1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi Masalah sebagai berikut:
1 Bagaimana perkembangan luas lahan sawah di Kabupaten Serdang Bedagai.
2 Bagaimana tingkat pengetahuan petani terhadap manfaat lahan padi sawah di
daerah penelitian?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sebagai berikut: 1
Untuk menganalis perkembangan luas lahan sawah di Kabupaten Serdang Bedagai.
2 Untuk menganalis tingkat pengetahuan petani terhadap manfaat lahan padi
sawah di daerah penelitian.
1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan.
3. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai denga harapan
maka, tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi
hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan tanaman subur ialah tanaman yang pertumbuhan dan perkembangannya
tidak terhambat, oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan Soekartawi, 2002. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini
merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi
orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain Hermanto, 1988.
Mengingat perannya sebagai komoditas pangan utama masyarakat Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting sebagai salah satu
faktor yang mempengaruhi terwujudnya ketahanan pangan nasional. Menurut Ilham dkk 2001 beras sebagai bahan makanan pokok tampaknya tetap mendominasi pola
makan orang Indonesia. Hal ini terlihat dari tingkat partisipasi konsumsi di Indonesia yang masih diatas 95. Bahkan Surono 2001 memperkirakan tingkat partisipasi
konsumsi beras baik di kota maupun di desa, di jawa maupun di luar jawa sekitar 97 hingga 100. Ini berarti hanya sekitar 3 dari total RT di Indonesia yang tidak
mengkonsumsi beras. Yang cukup menarik dari dari hasil studinya tersebut bahwa penduduk di provinsi Maluku yang semula konsumsi pokoknya adalah sagu, tingkat
Universitas Sumatera Utara
partisipasi konsumsi berasnya mencapai 100. Alasan mengapa beras tetap dominan adalah karena beras lebih baik sebagai sumber energi maupun nutrisi dibandingkan
dengan jenis makanan pokok lainnya. Selain itu, beras juga menjadi sumber protein
utama, yaitu mencapai 40.
Dibandingkan dengan Negara-negara penghasil beras utama dunia, luas panen padi Indonesia berada pada posisi ketiga terluas setelah India dan Cina. Hingga akhir
tahun 2006, luas panen padi di India mencapai 28.9 44 juta Ha, Cina 19,1 dan Indonesia sendiri sebesar 7,8 dari total luas panen padi di dunia 152,5 juta Ha. Dan
berdasarkan jumlah beras yang diproduksi, Indonesia juga termasuk sebagai produsen beras dunia ke-3 terbesar setelah Cina dan India. Hingga tahun 2006 volume yang
dihasilkan oleh Cina mencapai 128 juta MT atau 31 dari total produksi beras dunia yang sebesar 415,23 juta MT . India dan Indonesia masing-masing memberikan
kontribusi 22 91 juta MT dan 8 35 juta MT BPS: 2008. Di Indonesia sendiri, provinsi dengan jumlah produksi padi tertinggi adalah
Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi lainnya dengan jumlah produksi padi diatas satu juta ton per tahun adalah Sulawesi Selatan,
Sumatera Utara, NAD, NTB, Banten, Kalimantan Selatan. Pada volume konsumsi beras, Indonesia juga berada pada peringkat tiga konsumen beras terbesar di dunia
setelah Cina dan India, yaitu berkisar antara 110-139 kg per tahun. Menurut laporan BPS Sulawesi Tenggara 2005, luas lahan sawah adalah
90.730 ha yang tersebar di 10 kabupaten, sedangkan lahan tegalankebun seluas 1.196 ha dan lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 281.692 ha. Khusus untuk lahan
sawah yang menurut jenis pengairannya diketahui bahwa lahan sawah yang paling banyak adalah lahan sawah berpengairan, yaitu seluas 70.786 ha atau 78,02 persen dari
total lahan sawah. Dari luasan tersebut lahan sawah mempunyai peranan yang strategis dalam penyediaan program ketahanan pangan, penyerapan tenaga kerja dan sumber
Universitas Sumatera Utara
pendapatan petani. Pengembangan padi sawah semakin meningkat terkait dengan kebutuhan konsumsi beras dan meningkatnya jumlah penduduk. Oleh karena itu titik
berat perbaikan sumberdaya lahan sawah banyak diperuntukkan untuk pemacuan peningkatan produktivitas.
Lahan merupakan bagian dari bentang alam landscape yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografirelief, tanah, hidrologi, dan
bahkan keadaan vegetasi alami natural vegetation yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan FAO, 1976. Lahan dalam pengertian
yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas flora, fauna dan manusia baik di masa lalu maupun saat sekarang, seperti lahan rawa dan pasang
surut yang telah direklamasi atau tindakan konservasi tanah pada suatu lahan tertentu. Menurut Vink 1975, ”Lahan merupakan suatu wilayah tertentu di atas
permukaan bumi, khususnya meliputi semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau berpindah berada di atas dan di bawah wilayah
tersebut, meliputi atmosfer, tanah, batuan induk, topografi, air, tumbuhan-tumbuhan, binatang, serta akibat-akibat kegiatan manusia pada masa lalu maupun sekarang, yang
semuanya memiliki pengaruh nyata terhadap penggunaan lahan oleh manusia, pada masa sekarang maupun masa yang akan datang”. Sedangkan definisi Penggunaan
Lahan menurut Malingreau 1978, ”Pengunaan Lahan adalah segala macam campur tangan manusia, baik secara menetap ataupun berpindah-pindah terhadap suatu
kelompok sumberdaya alam dan buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik material maupun spiritual, ataupun
kebutuhan kedua-duanya” Tipe penggunaan lahan menurut sistem dan modelnya dibedakan atas dua
macam yaitu multiple dan compound.
Universitas Sumatera Utara
Multiple: Tipe penggunaan lahan yang tergolong multiple terdiri lebih dari satu jenis penggunaan komoditas yang diusahakan secara serentak pada suatu areal yang
sama dari sebidang lahan. Setiap penggunaan memerlukan masukan dan kebutuhan, serta memberikan hasil tersendiri. Sebagai contoh kelapa ditanam secara bersamaan
dengan kakao atau kopi di areal yang sama pada sebidang lahan. Demikian juga yang umum dilakukan secara diversifikasi antara tanaman cengkih dengan vanili atau
pisang. Compound: Tipe penggunaan lahan yang tergolong compound terdiri lebih dari
satu jenis penggunaan komoditas yang diusahakan pada areal-areal dari sebidang lahan yang untuk tujuan evaluasi diberlakukan sebagai unit tunggal. Perbedaan jenis
penggunaan bisa terjadi pada suatu sekuen atau urutan waktu, dalam hal ini ditanam secara rotasi atau secara serentak, tetapi pada areal yang berbeda pada sebidang lahan
yang dikelola dalam unit organisasi yang sama. Sebagai contoh suatu perkebunan besar sebagian areal secara terpisah satu blokpetak digunakan untuk tanaman karet,
dan blokpetak lainnya untuk kelapa sawit. Kedua komoditas ini dikelola oleh suatu perusahaan yang sama.
2.2 Landasan Teori