commit to user
Dalam hal ini pemerintah, departemeninstitusi dan dunia pendidikan perlu untuk merancang sistem pembelajaran untuk mempertahankan nilai sejarah lokal itu sendiri.
Selanjutnya penelitian dari Suwarno dan Kartono FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun 2008 yang berjudul Pengembangan
Kemampuan Siswa Meneliti Sejarah Lokal Melalui Model Inquiri dengan Studi Kasus di SMA Negeri 5 Purwokerto, yang menyimpulkan bahwa dengan model
inquiri cukup efektif dalam mengembangkan kemampuan siswa meneliti sejarah lokal dengan mengacu pada kosep belajar tuntas
mastery learning
. Penelitian oleh Supardi FIS Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2007
tentang Pendidikan Sejarah Lokal dalam Konteks Multikulturalisme yang menyimpulkan bahwa multikulturalisme lebih bermakna jika diterapkan pada
pembelajaran sejarah lokal, dan implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK semakin memberikan ruang pada guru untuk memasukkan kajian sejarah lokal
dalam mewujudkan perasaan dan kesadaran multikulturalisme.
C. Kerangka Berpikir
Sejarah Lokal sebagai suatu bentuk penulisan sejarah dalam lingkup yang terbatas, yang meliputi suatu lokalitas tertentu. Sejarah lokal adalah kisahmasa
lampau dari kelompok masyarakat tertentu yang berada pada geografis terbatas. Sejarah lokal dikatakan sebagai suatu peristiwa yang hanya terjadi dalam lokasi yang
kecil, baik pada desa atau kota-kotatertentu. Sejarah lokal adalah sejarah yang menyangkut sebuah desa beberapa desa, sebuah kota kecil sedang pelabuhan besar
ibu kota tidak termasuk.
commit to user
Sejarah sebagai disiplin ilmu yang didalamnya terdapat sejarah lokal hendaknya dipahami oleh guru dalam mengkaji suatu tema, topik, atau permasalahan
agar tidak meninggalkan ciri khas dan tujuan dari belajar sejarah. Pembelajaran sejarah lokal tentunya selaras dengan konsep perencanaan, pelaksanaan serta
penilaian yang mengacu kepada sistem pembelajaran dan tujuannya. Pembelajaran sejarah lokal di setiap sekolah memiliki proporsi yang berbeda,
tetapi esensinya sama. Mengenalkan anak didik dengan sejarah yang ada di sekitarnya. Proporsi pembelajaran sejarah lokal di sekolah bisa dikatakan dalam tiga
pertemuan dimmana hanya menggunakan satu pertemuan untuk menyisipkan sejarah lokal dalam pelajarannya. Dari pembelajaran sejarah lokal siswa akan mendapatkan
banyak contoh-contoh dan pengalaman-pengalaman dari berbagai tingkat perkembangan lingkungan masyarakatnya, termasuk situasi masa kininya. Mereka
siswa juga akan lebih terdorong mengembangkan keterampilan-keterampilan khusus seperti perihal observasi, teknik bertanya atau melakukan wawancara, menyeleksi
sumber, mencari fakta, dll. Kerangka pikir yang telah diuraikan di atas dapat digambar dalam bentuk
diagram alir sebagai berikut :
commit to user
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Pembelajaran Sejarah Lokal
Guru Siswa
Penilaian KTSP
commit to user
27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penentuan lokasi dalam penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas SMA Muhammadiyah Pakem didasarkan atas pertimbangan sebagia berikut:
1. Banyak sejarah lokal di Yogyakarta yang menjadi saksi perjuangan bangsa
yang mengandung nilai historis. 2.
Masih banyak sejarah lokal yang ada di Yogyakarta yang belum dimaksimalakan sebagai materi belajar oleh guru pada umumnya dan bagi
guru di Sekolah Menengah Atas SMA Muhammadiyah Pakem pada khususnya.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka peneliti memfokuskan penelitian Sekolah Menengah Atas SMA Muhammadiyah Pakem.
2. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan selama 6 bulan yang diawali dengan persiapan awal sampai penyusunan laporan akhir, dan waktu penelitian yakni pada semester ganjil
tahun ajaran 20112012. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan November
2011, dengan jadwal penelitian ditunjukkan pada table 1.
commit to user
Tabel 1. Jadwal Penelitian No Jenis Kegiatan
Bulan 1
Tahap Persiapan Penelitian a. Pengajuan Judul
b. Penyusunan Proposal Penelitian c. Perijinan
Juni 2011 Juli 2011
Agustus 2011 2
Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Observasi
b. Pengumpulan Data c. Wawancara
d. Pengambilan Data Agustus 2011
Oktober 2011 Oktober 2011
November 2011 3
Tahap Penyelesaian a. Analisis Data
b. Penyusunan Laporan Desember 2011
Desember 2011
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang membahas tentang kajian fenomenologis dan diungkapkan secara deskriptif analisis
kritis, dan penelitian ini bersifat
naturalistic
yang memfokuskan pada pengumpulan
commit to user
infomasi tentang keadaan atau realita yang sedang berlangsung dengan menggambarkan sifat dari keadaan saat penelitian dilakukan, serta memeriksa dari
suatu gejala tertentu secara alamiah William dan lexy Moleong, 2004: 16-17. Peneliti menggunakan cara pendekatan pola pikir dan analisis keterkaitan
antar variabel pokok yang saling terkait dalam proses pembelajaran sejarah lokal sebagai satu cara menumbuhkan pemahaman pada siswa diSekolah Menengah Atas
SMA Muhammadiyah Pakem. Tujuanya untuk mengetahui efektivitas pencapaian tujuan, hasil, atau dampak suatu kegiatan mengenai proses pelaksanaan yang telah
direncanakan Sutopo, 2006: 142. Sedangkan strategi penelitiannya berupa studi kasus karena lokasi
penelitiannya hanya pada satu sekolah yaitu Sekolah Menengah Atas SMA Muhammadiyah Pakem. Selain itu, karena permasalahan dan fokus penelitian sudah
ditentukan dalam proposal sebelum peneliti terjun dan menggali permasalahan di lapangan, maka jenis strategi penelitian kasus ini secara lebih khusus bisa disebut
sebagai studi kasus terpancang
embedded case study research
Yin, 2008: 33.
C. Sumber Data