6
d. Fasilitas pendukung, yaitu ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan seperti bank, telekomunikasi, pos, layanan kesehatan, dan sebagainya.
e. Kelembagaan, yaitu terkait dengan keberadaan dan peran masing-masing unsur dalam mendukung terlaksananya kegiatan pariwisata termasuk masyarakat setempat sebagai tuan
rumah.
Faktor Penarik dan Penghambat Objek Wisata 1.
Faktor Pendukung Faktor pendukung adalah hal atau kondisi yang dapat mendukung atau menumbuhkan
suatu kegiatan, usaha atau produksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, online. Faktor penarik dan pendorong suatu produk wisata
tourism supply side
yang biasanya berwujud sistem destinasi pariwisata akan terdiri atau menawarkan paling tidak beberapa komponen pokok sebagai berikut
Sunaryo, 2013. a. Daya tarik wisata yang bisa berbasis utama pada alam, budaya atau minat khusus.
b. Akomodasi atau amenitas, aksesibilitas dan transportasi udara, darat, dan laut. c. Fasilitas umum.
d. Fasilitas pendukung pariwisata. e. Masyarakat sebagai tuan rumah
host
dari suatu destinasi. 2.
Faktor Penghambat Pengembangan objek wisata pastilah tidak lepas dengan adanya faktor-faktor penghambat.
Beberapa permasalahan yang menyebabkan kurangnya daya tarik objek wisata yang ada ialah belum dikelolanya dengan baik oleh pihak pemerintah yang berwenang dan belum tertatanya
dengan baik aspek prasarana dan sarana yang sebenarnya dapat dijadikan daya dukung untuk pengembangan objek wisata di daerah ini. Keterbatasan prasarana dan sarana serta pengelolaan
terhadapa potensia wisata masih belum optimal. Hal tersebut merupakan dampak dari kurangnya alokasi anggaran dana yang diperuntukkan bagi pengembangan sektor pariwisata.
3. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah cara dan prosedur ilmiah yang diterapkan untuk melaksanakan penelitian, mulai dari menentukan variabel, menentukan populasi, menentukan sampel,
mengumpulkan data, mengolah data, dan menyusunnya dalam laporan tertulis Wardiyanta, 2006. Metodologi pada penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Bersifat
deskriptif karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fenomena objek wisata secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki. Komponen dalam metode penelitian ini meliputi penentuan daerah penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
metode pengolahan data, dan metode analisis data.
Penentuan Daerah Penelitian Pemilihan daerah penelitian dilakukan secara sengaja
purposive
atau berdasarkan tujuan. Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Peneliti
memilih lokasi tersebut karena obyek wisata alam di daerah ini memiliki potensi untuk dikembangkan secara professional yang dapat membantu perekonomian daerah, namun
pengembangan obyek wisata tersebut masih belum optimal dan sampai saat ini masih belum adanya pengkajian secara ilmiah dari akademisi dalam hal pengembangan dan tata kelolanya.
7
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung obyek wisata alam wisatawan yang
memanfaatkan obyek wisata di Kabupaten Kolaka dan masyarakat setempat yang telah berdiam di daerah tersebut minimal 5 tahun. Sampel penelitian untuk wisatawan ditetapkan secara
accidental Sampling
yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dianggap cocok sebagai sumber data, maka dapat
digunakan sebagai sampel. Setiap wisatawan yang dijumpai langsung diambil sebagai responden dan ditetapkan sebanyak 5 sampai 10 orang. Sementara untuk sampel masyarakat lokal
ditetapkan sebanyak 5 sampai 10 orang.
Jenis dan Sumber Data Data primer pada penelitian ini diperoleh dari survey lapangan menyangkut objek yang akan
diteliti dan disesuaikan dengan kebutuhan, dalam hal ini pencatatan dan pengamatan langsung mengenai kondisi tiap-tiap obyek wisata alam di Kabupaten Kolaka. Data juga diperoleh dari
wawancara terhadap responden berupa wisatawan dan masyarakat lokal pada lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi yang terkait dengan penelitian ini. Data-data
tersebut berupa: data kunjungan wisatawan, data objek wisata alam, data prasarana dan sarana, data aksesibilitas, data yang diperoleh dari BPS.
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan oleh peneliti secara langsung terhadap objek penelitian
melalui pengamatanobservasi langsung, wawancara
interview,
sedangkan untuk pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelitian terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
obyek penelitian, serta mencocokkan dengan data yang lain dan terbaru.
Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri yang dilengkapi
dengan catatan observasi, catatan wawancara, serta kamera sebagai alat dokumentasi.
Metode Pengolahan Data Data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini diolah ke dalam bentuk naratif, diagram, data
peta, dan deskriptif yang didukung oleh hasil dokumentasi di lapangan yakni foto untuk memperlihatkan secara visual kondisi nyata di lapangan.
Metode Analisis Data Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menelaah semua data-
data yang diperoleh dari berbagai sumber, baik dari hasil wawancara langsung, pengamatan di lapangan, dokumentasi pribadi dan dokumen resmi. Untuk mengetahui seberapa besar potensi
masing-masing obyek wisata alam, maka digunakan teknik analisis skoring dan klasifikasi interval kelas potensi obyek wisata, setelah itu melakukan analisis terhadap faktor internal dan
faktor eksternal lalu menyusun strategi pengembangan dengan menggunakan analisis SWOT.
8
4. HASIL dan PEMBAHASAN