lxv
Model Summary
b
,497
a
,247 ,231
1,81779 1,358
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-W atson
Predictors: Constant, X2, X1 a.
Dependent Variable: Y1 b.
Uji Autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Durbin Watson Statistic D.W
. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel IV.8 dibawah ini :
Tabel IV.8 Hasil Uji Autokorelasi
Dasar pengambilan keputusan dalam uji Durbin – Watson ini dilakukan dengan mengadopsi argumen Santoso 2000, sebagai
berikut: 4.
Bila angka Durbin – Watson berada di bawah –2, berarti ada autokorelasi.
5. Bila angka Durbin – Watson diantara –2 sampai +2, berarti tidak
ada autokorelasi. 6.
Bila angka Durbin – Watson di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel IV.8 diatas dapat dilihat nilai Durbin-Watson sebesar 1,358 yang berarti berada diantara –2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
5. Uji Hipotesis
lxvi
a. Model I
Model I digunakan untuk menguji hipotesis 1 yaitu kepemimipinan transformasional memiliki keterkaitan positif pada komitmen afektif
dan menguji hipotesis 3 yaitu kepemimpinan transaksional memiliki keterkaitan positif pada komitmen afektif. Adapun hasil pengujian
model I adalah : Tabel IV.9
Hasil Pengujian Model I Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficient Variabel
B Standar
error Beta
t Sig.
Konstanta 18,100
2,254 8,029
0,000 Kepemimpinan transformasional X
1
0,135 0,029
0,414 4,651
0,000 Kepemimpinan transaksional X
2
0,304 0,123
0,220 2,470
0,015 R Square : 0,247
Adjusted R Square : 0,231 F
hit
: 15,868 Sig. : 0,000
a
Sumber : data primer diolah
1 Persamaan Regresi Linier Berganda Model I
Tabel IV.9 dapat dibuat persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = 18,100 + 0,135X
1
+ 0,304X
2
+ e 0,000 0,000 0,015
Keterangan: = signifikan di tingkat kesalahan 5
= signifikan di tingkat kesalahan 1
lxvii Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda:
a = Konstanta sebesar 18,100, artinya bahwa jika variabel kepemimpinan
transformasional dan
kepemimpinan transaksional tidak ada perubahan atau konstan maka
komitmen afektif positif. b
1
= Koefisien regresi variabel kepemimpinan transformasional sebesar 0,135 dengan nilai signifikansi 0,000, artinya bahwa
variabel kepemimpinan
transformasional memiliki
keterkaitan positif terhadap komitmen afektif. Hal ini menunjukkan
apabila kepemimpinan
transformasional ditingkatkan, maka komitmen afektif juga akan meningkat.
b
2
= Koefisien regresi variabel kepemimpinan transaksional sebesar 0,304 dengan nilai signifikansi 0,015, artinya bahwa
variabel kepemimpinan transaksional memiliki keterkaitan positif terhadap komitmen afektif. Hal ini menunjukkan
apabila kepemimpinan transaksional ditingkatkan, maka komitmen afektif juga akan meningkat.
2 Pengujian Hipotesis Model I
Tabel IV.9 menunjukkan angka R square atau koefisien determinasi sebesar 0,247. Dengan kata lain bahwa 24,7
komitmen afektif
dapat dijelaskan
oleh kepemimpinan
transformasional dan kepemimpinan transaksional, sedangkan sisanya 75,3 dijelaskan oleh sebab lainnya.
lxviii Dari hasil uji F, menunjukkan F hitung sebesar 15,868
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, karena nilai signifikansi jauh dibawah nilai a = 0,05 maka secara simultan terdapat
keterkaitan kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional terhadap komitmen afektif
Dari hasil uji t, menunjukkan t hitung variabel kepemimpinan transformasional sebesar 4,651 dengan nilai
signifikansi 0,000 dan kepemimpinan transaksional memiliki t hitung sebesar 2,470 dengan nilai signifikansi 0,015 karena nilai
signifikansi masing-masing variabel jauh dibawah a = 0,05 maka variabel kepemimpinan transformasional dan transaksional
memiliki keterkaitan signifikan terhadap komitmen afektif pegawai. Dengan demikian hipotesis pertama dan ketiga dalam
penelitian ini diterima kebenarannya. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Bass, 1985; Muchiri, 2002 dan Fortmann et al.,
2003.
b. Model II
Model II digunakan untuk menguji hipotesis 2 yaitu kepemimipinan transformasional memiliki keterkaitan positif pada komitmen
kontinuan dan menguji hipotesis 4 yaitu kepemimipinan transaksional memiliki keterkaitan positif pada komitmen kontinuan. Adapun hasil
pengujian model II adalah :
lxix Tabel IV.10
Hasil Pengujian Model II Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficient Variabel
B Standar
error Beta
t - hit Sig.
Konstanta 19,366
2,170 8,923
0,000 Kepemimpinan transformasional X
1
0,060 0,028
0,217 2,240
0,027 Kepemimpinan transaksional X
2
0,258 0,118
0,212 2,181
0,032 R Square : 0,105
Adjusted R Square : 0,087 F
hit
: 5,716 Sig. : 0,004
a
Sumber : data primer diolah
1 Persamaan Regresi Linier Berganda Model II
Tabel IV.10 dapat dibuat persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = 19,366 + 0,060X
1
+ 0,258X
2
+ e 0,000 0,027 0,032
Keterangan: = signifikan di tingkat kesalahan 5
= signifikan di tingkat kesalahan 1 Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda:
a = Konstanta sebesar 19,366, artinya bahwa jika variabel kepemimpinan
transformasional dan
kepemimpinan transaksional tidak ada perubahan atau konstan maka
komitmen kontinuan positif. b
1
= Koefisien regresi variabel kepemimpinan transformasional sebesar 0,060 dengan nilai signifikansi 0,027, artinya bahwa
lxx variabel
kepemimpinan transformasional
memiliki keterkaitan positif terhadap komitmen kontinuan. Hal ini
menunjukkan apabila
kepemimpinan transformasional
ditingkatkan, maka komitmen
kontinuan juga akan
meningkat. b
2
= Koefisien regresi variabel kepemimpinan transaksional sebesar 0,258, artinya bahwa variabel kepemimpinan
transaksional memiliki keterkaitan positif terhadap komitmen kontinuan. Hal ini menunjukkan apabila kepemimpinan
transaksional ditingkatkan, maka komitmen kontinuan juga
akan meningkat. 2
Pengujian Hipotesis Model II
Tabel IV.10 menunjukkan angka R square atau koefisien determinasi sebesar 0,105. Dengan kata lain bahwa 10,5
komitmen kontinuan dapat dijelaskan oleh kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional, sedangkan
sisanya 89,5 dijelaskan oleh sebab lainnya. Dari hasil uji F, menunjukkan F hitung sebesar 5,716
dengan nilai signifikansi sebesar 0,004, karena nilai signifikansi jauh dibawah nilai a = 0,05 maka secara simultan terdapat
keterkaitan kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional terhadap komitmen kontinuan.
lxxi Dari hasil uji t, menunjukkan t hitung variabel
kepemimpinan transformasional sebesar 2,240 dengan nilai signifikansi 0,027 dan kepemimpinan transaksional memiliki t
hitung sebesar 2,181 dengan nilai signifikansi 0,032 karena nilai signifikansi masing-masing variabel jauh dibawah a = 0,05 maka
variabel kepemimpinan transformasional dan transaksional memiliki keterkaitan signifikan terhadap komitmen kontinuan
pegawai. Dengan demikian hipotesis kedua dan keempat dalam penelitian ini diterima kebenarannya. Penelitian ini mendukung
hasil penelitian Bass et al., 2003 dan Tichy dan Devanna dalam Lievens et.al 1997 serta Muchiri 2002.
6. Hasil Penelitian dan Pembahasan