Konsep Pendapatan Usahatani Tinjauan Pustaka

Menurut Soekartawi 1986, pendapatan bersih usahatani Net Farm Income dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: NFI = GFI – TFE NFI = Py.Yi – PxXi – TC Keterangan: NFI = Pendapatan bersih usahatani Net Farm Income GFI = Pendapatan kotor usahatani Gross Farm Income TFE = Total pengeluaran usahatani Total Farm Expenses Yi = Total produksi Xi = Sumberdaya pertanian Py = harga output per unit Px = Harga sumberdaya pertanian per unit FC = Biaya tetap Menurut Kasim 2004, pendapatan dibagi 2 yaitu pendapatan atas biaya tunai yang disebut sebagai pendapatan dan pendapatan atas biaya total yang disebut keuntungan. Penerimaan usahatani, pendapatan dan keutungan menurut Kasim 2014 dapat dirumuskan sebagai berikut a. Penerimaan TR = Y. Py Dimana: TR = Penerimaan total Rp Y = Produksi yang diperoleh selama periode produksinya kg Py = Harga dari hasil produksi Rpkg b. Pendapatan I = TR – Tce Dimana: I = Pendapatan usahatani Rp TR = Total penerimaan Rp Tce = Total biaya eksplisit Rp c. Keuntungan п = TR – TC Dimana : П = Keuntungan Rp TR = Penerimaan total Rp TC = Biaya total Rp

8. Optimalisasi Usahatani dengan Linear Programming

Optimalisasi adalah suatu persoalan untuk membuat nilai suatu fungsi beberapa variabel menjadi maksimum atau minimum dengan memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada. Pembatasan tersebut meliputi lahan bagi suatu usahatani, tenaga kerja man yang merupakan jumlah ketersediaan tenaga kerja keluarga dalam kegiatan usahatani, modal money merupakan ketersediaan modal uang yang dimiliki petani untuk kegiatan usahatani Lestari, 2006. Kegiatan usahatani sebagai salah satu bentuk unit produksi, selalu memiliki upaya untuk memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya dalam keterbatasan sumberdaya yang dimiliki, sehingga perlu dirumuskan perencanaan usahatani dengan mengkombinasikan berbagai input dalam berbagai karakter keterbatasan untuk memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Perumusan ini dapat dilakukan melalui pendekatan teknik Linear Programming Soekartawi, 1992. Menurut Supranto 1983, Linear Programming adalah suatu persoalan untuk menentukan besarnya masing-masing nilai variabel sedemikian rupa sehingga nilai fungsi tujuan yang linier menjadi optimum dengan memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada yaitu pembatasan mengenai inputnya. Menurut Soekartawi 1992, Linear Programming adalah suatu metode programasi yang variabelnya disusun dengan persamaan linier. Lebih lanjut, Soekartawi menjelaskan bahwa dalam Aplikasi LP untuk perencanaan pertanian memerlukan pemahaman ilmu pengetahuan pendukung seperti metode penelitian sosial ekonomi, ilmu usahatani, ekonomi produksi pertanian, dan ekonomi pertanian. Menurut Arga 1999 Linear Programming adalah suatu metode matematik yang bertujuan memaksimumkan satu atau beberapa fungsi tujuan yang linier di bawah beberapa kendala yang linier pula. Teknik Linear Programming dapat digunakan dalam dua cara, yaitu a. Meminimumkan biaya dalam rangka tetap mendapatkan total penerimaan atau total keuntungan sebesar mungkin program minimisasi atau minimumkan. b. Memaksimumkan total penerimaan atau total keuntungan pada kendala sumberdaya yang terbatas program memaksimumkan atau maksimasi. Menurut Soekartawi 1992, kelemahan penggunaan LP adalah bila alat bantu komputer tidak tersedia, maka cara LP dengan menggunakan banyak variabel akan menyulitkan untuk diselesaikan dengan cara manual. Kelebihan-kelebihan dari LP adalah sebagai berikut: a. Mudah dilaksanakan, apalagi bila didukung alat bantu komputer; b. Dapat menggunakan banyak variabel, sehingga berbagai kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumberdaya yang optimum dapat dicapai c. Fungsi tujuan dapat difleksibelkan sesuai dengan tujuan penelitian atau berdasarkan data yang tersedia. Nasendi dan Anwar 1985 menyatakan untuk dapat menyusun dan merumuskan suatu permasalahan yang dihadapi ke dalam model Linear Programming , maka harus memenuhi lima syarat sebagai berikut. a. Tujuan Apa yang menjadi tujuan permasalahan yang dihadapi yang ingin dipecahkan dan dicari jalan keluarnya. Tujuan ini harus jelas dan tegas yang disebut fungsi tujuan. Fungsi tujuan tersebut dapat berupa dampak positif, manfaat-manfaat, keuntungan-keuntungan, dan kebaikan-kebaikan yang ingin dimaksimumkan, atau dampak negatif, kerugian-kerugian, resiko-resiko, biaya-biaya, jarak, waktu, dan sebagainya yang ingin diminimumkan. b. Alternatif perbandingan proporsionalitas Harus ada sesuatu atau berbagai alternatif yang ingin dibandingkan. Misalnya antara kombinasi waktu tercepat dan biaya tertinggi dengan waktu terlambat dan biaya terendah, atau antara alternatif padat modal dengan padat karya, atau antara kebijakan A dengan kebijakan B, atau antara proyeksi permintaan tinggi dengan rendah. c. Sumberdaya Sumberdaya yang dianalisis harus berada dalam keadaan yang terbatas. Misalnya keterbatasan waktu, keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga, keterbatasan luas tanah, keterbatasan ruangan, dan lain-lain. Keterbatasan dalam sumberdaya tersebut dinamakan sebagai kendala.