34
mendapatkan bahan-bahan yang terkait dengan profesinya, salah satunya matakuliah Persiapan Profesi Guru Pendidikan Jasmani.
Sedangkan guru penjasorkes adalah guru yang bertugas mengajar pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sekolah yang memilikin tujuan dan
fungsi berdasarkan kompetensinya. Depdiknas, 2003: 3. Untuk guru non penjasorkes bertanggung jawab sepenuhnya pada pola
pembelajaran di kelas, lain dengan guru penjasorkes yang berlandaskan pada peningkatan kualitas fisik dan bakat siswa. Jika dilihat dari jumlah jam mengajar
guru penjasorkes mengampu 24 jam mengajar tidak lebih dibanding dengan guru non penjasorkes yang mengampu minimum 24 jam mengajar serta lebih
bertanggung jawab dalam keberhasilan siswa. Baik guru non penjasorkes dan guru penjasorkes masing-masing memiliki kompetensi guru dan karakteristik sesuai
dengan bidang studi masing-masing . Kesimpulannya bahwa guru non penjasorkes dan guru penjasorkes
memiliki kriteria dan jam mengajar yang berbeda serta memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda sesuai standar kurikulum yang berlaku.
2.5 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total,
daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
35
Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus
lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya dan hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran
dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang
menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.
Sehingga dapat diartikan bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk mengembangan keutuhan manusia. Dalam kaitan ini diartikan bahwa
melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan, bahkan dengan penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan bidang lain, misalnya
pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada perkembangan moral, tetapi aspek fisik tidak turut terkembangkan, baik langsung maupun secara tidak
langsung. Karena hasil-hasil kependidikan dari pendidikan jasmani tidak hanya terbatas pada manfaat penyempurnaan fisik atau tubuh semata, definisi penjas
tidak hanya menunjuk pada pengertian tradisional dari aktivitas fisik. Kita harus melihat istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih luas dan lebih abstrak,
sebagai satu proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga
domain kependidikan: psikomotor, kognitif, dan afektif. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
36
keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional. Atau dapat dikatakan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk
menghasilkan perubahan holistik psikomotor, kognitif, dan afektif dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah
kualitas fisik dan mentalnya. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Penjasorkes yang diajarkan di sekolah memiliki peranan penting untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
secara sistematis. Dengan adanya pembekalan pengalaman belajar itu diharapkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik serta
membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Ada beberapa tujuan pembelajaran penjasorkes di Sekolah Dasar
berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran penjasorkes BSNP, 2007 : 2 antara lain
1 Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih;
37
2 Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik;
3 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar;
4 Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai
yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan 5
Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis;
6 Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan; 7
Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Kesimpulannya bahwa hakekat dari pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik psikomotor, kognitif, dan afektif dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional untuk mencapai tujuan pendidikan secara menyeluruh. Karena sasaran pendidikan salah satunya
adalah pedagogis. Maksudnya kurang lengkap jika tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani yang
merupakan dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman
2.6 Pengertian Kinerja