HASIL DAN PEMBAHASAN 17 KARAKTERISASI TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SECARA MORFOLOGIS PADA DUA LOKASI DI WILAYAH KABUPATEN PESAWARAN

30. Pola percabangan, kerapatan percabangan, dan karakteristik permukaan batang tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa. ............................................................................ 49 31. Lebar kanopi, ketinggian cabang pertama, dan lingkar batang tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa. 50 32. Deskripsi manggis Saburai. .............................................................. 51 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Lokasi pengambilan sampel tanaman manggis pada dua lokasi di wilayah Kabupaten Pesawaran, yaitu di Gebang Hanura Kecamatan Padang Cermin dan Kurungan Nyawa Kecamatan Gedong Tataan. 11 2. Bentuk daun manggis. 13 3. Bentuk ujung daun manggis. 13 4. Bentuk pangkal daun manggis. 13 5. Bentuk tepi daun manggis. 14 6. Bentuk kanopi tanaman manggis. 15 7. Pola percabangan tanaman manggis. 15 8. Tumpangsari tanaman manggis dengan kelapa a, duku b, pisang c, dan kakao d di Gebang Hanura. 18 9. Tumpangsari tanaman manggis dengan kakao a, rambutan b, kelapa c, dan pisang d di Kurungan Nyawa. 18 10. Bentuk daun manggis di Gebang Hanura a dan bentuk daun manggis di Kurungan Nyawa b. 22 11. Bentuk kanopi manggis di Gebang Hanura a dan bentuk kanopi manggis di Kurungan Nyawa b. 24 12. Pola percabangan manggis di Gebang Hanura a dan pola percabangan manggis di Kurungan Nyawa b. 25 13. Permukaan batang manggis di Gebang Hanura a dan permukaan batang manggis di Kurungan Nyawa b. 25

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Manggis Garcinia mangostana L. merupakan buah yang berasal dari hutan tropis di kawasan Asia Tenggara. Salah satu sumber plasma nuftah manggis adalah Indonesia. Buah manggis memiliki rasa yang khas, yaitu perpaduan antara rasa manis, asam, dan sepet. Rasa tersebut tidak dimiliki oleh buah lain, sehingga manggis disebut buah ‘Eksotik’. Citarasa buah manggis sangat disukai masyarakat luar negeri, karena mereka menganggap citarasa buah manggis merupakan perpaduan dari rasa buah nanas, apricot, dan jeruk sehingga mendapat julukan ‘Queen of fruits’ Reza, Wijaya, dan Tuherkih 1994. Gizi yang terkandung dalam 100 gram buah manggis antara lain adalah 63 kalori; 0,6 g protein; 0,6 g lemak; 15,6 g karbohidrat; 8 mg kalsium; 12 mg fosfor; 0,8mg besi; 0,03 mg vit B1, dan 2 mg vit C Pusat Kajian Buah-buahan Tropika, 2007. Kulit manggis juga mengandung senyawa antioksidan berupa Xanthone yang berfungsi sebagai anti kanker dan dapat membantu memulihkan sistem imun tubuh Ashari, 1995. Buah manggis memiliki prospek agribisnis yang cukup baik. Hal tersebut terbukti dari permintaan buah manggis dari dalam maupun luar negeri yang semakin meningkat tiap tahunnya. Data Pusat Kajian Hortikultura Tropika 2013 memperlihatkan bahwa tahun 2007-2011 rata-rata pertumbuhan ekspor manggis sebesar 9. Permintaan manggis terus meningkat karena masyarakat telah banyak mengetahui bahwa dalam kulit mnggis mengandung antioksidan berupa Xhantone yang berkhasiat sebagai anti kanker. Akan tetapi, permintaan buah manggis yang terus meningkat tersebut tidak diiringi dengan peningkatan produksi. Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah penghasil manggis di Indonesia. Namun, sebagian besar petani manggis di Lampung masih menanam manggis secara konvensial dan manggis yang dibudidayakan tidak jelas kualitas genetiknya. Tanaman manggis bereproduksi secara apomiksis, yaitu pembentukan biji terjadi tanpa melalui proses fertilisasi den Nijs dan van Dijk, 1993, sehingga tanaman manggis memiliki genotipe dan fenotipe yang seragam atau sama dengan tanaman induknya. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa terdapat keragaman pada tanaman manggis. Hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor lingkungan dan mutasi gen Fauza, Karmana, Rostini, dan Mariska 2003. Provinsi Lampung telah memiliki manggis “Saburai”. Manggis tersebut adalah buah unggulan yang telah mendapatkan sertifikat Prima 3 untuk pengelolaan mutu buah yang dikeluarkan oleh Otoritas Kompetensi Ketahanan Pangan Daerah OKKPD. Hal tersebut berarti manggis Saburai sudah layak untuk diekspor. Perbedaan manggis lain dengan manggis Saburai tampak dari warna kulit buah. Manggis lain umumnya berwarna keunguan, sedangkan manggis Saburai cenderung berwarna coklat. Rasa manggis Saburai pun khas, yaitu memiliki rasa manis masam dengan daging yang tebal Yazid, 2012. Hingga saat ini, belum terdapat informasi tentang karakteristik morfologis tanaman manggis yang tersebar di Provinsi Lampung. Informasi yang tersaji hanya tentang manggis Saburai yang terdapat di daerah Tanggamus. Identifikasi perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi karakteristik morfologi tanaman manggis di Provinsi Lampung khususnya di Kabupaten Pesawaran. Setelah dilakukan penelitian ini, diharapkan diperoleh manggis yang memiliki karakter berbeda dengan manggis Saburai. Hal tersebut akan menambah informasi tentang keragaman plasma nuftah manggis di Provinsi Lampung. Informasi tersebut dapat berguna untuk mendapatkan tanaman manggis yang layak dijadikan sebagai tanaman induk untuk sumber perbanyakan bibit tanaman manggis.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1 Mengetahui perbedaan karakteristik morfologi tanaman manggis antara dua lokasi Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa di wilayah Kabupaten Pesawaran. 2 Mengetahui perbedaan karakteristik morfologi antara manggis di wilayah Kabupaten Pesawaran dibandingkan dengan manggis Saburai.

1.3 Kerangka Pemikiran

Manggis bersifat apomiksis obligat, yaitu biji bukan berasal dari fertilisasi dan diduga mempunyai keragaman genetik sempit. Manggis di alam diperkirakan hanya satu klon dan sifatnya sama dengan induknya Cox, 1996. Kenyataan di lapang menunjukkan adanya keragaman pada tanaman manggis. Faktor lingkungan merupakan salah satu penyebab dari keragaman manggis di Indonesia. Verheij 1999 menyatakan bahwa variasi rasa dan ukuran buah terdapat pada manggis di Asia. Berdasarkan hasil analisis isozim, terdapat variabilitas fenotipe pada karakter populasi manggis Sumatera Barat. Populasi manggis tersebut memiliki keragaman genetik, meskipun sempit Mansyah dkk, 1999. Hasil penelitian Prabowo 2002 memperlihatkan bahwa manggis di sentra-sentra produksi di Jawa yaitu Leuwiliang, Purwakarta, Purworejo, dan Trenggalek memiliki perbedaan bentuk kanopi dan daun. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 kabupatenkota di Provinsi Lampung. Secara geografis, Kabupaten Pesawaran terletak antara 104°00’00” - 105°01’40’’ Bujur Timur dan 5°07’00”- 5°04’80’’ Lintang Selatan. Secara umum, Kabupaten Pesawaran memiliki iklim hujan tropis sebagaimana iklim Provinsi Lampung pada umumnya. Curah hujan per tahun berkisar 2.264 mm - 2.868 mm, dan hari hujan 90 - 176 haritahun. Hembusan angin di Kabupaten Pesawaran bertiup dari Samudra Indonesia dengan kecepatan 5,83 kmjam. Temperatur udara berkisar antara 26 °C - 29 °C dan suhu rata-ratanya adalah 28°C. Topografi Kabupaten Pesawaran umumnya berbukit dengan ketinggian dari permukaan laut yang bervariasi. Manggis bersifat apomiksis tetapi kenyataan di lapang menunjukkan adanya keragaman yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi karakter morfologis tanaman manggis di Kabupaten

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Evaluasi Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) di Kabupaten Mandailing Natal

4 42 82

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59

KARAKTERISASI TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SECARA MORFOLOGIS PADA DUA LOKASI DI BANDAR LAMPUNG

1 17 40