Pengaruh Kondisi Tanam Optimum dan Suboptimum terhadap Vigor Benih Padi Gogo(Oryza sativa L.) pada Periode Konservasi dan Periode Simpan Konsepsi Steinbauer-Sadjad

RINGKASAN

MARIA ADWANTI.

Pengaruh Kondisi Tanam Optimum dan Suboptimum

terhadap Vigor Benih Padi Gogo (Oryza sativa L.) pada Periode Konservasi dan
Periode Simpan Konsepsi Steinbauer - Sadjad (di bawah bimbingan FAIZA C.
SUWARNO).
Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh kondisi lingkungan optimum
(kondisi cukup air) dan suboptimum (kondisi kekeringan) selama pertumbuhan
tanaman terhadap vigor benih padi gogo pada Periode Konsewasi dan Periode
Simpan.
Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan menggunakan rancangan
acak lengkap terdiri dari dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor I adalah varietas padi
gogo yang terdiri dari empat taraf, yaitu Gajah Mungkur (VI), Kalimutu (V2),
Dodokan (V3) dan Jatiluhur (V4). Faktor 11 adalah taraf kadar air tanah yang terdiri

dari dua taraf, yaitu kondisi cukup air 1 optimum (47.73% - 53.90%) (Kl) dan kondisi
kekeringan I suboptimum (28.82% - 35.00%) (Kz).
-


Vigor Konservasi sebelum Simpan (VKS~)
dideteksi melalui Sistem Multiplikasi
.

~

- .~. . .
~

.

. . ., .

.

Devigorasi (SMD). Faktor varietas dan taraf kadar air tanah selama pertanaman
mempengaruhi vigor benih pada Periode Konservasi sebelurn Simpan (Ph). Vigor
benih pada PKs diindikasikan oleh tolok ukur luas Bidang Vigor (BV) dan nilai V K S ~ .
Integral fungsi regresi polinomial yang digunakan untuk menghitung luas BV

menggunakan dua limit atas, yaitu x

= ZPo

(titik perpotongan kurva h g s i regresi

dengan rata-rata nilai minimum dan maksimum fungsi) dan x = 24.

Interaksi faktor varietas dan taraf kadar air tanah berpengaruh sangat nyata
terhadap tolok ukur luas BV, dan nyata terhadap tolok ukur vmS. Luas BV yang
semakin rendah mengindikasikan vigor benih yang semakin tinggi. Luas BV (x =
ZPo) varietas Gajah Mungkur dan Jatiluhur pada kondisi optimum (6.82 dan 14.31
%menit) lebih rendah dan berbeda nyata dibandingkan kondisi suboptimumnya
(236.65 d m 158.42 %menit), sedangkan luas BV Kalimutu pada kondisi suboptimum
(2.78 %menit) lebih rendah dan berbeda nyata dibandingkan Gajah Mungkur dan
Jatiluhur pada kondisi yang sama. Luas BV (x

=

24) Kalimutu, Dodokan dan


Jatiluhur pada kondisi optimum (7.53, 25.28 dan 57.49 %menit) lebih rendah dan
berbeda nyata dibandingkan kondisi suboptimurnnya, dan luas BV Kalimutu serta
Dodokan tersebut lebih rendah dan berbeda nyata dibandingkan Gajah Mungkur pada
kdlidisi optimum (95.40 %menit).
Nilai vKsS yang semakin tinggi mengindikasikan vigor benih yang semakin
tinggi. Nilai

V K Svarietas
~

Kalimutu d m Dodokan pada kondisi optimum (16.50 d m

10.05 %menit) lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan kondisi suboptimumnya
(3.93 dan 3.73 %menit), dan pada kondisi optimum nilai
-

V K S ~Kalimutu

lebih tinggi


dan berbeda nyata dibandingkan Gajah Mungkur dan Jatiluhur (6.11 dan 7.54
%menit).
Viabilitas benih padi gogo masih tetap tinggi hingga akhir Periode Simpan
Daya berkecambah benih sebeium disimpan sebesar 80%-loo%, dan setelah
disimpan selama 24 minggu daya berkecambah terendah benih masih mencapai 80%.
Pengaruh faktor varietas terhadap daya simpan benih terlihat pada varietas Gajah
Mungkur dan Kalimutu pada kondisi optimum yang memiliki Kecepatan Tumbuh