2.1.3.2 Tingkat Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu Munawir, 2004.
Bila perusahaan ingin tetap hidup untuk dapat tumbuh dan berkembang, maka perusahaan harus memperoleh laba atau
dengan kata lain perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan profitable.
Menurut Heinze dalam Hackston dan Milne 1996, profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen
menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan
pertanggungjawaban sosial kapada pemegang saham, sedangkan menurut teori keagenan mengatakan semakin besar perolehan
laba yang didapat, semakin luas informasi sosial yang diungkapkan perusahaan. Itu dilakukan untuk mengurangi biaya
keagenan yang muncul. Hal ini berarti, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan
informasi sosialnya
2.1.3.3 Tingkat Financial Leverage
Menurut Kasmir 2009:150, “leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka
Universitas Sumatera Utara
pendek atau jangka panjang”. Rasio leverage digunakan untuk memberikangambaran mengenai struktur modal yang dimiliki
perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu hutang.
Dalam perjanjian terbatas seperti perjanjian hutang yang tergambar dalam tingkat leverage dimaksudkan membatasi
kemampuan manajemen untuk menciptakan transfer kekayaan antar pemegang saham dan pemegang obligasi. Tambahan
informasi seperti informasi sosial diperlukan untuk
menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur Meek, et.al
dalam Sulastini 2007. Oleh karena itu perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk
melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan leverage yang rendah.
2.1.3.4 Ukuran Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan mekanisme pengensalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor
tindakan manajemen puncak. Komposisi individu yang bekerja sebagi anggota dewan komisaris merupakan hal penting dalam
memonitor aktivitas manajemen secara efektif Fama dan Jasen dalam Sitepu 2009.
Universitas Sumatera Utara
Dewan komisaris terdiri dari inside dan outside director yang akan memiliki akses informasi khusus yang berharga dan
sangat membantu dewan komisaris serta menjadikannya sebagai alat efektif dalam keputusan pengendalian. Sedangkan fungsi
dewan komisaris itu sendiri adalah mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen direksi dan
bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan
menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan Mulyadi, 2002.
Menurut Coller dan Gregor dalam Sitepu 2009 menyatakan bahwa semakin besar anggota dewan komisaris
maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan memonitoring, sehingga yang dilakukan akan semakin efektif.
Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen akan semakin besar untuk
mengungkapkannya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Beasly 2000.
2.1.3.5 Intensitas Research and Development RD