orang responden menyatakan sangat setuju dan 31 orang menyatakan setuju b. Pemenuhan kebutuhan rasa hormat dalam masyarakat diperoleh hasil 76
orang responden menyatakan sangat setuju, 20 orang menyatakan setuju dan 4 menyatakan cukup setuju
c. Pemenuhan kebutuhan untuk maju diperoleh hasil 72 orang responden menyatakan sangat setuju , 22 orang menyatakan setuju dan 6 menyatakan
cukup setuju d. Pemenuhan kebutuhan untuk ikut serta dalam masyarakat diperoleh hasil 70
orang responden menyatakan sangat setuju, 22 orang menyatakan setuju dan 8 menyatakan cukup setuju
e. Pemenuhan kebutuhan rasa aman akan jiwa diperoleh hasil 68 orang responden menyatakan sangat setuju, 31 orang menyatakan setuju dan 1
menyatakan cukup setuju 11. Pemenuhan kebutuhan akan rasa hormat dari masyarakat dari orang lain, sebanyak
73 responden menyatakan sangat setuju dan 27 responden menyatakan setuju 12. Pemenuhan rasa kebanggaan dengan bekerja di bidang pariwisata di cerminkan
dengan sebanyak 77 orang responden menyatakan sangat setuju dan 23 orang menyatakan setuju
5.3. Kontribusi Masyarakat
Partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut.Partisipasi masyarakat di
bidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan mereka sendiri.Di dalam hal ini, masyarakat sendirilah yang aktif
memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasikan program-program kesehatan
masyarakatnya.Institusi kesehatan
hanya sekadar
memotivasi dan
membimbingnya Notoatmodjo, 2007. Mikkelsen dalam Soetomo 2006, mengatakan bahwa pembangunan pada dasarnya
merupakan proses perubahan, dan salah satu bentuk perubahan yang diharapkan adalah perubahan sikap dan perilaku. Partisipasi masyarakat yang semakin meningkat baik secara
kualitatif maupun kuantitatif merupakan salah satu perwujudan dari perubahan sikap dan perilaku tersebut.Ada enam jenis tafsiran mengenai partisipasi masyarakat tersebut antara
lain:
1 Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek atau program pembangunan tanpa ikut serta dalam pengambil keputusan.
2 Partisipasi adalah usaha membuat masyarakat semakin peka dalam meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan menangapi proyek-proyek atau program- program
pembangunan. 3 Partisipasi adalah proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok
terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu. 4 Partisipasi adalah penetapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf dalam
melakukan persiapan, pelaksanaan dan monitoring proyekprogram agar memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak sosial.
5 Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukan sendiri.
6 Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka.
Conyer dalam Soetomo 2006, mengemukakan partisipasi masyarakat adalah keikutsertaaan masyarakat secara sukarela yang didasari oleh determinan dan kesadaran
diri masyarakat itu sendiri dalam program pembangunan. Ada lima cara untuk melibatkan keikutsertaan masyarakat yaitu:
1 Survei dan konsultasi lokal untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan. 2 Memanfaatkan petugas lapangan, agar sambil melakukan tugasnya sebagai agen
pembaharu juga menyerap berbagai informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan. 3 Perencanaan yang bersifat desentralisasi agar lebih memberikan peluang yang semakin
besar kepada masyarakat untuk berpartisipasi. 4 Perencanaan melalui pemerintah lokal.
5 Menggunakan strategi pembangunan komunitas community development Menurut Slamet 2003, berdasarkan pengertian partisipasi, maka partisipasi dalam
pembangunan dapat dibagi menjadi lima jenis : 1 Ikut memberi input proses pembangunan, menerima imbalan atas input tersebut dan
ikut menikmati hasilnya. 2 Ikut memberi input dan menikmati hasilnya.
3 Ikut memberi input dan menerima imbalan tanpa ikut menikmati hasil pembangunan secara langsung.
4 Menikmatimemanfaatkan hasil pembangunan tanpa ikut memberi input. 5 Memberi input tanpa menerima imbalan dan tidak menerima hasilnya.
Menurut Notoatmodjo 2007, di dalam partisipasi setiap anggota masyarakat dituntut suatu kontribusi atau sumbangan. Kontribusi tersebut bukan hanya terbatas pada
dana dan finansial saja tetapi dapat berbentuk daya tenaga dan ide pemikiran. Dalam hal ini dapat diwujudkan di dalam 4 M, yakni manpower tenaga, money uang, material
benda-benda lain seperti kayu, bambu, beras, batu, dan sebagainya, dan mindide atau gagasan.
Menurut Club du Sahel dalam Mikkelsen 2003, beberapa pendekatan untuk memajukan partisipasi masyarakat yaitu:
1 Pendekatan pasif, pelatihan dan informasi; yakni pendekatan yang beranggapan bahwa pihak eksternal lebih menguasai pengetahuan, teknologi, keterampilan dan sumber
daya. Dengan demikian partisipasi tersebut memberikan komunikasi satu arah, dari atas ke bawah dan hubungan pihak eksternal dan masyarakat bersifat vertical.
2 Pendekatan partisipasi aktif; yaitu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berinteraksi secara lebih intensif dengan para petugas eksternal, contohnya pelatihan
dan kunjungan. 3 Pendekatan partisipasi dengan keterikatan; masyarakat atau individu diberikan
kesempatan untuk melakukan pembangunan, dan diberikan pilihan untuk terikat pada sesuatu kegiatan dan bertanggung jawab atas kegiatan tersebut.
4 Pendekatan dengan partisipasi setempat; yaitu pendekatan dengan mencerminkan kegiatan pembangunan atas dasar keputusan yang diambil oleh masyarakat setempat.
Sikap dalam Ajzen 2005 didefinisikan sebagai sebuah disposisi atau kecenderungan untuk menanggapi hal-hal yang bersifat evaluatif, disenangi atau tidak disenangi terhadap
objek, orang, institusi atau peristiwa. Karakteristik paling utama yang membedakan sikap dengan variabel lain adalah bahwa sikap bersifat evaluatif atau cenderung afektif Fishbein
Ajzen, 1975. Afek merupakan bagian dari sikap yang paling penting, dimana afek mengacu pada perasaan dan penilaian seseorang akan objek, orang, permasalahan atau
peristiwa tertentu Fishbein Ajzen, 1975. Ajzen 2005 menambahkan, sikap terhadap tingkah laku ditentukan oleh keyakinan belief akan akibat dari tingkah laku yang akan
dilakukan. Keyakinan ini disebut sebagai behavioral belief. Setiap behavioral belief menghubungkan tingkah laku dengan konsekuensi tertentu dari munculnya tingkah laku
tersebut, atau kepada beberapa atribut lain seperti kerugian yang mungkin muncul ketika melakukan tingkah laku tersebut. Sikap terhadap tingkah laku ditentukan oleh evaluasi
akibat tingkah laku dan seberapa kuat konsekuensi tersebut diasosiasikan dengan tingkah laku.
Sikap merupakan predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sikap lebih suatu proses kesadaran yang sifatnya individual. Sikap yang
positif akan memicu sesorang untuk melakukan tindakan. Sidarta 2002 mengungkapkan bahwa pariwisata akan mempercepat perubahan, karena wisatawan yang datang dengan
berbagai budaya yang berbeda dan lebih lanjut akan berinteraksi dengan masyarakat setempat. Allport 1954,menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok,
yaitu : 1 Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek, artinya bagaimana
keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. 2 Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, artinya bagaimana penilaian
terkandung didalam faktor emosi orang tersebut terhadap objek. 3 Kecenderungan untuk bertindak tend to behave, artinya sikap adalah komponen yang
mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka tindakan.
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude.Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi
memegang peranan penting. Sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu :
1 Menerima Receiving. Bahwa subjek orang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.
2 Merespon Responding. Memberikan jawaban bila ditanya. Mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, karena dengan
suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah berarti orang menerima ide itu.
3 Menghargai Valuing. Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4 Bertanggung jawab Responsible. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko yang mungkin timbul.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.Secara langsung dapat di tanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu
objek.Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan- pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.Dimana dapat dilihat, menurut penelitian
Qomarudin 2013 perubahan sosial yang terjadi dalam pengembangan pariwisata dibagi kedalam dua aspek.Pertama, perubahan sosial yang positif dapat merubah tingkat
pendapatan menjadi lebih meningkat, majunya pola pikir sebagai hasil interaksi, dan meningkatnya kesadaran untuk melindungi ekowisata.Sedangkan perubahan sosial yang
negatif dilihat dari perubahan pola hidup kebersamaan menjadi matrealisme, dan individualistik, serta tingginya tingkat pencemaran akbiat wisata.
Retnowati 2004 mengungkapkan bahwa pariwisata berpotensi memicu terjadinya perubahan perilaku masyarakat, nilai dan norma sosial, identitas masyarakat, konflik sosial,
perubahan mata pencaharian, serta kerusakan lingkungan. Adapun faktor yang mempengaruhi sikap adalah :
1 Jenis kelamin. Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian secara fisik dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Umumnya wanita lebih
memperhatikan penampilan dari pada pria. 2 Lingkungan. Lingkungan merupakan seluruh kondisi disekitar manusia dan
mempengaruhi perkembangan dan sikap seseorang. Melalui interaksi timbal balik akan mempengaruhi praktek seseorang dalam melakukan hygiene sanitasi disekitarnya.
3 Pekerjaan. Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Makin cocok jenis pekerjaannya yang diemban, makin tinggi pula tingkat kepuasan
yang diperoleh. Orang yang bekerja disektor formal memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi termasuk kesehatan.
4 Kebudayaan. Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan, Contoh pada sikap orang kota dan orang desa terhadap kebebasan dalam
pergaulan. 5 Faktor emosional. Suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai
semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Dapat bersifat sementara ataupun menetap. Contoh : Prasangka sikap tidak toleran
Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP25M.PAN2004, yang kemudian
dikembangkan menjadi 14 unsur yang relevan, valid, dan reliable, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai
berikut : 1 Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan; 2 Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratifyang diperlukan
untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya; 3 Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang
memberikan pelayanan nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya;
4 Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang
berlaku; 5 Tanggungjawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung
jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan; 6 Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang
dimiliki petugas dalam memberikanmenyelesaikan pelayanan kepada mayarakat; 7 Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan; 8 Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak
membedakan golonganstatus masyarakat yang dilayani; 9 Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati;
10 Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;
11 Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan;
12 Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;
13 Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima
pelayanan; 14 Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit
penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang
diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan. Secara alamiah manusia mempunyai kebutuhan yang membentuk tingkatan atau
hirarki.Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi untuk menjalani hidup dan kehidupannya.Kebutuhan dasar manusia merupakan
unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan
kesehatan.Teori ini menggambarkan realitas banyak dari pengalaman pribadi.Banyak orang menemukan bahwa mereka bisa memahami pendapat Maslow.Mereka dapat mengenali
beberapa fitur dari pengalaman mereka atau perilaku yang benar dan dapat diidentifikasi tetapi mereka tidak pernah dimasukkan ke dalam kata-kata.
Secara humanis, maslow tidak percaya bahwa manusia yang mendorong dan ditarik oleh kekuatan mekanik, salah satu dari rangsangan dan bala bantuan behaviorisme atau
impuls naluriah sadar psikoanalisis. Kebutuhan humanis berfokus pada potensi.Aliran ini percaya bahwa manusia berusaha untuk tingkat atas kemampuan.Manusia mencari batas-
batas kreativitas, tertinggi mencapai kesadaran dan kebijaksanaan. Ini telah diberi label “orang berfungsi penuh”, “kepribadian sehat”, atau sebagai Maslow menyebut tingkat ini,
“aktualisasi diri orang. ” Berdasarkan teorinya Marslow menyatakan bahwa kebutuhan memenuhi yang
paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting.Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada
pada tingkat di bawahnya.Kebutuhan pokok manusia yang dijabarkan menurut A Maslow dijabarkan sebagai berikut :
a. Kebutuhan fisik Physiological need, b. Kebutuhan memperoleh keamanan atau keselamatan security or safety need,
c. Kebutuhan bermasyarakat
social need,
atau kebutuhan
untuk menerimabekerjasama dalam kelompok affiliation or acceptance need, yaitu
kebutuhan untuk berkelompok dan bermasyarakat. d. Kebutuhan untuk memperoleh kehormatan Esteem need
e. Kebutuhan untuk memperoleh kebanggaan Self actualization need Pembangunan kepariwisataan yang berbasis kerakyatan merupakan salah satu
bentuk dari pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.Aspek keberlanjutan yang dimaksudkan dijabarkan oleh Siska Anggraeni 2014 yaitu aspek sosial-budaya pertanian,
gotong royong, dan kegiatan-kegiatan keagamaan, lingkungan sumber daya alam dan manfaat ekonomi kepada masyarakat lokal peran serta masyarakat dalam proses
perencanaan, pembangunan, pelestarian dan penilaian terhadap pembangunan pariwisata.Berdasarkan konsepsi pariwisata kerakyatan, Suansri 2003 menjabarkan
bahwa penerapan prinsip pariwisata kerakyatan seharusnya menerapkan prinsip yang berhubungan dengan kebutuhan masyarakat yaitu :
1. Meningkatkan kualitas kehidupan pemenuhan kebutuhan fisik berdasarkan teori marslow
2. Melindungi ciri khas keunikan dan budaya masyarakat local pemenuhan kebutuhan kehormatan dan kebanggan berdasarkan teori marslow
3. Mengembangkan pembelajaran
lintas budaya
pemenuhan kebutuhan
bermasyarakat berdasarkan teori marslow 4. Menghormati perbedaan budaya dan martabat manusia pemenuhan kebutuhan
kebanggaan dan kebutuhan bermasyarakat berdasarkan teori marslow 5. Mendistribusikan keuntungan dan manfaat yang diperoleh secara proporsional
kepada anggota masyarakat pemenuhan kebutuhan fisik berdasarkan teori marslow
6. Memberikan kontribusi dengan presentase tertentu dari pendapatan yang diperoleh untuk proyek pengembangan masyarakat pemenuhan kebutuhan fisik berdasarkan
teori marslow 7. Menonjolkan keaslian hubungan masyarakat dengan lingkungannya pemenuhan
kebutuhan keamanan atau keselamatan berdasarkan teori marslow Penjabaran hubungan teoritis ini diperkuat oleh penelitian Komsan Suriya dengan
judul “Impact of Community-based Tourism in a Village Economy in Thailand: An analysis with VCGE model”. Dalam penelitiannya Konsam Suriya menjelaskan bahwa pelayanan
jasa home stay yang dilakukan oleh masyarakat yang lebih kaya memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan masyarakat yang lebih miskin. Pada
akhir penelitiannya Komsan Suriya menegaskan bahwa kegiatan pariwisata yang dilakukan yang berbasis masyarakat dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan ekonomi masyarakat.Irianto 2011 menjabarkan bahwa kegiatan pariwisata telah memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat
dan pendapatan daerah berdasarkan penelitian yang dilakukan di Gili Trawangan.Adanya kegiatan wisata juga telah memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat seperti
peningkatan pendapatan, peningkatan kesempatan kerja, dan peluang usaha Achadiat Dritasto, 2013.mengukur dampak ekonomi suatu kegiatan wisata terhadap perekonomian
masyarakat lokal dibagi menjadi dua tipe, yaitu Vanhove, 2005: 1. Keynesian Local Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan berapa besar
pengeluaran pengunjung berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal.
2. Ratio Incorne Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung berdampak terhadap
perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak tidak langsung dan dampak lanjutan indirect.
Penelitian menggambarkan bahwa perkembangan pariwisata telah mengakibatkan perubahan social dan ekonomi yang terdiri atas perubahan pekerjaan dan pendapatan, pola
pembagian kerja, kesempatan kerja dan berusaha, perubahan lingkungan mencakup perubahan pola guna lahan.
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan