PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN SISWA MISKIN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN SISWA MISKIN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

OLEH

FERLYANI GUSTIA S.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) tingkat SMP hingga tahun 2012 di Kota Bandar Lampung dan apakah faktor penghambatnya. Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah pendekatan secara Normatif-Empiris. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulkan dengan studi pustaka dan studi lapangan.

Pada tahun 2012, pelaksanaan pemberian BSM tingkat SMP di Kota Bandar Lampung belum berjalan baik, lancar, dan mampu membiayai siswa miskin tingkat SMP secara keseluruhan yang dibuktikan dengan hanya ada 2.750 siswa penerima BSM tingkat SMP dari 2.932 pendaftar. Hal tersebut dikarenakan banyaknya faktor penghambat, seperti dalam pendataan calon siswa penerima BSM, seringkali siswa enggan memberikan surat keterangan tidak mampu karena malas mengurusnya ke Rukun Tetangga atau Kantor Kelurahan tempat ia tinggal, guru atau wali kelasnya tidak mendapatkan informasi mengenai siswa yang bersangkutan miskin atau tidak, dan banyaknya siswa yang mengaku-ngaku miskin padahal mereka tergolong mampu; adanya ketidaktepatan sasaran dalam pelaksanaan program; terbatasnya anggaran dana BSM yang diberikan pemerintah pusat; dan penyaluran dana sering tidak tepat waktu.

Saran yang dapat peneliti berikan, yaitu seharusnya pemerintah pusat lebih meningkatkan besarnya anggaran dana BSM dan menyalurkannya secara tepat waktu, pemerintah daerah selalu melaksanakan dan menjaga hubungan koordinasi dengan pemerintah pusat secara baik, setiap sekolah selalu mengadakan pendataan seluruh siswa miskin dengan baik dan intensif untuk memperoleh data yang tepat dan akurat, dan pihak-pihak di luar program, seperti BPKP ikut terlibat dalam


(2)

monitoring, evaluasi, dan pelaporan program agar program BSM ini dapat terselenggara dengan baik dan lancar.

Kata Kunci : Pendidikan, Program Bantuan Siswa Miskin, Keluarga Tidak Mampu, Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung


(3)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION ASSISTANCE PROGRAM GIVING POOR STUDENTS IN BANDAR LAMPUNG

BY

FERLYANI GUSTIA S.

This study aims to determine how the implementation of the Poor Students Assistance Program (BSM) to junior level in 2012 in the city of Bandar Lampung and whether inhibiting factor. Approach the problem in this research is the normative-empirical approach. Source of data used are primary data and secondary data collected with library research and field study. In 2012, the implementation of the provision of BSM junior level in the city of Bandar Lampung has not gone well, smoothly, and able to finance poor students overall junior high level as evidenced by only 2,750 recipients BSM junior high students from 2,932 applicants. That is because many inhibiting factors, such as the prospective student recipients BSM data collection, students are often reluctant to provide a written statement could not because I was lazy to take care of the Neighborhood or Village Office where he lived, his homeroom teacher or no information about the student's poor or not , and the number of students who claim they are poor but among the better; any inaccuracy in the implementation of

program objectives; BSM’s limited budget funds by the central government, and

the distribution of funds is often not timely.

Suggestions given, which should further increase the size of the central government budget BSM and distribute funds in a timely manner, local governments always implement and maintain coordination with the central government as well, every school has always held the entire collection with good and poor students to gain intensive precise and accurate data, and those outside the program, such as the BPK involved in monitoring, evaluation, and reporting of BSM program so it can be held properly and smoothly.


(4)

Keywords : Education, Student Assistance Program Poor, Needy Families, The Department of Education in Bandar Lampung


(5)

PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN SISWA MISKIN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

FERLYANI GUSTIA S.

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(6)

PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN SISWA MISKIN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh Ferlyani Gustia S.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(7)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 5

1.2.1 Permasalahan Penelitian... 5

1.2.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Kegunaan Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1Arti Penting Pendidikan ... 8

2.2 Program Bantuan Siswa Miskin (BSM)... 10

2.3 Tujuan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM)... 11

2.4 Penggunaan Dana Bantuan Siswa Miskin (BSM)... 12

2.5 Kriteria Calon Penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM)... 12

2.6 Tahapan-Tahapan Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM)... 13

2.7 Dasar Hukum Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM)... 14

2.8 Tugas dan Peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam Melaksanakan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM)... 15

BAB III METODE PENELITIAN... 16

3.1Pendekatan Masalah ... 16

3.2Sumber Data ... 16


(8)

ii

3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data ... 19

3.3.2 Prosedur Pengolahan Data ... 20

3.4Analisis Data ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 21

4.1 Gambaran Umum Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung... 21

4.2 Pelaksanaan Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Kota Bandar Lampung... 26

4.2.1 Tahapan Penentuan dan Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM)... 28

4.2.2 Tahapan Pencairan, Penyaluran, dan Pengambilan Bantuan Siswa Miskin (BSM)... 35

4.2.3 Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM)... 39

4.3 Hambatan Pelaksanaan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Kota Bandar Lampung... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 47

5.1 Kesimpulan... 47

5.2 Saran... 49


(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Nurmayani, S.H., M.H. ...

Sekretaris : Upik Hamidah, S.H., M.H. ...

Penguji Utama : Elman Eddy Patra, S.H., M.H. ...

2. Dekan Fakultas Hukum

Heryandi, S.H., M.S. NIP 196211091987031003


(10)

Judul Skripsi : PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN SISWA MISKIN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Ferlyani Gustia S. Nomor Pokok Mahasiswa : 0912011323

Bagian : Hukum Administrasi Negara Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Nurmayani, S.H., M.H. Upik Hamidah, S.H., M.H. NIP 196112191988032002 NIP 1960060611987032012

2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

Nurmayani, S.H.,M.H. NIP 196112191988032002


(11)

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

(Q.S. Ar-Ra’du : 11)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

(Q.S. Al-Insyirah : 5-6)

“Kita semua selalu dihadapkan pada ribuan kesempatan emas yang tersamarkan dengan baik oleh kesulitan. Dengan kata lain, di balik segala jenis masalah yang menghadang kita, sebenarnya terdapat banyak sekali kesempatan emas untuk kehidupan sukses kita.”

(Charles Swindoll)

“Rahasia besar keberhasilan adalah untuk hidup sebagai manusia yang tidak pernah menjadi lelah.”

(Albert Schweitzer)

“Untuk melawan kekuatan besar, untuk mengatasi keadaan, kita perlu memproklamirkan kedaulatan semangat manusia.”

(Chaim Weizmann)

“Manusia terindah adalah manusia yang bermanfaat untuk

saudaranya.”

(Mario Teguh)

“Tuhan akan memberikan sesuatu yang terbaik dan indah untukmu asal kamu berusaha dan berdoa dengan kesungguhan.”

(Ferlyani Gustia S.)


(12)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya kecil berupa skripsiku ini kepada : Ayah dan Mama tercinta, Parlindungan Siregar, B.A. (Alm) dan Sri

Gusmaini, B.A.

Kalian berdua adalah sosok terhebat dalam hidupku yang terus berjuang dan berkorban membesarkan, membimbing, dan menafkahi aku dan adik-adikku dengan penuh kesabaran, kasih sayang, dan keridhoan tiada henti. Kedua adikku tersayang, Ferdian Aguston dan Muhammad Deswan Seperly

Kalian berdua merupakan sosok berharga yang ku miliki dan sayangi. Selalu memberikan doa, semangat, dan kebahagiaan bagiku.

Andungku tercinta, Andung Masamah (Almh)

Engkau adalah sosok terhebat berikutnya dan sangat ku sayang serta cintai dalam hidupku. Selalu ikut merawat, menyayangi, dan membimbingku dengan penuh kesabaran, kasih sayang, dan keridhoan tiada henti. Walau

kini tlah tiada. Engkau takkan pernah tergantikan. YOU’RE MY BEST GRANDMA IN THIS WORLD ....!!

Bapak H. Mula Siregar (Alm) dan sekeluarga Bapak Muhammad Syarief (Alm) dan sekeluarga

Para pendidikku

Para sahabatku tersayang, dan Almamaterku tercinta, Universitas Lampung


(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 04 Januari 1991, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Parlindungan Siregar, B.A. (Alm) dan Ibu Sri Gusmaini, B.A.

Jenjang pendidikan penulis diawali dari Taman Kanak-Kanak (TK) Permata di Bandar Lampung yang lulus pada tahun 1997, kemudian dilanjutkan pada Sekolah Dasar Negeri 2 Sukarame di Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis kembali melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 di Bandar Lampung lulus pada tahun 2006, lalu diteruskan pada Sekolah Menengah Atas Negeri 12 di Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Lampung melalui Ujian Masuk Lokal (UML) dan memilih Bagian Hukum Administrasi Negara sebagai pilihan minatnya.

Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah menjadi anggota dari UKMF Forum Silaturrahmi dan Studi Islam (FoSSI) dan Organisasi Eksternal Universitas Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Unila. Pada tahun 2012, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Gunung Terang, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat.


(14)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamiin. Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin di Kota Bandar Lampung” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini, yaitu sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Segala kemampuan, baik tenaga maupun pikiran telah penulis curahkan demi penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan atau jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun isi. Untuk itu, segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaaan skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini bukanlah berasal dari hasil jerih payah sendiri, namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus datang dari lubuk hati penulis kepada:


(15)

1. Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

2. Ibu Nurmayani, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung dan Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan bimbingan, kritik, dan saran kepada penulis demi penyelesaian dan kesempurnaan skripsi ini.

3. Ibu Upik Hamidah, S.H., M.H., selaku Sekretaris Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung dan Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan bimbingan, kritik, dan saran kepada penulis demi penyelesaian dan kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Elman Eddy Patra, S.H., M.H., selaku Pembahas I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis demi penyelesaian dan kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Ati Yuniati, S.H., M.H., selaku Pembahas II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis demi penyelesaian dan kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Rinaldy Amrullah, S.H., M.H., selaku Pembimbing Akademik.

7. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang berguna bagi penulis.

8. Seluruh Staff dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung, khususnya Bpk Marlan dan Bu Hera yang telah membantu kelancaran seluruh urusan akademik penulis.


(16)

9. Bapak Tatang Setiadi, S.E., M.Pd, selaku Kasubbid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung yang telah membantu kemudahan dan kelancaran jalannya penelitian.

10. Ibu Dra. Syamsidar, selaku Kasi SMP Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung yang telah membantu kemudahan dan kelancaran jalannya penelitian.

11. Ibu Yasmin, selaku Pegawai Seksi SMP Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung yang telah membantu kemudahan dan kelancaran jalannya penelitian.

12. Bapak Parlindungan Siregar, B.A. (Alm) dan Ibu Sri Gusmaini, B.A. sebagai kedua orang tuaku yang dengan penuh kesabaran dan keridhoan merawat, membimbing, dan menafkahi aku hingga bisa menjadi seperti sekarang ini. Aku sayang dan cinta kalian.

13. Ferdian Aguston dan Muhammad Deswan Seperly, kedua adikku tercinta yang selalu memberikan senda gurau, keceriaan, dan semangat kepadaku. Kakak sayang kalian.

14. Keluarga besar Bapak H. Mula Siregar (Alm) sebagai keluarga besar opung tercinta yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang, dan semangat kepada cucumu tercinta ini. Aku sayang kalian semua.

15. Keluarga besar Bapak Muhammad Syarief (Alm) sebagai keluarga besar datuk tercinta yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang, dan semangat kepada cucumu tercinta ini. Aku sayang kalian semua.

16. Seluruh sanak saudara/famili, seperti sepupu-sepupu dan keponakan-keponakanku tercinta. Pokoknya aku sayang kalian.


(17)

17. Teman-teman masa kecilku duluu, Dini, Rani, Wita, Winda, dan Dwi. Kangen kalian semua dan masa-masa itu. Kapaan kita reuniaaaaan ?? Huhuuu.

18. Temen-temen SMP-ku dulu, Icha, Almira, Siti, Evita, Elta, Melanie, dan Ryani. Jadi tambah kangen nihh.

19. Temen-temen SMA-ku, Ulfa, Maria, Ika, Listi, Galuh, dan Heni. Aaaaahh makin kangeeeenn .

20. Temen-temen kuliah dan seperjuanganku di FH Unila yang selalu menemani saat suka dan duka serta memberikan semangat/spirit bagiku, Fitri Afrilia “fitrop”, Elvira Lieshanty “ell”, Sri Sunarti “metii”, Renti Fifianti “phe-phe”, Novia Octavia “nophe”, Rintar Zahrina “annyong”, Roberta Ratri “bertho”, Meria Yulita “bibier”, Irmalia Murniati “nyok”, dan Annisa Fauziah “nisul”. My Best Paals Everlasting....!!

21. Temen-temen KKN-ku di Pekon Gunung Terang, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat, Novalinda Silviana “onyeet”, Hety Novita “hetong”, Putri Annur “purie”, Amanda P. Resti “mandull”, Ressi Ana Maisuri “eci”, Desi Wiyanti “bebek”, Monika “monik”, Mersiana “mersi”, Eva, Apri T. Hutapea “bebeb”, Rizki Angga “honey”, Randi Subangun “cinta”, Anton “sayang”, Radhit Gugi “ketty”, Rulio Randhy “menyek”, Amri Eka “ichinose”, Ahmad Fadli “ipad”, dan Kak Fajar. Kangen banget ma kaliaaaan dan jaman-jaman KKN dulu. Jadi inget waktu kita sering kumpul bareng di rumah.. Makan bareng, nonton bareng, rapat bareng, tidur-tiduran bareng. Hahaa. Sedih kalo inget itu. Kapan yaa bisa kumpul bareng-bareng lagi....


(18)

22. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan ikut serta memberikan semangat, dorongan, dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

Tidak ada yang dapat penulis berikan sebagai imbalan, kecuali hanya permohonan kepada Allah SWT semoga apa yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang lebih baik.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1

Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat yang diberikan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu, pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pendidikan yang layak.

Pendidikan memiliki peranan sangat penting dalam pembangunan bangsa, yaitu mengoptimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki oleh peserta didik, mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi agar tidak

1


(20)

2

tercabut dari akar budaya dan kehidupan berbangsa dan bernegara, mengembangkan daya adaptabilitas untuk menghadapi perubahan situasi masa depan bangsa dan negara, baik intensitas maupun persyaratan yang diperlukan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan transformasi sosial, dan membentuk masyarakat terpelajar sebagai salah satu syarat terbentuknya masyarakat maju, mandiri, demokratis, sejahtera, dan bebas kemiskinan.2

Memperoleh pendidikan yang layak merupakan salah satu hak asasi setiap manusia. Kewajiban pemerintah ialah melindungi dan mendukung hak tersebut. Hal ini sesuai dengan mandat Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.” Kemudian ayat (2)-nya berbunyi “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.”

Pemerintah juga mengeluarkan berbagai kebijakan lainnya untuk menjamin terlaksananya perluasan dan pemerataan akses pendidikan, seperti Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional.

Dalam jaminan untuk memperoleh pendidikan, tidak mengenal adanya diskriminasi, baik diskriminasi SARA maupun kondisi perekonomian. Setiap orang dalam hal ini warga negara memiliki kesempatan sama untuk mendapatkan

2


(21)

3

dan mengikuti pendidikan hingga tuntas. Tidak boleh ada yang terhalangi untuk mengikuti proses pendidikan itu termasuk para siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu/miskin.3

Bahkan khusus dalam rangka mendukung para siswa tidak mampu agar dapat menempuh dan melanjutkan pendidikannya tersebut, pemerintah Indonesia mengeluarkan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) merupakan salah satu Program Perlindungan Sosial Nasional yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2008.4 Program ini memberikan bantuan kepada siswa khususnya di tingkat SMP yang berasal dari keluarga tidak mampu untuk dapat melakukan kegiatan belajar di sekolah.5 Bantuan yang diberikan bertujuan untuk mengatasi terjadinya anak putus sekolah yang disebabkan oleh faktor ketidakmampuan ekonomi tersebut sekaligus menarik anak usia sekolah yang tidak sekolah agar masuk sekolah serta dalam rangka pemberian akses pendidikan yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang tidak mampu, walaupun jumlah siswa yang mendapatkan bantuan ini masih sangat terbatas. Program ini sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 12 ayat (1) huruf d yang menyatakan bahwa “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.”

3

Mohammad Saroni, Pendidikan Untuk Orang Miskin (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 22.

4

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Panduan Pemantauan Program Penanggulangan

Kemiskinan (Jakarta : Penerbit TNP2K Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia, 2012), hlm. 69.

5 http://memetmulyadi.blogspot.com/2012/05/pedoman-bantuan-beasiswa-siswamiskin.html#ixzz2L3DQWut4


(22)

4

BSM memiliki dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dikelola oleh Direktorat Pembinaan tingkat SMP pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kemudian diserahkan kepada daerah/wilayah masing-masing sebagai wujud tanggung jawab daerah/pemerintah dalam rangka meningkatkan akses pendidikan yang lebih luas sehingga terjangkau oleh masyarakat ekonomi lemah khususnya bagi siswa yang berada pada sekolah swasta. Melalui ada dan terlaksananya program BSM ini, diharapkan dapat membantu seluruh siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu/miskin di lingkungan sekolah untuk membiayai sebagian kebutuhan pendidikannya sehingga dapat menyelesaikan pendidikannya, bahkan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Program BSM ini dilaksanakan oleh setiap wilayah/daerah, termasuk halnya di Kota Bandar Lampung. Namun, dalam pelaksanaannya hingga tahun 2012, Program BSM tersebut belum mampu membiayai pendidikan siswa miskin tingkat SMP secara keseluruhan di Kota Bandar Lampung. Hal itu terlihat dari data, yaitu hanya ada 2.750 siswa penerima BSM di tingkat SMP dari 2.932 siswa yang mengajukan. (Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung Tahun 2012)

Padahal setiap siswa yang berasal dari keluarga miskin telah dilindungi dan dijamin haknya untuk memperoleh pendidikan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 1 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 34 ayat (1) huruf d yang mengatur bahwa “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal berhak mendapat jaminan


(23)

5

pendidikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya dan berstatus sebagai penduduk daerah.” 6

Tak hanya itu, dalam pelaksanaannya juga masih banyak ditemukan hambatan/kendala, terutama pada tahapan pendataan calon siswa penerima BSM, pencairan dan penyaluran dana BSM.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkan tulisan dalam bentuk skripsi yang berjudul tentang Pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin di Kota Bandar Lampung.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian 1.2.1 Permasalahan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :

a. Bagaimana pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Kota Bandar Lampung ?

b. Apa saja yang menjadi faktor kendala/penghambat dalam pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Kota Bandar Lampung ?

1.2.2 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup permasalahan sebagai berikut :

6


(24)

6

1. Ruang lingkup bidang ilmu :

Penelitian ini dibuat berdasarkan pada aspek Hukum Administrasi Negara sebagai bidang ilmunya.

2. Ruang lingkup kajian :

Ruang lingkup penelitian ini adalah mencakup obyek, waktu, tempat/wilayah, dan keilmuan sebagai berikut :

a. Obyek, yaitu pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan faktor-faktor kendala/penghambat dalam Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) tingkat SMP di Kota Bandar Lampung hingga tahun 2012;

b. Waktu, penelitian ini dibatasi hingga tahun 2012;

c. Tempat, penelitian ini dibatasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung;

d. Keilmuan, penelitian ini dibatasi pada pembahasan pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan faktor-faktor kendala/penghambat dalam Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) tingkat SMP di Kota Bandar Lampung hingga tahun 2012.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui/memahami bagaimana pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Kota Bandar Lampung ?


(25)

7

b. Untuk mengetahui/memahami apa saja yang menjadi faktor kendala/penghambat dalam pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Kota Bandar Lampung ?

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini yang dibagi menjadi 2 macam, yaitu kegunaan teoritis dan praktis.

a. Kegunaan teoritis

Penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep pengetahuan/wawasan mengenai bagaimana pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan apa saja yang menjadi faktor kendala/penghambat dalam Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Kota Bandar Lampung.

b. Kegunaan praktis

Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini, yaitu :

1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Jurusan Hukum Administrasi Negara di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

2. Sebagai bahan sumbang pemikiran kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung dalam rangka membantu pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Kota Bandar Lampung.

3. Sebagai bahan tambahan pengetahuan/informasi bagi para pihak yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Kota Bandar Lampung.


(26)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Arti Penting Pendidikan

Secara bahasa, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan paedagogos. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan sebagai educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual.1

Pendidikan dapat diartikan ke dalam 2 macam arti, yaitu dalam arti sempit dan luas. Dalam arti sempit, pendidikan berarti sekolah. Maksudnya ialah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Sedangkan dalam arti luas, pendidikan adalah hidup. Maksudnya yaitu segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Banyak pendapat lainnya lagi yang berlainan tentang arti pendidikan. Walaupun demikian, pendidikan berjalan terus tanpa menunggu keseragaman arti.2

1

Umar Tirtarahardja dan La Sulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008), hlm. 33.

2


(27)

9

Pendidikan sebagai sebuah aktivitas tidak lepas dari fungsi dan tujuan. Fungsi pendidikan yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, kepribadian, serta peradaban yang bermartabat dalam hidup dan kehidupan. Atau dengan kata lain, pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang benar sesuai dengan norma yang dijadikan landasan kehidupannya.

Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu dihadapkan pada tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun, segala usaha yang tidak mempunyai tujuan, tidak akan mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian, tujuan merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap kegiatan, termasuk dalam kegiatan pendidikan. Adapun tujuan pendidikan yang ingin dicapai yaitu mengoptimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki oleh peserta didik, mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi agar tidak tercabut dari akar budaya dan kehidupan berbangsa dan bernegara, mengembangkan daya adaptabilitas untuk menghadapi perubahan situasi masa depan bangsa dan negara, baik intensitas maupun persyaratan yang diperlukan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan transformasi sosial, dan membentuk masyarakat terpelajar sebagai salah satu syarat terbentuknya masyarakat maju, mandiri, demokratis, sejahtera, dan bebas kemiskinan. Cita-cita atau tujuan tersebut harus dinyatakan secara jelas sehingga semua pelaksana dan sasaran pendidikan memahami atau mengetahui suatu proses kegiatan pendidikan


(28)

10

bila tidak mempunyai tujuan yang jelas untuk dicapai, maka prosesnya akan menjadi kabur.3

2.2 Program Bantuan Siswa Miskin (BSM)

Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) adalah program yang memberikan bantuan yang diberikan kepada siswa dari keluarga tidak mampu untuk dapat melakukan kegiatan belajar di sekolah.4 Bantuan ini memberikan peluang bagi siswa untuk mengikuti pendidikan khususnya di jenjang SMP. Program BSM ini merupakan salah satu Program Perlindungan Sosial Nasional yang mencakup seluruh provinsi di Indonesia.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, secara eksplisit menyatakan bahwa pemerintah wajib memberikan beasiswa yang dapat menjamin kesempatan yang sama bagi semua anak (serta bagi semua negara) untuk memperoleh pendidikan dasar. Pada tahun 2005, sebuah program baru bantuan sekolah yang dinamakan Bantuan Operasi Sekolah (BOS) diperkenalkan sebagai bentuk dukungan pendidikan secara langsung kepada rumah tangga agar dapat terus mengirimkan anak mereka bersekolah tanpa harus membayar biaya sekolah seperti biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).Tetapi seiring berjalannya waktu ternyata kebijakan BOS tersebut belum mampu menjamin seluruh masyarakat untuk dapat sekolah, terutama bagi anak-anak usia sekolah yang berasal dari keluarga miskin. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan kepada Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun lembaga

3

Sudarwan Danim, Op.Cit., hlm. 41.

4


(29)

11

penyelenggara Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) setara SMP, hanya mampu mengurangi beban biaya pendidikan yang harus dikeluarkan masyarakat tetapi tidak mampu untuk membebaskan seluruh biaya pendidikan, sehingga banyak siswa miskin yang tidak sanggup atau melanjutkan pendidikannya karena harus mengeluarkan biaya untuk buku, transportasi, seragam sekolah, sepatu, buku tulis atau biaya lainnya yang tidak dapat dipenuhi dari dana BOS. Sementara kita semua melihat bahwa mayoritas siswa sekolah berasal dari keluarga kurang mampu bahkan dapat dikategorikan miskin.

Melalui adanya program BSM ini, diharapkan mampu membantu/menolong anak usia sekolah dari rumah tangga/keluarga miskin agar dapat terus bersekolah, tidak putus sekolah, dan di masa mendatang dapat memutus rantai kemiskinan yang saat ini dialami orang tuanya. Program BSM juga turut mendukung komitmen pemerintah Indonesia dalam meningkatkan angka partisipasi sekolah di wilayah kabupaten/kota miskin dan terpencil serta kelompok masyarakat marginal.

2.3 Tujuan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM)

Adapun tujuan program Bantuan Siswa Miskin (BSM) , yaitu :5

1. Menghilangkan hambatan siswa miskin berpartisipasi dalam pendidikan dengan membantu dan menarik siswa miskin tersebut agar memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak.

2. Mencegah anak-anak putus sekolah.

5


(30)

12

3. Membantu siswa miskin memenuhi kebutuhan/keperluan dalam kegiatan pembelajaran.

4. Ikut serta mendukung pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun (Wajar Dikdas 9 Tahun).

2.4 Penggunaan Dana Bantuan Siswa Miskin (BSM)

Dana BSM yang diberikan kepada siswa seluruh tingkat/jenjang pendidikan antara lain untuk :

1. Pembelian buku;

2. Pembelian baju seragam sekolah; 3. Pembelian alat keterampilan;

4. Pembayaran transportasi ke sekolah; dan

5. Keperluan lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah.6

2.5 Kriteria Calon Penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) Tingkat SMP

Dalam menentukan dan menetapkan calon penerima BSM pada tingkat SMP, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Pada tahun anggaran dinyatakan masih berstatus siswa SMP yang dibuktikan dengan adanya raport siswa;

2. Merupakan siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP;

3. Khusus siswa yang masih duduk di bangku kelas I SMP, harus dibuktikan dengan adanya surat keterangan dari kepala sekolah yang bersangkutan; 4. Minimal persentase kehadiran siswa di kelas sebesar 75 %;

6


(31)

13

5. Orang tuanya tidak mampu/miskin dengan penghasilan rumah tangga kurang dari Rp 600.000,00 yang dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu dari kepala sekolah yang diketahui oleh komite sekolah; dan

6. Memiliki kepribadian terpuji, seperti :

- Menunjukkan kerajinan dan disiplin tinggi; - Selalu melaksanakan tugas sekolah dengan baik; - Selalu menaati peraturan dan tata tertib sekolah;

- Hormat pada orang tua, guru, dan warga sekolah lainnya;

- Tidak merokok atau pernah terlibat penyalahgunaan narkoba; dan - Bersikap jujur.

2.6 Tahapan-Tahapan Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM)

Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) dilakukan oleh setiap daerah/wilayah melalui kedua macam tahapan berikut :

1. Tahapan penentuan dan pemberian dana Bantuan Siswa Miskin (BSM)

Untuk menentukan dan memberikan dana BSM agar jatuh tepat pada siswa yang berhak/layak menerimanya atau tidak salah sasaran, ada beberapa tahapan yang mesti dilalui, yaitu :

a) Penentuan kuota;

b) Penentuan siswa penerima bantuan; c) Pendataan.

2. Tahapan pencairan, penyaluran, dan pengambilan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM)


(32)

14

a) Pencairan dan penyaluran dana

Pencairan dana diajukan oleh Direktorat Pembinaan Tingkat SMP kepada Biro Keuangan Sekretariat Jenderal pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Biro Keuangan menerbitkan suratpencairan dana dan menyampaikannya ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) III Jakarta. Kemudian, dana dicairkan oleh KPPN ke PT. Pos Indonesia dan disalurkan lagi ke Kantor Pos Pemeriksa (KPRK) melalui Sentral Giro dan Layanan Keuangan (SGLK). Terakhir, disalurkan ke Kantor Posdi lokasi-lokasi terdekat dengan penerima bantuan.

b) Pengambilan dana

Para siswa yang telah ditentukan berhak menerima BSM dapat mengambil dananya secara langsung di Kantor Pos di lokasi-lokasi terdekat.

2.7 Dasar Hukum Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM)

Pengaturan hukum mengenai pelaksanaan pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Kota Bandar Lampung ini diatur dalam :

1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 4. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan; 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 36 Tahun 2010 tentang Organisasi


(33)

15

6. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 1 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan.

2.8 Tugas dan Peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam Melaksanakan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM)

Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) ini dilakukan oleh Dinas Pendidikan di setiap wilayah kabupaten/kota pada setiap tahun ajaran yang sedang berlangsung. Dalam hal ini, dilakukan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandar Lampung. Disdik Kota Bandar Lampung memiliki tugas dan peran sebagai berikut :

1. Mengadakan koordinasi dan sosialisasi dengan Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Kecamatan dalam menetapkan nama-nama sekolah calon penerima BSM (tingkatSMP) di Kota Bandar Lampung dengan berpedoman pada petunjuk pelaksanaan pemberian BSM.

2. Menyusun rekapitulasi data peserta didik penerima BSM di wilayah Kota Bandar Lampung dan menyampaikan kepada Disdik Provinsi Lampung. 3. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pemberian BSM di

tingkat Kota Bandar Lampung dan menyerahkan hasil monitoring dan evaluasi ke Disdik Provinsi Lampung.

4. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.

5. Mensosialisasikan program pemberian BSM ke berbagai sekolah (tingkat SMP).


(34)

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang digunakan dan dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan Normatif-Empiris. Di mana pendekatan masalah yang dilakukan yaitu melalui studi kepustakaan dan kajian bahan-bahan hukum, seperti peraturan perundang-undangan dan buku-buku literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. Lalu, diikuti dengan penelitian di lapangan untuk mendapatkan data dan informasi dengan mewawancarai para informan yang mengetahui dengan baik dan jelas tentang pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Kota Bandar Lampung.

3.2. Data dan Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini berasal dari dua jenis data, yaitu : a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari kegiatan penelitian secara langsung di lapangan, berupa penjelasan-penjelasan atau keterangan-keterangan dari para informan dengan melakukan studi lapangan. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan


(35)

17

pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Kota Bandar Lampung :

1) Pihak Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung :

1. Kepala Sub Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, yaitu Bapak Tatang Setiadi, S.E., M.Pd.

2. Kepala Seksi SMP Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, yaitu Ibu Dra. Syamsidar.

3. Pegawai Seksi SMP Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, yaitu Ibu Yasmin.

2) Pihak SMP di Kota Bandar Lampung :

1. Kepala Sekolah SMP Negeri 21 Bandar Lampung, yaitu Bapak Drs. Haryadi

3) Pihak Siswa Penerima BSM SMP di Kota Bandar Lampung : 1. Salsa Dina

2. Arif Kurniawan b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara memilih bahan-bahan hukum yang relevan dengan objek penelitian yang diajukan. Diperoleh melalui bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan permasalahan, yakni :

1) Bahan hukum primer

Bahan hukum primer adalah aturan perundang-undangan yang mengikat, seperti halnya :

a) Undang-Undang No.5 Tahun 1974 dan Undang-Undang No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa yang kemudian diubah dengan


(36)

18

Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan dalam perkembangannya kemudian diganti dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, karena dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan otonomi daerah;1 b) Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; c) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

d) Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;

e) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional;

f) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 1 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan.

2)Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer yang terdiri dari literatur-literatur, buku-buku ilmu pengetahuan hukum yang berkaitan dengan pokok bahasan.

3)Bahan hukum tersier 1

Nurmayani,Hukum Administrasi Daerah (Bandar Lampung : Penerbit Universitas Lampung, 2009), hlm. 23.


(37)

19

Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang berguna untuk memberikan penjelasan terhadap hukum primer maupun sekunder, seperti hasil penelitian, Kamus Besar Bahasa Indonesia, bulletin, majalah, artikel-artikel dari internet dan bahan-bahan lain yang sifatnya karya ilmiah berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.

3.3 Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

3.3.1. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan cara, yaitu : a. Studi Pustaka, yang terdiri dari :

1) Survey kepustakaan, yaitu usaha koleksi data dalam jumlah besar. Usaha koleksi ini merupakan usaha inventarisasi yang menyeluruh atas data yang terdiri dari literatur-literatur dan peraturan-peraturan hukum positif yang berlaku.

2) Studi kepustakaan, yaitu membaca, mengutip dan menganalisis bahan-bahan bacaan hasil koleksi tersebut diatas.

b. Studi Lapangan

Untuk menunjang data sekunder, maka dilakukanlah kegiatan studi lapangan di lokasi penelitian dengan menggunakan teknik wawancara secara langsung dengan para informan di Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung. Tujuan dilakukannya studi lapangan ini adalah untuk mendapatkan data primer yang digunakan sebagai bahan analisis data mengenai pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Kota Bandar Lampung.


(38)

20

3.3.2. Prosedur Pengolahan Data

Dari hasil penelitian data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan, selanjutnya diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Seleksi Data

Semua data yang telah diperoleh, diteliti kembali (diseleksi) untuk mengetahui apakah data-data tersebut sudah cukup baik agar dapat segera disiapkan untuk keperluan proses berikutnya. Dengan cara ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas kebaikan data yang hendak dianalisis.

b. Klasifikasi Data

Setelah tahap seleksi selesai, selanjutnya proses yang dilakukan adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari informan menurut kriteria yang telah ditetapkan sesuai pokok bahasan.

c. Penyusunan Data

Data yang telah diklasifikasikan kemudia disusun dan ditempatkan pada setiap pokok bahasan secara sistematis sehingga memudahkan untuk dianalisis lebih lanjut.

3.4. Analisis Data

Semua data yang telah diperoleh, dianalisis dengan cara deksriptif artinya dengan cara menguraikan data ke dalam bentuk kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis, kemudian dilakukan interpretasi sehingga diperoleh pemahaman dan gambaran yang jelas mengenai jawaban permasalahan untuk kemudian diambil kesimpulan-kesimpulan umum.


(39)

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hal-hal yang telah dimuat dalam hasil penelitian dan pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pelaksanaan Program Bantuan Siswa Miskin di Kota Bandar Lampung belum berjalan dengan baik, lancar, dan mampu membiayai siswa miskin tingkat SMP secara keseluruhan yang dibuktikan dengan hanya ada 2.750 siswa penerima BSM tingkat SMP dari 2.932 pendaftar. Hal tersebut ditunjukkan dalam beberapa tahapannya masih sering menemui hambatan/kesulitan. Dalam tahapan pendataan contohnya masih sering terjadi siswa enggan memberikan surat keterangan tidak mampu karena malas mengurusnya ke Rukun Tetangga atau Kantor Kelurahan tempat ia tinggal, guru atau wali kelasnya tidak mendapatkan informasi yang jelas ketika mendatangi rumah siswa bersangkutan untuk mengetahui apakah si siswa termasuk dalam kategori miskin atau tidak, dan masih banyaknya siswa yang ikut-ikutan memberikan surat keterangan tidak mampu padahal mereka tergolong mampu (mengaku-ngaku miskin). Berikutnya dalam tahapan pengumuman penetapan siswa penerima BSM juga sering mengalami keterbatasan jumlah anggaran dana yang diberikan oleh pemerintah pusat, sehingga berdampak pada


(40)

46

penetapan jumlah penerima BSM di setiap daerahnya. Terakhir tahapan pencairan dan penyaluran dana BSM juga masih menemui kendala, seperti ketidaktepatan waktu. Selama ini proses pencairan dan penyaluran dana BSM tingkat SMP selalu dilakukan pada bulan September/Oktober. Padahal waktu yang sebaiknya dan dinilai kritis akan kebutuhan dana pendidikan ialah pada bulan Mei, Juni, hingga Juli (awal tahun ajaran), terutama pada saat transisi jenjang pendidikan, yaitu dari SMP ke SMA/SMK.

2. Hambatan dalam pelaksanaan program pemberian Bantuan Siswa Miskin di Kota Bandar Lampung ini, yaitu dalam pendataan calon siswa penerima BSM, seringkali terjadi hal-hal seperti siswa yang termasuk kategori miskin enggan memberikan surat keterangan tidak mampu karena malas mengurusnya ke Rukun Tetangga atau Kantor Kelurahan tempat ia tinggal, guru atau wali kelasnya tidak mendapatkan informasi yang jelas ketika mendatangi rumah siswa bersangkutan untuk mengetahui apakah si siswa termasuk dalam kategori miskin atau tidak, dan masih banyaknya siswa yang ikut-ikutan memberikan surat keterangan tidak mampu padahal mereka tergolong mampu (mengaku-ngaku miskin); adanya ketidaktepatan sasaran dalam pelaksanaan program; keterbatasan atau sedikitnya anggaran dana BSM yang diberikan pemerintah pusat; dan pencairan serta penyaluran dana yang sering tidak tepat waktu.


(41)

47

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti pada penelitian ini ialah :

1. Sebaiknya pemerintah pusat lebih meningkatkan besar anggaran dana BSM dan menyalurkannya secara tepat waktu agar dapat membiayai siswa miskin secara keseluruhan dan dana yang diberikan bermanfaat serta menunjang semua kebutuhan/keperluan pendidikan siswa tersebut demi menempuh masa depannya kelak.

2. Sebaiknya pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung selalu melaksanakan dan menjaga hubungan koordinasi dengan pemerintah pusat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) secara baik agar program pemberian BSM dapat berjalan dengan baik dan lancar. Mengingat pentingnya program ini karena merupakan salah satu kebijakan pembangunan pendidikan yang bertujuan untuk memperluas akses pendidikan bermutu yang ditujukan pada penduduk/siswa miskin.

3. Sebaiknya setiap sekolah selalu mengadakan pendataan seluruh siswa miskin dengan baik dan intensif agar memperoleh data mengenai siswa miskin yang tepat dan akurat. Hal itu dapat dilakukan dengan meminta Surat Keterangan Tidak Mampu dari Rukun Tetangga (RT) atau kelurahan setempat dan menyuruh guru/wali kelas siswa untuk mendatangi rumah/tempat tinggal siswa yang bersangkutan dengan harapan mendapatkan keterangan yang pasti dan jelas apakah siswa tersebut benar-benar masuk dalam kategori miskin atau tidak.


(42)

48

4. Sebaiknya pihak-pihak di luar program, seperti BPKP ikut terlibat dalam monitoring, evaluasi, dan pelaporan program untuk mengawasi jalannya program BSM ini apakah sudah berjalan baik dan lancar atau belum.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

1. Literatur :

Danim, Sudarwan. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung : Alfabeta.

Kadir, Abdul, dkk. 2008. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Metode Penelitian Hukum. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurmayani. 2009. Hukum Administrasi Daerah. Bandar Lampung : Penerbit Universitas Lampung.

Saroni, Muhammad. 2012. Pendidikan Untuk Orang Miskin. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Tim Direktorat Pembinaan SMP. 2012. Pedoman Pelaksanaan Pemberian Bantuan Siswa Miskin SMP Tahun 2012. Jakarta : Penerbit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2012. Panduan Pemantauan Program Penanggulangan Kemiskinan Daerah. Jakarta : Penerbit Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia.

Tim Peningkatan Penggunaan Bahasa Ilmiah. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung : Penerbit Universitas Lampung.

Tirtarahardja, Umar dan Sulo, La. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.


(44)

2. Peraturan Perundang-undangan :

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

2. Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 4. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan; 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 36 Tahun 2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional;

6. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 1 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan.

3. Website :

http://memetmulyadi.blogspot.com/2012/05/pedoman-bantuan-beasiswasiswamiskin.html#ixzz2L3DQWut4


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hal-hal yang telah dimuat dalam hasil penelitian dan pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pelaksanaan Program Bantuan Siswa Miskin di Kota Bandar Lampung belum berjalan dengan baik, lancar, dan mampu membiayai siswa miskin tingkat SMP secara keseluruhan yang dibuktikan dengan hanya ada 2.750 siswa penerima BSM tingkat SMP dari 2.932 pendaftar. Hal tersebut ditunjukkan dalam beberapa tahapannya masih sering menemui hambatan/kesulitan. Dalam tahapan pendataan contohnya masih sering terjadi siswa enggan memberikan surat keterangan tidak mampu karena malas mengurusnya ke Rukun Tetangga atau Kantor Kelurahan tempat ia tinggal, guru atau wali kelasnya tidak mendapatkan informasi yang jelas ketika mendatangi rumah siswa bersangkutan untuk mengetahui apakah si siswa termasuk dalam kategori miskin atau tidak, dan masih banyaknya siswa yang ikut-ikutan memberikan surat keterangan tidak mampu padahal mereka tergolong mampu (mengaku-ngaku miskin). Berikutnya dalam tahapan pengumuman penetapan siswa penerima BSM juga sering mengalami keterbatasan jumlah anggaran dana yang diberikan oleh pemerintah pusat, sehingga berdampak pada


(2)

46

penetapan jumlah penerima BSM di setiap daerahnya. Terakhir tahapan pencairan dan penyaluran dana BSM juga masih menemui kendala, seperti ketidaktepatan waktu. Selama ini proses pencairan dan penyaluran dana BSM tingkat SMP selalu dilakukan pada bulan September/Oktober. Padahal waktu yang sebaiknya dan dinilai kritis akan kebutuhan dana pendidikan ialah pada bulan Mei, Juni, hingga Juli (awal tahun ajaran), terutama pada saat transisi jenjang pendidikan, yaitu dari SMP ke SMA/SMK.

2. Hambatan dalam pelaksanaan program pemberian Bantuan Siswa Miskin di Kota Bandar Lampung ini, yaitu dalam pendataan calon siswa penerima BSM, seringkali terjadi hal-hal seperti siswa yang termasuk kategori miskin enggan memberikan surat keterangan tidak mampu karena malas mengurusnya ke Rukun Tetangga atau Kantor Kelurahan tempat ia tinggal, guru atau wali kelasnya tidak mendapatkan informasi yang jelas ketika mendatangi rumah siswa bersangkutan untuk mengetahui apakah si siswa termasuk dalam kategori miskin atau tidak, dan masih banyaknya siswa yang ikut-ikutan memberikan surat keterangan tidak mampu padahal mereka tergolong mampu (mengaku-ngaku miskin); adanya ketidaktepatan sasaran dalam pelaksanaan program; keterbatasan atau sedikitnya anggaran dana BSM yang diberikan pemerintah pusat; dan pencairan serta penyaluran dana yang sering tidak tepat waktu.


(3)

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti pada penelitian ini ialah :

1. Sebaiknya pemerintah pusat lebih meningkatkan besar anggaran dana BSM dan menyalurkannya secara tepat waktu agar dapat membiayai siswa miskin secara keseluruhan dan dana yang diberikan bermanfaat serta menunjang semua kebutuhan/keperluan pendidikan siswa tersebut demi menempuh masa depannya kelak.

2. Sebaiknya pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung selalu melaksanakan dan menjaga hubungan koordinasi dengan pemerintah pusat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) secara baik agar program pemberian BSM dapat berjalan dengan baik dan lancar. Mengingat pentingnya program ini karena merupakan salah satu kebijakan pembangunan pendidikan yang bertujuan untuk memperluas akses pendidikan bermutu yang ditujukan pada penduduk/siswa miskin.

3. Sebaiknya setiap sekolah selalu mengadakan pendataan seluruh siswa miskin dengan baik dan intensif agar memperoleh data mengenai siswa miskin yang tepat dan akurat. Hal itu dapat dilakukan dengan meminta Surat Keterangan Tidak Mampu dari Rukun Tetangga (RT) atau kelurahan setempat dan menyuruh guru/wali kelas siswa untuk mendatangi rumah/tempat tinggal siswa yang bersangkutan dengan harapan mendapatkan keterangan yang pasti dan jelas apakah siswa tersebut benar-benar masuk dalam kategori miskin atau tidak.


(4)

48

4. Sebaiknya pihak-pihak di luar program, seperti BPKP ikut terlibat dalam monitoring, evaluasi, dan pelaporan program untuk mengawasi jalannya program BSM ini apakah sudah berjalan baik dan lancar atau belum.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. Literatur :

Danim, Sudarwan. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung : Alfabeta.

Kadir, Abdul, dkk. 2008. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Metode Penelitian Hukum. Jakarta : Rineka Cipta. Nurmayani. 2009. Hukum Administrasi Daerah. Bandar Lampung : Penerbit

Universitas Lampung.

Saroni, Muhammad. 2012. Pendidikan Untuk Orang Miskin. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Tim Direktorat Pembinaan SMP. 2012. Pedoman Pelaksanaan Pemberian Bantuan Siswa Miskin SMP Tahun 2012. Jakarta : Penerbit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2012. Panduan Pemantauan Program Penanggulangan Kemiskinan Daerah. Jakarta : Penerbit Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia.

Tim Peningkatan Penggunaan Bahasa Ilmiah. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung : Penerbit Universitas Lampung.

Tirtarahardja, Umar dan Sulo, La. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.


(6)

2. Peraturan Perundang-undangan :

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

2. Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 4. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan; 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 36 Tahun 2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional;

6. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 1 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan.

3. Website :

http://memetmulyadi.blogspot.com/2012/05/pedoman-bantuan-beasiswasiswamiskin.html#ixzz2L3DQWut4