commit to user
23
BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pajak Secara Umum
Definisi pajak yang dikemukakan oleh Prof. DR. Rochmat Soemitro, S.H
Siti Resmi, 2007 : 1
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbale balik
kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Definisi pajak yang dikemukakan oleh S.I. Djajadiningrat Siti Resmi, 2007 : 1
Pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang
memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak
ada jasa timbal balik dari negara secara lagsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum.
Dari beberapa definisi dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa Siti Resmi, 2007 : 2
commit to user
24
a. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang
serta aturan pelaksanaannya. b.
Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan ada kontraprestasi individual oleh pemerintah.
c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah.
d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang
bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment.
2. Fungsi Pajak
Pajak memiliki fungsi dalam kegiatan bernegara yang sangat penting peranannya antara lain Siti Resmi, 2007 ; 3
a. Fungsi Budgetair Pajak sebagai sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya. b. Fungsi Mengatur
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
3. Jenis Pajak
Pajak dapat digolongkan menjadi beberapa jenis : Siti Resmi, 2007 : 7
commit to user
25
3.1 Menurut Golongannya
a. Pajak langsung adalah pajak yang harus ditanggung sendiri oleh
Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Contoh: Pajak Penghasilan.
b. Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan kepada orang lain atau pihak ketiga. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai PPN
3.2 Menurut Sifatnya
a. Pajak Subyektif adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan
pada keadaan pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya.
b. Pajak Objektif adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan
pada objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar
pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak Wajib Pajak maupun tempat tinggal.
3.3 Menurut Lembaga Pemungutnya
a. Pajak Negara Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada umumnya.
Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan.
commit to user
26
b. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
baik daerah tingkat I maupun daerah tingkat II dan digunakan untuk membiayai rumah tanggga daerah masing-masing.
Contoh Pajak Daerah Tingkat I: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Tanah.
Contoh Pajak Daerah Tingkat II: Pajak Penerangan Jalan, Pajak atas Reklame.
4. Pengertian PPN, Surat Pemberitahuan SPT dan SPT Masa
Menurut UU RI Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga Atas UU Nomor 8 Tahun 1983 Tentang PPN dan PPNBm, Pajak Pertambahan
Nilai adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat disetiap jalur produksi dan distribusi.
Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut
peraturan perundang-undangan perpajakan Waluyo, 2007 : 22. SPT Masa adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu Masa Pajak atau pada suatu saat Waluyo, 2007 : 22
5. Fungsi Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai mempunyai beberapa fungsi, diantaranya: Muhammmad Rusjdi, 2007: 01-5
5.1 Penerimaan Negara
commit to user
27
Salah satu fungsi pemungutan pajak adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Begitu pula PPN, sebagai pajak negara,
penghasilan yang diperoleh dari pemungutan pajak digunakan sebagai sumber pembiyaaan negara.
5.2 Pemerataan Beban Pajak
Beban pajak akan terbebani pada setiap orang, tanpa pengecualian. PPN berperan sebagai alat untuk meratakan beban
pajak. 5.3
Mengatur Pola Konsumsi PPN dijadikan alat untuk membentuk pola konsumsi, dengan
mengenakan pajak atas barang-barang tertentu. Dengan demikian pola konsumsi masyarakat diharapkan dapat dipengaruhi dan
diarahkan. 5.4
Mendorong Ekspor Untuk mendorong dan meningkatkan daya saing barang ekspor di
pasaran luar negeri, tarif atas penyerahan ekspor ditetapkan sebesar 0.
5.5 Mendorong Investasi
Dalam sistem PPN, pajak yang dibayarkan atas perolehan atau impor barang modal, dibebaskan dapat diminta kembali.
Pembebasan PPN barang modal akan mendorong investasi.
commit to user
28
5.6 Membantu Pengusaha Kecil
Dengan mengecualikan Pengusaha Kecil dari kewajiban memungut PPN, diharapkan akan lebih membantu pengusaha
kecil mengembangkan usahanya. 6.
Subyek Pajak Pertambahan Nilai PPN Waluyo 2004 : 11-15 membagi subyek pajak menjadi:
a. Pengusaha Kena Pajak
Pengusaha Kena Pajak PKP adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak BKP dan atau Jasa Kena Pajak
JKP yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya
ditetapakan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak. b.
Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP Pengusaha kecil adalah pengusaha yang melakukan penyerahan BKP
dan atau JKP dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari Rp 600.000.000,00 enam ratus juta rupiah dalam satu tahun.
Pengusaha kecil yang memilih dikukuhkan sebagai PKP, selanjutnya wajib melaksanakan kewajiban sebagaimana halnya PKP.
c. Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan BKP tidak berwujud
dan atau JKP dari luar Daerah Pabean.
commit to user
29
d. Orang pribadi atau badan yang melakukan pembangunan rumahnya
sendiri harus memenuhi persyaratan tertentu. e.
Pemungutan pajak yang ditunjuk pemerintah Pemungut pajak yang ditunjuk pemerintah terdiri atas Kantor
Perbendaharaan Negara, Bendahara Pemerintah Pusat dan Daerah, termasuk Bendahara Proyek.
7. Obyek Pajak Pertambahan Nilai PPN
Obyek PPN menurut Waluyo 2004 : 11-15 terdiri atas: a.
Penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan pengusaha.
b. Impor BKP
Pemungutan pajak saat impor BKP dilakukan melalui Dirjen Bea dan Cukai. Siapapun yang memasukkan BKP ke dalam Daerah
Pabean dikenakan pajak tanpa memerhatikan apakah dilakukan dalam rangka kegiatan ataupun tidak.
c. Penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha penyerahan jasa. Pajak yang terutang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Jasa yang diserahkan merupakan JKP
- Penyerahan dilakukan di Daerah Pabean
- Penyerahan dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
commit to user
30
d. Pemanfaatan BKP tidak berwujud hak paten, hak cipta, merek
dagang, waralaba dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
e. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean jasa konsultasi asing,
yang memberikan jasa manajemen, jasa tehnik, dan jasa lain di dalam Daerah Pabean.
f. Ekspor BKP oleh PKP
Ekspor BKP dikenakan PPN, apabila yang melakukan ekspor adalah pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP.
g. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan
usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri oleh pihak lain.
Pengenaan pajak ini dilakukan dengan pertimbangan untuk mencegah terjadinya penghindaran pengenaan PPN. Untuk
melindungi masyarakat yang berpenghasilan rendah dari PPN, maka diatur tentang batasan kegiatan membangun sendiri.
h. Penyerah aktiva oleh PKP yang menurut tujuan semula aktiva
tersebut tidak untuk diperjualbelikan, sepanjang pajak masukan yang dibayar pada saat perolehannya menurut ketentuan dapat
dikreditkan.
commit to user
31
8. Tarif PPN
Tarif Pajak Pertambahan Nilai Waluyo, 2007 : 13 a.
Tarif PPN sebesar 10 Tarif PPN yang berlaku atas penyerahan Barang Kena Pajak dan
penyerahan Jasa Kena Pajak adalah tarif tunggal, sehingga mudah dalam pelaksanaannya.
b. Tarif PPN atas Ekspor Barang Kena Pajak sebesar 0
Barang Kena Pajak yang diekspor atau dikonsumsi diluar Daerah Pabean, dikenakan PPN dengan tarif 0.
9. Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai Waluyo, 2007 : 13
Cara menghitung PPN yang terutang adalah dengan mengalikan tarif PPN 10 atau 0 untuk ekspor Barang Kena Pajak dengan Dasar
Pengenaan Pajak. Dasar Pengenaan Pajak adalah harga jual, penggantian, nilai impor, nilai
ekspor, atau nilai lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang.
10. Tata Cara Penyetoran PPN, Pelaporan dan Penyampaian SPT Masa PPN
Peraturan Dirjen Pajak Nomor: PER-44PJ2010 10.1
Batas Waktu Penyetoran PPN a.
PPN yang terutang dalam satu Masa Pajak, harus disetor paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa
Pajak dan sebelum SPT Masa PPN disampaikan.
commit to user
32
b. Dalam hal tanggal jatuh tempo penyetoran bertepatan dengan
hari libur, penyetoran SPT Masa PPN dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
10.2 Batas Waktu Pelaporan SPT Masa PPN
a. SPT Masa PPN harus disampaikan paling lama akhir bulan
berikutnya setelah berakhirnya masa pajak. b.
Dalam hal batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari libur, pelaporan SPT Masa PPN dapat dilakukan pada hari kerja
berikutnya. 10.3
Tempat Pelaporan SPT Masa PPN a.
KPP b.
KP2KP c.
Tempat lain yang ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jendral Pajak.
10.4 Cara Pelaporan dan Penyampaian SPT Masa PPN
a. SPT Masa PPN dapat disampaikan oleh PKP dengan cara:
a.1 Disampaikan langsung ke KPP, KP2KP atau tempat lain yang ditetapkan dengan Peraturan Dirjen Pajak, dan atas
penyampaian SPT Masa PPN tersebut PKP akan menerima tanda bukti penerimaan.
a.2 Disampaikan melalui pos, perusahaan jasa ekspedisi atau perusahaan jasa kurir dengan bukti pengiriman surat.
commit to user
33
b. Elektronik e-Filling, yaitu melalui sistem online yang real
time melalui satu atau beberapa perusahaan Penyedia Jasa
Aplikasi yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak. c.
Dalam hal SPT Masa PPN disampaikan dalam bentuk media elektronik, Induk SPT Masa PPN harus tetap disampaikan
dalam bentuk formulir kertas, ditandatangani dan disampaikan secara manual.
d. Dalam hal SPT Masa PPN disampaikan secara e-Filling,
Induk SPT Masa PPN tidak perlu disampaikan secara manual dalam bentuk formulir kertas.
commit to user
34
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN