telah memberikan dampak yang baik bagi perekonomian Indonesia.. Industri otomotif menjadi industri yang penting bagi perkembangan perekonomian bangsa. Hal ini
tidak terlepas dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri barang otomotif di Indonesia. Industri ini telah mengalami kemajuan yang pesat yang
dapat dilihat dari semakain banyak perusahaan yang bergelut didunia otomotif dan juga semakian banyak masyarakat yang komsumtif dalam membeli kendaraan.
Kemajuan industri otomotif ini menjadi alasan bagi peneliti untuk meneliti perusahaan otomotif yang telah go public untuk melihat pengaruh modal kerja,
liquiditas, dan solvabilitas perusahaan terhadap kemajuan perusahaan bila diukur dengan profitabilitas yang diperoleh perusahaan. Alasan lain peneliti untuk memilih
perusahaan otommotif juga karena peneliti-peneliti sebelumnya belum ada yang menjadikan industri otomoti sebagai sampel penelitian mereka.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor dan calon investor untuk merumuskan kebijakan dalam melakukan investasi pada
perusahaan dalam sektor industri otomotif di Bursa Efek Indonesia supaya tingkat pengembalian dari penanaman investasi tersebut memperoleh hasil yang maksismum.
Berdasarkan gambaran tersebut menarik untuk diteliti mengenai “Analisis
Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang permasalahan maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Apakah efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap profitabilitas industri otomotif di Bursa Efek
Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : Mengetahui bagaimana pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas dan
solvabilitas terhadap profitabilitas secara parsial maupun simultan pada industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
2. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: a. Manfaat Teoritis
1.Peneliti Penelitian ini sangat berguna bagi Peneliti dikemudian hari jika
nantinya dimintakan pendapatnya mengenai pengaruh financial leverage dan total assets turnover terhadap earning per share EPS.
2.Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan
khususnya dibidang keuangan dalam menilai hasil operasi dan kebijaksanaan pendanaan perusahaan.
3.Peneliti Lain
Universitas Sumatera Utara
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan dan sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut.
b. Manfaat secara praktis Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi calon investor
sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Teoritis
a. Profitabilitas Perusahaan
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri Sartono,
1998: 130. Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang
saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi. Perbandingan ini disebut rasio profitabilitas
profitability ratio. Berikut ini beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas
adalah sebagai berikut : 1 Gross Profit Margin
Rasio gross profit margin atau margin keuntungan kotor berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual.
Gross profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka gross profit margin akan
menurun, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya,
Universitas Sumatera Utara
mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.
Formulasi dari gross profit margin atau GPM adalah sebagai berikut:
2 Net Profit Margin Net Profit Margin NPM menggambarkan besarnya laba bersih yang
diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Dengan kata lain ratio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.
Formulasi dari net profit margin adalah sebagai berikut:
3 Return on Investment Return on Investment atau return on assets menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien
dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas
perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
Analisis Return On Investment ROI dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa
keuangan yang bersifat menyeluruhkomprehensif. Analisa Return On
Universitas Sumatera Utara
Investment ROI ini sudah merupakan tehnik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan. Return On Investment ROI itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk
dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Dengan demikian Return On Investment ROI menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan Net
Operating Income dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut Net Operating Assets.
Sebutan lain untuk ROI adalah “Net Operating profit Rate Of Return” atau “Operating Earning Power” Munawir, 1995: 89.
Formulasi dari return on investment atau ROI adalah sebagai berikut:
4 Return on Equity Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan
perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan
oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang
makin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Formulasi dari return on equity atau ROE adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
b. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja
Mengenai pengertian modal kerja terdapat beberapa konsep yaitu Riyanto, 1995: 57-58:
a Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam
unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimulai dari yang
tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari
jumlah aktiva lancar. b Konsep Kualitatif
Dalam konsep ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang harus segera dibayar.
Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar itu harus disediakan untuk memenuhi kewajiban financial yang harus segera dibayar dimana
bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membayar operasi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Oleh karena itu modal kerja
menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membayar operasi perusahaan mampu
Universitas Sumatera Utara
mengganggu likuiditasnya yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas utang lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut
modal kerja memo non working capital c Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam
perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan dalam satu periode accounting current
income bukan periode berikutnya future income. Dari pengertian tersebut maka terdapat sejumlah dana yang tidak menghasilkan current
income atau kalau menghasilkan tidak sesuai dengan misi perusahaan yaitu non working capital, sehingga besarnya modal kerja adalah:
1 Besarnya kas 2 Besarnya persediaan
3 Besarnya piutang dikurangi bersarnya laba 4 Besarnya sebagian dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap besarnya
adalah sejumlah dana yang berfungsi untuk menghasilkan current income tahun yang bersangkutan
Sedangkan bagian piutang yang merupakan keuntungan adalah tergolong dalam modal kerja potensial dan sebagian dana yang ditanamkan dalam aktiva
tetap yang menghasilkan future income pendapatan tahun-tahun sesudahnya termasuk dalam non working capital.
Universitas Sumatera Utara
2. Fungsi Modal Kerja
Fungsi modal kerja adalah sebagai berikut: 1 Modal Kerja itu menampung kemungkinan akibat buruk yang
ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai
persediaan. 2 Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar
semua utang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memanfaatkan potongan tunai ; dengan menggunakan potongan tunai maka jumlah yang
akan dibayarkan uttuk pembelian barang menjadi berkurang. 3 Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara
“Credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit. Disamping
itu modal kerja yang mencukupi memungkinkan perusahaan untuk menghadapi situasi darurat seperti dalam hal terjadi : pemogokan banjir dan
kebakaran. 4 Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit kepada para
pembeli. Kadang-kadang perusahaan harus memberikan kepada para pembelinya syarat kredit yang lebih lunak dalam usaha membantu para
pembeli yang baik untuk membiayai operasinya.
Universitas Sumatera Utara
5 Memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan persediaan pada suatu jumlah yang mencukupi untuk melayani kebutuhan para pembeli dengan
lancar. 6 Memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menyelenggarakan
perusahaan lebih efisien dengan jalan menghindarkan kelambatan dalam memperoleh bahan, jasa dan alat-alat yang disebabkan karena kesulitan kredit.
7 Modal kerja yang mencukupi, memungkinkan pula perusahaan untuk menghadapi masa resesi dan depresi dengan baik.
3. Sumber Modal Kerja
Sumber modal kerja terdiri dari: a Operasi rutin perusahaan
b Laba yang diperoleh dari penjualan surat-surat berharga dan penanaman sementara lainnya.
c Penjualan aktiva tetap, penanaman jangka panjangaktiva tak lancar dan lain-lainnya.
d Pengembalian pajak dan keuntungan luar biaya lainnya. e Penerimaan yang diperoleh dari penjulan obligasi dan saham dan
penyetoran dana oleh para pemilik perusahaan. f Penerimaan pinjaman jangka panjang dan jangka pendek yang
diperoleh dari Bank atau pihak lain. g Pinjaman yang dijamin dengan hipotek atas aktiva tetap atau aktiva tak
lancar.
Universitas Sumatera Utara
h Penjualan piutang dengan jalan penjualan biasadengan “factoring” penjualan dengan cara penjualan faktur, pemberian kredit, diserahkan
pada lembaga keuangan.
6. Efisiensi Modal Kerja
Manajemen atau pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting agar kelangsungan usaha sebuah perusahaan dapat dipertahankan
Hanafi, 2005: 125. Kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja akan menyebabkan buruknya kondisi keuangan perusahaan sehingga
kegiatan perusahaan dapat terhambat atau terhenti sama sekali. Adanya kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja dapat
menimbulkan kelebihan atau kekurangan dalam penyediaan modal kerja Djarwanto, 2005: 88. Adanya kelebihan modal kerja dalam sebuah
perusahaan dapat disebabkan oleh pengeluaran ologasi saham dalam jumlah yang lebih dari yang diperlukan, penjualan aktiva lancer yang tak
diganti,konversi aktiva tetap ke dalam modal kerja, dan laba operasi yang tidak digunakan untuk membayar deviden,pembelian aktiva atau tujuan
lainnya. Kekurangan modal kerja terjadi karena kerugian usaha, kerugian luar biasa extraordinary losses, dan kebijakan dividen yang kurang baik.
Indikasi pengelolaan modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja yang dilihat dari perputaran modal kerja Husnan, 1997: 98 yang
dimulai dari aset kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode perputarannya, makin cepat
Universitas Sumatera Utara
perputarannya sehingga perputaran modal kerja makin tinggi dan perusahaan makin efisiens yang pada akhirnya rentabilitas semakin tinggi.
Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi modal kerja adalah a Perputaran Modal Kerja Working Capital Turnover
Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan dalam rupiah yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Formulasi
dari Working Capital Turnover WCT adalah sebagai berikut :
b Perputaran persediaan Inventory Turnover Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang.
Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisisensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya
manjemen mengontrol modal yang ada pada persediaan Formulasi dari Inventory Turnover adalah sebagai berikut :
c Perputaran Piutang Receivable Turnover Rasio ini menunjukkan efisiensi pengelolaan piutang perusahaan.
Semakin tinggi rasio menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah. Formulasi dari receivable turnover RT adalah:
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan modal kerja yang efisien menghadapkan pihak manajemen pada keputusan yang mengakibatkan adanya pertukaran trade off antara
faktor likuiditas dan profitabilitas Van Horne,1997: 217. Keputusan untuk menetapkan jumlah modal kerja yang besar modal kerja memungkinkan
tingkat likuiditas terjaga namun dapat menurunkan profitabilitas. Sebaliknya keputusan yang cenderung untuk memaksimalkan profitabilitas dapat
mengganggu tingkat kelancaran likuiditas.
d. Likuiditas Perusahaan
Likuiditas Riyanto, 1995: 25 adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang
segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran alat likuid yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar dari
perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang
segera harus dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu memiliki kemampuan membayar.
Kemampuan membayar baru terdapat pada perusahaan apabila kekuatan membyar-nya adalah demikian besarnya sehingga dapat memenuhi semua
kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi. Dengan demikian maka kemampuan membayar itu dapat diketahui setelah membandingkan kekuatan
membayar-nya di satu pihak dengan kewajiban-kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi di lain pihak.
Universitas Sumatera Utara
Suatu perusahaan yang mempunyai kekutan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang
segera harus dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuid.
Sedangkan menurut Munawir 2001:31 likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang
harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi.
Untuk menilai likuiditas perusahaan terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas
perusahaan, yaitu : 1
Current Ratio Current Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur
keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat megetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila
memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan
sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mandapat kredit itu kira- kira akan mampu ataupun tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk
melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan pada tanggal yang
Universitas Sumatera Utara
sudah ditentukan. Dasar perbandingan itu menunjukan apakah jumlah aktiva lancar itu cukup melampaui besarnya kewajiban lancar, sehingga
dapatlah kiranya diperkirakan bahwa, sekiranya pada suatu ketika dilakukan likuiditas dari aktiva lancar dan ternyata hasilnya dibawah nilai
dari yang tercantum di neraca, namun masih tetap akan terdapat cukup kas ataupun yang dapat dikonversikan menjadi uang kas di dalam waktu
singkat, sehingga dapat memenuhi kewajibannya Tunggal, 1995: 154. Current ratio yang tinggi maka makin baiklah posisi para kreditor, oleh
karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat dibayar pada waktunya. Hal ini terutama berlaku bila
pimpinan perusahaan menguasai pos-pos modal kerja dengan ketatdengan semestinya. Dilain pihak ditinjau dari sudut pemegag saham
suatu current ratio yang tinggi tak selalu paling menguntungkan, terutama bila terdapat saldo kas yang kelebihan dan jumlah piutang dan persediaan
adalah terlalu besar. Pada umumnya suatu current ratio yang rendah lebih banyak
mengandung risiko dari pada suatu current ratio yang tinggi, tetapi kadang-kadang sutau current ratio yang rendah malahan menunjukkan
pimpinan perusahaan menggunakan aktiva lancar sangat efektif. Yaitu bila saldo disesuaikan dengan kebutuhan minimum saja dan perputaran
piutang dari persediaan ditingkatkan sampai pada tingkat maxsimum. Jumlah kas yang diperlukan tergantung dari besarnya perusahaan dan
Universitas Sumatera Utara
terutama dari jumlah uang yang diperlukan untuk membayar utang lancar, berbagai biaya rutin dan pengeluaran darurat Tunggal, 1995: 157.
Munawir 2001:72 menyatakan current ratio 200 kadang sudah memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan
besarnya rasio tergantung pada beberapa faktor, suatu standar atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current
ratio 200 hanya merupakan kebiasaan atau rule of thumb dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa
yang lebih lanjut. Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan margin of safety
kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio
yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari
aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan
datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo
piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih. Riyanto, 1995: 26 menyatakan bahwa bagi perusahaan bukan
kredit, current ratio kurang dari 2:1 dianggap kurang baik, sebab apabila aktiva lancar turun misalnya sampai lebih dari 50 maka jumlah aktiva
Universitas Sumatera Utara
lancarnya tidak akan cukup lagi menutup utang lancarnya. Pedoman current ratio 2 : 1, sebenarnya hanya didasarkan pada prinsip “hati-hati”.
Pedoman current ratio 200 bukanlah pedoman mutlak. Apabila pedoman current ratio 2 : 1 atau 200 sudah ditetapkan
sebagai ratio minimum yang akan dipertahankan oleh suatau perusahaan, maka perusahaan dalam penarikan kredit jangka pendeknya juga harus
selalu didasarkan pada pedoman tersebut. Setiap saat perusahaan harus mengetahui berapa kredit jangka pendek maksimum yang boleh ditarik
supaya pedoman current ratio tersebut tidak dilanggar. Batas maksimum kredit jangka pendek yang boleh diambil supaya tidak mengganggu atau
melanggar pedoman current ratio tertentu ialah apa yang disebut “the line of credit” atau “maximum current indebtedness”
Apabila perusahaan menetapkan bahwa current ratio yang harus dipertahankan adalah 3:1 atau 300 ini berarti bahwa setiap hutang
lancar sebesar Rp.1,00 harus dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp.3,00 atau dijamin dengan net working capital sebesar Rp.2,00.
Dengan demikian maka ratio modal kerja dengan hutang lancar adalah 2:1, karena modal kerja tidak lain adalah kelebihan aktiva lancar diatas
hutang lancar. Adapun formulasi dari Current Ratio CR adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
2 Quick Ratio
Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar Munawir
2001: 74. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak
memperhitungkan persediaan, karena menganggap persediaan memerlukan waktu lama untuk direalisir menjadi kas, walaupun pada
kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari piutang. Rasio ini lebih tajam dari pada current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid. Jika current ratio tinggi tapi quick ratio rendah, hal ini menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan.
Adapun formulasi dari quick ratio adalah sebagai berikut :
e. Solvabilitas Perusahaan
Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya
saat ini dilikuidasikan Riyanto, 1995: 32. Pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-
utangnya baik jangka pendek dan jangka panjang. Sedangkan menurut Munawir 2002: 32 solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
Universitas Sumatera Utara
dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk
membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Suatu perusahaan yang solvabel berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-
hutangnya, tetapi tidak dengan sendirinya berarti bahwa perusahaan tersebut likuid. Sebaliknya perusahaan yang insolvabel tidak solvabel tidak dengan
sendirinya bahwa perusahaan tersebut adalah juga likuid. Dalam hubungan antara likuiditas dan solvabilitas terdapat 4 kemungkinan yang dapat dialami
perusahaan yaitu perusahaan yang liquid tetapi insolvable, perusahaan yang liquid dan solvable, perusahaan yang solvable tetapi liquid, dan perusahaan
insolvable tetapi inliquid. Baik perusahaan yang insolvabel maupun illikuid, kedua-duanya pada
suatu waktu akan menghadapi kesukaran finansiil yaitu pada waktu tiba saatnya untuk memenuhi kewajibannya. Perusahaan yang insolvabel tetapi
likuid tidak segera dalam keadaan kesukaran finansiil, tetapi perusahaan yang illikuid akan segera dalam kesukaran karena segera menghadapi tagihan-
tagihan dari krediturnya. Perusahaan yang insolvable tapi likuid masih dapat bekerja dengan baik, dan sementara itu masih mempunyai kesempatan atau
waktu untuk memperbaiki solvabilitasnya. Tetapi apabila usahanya tidak
Universitas Sumatera Utara
berhasil, maka pada akhir perusahaan tersebut akan menghadapi kesukaran juga Riyanto, 1995: 33.
Solvabilitas dapat diukur dengan rasio antara lain: 1
Debt to Equity Ratio Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Formulasi dari
debt to equity ratio adalah sebagai berikut:
2 Debt to Total Assets
Menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan
untuk menjamin utang. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap
kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat
meningkatkan laba yang diharapkan.
B. Tinjaun Penelitian Terdahulu
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
Nama Judul
Variabel Hasil Penelitian
Siwi 2005 Analisis Pengaruh efisiensi
modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap
likuiditas pada perusahaan property dan real eastate
yang go public di BEJ Working Capital
Turnover WCT Debt to equity ratio
DER Return on
Investment ROI Working Capital
Turnover WCT, Debt to equity ratio
DER, memiliki
pengaruh secara parsial dan simultan
terhadap Return on Investment
ROI
Faurani 2004 Pengaruh modal kerja
terhadap profitabilitas dan rentabilitas pada Koperasi
Dharma Wanita “Mandalika” Nusa Tenggara Timur
Profit margin on sales Ratio
Profit Margin Working Capital
Working Capital Tidak Memiliki
pengaruh terhadap profit margin on
sales,profit margin
Dani2003 Pengaruh liquiditas, leverage
dan efisiensi modal kerja terhadap Profitabilitas Studi
kasus pada PT.Modern Toolsindo Bekasi
Current Ratio CR, Debt to Equity
Ratio DER, Working Capital
Turnover WCT, Return On
Investment ROI Current ratio, debt to
equity ratio, dan working capital
memiliki pengaruh secara simultan dan
parsial terhadap Return On Investment
ROI
pada PT.Modern Toolsindo
Bekasi Indri Astuti
2003 Pengaruh manajemen Modal
Kerja, likuiditas, hutang lancar, kecukupan kas
terhadap profitabilitas perusahaan otomotif dan
Allied Product di BEJ Current Ratio CR
Working Capital Turn Over WCT
Cash Ratio Debt to Equity
Ratio DER Return on
Investment ROI Current Ratio CR
Working Capital Turn Over WCT
Cash ratio memiliki pengaruh terhadap
Return On Investment ROI
baik secara parsial maupun
simultan
Siwi, yang meneliti analisis pengaruh efesiensi modal kerja, liquiditas, solvabilitas terhadap profitabilitas pada perusahaan property dan real estate yang go
public di BEJ dimana hasil penelitiannya membuktikan bahwa WTC, Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh secara parsial dan simultan terhadap Return on Invesment.
Dani yang meneliti pengaruh liquiditas, laverage, dan efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas dimana penelitiannya membuktikan bahwa Current Ratio, Debt to
Universitas Sumatera Utara
Equity Ratio, dan WTC memiliki pengaruh parsial dan simultan terhadap Return on
Investment. C .
Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:
H1
H2 H4
H3
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Tunggal 1995:165 menyebutkan indikasi pengelolaan modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja yang dapat dilihat dari perputaran modal
kerja yang dimiliki dari asset kas di investasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Efisiensi modal kerja dapat dilihat dari perputaran
modal kerja working capital turnover, perputaran persediaan inventory turnover, dan perputaran piutang receivable turnover. Perputaran modal kerja dimulai dari
saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi
Efisiensi Modal Kerja Working Capital
Turnover X
1
Likuiditas Current Ratio X
2
Solvabilitas Total Debt to Total
Capital Assets X
3
Profitabilitas Return on
Investment Y
Universitas Sumatera Utara
kas. Semakin pendek periode perputaran modal kerja semakin cepat perputarannya, sehingga modal kerja semakin tinggi dan perusahaan semakin efisien yang pada
akhirnya profitabilitas meningkat. Pengelolaan manajemen modal kerja yang baik dapat dilihat dari efisiensi
modal kerja. Pengukuran efissiensi modal kerja umumnya diukur dengan melihat perputaran modal kerja working capital turnover, Jika perputaran modal kerja
semakin tinggi maka semakin cepat dana atau kas yang diinvestasikan dalam modal kerja kembali menjadi kas, hal itu berarti keuntungan perusahaan dapat lebih cepat
diterima. Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang
memuaskan, maka perusahaan kemungkinan mengalami insolvency tak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi.
Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar sedemikian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan margin safeti yang
memuaskan. Sementara itu, jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan perusahaan overlikuid sehingga menimbulkan dana mengaggur
yang akan mengakibatkan inefisiensi perusahaan, dan membuang kesempatan memperoleh laba.
Dalam penentuan kebijakan modal kerja yang efisien, perusahaan dihadapkan pada masalah adanya pertukaran trade off antara faktor likuiditas dan
profitabilitas Horne, 1997: 217. Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga namun
Universitas Sumatera Utara
kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas. Sebaliknya jika perusahaan ingin
memaksimalkan profitabilitas, kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Makin tinggi likuiditas, maka makin baiklah posisi perusahaan di mata
kreditur. Oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan akan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya. Di lain pihak ditinjau dari segi
sudut pemegang saham, likuiditas yang tinggi tak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat
digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang menguntungkan perusahaan Djarwanto, 91.
Selain masalah tersebut di atas perusahaan juga dihadapkan pada masalah penentuan sumber dana. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang
dibanding modal sendiri maka tingkat solvabilitas akan menurun karena beban bunga yang harus di tanggung juga meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap
menurunnya profitabilitas. Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai
sumber dananya hal tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut
dapat memberikan pengaruh yang negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik
dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to total asset. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk
menjamin utang. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam
peristiwa likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan.
Rasio profitabilitas adalah ukuran untuk mengetahui seberapa jauh aktivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Efektifititas manajemen meliputi
kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba. Meskipun demikian, analisis rasio keuntungan dapat memberikan gambaran keuntungan yang diperoleh
perusahaan Rangkuti, 2004: 79. Metode yang umum digunakan dalam evaluasi kinerja perusahaan adalah
membandingkan seluruh sumber yang digunakan dengan laba yang diperoleh. Model pengukuran yang dipakai adalah analisis pengembalian investasi atau return on
investment ROI. Rasio ini membandingkan hasil yang dipeoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan
keuntungan tersebut. Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu apabila dikaitkan dengan teori
yang diungkapkan oleh Tunggal, Van Horne, Djarwanto, dan Sawir menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
adanya suatu masalah atau gap antara teori dengan kenyataan. Masalah tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang tidak konsisten.
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Hipotesis
penelitian ini adalah Working Capital Turnover, Current Ratio,dan Debt to Total Asset berpengaruh terhadap Return On Investment ROI baik secara simultan
maupun secara parsial.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variable dengan
variable lainnya Umar, 2003:30. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tiga variabel independen terhadap satu variable dependen. Variable
independen dalam penelitian ini di dalam hipotesis memiliki pengaruh yang kuat terhadap variable dependennya.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok
obyek yang lengkap dan jelas Usman, 2003: 181. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan kelompok industri otomotif yang sudah go public
di Bursa Efek Indonesia periode waktu 2007-2009 di mana data diperoleh dari sumber data sekunder dengan jumlah populasi sebanyak 13 perusahaan. Sumber data
sekunder adalah data-data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak kedua atau tangan kedua Usman, 2003: 20.
Data yang diperoleh adalah data polled yaitu data dalam bentuk gabungan dari data time series dan data cross section. Data time series merupakan data yang
berdasarkan dalam interval waktu interval waktu dalam penelitian ini mulai dari
Universitas Sumatera Utara
tahun 2006 sampai 2009, sedangkan data cross section merupakan data yang dikumpulkan dengan mengamati banyak subyek seperti individu, perusahaan atau
negara wilayah pada titik waktu yang sama, atau tanpa memperhatikan perbedaan waktu subyek yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan otomotif
yang terdaftar di BEI. Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap
dapat menggambarkan populasinya Soehartono, 1999: 57. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Teknik ini
ditentukan untuk memilih anggota sampel secara khusus berdasarkan tujuan penelitian dan kesesuaian kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Adapun
yang menjadi kriteria perusahaan dalam penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :
a. perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
2007 sampai 2009, b.
menerbitkan laporan keuangan selama periode penelitian yaitu dari tahun 2007 sampai tahun 2009,
c. perusahaan yang diteliti tersebut tidak mengalami delisting selama periode penelitian.
d. perusahaan yang diteliti memiliki laba setiap tahun penelitian yaitu tahun
2007 sampai dengan 2009.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam pengambilan sampel, maka perusahaan yang memenuhi kriteria yang dapat dijadikan sebagai sampel, yaitu
sebagai berikut.
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan
1 PT Astra Internasional
2 PT Astra Otoparts
3 PT Gajah Tunggal
4 PT Goodyear Indonesia
5 PT Indo Kordsa
6 PT Indospring
7 PT Intraco Penta
8 PT Multi Prima Sejahtera
9 PT Multistrada Arah Sejahtera
10 PT Nipress
11 PT Selamat Sempurna
12 PT Tunas Ridean
13 PT United Traktor
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan
kepada subjek penelitian Suhartono, 1999:70. Metode ini dilakukan dengan mencatat atau mengumpulkan data-data yang tercantum pada Indonesian Capital
Market Directory yang berupa data laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tergabung di dalam industri otomotif yang listing di BEI tahun 2007-2009. Data yang
Universitas Sumatera Utara
dipakai adalah data sekunder, berupa data-data laporan keuangan perusahaan industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Menurut Sugiyono
2008:193 “sumber sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan industri otomotif yang terdapat pada Indonesian Capital Market Directory yang
diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia, JSX Statistics, laporan hasil penelitian ilmiah dan jurnal penelitian ilmiah.
4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian Suryabrata, 2003: 25. Ada dua variabel yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel tidak bebas.
a.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diwakili oleh return on investment ROI. Return on
Investment merupakan rasio yang digunakan untuk membandingkan hasil usaha yang diperoleh dari operasi perusahaan net operating income
dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut Rangkuti, 2004: 80. Indikator-indikator dari return
on investment adalah sebagai berikut: 1 Laba setelah pajak
Universitas Sumatera Utara
2 Total aktiva Dengan demikian pengukuran variabel tersebut menggunakan skala rasio.
Untuk mengukur besarnya ROI digunakan formulasi :
b.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas.
1 Efisiensi Modal Kerja X
1
Modal kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah modal kerja konsep kuantitatif yang didasarkan pada unsur-unsur aktiva lancar dimana
aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali pada bentuk semula. Variabel efisiensi modal kerja ini diukur dengan melihat tingkat
perputaran modal kerja working capital turnover. Rasio perputaran modal kerja working capital turnover menunjukkan
banyaknya penjualan dalam rupiah yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Indikator-indikator dari working capital
turnover adalah penjualan bersih dan aktiva lancar. a Penjualan bersih
b Aktiva lancar, adalah aktiva perusahaan yang berupa kas atau aktiva yang lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas,
dijual atau dipakai habis dalam satu tahun atau dalam siklus
Universitas Sumatera Utara
kegiatan normal perusahaan jika melampaui satu tahun. Pos-pos neraca yang masuk dalam perkiraan aktiva lancar adalah kas,
investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, piutang penghasilan, persediaan, dan biaya dibayar di muka.
Untuk mengukur besarnya Working Capital Turnover WCT digunakan formula :
2. Likuiditas X
2
Variabel likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan current ratio CR. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Indikator-indikator dari current ratio adalah sebagai berikut :
a Aktiva lancar, adalah aktiva perusahaan yang berupa kas atau aktiva yang lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau
dipakai habis dalam satu tahun atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan jika melampaui satu tahun. Pos-pos neraca yang masuk
dalam perkiraan aktiva lancar adalah kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, piutang penghasilan, persediaan, dan
biaya dibayar di muka.
Universitas Sumatera Utara
b Hutang lancar, adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka
pendek satu tahun sejak tanggal neraca. Pos-pos neraca yang masuk ke dalam perkiraan utang lancar adalah utang dagang, utang wesel,
utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, utang jangka panjang yang segera jatuh tempo, pendapatan diterima di muka.
Untuk mengukur besarnya current ratio digunakan formula :
3. Solvabilitas X
3
Variabel solvabilitas dalam penelitian ini diukur dengan Total debt to total capital assets ratio. Total debt to total capital assets merupakan rasio
yang menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Indikator-indikator dari Total debt to total capital assets
adalah sebagai berikut: a Utang Lancarkewajiban lancer, adalah kewajiban keuangan
perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek satu tahun sejak tanggal neraca. Pos-pos neraca
yang masuk ke dalam perkiraan utang lancar adalah utang dagang, utang wesel, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, utang
jangka panjang yang segera jatuh tempo, pendapatan diterima di muka.
Universitas Sumatera Utara
b Utang Jangka Panjang, adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya masih panjang atau lebih dari satu tahun. Utang
jangka panjang meliputi utang obligasi, utang hipotik, dan pinjaman jangka panjang lainnya.
c Total Aktiva, adalah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tak berwujud, serta pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang
masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang. Secara umum, aktiva dibagi menjadi dua:
Untuk mengukur besarnya solvabilitas digunakan formula :
B. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian agar dapat diinterpretasikan dan mudah dipahami adalah:
1 . Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif. Ada empat pengujian
dalam uji asumsi klasik, yaitu: a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal
Universitas Sumatera Utara
atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang
menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali 2001:83. Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat
penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Menurut Santoso 2004:214, dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. ”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah
uji statistik Kolmogorov-Smirnov K-S”, yang dijelaskan oleh Ghozali 2005:115. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis berikut ini.
H : Data residua l berdistribusi normal,
H
a
: Data residua l tidak berdistribusi normal. Bila signifikansi 0,05 dengan
α = 5 berarti distribusi data normal dan H
o
diterima, sebaliknya bila nilai signifikan 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan H
a
diterima. b. Uji Multikolinieritas
Universitas Sumatera Utara
Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ditemuka n adanya korelasi antara variabel bebas independen Ghozali,
2001: 57. Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat problem multikolinieritas multiko pada model regresi tersebut. Deteksi
adanya multikolineriaritas: 1 Besaran VIF variance inflation faktor dan Tolerance
Model regresi yang bebas multikolinearitas adalah : a Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1.
b Mempunyai angka tolerance mendekati 1. 2. Besaran kolerasi antar variabel independen
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah koefisien korelasi antar variabel independent haruslah lemah di bawah
0,05. Jika korelasi kuat maka terjadi problem multikolinearitas Santoso 2004:207.
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastis dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Ghozali, 2001: 69. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui
Universitas Sumatera Utara
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID di
mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya. Dasar analisis dari uji
heteroskedastis melalui grafik plot adalah sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Analisis Regresi Berganda
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh dua
variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel
bebas X atau lebih dengan sebuah variabel terikat Y Usman, 2003: 241. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh working capital turnover, current assets, dan total debt to total capital assets terhadap return on investment pada industri barang konsumsi
yang go publik di BEI periode waktu 2007 - 2009. Formulasi persamaan regresi berganda sendiri adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e Dimana:
Y : Return On Investment
a : Bilangan Konstanta
b
1
– b
3
: Koefisien Regresi X
1
: Working Capital Turnover X
2
: Current Ratio X
3
: Debt to Total Assets E
: Variabel Pengganggu
3. Uji t t Test
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh dari masing-masing variabel
independen yang terdiri atas efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap profitabilitas yang merupakan variabel dependennya. Seperti halnya
dengan uji hipotesis secara simultan, pengambilan keputusan uji hipotesis secara parsial juga didasarkan pada nilai probabilitas yang didapatkan dari hasil
pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametrik Santoso 2004:168 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Jika probabilitas 0,05 maka H diterima.
b. Jika probabilitas 0,05 maka H ditolak.
Pada uji t, nilai probabilitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS pada tabel coefficients kolom sig atau significance.
4. Uji F F Test
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dari suatu persamaan regresi dengan
menggunakan hipotesis statistik. Pengambilan keputusan didasarkan pada nilai probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS
Statistik Parametrik Santoso 2004:168 sebagai berikut: a. Jika probabilitas 0,05 maka H
diterima. b. Jika probabilitas 0,05 maka H
ditolak. Nilai probabilitas dari uji F dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program
SPSS pada tabel ANOVA kolom sig atau significance.
5. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R
2
dari hasil regresi berganda menunjukkan seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya Santoso
2004:167. Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda maka masing-
masing variabel independent yaitu efisiensi modal kerja, likuiditas dan
Universitas Sumatera Utara
solvabilitas secara parsial dan secara simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu profitabilitas yang dinyatakan dengan R
2
untuk menyatakan koefisien determinasi atau seberapa besar pengaruh variabel efisiensi modal kerja,
likuiditas, dan solvabilitas terhadap variabel profitabilitas. Sedangkan r
2
untuk menyatakan koefisien determinasi parsial variabel independent terhadap variabel
dependen. Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin
mendekati nol, maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel independent terhadap nilai variabel dependen dengan kata lain semakin kecil kemampuan
model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen. Sedangkan jika koefisien determinasi mendekati 1 maka dapat dikatakan semakin kuat model
tersebut dalam menerangkan variasi variabel independent terhadap variabel terikat. Angka dari R square didapat dari pengolahan data melalui program SPSS
yang bisa dilihat pada tabel model summery kolom R square.
6. Analisis Deskriptif
Penggunaan analisis deskriptif ini ditujukan untuk mengetahui gambaran kondisi efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap
profitabilitas melalui return on investment perusahaan yang dikomparasikan secara eksternal, yaitu melibatkan satu perusahaan yang dibandingkan dengan
kondisi rata-rata dari seluruh objek penelitian.
Universitas Sumatera Utara
C. Jadwal Penelitian
Penelitian untuk penulisan skripsi ini berlangsung dari bulan April 2011 sampai dengan bulan Desember 2011.
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Ta ha p Okt-Nov
Penel i ti a n 2011
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
3 4
1
Pengajuan judul dan
penyetujuan proposal
2
Pengumpulan data dan
bimbingan proposal
3
Seminar proposal
4
Analisa dan penyusunan
hasil pene litian
5
Bimbingan dan penyele
saian pene litian
6
Ujian skripsi
Jul i 2011
Des ember 2011
Agt 2011
Sept 2011
No
Juni 2011
Mei 2011
Apr Jul -05
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Metode penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis stastistik dengan menggunakan model persamaan regresi berganda yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variable bebas atau independen terhadap variabel tidak bebas atau variabel dependen. Analisis data
dimulai dengan mengolah data menggunakan microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Prosedur dimulai dengan memasukkan semua
variabel independen dan variabel dependen ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai dengan metode analisis data yang telah
ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, terdapat sejumlah 13 perusahaan otomotif yang memenuhi criteria untuk dijadikan sampel dan diamati
selama periode 2007 sampai dengan 2009.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Universitas Sumatera Utara
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametric Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis berikut
ini. H
: Data residual berdistribusi normal, H
a
: Data residua l tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0.05 maka H
diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.05 maka H
ditolak.
Tabel 4.1 Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
34 Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation 4.56335695
Most Extreme Differences Absolute
.192 Positive
.192 Negative
-.138 Kolmogorov-Smirnov Z
1.122 Asymp. Sig. 2-tailed
.161 a.Test distribution is Normal
Hasil pengolahan data tersebut menunjukkan besarnya nilai Kolmogrov- Smirnov K-S adalah 1.122 dan signifikans pada 0.161 dari tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa data telah terdistribusi secara normal karena p= 0.161 0.05. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data
telah terdistribusi secara normal. Hal ini juga dapat dilihat dari grafik histogram dan grafik normal plot data.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Histogram
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot
Melalui perbandingan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa
distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data
Universitas Sumatera Utara
mengikut garis diagonal yang tidak melenceng skewness ke kiri maupun ke kanan tetapi grafik histogram tersebut menunjukkan bahwa data menyebar
secara normal. Pada grafik normal plot data, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis
diagonal sehinnga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi
terdistribusi secara normal. b.
Uji Multikolinearitas
Pada penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel
independen dan besarnya tingkat kolonieritas yang masih dapat ditoleransi, yaitu tolerance 0.10 dan VIF 10. Berikut disajikan table 4.3 hasil
pengujian.
Tabel 4.2 Coefficients untuk ROI= fWTC, CR, DTA
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Working Capital Turnover .807
1.239 Current Ratio
.790 1.265
Debt to Total Asset .945
1.058 a. Dependent Variable: Return On Investment
Tabel 4.3 Cofficients Correlations untuk ROI= WTC, CR, DTA
Model Debt to Total
Asset Working Capital
Turnover Current Ratio
1 Correlations Debt to Total Asset
1.000 .085
-.165 Working Capital Turnover
.085 1.000
.411 Current Ratio
-.165 .411
1.000
Universitas Sumatera Utara
Covariances Debt to Total Asset .030
.001 -.034
Working Capital Turnover .001
.004 .031
Current Ratio -.034
.031 1.465
a. Dependent Variable: Return On Investment
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa variabel Working Capital Turnover, Current Ratio, dan Debt to Total
Asset mempunyai korelasi sebesar 0.165 atau sekitar 16.5 . Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada korelasi yang tinggi
umumnya diatas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi tidak adanya multikolinearitas. Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak
terjadinya korelasi antar variable independen dimana nilai tolerance lebih dari 0.1. Nilai tolerance WCT sebesar 0.807, nilai tolerance CR sebesar 0.790 dan
nilai tolerance DTA sebesar 0.945. Perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10
dimana nilai VIF WCT sebesar 1.239, nilai VIF CR sebesar 1.265 dan nilai VIF DTA sebesar 1.058. berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model ini.
c. Uji Heterokedastisitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot yang dihasilkan dari
pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka
mengidentifikasi telah terjadi heterokedastisitas, 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalis apakah
terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.
Gambar 4.3 Scatterplot
Grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
Universitas Sumatera Utara
Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi
yang lain.
2. Analisis Regresi
Hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear
Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisi regresi berganda.
a. Persamaan Regresi
Pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan
variable, melalui pengaruh Working Capital Turnover, Current Ratio, dan Debt to Total Asset terhadap Return On Investment. Hasil regresi dapat
dilihat pada table 4.6 berikut ini.
Tabel 4.4 Analisis Hasil Regresi
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1 Constant
7.009 2.643
2.652 .013
Working Capital Turnover
-.081 .062
-.256 -1.309 .201
Current Ratio -.909
1.210 -.149
-.751 .459
Debt to Total Asset -.130
.173 -.136
-.751 .459
a. Dependent Variable: Return On Investment
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan persamaan regresi
Universitas Sumatera Utara
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e ROI = 7.009 + 0.081 WCT + 0.909 CR + 0.130 DTA + e
Keterangan :
1 Konstansta sebesar 7.009 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X1 = 0, X2 = 0 dan X3 = 0 maka ROI
sebesar 7.009, 2
β1 sebesar 0.081 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Working Capital Turnover sebesar 1 maka akan diikuti penurunan ROI
sebesar 0.081 dengan asumsi variabel lain tetap, 3
β2 sebesar 0.909 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Current Ratio sebesar 1 maka akan diikuti oleh penurunan ROI sebesar
0.909 dengan asumsi variabel lain tetap, 4
β3 ebesar 0.130 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Debt to Total Asset sebesar 1 maka akan diikuti oleh penurunan ROI sebesar
0.10 denga asumsi variabel lain tetap.
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variable-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar
variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square
Universitas Sumatera Utara
semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen menberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen, sebaliknya semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun
variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .265
a
.070 -.023
4.786089 1.664
a. Predictors: Constant, Debt to Total Asset, Working Capital Turnover, Current Ratio b. Dependent Variable: Return On Investment
Pada model summary, nilai koefisien korelasi R sebesar 0.265 yang berarti bahwa korelasi atas hubungan antara Return On Investment ROI
dengan variabel independennya WCT, CR, dan DTA tidak begitu kuat karena berada dibawah 0.5. Angka adjusted R square atau koefisien
determinasi adalah 0.023. Hal ini berarti 2,3 variasi atau perubahan dalam ROI dapat dijelaskan oleh variasi Working Capital Turnover, Current Ratio,
dan Debt to Total Asset, sedangkan sisanya 97,7 dijelaskan oleh sebab-
Universitas Sumatera Utara
sebab lain. Stardard Error of Estimated SEE adalah 4.786089 yang mana
semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam
memprediksi variabel dependen. c.
Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan
menngunakan uji t t test dan uji F F test.
1 Uji t t test
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 16,
diperoleh hasil uji t dalam table dibawah ini.
Tabel 4.6 Hasil Uji t
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1 Constant
7.009 2.643
2.652 .013 Working Capital
Turnover -.081
.062 -.256 -1.309 .201
Current Ratio -.909
1.210 -.149
-.751 .459 Debt to Total Asset
-.130 .173
-.136 -.751 .459
a. Dependent Variable: Return On Investment
Universitas Sumatera Utara
Tabel regresi di atas terlihat besarnya t hitung untuk variabel Working Capital Turnover sebesar -1..309 dengan nilai signifikan 0201.
Hasil statistik tersebut dapat menyimpulkan t hitung adalah -1,309 sedangkan t tabel adalah 2.032244, sehingga t tabel t hitung 2.032244
-1,309 maka Working Capaital Turnover secara individual tidak mempengaruhi ROI. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka yang
lebih besar dari 0.05 0.201 0.05, maka H diterima dan H
a
ditolak, artinya Working Capital Turnover tidak berpengaruh terhadap ROI. Tabel
diatas juga memperlihatkan nilai dari t hitung dari Current ratio dimana nilai t hitung Current Ratio lebih kecil dari t table -0,751 2.032244 dan
hasil signifikansinya juga memperlihatkan nilai signifikansi Current Ratio lebih besar dari 0.05 0.459 0.05, maka dari hasil diatas dapat
disimpulkan juga bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap ROI. Hasil yang sama juga diperlihatkan oleh Debt to Total Asset dimana nilai t
hitung DTA lebih kecil dari nilai t tabelnya -0.136 2.032244 dan nilai signifikansi DTA juga lebih besar dari 0.05 0.459 0.05 jadi Debt to
Total Asset juga tidak berpengaruh secara individual terhadap Return On Investment.
2 Uji F F test
Untuk melihat pengaruh Working Capital Turnover, Current Ratio, dan Debt to Total Asset terhadap Return On investment secara simultan
Universitas Sumatera Utara
dapat dihitung dengan mengunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 16 maka diperoleh hasil pada table 4.9
berikut ini
Tabel 4.7 Hasil Uji F
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
52.056 3
17.352 .758
.527
a
Residual 687.199
30 22.907
Total 739.256
33 a. Predictors: Constant, Debt to Total Asset, Working Capital Turnover, Current Ratio
b. Dependent Variable: Return On Investment
Terlihat dalam uji ANOVA atau F test, diperoleh bahwa f hitung sebesar 0.758 dengan tingkat signifikansinya sebesar 0.527 sedangkan dari
F table nilainya sebesar 3.275898 dengan signifikansi 0.05. berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Working Capital Turnover,
Current Ratio, dan Debt to Total Asset tidak berpengaruh secara simultan terhadap ROI karena nilai F table F hitung 3.275898 0.758 dan
signifikansi penelitian nilainya lebih besar dari 0.05 0.527 0.05.
3. Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari
www.idx.co.id berupa data keuangan sampel perusahaan
otomotif dari tahun 2007 sampai dengan 2009. Variabel dari penelitian ini terdiri dari Working Capital Turnover, Current Ratio dan Debt to Total Asset sebagai
Universitas Sumatera Utara
variabel bebas independent variable dan ROI sebagai variable terikat dependent variable. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan
otomotif selama periode 2007 sampai dengan 2009 disajikan dalam table 4.2
Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2007 sampai Tahun 2009
N Range
Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
Working Capital Turnover 39
5.350 .470
5.820 2.21154
.925540 Current Ratio
39 4.121
.859 4.980
1.68882 .770824
Debt to Total Asset 39
29.448 1.134
30.582 2.89331
4.649698 Return On Investment
39 14.208
.012 14.220
3.76862 4.613000
Valid N listwise 39
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel independen penelitian yaitu Working Capital Turnover, Current Ratio, dan Debt to Total Asset memiliki nilai
minimum yang positif dan variabel dependen yaitu ROI juga memiliki nilai minimum yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:
a. Variabel Working Capital Turnover dari selang waktu 2007-2009 memiliki nilai minimum sebesar 0,47 dan nilai maksimum 5,82 dengan
rata-rata Working Capital Turnover sebesar 2,21154. b. Variabel Current Ratio pada tahun 2007-2009 memiliki nilai minimum
sebesar 0,859 dan nilai maksimum sebesar 4,980 dengan nilai rata-rata Current Ratio sebesar 1,68882.
Universitas Sumatera Utara
c. Variabel Debt to Total Asset dari tahun 2007-2009 memiliki nilai minimum sebesar 1,134 dan nilai maksimum sebesar 30,582 dengan nilai
rata-rata sebesar 2,89331. d. Variabel Return On Investment pada selang waktu 2007-2009 memiliki
nilai minimum sebesar 0,012 dan nilai maksimun sebesar 14,220 dan nilai rata-rata Return On Investment sebesar 3,76862.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai adjusted R square sebesar 0.023 atau sebesar 2,3 yang berarti bahwa 2,3 variasi atau perubahan dalam Return On Investment dapat dijelaskan
oleh Working Capital turnover, Current Ratio, dan Debt to Total Asset, sedangkan sisanya sebesar 97,7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian. Hasil pengujian t test dan F test juga menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan Working Capital turnover, Current Ratio, dan Debt
to Total Asset tidak berpengaruh terhadap Return On Investment. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Siwi
yang menyatakan bahwa Working Capital Turnover dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Return On Investment secara parsial maupun simultan. Hal ini
mungkin terjadi karena periode penelitian yang diambil oleh Siwi adalah periode sebelum terjadinya krisis ekonomi yang pernah terjadi di yang mengakibatkan
adanya kemerosotan perusahaan- perusahaan yang ada di Indonesia. Perbedaan hasil penelitian juga mungkin dipengaruhi oleh sampel penelitian dimana Siwi melakukan
Universitas Sumatera Utara
penelitian terhadap perusahaan property dan real estate yang go public pada BEJ sedangkan yang perusahaan yang diteliti oleh peneliti adalah perusahaan otomotif
dari tahun 2007 sampai dengan 2009. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Dani menunjukkan bahwa Working Capital Turnover, Current Ratio, dan Debt to Equity
Ratio berpengaruh simultan dan parsial terhadap Return On Investment, jadi penelitian yang dilakukan oleh Dani juga tidak mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Hal ini bisa disebabkan oleh sampel yang diambil peneliti berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dani, dimana Dani hanya melakukan
penelitian pada satu perusahaan saja sedangkan peneliti meneliti 13 perusahaan. Hal ini membuat perbedaan hasil penelitian antara peneliti dan Dan. Penelitian Dani yang
hanya dilakukan pada satu perusahaan dimana laporan keuangan perusahaan dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yang signifikan yang mengakibatkan hasil
penelitiannya berpengaruh secara positif. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti juga menunjukkan perbedaan hasil
dengan yang peneliti lakukan. Hasil penelitian Astuti menunjukkan bahwa Current Ratio CR, Working Capital Turn Over WCT, Cash ratio memiliki pengaruh
terhadap Return on Investment ROI baik secara parsial maupun simultan. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh sampel penelitian yang diteliti oleh Astuti dimana
Astuti melakukan penelitian pada 2 kelompok perusahaan yaitu perusahaan otomotif dan Allied Product di BEJ sedangkan peneliti hanya melakukan penelitian pada
perusahaan otomotif saja. Dimana jumlah sampelnya lebih banyak daripada sampel peneliti. Pada periode penelitian yang dilakukan oleh Astuti perusahaan tidak
Universitas Sumatera Utara
mengalami gejolak ekonomi yang sisgnifikan terhadap perusahaan otomotif dan Allied Product, sedangkan periode yang diteliti oleh peneliti terjadi pada saat
banyaknya muncul perusahaan otomotif di Indonesia sehingga mengakibatkan persaingan yang ketat. Persaingan ini mengakibatkan perusahaan otomotif yang
sudah besar mengalami persaingan yang ketat dengan perusahaan otomotif yang sedang berkembang.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan