t
hitung
= 0,913
166 ,
75
t
hitung
= 19,406
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa kedua variabel memiliki kehandalan yang signifikan karena t
hitung
t
tabel
19,406 1,922. Hal ini menyatakan bahwa alat ukur atau kuesioner dapat dipercaya atau
reliabel.
4.3.2 Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman
Analisis hubungan antara implementasi kebijakan e-Government dengan kualitas pelayanan dilakukan dengan menggunakan korelasi rank spearman.
Kegunaan dari korelasi adalah untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel X Implementasi Kebijakan e-Government dan variabel Y
Kualitas Pelayanan. Setelah hasil kuesioner diketahui maka perhitungan yang digunakan dengan metode rank spearman yang diolah dengan menggunakan IBM
SPSS Statistics 19. Hal itu dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 19. Hal ini supaya mempermudah proses pengerjaan dan agar didapat hasil yang
lebih akurat. Adapun hasilnya yaitu sebagai berikut: rho
yx
= 1 6ΣD
2
N N
2
1
Tabel 4.60 Hasil Uji Korelasi Variabel X dan Y
Correlations
Implementasi Kebijakan e-Government
Kualitas Pelayanan
Spear mans
rho Implementasi Kebijakan
e-Government Correlation
Coefficient 1.000
.665 Sig. 2-tailed
. .000
N 77
77 Kualitas Pelayanan
Correlation Coefficient
.665 1.000
Sig. 2-tailed .000
. N
77 77
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Berdasarkan perhitungan korelasi rank spearman di atas yang menunjukkan hasil sebesar 0,665 sehingga dapat dikatakan bahwasanya hubungan
implementasi kebijakan e-Government tentang penggunaan sistem informasi Musrenbang terhadap kualitas pelayanan aparatur Bappeda Kota Bandung
terdapat pada tingkat hubungan yang kuat.
4.3.3 Pengujian Hipotesis
Uji Hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah penelitian yang dilakukan akan menolak atau menerima hipotesis. Menguji variabel implementasi
kebijakan e-Government tentang penggunaan sistem informasi Musrenbang terhadap kualitas pelayanan aparatur Bappeda Kota Bandung, hal yang
selanjutnya dilakukan adalah mengujinya dengan analisis statistik uji t. Uji hipotesis dikemukakan dalam hipotesis statistik sebagai berikut:
H :
β = 0 “tidak terdapat pengaruh implementasi kebijakan e-Government
tentang penggunaan sistem informasi Musrenbang terhadap kualitas pelayanan aparatur Bappeda Kota Bandung
.” H
a
: β ≠ 0
“terdapat pengaruh implementasi kebijakan e-Government tentang penggunaan sistem informasi Musrenbang terhadap kualitas
pelayanan aparatur Bappeda Kota Bandung .”
Analisis uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar t
hitung
yang akan digunakan. Adapun untuk mencarinya dilakukan perhitungan dengan rumus
sebagai berikut:
t
hitung
= r
s
2
1 2
r n
t
hitung
= 0,665
2
665 ,
1 2
77
t
hitung
= 0,665
557 ,
75
t
hitung
= 7,716
Hasil pengolahan data di atas diperoleh nilai t
hitung
sebesar 7,716. t
tabel
pada tingkat signifikansi 5
α
= 0,05 dan derajat kebebasannya sebesar 75 n-2. Hal ini sehingga derajat kebebasannya yaitu sebesar 1,992 yang berarti t
hitung
t
tabel
7,716 1,992, sehingga diputuskan untuk menolak H dan menerima H
a
. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Berdasarkan hal di atas, yaitu t
hitung
t
tabel
7,7161,992, sehingga H ditolak, maka dapat dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara
implementasi kebijakan e-Government tentang penggunaan sistem informasi Musrenbang terhadap kualitas pelayanan aparatur Bappeda Kota Bandung, yang
dimana nilai koefisien korelasi tersebut yaitu sebesar 0,665 yang nilai tersebut
menunjukan hubungan yang kuat. Nilai Koefisien korelasi hubungan tersebut
bernilai positif artinya apabila implementasi kebijakan e-Government terus di tingkatkan maka kualitas pelayanan aparatur Bappeda Kota Bandung akan
meningkat. Jadi dapat dinyatakan bahwasanya
“implementasi kebijakan e- Government tentang penggunaan sistem informasi Musrenbang berpengaruh
dalam meningkatkan kualitas pelayanan aparatur Bappeda Kota Bandung ”.
Daerah Penerimaan H
Daerah Penolakan H
t
hitung
7,716 1,992
1 2
3 6
5 4
7
4.3.4 Koefisien Determinasi