HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

31

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengetahuan ibu nifas tentang tehnik menyusui yang benar di Desa Sei Kopas Kecamatan Bandar Pasir Mandoge tahun 2015 dengan jumlah responden sebanyak 32 orang . Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tehnik menyusui yang benar di Desa Sei Kopas Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Tahun 2015 menggunakan kuesioner yang berisikan 12 pertanyaan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan ibu nifas tentang tehnik menyusui yang benar di Desa Sei Kopas Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Tahun 2015.

1. Karakteristik Ibu Nifas

Karakteristik responden yang di pengaruhi dalam penelitian ini mencakup umur, pendidikan, pekerjaan, sumber informasi dan paritas. Berdasarkan umur responden hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas dijumpai pada usia 25-30 tahun yaitu 17 53,1 orang, dengan latar belakang berpendidikan SMA yaitu 16 50,0 orang, mayoritas responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu 27 84,4 orang, sedangkan sumber informasi yang di peroleh responden tentang tehnik menyusui mayoritas di dapat dari teman dan keluarga yaitu 24 75,0 orang dan paritas multi gravida yaitu 14 43,8 . untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Ibu Nifas di Desa Sei kopas Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Tahun 2015 n=32 Karakteristik Frekuensi Persentase Umur 25 tahun 5 15,6 25 - 30 tahun 17 53,1 30 tahun 10 31,2 Pendidikan SD 4 12,5 SMP 11 34,4 SMA 16 50,0 Perguruan Tinggi 1 3,1 Pekerjaan IRT 27 84,4 Wiraswasta 4 12,5 PNS 1 3,1 Sumber Informasi Keluarga dan Teman 24 75,0 Tenaga Kesehatan 3 9,4 Media elektronik 5 15,6 Media cetak Paritas Primi gravida 9 28,1 Scundi gravida 8 25,0 Multi gravida 14 43,8 Multigrande gravida 1 3,1

2. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tehnik Menyusui Yang Benar

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 16 responden 50,0 memiliki pengetahuan kurang, 14 responden 43,8 memiliki pengetahuan cukup dan 2 responden 6,2 memiliki pengetahuan baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tehnik Menyusui yang Benar di Desa Sei Kopas Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Tahun 2015 n=32 Pengetahuan Frekuensi n Persen Baik 2 6,2 Cukup 14 43,8 Kurang 16 50,0

3. Pengetahuan Responden Berdasarkan item pertanyaan

Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa item yang paling tinggi dijawab benar responden hanya 65,6 yaitu pada soal nomor 1 tentang langkah pertama menyusui dan soal nomor 8 tentang penyebab tidak menyusui dengan benar, selebihnya 10 item lainnya hanya benar 21,9 - 50 responden yang menjawab benar. Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Item Pertanyaan Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tehnik Menyusui yang Benar di Desa Sei Kopas Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Tahun 2015 n=32 No Pertanyaan Pilihan Jawaban Benar Salah F F 1 Apakah langkah pertama yang dilakukan ibu sebelum menyusui ? 21 65,6 11 34,4 2 Bagaimana cara menjaga kelembapan puting susu ibu ? 15 46,9 17 53,1 3 Bagaimana posisi menyusui yang sesuai untuk ibu yang pasca caesarea ? 12 37,5 20 62,5 4 Bagaimanakah posisi menyusui yang sesuai untuk ibu dengan bayi kembar ? 9 28,1 23 71,9 5 Bagaimanakah ibu mengetahui bahwa bayi telah menyusu dengan benar ? 12 37,5 20 62,5 6 Bagaimanakah cara melepaskan isapan bayi dengan benar ? 7 21,9 25 78,1 Universitas Sumatera Utara 7 Bagaimanakah cara ibu pekerja agar tetap bisa terpenuhi kebutuhan ASInya ? 18 56,2 14 43,8 8 Apakah yang akan terjadi pada payudara jika ibu tidak menyusui dengan benar ? 21 65,6 11 34,4 9 Apakah yang harus dilakukan ibu apabila ASI tidak lancar ? 16 50,0 16 50,0 10 Bagaimanakah tehnik memeras ASI yang benar ? 12 37,5 20 62,5 11 Manakah gambar yang menunjukkan tehnik menyusui yang benar ? 12 37,5 20 62,5 12 Manakah dibawah gambar yang menunjukkan tehnik menyusui yang salah ? 12 37,5 20 62,5

B. Pembahasan

Responden dalam penelitian ini mayoritas berumur 25 – 30 tahun memiliki pengetahuan kurang dan mayoritas berpedidikan SMA, serta pekerjaan responden mayoritas IRT karena pekerjaan responden hanya sebagai ibu rumah tangga sehingga memiliki interaksi yang terbatas dan hanya berinteraksi kepada sesama ibu rumah tangga sehingga kurangnya interaksi dengan tenaga kesehatah maka informasi yang di dapat juga kurang dan terbatas, responden mendapatkan sumber informasi dari teman dan keluarga, cenderung semakin banyak sumber informasi yang di dapakan maka semakin baik pengetahuan yang diperoleh, namun kurangnya sumber informasi yang didapat responden tentang tehnik menyusui yang benar juga kurang dan mayoritas responden multigravida.

1. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tehnik Menyusui Yang Benar

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh responden mayoritas memiliki pengetahuan kurang 16 orang 50,0. Jumlah responden yang memiliki pengetahuan kurang lebih banyak dari pada pengetahuan baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Melina 2013 tentang “tehnik menyusui yang benar” di BPS Kartini Kampung Sawah Pontianak yang menyatakan bahwa mayoritas ibu nifas di kampung sawah berpengetahuan kurang58,33. Pengetahuan dipengaruhi oleh Universitas Sumatera Utara banyak faktor diantaranya umur, pendidikan, pekerjaan, sumber informasi dan pengalaman Notoatmodjo, 2010.

2. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tehnik Menyusui Yang Benar Berdasarkan Item Pertanyaan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa item yang paling tinggi dijawab benar responden hanya 65,6 yaitu pada soal nomor 1 tentang langkah pertama menyusui dan soal nomor 8 tentang penyebab tidak menyusui dengan benar. Selebihnya 10 item lainnya hanya benar 21,9 - 50 responden yang menjawab benar yaitu tentang cara melepaskan isapan bayi dengan benar, responden hanya mampu menjawab 21,9 karena kurangnya sumber informasi yang didapat responden tentang melepaskan isapan bayi, jika ibu salah melakukan cara melepaskan isapan bayi maka dapat mengakibatkan puting susu ibu lecet. Pada item posisi menyusui yang sesuai untuk ibu dengan bayi kembar dan posisi menyusui yang sesuai untuk ibu yang pasca caesarea,, responden hanya mampu menjawab 28,1 dan 37,5 karena responden terbatasnya interaksi responden sehingga responden hanya dapat belajar dari teman dan keluarga saja sehingga responden kurang mengetahui posisi untuk menyusui. Menurut wiji 2013 mengatakan bahwa Posisi menyusui pasca caesar ada dua cara posisi menyusui pasca operasi caesar diantaranya Posisi berbaring miring dan posisi football atau menjepit. Sedangkan Posisi menyusui dengan bayi kembar yaitu dengan posisi footbal atau menjepit. Sedangkan pada item ibu mengetahui bahwa bayi telah menyusu dengan benar, tehnik memeras ASI yang benar, gambar yang menunjukkan tehnik menyusui yang Universitas Sumatera Utara benar, gambar yang menunjukkan tehnik menyusui yang salah, responden hanya menjawab benar 37,5 karena Kurangnya sumber informasi yang didapat oleh responden menyebabkan kurangnya pengetahuan responden tentang tehnik menyusui yang benar. Adanya persepsi responden yang salah tentang menyusui yaitu menyatakan bahwa bayi tidak kenyang apabila hanya diberi ASI namun harus ditambah susu formula. Persepsi responden tersebut mengakibatkan responden salah dalam melakukan tehnik menyusui yang benar dan kurangnya informasi yang didapat dari tenaga kesehatan dan perlunya dilakukan penyuluhan tentang tehnik menyusui yang benar. Menurut Riksani 2012, ada beberapa alasan yang menguatkan pendapat mengapa bayi tidak bisa di beri makanan tambahan selain ASI yaitu karena saat bayi berumur 0-6 bulan, oragn-organ pencernaannya belum berkembang dengan sempurna dan sistem pencernaannya pun belum siap menerima makanan lain selain ASI. Organ pencernaan akan kelebihan beban kerja jika sebelum berusia 6 bulan bayi sudah mendapatkan MP-ASI. Selain itu enzim pencernaan protein seperti asam lambung, pepsin, dan sebagainya saat itu belum diproduksi secara sempurna. Saat bayi berumur kurang dari 6 bulan, sel-sel sekitar usus belum siap menerima kandungan dari makanan sehingga makananyang masuk akan menimbulkan reaksi imun dan menyebabkan terjadinya alergi pada bayi. Responden juga memiliki persepsi yang salah tentang tehnik menyusui yang mengatakan bahwa setiap menyusui harus mengalami lecet pada puting sehingga responden meyimpulkam bahwa lecet pada puting adalah hal yang normal, padahal terjadinya lecet pada puting disebabkan posisi menyusui yang salah. Menurut wiji 2013 mengatakan bahwa penyebab terjadinya lecet pada puting yaitu karena mulut Universitas Sumatera Utara bayi tidak melekat pada payudara dengan tepat, bayi menghisap pada puting yang menyebabkan puting susu menjadi lecet dan luka. Universitas Sumatera Utara 38

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN