5.2.2 Berat Badan Bayi
Dari hasil penelitian bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2500 gram BBLR sebanyak 26 bayi 44,82. Dan bayi yang berat lahirnya normal
sebanyak 32 bayi 55,17. Prevalensi BBLR dari penelitian ini lebih tinggi dari data Riskedas 2007 yang menyebutkan bahwa dari bayi yang diketahui
berat badan hasil penimbangan waktu baru lahir, 11,5 lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram atau BBLR.
Insiden BBLR di dunia adalah 15, dimana 80 terjadi di negara-negara sedang berkembang. Selain morbiditas perinatal, BBLR merupakan salah satu
penyumbang terbesar angka kematian bayi AKB Labir et al., 2013. Angka kejadian BBLR di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah
lain, yaitu berkisar antara 2,0-15,1 Joeharno, 2006 ; Roifah, 2014 . Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5.
Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7
Meta, 2008 ; Roifah, 2014. Beberapa peneliti telah melaporkan angka kejadian BBLR di
Indonesia. Diantaranya penelitian kohort di Sukabumi yang memperoleh insiden BBLR sebanyak 10,7, penelitian di Ujung Berung mendapatkan
angka kejadian BBLR sebesar 14,7 dan Penelitian di Ciawi Kabupaten Bogor mendapatkan kejadian BBLR sebanyak 16,1 Rahman, 2000 ;
Nuryamah, 2008. Sedangkan Angka kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Cakru mengalami peningkatan dari tahun 2008 sebesar 7 kasus
menjadi 23 kasus pada tahun 2009 Sukananti, 2011. Di Provinsi Jawa Timur BBLR masih menjadi penyebab kematian neonatal tertinggi, pada tahun 2007
sebesar 40,7 dan 2008 sebesar 41,4 . Prevalensi BBLR sendiri mengalami peningkatan yaitu 1,26 pada tahun 2005; 1,55 pada tahun 2006 dan 2,2
pada tahun 2008 Dinkes Provinsi Jawa Timur 2008 ; Roifah, 2014. Sedangkan dari 352 responden ibu bersalin di RSUD Ambarawa, sebagian besar ibu
memiliki bayi dengan BBLR, yaitu sejumlah 222 orang 63,1 Wati, 2014.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pariaman bahwa ditemukan 3,1 bayi yang dilahirkan memiliki berat lahir 2.500 gram dan dikategorikan BBLR,
sedangkan 96,9 bayi lagi dilahirkan dengan berat ≥2.500 gram Setiawan, 2013.
BBLR pada kehamilan cukup bulan atau disebut juga Intra Uterine Growth Retardation
IUGR atau Janin Tumbuh Lambat JTL ternyata cukup tinggi 78,8 dimana sebagian besar ada di daerah pedesaan. Kondisi ini tidak
berbeda bila dibandingkan di Negara berkembang lainnya. Seperti yang di laporkan Villar dan Belizan dengan melakukan analisis data dari 11 Negara maju
dan 25 Negara berkembang disimpulkan bahwa JTL merupakan ciri dari Negara berkembang. Sebaliknya di Negara maju didapatkan kasus prematur lebih
dominan. Dua pertiga BBLR di Negara berkembang termasuk dalam katagori bayi JTL. Temuan lain yang serupa yaitu dari hasil analisis data Demographic
Health Survey Republic Dominica tentang berat badan bayi baru lahir dan status
prematuritas menunjukkan persentase BBLR cukup bulan cenderung lebih banyak dibandingkan BBLR kurang bulan masing
–masing yaitu 70,7 dan 29,3, Setyowati, 1996.
5.2.3 Hubungan Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi