55
BAB IV ANALISA PERSAMAAN MEREK CARDINAL DENGAN CADINAR
Putusan MA No. 892 KPdt.Sus2012 dalam Kasus PT. Multi Garmenjaya dengan PT. Gisha Cahaya Mandiri
A. Perlindungan Hukum Merek Terkenal
Banyak  alasan  mengapa  banyak  industri  memanfaatkan  merek  merek terkenal untuk produk-produknya, salah satunya adalah agar mudah dijual, selain
itu  merek  tak  perlu  repot-repot  mengurus  nomor  pendaftaran  ke  Dirjen  HKI untuk  membangun  citra  produknya  brand  image.  Mereka  tidak  perlu  repot
repot membuat divisi riset dan pengembangan untuk dapat menghasilkan produk yang  selalu up  to  date,  karena  mereka  tinggal  menjiplak  produk  orang  lain.
Pengaturan merek terkenal diatur dalam pasal 6 ayat 1 huruf b Undang-undang Nomor  15  Tahun  2001  mengatur  “  permohonan  harus  ditolak  oleh  Direktorat
Jenderal  apabila  merek  tersebut  mempunyai  persamaan  pada  pokoknya  atau keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang
dan  jasa  sejenis”.  Indonesia  menganut  sistem  pemeriksaan  terlebih  dahulu, dimana  merek  yang  dapat  diterima  pendaftarannya  adalah  hanya  merek-merek
yang memenuhi syarat yang telah ditentukan untuk suatu merek dalam Undang- Undang Merek serta merek yang didaftarkan tersebut tidak bertentangan dengan
merek  orang  lain,  dalam  arti  tidak  serupa  untuk  barang-barang  yang  sejenis dengan merek-merek yang sudah didaftarkan terlebih dahulu dalam daftar-daftar
56
merek di Indonesia.
1
Dalam  hal  ini  dilakukan  pemeriksaan  terlebih  dahulu  secara  seksama sebelum  dapat  dikabulkan  sesuatu  permohonan  pendaftaran.  Dalam  pengaturan
hak  merek,  dikenal  sistem  deklaratif  dan  sistem  konstitutif.  Sistem  deklaratif menentukan  bahwa  si  pemakai  pertama  yang  berhak  atas  merek,  sedangkan
dalam sistem konstitutif ditentukan bahwa yang mendaftarkan pertama kali yang berhak atas merek dan pihak dialah yang secara eksklusif dapat memakai merek
tersebut.  Artinya,  hak  eksklusif  atas  suatu  merek  diberikan  karena  adanya pendaftaran.
2
Untuk  menentukan  terkenalnya  suatu  merek  harus  diperhatikan yaitu pengetahuhan umum masyarakat atas merek tersebut dibidang usaha  yang
bersangkutan,  reputasi  merek  terkenal  yang  diperoleh  karena  promosi  yang gencar  dan  besar-besaran,  investasi  dibeberapa  Negara  didunia  yang  dilakukan
pemiliknya dan disertai bukti pendaftaran merek tersebut dibeberapa Negara. Suatu  merek  dikatakan  merek  terkenal  apabila  pengetahuan  umum
masyarakat dibidang usaha yang bersangkutan tinggi. Untuk menilai suatu merek dapat  diketahui  masyarakat  dapat  dilihat  berdasarkan  eksistensi  merek  tersebut
menjalankan bidang usahanya dan distribusi dari produk tersebut menyebar luas. Seperti diatur dalam penjelasan Pasal 6 ayat 1 huruf b Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2001 mengatur “ Penolakan Permohonan yang mempunyai persamaan pada  pokoknya  atau  keseluruhannya  dengan  Merek  terkenal  untuk  barang
1
Sudargo Gautama, 1986, op cit. h. 6.
2
Muhammad  Djumhana,  Perkembangan  Doktrin  dan  Teori  Perlindungan  Hak Kekayaan Intelektual, Cet 1 Bandung : PT. Citra Aditya Bakti,2006, h. 74.
57
danatau jasa yang sejenis dilakukan dengan memperhatikan pengetahuan umum masyarakat  mengenai  merek  tersebut  di  bidang  usaha  yang  bersangkutan.  Di
samping  itu,  diperhatikan  pula  reputasi  Merek  terkenal  yang  diperoleh  karena promosi  yang  gencar  dan  besar-besaran,  investasi  di  beberapa  negara  di  dunia
yang dilakukan oleh pemiliknya, dan disertai bukti pendaftaran Merek tersebut di beberapa  negara.  Apabila  hal-hal  diatas  belum  dianggap  cukup,  Pengadilan
Niaga  dapat  memerintahkan  lembaga  yang  bersifat  mandiri  untuk  melakukan survei  guna  memperoleh  kesimpulan  mengenai  terkenal  atau  tidaknya  Merek
yang menjadi dasar penolakan”. Pada kasus ini cardinal dibuat dari tahun 1980 cardinal sudah memiliki nama yang dikenal oleh banyak orang. Cardinal pertama
kali  didaftarkan  tanggal  3  april  1980  dan  terus  diperbaharui  dan  didaftar  ulang yang  berlaku  sampai  dengan  15  mei  2020.  Cardinal  memiliki  ketenaran  dan
beredar  tersebar  luas  dipasaran  hampir  diseluruh  Negara  Indonesia.  Jadi eksistensi  merek  CARDINAL  sejak  tahun  1980  sudah  menjalankan  penjualan
produk merek CARDINAL dan terus diperbaharui sampai tahun 2020. Distribusi dari  produk  CARDINAL  telah  beredar  luas  ke  seluruh  Negara  Indonesia.  Jadi
pengetahuan masyarakat pada merek Cardinal dibidang usaha garmen tinggi. Suatu merek yang terkenal mempunyai reputasi dan memiliki pemasaran
yang tinggi. Merek ini menjadi pilihan setiap konsumen di mana saja. Presentase penjualannya  tinggi  di  setiap  pelosok  dunia  dan  menjadi  asset  kekayaan    yang
58
bernilai  yang  dapat  mendatangkan  keuntungan  yang  besar  bagi  pemiliknya.
3
Namun,  pada  waktu  yang  bersamaan  dapat  menimbulkan  kerugian  kepada pemiliknya  dan  pada  sisi  lain  sangat  mendatangkan  keuntungan  kepada
pihakshlain yang beritikad buruk dengan jalan meniru atau memalsukan dengan mutu  yang  sangat  rendah.
4
Merek  Cardinal  telah  memiliki  reputasi  yang  baik karena  dalam  perjalanan  usahanya  telah  mendapatkan  banyak  berbagai
penghargaan  baik  dari  pemerintahan  maupun  dari  lembaga-lembaga  lainnya  di Negara Indonesia sampai pada tingkat Negara ASEAN, antara lain penghargaan
sebagai  perusahaan  garme nt  yang  cukup  pesat  “developing  partnership  with
small  companies ”  dan  sebagai  perusahaan  dengan  memiliki  ISO  9002  untuk
“Quality Management System”. Selain  pengetahuan  umum  masyarakat  yang  harus  tinggi  indikator  suatu
merek  dapat  dikatakan  merek  terkenal  apabila  memiliki  investasi  dibeberapa Negara didunia yang dilakukan pemiliknya dan disertai bukti pendaftaran merek
tersebut dibeberapa
Negara. Yurisprudensi
5
Mahkamah Agung
RI No.1486K1991  menyatakan  bahwa  pengertian  merek  terkenal  adalah  apabila
suatu merek telah beredar keluar dari batas-batas regional sampai kepada batas- batas transnasional, di mana telah beredar keluar negara asalnya dan dibuktikan
3
Yahya  Harahap,  Tinjauan  Merek  Secara  Umum  dan  Hukum  Merek  di  Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No. 19 Tahun 1992, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1996, h.
98
4
Ibid., h. 100.
5
Yurisprudensi adalah putusan-putusan hakim terdahulu yang telah berkekuatan hukum tetap  dan  diikuti  oleh  para  hakim  atau  badan  peradilan  lain  dalam  memutus  perkara  atau  kasus
yang  sama.  Ahmad  Kamil  dan  M.  Fauzan,  Kaidah-Kaidah  Hukum  Yurisprudensi,  Jakarta: Kencana, 2004, h. 10.
59
dengan  adanya  pendaftaran  merek  yang  bersangkutan  di  beberapa  negara.
6
Cardinal memiliki pendaftaran merek di beberapa Negara di Dunia Internasional yang antara lain : Negara Afrika Selatan, Negara Czesh, Negara Kuwait, Negara
singapura, Negara Slovakia, Negara Vietnam, Negara Italia, Negara Bangladesh, Negara  Hongaria,  Negara  Jordania,  Negara  Lebanon.  Jadi  merek  cardinal
merupakan  suatu  merek  terkenal  berdasarkan  yurisprudensi  Mahkamah  Agung RI No. 1486K1991  karena telah beredar diluar  batas regional sampai ke batas
transnasional dan telah mendaftarkan mereknya dibeberapa Negara. Perlindungan  merek  terkenal  merupakan  salah  satu  aspek  penting  dari
hukum  merek.    Ditinjau  dari  aspek  hukum  masalah  merek  menjadi  sangat penting,  sehubungan  dengan  persoalan  perlu  adanya  perlindungan  hukum  dan
kepastian  hukum  bagi  pemilik  atau  pemegang  merek  dan  perlindungan  hukum terhadap  masyarakat  sebagai  konsumen  atas  suatu  barang  atau  jasa  yang
memakai  suatu  merek  agar  tidak  terkecoh  oleh  merek-merek  lain,  tidak  dapat dipungkiri lagi bahwa masalah penggunaan merek terkenal oleh pihak yang tidak
berhak,  masih  banyak  terjadi  di  Indonesia  dan  kenyataan  tersebut  benar-benar disadari  oleh  pemerintah.  Undang-undang  Merek  memberikan  perlindungan
terhadap  merek  terkenal  sebagimana  ketentuan  dalam  pasal  6  ayat  1  huruf  b mengatur  “permohonan  harus  ditolak  oleh  Direktorat  Jenderal  apabila  merek
tersebut  mempunyai  persamaan  pada  pokoknya  atau  keseluruhannya  dengan
6
Casavera, 15 Kasus Sengketa Merek di Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, h. 196.
60
merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan jasa sejenis”. Untuk  persamaan  pokok  dengan  merek  terkenal  pada  barang  dan  jasa
yang  tidak  sejenis  terdapat  pada  ketentuan  Pasal  6  ayat  2  Undang-undang Merek  yang mengatur
“Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dapat  pula  diberlakukan  terhadap  barangdanatau  jasa  yang  tidak  sejenis
sepanjang  memenuhi  persyaratan  tertentu  yang  akan  ditetapkan  lebih  lanjut dengan Peraturan Pemerintah”.
Perlindungan  terhadap  merek  terkenal  merupakan  pengakuan  terhadap keberhasilan pemilik merek dalam menciptakan image eksklusif dari produknya
yang  diperoleh  melalui  pengiklanan  atau  penjualan  produk-produknya  secara langsung. Teori mengenai “pencemaran” merek terkenal  dilution theory tidak
mensyaratkan  adanya  bukti  telah  terjadi  kekeliruan  dalam  menilai  sebuah pelanggaran  merek  terkenal.  Perlindungan  didasarkan  pada  nilai  komersial  atau
nilai jual dari merek dengan cara melarang pemakaian yang dapat mencemarkan nilai  eksklusif  dari  merek  atau  menodai  daya  tarik  merek  terkenal  tersebut.
7
Maka  menurut  penulis,  bahwa  merek  Cardinal  merupakan  merek  terkenal  dan mendapatkan perlindungan hukum terhadap merek.
7
Tim  Lindsey,  dkk,  Hak  Kekayaan  Intelektual  Suatu  Pengantar,Bandung:  PT. Alumni,2013 h. 151
61
B. Pertimbangan  Hakim  Terhadap  Persamaan  Merek  CARDINAL  dengan