PENGARUH GAYA KOMUNIKASI EQUALITARIAN SEKRETARIS DEWAN TERHADAP MOTIVASI KERJA STAF SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
ABSTRAK
PENGARUH GAYA KOMUNIKASI EQUALITARIAN SEKRETARIS DEWAN TERHADAP MOTIVASI KERJA STAF SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
Oleh ALI HASAN
Dalam melaksanakan kepemimpinan pada sebuah organisasi, setiap pemimpin tidak bisa melepaskan diri dari proses komunikasi organisasi. Pada umumnya tujuan komunikasi di dalam suatu organisasi adalah untuk meningkatkan kinerja para bawahan yang dimulai dengan menumbuhkan motivasi kerja mereka. Kemampuan berkomunikasi berkaitan dengan gaya komunikasi yang digunakan. Gaya komunikasi (communication style) adalah seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi dan digunakan dalam suatu situasi tertentu.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Berapa besarkah pengaruh gaya komunikasi equalitarian yang digunakan Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah?” Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya komunikasi equalitarian yang digunakan Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan mengambil sampel yaitu para Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah yang berjumlah 55 pegawai. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan dokumentasi. Teknik Analisa data dilakukan dengan menggunakan Rumus Regresi Linier.
(2)
Hasil penelitian yang didasarkan pada tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh gaya komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah adalah sebagai berikut: (1) Besarnya nilai motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah yang dipengaruhi oleh gaya komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan adalah 62,7%. (2) Besarnya nilai motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah yang tidak dipengaruhi oleh gaya komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan adalah 37,3%. (3) Hipotesis penelitian diterima karena pengujian hipotesis menunjukkan nilai Thitung lebih besar dari nilai T Tabel pada taraf signifikan 5%, dengan perbandingan adalah 7.172 > 2,000.
(3)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF EQUALITARIAN COMMUNICATION STYLE BY
SECRETARY OF LEGISLATIVE OFFICER TOWARD STAFF’S WORK
MOTIVATION AT LEGISLATIVE COUNCIL IN CENTRE LAMPUNG DISTRICT
By ALI HASAN
Every leader in implementation of leadership at an organization can not disobey organization communication process. Generally the purpose of communication at organization is to improve performance the staff, it begin from increasing their motivation. The communication ability related with communication style, as a set of interpersonal behavior that specialized in specialist situation.
The formula of this research is: “How the influence of equalitarian communication style by Secretary of Legislative Officer toward staff’s work motivation at Legislative Council in Centre Lampung District?” The objective of this research is to descript the influence of equalitarian communication style by Secretary of Legislative Officer toward staff’s work motivation at Legislative Council in Centre Lampung District.
Research type which applied in this research is descriptive, with taking sample that is all staffs at Legislative Council in Centre Lampung District amounting to 55 staffs. Data
(4)
collecting technique conducted with questionnaire and documentation. Data analysis technique conducted by Linier Regression formula.
The result of this research based the research objective that to descript the influence of equalitarian communication style by Secretary of Legislative Officer toward staff’s work motivation at Legislative Council in Centre Lampung District are: (1) Equalitarian communication style by Secretary of Legislative Officer that influenced toward staff’s work motivation at Legislative Council in Centre Lampung District with value equal to 62,7%. (2) Equalitarian communication style by Secretary of Legislative Officer that not influenced toward staff’s work motivation at Legislative Council in Centre Lampung District with value equal to 37,3% (3) The hypothesis of this research is received, with a comparetion Tvalue > T Table that 7.172 > 2,000.
(5)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan suatu proses di mana seorang komunikator menyampaikan stimulus/pesan yang biasanya dalam bentuk kata-kata dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain (komunikan), dengan perubahan tersebut akan diperoleh persamaan persepsi dan tujuan.
Proses komunikasi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk di dalamnya adalah komunikasi antara atasan dengan bawahan dalam suatu organisasi. Organisasi merupakan gabungan dari berbagai subsistem yang saling berhubungan, saling tergantung dan saling membutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan kata lain, semua subsistem dalam satu organisasi harus saling berinteraksi, bersinergi dan bekerja sama secara integral dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi dalam proses interaksi ini memegang peranan yang sangat vital dan signifikan guna menghubungkan dan membangun kesamaan makna antar subsistem organisasi. Setiap aktivitas untuk mencapai tujuan sistem yang dilakukan oleh semua subsistem dalam suatu organisasi tidak bisa dilepaskan dari proses komunikasi.
(6)
2
Hal di atas sesuai dengan pendapat Pace dan Don F Faules (2002: 31), korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus pada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi organisasi merupakan pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan lainnya yang berfungsi dalam suatu lingkungan.
Dalam suatu organisasi, seorang pimpinan organisasi memiliki posisi dan peranan strategis dalam memanajemen dan menjalankan roda organisasi, sehingga setiap subsistem di dalam organisasi tersebut akan dapat melaksanan fungsi dan tugasnya masing-masing dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan merupakan komponen yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan, meningkatkan mutu dan mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian maka pimpinan organisasi harus memiliki kemampuan dan kapasitas untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain yang ada di sekitarnya untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan yang dikehendakinya.
Kepemimpinan merupakan tingkah laku untuk mempengaruhi orang lain agar mereka memberikan kerja sama dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai seni untuk mengkoordinasikan dan mengerakan orang-orang setiap golongan guna mencapai tujuan yang diinginkan (Handoko, 1997: 46).
(7)
3
Dalam melaksanakan kepemimpinan pada sebuah organisasi, setiap pemimpin tidak bisa melepaskan diri dari proses komunikasi organisasi. Proses komunikasi dalam suatu organisasi dapat ditinjau dari komponen-komponen komunikasi yang membangunnya, meliputi: (a) komunikator (communicator), yaitu pemimpin organisasi sebagai penyampai pesan, (b) pesan (message), yaitu pesan atau informasi yang disampaikan (c) saluran (channel), yaitu media yang digunakan untuk penyampaian pesan, (d) komunikan, yaitu para bawahan sebagai penerima pesan, dan (e) umpan balik (feedback), yaitu proses umpan balik antara komunikator dan komunikan setelah pesan disampaikan (Effendy, 2000: 12).
Melalui proses komunikasi seseorang dapat mengetahui pikiran dan perasaan orang lain, sekaligus dapat menyampaikan pikiran dan perasaan pada orang lain dan mengupayakan perubahan-perubahan pada tingkah laku seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya tujuan komunikasi di dalam suatu organisasi adalah untuk meningkatkan kinerja para bawahan yang dimulai dengan menumbuhkan motivasi kerja mereka.
Oleh karena itu, dalam upaya menumbuhkan motivasi kerja para bawahan, Pimpinan organisasi diharapkan memiliki kemampuan untuk melaksanakan proses komunikasi secara baik dengan para bawahan, sehingga pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan pada akhirnya para bawahan akan memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban mereka pada organisasi dengan maksimal.
(8)
4
Hal di atas sesuai dengan pendapat Soekanto (2002: 136), bahwa motivasi merupakan proses pemberian motif (penggerak) bekerja para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien. Apabila ditinjau dari kepentingan organisasi, maka nampak bahwa motivasi dalam hal ini merupakan suatu usaha positif dalam menggerakkan daya dan potensi tenaga kerja agar mampu bekerja secara efektif, efisien dan produktif sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini pemberian motivasi kepada bawahan dapat dilakukan oleh pimpinan organisasi.
Kemampuan berkomunikasi secara baik ini berkaitan dengan gaya komunikasi yang digunakan. Menurut Sendjaja (1999: 142), gaya komunikasi (communication style) adalah seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi dan digunakan
dalam suatu situasi tertentu. Gaya komunikasi tersebut terdiri dari gaya komunikasi pengendalian (the controlling style), gaya komunikasi equalitarian (the equalitarian style) gaya komunikasi terstruktur (the structuring style) gaya komunikasi dinamis (the dinamic style), gaya komunikasi reliquishing (the
reliquishing style) dan gaya komunikasi withdrawal (the withdrawal style). Adapun gaya komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gaya komunikasi equalitarian (equalitarian style of communication).
Penentuan gaya komunikasi equalitarian didasarkan pada hasil prariset yang penulis lakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 30 orang Staf Sekretariat DPRD Kabupaten Lampung Tengah, untuk mengetahui gaya komunikasi yang digunakan oleh Sekretaris Dewan. Pelaksanaan prariset pada
(9)
5
perwakilan staf yang berjumlah 30 orang ini dilakukan hanya untuk mengetahui gaya komunikasi yang digunakan oleh Sekretaris Dewan kepada para staf, sehingga subjek dalam penelitian ini, yaitu gaya komunikasi organisasi tidak terlalu luas. Sedangkan pada saat pelaksanaan penelitian/riset yang dilakukan pada sampel/sasaran penelitian yaitu 55 staf, peneliti akan mengetahui pengaruh gaya komunikasi equalitarian terhadap motivasi kerja staf.
Berdasarkan jawaban responden pada 36 pertanyaan kuesioner tentang gaya komunikasi maka diketahui bahwa gaya komunikasi Sekretaris Dewan selama ini adalah gaya komunikasi equalitarian. Hal ini diketahui dari hasil pengujian validitas keenam gaya komunikasi, di mana gaya komunikasi equalitarian
memiliki nilai validitas paling tinggi dibandingkan lima gaya komunikasi lain. Adapun rinciannya nilai validitsnya adalah: gaya komunikasi pengendalian adalah 0.365; gaya komunikasi equalitarian adalah 0.755, gaya komunikasi terstruktur adalah 0,570; gaya komunikasi dinamis adalah 0.484; gaya komunikasi reliquishing adalah 0.404; dan gaya komunikasi withdrawal adalah 0,156.
(Lihat Lampiran 3).
Permasalahan yang melatar belakangi penelitian ini adalah bahwa secara ideal (harapan), Sekretaris Dewan merupakan perpanjangan tangan atau wakil dari pemerintah atau lembaga eksekutif yang ditempatkan di Sekretariat DPRD Kabupaten Lampung Tengah dalam rangka menjalankan rencana kerja yang telah disusun bersama oleh Pemerintah Daerah dengan DPRD. Dengan demikian maka Sekretaris Dewan bertanggung jawab kepada Bupati selaku Kepala Daerah.
(10)
6
Namun demikian dalam praktiknya (kenyataan), Sekretaris Dewan juga harus mengakomodasi berbagai kepentingan lain, yakni kepentingan anggota dewan sebagai pribadi, sebagai wakil partai politik maupun sebagai wakil rakyat. Sehingga dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Sekretaris Dewan memiliki tanggung jawab secara tidak langsung kepada DPRD. Dengan demikian maka terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan mengenai pertanggung jawaban tugas dan program kerja yang dilaksanakan Sekretaris Dewan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis akan melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh gaya komunikasi equalitarian yang digunakan Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2008. Penerapan gaya komunikasi equalitarian dalam penelitian ini meliputi aktivitas formal dan nonformal yang dilakukan pada organisasi Sekretariat DPRD.
Adapun alasan penentuan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut: 1. Sekretariat DPRD Lampung Tengah merupakan kantor atau tempat di mana
anggota DPRD melaksanakan berbagai fungsinya sebagai perwakilan rakyat yang meliputi fungsi penganggaran (budgeting), membuat peraturan daerah (legislating) dan pengawasan (monitoring). Pada Sekretariat DPRD Lampung Tengah ini terjadi proses komunikasi organisasi antara Sekretaris Dewan dengan para staf, sehingga sesuai dengan kajian dalam penelitian ini.
(11)
7
2. Terdapat instrumen yang mendukung terlaksananya penelitian yaitu para staf Sekretariat DPRD Lampung Tengah yang berjumlah 123 orang (terdiri dari 34 PNS dan 89 honorer) dan akan dijadikan populasi dan sampel penelitian. 3. Terdapat data dan informasi yang penulis butuhkan di Sekretariat DPRD
Lampung Tengah dalam rangka pelaksanaan penelitian.
4. Belum pernah dilaksanakan penelitian dengan kajian yang sama pada Sekretariat DPRD Lampung Tengah.
(Sumber: Data Dokumentasi pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah. Tahun 2008)
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah penelitian ini adalah: “Seberapa besarkah pengaruh gaya komunikasi equalitarian yang digunakan Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah?”
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya komunikasi equalitarian yang digunakan Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
(12)
8
1.4Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dalam kajian ilmu komunikasi organisasi khususnya dan khazanah ilmu-ilmu sosial pada umumnya.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi dan bahan rujukan untuk penelitian dengan kajian mengenai komunikasi organisasi pada masa-masa yang akan datang.
(13)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh gaya komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah adalah sebesar 62,7%, sementara itu sisanya yaitu sebesar 37,3% motivasi kerja para staf tidak dipengaruhi oleh gaya komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan, tetapi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor atau variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
2. Hipotesis penelitian ini diterima dengan perbandingan Thitung > T Tabel yaitu 7.172 > 2,000. Artinya gaya komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
3. Pengaruh gaya komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja staf tersebut merupakan pengaruh yang positif, artinya apabila Sekretaris Dewan menerapkan gaya komunikasi equalitarian secara konsisten dan berkesinambungan maka motivasi kerja para staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah juga akan mengalami peningkatan.
(14)
110
4. Gaya equalitarian yang diterapkan Sekretaris Dewan dalam berkomunikasi dengan para staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah dilaksanakan dengan konteks situasi informal (pribadi), di dalam atau di luar kantor dengan membicarakan hal-hal yang berkaitan atau tidak berkaitan dengan pekerjaan dalam bentuk percakapan atau obrolan ringan. Selain itu, gaya komunikasi equalitarian diterapkan dalam situasi formal (umum), yang dilakukan di dalam kantor dan membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan, dalam bentuk pertemuan atau rapat dinas.
6.2 Saran
Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah hendaknya dapat mempertahan sikap kepedulian yang tinggi dan kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja, sehingga memudahkan proses komunikasi dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah hendaknya dapat mempertahan gaya komunikasi equalitarian dengan bersedia mendengarkan pendapat orang lain, bekerja sama dengan para staf dan dapat menjadi teladan bagi calon Sekretaris Dewan pada masa yang akan datang.
(1)
perwakilan staf yang berjumlah 30 orang ini dilakukan hanya untuk mengetahui gaya komunikasi yang digunakan oleh Sekretaris Dewan kepada para staf, sehingga subjek dalam penelitian ini, yaitu gaya komunikasi organisasi tidak terlalu luas. Sedangkan pada saat pelaksanaan penelitian/riset yang dilakukan pada sampel/sasaran penelitian yaitu 55 staf, peneliti akan mengetahui pengaruh gaya komunikasi equalitarian terhadap motivasi kerja staf.
Berdasarkan jawaban responden pada 36 pertanyaan kuesioner tentang gaya komunikasi maka diketahui bahwa gaya komunikasi Sekretaris Dewan selama ini adalah gaya komunikasi equalitarian. Hal ini diketahui dari hasil pengujian validitas keenam gaya komunikasi, di mana gaya komunikasi equalitarian memiliki nilai validitas paling tinggi dibandingkan lima gaya komunikasi lain. Adapun rinciannya nilai validitsnya adalah: gaya komunikasi pengendalian adalah 0.365; gaya komunikasi equalitarian adalah 0.755, gaya komunikasi terstruktur adalah 0,570; gaya komunikasi dinamis adalah 0.484; gaya komunikasi reliquishing adalah 0.404; dan gaya komunikasi withdrawal adalah 0,156.
(Lihat Lampiran 3).
Permasalahan yang melatar belakangi penelitian ini adalah bahwa secara ideal (harapan), Sekretaris Dewan merupakan perpanjangan tangan atau wakil dari pemerintah atau lembaga eksekutif yang ditempatkan di Sekretariat DPRD Kabupaten Lampung Tengah dalam rangka menjalankan rencana kerja yang telah disusun bersama oleh Pemerintah Daerah dengan DPRD. Dengan demikian maka Sekretaris Dewan bertanggung jawab kepada Bupati selaku Kepala Daerah.
(2)
6
Namun demikian dalam praktiknya (kenyataan), Sekretaris Dewan juga harus mengakomodasi berbagai kepentingan lain, yakni kepentingan anggota dewan sebagai pribadi, sebagai wakil partai politik maupun sebagai wakil rakyat. Sehingga dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Sekretaris Dewan memiliki tanggung jawab secara tidak langsung kepada DPRD. Dengan demikian maka terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan mengenai pertanggung jawaban tugas dan program kerja yang dilaksanakan Sekretaris Dewan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis akan melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh gaya komunikasi equalitarian yang digunakan Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2008. Penerapan gaya komunikasi equalitarian dalam penelitian ini meliputi aktivitas formal dan nonformal yang dilakukan pada organisasi Sekretariat DPRD.
Adapun alasan penentuan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut: 1. Sekretariat DPRD Lampung Tengah merupakan kantor atau tempat di mana
anggota DPRD melaksanakan berbagai fungsinya sebagai perwakilan rakyat yang meliputi fungsi penganggaran (budgeting), membuat peraturan daerah (legislating) dan pengawasan (monitoring). Pada Sekretariat DPRD Lampung Tengah ini terjadi proses komunikasi organisasi antara Sekretaris Dewan dengan para staf, sehingga sesuai dengan kajian dalam penelitian ini.
(3)
2. Terdapat instrumen yang mendukung terlaksananya penelitian yaitu para staf Sekretariat DPRD Lampung Tengah yang berjumlah 123 orang (terdiri dari 34 PNS dan 89 honorer) dan akan dijadikan populasi dan sampel penelitian. 3. Terdapat data dan informasi yang penulis butuhkan di Sekretariat DPRD
Lampung Tengah dalam rangka pelaksanaan penelitian.
4. Belum pernah dilaksanakan penelitian dengan kajian yang sama pada Sekretariat DPRD Lampung Tengah.
(Sumber: Data Dokumentasi pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah. Tahun 2008)
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah penelitian ini adalah: “Seberapa besarkah pengaruh gaya komunikasi equalitarian yang digunakan Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah?”
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya komunikasi equalitarian yang digunakan Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
(4)
8
1.4Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dalam kajian ilmu komunikasi organisasi khususnya dan khazanah ilmu-ilmu sosial pada umumnya.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi dan bahan rujukan untuk penelitian dengan kajian mengenai komunikasi organisasi pada masa-masa yang akan datang.
(5)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh gaya komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah adalah sebesar 62,7%, sementara itu sisanya yaitu sebesar 37,3% motivasi kerja para staf tidak dipengaruhi oleh gaya komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan, tetapi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor atau variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
2. Hipotesis penelitian ini diterima dengan perbandingan Thitung > T Tabel yaitu 7.172 > 2,000. Artinya gaya komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
3. Pengaruh gaya komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja staf tersebut merupakan pengaruh yang positif, artinya apabila Sekretaris Dewan menerapkan gaya komunikasi equalitarian secara konsisten dan berkesinambungan maka motivasi kerja para staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah juga akan mengalami peningkatan.
(6)
110
4. Gaya equalitarian yang diterapkan Sekretaris Dewan dalam berkomunikasi dengan para staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah dilaksanakan dengan konteks situasi informal (pribadi), di dalam atau di luar kantor dengan membicarakan hal-hal yang berkaitan atau tidak berkaitan dengan pekerjaan dalam bentuk percakapan atau obrolan ringan. Selain itu, gaya komunikasi equalitarian diterapkan dalam situasi formal (umum), yang dilakukan di dalam kantor dan membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan, dalam bentuk pertemuan atau rapat dinas.
6.2 Saran
Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah hendaknya dapat mempertahan sikap kepedulian yang tinggi dan kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja, sehingga memudahkan proses komunikasi dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah hendaknya dapat mempertahan gaya komunikasi equalitarian dengan bersedia mendengarkan pendapat orang lain, bekerja sama dengan para staf dan dapat menjadi teladan bagi calon Sekretaris Dewan pada masa yang akan datang.