menyebabkan gingivitis di sekitar insisivus maksila, protrusi insisivus dan tidak mampu untuk menutup bibir.
29
2.2.4 Menggigit Kuku Nail Biting
Menggigit kuku nail biting adalah suatu kebiasaan menggigit kuku pada anak dan remaja.
30
Kebiasaan ini umumnya terjadi pada anak usia 3-4 tahun dan meningkat pada masa remaja. Kebiasaan menggigit kuku lebih banyak pada anak laki-laki dibanding anak
perempuan.
19
Kebiasaan ini muncul sebagai manifestasi stress yang meningkat.
20
Pada beberapa anak kebiasaan menggigit kuku sebagai pengganti kebiasaan menghisap ibu jari atau
jari. Keinginan untuk menggigit bahkan memakan kuku berhubungan dengan tahap psikoemosional yaitu rasa gelisah.Kebiasaan menggigit kuku menggambarkan kecemasan anak
saat mengalami keadaan yang tegang. Hal ini terlihat sebagai efek akibat refleks emosi yang tidak seimbang.
30
Kebiasaan menggigit kuku terdiri atas empat tahapan. Pada awalnya tangan diletakkan berdekatan dengan mulut dan tidak berpindah dalam beberapa detik sampai
30 detik. Kemudian jari dimasukkan dengan cepat mengenai gigi anterior. Diikuti dengan gerakan menggigit kuku dengan cepat secara tidak teratur, dengan kuku ditekan
pada tepi gigi yang menggigit dengan kuat. Terakhir jari dikeluarkan dari mulut untuk diperiksa secara visual atau dirasakan dengan jari yang lain secara palpasi.
30
Kebiasaan menggigit kuku biasanya terjadi saat anak dalam keadaan yang sedih atau tertekan misalnya saat tidak mengerti pelajaran di sekolah, membaca cerita yang
sedih, ketika mendengar cerita horor atau ketika mereka dipaksa untuk tidur saat malam.Pada anak yang menelan kuku yang telah digigit dapat menyebabkan masalah
pada perut, karena kuku anak tidak bersih sehingga mudah tertular berbagai penyakit.
30
2.2.5 Menghisap Bibir Lip Sucking
Menghisap bibir lip sucking adalah suatu kebiasaan menghisap bibir yang dilakukan secara terus-menerus secara sadar maupun tidak sadar.
31
Kebiasaan ini muncul setelah kebiasaan menghisap ibu jari atau jari berhenti.
2
Pada anak menempatkan bibir pada bagian lingual insisivus maksila merupakan hal yang
mudah.
28
Kebiasaan ini dilakukan ketika anak membutuhkan konsentrasi seperti saat berada pada lingkungan yang baru, lingkungan yang sulit, ataupun saat anak
mempelajari sesuatu hal yang sulit. Saat kebiasaan ini pertama kali dilakukan, anak akan terus melakukan kebiasaan ini bahkan setelah stimulus dihilangkan.
32
2.3 Maloklusi