1. D a p a t m e n g u r a n g i d o s i s r a d i a s i s e b a n y a k k u r a n g l e b i h
7 0 t a n p a mengurangi akurasi hasil pemeriksaan untuk CT Scan jantung dengan menggunakanProspective ECG gating.
2. Deteksi awal stroke non pendarahan dengan CT perfusion sehingga
pasien dapat ditangani pada golden period dan gejala sisa sekuele stroke dapatdiminimalkan.
3. Dengan CT perfusion, perfusi jaringan otak dan pembuluh darah otak
dapat dinilai pada saatyang bersamaan dengan area yang lebih luas. H a l i n i menghindarkan anda dari pemberian kontras dan dosis
radiasi ulangan yang berlebihan. Dapat mendeteksi 3 penyebab nyeri dada akut secara bersamaan dengan menggunakan Tiple Rule Out.
Tiga kelainan tersebut yaitu penyakit jantung koroner, emboli paru dan dissecting aorta.
4. Pemeriksaan usus besar tanpa memasukkan alat ke dalam usus yang
diperiksaCT colonscopy. 5.
Evaluasi ukuran benjolan tumor jinak atau ganas secara 3 dimensi dengan akurat.
2.4. 1 Komponen-Komponen MSCT
Meja Pemeriksaan Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien diposisikan untuk
dilakukannya pemeriksaan CT-Scan. Bentuknya kurva dan terbuat dariCarbon Graphite Fiber . Setiap scanning satu slice selesai, maka meja pemeriksaan akan
bergeser sesuai ketebalan slice slice thickness . Meja pemeriksaan terletak dipertengahan gantry denga n
posisihorizontal dan dapat digerakkan ma ju, mundur, naik dan turun dengan cara menekantombol yang melambangkanmaju, mundur, naik, san
turun yang terdapat pada gantry
Universitas Sumatera Utara
b. Gantry
Gambar 2.4 Gantry
G a n t r y m e r u p a k a n k o mp o n e n p e s a w a t C T - S c a n y a n g d i d a l a m n y a t e r d a p a t tabung sinar-x, filter, detektor , DAS Data
Acquisition System . Serta lampu indicator u n t u k s e n t r a s i . P a d a g a n t r y i n i j u g a
d i l e n g k a p i d e n g a n i n d i k a t o r d a t a d i g i t a l y a n g memberi informasi tentang ketinggian meja pemeriksaan, posisi objek dan kemiringan gantry.Pada
pertengahan gantry diletakkan pasien. Tabung sinar-x dan detektor yangletaknya selalu berhadapan didalam gantry akan berputar mengelilingi objek
yang akan dilakukan scanning
2.5 Dosimetri
Dosimetri radiasi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari besaran dan satuan dosis radiasi, sedang pengertian dosis adalah kuantisasi dari proses
yang ditinjau sebagai akibat radiasi mengenai materi Dwi Seno, 2008. Besaran radiasi untuk pertana kali diperkenalkan adalah penyinaran
terjemahan dari istilah exposure dengan simbol X, yang pada Kongres Radiologi pada tahun 1928 didefenisikan sebagai kemampuan radiasi sinar-X atau gamma
Universitas Sumatera Utara
untuk menimbulkan ionisasi di udara. Satuannya adalah roentgen atau R, di mana 1R adalah besarnya penyinaran yang dapat menyebabkan terbentuknya muatan
listrik sebesar 1 esu electro-static-unit pada suatu elemen volume udara sebesar 1cc, pada kondisi temperatur dan tekanan normal Dwi Seno, 2008.
Apabila radiasi mengenai bahan, maka akan terjadi penyerapan energi di dalam bahan tersebut melalui berbagai macam prosesinteraksi. Dosis serap D
didefenisikan sebagai energi rata-rata yang diserap bahan per satuan massa bahan tersebut. Satuan yang digunakan sebelumnya adalah rad yang didefenisikan
sebagai: 1 rad = 100 ergg
Satuan baru yaitu gray Gy di mana: 1 gray Gy = 1 joulekg
Dengan demikian dapat diperoleh hubungan: 1 gray Gy = 100 rad
Besaran dosis serap ini berlaku untuk semua jenis radiasi dan semua jenis bahan yang dikenainya, namun bila menyangkut akibat penyinaran terhadap
mahluk hidup, maka informasi yang diperoleh tidak cukup. Jadi diperlukan besaran lain yang sekaligus memperhitungkan efek radiasi untuk jenis radiasi
yang berbeda. Dosis serap yang sama tetapi berasal dari jenis radiasi yang berbeda
ternyata memberikan akibatefek yang berbeda pada sistem tubuh mahluk hidup. Pengaruh interaksi yang terjadi sepanjang lintasan radiasi di dalam jaringan tubuh
yang terkena radiasi terutama berasal dari besaran proses yang disebut sebagai alih energi linier. Yang paling berperan dalam hal ini adalah peristiwa ionisasi
yang terjadi sepanjang lintasan radiasi di dalam materi yang dilaluinya. Dengan demikian, jenis radiasi yang memiliki daya ionisasi besar akan dapat
menyebabkan akibatkerusakan biologik yang besar pula. Besaran yang merupakan kuantisasi dari sifat tersebut dinamakan faktor kualitas Q, maka
dosis serap H yang disebut dosis ekivalen, yaitu perkalian antara dosis serap dan faktor kualitas radiasi Q atau faktor bobot radiasi Wr atau radiation weighting
factor dapat ditulis :
H = D . Q .N ……………………………………………… 2.1
Universitas Sumatera Utara
Dengan : H = Dosis ekivalen
Q = Faktor kualitas radiasi D = Dosis serap.
N merupakan suatu faktor modifikasi, misalnya pengaruh laju dosis, distribusi zat radioaktif dalam tubuh, dan sebagainya. Untuk keperluan Proteksi Radiasi: faktor
N tersebut selalu dianggap N = 1 Satuan dosis ekivalen adalah rem, yang dalam falsafah baru – menurut Publikasi
ICRP No.26 Tahun 1977, diganti menjadi sievert Sv, dimana: 1 sievert Sv = 100 rem
Satuan sievert Sv, menggantikan satuan lama rem rontgen equivalent man.
2.6 Mandibula