Sedangkan di semester dua pembelajarannya meliputi mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak.
B. Penelitian Relevan
Nurul Widyaningrum 2009 dalam penelitiannya yang berjudul ”Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode
Quantum Learning
Anak Tunanetra Kelas VII SMP-YKAB Surakarta Tahun Pelajaran 20082009”
menyimpulkan bahwa terjadinya peningkatan Prestasi Belajar IPS setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan penerapan metode
Quantum Learning
. Hal tersebut terlihat dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran semakin
meningkat dalam setiap siklusnya. Dilihat dari hasil tes kondisi awal diketahui 4 dari 8 siswa belum mencapai nilai KKM, sedangkan tes akhir dari penelitian
menunjukan semua siswa Kelas VII SMP-YKAB yaitu 8 siswa telah berhasil mencapai nilai KKM.
Penelitian Nurul Widyaningrum tersebut relevan dengan penelitian ini. Persamaan dengan penelitian ini yaitu penerapan
Quantum learning
untuk mengatasi masalah pembelajaran. Selain memiliki persamaan, kedua penelitian
ini juga memiliki perbedaan yaitu penelitian yang dilakukan Nurul Widyaningrum untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada anak tunanetra,
sedangkan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan menulis Permulaan pada siswa kelas 2.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas 2 Sekalah Dasar Negeri Karangasem 1, khususnya materi menulis tegak bersambung sampai saat ini
masih menggunakan metode yang konvensional. Pembelajaran yang dilaksanakan kurang melibatkan siswa untuk aktif belajar dan cenderung statis. hal itu
menyebabkan rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari rendahnya motivasi tersebut menyebabkan siswa tidak antusias dalam mengikuti
pelajaran sehingga sebagian besar siswa tidak menguasai pelajaran yang diajarkan khususnya menulis tegak bersambung.
Model
Quantum Learning
merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh pembelajaran yang berpusat pada guru. Model
Quantum Learning
dipilih karena model pembelajaran ini mengaktifkan siswa tanpa mereka merasa terbebani, mereka dapat dengan bebas belajar sesuai
kemampuan dan gaya belajar mereka, karena dalam model ini dianut sistem keberagaman, bukan keseragaman. Pola belajar seperti ini sangat menyenangkan
bagi siswa. Sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan keterampilan menulis tegak
bersambung siswa kelas 2 Sekolah Dasar Negeri Karangasem 1 Laweyan, Surakarta.
Dari pemikiran diatas dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 1. Gambar Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian