Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Cara Menyusui yang Baik dan Benar di Medan

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG CARA MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR DI PUSKESMAS PADANG BULAN PADA

TAHUN 2011 Oleh:

ACHMAD TRI WIBOWO 080100232

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Penelitian dengan Judul :

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Cara Menyusui yang Baik dan Benar di Medan

Yang dipersiapkan oleh:

ACHMAD TRI WIBOWO

080100232

Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk

dilanjutkan ke Lahan Penelitian

Medan, 6 Mei 2011

Disetujui,

Dosen Pembimbing


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis menyelesaikan proposal penelitian ini, diantaranya:

1. Kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Kepada dosen pembimbing penulisan penelitian ini, dr. Lily Irsa, Sp.A(K), yang dengan sepenuh hati telah meluangkan segenap waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan proposal penelitian ini.

3. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Yunilda Andriyani, MKT yang telah menjadi dosen penasihat akademik penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Hanif Soekasman dan Ibunda drg. Lina Mei Srg. serta abang penulis, Achmad Dipowiro dan Musa Seno Ibrahim yang telah senantiasa mendukung dan memberikan dukungan serta bantuan dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.


(4)

setulus hati dalam memberikan dukungan dan masukan pada penulis dalam penyusunan proposal penelitian ini.

6. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh sahabat penulis, Abdul Fattah Syukrillah, Angie Regina Sutrisno, Diah Pangestu Hutabarat, Heru Fahlevi Harahap, Justiawan Nazwan, M. Aldi Rivai G., M. Endi Nasution, M. Iqbal Hutasuhut, M. Miftah, M. Rafi Junior Adnani, Natasha Margareth P, Rico Madresty Hutabarat, Putri Andhini Izhma Lubis, Revinanda Pangaribuan, Rr. Annisa Lidya, Sheilla Nabila A, Sweet Caroline Marpaung, Syahrul Hidayat Nasution dan Yulisa Astari Tanjung yang turut memberikan motivasi dan dukungan bagi penulis untuk merampungkan proposal ini, terutama Indah Pratiwi, Juan Carson Marbun, dan Utari Purnama yang telah membantu penulis dalam memahami seluk beluk penelitian.

7. Kepada teman-teman seperjuangan satu kelompok, yaitu Rizky Revani Hasan dan Halina Julia, yang telah turut bersusah payah dan tetap menjaga kekompakan dalam mensukseskan penyelesaian proposal ini.

Cakupan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan pengetahuan baru, dalam area kompetensi KIPDI-3, telah memotivasi penulis untuk melaksanakan penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Cara Menyusui Yang Baik dan Benar” ini. Harapan penulis semoga penelitian ini mendapat persetujuan untuk pelaksanaan demi memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu kedokteran.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan proposal penelitian ini di kemudian hari.

Medan, 6 Mei 2011


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan..……….………..…… ... i

Abstrak …………... ii

Kata Pengantar …………... iv

Daftar Isi ………... vi

Daftar Gambar... ... ix

Daftar Tabel…………... x

Daftar Lampiran... vi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3


(6)

2.1. Pengetahuan ... 4

2.1.1. Definisi Pengetahuan ... 4

2.1.2. Tingkat Pengetahuan ... 4

2.2. Anatomi Payudara………. ... 5

2.3. Manfaat Menyusui... 6

2.3.1. Aspek Gizi ... 6

2.3.2. Aspek Imunologik ... 7

2.3.3. Aspek Psikologik ... 8

2.3.4. Aspek Kecerdasan ... 8

2.3.5. Aspek Neurologis ... 8

2.3.6. Aspek Ekonomis ... 9

2.3.7. Aspek Penundaan Kehamilan ... 9

2.4. Teknik Menyusui Yang Benar ... 9

2.4.1. Defenisi Teknik Menyusi Yang Benar ... 9

2.4.2. Posisi dan Perlekatan Menyusui ... 10

2.4.3. Pengamatan Teknik Menyusui Yang Benar ... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL………...…….. 17


(7)

3.2. Variabel dan Definisi Operasional…..……… 17

BAB 4 METODE PENELITIAN……… 18

4.1. Jenis Penelitian ... 18

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 18

4.3. Populasi dan Sampel ... 18

4.3.1. Populasi... 18

4.3.2. Sampel ... 18

4.4. Teknik Pengambilan Data ... 19

4.4.1. Uji Validitas ... 20

... 4.4.2. Uji Reabilitas ... 20

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 22

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 23

5.1. Hasil Penelitian ... 23

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 23


(8)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

6.1. Kesimpulan ... 28

6.2. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ……... 29


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. Posisi Menyusui Sambil Berdiri Yang Benar…………... 10

Gambar 2.2. Posisi Menyusui Sambil Duduk Yang Benar………….. 10

Gambar 2.3. Posisi Menyusui Sambil Rebahan Yang Benar………... 11

Gambar 2.4. Posisi Menyusui Balita Pada Kondisi Normal………… 12

Gambar 2.5. Posisi Menyusui Bayi Baru Lahir Yang Benar di Ruang Perawatan……….. 12

Gambar 2.6. Posisi Menyusui Bayi Baru Lahir Yang Benar di Rumah.. 12

Gambar 2.7. Posisi Menyusui Bayi Bila ASI Penuh………. 13

Gambar 2.8. Posisi Menyusui Bayi Kembar Secara Bersamaan……… 13

Gambar 2.9. Cara Meletakkan Bayi………... 13

Gambar 2.10. Cara Memagang Payudara……….... 14

Gambar 2.11. Cara Merangsang Mulut Bayi………... 14

Gambar 2.12. Perlekatan Benar……… 15

Gambar 2.13. Perlekatan Salah……… 15


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas Kuesioner…………... 21 Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur………... 23 Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Kuesioner.. 24 Tabel 5.3. Tingkat Pengetahuan Responden……….. 26


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN 2 Lembar Persetujuan (Informed Consent) LAMPIRAN 3 Kuesioner Judul Penelitian

LAMPIRAN 4 Master Table LAMPIRAN 5 Ethical Clearance LAMPIRAN 6 Surat Izin Penelitian


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menyusui adalah suatu proses yang alamiah namun tetap harus dipelajari bagaimana cara menyusui yang baik dan benar, karena menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan kepada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik saja tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang stabil, perkembangan spiritual yang baik serta perkembangan sosial yang lebih baik. Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4 – 6 bulan (Khairuniah, 2004).

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 2003). Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam. Pada dasarnya, segera setelah melahirkan, secara naluri setiap ibu mampu menjalankan tugas untuk menyusui bayinya. Namun, untuk mempraktekkan bagaimana menyusui bayi yang baik dan benar, setiap ibu perlu mempelajarinya. Bukan saja ibu-ibu yang baru pertama kali hamil dan melahirkan, tetapi juga ibu-ibu yang baru melahirkan anak yang ke-2 dan seterusnya. Karena setiap bayi lahir merupakan individu tersendiri. Dengan demikian ibu perlu belajar berinteraksi dengan bayi yang baru lahir ini, agar dapar berhasil dalam menyusui. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi sejak dini dan dukungan serta


(13)

bimbingan yang optimal dari keluarga, lingkungan dan tenaga kesehatan yang merawat ibu selama hamil, bersalin dan masa nifas. Hambatan dalam praktek menyusui adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam cara menyusui dan pentingnya ASI bagi bayi, kurangnya pengetahuan dan pemahaman ini mempengaruhi kesadaran ibu untuk menyusui bayi. Selain itu adanya alasan ibu tidak menyusui bayinya karena merasa ASI-nya tidak cukup, encer, atau tidak keluar sama sekali. Padahal menurut penelitian WHO hanya ada satu dari seribu orang yang tidak bisa menyusui (Widjaja, 2004 dalam Gultom, 2010).

Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, didapati data jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi. Yakni, 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5. Jadi hanya 14% ibu di Tanah Air yang memberikan air susu ibu (ASI) ekslusif kepada bayinya sampai 4 - 5 bulan, dan rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima ASI ekslusif kurang dari 2 bulan sebanyak 64%. (SDKI tahun 2002-2003). Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar (Soetjingsih, 1997).


(14)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian ringkas dari latar belakang di atas, memberi dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian berikut:

Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang baik dan benar di Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang baik dan benar di Medan

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

1. Pengetahuan ibu tentang pengertian cara menyusui yang baik dan benar. 2. Pengetahuan ibu tentang posisi dan perlekatan yang benar

3. Pengetahuan ibu langkah-langkah menyusui yang benar 4. Pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Masyarakat luas dan khusunya untuk ibu-ibu untuk mengetahui cara menyusui yang baik dan benar.

2. Agar dapat memberi masukan pada Departemen Kesehatan tentang penyuluhan ibu cara menyusui yang benar pada ibu-ibu.


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil ‘ tahu’ dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmodjo, (2007). Menurut Rogers (1970) dalam Notoadmodjo (2007), mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru, maka terlebih dahulu akan terjadi beberapa proses, yaitu awareness (menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus), interest (merasa tertarik terhadap stimulus), evaluation (mempertimbangkan baik dan buruknya stimulus), trial (mencoba melakukan sesuai yang diinginkan oleh stimulus) dan adoption (berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2007), pengetahuan yang di cakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni know (mengingat suatu materi yang telah dicapai sebelumnya), comprehension (memahami dan mampu menjelaskan serta dapat menginterprestasikan secara benar tentang materi yang diketahui), application (mampu menggunakan materi yang sudah dipelajari), analysis (mampu menjabarkan materu ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi da berhubungan satu sama lain), synthesis (mampu menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru) dan evaluation (mampu melakukan penilaian terhadap materi).


(16)

2.2 Anatomi Payudara a. Kelenjar air susu

Kelenjar air susu bertanggung jawab untuk tersedianya air susu yang adekuat. Jumlah dan berkembangnya kelenjar air susu ini di pengaruhi oleh proses tumbuh kembang di masa intra utrein maupun ekstrauterin.

Pemberian estrogen dosis tinggi atau testoteron pada kehamilan akan menghambat pembentukan kelenjar air susu janin sedangkan pemberian growth hormone akan meningkatkan jumlah dan besarnya kelenjar air susu janin yang di kandungan. Bahkan kehamilan dengan diabetes member risiko untuk terjadinya kanker payudara. Demikian pula janin perempuan yang dilahirkan dari ibu preeclampsia member resiko untuk terjadinya preeklampsia. Dengan demikian agar kelenjar air susu dapat berkembang dan tumbuh adekuat segela komplikasi kehamilan sedapat mungkin dicegah, karena berpotensi untuk terjadinya tumbuh dan kembang kelenjar payudara mengalami kelainan.

b. Puting susu

Puting susu yang inverted atau tertarik ke dalam akan member kendala dalam keberhasilan menyusui. Saat konseling pernikahan, seyogyanya calon pengantin mendapat konseling tentang menyusui dan ASI eksklusif dengan segala aspeknya sehingga segera setelah menikah ada program untuk membuat puting menonjol.

Selain berfungsi memproduksi ASI dan menjadi sarana pemberian ASI, payudara juga memiliki fungsi estetika, sehingga keindahannya harus dijaga. Wanita hamil seharusnya menjaga kebersihan, kelembutan dan kelembapan payudara dengan pelembab, minyak zaitun atau minyak kelapa dan sebagainya. Ibu-ibu hamil harus rutin melakukan senam payudara, menggunakan bra yang sesuai dengan ukuran, menggunakannya dengan baik dan benar, sehingga betul-betul sebagai penyangga payudara, bukan hanya sebagai penutup puting susu. Melakukan uasapan halus secara rutin yang tujuannya untuk merangsang kelenjar susu aktif laktogenesisnya (Suradi, 2010).


(17)

2.3 Manfaat Menyusui 2.3.1 Aspek Gizi

Manfaat Kolostrum

a. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

b. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.

c. Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

d. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

Komposisi ASI

a. ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.

b. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.

c. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara whey dan casein yang sesuai untuk bayi. Rasio whey dengan casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan whey : casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.


(18)

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

a. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.

b. Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

2.3.2 Aspek Imunologik

a. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.

b. Immunoglobulin A (Ig A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

c. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.

d. Lisozim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan Salmonella) dan virus. Jumlah lisozim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi. e. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil.

Terdiri dari 3 macam yaitu: Bronchus-Asociated Lymphocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut-Asociated Lymphocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary-Asociated Lymphocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.


(19)

f. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

2.3.3 Aspek Psikologik

a. Rasa percaya diri ibu untuk menyusui: bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.

b. Interaksi ibu dan bayi: pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.

c. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi: ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

2.3.4 Aspek Kecerdasan

a. Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi. b. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ 4.3

poin lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 poin lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 poin lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.


(20)

2.3.6 Aspek Ekonomis

Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

2.3.7 Aspek Penundaan Kehamilan

Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL). (Arief, 2009)

2.4 Teknik Menyusui Yang Benar

2.4.1 Definisi Teknik Menyusui Yang Benar

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.

Persiapan mempelancar pengeluaran ASI dilakukan dengan :

1. Membersihkan puting susu dengan air dan minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.

2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.

3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.


(21)

2.4.2 Posisi dan Perlekatan Menyusui

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Gambar 2.1 Posisi Menyusui Sambil Berdiri yang Benar (Perinasia, 2003)


(22)

Gambar 2.3 Posisi Menyusui Sambil Rebahan yang Benar (Perinasia, 2003)

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, di payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.


(23)

Gambar 2.4 Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 2003)

Gambar 2.5 Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia, 2003)


(24)

Gambar 2.7 Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2003)

Gambar 2.8 Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2003)

Langkah-Langkah Menyusui yang Benar

Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar put ing, duduk dan berbaring dengan santai.


(25)

Gambar 2.10 Cara Memegang Payudara (Perinasia, 2003)

Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.

Gambar 2.11 Cara Merangsang Mulut Bayi (Perinasia, 2003)


(26)

Gambar 2.12 Perlekatan Benar (Perinasia, 2003

Gambar 2.13 Perlekatan Salah (Perinasia, 2003)

2.4.3 Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusui. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut: 1. Bayi tampak tenang.

2. Badan bayi menempel pada perut ibu. 3. Mulut bayi terbuka lebar.


(27)

4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu.

5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.

6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan. 7. Puting susu tidak terasa nyeri.

8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. 9. Kepala bayi agak menengadah.


(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan peneletian pada bab sebelumnya, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Ccccsaknfajfac

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 3.2 Definisi Operasional

a. Pengetahuan: segala sesuatu yang diketahui tentang cara menyusui yang baik dan benar.

b. Menyusui: proses fisiologis untuk memberikan nutrisi kepada bayi secara optimal.

c. Ibu: Wanita yang sudah menikah dan memiliki anak.

d. Teknik menyusui: cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu adalah kuesioner dengan cara pengukuran menggunakan skala ordinal. Pernyataan yang diajukan sebanyak 15 buah dengan pilihan jawaban:

• Jawaban yang paling benar diberikan skor 1 • Jawaban yang salah diberi skor 0

Hasil pengukuran pada penelitian dibagi menjadi tiga kategori (Pratomo, 1990) adalah:

• Pengetahuan kurang = 0-5 (<40% dari nilai tertinggi) • Pengetahuan sedang = 6-11 (40%-75% dari nilai tertinggi) • Pengetahuan baik = 12-15 (> 75 % dari nilai tertinggi)

Tingkat Pengetahuan Ibu Teknik menyusui yang baik dan benar


(29)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan menggunakan pendekatan deskriptif.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di Medan pada bulan Juli-September 2011. Penelitian dilakukan di Puskesmas Padang Bulan dikarenakan menurut peneliti perlu diketahuinya tingkat pengetahuan ibu-ibu yang menyusui dan mengetahui manfaatnya.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang di Puskesmas Padang Bulan.

4.3.2 Sampel

Untuk menjadi sampel dalam penelitian ini, individu dalam populasi harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah: a. Ibu-ibu yang menikah dan sudah memiliki anak b. Bersedia menjawab kuesioner yang diberikan.

Kriteria ekslusi dari penelitian ini adalah:


(30)

n= d2

Zα2 PQ

Dimana n = besar sampel minimum

Zα = nilai normal berdasarkan α= 0,05

P = porporsi penyakit atau keadaan yang dicari

d = tingkat ketetepan kesalahan absolute yang dapat ditolerir Q = (1-P)

Karena P x Q mempunyai nilai paling tinggi bila P = 0,5, bila proporsi sebelumnya tidak diketahui, maka dipergunakan P = 0,5. Bila Zα = 1,96; P = 0,50; Q = 0,5; d = 0,1; maka besar sampel adalah

n = 1,962 x 0,5 x 0,5 ( 0,1 )2

= 97

Dengan menggunakan rumus di atas diperoleh jumlah sampel 97 orang.

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Semua objek yang didatangi dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang dibutuhkan terpenuhi. Consecutive sampling ini merupakan jenis nonprobability sampling yang paling baik dan sering merupakan cara termudah (Sastroasmoro dan Ismael, 2010).

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner terlabih dahulu akan diuji validitas dan reliabilitas dengan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS). Validitas menunjukan sejauh mana ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran yang akan diukur. Sedang reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010).


(31)

4.4.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Kuesioner yang telah selesai disusun akan diuji validitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dengan menggunakan rumus :

r : koefisien korelasi product moment x : skor tiap pertanyaan/ item

y : skor total

N : jumlah responden

Butir pertanyaan dikatakan significant apabila nilai korelasi yang didapatkan > nilai tabel r dengan taraf signifikasi 0,05.

4.4.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Kuesioner yang telah selesai disusun akan diuji reabilitasnya dengan menggunakan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan rumus :

r : reliabilitas instrumen

k : jumlah butir pertanyaan atau banyaknya soal b² : jumlah varian butir


(32)

Tabel 4.1 Hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 2 3 4 5 6 7 8 0.715 0.731 0,755 0.650 0.763 0.742 0.755 0.684 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

0,927 Reliabel

9 10 11 12 13 14 15 0,715 0,684 0,683 0,580 0,763 0,650 0,742 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan, tahap pertama editing yaitu mencek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu member kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis, tahap ketiga entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan SPSS versi 17 tahap ke empat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di-entry


(33)

untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak (Wahyuni, 2007). Untuk mendiskripsikan tingkat pengetahuan ibu-ibu terhadap pentingnya menyusui yang baik dan benar. Kemudian data disimpan pada proses saving dan terakhir adalah anylysis data dengan analisi deskriptif program SPSS.


(34)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Ditinjau dari letak geografisnya, Puskesmas Padang Bulan Medan terletak di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, meliputi 6 (enam) Kelurahan, yaitu Titi Rante, Padang Bulan, Merdeka, Babura, Darat dan Petisah Hulu. Luas wilayah ± 540 Ha, yang terdiri dari 6 kabupaten, memiliki 64 lingkungan dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Petisah b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Johor

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal dan Medan Selayang

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 97 orang ibu-ibu yang merupakan pasien di Puskesmas Padang Bulan. Data gambaran karateristik responden yang diamati adalah usia ibu.

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur Responden (tahun) Frekuensi (orang) %

<20 1 1

21-29 65 67

30-39 29 29,9


(35)

Dari Tabel 5.1. tentang distribusi responden berdasarakan umur diketahui bahwa sampel yang diteliti dengan jumlah terbanyak pada kelompok usia 21-29 tahun, yaitu sebanyak 65 orang (67%).

5.1.3. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Cara Menyusui yang Baik dan Benar di Puskesmas Padang Bulan

Tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang baik dan benar di Puskesmas Padang Bulan dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Kuesioner

No. Pertanyaan Pengetahuan

Benar Salah

Frekuensi % Frekuensi %

1. Persiapan 85 87,6 12 12,4

2. Kebersihan 74 76,3 23 23,7

3. Mengoleskan ASI pada puting sebelum menyusui

76 78,4 21 21,6

4. Posisi yang salah 34 35,1 63 64,9

5. Akibat menyusui dengan cara yang salah

63 64,,9 34 35,1

6. Akibat menyusui dengan cara yang salah

72 74,2 25 25,8

7. Posisi khusus dalam menyusui untuk ibu operasi Caesar

60 61,9 37 38,1


(36)

menyusui

10. Keadaan posisi bayi saat menyusui

44 45,4 53 54,6

11. Perlekatan yang benar mulut pada bayi

78 80,4 19 19,6

12. Cara menyusui pada bayi kembar

48 49,5 49 50,5

13. Posisi menyusui yang benar

71 73,2 26 26,8

14. Pengetahuan ibu dalam posisi menyusui rebahan

33 34 64 66

15. Posisi menyusui yang benar

23 23,7 74 76,3

Dari Tabel 5.2. dapat diketahui bahwa kebanyakan responden menjawab salah pada pertanyaan 15 (posisi menyusui yang benar) yaitu sebanyak 74 orang (76,3%) responden. Kemudian paling banyak responden menjawab benar pada pertanyaan 9 (keadaan posisi bayi saat menyusui) yaitu sebanyak 86 orang (88,7%) responden.

Dan diketahui pengetahuan ibu tentang pernyataan 8 (keadaan mulut bayi saat menyusui) adalah baik yaitu sebanyak 85 orang (87,6 %) responden. Dan sebanyak 64 orang (66 %) responden menjawab salah pada pertanyaan 14 (Pengetahuan ibu tentang cara menyusui rebahan). Dan sebanyak 85 orang (87,6 %) responden menjawab benar pada pertanyaan 1 (persiapan). Dan sebanyak 63 orang (64,9 %) responden menjawab salah pada pertanyaan 4 (posisi yang salah).


(37)

Tabel 5.3. Tingkat Pengetahuan Responden

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (orang) %

Kurang 6 6,2

Sedang 69 71,1

Baik 22 22,7

Total 97 100

Pada Tabel 5.3. tentang distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini memeliki pengetahuan yang sedang tentang cara menyusui yang baik dan benar, yaitu sebanyak 69 orang (71,1%) responden, diikuti sebanyak 22 orang (22,7%) responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi, dan 6 orang (6,2%) responden memiliki pengetahuan rendah.

5.2. Pembahasan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003).

Dari penelitian ini didapatkan mayoritas responden (67%) berusia 20-29 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Ananda (2010) yang mendapatkan mayoritas usia responden berada pada kelompok usia 21-30 tahun (51,7%). Menurut pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan seorang dapat dipengaruhi oleh faktor umur, tingkat pendidikan, penghasilan dan sumber informasi yang digunakannya. Bertambahnya umur seorang dapat berpengaruh pada peningkatan pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan


(38)

Sebanyak 85 orang (87,6%) responden mengetahui persiapan sebelum menyusui bayi harus melakukan persiapan terlebih dahalu. Dan sekitar 74 orang (76,3%) responden belum mengetahui secara tepat apakah kebersIhan itu perlu atau tidak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soetjiningsih (1997).

Sebanyak 78 responden (80,4%) mengetahui gambar perlekatan yang benar yaitu gambar A, sesuai dengan pernyataan (Soetjiningsih, 1997) dimana sebagian besar aerola dapat masuk ke mulut bayi, sehinnga puting susu berada dibawaah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah aerola.

Selain itu sebanyak 63 responden mengetahui masalah-masalah yang dapat terjadi bila perlekatan yang salah adalah puting lecet, payudara bengkak, saluran tersumbat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soetjiningsih (1997).

Dari hasil penelitian ini didapati mayoritas tingkat pengetahuan sedang sebanyak 69 orang (71,1%) responden. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Ananda (2010) yang mendapatkan mayoritas tingkat pengetahuan sedang sebanyak 45 orang (77,6%) responden.

Dari hasil penelitian ini didapati 6 orang (6,2%) responden memiliki tingkat pengetahuan kurang. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya informasi mengenai cara menyusui yang benar. Selain itu hal ini juga mungkin disebabkan karena ibu-ibu menyusui kurang aktif untuk mencari informasi tentang cara menyusui yang baik dan benar.

Pemberian informasi mengenai cara menyusui yang baik dan benar dapat diberikan melalui penyuluhan. Penyuluhan adalah salah satu bentuk penerapan dari pengetahuan dan sikap responden. Oleh karena itu, pemberian informasi tentang cara menyusui yang baik dan benar akan meningkatkan pengetahuan ibu.


(39)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini,dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang baik dan benar pada umumnya berada di tingkat pengetahuan sedang yaitu sebanyak 69 orang (71,1%) responden

2. Tingkat pengetahuan ibu tentang perlekatan mulut bayi yang benar berada di tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 78 orang (80,4 %) responden.

3. Tingkat pengetahuan ibu tentang langkah-langkah menyusui dan pengamatan dalam menyusui sebagian berada di tingkat sedang sebanyak 69 orang (71,1%) responden dan tingkat tinggi sebanyak 22 orang (22,7%) responden.

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperdan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu:

1. Diharapkan kepada Puskesmas untuk mengadakan penyuluhan kepada ibu-ibu yang datang ke Puskesmas Padang Bulan cara menyusui yang baik dan benar.

2. Bagi penelitian selanjutnya dengan masalah yang sama, diharapkan agar lebih memperdalam cakupan penelitiannya, khususnya dalam hal pengetahuan cara menyusui yang baik dan benar, sehingga lebih bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Nurhaeni, 2009. Panduan Ibu Cerdas (ASI dan Tumbuh Kembang Bayi). Yogyakarta: MedPress.

Ananda, Pralisti Leoni, 2010. Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Baik Dan Benar Di Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan. Universitas Sumatera Utara.

Khairruniyah, 2004. Pemberian ASI Eksklusif Ditinjau dari Faktor Motivasi, Persepsi, Emosi, dan Sikap pada Ibu yang Melahirkan. Universitas Padjadjaran.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Sastroasmoro, Sudigdo, dan Ismael, Sofyan, 2010. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Ed. III. Jakarta: Sagung Seto.

Soetjiningsih, 1997. ASI: Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.

Suradi, Rulina et al., 2010. Indonesia Menyusui. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Perinasia, 2003. Bahan Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta: Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia.

Pratomo, H., Sudarti, 1990. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Depdikbud.

Wahyuni, Arlinda Sari, 2007. Statistika Kedokteran (Disertai Aplikasi dengan SPSS). Jakarta: Bamboedoea Communication.

Gultom, Destyna Yohana, 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Tidak Memberikan ASI Ekslusif Kepada Bayi-nya di Dusun IX Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan


(41)

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010. Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19509 [Accessed 6 April 2011]


(42)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Achmad Tri Wibowo

Tempat / Tanggal Lahir : Sanggau / 3 Februari 1991

Agama : Islam

Alamat : Jalan Sampul komp. De Sultan Residence No. 1

Telepon : 061-7883325 / 081396238858

Orang Tua : Ayah : Ir. H. Hanif Soekasman, Msc.

Ibu : drg. Hj. Lina Mei Siregar

Riwayat Pendidikan : 1. SD Taman Asuhan Pematang Siantar

2. SMP Swasta Harapan 3 Medan 3. SMA Negeri 2 Medan

Riwayat Pelatihan : -

Riwayat Organisasi : Angdiv Kounseling SCORA PEMA FK USU

Pas Photo

3x4 cm


(43)

Lampiran 2

Lembar Persetujuan (informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Jenis Kelamin : Umur / Tgl. Lahir :

Alamat :

Dengan ini menyatakan SETUJU untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti pada kuesioner-kuesioner yang tertera untuk disertakan ke dalam data penelitian tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Dan saya menyatakan bahwa data yang diisi dalam pertanyaan kuesioner adalah benar adanya

Medan,……….2011

Peneliti, Yang membuat pernyataan,


(44)

Lampiran 3

KUESIONER

JUDUL PENELITIAN : TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG

CARA MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR DI PUSKESMAS PADANG

BULAN

Beri tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban di bawah ini

1. Sebelum menyusui, ibu perlu melakukan persiapan menyusui yang salah satunya adalah membersihkan puting susu dengan air:

a. Ya b. Tidak

2. Sebelum menyusui ibu sebaiknya mencuci tangan dengan sabun: a. Ya

b. Tidak

3. Sebelum menyusui ibu sebaiknya memeras sedikit ASI kemudian mengoleskannya didaerah puting:

a. Ya b. Tidak

4. Cara menyusui yang baik adalah hanya dalam posisi duduk: a. Ya

b. Tidak

5. Cara menyusui yang salah dapat menyebabkan lecetnya puting susu: a. Ya

b. Tidak

6. Cara menyusui yang salah dapat mengakibatkan bayi tersedak: a. Ya

b. Tidak

7. Ibu-ibu yang menjalani operasi Caesar memiliki posisi khusus dalam menyusui: a. Ya


(45)

8. Dalam menyusui yang benar mulut bayi harus terbuka lebar dan menutupi seluruh area puting susu ibu:

a. Ya b. Tidak

9. Pada saat menyusui,dagu bayi menempel pada payudara ibu: a. Ya

b. Tidak

10.Pada saat menyusui, bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan seluruh tubuh bayi disanggah pada leher dan bahunya saja:

a. Ya b. Tidak

11.Manakah gambar dibawah ini yang benar: a.


(46)

12.Ini adalah gambar cara menyusui yang benar pada bayi kembar:

a. Ya b. Tidak

13.Berikut ini adalah gambar posisi menyusui yang benar:

a. Ya b. Tidak

14.Berikut ini adalah gambar cara menyusui yang salah:

a. Ya b. Tidak


(47)

15.Berikut ini adalah gambar cara menyusui yang benar: a. Ya b. Tidak


(1)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Achmad Tri Wibowo

Tempat / Tanggal Lahir : Sanggau / 3 Februari 1991

Agama : Islam

Alamat : Jalan Sampul komp. De Sultan Residence No. 1

Telepon : 061-7883325 / 081396238858

Orang Tua : Ayah : Ir. H. Hanif Soekasman, Msc.

Ibu : drg. Hj. Lina Mei Siregar

Riwayat Pendidikan : 1. SD Taman Asuhan Pematang Siantar

2. SMP Swasta Harapan 3 Medan

3. SMA Negeri 2 Medan

Riwayat Pelatihan : -

Riwayat Organisasi : Angdiv Kounseling SCORA PEMA FK USU

Pas Photo

3x4 cm

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(2)

Lampiran 2

Lembar Persetujuan (informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Jenis Kelamin : Umur / Tgl. Lahir :

Alamat :

Dengan ini menyatakan SETUJU untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti pada kuesioner-kuesioner yang tertera untuk disertakan ke dalam data penelitian tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Dan saya menyatakan bahwa data yang diisi dalam pertanyaan kuesioner adalah benar adanya

Medan,……….2011

Peneliti, Yang membuat pernyataan,


(3)

Lampiran 3

KUESIONER

JUDUL PENELITIAN : TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG

CARA MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR DI PUSKESMAS PADANG

BULAN

Beri tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban di bawah ini

1. Sebelum menyusui, ibu perlu melakukan persiapan menyusui yang salah satunya adalah membersihkan puting susu dengan air:

a. Ya b. Tidak

2. Sebelum menyusui ibu sebaiknya mencuci tangan dengan sabun: a. Ya

b. Tidak

3. Sebelum menyusui ibu sebaiknya memeras sedikit ASI kemudian mengoleskannya didaerah puting:

a. Ya b. Tidak

4. Cara menyusui yang baik adalah hanya dalam posisi duduk: a. Ya

b. Tidak

5. Cara menyusui yang salah dapat menyebabkan lecetnya puting susu: a. Ya

b. Tidak

6. Cara menyusui yang salah dapat mengakibatkan bayi tersedak: a. Ya

b. Tidak

7. Ibu-ibu yang menjalani operasi Caesar memiliki posisi khusus dalam menyusui: a. Ya

b. Tidak

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(4)

8. Dalam menyusui yang benar mulut bayi harus terbuka lebar dan menutupi seluruh area puting susu ibu:

a. Ya b. Tidak

9. Pada saat menyusui, dagu bayi menempel pada payudara ibu: a. Ya

b. Tidak

10.Pada saat menyusui, bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan seluruh tubuh bayi disanggah pada leher dan bahunya saja:

a. Ya b. Tidak

11.Manakah gambar dibawah ini yang benar: a.


(5)

12.Ini adalah gambar cara menyusui yang benar pada bayi kembar:

a. Ya b. Tidak

13.Berikut ini adalah gambar posisi menyusui yang benar:

a. Ya b. Tidak

14.Berikut ini adalah gambar cara menyusui yang salah:

a. Ya b. Tidak

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(6)

15.Berikut ini adalah gambar cara menyusui yang benar: a. Ya b. Tidak