Diagnosis Tatalaksana Pengobatan Karsinoma Endometrium

Derajat histopatologi adenokarsinoma untuk stadium IVB tidak memerlukan grade : GI = derajat diferensiasi adenokarsinoma baik dengan ≤ 5 non skuamosa atau pola pertumbuhan nonmorular padat. G2 = derajat diferensiasi adenokarsinoma dengan 6 sampai 50 nonskuamosa atau pola pertumbuhan nonmorular padat. G3 = lebih dari 50 nonskuamosa atau pola pertumbuhan nonmorular padat undiferensiasi Pada kelenjar endoserviks hanya dianggap sebagai tahap 1 dan tidak lagi sebagai tahap 2, sitologi positif harus dilaporkan secara terpisah tanpa mengubah stadiumnya.

2.1.6. Diagnosis

Perdarahan intrauterine abnormal dapat dievaluasi dengan melakukan biopsi endometrium dalam penegakan diagnosanya. Pada pasien yang tidak dapat dilakukan biopsi endometrium dimana penyempitan servikal atau gejala tetap bertahan walau hasil biopsi normal, maka dapat dilakukan dilatasi dan kuretase dengan anestesi. Prosedur dilatasi dan kuretase sampai saat ini masih merupakan baku emas untuk mendiagnosis kanker endometrium. 26 Melalui pemeriksaan mikroskopik biopsi endometrium dan kuret endoserviks dapat ditegakkan diagnosis adenokarsinoma jenis endometrioid atau musinous, tetapi jarang dapat dihubungkan dengan lesi awal berupa adenokarsinoma serviks insitu atau hiperplasia atipik pada endometrium, dikarenakan gambaran histologi kanker endometrium sering tumpang tindih atau terkontaminasi dengan sel-sel endoserviks dan daerah pertumbuhan tumor apakah dari endometrium atau endoserviks mempengaruhi jenis terapi yang akan dilakukan. Penelitian terakhir di RSCM Jakarta menyatakan bahwa pemeriksaan imunohistokimia dengan vimentin dapat membantu membedakan kanker endometrium dari kanker endoserviks, terutama pada gambaran histologi yang tumpang tindih dengan sensitivitas 93,7 dan spesifisitas 94,4 yang cukup tinggi. 27 Universitas Sumatra Utara

2.1.7. Tatalaksana Pengobatan

Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan pilihan terapi untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi, sedangkan staging surgikal surgical staging yang meliputi histerektomi simple dan pengambilan contoh kelenjar getah bening para-aorta adalah penatalaksanaan umum adenokarsinoma endometrium. 28

2.1.7.1. Pembedahan

Pada stadium II, dimana terdapat keterlibatan endoserviks, prosedur pengangkatan uterus dilakukan secara radikal histerektomi radikal. Namun, beberapa ahli tetap melakukan histerektomi total apabila didapati keganasan berasal dari endometrium bukan dari endoserviks, dengan alasan lokasi kekambuhan terbanyak terdapat pada vagina dan angka kekambuhan yang kurang dari 10. Pada stadium III dan IV, dilakukan pembedahan, radiasi, danatau kemoterapi. 29

2.1.7.2. Radioterapi

Stadium I dan II yang tidak dapat dioperasi secara medis hanya diberi terapi berupa radiasi, angka ketahanan hidup 5 tahunnya menurun sekitar 20-30 dibandingkan dengan terapi operasi dan radiasi. Pada pasien dengan risiko rendah stadium IA grade 1 atau 2 tidak memerlukan radiasi ajuvan pascaoperasi. Radiasi ajuvan diberikan pada:  Penderita stadium 1, apabila berusia di atas 60 tahun, grade III danatau invasi melebihi setengah myometrium  Penderita stadium IIAIIB, GradeI, II, III Universitas Sumatra Utara

2.1.7.3. Terapi Medikamentosa

2.1.7.3.1. Kemoterapi

a. Cisplatin dan doxorubicin merupakan agen yang paling sensitive