VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Keuntungan optimal yang dapat dicapai pada Skenario 1 adalah sebesar Rp7.984.403 dimana terjadi penurunan keuntungan sebesar 0,55
sedangkan pada Skenario 2, pendapatan yang dapat dicapai sebesar Rp33.760.470 dengan peningkatan pendapatan sebesar 36,27.
2. Penggunaan lahan optimal pada Skenario 1 yang dapat memberikan pendapatan optimal adalah 0,125 ha kencur dan 0,6 ha jagung pada musim
tanam I dan 1,005 ha ubi kayu pada musim tanam II sedangkan pada Skenario 2, pendapatan optimal dapat dicapai dengan membudidayakan
0,87 ha kencur dan 0,26 ha jagung pada musim tanam I dan 0,26 ha ubi kayu pada musim tanam II
3. Penggunaan tenaga kerja yang optimal pada Skenario 1 adalah sebesar
99,30
HOK dan terjadi penurunan penggunaan tenaga kerja sebesar 15,56 dari kondisi aktual, sedangkan pada Skenario 2, jumlah
penggunaan TKLK yang dapat dipekerjakan meningkat sebesar 9,21 dari kondisi aktual menjadi 121,15 HOK.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan dari penelitian ini yaitu: a. Petani dapat menanam 0,87 ha kencur dan 0,26 ha jagung pada MT I dan
0,26 ha ubi kayu pada MT II untuk mencapai pendapatan optimal. b. Petani dapat merubah pola tanam row intercropping yang digunakan
menjadi pola tanam strip intercropping agar tanaman utama dan tanaman sampingan dapat tumbuh secara independen.
c. Petani dapat memanfaatkan sisa tenaga kerja yang tersedia dengan bekerja pada usahatani milik orang lain atau bekerja di luar sektor pertanian dan
mengolah hasil panennya lebih lanjut untuk meningkatkan nilai tambah. d. Pemerintah sebaiknya memperbaiki sistem Program Sertifikasi Prima-3
agar petani yang mendapatkan sertifikasi prima-3 merupakan petani yang benar-benar menerapkan prinsip dari Sertifikasi Prima-3 tersebut.
Pemerintah juga perlu memberikan informasi yang merata kepada petani sehingga semua petani dapat memperoleh informasi mengenai Sertifikasi
Prima-3. e. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis, dapat
menggunakan kendala dan skenario yang berbeda dalam model Linear Programming.
DAFTAR PUSTAKA
Arga. 1999. Program Linier. Diktat Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian. Denpasar. Universitas Udayana.
Arimbawa, P., M.A. Limi, dan Rosmawaty. 2014. Optimalisasi Penggunaan Lahan dan Ketersediaan Waktu Luang Petani Lahan Kering di Kecamatan
Landono. Jurnal Agriplus. 124:81-89.
Astanu, D.A., R.H. Ismono dan N. Rosanti. 2013. Analisis Kelayakan Finansial Budidaya Intensif Tanaman Pala Di Kecamatan Gisting Kabupaten
Tanggamus. JIIA: 13: 218-225.
Beneke, R. R. dan R. Winterboer. 1973. Linear Programming Applications to Agriculture.
Iowa. The Iowa State University Press. BPS. 2013. Luas Panen dan Produksi Tanaman Kencur Provinsi Lampung
Menurut KabupatenKota . www.bps.go.id. Diakses 15 Maret 2015.
2014. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Kencur di Indonesia Berdasarkan Provinsi Tahun 2013.
www.bps.go.id. Diakses 10 november 2014.
2014. Produksi Tanaman Obat Tahun 1997-2013. www.bps.go.id. Diakses 10 November 2014.
2014. Seputih Agung dalam Angka. Bandar Lampung. BPS Lampung. Budiasa, I.W., I. Ambarwati, I. M. Mega, dan I.K. M. Budiasa. 2012. Optimasi
Sistem Usahatani Terintegrasi Untuk Memaksimalkan Pendapatan Petani. E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. 201.
Bu’lolo, F. 2005. Analisis Sensitivitas pada Program Integer Campuran. Jurnal
Sistem Teknik Industri: 4: 78-84.
Damanik, S. 2008. Optimasi Usahatani Jambu Mete dengan Tanaman Tumpang Sari di Lombok Barat Nusa Tenggara Barat. Jurnal Littro: 119: 100-108.
Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta. Bumi Aksara.