BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Belajar
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya Slameto, 2003:2. Belajar merupakan perubahan individu yang
disebabkan oleh pengalaman menurut Slavin dalam TIM MKDK, 2005:2. Spear dalam Yamin, 2008:122 mendefinisikan bahwa belajar
terdiri dari pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru. Ini berarti bahwa belajar merupakan perubahan perilaku seseorang dari pengalaman
melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru. Belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat
berbagai unsur yang saling kait-mengkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku menurut Gagne dalam Anni,dkk.2005:3. Beberapa
unsur yang dimaksud adalah pembelajar, rangsangan, memori dan respon. Sedangkan menurut Djamarah 2002:13, menyatakan bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalamanya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut pengertian belajar diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
belajar adalah usaha yang dilakukan individu untuk mengetahui hal-hal
9
yang belum diketahuinya dari hasil pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru untuk melakukan perubahan perilaku secara keseluruhan
dalam dirinya yang mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan dari hasil pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan.
Belajar memegang peranan penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, tujuan, kepribadian, persepsi dan tingkah laku manusia dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, belajar Akuntansi dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan individu siswa
untuk mempelajari Akuntansi serta memecahkan masalah yang berhubungan dengan Akuntansi.
2.1.2 Ciri-Ciri Belajar
Ciri-ciri belajar menurut Djamarah 2002:15-17, adalah sebagai berikut:
1. Perubahan yang terjadi secara sadar
Siswa yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya siswa merasakan telah terjadi adanya sesuatu
perubahan dalam dirinya. 2.
Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri siswa
berlangsung terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
bagi kehidupan ataupun proses belajar selanjutnya.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha siswa
sendiri. 4.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap
atau permanen. Ini berati, bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku itu terjadi karena adanya tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku
yang benar-benar disadari. Perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkanya.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek dan tingkah laku
Perubahan yang diperoleh siswa setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika siswa
belajar sesuatu, sebagai hasinya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, kebiasaan, keterampilan,
pengetahuan, dan sebagainya.
2.1.3 Prinsip-Prinsip Belajar