4. Tipe Undifferentiated Tipe Undifferentiated merupakan tipe skizofrenia yang menampilkan perubahan
pola simptom-simptom yang cepat menyangkut semua indicator skizofrenia. Misalnya, indikasi yang sangat ruwet, kebingungan confusion, emosi yang tidak
dapat dipegang karena berubah-ubah, adanya delusi, referensi yang berubah-ubah atau salah, adanya ketergugahan yang sangat besar, autism seperti mimpi, depresi,
dan sewaktu-waktu juga ada fase yang menunjukkan ketakutan. 5. Tipe Residual
Tipe ini merupakan kategori yang dianggap telah terlepas dari skizofrenia tetapi masih memperlihatkan gejala-gejala residual atau sisa, seperti keyakinan-keyakinan
negative, atau mungkin masih memiliki ide-ide tidak wajar yang tidak sepenuhnya delusional. Gejala-gejala residual itu dapat meliputi menarik diri secara sosial,
pikiran-pikiran ganjil,inaktivitas, dan efek datar.
2.4 Perawatan Skizofrenia
Selain perawatan di rumah sakit dan rawat jalan, ada cara alternatif perawatan yaitu dirawat hanya pada siang hari atau malam hari saja di rumah sakit, selebihnya
pasien berada di rumah bersama dengan keluarga atau di sekolah maupun di tempat kerja bersama teman-temannya. Selain itu, ada terapi residensial yaitu tempat
semacam asrama bagi pasien skizofrenia yang sudah relative tenang atau mencapai keadaan remisi tetapi masih memerlukan rehabilitasi dan keterampilan lebih lanjut.
Ada juga terapi holistik yang memerlukan perhatian baik untuk fisiknya makanan, istirahat, medikasi, dan latihan fisik, mental emosional psikoterapi dan konseling
psikologi, dan bimbingan sosial dan keluarga yang mendukung. Terapi
Universitas Sumatera Utara
okupasional kegiatan untuk mengisi waktu dan terapi rehabilitasi atau vokasional melatih keterampilan kerja tertentu yang dapat digunakan pasien untuk mencari
nafkah juga dapat diberikan pada pasien skizofrenia.
2.5 Pengobatan Skizofrenia
Gangguan jiwa skizofrenia merupakan salah satu penyakit yang cenderrung berlanjutan kronis menahun. Oleh karenanya terapi pada skizofrenia memerlukan
waktu relative lama, berbulan bahkan bertahun. Hal ini dimaksudkan untuk menekan sekecil mungkin kekambuhan relaps. Terapi yang komprehensif dan
holistic atau terpadu dewasa ini sudah dikembangkan sehingga penderita skizofrenia tidak lagi mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih manusiawi
daripada sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi terapi obat-obatan anti skizofrenia psikofarmaka, psikoterapi, terpai psikososial, dan terapi psikoreligius
Hawari,2001.
2.6 Peran Keluarga Dalam Pemulihan Pasien skizofrenia
Skizofrenia merupakan gangguan sindroma kompleks yang dapat menimbulkan efek merusak pada kehidupan penderita maupun anggota keluarganya. Gangguan ini
dapat menganggu persepsi, pikiran, pembicaraan dan gerakan seseorang. Semua aspek aktivitasnya terganggu, bahkan di kalangan masyarakat sering memandang
rendah mereka Hawari, 2001 Keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam diri kita Rakhmat, 2005.
Suasana keluarga yang saling menghargai dan mempunyai dukungan positif dalam kreativitas sehingga menimbulkan suasana yang positif. Mead dalam Rakhmat,
Universitas Sumatera Utara
2008 kehangatan keluarga dapat menimbulkan perasaan positif. Ejekan, cemoohan dan hadikkan membuat perasaan negatif.
Adapun peran keluarga dalam pemulihan klien skizofrenia menurut Rasmun 2001 yaitu :
1. Membantu klien minum obat secara teratur. Keluarga membantu klien dalam cara benar minum obat yaitu benar pasien,
benar dosis, benar obat, benar rute, benar waktu. 2. Perhatikan semua kebutuhan klien berkomunikasi, makan, minum, aktivitas
sehari-hari. Peran keluarga penting dalam kebutuhan sehari-hari klien serta pemenuhan
asupan gizi klien untuk peningkatan kesembuhan kesehatan klien. 3.Perhatikan hal-hal yang menimbulkan rasa sedih atau marah klien.
Memperhatikan klien dalam keadaan bagaimna pun dan tanyakan perasaan yang dirasakan klien.
4.Membantu klien dalam kehidupan sehari-hari. Membantu
klien dalam pengobatannya, aktivitasnya serta semua kebutuhannya.
5.Libatkan klien dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh keluarga. Ikut sertakan klien dalam kegiatan keluarga jangan tumbulkan rasa malu
terhadap klien, berikan rasa peduli dan tanggapan bahwa klien juga mempunyai fungsi seperti manusia normal.
6. Tanggapi apa yang ingin dikemukakandisampaikan klien dengan penuh perhatian. Memberikan kesempatan pada klien untuk memberikan keinginan
Universitas Sumatera Utara
yang ingin dikemukakandisampaikannya dengan penug perhatian jangan tunjukkan rasa tidak peduli kepada pasien.
7. Memberi obat sesuai dengan dosispetunjuk dokter. Membantu klien dalam meminum obat dan melihat petunjuk dokter yang ada
agar tidak terjadi kesalahan dalam pengobatan. 8. Beri reinforcemen : bila klien dapat melakukan tugasnya.
Memberikan pujian reinforcemen atas semua tugas dan kegiatan yang dilakukan klien untuk merangsang akan keinginan untuk melakukan kembali.
9. Menemani klien ke pelayanan kesehatan atau rumah sakit terdekat untuk berobat jalan secara rutin.
Keluarga mempunyai peran dalam pemenuhan dana dan transportasi serta menemani klien ke pelayanan kesehatan atau rumah sakit terdekat untuk
berobat jalan secara rutin.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran keluarga dalam pemulihan pasien skizofrenia yang dirawat jalan di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan.
Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian
Keterangan :
. : Peran keluarga dalam pemulihan pasien skizofrenia
3.2 Defenisi Operasional
Defenisi Operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena Hidayat, 2011.
Peran Keluarga Dalam Pemulihan Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Baik
Cukup Kurang
Universitas Sumatera Utara