan, mengkoordinir acara warga.

Pengalaman Kerja


(6)

Hobi dan Minat Olah raga dan Musik

Mencari info terbaru di internet

Bandung, Juli 2011


Dokumen yang terkait

Strategi Komunikasi Antarpersonal Guru Kepada Muridnya Di SMAN 23 Bandung Dalam Proses Belajar Mengajar Di Kelas (Studi Deskriptif Tentang Strategi Komunikasi Guru Kepada Muridnya Dalam Proses Belajar Mengajar)

1 9 1

Efektivitas Komunikasi Guru SMP Negeri 22 Bandung Melalui Kegiatan Salam Pagi terhadap Pembentukan Sikap Siswa Dalam Beretika (Study Survey Deskriptif Tentang Efektivitas Komunikasi Guru SMP Negeri 22 Bandung Melalui kegiatan Salam Pagi Terhadap Pembentuk

0 6 1

Perilaku Komunikasi Trainer Dengan Siswanya Dalam Meningkatkan Kreativitas di DJ Arie School Bandung (Studi Deskriptif Tentang Perilaku Komunikasi Trainer Dengan Siswanya Dalam Meningkatkan Kreativitas di DJ Arie School Bandung)

3 16 57

Strategi Komunikasi PT. SAFTA FERTI Bandung melalui Pemberian Reward dalam Meningkatkan Kinerja Karyawannya

0 14 21

Strategi Komunikasi Antarpersonal Guru Kepada Muridnya Di SMAN 23 Bandung Dalam Proses Belajar Mengajar Di Kelas (Studi Deskriptif Tentang Strategi Komunikasi Guru Kepada Muridnya Dalam Proses Belajar Mengajar)

0 5 1

Sistem Informasi Koperasi Guru Dan Pegawai Di SMP Negeri 1 Margaasih Kabupaten Bandung

0 3 44

Pola Komunikasi Guru dan Siswa Siswi Smp Negeri 16 Bandung Dalam Program Rebo Nyunda (Studi Kasus Mengenai Pola Komunikasi Guru dan Siswa Siswi SMP Negeri 16 Bandung Dalam Program Rebo Nyunda)

2 52 97

Implementasi program pengembangan guru dalam meningkatkan kompetensi di SMP Negeri 131 Jakarta Selatan

1 8 146

HUBUNGAN ANTARA MOTOVASI BERBASIS, KEBIASAAN BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN KENERJA GURU MATEMATIKA SMP NEGERI KABUPATEN LANGKAT.

0 1 31

MENINGKATKAN KINERJA BISNIS MELALUI KEUN

0 0 8