Metode ini digunakan karena variabel terikatnya merupakan variabel katagorik dengan desain kasus kontrol tidak berpasangan. Sedangkan kerangka konsep
etiologik diterapkan karena penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hubungan murni antara suatu variabel bebas dengan variabel terikat, dalam hal ini kontrol gula
darah dengan GFK. Tabel 5.4
Analisis multivariat regresi Logistik Variabel
Koefisien p
OR IK 95
Langkah 1 Kontrol Gula
Darah 1,338
0,006 3,81
1,466-9,11 Tingkat
pendidikan 1,588
0,002 4,89
1,751-13,66 Konstanta
-4,570 0,000
Variabel-variabel yang dimasukkan pada analisis multivariat adalah kelompok kadar gula darah dan tingkat pendidikan yang pada analisis bivariat
mempunyai nilai
p
0,25. Data hasil analisis multivariat selengkapnya ditampilkan
pada tabel 5.4. Dari hasil analisis statistik didapatkan bahwa faktor risiko independen
terhadap kejadian GFK pada penderita DM tpe 2 usia dewasa menengah adalah kadar gula darah tidak terkontrol sebesar 3,81 p=0,006; IK 95 1,466-9,11, dan
tingkat pendidikan rendah sebesar 4,892 p=0,002; IK 95 1,751-13,66.
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Dasar Subyek Penelitian
Pada penelitian ini diperoleh 87 orang penderita DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu penderita DM
tipe 2 usia dewasa menengah dengan GFK sebagai kelompok kasus dan penderita DM tipe 2 usia dewasa tanpa GFK sebagai kelompok kontrol. Dilihat dari
karakteristik dasar subyek penelitian rentang umur pada penelitian ini adalah umur 40-60 tahun yang merupakan rentang usia dewasa menengah. Pada penelitian ini
median umur pada kelompok kasus adalah 50 tahun dengan rentang umur 41-59 tahun, sedangkan median pada kelompok kontrol adalah 50,5 tahun dengan rentang
umur 40-60 tahun. Tidak hanya populasi usia tua saja yang kemungkinan mengalami GFK.
Singh-Manoux dkk 2012, melalui
Whitehall II Prospective Cohort Study
melaporkan bahwa penurunan fungsi kognitif sudah mulai terjadi pada usia pertengahan yaitu mulai 45 hingga 49 tahun. Laporan tersebut juga didukung oleh
Nooyens dkk 2010, dalam
The Doeticinchem Cohort Study
yang melaporkan bahwa usia dewasa menengah juga dapat mengalami GFK dan risiko tersebut dapat
meningkat jika terdapat faktor metabolik. Pada usia dewasa menengah, penurunan fungsi kognitif pada penderita DM 2,6 kali lebih besar daripada yang tidak
menderita DM. Mudanayasa 2012, melakukan penelitian tentang DM tipe 2 sebagai faktor risiko GFK pada usia dewasa menegah dan mendapatkan rerata umur
50
subyek adalah 54,66 tahun dengan simpang baku 7,30. Diperkirakan bahwa pada tahun 2010 jumlah penderita DM secara global adalah 285 juta orang, dimana pada
negara-negara yang sedang berkembang mayoritas penderita DM adalah pada usia antara 40 hingga 60 tahun Shaw dkk, 2010.
Subyek berjenis kelamin laki-laki pada kelompok kasus sebanyak 20 orang 46,5, sedangkan jumlah subyek berjenis kelamin perempuan pada kelompok
kasus sebanyak 23 orang 53,5. Pada studi prevalensi dan angka kejadian MCI dan demensia antara orang berkulit putih dan hitam yang dilakukan oleh Katz dkk
2012, mendapatkan bahwa prevalensi maupun angka kejadian MCI maupun demensia adalah serupa, baik antara laki-laki dan perempuan. Demikian juga yang
terjadi pada penderita dengan DM. Kalyani dkk 2010, menyatakan bahwa tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan penderita DM
yang mengalami ganguan fungsi kognitif. Latar belakang pekerjaan subyek penelitian sangat bervariasi. Data menurut
tingkat pekerjaan terbanyak adalah pegawai swasta dengan jumlah 15 orang pada kelompok kasus 34,8 dan 17 orang pada kelompok kontrol 38,6. Pada suatu
penelitian kohort untuk mencari pengaruh pekerjaan terhadap risiko GFK pada usia lanjut yang dilakukan oleh Li dkk 2002, mendapatkan bahwa kejadian GFK lebih
banyak terjadi pada pekerja kasar seperti petani, buruh dan nelayan dengan OR 3,2 IK 95= 1,1-1,45, pengrajin OR 2,2 IK95=1,6-6,7 dan pekerja pabrik OR
14,7 IK95=2,9-75,6 bila dibandingkan dengan pekerja yang banyak menggunakan pikiran. Pada penelitian prevalensi terjadinya MCI di Tiongkok yang
dilakukan oleh Jia dkk 2014 mendapatkan bahwa pekerjaan selain buruh dan tani mempunyai efek proktektif terhadap terjadinya MCI.