79
Persepsi mengenai SHU sebagai laba koperasi berpengaruh terhadap keputusan strategi penentuan harga dalam rangka mencapai
tujuan koperasi. Besarnya pengaruh tersebut adalah 0,611 x 0,611 = 0,3733 atau 37,33, ini berarti setiap terjadi kenaikan kualitas
persepsi mengenai SHU sebagai laba koperasi satu satuan akan diikuti kenaikan kualitas keputusan penentuan harga dalam rangka mencapai
tujuan koperasi sebesar 0,611.
4.2. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dari analisa data hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa persepsi mengenai SHU sebagai laba koperasi berpengaruh terhadap keputusan
penentuan harga dalam rangka mencapai tujuan koperasi pada unit pertokoan KPRI di kota Semarang.
4.2.1. Analisis Hasil Penelitian Variabel Persepsi Mengenai SHU sebagai Laba Koperasi
Laba dalam koperasi disebut dengan SHU. Dari hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan bahwa secara global persepsi pengurus
KPRI di kota Semarang termasuk dalam kategori cukup tahu mengenai
laba dalam koperasi, yaitu sebesar 58,89. Hal ini ditunjukkan oleh indikator persepsi pengurus yaitu: Sikap pengurus KPRI terhadap SHU
sebagai laba dalam koperasi sebesar 58,04, Minat pengurus KPRI terhadap SHU sebagai laba koperasi sebesar 58,04. Berdasarkan tempat
80
dimana SHU berada, pengurus memberikan tanggapan terhadap SHU sebagai laba koperasi sebesar 60,58 .
Sehingga dari hasil analisis ketiga indikator diatas dapat mengungkapkan bagaimana persepsi pengurus terhadap SHU sebagai laba
koperasi, yaitu pengurus mempunyai pengetahuan atau pemahaman tentang laba dalam koperasi. Hal ini membuktikan bahwa koperasi
dikelola sebagai badan usaha, ditunjukkan dari Sisa Hasil Usaha KPRI di Kota Semarang rata-rata dalam keadaan dinamis dimana Sisa Hasil Usaha
yang diperoleh meningkat. Berdasarkan sikap pengurus terhadap SHU, pengurus memiliki
penilaian yang bersifat positif yaitu perasaan yang ditandai sikap menerima atau setuju terhadap SHU sebagai laba koperasi. Dan Minat
pengurus terhadap SHU, pengurus cenderung menerima atau menaruh perhatian terhadap SHU sebagai laba koperasi. Sedangkan penafsiran
pengurus terhadap laba koperasi berdasarkan tempat, pengurus memiliki penilaian yang cenderung bersifat positif yaitu perasaan yang ditandai
sikap menerima atau setuju terhadap SHU sebagai laba koperasi. Menurut Robbins 1996 Penafsiran orang dapat cukup berbeda
dari kenyataan yang objektif, dan perilaku orang seringkali didasarkan pada persepsi mereka. Jadi kualitas pengetahuan pengurus mengenai
pengelolaan koperasi sebagai badan usaha perlu ditingkatkan, agar dapat meningkatkan Sisa Hasil Usahanya.
81
4.2.2. Analisis Hasil Penelitian Variabel Keputusan Strategi Penentuan Harga pada Unit Pertokoan dalam Rangka Mencapai Tujuan
Koperasi
Dari hasil analisis deskriptif presentase untuk penentuan harga pada unit usaha pertokoan KPRI di kota Semarang termasuk dalam
kategori setuju terhadap strategi penentuan harga dengan maksimisasi
output, yaitu sebesar 68,63. Hal ini ditunjukkan oleh indikator strategi penentuan harga pada unit pertokoan dalam rangka mencapai tujuan
koperasi: indikator strategi penentuan harga untuk peningkatan laba sebesar 66,47, strategi penentuan harga untuk peningkatan volume
penjualan sebesar 70,59, dan strategi penentuan harga untuk pengembalian modal usaha diperoleh hasil sebesar 68,82.
Dari hasil analisis ketiga indikator dapat mengungkapkan bagaimana strategi penentuan harga pada unit pertokoan, yaitu pengurus
menerapkan maksimisasi output terhadap harga koperasi. Hal ini membuktikan pengambilan keputusan atau kebijakan oleh pengurus KPRI
di Kota Semarang diarahkan untuk pencapaian tujuan koperasi, ditunjukkan dari pelayanan harga yang diberikan kepada anggota dengan
harga yang relatif murah. Pengurus cenderung bersifat positif yaitu menerima atau setuju
terhadap penentuan harga yang relatif lebih murah, harga yang menghemat pengeluaran anggota. Hal ini berkaitan dengan laba yang yang
diinginkan oleh pengurus. Strategi penentuan harga harus
82
mempertimbangkan laba agar koperasi dapat mengembalikan modal usahanya dan meningkatkan pendapatannya. Koperasi bersaing dengan
badan usaha lainnya dalam bentuk manfaat yang sebesar-besarnya yang dapat diberikan kepada anggota dibandingkan dengan badan usaha
lainnya. Menurut Ropke 2000:86, dimana koperasi menjual produk kepada anggotanya pada harga yang serendah mungkin tanpa menderita
kerugian, disebut strategi penentuan harga yang “optimal” bagi suatu koperasi yang mengecerkan barangjasa kepada anggotanya. Jadi
keputusan dan kebijakan pengelolaan usaha koperasi diarahkan untuk mencapai tujuan koperasi, agar dapat memberikan pelayanan harga yang
optimal kepada anggotanya.
4.2.3. Pengaruh Persepsi Mengenai SHU sebagai Laba Koperasi terhadap Keputusan Strategi Penentuan Harga pada Unit Pertokoan dalam
Rangka Mencapai Tujuan Koperasi
Dari hasil analisis deskriptif persentase untuk keputusan strategi penentuan harga pada unit pertokoan pada KPRI di kota Semarang dalam
rangka mencapai tujuan koperasi termasuk dalam kategori baik. Hasil tersebut membuktikan bahwa pengambilan keputusan penentuan harga
dipengaruhi oleh penilaian dan keinginan pengurus terhadap laba, karena penentuan harga membutuhkan pertimbangan dan penafsiran terhadap
besarnya laba yang hendak dicapai. Sehingga diperoleh hasil bahwa persepsi mengenai SHU sebagai laba koperasi mempunyai pengaruh yang
berarti terhadap keputusan penentuan harga pada unit pertokoan. Hal ini
83
dapat dilihat dari hasil uji F yang diperoleh F hitung sebesar 19,022, pada taraf kesalahan 5 diperoleh F tabel sebesar 4,15, tampak bahwa F hitung
lebih besar daripada F tabel, yang berarti Ho ditolak artinya ada pengaruh antara persepsi mengenai SHU sebagai laba koperasi terhadap strategi
penentuan harga pada unit pertokoan dalam rangka mencapai tujuan koperasi. Bentuk pengaruh yang diberikan merupakan pengaruh yang
linier dengan persamaan Y = 0,251x + 3,649. Persamaan tersebut secara umum memberikan gambaran bahwa kualitas persepsi mengenai SHU
sebagai laba koperasi makin ditingkatkan, maka kualitas strategi penentuan harga dalam rangka mencapai tujuan koperasi akan semakin
meningkat. Sebaliknya jika terjadi kualitas persepsi mengenai SHU sebagai laba koperasi turun maka diikuti pula penurunan strategi
penentuan harga dalam rangka mencapai tujuan koperasi. Hasil penelitian ini menunjukkan juga bahwa besarnya pengaruh
persepsi mengenai SHU sebagai laba koperasi terhadap keputusan strategi penetuan harga dalam rangka mencapai tujuan koperasi sebesar 0,611 x
0,611 = 0,3733 atau 37,33. Ini berarti setiap terjadi kenaikan kualitas persepsi mengenai SHU sebagai laba koperasi satu satuan akan diikuti
kenaikan kualitas keputusan penentuan harga dalam rangka mencapai tujuan koperasi sebesar 0,611. Maka semakin meningkat pengetahuan
pengurus tentang laba koperasi akan semakin meningkat pula kualitas
keputusan penentuan harga dalam rangka mencapai tujuan koperasi.
84
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil beberapa simpulan antara lain:
1. Pengurus termasuk dalam kategori cukup tahu mengenai laba koperasi. Sebesar 58,59. Hal ini ditunjukkan dari SHU yang diperoleh koperasi
cenderung meningkat. Pengurus bersifat positif yaitu menerima atau tertarik terhadap SHU sebagai laba koperasi.
2. Strategi pengurus dalam menentukan harga koperasi termasuk dalam kategori setuju terhadap strategi penentuan harga dengan maksimisasi
output, yaitu sebesar 68,63. Hal ini ditunjukkan dari pelayanan harga yang diberikan kepada anggota dengan harga yang relatif murah.
3. Ada pengaruh positif yang signifikan antara persepsi mengenai SHU sebagai laba koperasi terhadap keputusan strategi penentuan harga dalam
rangka mencapai tujuan koperasi pada unit pertokoan KPRI di kota Semarang sebesar 37,33.