Rumusan Masalah Jadwal Penelitian Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

telah memberikan dampak yang baik bagi perekonomian Indonesia.. Industri otomotif menjadi industri yang penting bagi perkembangan perekonomian bangsa. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri barang otomotif di Indonesia. Industri ini telah mengalami kemajuan yang pesat yang dapat dilihat dari semakain banyak perusahaan yang bergelut didunia otomotif dan juga semakian banyak masyarakat yang komsumtif dalam membeli kendaraan. Kemajuan industri otomotif ini menjadi alasan bagi peneliti untuk meneliti perusahaan otomotif yang telah go public untuk melihat pengaruh modal kerja, liquiditas, dan solvabilitas perusahaan terhadap kemajuan perusahaan bila diukur dengan profitabilitas yang diperoleh perusahaan. Alasan lain peneliti untuk memilih perusahaan otommotif juga karena peneliti-peneliti sebelumnya belum ada yang menjadikan industri otomoti sebagai sampel penelitian mereka. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor dan calon investor untuk merumuskan kebijakan dalam melakukan investasi pada perusahaan dalam sektor industri otomotif di Bursa Efek Indonesia supaya tingkat pengembalian dari penanaman investasi tersebut memperoleh hasil yang maksismum. Berdasarkan gambaran tersebut menarik untuk diteliti mengenai “Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang permasalahan maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Apakah efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap profitabilitas industri otomotif di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah : Mengetahui bagaimana pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas secara parsial maupun simultan pada industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.

2. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: a. Manfaat Teoritis 1.Peneliti Penelitian ini sangat berguna bagi Peneliti dikemudian hari jika nantinya dimintakan pendapatnya mengenai pengaruh financial leverage dan total assets turnover terhadap earning per share EPS. 2.Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan khususnya dibidang keuangan dalam menilai hasil operasi dan kebijaksanaan pendanaan perusahaan. 3.Peneliti Lain Universitas Sumatera Utara Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan dan sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut. b. Manfaat secara praktis Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi calon investor sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Teoritis

a. Profitabilitas Perusahaan

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri Sartono, 1998: 130. Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi. Perbandingan ini disebut rasio profitabilitas profitability ratio. Berikut ini beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah sebagai berikut : 1 Gross Profit Margin Rasio gross profit margin atau margin keuntungan kotor berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Gross profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka gross profit margin akan menurun, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, Universitas Sumatera Utara mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Formulasi dari gross profit margin atau GPM adalah sebagai berikut: 2 Net Profit Margin Net Profit Margin NPM menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Dengan kata lain ratio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Formulasi dari net profit margin adalah sebagai berikut: 3 Return on Investment Return on Investment atau return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Analisis Return On Investment ROI dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruhkomprehensif. Analisa Return On Universitas Sumatera Utara Investment ROI ini sudah merupakan tehnik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return On Investment ROI itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian Return On Investment ROI menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan Net Operating Income dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut Net Operating Assets. Sebutan lain untuk ROI adalah “Net Operating profit Rate Of Return” atau “Operating Earning Power” Munawir, 1995: 89. Formulasi dari return on investment atau ROI adalah sebagai berikut: 4 Return on Equity Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Formulasi dari return on equity atau ROE adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

b. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja

Mengenai pengertian modal kerja terdapat beberapa konsep yaitu Riyanto, 1995: 57-58: a Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimulai dari yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. b Konsep Kualitatif Dalam konsep ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang harus segera dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar itu harus disediakan untuk memenuhi kewajiban financial yang harus segera dibayar dimana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membayar operasi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Oleh karena itu modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membayar operasi perusahaan mampu Universitas Sumatera Utara mengganggu likuiditasnya yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas utang lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja memo non working capital c Konsep Fungsional Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan dalam satu periode accounting current income bukan periode berikutnya future income. Dari pengertian tersebut maka terdapat sejumlah dana yang tidak menghasilkan current income atau kalau menghasilkan tidak sesuai dengan misi perusahaan yaitu non working capital, sehingga besarnya modal kerja adalah: 1 Besarnya kas 2 Besarnya persediaan 3 Besarnya piutang dikurangi bersarnya laba 4 Besarnya sebagian dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap besarnya adalah sejumlah dana yang berfungsi untuk menghasilkan current income tahun yang bersangkutan Sedangkan bagian piutang yang merupakan keuntungan adalah tergolong dalam modal kerja potensial dan sebagian dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap yang menghasilkan future income pendapatan tahun-tahun sesudahnya termasuk dalam non working capital. Universitas Sumatera Utara

2. Fungsi Modal Kerja

Fungsi modal kerja adalah sebagai berikut: 1 Modal Kerja itu menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan. 2 Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar semua utang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memanfaatkan potongan tunai ; dengan menggunakan potongan tunai maka jumlah yang akan dibayarkan uttuk pembelian barang menjadi berkurang. 3 Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara “Credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit. Disamping itu modal kerja yang mencukupi memungkinkan perusahaan untuk menghadapi situasi darurat seperti dalam hal terjadi : pemogokan banjir dan kebakaran. 4 Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit kepada para pembeli. Kadang-kadang perusahaan harus memberikan kepada para pembelinya syarat kredit yang lebih lunak dalam usaha membantu para pembeli yang baik untuk membiayai operasinya. Universitas Sumatera Utara 5 Memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan persediaan pada suatu jumlah yang mencukupi untuk melayani kebutuhan para pembeli dengan lancar. 6 Memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menyelenggarakan perusahaan lebih efisien dengan jalan menghindarkan kelambatan dalam memperoleh bahan, jasa dan alat-alat yang disebabkan karena kesulitan kredit. 7 Modal kerja yang mencukupi, memungkinkan pula perusahaan untuk menghadapi masa resesi dan depresi dengan baik.

3. Sumber Modal Kerja

Sumber modal kerja terdiri dari: a Operasi rutin perusahaan b Laba yang diperoleh dari penjualan surat-surat berharga dan penanaman sementara lainnya. c Penjualan aktiva tetap, penanaman jangka panjangaktiva tak lancar dan lain-lainnya. d Pengembalian pajak dan keuntungan luar biaya lainnya. e Penerimaan yang diperoleh dari penjulan obligasi dan saham dan penyetoran dana oleh para pemilik perusahaan. f Penerimaan pinjaman jangka panjang dan jangka pendek yang diperoleh dari Bank atau pihak lain. g Pinjaman yang dijamin dengan hipotek atas aktiva tetap atau aktiva tak lancar. Universitas Sumatera Utara h Penjualan piutang dengan jalan penjualan biasadengan “factoring” penjualan dengan cara penjualan faktur, pemberian kredit, diserahkan pada lembaga keuangan.

6. Efisiensi Modal Kerja

Manajemen atau pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting agar kelangsungan usaha sebuah perusahaan dapat dipertahankan Hanafi, 2005: 125. Kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja akan menyebabkan buruknya kondisi keuangan perusahaan sehingga kegiatan perusahaan dapat terhambat atau terhenti sama sekali. Adanya kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja dapat menimbulkan kelebihan atau kekurangan dalam penyediaan modal kerja Djarwanto, 2005: 88. Adanya kelebihan modal kerja dalam sebuah perusahaan dapat disebabkan oleh pengeluaran ologasi saham dalam jumlah yang lebih dari yang diperlukan, penjualan aktiva lancer yang tak diganti,konversi aktiva tetap ke dalam modal kerja, dan laba operasi yang tidak digunakan untuk membayar deviden,pembelian aktiva atau tujuan lainnya. Kekurangan modal kerja terjadi karena kerugian usaha, kerugian luar biasa extraordinary losses, dan kebijakan dividen yang kurang baik. Indikasi pengelolaan modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja yang dilihat dari perputaran modal kerja Husnan, 1997: 98 yang dimulai dari aset kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode perputarannya, makin cepat Universitas Sumatera Utara perputarannya sehingga perputaran modal kerja makin tinggi dan perusahaan makin efisiens yang pada akhirnya rentabilitas semakin tinggi. Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi modal kerja adalah a Perputaran Modal Kerja Working Capital Turnover Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan dalam rupiah yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Formulasi dari Working Capital Turnover WCT adalah sebagai berikut : b Perputaran persediaan Inventory Turnover Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisisensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manjemen mengontrol modal yang ada pada persediaan Formulasi dari Inventory Turnover adalah sebagai berikut : c Perputaran Piutang Receivable Turnover Rasio ini menunjukkan efisiensi pengelolaan piutang perusahaan. Semakin tinggi rasio menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah. Formulasi dari receivable turnover RT adalah: Universitas Sumatera Utara Kebijakan modal kerja yang efisien menghadapkan pihak manajemen pada keputusan yang mengakibatkan adanya pertukaran trade off antara faktor likuiditas dan profitabilitas Van Horne,1997: 217. Keputusan untuk menetapkan jumlah modal kerja yang besar modal kerja memungkinkan tingkat likuiditas terjaga namun dapat menurunkan profitabilitas. Sebaliknya keputusan yang cenderung untuk memaksimalkan profitabilitas dapat mengganggu tingkat kelancaran likuiditas.

d. Likuiditas Perusahaan

Likuiditas Riyanto, 1995: 25 adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran alat likuid yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu memiliki kemampuan membayar. Kemampuan membayar baru terdapat pada perusahaan apabila kekuatan membyar-nya adalah demikian besarnya sehingga dapat memenuhi semua kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi. Dengan demikian maka kemampuan membayar itu dapat diketahui setelah membandingkan kekuatan membayar-nya di satu pihak dengan kewajiban-kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi di lain pihak. Universitas Sumatera Utara Suatu perusahaan yang mempunyai kekutan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuid. Sedangkan menurut Munawir 2001:31 likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi. Untuk menilai likuiditas perusahaan terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas perusahaan, yaitu : 1 Current Ratio Current Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat megetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mandapat kredit itu kira- kira akan mampu ataupun tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan pada tanggal yang Universitas Sumatera Utara sudah ditentukan. Dasar perbandingan itu menunjukan apakah jumlah aktiva lancar itu cukup melampaui besarnya kewajiban lancar, sehingga dapatlah kiranya diperkirakan bahwa, sekiranya pada suatu ketika dilakukan likuiditas dari aktiva lancar dan ternyata hasilnya dibawah nilai dari yang tercantum di neraca, namun masih tetap akan terdapat cukup kas ataupun yang dapat dikonversikan menjadi uang kas di dalam waktu singkat, sehingga dapat memenuhi kewajibannya Tunggal, 1995: 154. Current ratio yang tinggi maka makin baiklah posisi para kreditor, oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat dibayar pada waktunya. Hal ini terutama berlaku bila pimpinan perusahaan menguasai pos-pos modal kerja dengan ketatdengan semestinya. Dilain pihak ditinjau dari sudut pemegag saham suatu current ratio yang tinggi tak selalu paling menguntungkan, terutama bila terdapat saldo kas yang kelebihan dan jumlah piutang dan persediaan adalah terlalu besar. Pada umumnya suatu current ratio yang rendah lebih banyak mengandung risiko dari pada suatu current ratio yang tinggi, tetapi kadang-kadang sutau current ratio yang rendah malahan menunjukkan pimpinan perusahaan menggunakan aktiva lancar sangat efektif. Yaitu bila saldo disesuaikan dengan kebutuhan minimum saja dan perputaran piutang dari persediaan ditingkatkan sampai pada tingkat maxsimum. Jumlah kas yang diperlukan tergantung dari besarnya perusahaan dan Universitas Sumatera Utara terutama dari jumlah uang yang diperlukan untuk membayar utang lancar, berbagai biaya rutin dan pengeluaran darurat Tunggal, 1995: 157. Munawir 2001:72 menyatakan current ratio 200 kadang sudah memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada beberapa faktor, suatu standar atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current ratio 200 hanya merupakan kebiasaan atau rule of thumb dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa yang lebih lanjut. Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan margin of safety kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih. Riyanto, 1995: 26 menyatakan bahwa bagi perusahaan bukan kredit, current ratio kurang dari 2:1 dianggap kurang baik, sebab apabila aktiva lancar turun misalnya sampai lebih dari 50 maka jumlah aktiva Universitas Sumatera Utara lancarnya tidak akan cukup lagi menutup utang lancarnya. Pedoman current ratio 2 : 1, sebenarnya hanya didasarkan pada prinsip “hati-hati”. Pedoman current ratio 200 bukanlah pedoman mutlak. Apabila pedoman current ratio 2 : 1 atau 200 sudah ditetapkan sebagai ratio minimum yang akan dipertahankan oleh suatau perusahaan, maka perusahaan dalam penarikan kredit jangka pendeknya juga harus selalu didasarkan pada pedoman tersebut. Setiap saat perusahaan harus mengetahui berapa kredit jangka pendek maksimum yang boleh ditarik supaya pedoman current ratio tersebut tidak dilanggar. Batas maksimum kredit jangka pendek yang boleh diambil supaya tidak mengganggu atau melanggar pedoman current ratio tertentu ialah apa yang disebut “the line of credit” atau “maximum current indebtedness” Apabila perusahaan menetapkan bahwa current ratio yang harus dipertahankan adalah 3:1 atau 300 ini berarti bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp.1,00 harus dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp.3,00 atau dijamin dengan net working capital sebesar Rp.2,00. Dengan demikian maka ratio modal kerja dengan hutang lancar adalah 2:1, karena modal kerja tidak lain adalah kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar. Adapun formulasi dari Current Ratio CR adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 2 Quick Ratio Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar Munawir 2001: 74. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena menganggap persediaan memerlukan waktu lama untuk direalisir menjadi kas, walaupun pada kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari piutang. Rasio ini lebih tajam dari pada current ratio karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid. Jika current ratio tinggi tapi quick ratio rendah, hal ini menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan. Adapun formulasi dari quick ratio adalah sebagai berikut :

e. Solvabilitas Perusahaan

Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini dilikuidasikan Riyanto, 1995: 32. Pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang- utangnya baik jangka pendek dan jangka panjang. Sedangkan menurut Munawir 2002: 32 solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut Universitas Sumatera Utara dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan yang solvabel berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang- hutangnya, tetapi tidak dengan sendirinya berarti bahwa perusahaan tersebut likuid. Sebaliknya perusahaan yang insolvabel tidak solvabel tidak dengan sendirinya bahwa perusahaan tersebut adalah juga likuid. Dalam hubungan antara likuiditas dan solvabilitas terdapat 4 kemungkinan yang dapat dialami perusahaan yaitu perusahaan yang liquid tetapi insolvable, perusahaan yang liquid dan solvable, perusahaan yang solvable tetapi liquid, dan perusahaan insolvable tetapi inliquid. Baik perusahaan yang insolvabel maupun illikuid, kedua-duanya pada suatu waktu akan menghadapi kesukaran finansiil yaitu pada waktu tiba saatnya untuk memenuhi kewajibannya. Perusahaan yang insolvabel tetapi likuid tidak segera dalam keadaan kesukaran finansiil, tetapi perusahaan yang illikuid akan segera dalam kesukaran karena segera menghadapi tagihan- tagihan dari krediturnya. Perusahaan yang insolvable tapi likuid masih dapat bekerja dengan baik, dan sementara itu masih mempunyai kesempatan atau waktu untuk memperbaiki solvabilitasnya. Tetapi apabila usahanya tidak Universitas Sumatera Utara berhasil, maka pada akhir perusahaan tersebut akan menghadapi kesukaran juga Riyanto, 1995: 33. Solvabilitas dapat diukur dengan rasio antara lain: 1 Debt to Equity Ratio Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Formulasi dari debt to equity ratio adalah sebagai berikut: 2 Debt to Total Assets Menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan.

B. Tinjaun Penelitian Terdahulu

Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Penelitian terdahulu Nama Judul Variabel Hasil Penelitian Siwi 2005 Analisis Pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap likuiditas pada perusahaan property dan real eastate yang go public di BEJ Working Capital Turnover WCT Debt to equity ratio DER Return on Investment ROI Working Capital Turnover WCT, Debt to equity ratio DER, memiliki pengaruh secara parsial dan simultan terhadap Return on Investment ROI Faurani 2004 Pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas dan rentabilitas pada Koperasi Dharma Wanita “Mandalika” Nusa Tenggara Timur Profit margin on sales Ratio Profit Margin Working Capital Working Capital Tidak Memiliki pengaruh terhadap profit margin on sales,profit margin Dani2003 Pengaruh liquiditas, leverage dan efisiensi modal kerja terhadap Profitabilitas Studi kasus pada PT.Modern Toolsindo Bekasi Current Ratio CR, Debt to Equity Ratio DER, Working Capital Turnover WCT, Return On Investment ROI Current ratio, debt to equity ratio, dan working capital memiliki pengaruh secara simultan dan parsial terhadap Return On Investment ROI pada PT.Modern Toolsindo Bekasi Indri Astuti 2003 Pengaruh manajemen Modal Kerja, likuiditas, hutang lancar, kecukupan kas terhadap profitabilitas perusahaan otomotif dan Allied Product di BEJ Current Ratio CR Working Capital Turn Over WCT Cash Ratio Debt to Equity Ratio DER Return on Investment ROI Current Ratio CR Working Capital Turn Over WCT Cash ratio memiliki pengaruh terhadap Return On Investment ROI baik secara parsial maupun simultan Siwi, yang meneliti analisis pengaruh efesiensi modal kerja, liquiditas, solvabilitas terhadap profitabilitas pada perusahaan property dan real estate yang go public di BEJ dimana hasil penelitiannya membuktikan bahwa WTC, Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh secara parsial dan simultan terhadap Return on Invesment. Dani yang meneliti pengaruh liquiditas, laverage, dan efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas dimana penelitiannya membuktikan bahwa Current Ratio, Debt to Universitas Sumatera Utara Equity Ratio, dan WTC memiliki pengaruh parsial dan simultan terhadap Return on Investment. C . Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini: H1 H2 H4 H3 Gambar 2.1 Kerangka konseptual Tunggal 1995:165 menyebutkan indikasi pengelolaan modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja yang dapat dilihat dari perputaran modal kerja yang dimiliki dari asset kas di investasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Efisiensi modal kerja dapat dilihat dari perputaran modal kerja working capital turnover, perputaran persediaan inventory turnover, dan perputaran piutang receivable turnover. Perputaran modal kerja dimulai dari saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi Efisiensi Modal Kerja Working Capital Turnover X 1 Likuiditas Current Ratio X 2 Solvabilitas Total Debt to Total Capital Assets X 3 Profitabilitas Return on Investment Y Universitas Sumatera Utara kas. Semakin pendek periode perputaran modal kerja semakin cepat perputarannya, sehingga modal kerja semakin tinggi dan perusahaan semakin efisien yang pada akhirnya profitabilitas meningkat. Pengelolaan manajemen modal kerja yang baik dapat dilihat dari efisiensi modal kerja. Pengukuran efissiensi modal kerja umumnya diukur dengan melihat perputaran modal kerja working capital turnover, Jika perputaran modal kerja semakin tinggi maka semakin cepat dana atau kas yang diinvestasikan dalam modal kerja kembali menjadi kas, hal itu berarti keuntungan perusahaan dapat lebih cepat diterima. Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang memuaskan, maka perusahaan kemungkinan mengalami insolvency tak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi. Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar sedemikian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan margin safeti yang memuaskan. Sementara itu, jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan perusahaan overlikuid sehingga menimbulkan dana mengaggur yang akan mengakibatkan inefisiensi perusahaan, dan membuang kesempatan memperoleh laba. Dalam penentuan kebijakan modal kerja yang efisien, perusahaan dihadapkan pada masalah adanya pertukaran trade off antara faktor likuiditas dan profitabilitas Horne, 1997: 217. Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga namun Universitas Sumatera Utara kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas. Sebaliknya jika perusahaan ingin memaksimalkan profitabilitas, kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Makin tinggi likuiditas, maka makin baiklah posisi perusahaan di mata kreditur. Oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan akan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya. Di lain pihak ditinjau dari segi sudut pemegang saham, likuiditas yang tinggi tak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang menguntungkan perusahaan Djarwanto, 91. Selain masalah tersebut di atas perusahaan juga dihadapkan pada masalah penentuan sumber dana. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang dibanding modal sendiri maka tingkat solvabilitas akan menurun karena beban bunga yang harus di tanggung juga meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas. Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya hal tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Universitas Sumatera Utara Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to total asset. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan. Rasio profitabilitas adalah ukuran untuk mengetahui seberapa jauh aktivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Efektifititas manajemen meliputi kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba. Meskipun demikian, analisis rasio keuntungan dapat memberikan gambaran keuntungan yang diperoleh perusahaan Rangkuti, 2004: 79. Metode yang umum digunakan dalam evaluasi kinerja perusahaan adalah membandingkan seluruh sumber yang digunakan dengan laba yang diperoleh. Model pengukuran yang dipakai adalah analisis pengembalian investasi atau return on investment ROI. Rasio ini membandingkan hasil yang dipeoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut. Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu apabila dikaitkan dengan teori yang diungkapkan oleh Tunggal, Van Horne, Djarwanto, dan Sawir menunjukkan Universitas Sumatera Utara adanya suatu masalah atau gap antara teori dengan kenyataan. Masalah tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang tidak konsisten.

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Hipotesis penelitian ini adalah Working Capital Turnover, Current Ratio,dan Debt to Total Asset berpengaruh terhadap Return On Investment ROI baik secara simultan maupun secara parsial. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variable dengan variable lainnya Umar, 2003:30. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tiga variabel independen terhadap satu variable dependen. Variable independen dalam penelitian ini di dalam hipotesis memiliki pengaruh yang kuat terhadap variable dependennya.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok obyek yang lengkap dan jelas Usman, 2003: 181. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan kelompok industri otomotif yang sudah go public di Bursa Efek Indonesia periode waktu 2007-2009 di mana data diperoleh dari sumber data sekunder dengan jumlah populasi sebanyak 13 perusahaan. Sumber data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak kedua atau tangan kedua Usman, 2003: 20. Data yang diperoleh adalah data polled yaitu data dalam bentuk gabungan dari data time series dan data cross section. Data time series merupakan data yang berdasarkan dalam interval waktu interval waktu dalam penelitian ini mulai dari Universitas Sumatera Utara tahun 2006 sampai 2009, sedangkan data cross section merupakan data yang dikumpulkan dengan mengamati banyak subyek seperti individu, perusahaan atau negara wilayah pada titik waktu yang sama, atau tanpa memperhatikan perbedaan waktu subyek yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap dapat menggambarkan populasinya Soehartono, 1999: 57. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Teknik ini ditentukan untuk memilih anggota sampel secara khusus berdasarkan tujuan penelitian dan kesesuaian kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Adapun yang menjadi kriteria perusahaan dalam penentuan sampel dalam penelitian ini adalah : a. perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007 sampai 2009, b. menerbitkan laporan keuangan selama periode penelitian yaitu dari tahun 2007 sampai tahun 2009, c. perusahaan yang diteliti tersebut tidak mengalami delisting selama periode penelitian. d. perusahaan yang diteliti memiliki laba setiap tahun penelitian yaitu tahun 2007 sampai dengan 2009. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam pengambilan sampel, maka perusahaan yang memenuhi kriteria yang dapat dijadikan sebagai sampel, yaitu sebagai berikut. Tabel 3.1 Sampel Penelitian No Nama Perusahaan 1 PT Astra Internasional 2 PT Astra Otoparts 3 PT Gajah Tunggal 4 PT Goodyear Indonesia 5 PT Indo Kordsa 6 PT Indospring 7 PT Intraco Penta 8 PT Multi Prima Sejahtera 9 PT Multistrada Arah Sejahtera 10 PT Nipress 11 PT Selamat Sempurna 12 PT Tunas Ridean 13 PT United Traktor

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian Suhartono, 1999:70. Metode ini dilakukan dengan mencatat atau mengumpulkan data-data yang tercantum pada Indonesian Capital Market Directory yang berupa data laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tergabung di dalam industri otomotif yang listing di BEI tahun 2007-2009. Data yang Universitas Sumatera Utara dipakai adalah data sekunder, berupa data-data laporan keuangan perusahaan industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Menurut Sugiyono 2008:193 “sumber sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan industri otomotif yang terdapat pada Indonesian Capital Market Directory yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia, JSX Statistics, laporan hasil penelitian ilmiah dan jurnal penelitian ilmiah.

4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian Suryabrata, 2003: 25. Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel tidak bebas. a. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diwakili oleh return on investment ROI. Return on Investment merupakan rasio yang digunakan untuk membandingkan hasil usaha yang diperoleh dari operasi perusahaan net operating income dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut Rangkuti, 2004: 80. Indikator-indikator dari return on investment adalah sebagai berikut: 1 Laba setelah pajak Universitas Sumatera Utara 2 Total aktiva Dengan demikian pengukuran variabel tersebut menggunakan skala rasio. Untuk mengukur besarnya ROI digunakan formulasi : b. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas. 1 Efisiensi Modal Kerja X 1 Modal kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah modal kerja konsep kuantitatif yang didasarkan pada unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali pada bentuk semula. Variabel efisiensi modal kerja ini diukur dengan melihat tingkat perputaran modal kerja working capital turnover. Rasio perputaran modal kerja working capital turnover menunjukkan banyaknya penjualan dalam rupiah yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Indikator-indikator dari working capital turnover adalah penjualan bersih dan aktiva lancar. a Penjualan bersih b Aktiva lancar, adalah aktiva perusahaan yang berupa kas atau aktiva yang lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam satu tahun atau dalam siklus Universitas Sumatera Utara kegiatan normal perusahaan jika melampaui satu tahun. Pos-pos neraca yang masuk dalam perkiraan aktiva lancar adalah kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, piutang penghasilan, persediaan, dan biaya dibayar di muka. Untuk mengukur besarnya Working Capital Turnover WCT digunakan formula : 2. Likuiditas X 2 Variabel likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan current ratio CR. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Indikator-indikator dari current ratio adalah sebagai berikut : a Aktiva lancar, adalah aktiva perusahaan yang berupa kas atau aktiva yang lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam satu tahun atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan jika melampaui satu tahun. Pos-pos neraca yang masuk dalam perkiraan aktiva lancar adalah kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, piutang penghasilan, persediaan, dan biaya dibayar di muka. Universitas Sumatera Utara b Hutang lancar, adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek satu tahun sejak tanggal neraca. Pos-pos neraca yang masuk ke dalam perkiraan utang lancar adalah utang dagang, utang wesel, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, utang jangka panjang yang segera jatuh tempo, pendapatan diterima di muka. Untuk mengukur besarnya current ratio digunakan formula : 3. Solvabilitas X 3 Variabel solvabilitas dalam penelitian ini diukur dengan Total debt to total capital assets ratio. Total debt to total capital assets merupakan rasio yang menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Indikator-indikator dari Total debt to total capital assets adalah sebagai berikut: a Utang Lancarkewajiban lancer, adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek satu tahun sejak tanggal neraca. Pos-pos neraca yang masuk ke dalam perkiraan utang lancar adalah utang dagang, utang wesel, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, utang jangka panjang yang segera jatuh tempo, pendapatan diterima di muka. Universitas Sumatera Utara b Utang Jangka Panjang, adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya masih panjang atau lebih dari satu tahun. Utang jangka panjang meliputi utang obligasi, utang hipotik, dan pinjaman jangka panjang lainnya. c Total Aktiva, adalah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tak berwujud, serta pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang. Secara umum, aktiva dibagi menjadi dua: Untuk mengukur besarnya solvabilitas digunakan formula :

B. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian agar dapat diinterpretasikan dan mudah dipahami adalah: 1 . Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif. Ada empat pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu: a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal Universitas Sumatera Utara atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali 2001:83. Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Menurut Santoso 2004:214, dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. ”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov K-S”, yang dijelaskan oleh Ghozali 2005:115. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis berikut ini. H : Data residua l berdistribusi normal, H a : Data residua l tidak berdistribusi normal. Bila signifikansi 0,05 dengan α = 5 berarti distribusi data normal dan H o diterima, sebaliknya bila nilai signifikan 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan H a diterima. b. Uji Multikolinieritas Universitas Sumatera Utara Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ditemuka n adanya korelasi antara variabel bebas independen Ghozali, 2001: 57. Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat problem multikolinieritas multiko pada model regresi tersebut. Deteksi adanya multikolineriaritas: 1 Besaran VIF variance inflation faktor dan Tolerance Model regresi yang bebas multikolinearitas adalah : a Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1. b Mempunyai angka tolerance mendekati 1. 2. Besaran kolerasi antar variabel independen Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah koefisien korelasi antar variabel independent haruslah lemah di bawah 0,05. Jika korelasi kuat maka terjadi problem multikolinearitas Santoso 2004:207. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastis dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Ghozali, 2001: 69. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui Universitas Sumatera Utara dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya. Dasar analisis dari uji heteroskedastis melalui grafik plot adalah sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh dua variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas X atau lebih dengan sebuah variabel terikat Y Usman, 2003: 241. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh working capital turnover, current assets, dan total debt to total capital assets terhadap return on investment pada industri barang konsumsi yang go publik di BEI periode waktu 2007 - 2009. Formulasi persamaan regresi berganda sendiri adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Dimana: Y : Return On Investment a : Bilangan Konstanta b 1 – b 3 : Koefisien Regresi X 1 : Working Capital Turnover X 2 : Current Ratio X 3 : Debt to Total Assets E : Variabel Pengganggu

3. Uji t t Test

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh dari masing-masing variabel independen yang terdiri atas efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap profitabilitas yang merupakan variabel dependennya. Seperti halnya dengan uji hipotesis secara simultan, pengambilan keputusan uji hipotesis secara parsial juga didasarkan pada nilai probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametrik Santoso 2004:168 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Jika probabilitas 0,05 maka H diterima. b. Jika probabilitas 0,05 maka H ditolak. Pada uji t, nilai probabilitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS pada tabel coefficients kolom sig atau significance.

4. Uji F F Test

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dari suatu persamaan regresi dengan menggunakan hipotesis statistik. Pengambilan keputusan didasarkan pada nilai probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametrik Santoso 2004:168 sebagai berikut: a. Jika probabilitas 0,05 maka H diterima. b. Jika probabilitas 0,05 maka H ditolak. Nilai probabilitas dari uji F dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS pada tabel ANOVA kolom sig atau significance.

5. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi R 2 dari hasil regresi berganda menunjukkan seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya Santoso 2004:167. Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda maka masing- masing variabel independent yaitu efisiensi modal kerja, likuiditas dan Universitas Sumatera Utara solvabilitas secara parsial dan secara simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu profitabilitas yang dinyatakan dengan R 2 untuk menyatakan koefisien determinasi atau seberapa besar pengaruh variabel efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap variabel profitabilitas. Sedangkan r 2 untuk menyatakan koefisien determinasi parsial variabel independent terhadap variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol, maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel independent terhadap nilai variabel dependen dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen. Sedangkan jika koefisien determinasi mendekati 1 maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independent terhadap variabel terikat. Angka dari R square didapat dari pengolahan data melalui program SPSS yang bisa dilihat pada tabel model summery kolom R square.

6. Analisis Deskriptif

Penggunaan analisis deskriptif ini ditujukan untuk mengetahui gambaran kondisi efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap profitabilitas melalui return on investment perusahaan yang dikomparasikan secara eksternal, yaitu melibatkan satu perusahaan yang dibandingkan dengan kondisi rata-rata dari seluruh objek penelitian. Universitas Sumatera Utara

C. Jadwal Penelitian

Penelitian untuk penulisan skripsi ini berlangsung dari bulan April 2011 sampai dengan bulan Desember 2011. Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Ta ha p Okt-Nov Penel i ti a n 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan judul dan penyetujuan proposal 2 Pengumpulan data dan bimbingan proposal 3 Seminar proposal 4 Analisa dan penyusunan hasil pene litian 5 Bimbingan dan penyele saian pene litian 6 Ujian skripsi Jul i 2011 Des ember 2011 Agt 2011 Sept 2011 No Juni 2011 Mei 2011 Apr Jul -05 Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Metode penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis stastistik dengan menggunakan model persamaan regresi berganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variable bebas atau independen terhadap variabel tidak bebas atau variabel dependen. Analisis data dimulai dengan mengolah data menggunakan microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Prosedur dimulai dengan memasukkan semua variabel independen dan variabel dependen ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, terdapat sejumlah 13 perusahaan otomotif yang memenuhi criteria untuk dijadikan sampel dan diamati selama periode 2007 sampai dengan 2009.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Universitas Sumatera Utara Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametric Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis berikut ini. H : Data residual berdistribusi normal, H a : Data residua l tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0.05 maka H diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.05 maka H ditolak. Tabel 4.1 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 34 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 4.56335695 Most Extreme Differences Absolute .192 Positive .192 Negative -.138 Kolmogorov-Smirnov Z 1.122 Asymp. Sig. 2-tailed .161 a.Test distribution is Normal Hasil pengolahan data tersebut menunjukkan besarnya nilai Kolmogrov- Smirnov K-S adalah 1.122 dan signifikans pada 0.161 dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data telah terdistribusi secara normal karena p= 0.161 0.05. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal. Hal ini juga dapat dilihat dari grafik histogram dan grafik normal plot data. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Histogram Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Melalui perbandingan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data Universitas Sumatera Utara mengikut garis diagonal yang tidak melenceng skewness ke kiri maupun ke kanan tetapi grafik histogram tersebut menunjukkan bahwa data menyebar secara normal. Pada grafik normal plot data, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehinnga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal. b. Uji Multikolinearitas Pada penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolonieritas yang masih dapat ditoleransi, yaitu tolerance 0.10 dan VIF 10. Berikut disajikan table 4.3 hasil pengujian. Tabel 4.2 Coefficients untuk ROI= fWTC, CR, DTA Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Working Capital Turnover .807 1.239 Current Ratio .790 1.265 Debt to Total Asset .945 1.058 a. Dependent Variable: Return On Investment Tabel 4.3 Cofficients Correlations untuk ROI= WTC, CR, DTA Model Debt to Total Asset Working Capital Turnover Current Ratio 1 Correlations Debt to Total Asset 1.000 .085 -.165 Working Capital Turnover .085 1.000 .411 Current Ratio -.165 .411 1.000 Universitas Sumatera Utara Covariances Debt to Total Asset .030 .001 -.034 Working Capital Turnover .001 .004 .031 Current Ratio -.034 .031 1.465 a. Dependent Variable: Return On Investment Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa variabel Working Capital Turnover, Current Ratio, dan Debt to Total Asset mempunyai korelasi sebesar 0.165 atau sekitar 16.5 . Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada korelasi yang tinggi umumnya diatas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi tidak adanya multikolinearitas. Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak terjadinya korelasi antar variable independen dimana nilai tolerance lebih dari 0.1. Nilai tolerance WCT sebesar 0.807, nilai tolerance CR sebesar 0.790 dan nilai tolerance DTA sebesar 0.945. Perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 dimana nilai VIF WCT sebesar 1.239, nilai VIF CR sebesar 1.265 dan nilai VIF DTA sebesar 1.058. berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model ini.

c. Uji Heterokedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengidentifikasi telah terjadi heterokedastisitas, 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalis apakah terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. Gambar 4.3 Scatterplot Grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Universitas Sumatera Utara Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain.

2. Analisis Regresi

Hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisi regresi berganda.

a. Persamaan Regresi

Pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variable, melalui pengaruh Working Capital Turnover, Current Ratio, dan Debt to Total Asset terhadap Return On Investment. Hasil regresi dapat dilihat pada table 4.6 berikut ini. Tabel 4.4 Analisis Hasil Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 7.009 2.643 2.652 .013 Working Capital Turnover -.081 .062 -.256 -1.309 .201 Current Ratio -.909 1.210 -.149 -.751 .459 Debt to Total Asset -.130 .173 -.136 -.751 .459 a. Dependent Variable: Return On Investment Berdasarkan tabel diatas, didapatkan persamaan regresi Universitas Sumatera Utara Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e ROI = 7.009 + 0.081 WCT + 0.909 CR + 0.130 DTA + e Keterangan : 1 Konstansta sebesar 7.009 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X1 = 0, X2 = 0 dan X3 = 0 maka ROI sebesar 7.009, 2 β1 sebesar 0.081 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Working Capital Turnover sebesar 1 maka akan diikuti penurunan ROI sebesar 0.081 dengan asumsi variabel lain tetap, 3 β2 sebesar 0.909 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Current Ratio sebesar 1 maka akan diikuti oleh penurunan ROI sebesar 0.909 dengan asumsi variabel lain tetap, 4 β3 ebesar 0.130 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Debt to Total Asset sebesar 1 maka akan diikuti oleh penurunan ROI sebesar 0.10 denga asumsi variabel lain tetap.

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variable-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square Universitas Sumatera Utara semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen menberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen, sebaliknya semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.5 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .265 a .070 -.023 4.786089 1.664 a. Predictors: Constant, Debt to Total Asset, Working Capital Turnover, Current Ratio b. Dependent Variable: Return On Investment Pada model summary, nilai koefisien korelasi R sebesar 0.265 yang berarti bahwa korelasi atas hubungan antara Return On Investment ROI dengan variabel independennya WCT, CR, dan DTA tidak begitu kuat karena berada dibawah 0.5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0.023. Hal ini berarti 2,3 variasi atau perubahan dalam ROI dapat dijelaskan oleh variasi Working Capital Turnover, Current Ratio, dan Debt to Total Asset, sedangkan sisanya 97,7 dijelaskan oleh sebab- Universitas Sumatera Utara sebab lain. Stardard Error of Estimated SEE adalah 4.786089 yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen. c. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menngunakan uji t t test dan uji F F test. 1 Uji t t test Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 16, diperoleh hasil uji t dalam table dibawah ini. Tabel 4.6 Hasil Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 7.009 2.643 2.652 .013 Working Capital Turnover -.081 .062 -.256 -1.309 .201 Current Ratio -.909 1.210 -.149 -.751 .459 Debt to Total Asset -.130 .173 -.136 -.751 .459 a. Dependent Variable: Return On Investment Universitas Sumatera Utara Tabel regresi di atas terlihat besarnya t hitung untuk variabel Working Capital Turnover sebesar -1..309 dengan nilai signifikan 0201. Hasil statistik tersebut dapat menyimpulkan t hitung adalah -1,309 sedangkan t tabel adalah 2.032244, sehingga t tabel t hitung 2.032244 -1,309 maka Working Capaital Turnover secara individual tidak mempengaruhi ROI. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka yang lebih besar dari 0.05 0.201 0.05, maka H diterima dan H a ditolak, artinya Working Capital Turnover tidak berpengaruh terhadap ROI. Tabel diatas juga memperlihatkan nilai dari t hitung dari Current ratio dimana nilai t hitung Current Ratio lebih kecil dari t table -0,751 2.032244 dan hasil signifikansinya juga memperlihatkan nilai signifikansi Current Ratio lebih besar dari 0.05 0.459 0.05, maka dari hasil diatas dapat disimpulkan juga bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap ROI. Hasil yang sama juga diperlihatkan oleh Debt to Total Asset dimana nilai t hitung DTA lebih kecil dari nilai t tabelnya -0.136 2.032244 dan nilai signifikansi DTA juga lebih besar dari 0.05 0.459 0.05 jadi Debt to Total Asset juga tidak berpengaruh secara individual terhadap Return On Investment. 2 Uji F F test Untuk melihat pengaruh Working Capital Turnover, Current Ratio, dan Debt to Total Asset terhadap Return On investment secara simultan Universitas Sumatera Utara dapat dihitung dengan mengunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 16 maka diperoleh hasil pada table 4.9 berikut ini Tabel 4.7 Hasil Uji F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 52.056 3 17.352 .758 .527 a Residual 687.199 30 22.907 Total 739.256 33 a. Predictors: Constant, Debt to Total Asset, Working Capital Turnover, Current Ratio b. Dependent Variable: Return On Investment Terlihat dalam uji ANOVA atau F test, diperoleh bahwa f hitung sebesar 0.758 dengan tingkat signifikansinya sebesar 0.527 sedangkan dari F table nilainya sebesar 3.275898 dengan signifikansi 0.05. berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Working Capital Turnover, Current Ratio, dan Debt to Total Asset tidak berpengaruh secara simultan terhadap ROI karena nilai F table F hitung 3.275898 0.758 dan signifikansi penelitian nilainya lebih besar dari 0.05 0.527 0.05.

3. Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id berupa data keuangan sampel perusahaan otomotif dari tahun 2007 sampai dengan 2009. Variabel dari penelitian ini terdiri dari Working Capital Turnover, Current Ratio dan Debt to Total Asset sebagai Universitas Sumatera Utara variabel bebas independent variable dan ROI sebagai variable terikat dependent variable. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan otomotif selama periode 2007 sampai dengan 2009 disajikan dalam table 4.2 Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2007 sampai Tahun 2009 N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Working Capital Turnover 39 5.350 .470 5.820 2.21154 .925540 Current Ratio 39 4.121 .859 4.980 1.68882 .770824 Debt to Total Asset 39 29.448 1.134 30.582 2.89331 4.649698 Return On Investment 39 14.208 .012 14.220 3.76862 4.613000 Valid N listwise 39 Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel independen penelitian yaitu Working Capital Turnover, Current Ratio, dan Debt to Total Asset memiliki nilai minimum yang positif dan variabel dependen yaitu ROI juga memiliki nilai minimum yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah: a. Variabel Working Capital Turnover dari selang waktu 2007-2009 memiliki nilai minimum sebesar 0,47 dan nilai maksimum 5,82 dengan rata-rata Working Capital Turnover sebesar 2,21154. b. Variabel Current Ratio pada tahun 2007-2009 memiliki nilai minimum sebesar 0,859 dan nilai maksimum sebesar 4,980 dengan nilai rata-rata Current Ratio sebesar 1,68882. Universitas Sumatera Utara c. Variabel Debt to Total Asset dari tahun 2007-2009 memiliki nilai minimum sebesar 1,134 dan nilai maksimum sebesar 30,582 dengan nilai rata-rata sebesar 2,89331. d. Variabel Return On Investment pada selang waktu 2007-2009 memiliki nilai minimum sebesar 0,012 dan nilai maksimun sebesar 14,220 dan nilai rata-rata Return On Investment sebesar 3,76862.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Nilai adjusted R square sebesar 0.023 atau sebesar 2,3 yang berarti bahwa 2,3 variasi atau perubahan dalam Return On Investment dapat dijelaskan oleh Working Capital turnover, Current Ratio, dan Debt to Total Asset, sedangkan sisanya sebesar 97,7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Hasil pengujian t test dan F test juga menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan Working Capital turnover, Current Ratio, dan Debt to Total Asset tidak berpengaruh terhadap Return On Investment. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Siwi yang menyatakan bahwa Working Capital Turnover dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Return On Investment secara parsial maupun simultan. Hal ini mungkin terjadi karena periode penelitian yang diambil oleh Siwi adalah periode sebelum terjadinya krisis ekonomi yang pernah terjadi di yang mengakibatkan adanya kemerosotan perusahaan- perusahaan yang ada di Indonesia. Perbedaan hasil penelitian juga mungkin dipengaruhi oleh sampel penelitian dimana Siwi melakukan Universitas Sumatera Utara penelitian terhadap perusahaan property dan real estate yang go public pada BEJ sedangkan yang perusahaan yang diteliti oleh peneliti adalah perusahaan otomotif dari tahun 2007 sampai dengan 2009. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Dani menunjukkan bahwa Working Capital Turnover, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio berpengaruh simultan dan parsial terhadap Return On Investment, jadi penelitian yang dilakukan oleh Dani juga tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hal ini bisa disebabkan oleh sampel yang diambil peneliti berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dani, dimana Dani hanya melakukan penelitian pada satu perusahaan saja sedangkan peneliti meneliti 13 perusahaan. Hal ini membuat perbedaan hasil penelitian antara peneliti dan Dan. Penelitian Dani yang hanya dilakukan pada satu perusahaan dimana laporan keuangan perusahaan dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yang signifikan yang mengakibatkan hasil penelitiannya berpengaruh secara positif. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti juga menunjukkan perbedaan hasil dengan yang peneliti lakukan. Hasil penelitian Astuti menunjukkan bahwa Current Ratio CR, Working Capital Turn Over WCT, Cash ratio memiliki pengaruh terhadap Return on Investment ROI baik secara parsial maupun simultan. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh sampel penelitian yang diteliti oleh Astuti dimana Astuti melakukan penelitian pada 2 kelompok perusahaan yaitu perusahaan otomotif dan Allied Product di BEJ sedangkan peneliti hanya melakukan penelitian pada perusahaan otomotif saja. Dimana jumlah sampelnya lebih banyak daripada sampel peneliti. Pada periode penelitian yang dilakukan oleh Astuti perusahaan tidak Universitas Sumatera Utara mengalami gejolak ekonomi yang sisgnifikan terhadap perusahaan otomotif dan Allied Product, sedangkan periode yang diteliti oleh peneliti terjadi pada saat banyaknya muncul perusahaan otomotif di Indonesia sehingga mengakibatkan persaingan yang ketat. Persaingan ini mengakibatkan perusahaan otomotif yang sudah besar mengalami persaingan yang ketat dengan perusahaan otomotif yang sedang berkembang. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan