Kesimpulan Saran 1. Untuk Petani kopi Arabika

73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1 Usahatani Kopi Arabika di Desa Paraduan , Kecamatan Ronggur Nihuta ,Kabupaten Samosir layak diusahakan secara finansial dengan NPV sebesar Rp 2.113.081 dan Net BC sebesar 1546 dan IRR sebesar 4,9. 2 Selain menjadikan usahatani kopi Arabika sebagai sumber mata pencaharian, petani sampel juga menekuni berbagai cabang usaha tani lain sebagai sumber mata pencaharian tambahan diluar usahatani kopi Arabika. Adapun jenis usahatani kopi Arabika yang diusahakan petani sampel antara lain, usahatani cabai rawit, jahe, cengkeh, aren dan pisang. Sedangkan kegiatan produktif lain diluar usahatani yang ditekuni petani sampel meliputi, beternak,buruh tani , berdagang dan usaha jasa. Pendapatan petani sampel dari usahatani kopi Arabika mampu memberikan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan petani selama tahun 2015, yaitu sebesar 50 . Sedangkan pendapatan dari usahatani non kopi Arabika hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 15,24 dan pendapatan dari kegiatan produktif lain diluar usahatani mampu memberikan kontribusi sebesar 7,34. 3 Hambatan-hambatan teknis usahatani kopi Arabika dalam upaya peningkatan produktivitas normal di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir adalah masalah internal dan masalah eksternal. Universitas Sumatera Utara

6.2. Saran 1. Untuk Petani kopi Arabika

 Diharapkan kepada petani kopi Arabika di Desa Paraduan agar lebh memperhatikan pemeliharaan tanaman kopi Arabika, seperti pemangkasan dan pembersihan lahan perkebunan. Sistem pemangkasan yang baik ialah dengan cara memangkas pucuk tanaman kopi Arabika agar tanaman tidak tumbuh terlalu tinggi sehingga bisa memberikan kesempatan bercabang- cabang primer dan sekunder untuk menunjang kesamping. Ini bertujuan agar proses pemanenan tidak terlalu sulit dijangkau serta pertumbuhan buah kopi dapat berjalan optimal. Selain itu, sistem pemangkasan juga perlu dilakukan terhadap tanaman yang memiliki pertumbuhan terlalu cepat karena pertumbuhan yang terlalu cepat dapat mengganggu tanaman lainnya akibat terlalu rimbun atau lebat. Tanaman yang terlalu rimbun dapat meningkatkan kelembaban udara sehingga menurunkan produksi buah kopi serta dapat mempercepat penyebaran hama dan penyakit ke tanaman lainnya jika tanaman tersebut terkena hama dan penyakit.  Petani memperkuat organisasi kelompok tani menjadi lebih baik sehingga hal-hal lain yang menjadi permasalahn dalam usahatani dapat dipecahkan bersama-sama sekaligus dapat menjual hasil pertanian secara langsung ke pedagang besar.  Agar kiranya petani melakukan studi banding kedaerah yang pertaniannya sudah maju dan berkembang sehingga dapat menjadi bahan masukan yang berarti bagi kelangsungan usahataninya. Universitas Sumatera Utara

2. Untuk Pemerintah Daerah

 Pemerintah Daerah, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Samosir, sebagai regulator harus bias memberikan perhatian khusus dalam menerapkan kebijakan yang sudah dicanangkan oleh pemerintah pusat, yaitu menjadikan komoditi kopi Arabika sebagai salah satu sumber devisa Negara yang cukup besar serta peningkatan pendapatan petani kopi yang pada akhirnya berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Beberapa permasalahan yang dihadapi petani kopi saat ini , seperti harga jual kopi yang belum memihak bagi petani kopi perlu dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Samosir.  Pemerintah hendaknya memperlihatkan contoh usahatani yang baik melalui kebun percobaan yang bekerja sama dengan Lembaga Riset baik dalam maupun luar negeri sehingga masyarakat dapat melihat bukti nyata dari usahatani yang baik dan tepat.  Pemerintah membentuk koperasi pertanian yang dapat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat sekitar disamping penyampaian harga yang akurat, penyediaan modal dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Tinjauan Agronomi Tanaman Kopi