Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penurunan Produksi Pertanian Terbatasnya Infrastruktur Sarana Prasarana, lahan dan air

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 15 Berdasarkan evaluasi pelaksanaan Kegiatan pembangunan Pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba yang tertuang dalam RPJMD 5 lima tahun sebelumnya maka dirumuskan isu strategis Kegiatan pembangunan Pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba yang dihadapi dan harus iselesaikan dalamRPJMD Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :

1. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penurunan Produksi Pertanian

Ancaman dan krisis pangan dunia beberapa tahun terakhir memiliki kaitan sangat erat dengan perubahan iklim global. Dampak perubahan iklim global adalah terjadinya gangguan terhadap siklus hidrologi dalam bentuk perubahan pola dan intensitas curah hujan, kenaikan permukaan laut, peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam yang dapat menyebabkan terjadinya banjir dan kekeringan. Pada tahun 2009 telah terjadi kenaikan suhu yang mencapai 1 derajat celsius, sehingga terjadi lebih banyak curah hujan dengan perubahan 2-3 persen per tahun. Kondisi ini kecenderungannya akan terus meningkat pada tahun-tahun ke depan. Bagi sektor pertanian, dampak lanjutan dari perubahan iklim adalah bergesernya pola dan kalender tanam, perubahan keanekaragaman hayati, eksplosi hama dan penyakit tanaman dan hewan, serta pada akhirnya adalah penurunan produksi pertanian.

2. Terbatasnya Infrastruktur Sarana Prasarana, lahan dan air

Pertanian Salah satu prasarana pertanian yang saat ini keberadaannya sangat memprihatinkan adalah jaringan irigasi. Kurangnya pembangunan jaringan irigasi yang baru serta rusaknya jaringan D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 16 irigasi yang ada mengakibatkan daya dukung irigasi bagi pertanian sangat menurun. Kerusakan ini terutama diakibatkan banjir dan erosi, kerusakan sumberdaya alam di daerah aliran sungai, bencana alam serta kurangnya pemeliharaan jaringan irigasi hingga ke tingkat usaha tani. Tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan prasarana pengairan adalah bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perlindungan daerah aliran sungai, pemeliharaan jaringan irigasi pedesaan; pengembangan sumber-sumber air alternatif dan berskala kecil antara lain melalui pemanfaatan teknologi pengambilan air permukaan dan bawah tanah; pembangunan dan pemeliharaan embung serta pemanfaatan sumber air tanah, danau, rawa dan air hujan. Prasarana usahatani lain yang sangat dibutuhkan masyarakat dan pedagang komoditas pertanian namun keberadaannya masih terbatas adalah jalan usahatani, jalan produksi, , laboratorium dan kebun percobaan, penangkaran benih dan bibit, kesehatan tanaman, balai informasi dan promosi pertanian, balai-balai penyuluhan serta pasar-pasar yang spesifik bagi komoditas. Tantangan yang harus dihadapi ke depan adalah bagaimana menyediakan semua prasarana yang dibutuhkan petani ini dalam jumlah yang cukup, berada dekat dengan sentra produksi, dan biaya pelayanan yang terjangkau. Di sisi sarana produksi, permasalahan yang dihadapi adalah belum cukup tersedianya benihbibit unggul bermutu, pupuk, pestisida alat dan mesin pertanian hingga ke tingkat usaha tani, serta belum berkembangnya kelembagaan pelayanan penyedia sarana produksi. Belum berkembangnya usaha penangkaran benihbibit secara luas hingga di sentra produksi mengakibatan harga benihbibit menjadi mahal, bahkan mengakibatkan banyak beredarnya benihbibit palsu di masyarakat yang pada akhirnya sangat merugikan petani. Pupuk D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 17 merupakan komoditas yang seringkali menjadi langka pada saat dibutuhkan, terutama pupuk bersubsidi. Dengan keterbatasan penyediaan pupuk kimia, ternyata pengetahuan dan kesadaran petani untuk menggunakan dan mengembangkan pupuk organik sendiri, sebagai pupuk alternatif juga masih sangat kurang. Tantangan untuk mengembangkan sarana produksi pertanian ke depan adalah bagaimana mengembangkan penangkar benihbibit unggul dan bermutu,menumbuhkembangkan kelembagaan penyedia jasa alat dan mesin pertanian, mendorong petani memproduksi dan meningkatkan pemakaian pupuk organik, serta mendorong petani untuk menggunakan pestisida dan obat-obatan tanamanhewan yang ramah lingkungan.

3. Lemahnya Sistem Perbenihan dan Perbibitan