Hubungan kedisiplinan dalam keluarga dengan kedisiplinan dalam sekolah para siswa kelas VIII SMP Stella Duce II Yogyakarta tahun pelajaran 2007/2008 - USD Repository

  

HUBUNGAN KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA DENGAN

KEDISIPLINAN DALAM SEKOLAH PARA SISWA KELAS VIII SMP

STELLA DUCE II YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Skripsi

  Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

Disusun Oleh:

Nama : Lusia Kiki .K

NIM : 011114016

  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

HUBUNGAN KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA DENGAN

KEDISIPLINAN DALAM SEKOLAH PARA SISWA KELAS VIII SMP

STELLA DUCE II YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Skripsi

  Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

Disusun Oleh:

Nama : Lusia Kiki .K

NIM : 011114016

  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

SKRIPSI SKRIPSI HUBUNGAN KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA DENGAN KEDISIPLINAN DALAM SEKOLAH PARA SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE II YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007/2008

  Oleh:

  Lusia Kiki Kusumayanti NIM: 011114016

  Telah disetujui oleh: Pembimbing I Drs. Y.B. Adimassana, M.A. Tanggal: 20 Oktober 2008

  

SKRIPSI

HUBUNGAN KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA DENGAN

KEDISIPLINAN DALAM SEKOLAH PARA SISWA KELAS VIII SMP

STELLA DUCE II YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007/2008

  Dipersiapkan dan ditulis oleh:

  

Lusia Kiki Kusumayanti

NIM: 011114016

  Telah dipertahankan di depan Penguji pada tanggal 10 November 2008 dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

  Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si ……………... Sekretaris :

  A. Setyandari, S.Pd., Psi., M.A. ……………… Anggota : Drs. Y.B. Adimassana, M.A. ……………… Anggota : Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si. ……………… Anggota : Drs. Wens Tanlain, M.Pd. ……………….

  Yogyakarta, 10 November 2008 Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan, Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D.

  Motto:

Anda tidak akan bisa mengajarkan manusia sesuatu apapun, yang

dapat anda lakukan hanyalah membantunya menemukan kembali

apa yang terdapat dalam dirinya”. ( Galileo )

Kritikan memang sakit untuk didengar dan membuat seseorang menangis,

  

Saran merupakan hal yang sulit untuk dilakukan……, tetapi

Kritikan dan Saran yang membuat seseorang menjadi lebih baik. ( N.N)

Seperti pelangi bersinar yang muncul sehabis hujan, itulah Janji Tuhan

yang tak ternilai dan abadi. ( Nikita )

  Kupersembahkan skripsi ini untuk : Ayahanda ( Heru Purwanto ) dan Ibunda ( Skolastika ) terkasih,

Mas Koko, Wawan, Anna, De Pit dan Ponakanku Daniel tersayang,

Chethaa tercinta , dan Almamaterku.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 10 november 2008 Penulis

  Lusia Kiki Kusumayanti

KATA PENGANTAR

  Puji syukur saya panjatkan kepada Bapa di surga, Juruselamatku Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat belajar di perguruan tinggi dan dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “ Hubungan Kedisiplinan Dalam Keluarga dengan Kedisiplinan Dalam

  

Sekolah Para Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce II Yogyakarta Tahun

Pelajaran 2007/2008.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama persiapan penyusunan hingga penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma atas pengesahan skripsi ini.

  2. Dra.M.M. Sri Hastuti,M.Si, selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

  3. Drs.Y.B.Adimassana,M.A, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan serta koreksi dalam menyelesaikan skripsi ini….sekali lagi makasih banyak ya Pak.

  4. Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si dan Drs. Wens Tanlain, M.Pd selaku dosen penguji… terimakasih atas waktu dan masukannya.

  5. Kepala Sekolah Stella Duce II Ibu Lis dan Ibu Mar selaku koordinator BK Stella Duce II serta siswa/siswi SMP Stella Duce II khususnya kelas VIII terimakasih buat waktu dan penerimaannya.

  6. Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan dukungan moral, moril serta doa.

7. Abangku ( bang Koko ) terimakasih buat pulsa and……sukses selalu ya

  bang!!! Adik2ku tersayang ( Wawan dan Anna plus si kecil”Daniel”), De Pit…trims buat dukungan, doa dan waktunya buat dengar keluhanku, Mbah Putri….matur nuwun sanget doanya.

  8. Yang tersayang “Chethaa” atas perhatian, kesabaran, dan penghiburannya dikala penulis merasa jenuh walaupun dengan jarak yang memisahkan.

  Thanks atas kasih sayangnya.

  9. Sahabat-sahabatku : Nida, Puji, Ninink, B’rongs + Grinjing 5, Smile group.

  10. Semua saudara dan sahabat yang tidak bisa aku sebut satu persatu, terimakasih banyak atas semuanya.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan sumbangan kritik dan saran demi proses belajar dan demi pengetahuan ilmiah. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

  Penulis

  

ABSTRAK

HUBUNGAN KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA DENGAN

KEDISIPLINAN DALAM SEKOLAH PARA SISWA KELAS VIII SMP

STELLA DUCE II YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Lusia Kiki Kusumayanti

  

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan kedisiplinan dalam keluarga dengan kedisiplinan dalam sekolah para siswa kelas

  VIII SMP Stella Duce II Yogyakarta tahun pelajaran 2007/2008. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survey. Subyek dalam penelitian ini limapuluh siswa/siswi kelas VIII SMP Stella Duce II Yogyakarta yang ditentukan secara acak.

  Masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada korelasi antara kedisiplinan dalam keluarga dengan kedisiplinan dalam sekolah para siswa kelas VIII SMP Stella Duce II Yogyakarta tahun pelajaran 2007/2008?

  Instrumen dalam penelitian disusun oleh peneliti berdasarkan AUM (Alat Ungkap Masalah) dan alat yang digunakan dalam skripsi Mariana (2003) yang dikembangkan lagi oleh peneliti. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang kedisiplinan siswa yang terdiri dari 50 item.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi yang positif dan cukup signifikan antara kedisiplinan dalam keluarga dengan kedisiplinan dalam sekolah para siswa kelas VIII SMP Stella Duce II Yogyakarta ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi pada taraf signifikansi 1% adalah 0,515.

  Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah peningkatan kedisiplinan dalam keluarga diikuti peningkatan kedisiplinan dalam sekolah.

  

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN DISCIPLINE IN FAMILY WITH

DISCIPLINE IN SCHOOL IN VIII GRADE STUDENTS OF STELLA

DUCE II YOGYAKARTA JUNIOR HIGH SCHOOL IN ACADEMIC

YEAR OF 2007/2008

Lusia Kiki Kusumayanti

  

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

  This reseach was to gain description concerning the correlation between discipline in family with discipline in school in VIII grade students of Stella Duce

  II Yogyakarta Junior High School in academic year of 2007/2008. This reseach used descriptive reseach by survey method. The subjects of this reseach were fifty

  VIII grade students of Stella Duce II Yogyakarta Junior High School that were determined randomly.

  The problem in this reseach was whether there was any correlation between discipline in family with discipline in school in VIII grade students of Stella Duce

  II Yogyakarta Junior High School in academic year of 2007/2008.

  The instrument of this reseach was compiled by the author based on AUM (Problem Solving Instrument) and this instrument was used in Mariana’s mini- thesis (2003) that was developed by the author. The data collecting instrument in this reseach was questionnaire on students discipline comprised of 50 items.

  The result of this reseach showed that there was positive and relatively significant correlation between the discipline in family with discipline in school of grade VIII students in Stella Duce II Yogyakarta Junior High School was assigned by correlation coefficient at significance level of 1% was 0,515.

  The conclusion that was taken from this reseach was the increase of discipline in a family followed by the increase of discipline in school.

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ......................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

  E. Batasan Masalah ...................................................................... 4

  3. Fungsi Keluarga .................................................................. 25

  4. Cara Mendisiplinkan Siswa SMP ...................................... 43

  3. Sumber-sumber Pelanggaran Disiplin Anak ...................... 41

  2. Pengertian Sekolah ............................................................. 35

  1. Kedisiplinan Sekolah ......................................................... 33

  C. Kedisiplinan Dalam Sekolah .................................................... 33

  5. Pola Disiplin Yang Digunakan Orang Tua ......................... 33

  4. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin dalam Keluarga ....... 29

  2. Pengertian Keluarga ............................................................ 25

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedisiplinan ............................................................................. 8

  1. Kedisiplinan Keluarga ........................................................ 22

  B. Kedisiplinan Dalam Keluarga ................................................... 22

  5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Anak ............. 20

  4. Faktor-faktor Pembentuk Disiplin ...................................... 18

  3. Unsur-unsur Disiplin ........................................................... 15

  2. Fungsi dan Pentingnya Disiplin .......................................... 10

  1. Pengertian Disiplin ............................................................. 8

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................... 50 B. Alat Pengumpul Data ............................................................. 50 C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 52

  E. Teknik Analisis Data .............................................................. 54

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...................................................................... 59 B. Pembahasan ............................................................................ 60 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 62 B. Saran ....................................................................................... 62 C. Keterbatasan ............................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 64

LAMPIRAN ................................................................................................... 66

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel III.1 Kisi-kisi Kedisiplinan Dalam Keluarga ........................................ 51 Tabel III.2 Kisi-kisi Kedisiplinan Dalam Sekolah .......................................... 52 Tabel III.3 Populasi Subyek Penelitian ........................................................... 53 Tabel IV.1 Persentase Kedisiplinan Dalam Keluarga ..................................... 59 Tabel IV.2 Persentase Kedisiplinan Dalam Sekolah ....................................... 60

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran Hasil Uji Coba Kedisiplinan dalam Keluarga........................67 Lampiran Hasil Uji Coba Kedisiplinan dalam Sekolah..........................69 Lampiran Koefisien Korelasi..................................................................71 Lampiran Skor Kedisiplinan dalam Keluarga.........................................73 Lampiran Skor Kedisiplinan dalam Sekolah...........................................76 Lampiran Nilai r Product-Moment dari Pearson.....................................77 Lampiran Kuesioner Kedisiplinan dalam Keluarga................................78 Lampiran Kuesioner Kedisiplinan dalam Sekolah..................................82 Lampiran Ijin Penelitian..........................................................................86 Lampiran Surat Keterangan Penelitian dari sekolah...............................87

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melakukan kegiatan dan aktivitas kita sehari-hari, di mana pun

  tempatnya kita tidak dapat melepaskan diri dari norma atau aturan yang berlaku. Aturan-aturan ini harus diikuti baik secara paksa maupun atas kerelaan diri seseorang.

  Adanya norma atau aturan itu dimaksudkan untuk mengatur perilaku dan mendorong serta menekan orang perorangan, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan untuk mencapai dan menaati nilai-nilai sosial yang ada.

  Norma juga dibuat untuk memelihara ketertiban dan perdamaian di antara orang yang memiliki kepentingan yang berlainan, sehingga satu dengan yang lain akan saling menghormati terhadap kepentingan masing-masing. Jadi dengan adanya norma atau aturan, maka manusia tidak dapat bertindak maupun bertingkah laku sesuka hatinya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, dalam melakukan kegiatan harus disertai tanggung jawab dengan penuh disiplin.

  Remaja merupakan salah satu Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga pembinaan terhadap mereka sangat diperlukan.

  Mental merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan harus di miliki oleh setiap remaja. Oleh karena itu untuk membentuk suatu negara yang

  Terkadang tampak bahwa masyarakat kurang peduli dengan sikap remaja yang mulai menyimpang dari perilaku dan budaya bangsa. Apalagi remaja merupakan kelompok yang paling rawan terpengaruh oleh dampak negatif. Banyaknya kasus-kasus negatif remaja yang sering kita dengar dari berbagai mass media akhir-akhir ini membuktikan akan hal tersebut di atas, sehingga dalam usaha pembentukkan remaja yang potensial, kehidupan sosial merupakan bagian penting yang tidak dapat diabaikan.

  Lingkungan sekolah kebanyakan menghadapi masalah seperti : sulitnya siswa melakukan disiplin untuk belajar. Masalah tersebut kadang tidak terpikirkan oleh pihak sekolah terutama guru mata pelajaran sehingga diperlukan pemahaman tentang arti penting media pendidikan di lingkungan sekolah.

  Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur pendidikan di sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan.

  Menurut Hurlock (1991:13-21) yang mengatakan bahwa disiplin berasal dari kata disciple yang artinya orang belajar dari pemimpinnya atau secara sukarela mengikuti pemimpinnya, dalam hal ini orang tua dan guru.

  Disiplin merupakan keterikatan seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menaati norma atau aturan-aturan tertentu yang ada di lingkungan sekolah. Secara khusus disiplin adalah adanya usaha yang sungguh- sungguh dengan melalui latihan-latihan dan kemauan dari anak untuk belajar. Kemauan di sini adalah kemauan yang baik dari anak untuk berbuat positif dan berbuat yang menguntungkan sebagai contoh adalah siswa mematuhi gurunya untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR), mematuhi peraturan yang ada di lingkungan sekolah, dan sebagainya.

  Karena masih banyak kedisiplinan hanya lebih tepat jika diterapkan di sekolah, padahal keluargalah tempat pertama yang harus diperhatikan. Banyak orang tua yang sedikit menyepelekan hal tersebut. Mungkin kurang mengetahui bahwa hal tersebut akan berpengaruh terhadap sikap sosial yang dimiliki anak.

  Oleh karena itu, penelitian ini berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan terhadap siswa SMP Stella Duce II Yogyakarta dengan judul: “Hubungan Kedisiplinan Dalam Keluarga Dengan Kedisiplinan Dalam Sekolah Para Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce II Yogyakarta Tahun Pelajaran 2007/2008.

B. Perumusan Masalah

  Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada korelasi antara kedisiplinan dalam keluarga dan kedisiplinan dalam sekolah para siswa kelas VIII di SMP Stella Duce II Yogyakarta tahun

  pelajaran 2007/2008? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk memperoleh gambaran mengenai korelasi antara kedisiplinan dalam keluarga dan kedisiplinan dalam

  4 sekolah para siswa kelas VIII di SMP Stella Duce II Yogyakarta tahun

  pelajaran 2007/2008. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat bermanfaat :

  a. Sebagai masukan bagi pengembangan proses belajar agar dalam memberikan bimbingan pribadi dan sosial lebih terarah dan dapat mengenai sasaran.

  b. Dengan terlaksananya bimbingan pribadi dan sosial yang terarah dan mengenai sasaran dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan dapat mengatasi masalah siswa baik yang akan dan yang sudah timbul.

E. Batasan Masalah

  Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menanggapi permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti perlu membatasi beberapa hal pokok meliputi :

1. Disiplin

  Adalah sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan, peraturan, dan norma yang telah ditetapkan masyarakat (orang tua, guru dan teman-teman permainan) dan dilakukan dengan sadar atas keputusan sendiri. Disiplin ditinjau dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan teman kelompok.

2. Kedisiplinan dalam Keluarga

  Disiplin merupakan kepatuhan untuk dapat menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk kepada kepatuhan, perintah, atau peraturannya. Lebih lanjut bahwa faktor-faktor pembentuk disiplin menurut Hurlock (1978) pada pokoknya terdapat empat macam yaitu : pendidikan sebagai pembentuk konsep moral, hukuman, hadiah, keajegan norma yang ada di masyarakat (konsisten) (dalam Farida Hanum, 1989:8). Kedisiplinan dalam keluarga dapat diartikan kondisi-kondisi dalam keluarga yang berkaitan dengan penanaman peraturan-peraturan, pemberian hukuman, dan penghargaan terhadap anak yang harus dilaksanakan secara konsisten.

3. Kedisiplinan dalam Sekolah

  Disiplin adalah pendidikan yang berupa suasana agar pendidikan selalu tertuju pada kebaikan. Tetapi disiplin tidak dapat disinonimkan dengan paksaan atau hukuman. Disiplin berarti belajar. Menerapkan disiplin yang wajar berarti memberikan kesempatan belajar yang baik kepada anak didik. Dengan cara ini anak didik dapat menghayati nilai-nilai yang baik secara batiniah (intern) dan bukan merupakan hal-hal yang berbeda diluar dirinya (eksternal). (Imam Barnadib,1980:21). Inti dari disiplin ialah untuk mengajar, atau seseorang yang mengikuti ajaran dari seorang pemimpin. Tujuan jangka pendek dari disiplin adalah membuat anak-anak terlatih dan terkontrol dengan mengajarkan mereka bentuk- bentuk tingkah laku yang pantas dan yang tidak pantas atau yang masih asing bagi mereka. Tujuan jangka panjang dari disiplin ialah untuk perkembangan pengendalian diri-sendiri dan pengarahan diri-sendiri (self control dan self direction) yaitu dalam hal mana anak-anak dapat mengarahkan diri-sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar. (Turman Sirait,1987:3).

4. Sekolah dan Siswa Sekolah : SMP Stella Duce II Yogyakarta.

  Siswa : Murid-murid kelas VIII, alasan karena siswa kelas VIII sedang berada pada usia remaja awal 13 sampai 16 tahun yang dianggap sebagai periode “badai dan tekanan” yaitu suatu masa di mana ketegangan emosi meningkat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pendidikan tidak boleh diserahkan kepada sekolah saja. Orang tua

  mempunyai tanggung jawab dalam membantu perkembangan sikap, nilai, kebiasaan dan keterampilan yang ada didalam diri anak agar dapat berkembang menjadi remaja yang baik di lingkungannya, baik di sekolah, keluarga maupun lingkungan sosialnya.

  Pada jaman sekarang ini, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah merubah kehidupan manusia. Manusia banyak dipengaruhi oleh berbagai macam perubahan yang terjadi; perubahan ini dialami juga oleh anak.

  Anak sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat menggoda, misalnya; cara berpakaian, penggunaan handphone.

  Pengaruh perubahan pada jaman sekarang banyak mempengaruhi sikap sosial anak. Anak akan memasuki masa remaja yaitu masa yang ideal untuk mengembangkan kesadaran tentang moralitas, yang kemudian mengendap dalam pengambilan sikap dan penghayatan nilai-nilai moral dan agama. Dalam perkembangannya, anak harus melalui tugas perkembangannya dan menyelesaikannya. Jika anak tidak memiliki kedisiplinan terhadap sikap sosialnya maka anak akan menjadi pribadi yang diabaikan sehingga menimbulkan masalah bagi diri anak.

A. Kedisiplinan

1. Pengertian Disiplin

  Menurut Sastrapraja (1987:117) disiplin berasal dari kata disciple yang dapat diartikan sebagai bimbingan kearah perbaikan melalui pengarahan dan paksaan, pelaksanaan peraturannya secara keras. Pengertian ini mengandung unsur adanya paksaan. Seseorang bertindak secara disiplin karena adanya bimbingan dan paksaan. Akan tetapi menurut Sutari (1982:22), disiplin adalah tindakan yang mengandung arti ketaatan pada peraturan, keputusan yang ditentukan bersama atau sendiri yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pada diri sendiri, dalam keluarga, sekolah atau masyarakat. Hal ini mengisyaratkan adanya kesadaran dan kerelaan anak didik untuk mematuhi peraturan atau norma yang mengikat tingkah laku, demi terciptanya keserasian dalam pergaulan hidup antar sesama.

  Sehingga dalam disiplin terdapat 3 unsur yang juga merupakan pengertian dari disiplin. Hal ini dikemukakan oleh Atmosudirjo (1976:64), bahwa disiplin merupakan :

  a) Sikap mental (state of mind mental attitude) tertentu yang merupakan sikap taat dan sikap tertib.

  b) Suatu pengetahuan (knowledge) tingkat tinggi tentang aturan-aturan perilaku, sistem atau set norma-norma kriteria standar yang menimbulkan keingintahuan (insight) dan kesadaran (concenciousness). c) Suatu sikap (behaviour) yang secara wajar menunjukkan kesanggupan hati, pengertian dan kesadaran untuk mentaati segala apa itu cermat dan tertib.

  Dari pengertian tersebut sebenarnya dikatakan bahwa disiplin terdiri dari dua aspek yaitu keadaan mental dan aspek perbuatan atau tingkah laku. Keadaan mental berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat kognitif dan secara afektif dapat menumbuhkan kesadaran untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan demikian disiplin itu akan menjadi suatu kekuatan yang berkembang dalam diri seseorang yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri pada peraturan dan keputusan.

  Imam Barnadib (1980:21), mengemukakan bahwa : Disiplin adalah pendidikan yang berupa suasana agar pendidikan selalu tertuju pada kebaikan. Tetapi disiplin tidak dapat disinonimkan dengan paksaan atau hukuman. Ada dua jenis dorongan yang mempengaruhi disiplin; pertama, datang dari dalam diri subjek yaitu pengetahuan, kesadaran, dan kemauan untuk berbuat disiplin. Kedua, pendisiplinan yang datang dari luar yaitu perintah, larangan, pengawasan, pujian, ancaman, hukuman dan ganjaran.

  Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk tingkah lakunya. Disiplin pada hakikatnya adalah pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan (Rachman,1998:168).

  Istilah disiplin biasanya dikaitkan dengan keadaan tertib, artinya suatu keadaan di mana perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya (Soekanto,1996). Sedangkan disiplin adalah sikap mental yang baik yang secara ajeg dilakukan berdasarkan norma yang baik, secara sadar serta atas keputusan sendiri yang diambil dengan bebas. Dengan melihat beberapa pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan, peraturan, norma yang telah ditetapkan masyarakat (antara lain: orang tua, guru dan teman permainan) dan secara sadar serta atas keputusan sendiri.

  Dasar kedisiplinan yang paling kuat adalah kepatuhan pada prinsip dan keyakinan yang dihayati oleh individu sendiri, bukan pada seperangkat peraturan dan kepatuhan kepada atasan saja. Kepatuhan pada keyakinan diri sendiri mendorong untuk patuh kepada hukum dan peraturan. (Winkel,1997:13).

2. Fungsi dan Pentingnya Disiplin

  Seorang anak sejak lahir tidak saja membutuhkan kasih sayang, makan, minum, perhatian serta pengalaman untuk pengetahuannya, namun juga penghargaan atas apa yang dilakukan secara benar, serta larangan bahkan hukuman atas perbuatan yang tidak benar. Hal tersebut diperlukan agar setahap demi setahap mengenal, mengerti, dan memahami mana perbuatan yang baik dan perbuatan yang tidak baik. Oleh karena itu menanamkan disiplin sangat penting artinya bagi perkembangan anak.

  Dalam buku Tjandrasa, Hurlock memandang bahwa disiplin dapat memperbesar kebahagiaan dan penyesuaian pribadi dan sosial anak.

  Mengapa demikian, karena didalam lingkungan yang mengajarkan disiplin sebagai kebutuhan anak dengan sendirinya dapat terpenuhi (Tjandrasa,1991:83).

  Dengan mengenal aturan-aturan yang ditanamkan oleh orang tuanya, anak akan merasa aman karena ia tahu dengan pasti perbuatan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Dikatakan oleh Alex Sobur (1988:31) bahwa :

  Apabila aturan-aturan telah tertanam, anak akan berusaha menghindari perbuatan-perbuatan terlarang dan cenderung melakukan hal-hal yang dianjurkan, karena ia mempunyai patokan yang jelas, ia tidak lagi hidup dalam kebimbangan.

  Selain itu, dengan disiplin anak akan berperilaku sesuai dengan harapan dari lingkungannya dan mampu bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukannya. Kepercayaan diri pada anak akan tumbuh, dan sesudah dewasa ia akan tetap berdisiplin dalam hidupnya, bila sejak masa kanak-kanak orang tua selalu membimbingnya dibawah pengaruh disiplin.

  Disiplin selain penting bagi kebutuhan-kebutuhan anak juga berfungsi untuk mengajarkan perilaku yang baik dan yang tidak baik, perilaku yang boleh atau tidak boleh dilakukan serta pengendalian diri dan pengarahan diri agar anak dapat menyesuaikan diri dengan baik. Pertanyaan tersebut selaras dengan pendapat Hurlock tentang fungsi disiplin bagi anak, yaitu sebagai berikut :

  Fungsi yang bermanfaat : 1. untuk mengajar anak bahwa perilaku tertentu selalu akan diikuti hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian.

  2. untuk mengajar anak suatu tingkatan penyesuaian yang wajar, tanpa menuntut konformitas yang berlebihan.

  3. untuk membantu anak mengembangkan pengendalian diri, sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani untuk membimbing tindakan mereka. Fungsi yang tidak bermanfaat :

  1. untuk menakut-nakuti anak 2. sebagai pelampiasan agresi orang yang mendisiplin (Tjandrasa,

  1990:97 ) Disiplin memang sangat perlu bukan saja di sekolah, tetapi dalam semua hal dan dalam semua kegiatan dan lebih-lebih dalam kegiatan belajar. Orang berbuat disiplin juga dikatakan belajar yaitu belajar mematuhi aturan yang telah ditetapkan.

  Menurut Hurlock (1978:381) bahwa fungsi disiplin yaitu :

  1. Mendidik anak. Bahwa di dunia ini ada bentuk-bentuk tata tertib bagi perilakunya, sehingga anak harus belajar dan meyesuaikan segala perilaku seperti yang diharapkan masyarakat.

  3. Membantu anak untuk mengembangkan control diri dan self direction, sehingga dapat bertindak secara bijaksana dalam menentukan tanggung jawabnya dan perkembangan pribadinya. Fungsi tersebut di atas lebih menekankan pada fungsi disiplin bagi seorang anak, belum menyeluruh bagi semua individu.

  Adapun fungsi dari disiplin yang lebih menyeluruh dikemukakan oleh Farida Hanum (1989:12) bahwa fungsi disiplin adalah :

  1. Berguna bagi sosialisasi yaitu standar tingkah laku yang diperbolehkan masyarakat, serta dapat diterima masyarakat.

  2. Penting untuk mengembangkan kemasakan pribadi, menumbuhkan ciri-ciri yang dimiliki seseorang dewasa yaitu dapat berdiri sendiri tidak tergantung pada orang lain.

  3. Penting untuk menginternalisasi standar moral dan nilai-nilai yang dianut orang tua atau dengan kata lain mengembangkan konsensia anak.

  4. Menimbulkan rasa aman pada diri anak, tanpa adanya bimbingan yang jelas maka anak cenderung bingung dan khawatir.

  Dengan demikian disiplin sangat berguna bagi pembentukan kepribadian individu khususnya anak di mana akan memudahkan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan serta memberi rasa aman pada diri sendiri dan akhirnya akan tercapai rasa percaya diri.

  Sedangkan menurut Ausubel (1991:10) disiplin mempunyai berbagai fungsi yang sangat penting terhadap perkembangan kepribadian a) sebagai fungsi internalisasi

  b) sebagai fungsi sosialisasi

  c) sebagai fungsi kemasakan kepribadian d) sebagai fungsi terhadap perasaan aman.

  Dari fungsi-fungsi disiplin yang sudah disebutkan di atas dapat penulis simpulkan sebagai berikut : a) Kelancaran proses belajar mengajar

  Dengan belajar berdisiplin anak merasa aman dan tidak merasa terganggu oleh teman, dan ini berarti mereka menyadari bahwa berhasil tidaknya disiplin adalah untuk mereka sendiri.

  b) Mendidik dan melatih siswa dalam hidup bermasyarakat atau sosialisasi. Dengan disiplin anak akan terlatih mengikuti dan melaksanakan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat.

  c) Mendidik dan melatih siswa agar menggunakan waktu sebaik-baiknya, baik untuk belajar maupun untuk kegiatan lainnya.

  d) Untuk menanamkan rasa saling hormat menghormati antara yang satu dengan yang lainnya sehingga akan timbul perasaan aman dalam kehidupannya.

  Setelah kita mengetahui betapa pentingnya disiplin dan fungsinya bagi perkembangan anak, tentu dalam pikiran akan timbul pertanyaan unsur-unsur apa yang harus digunakan untuk mendisiplinkan anak agar ia dapat berperilaku sesuai dengan perilaku moral. Uraian dibawah ini akan dipaparkan unsur-unsur pokok dari disiplin yang penting bagi orang tua

  15

3. Unsur-unsur Disiplin

  Ada 4 unsur disiplin, yaitu : peraturan, hukuman, penghargaan, dan konsistensi.

  Peraturan dimaksudkan bahwa dalam disiplin ada norma-norma, aturan yang harus ditaati seseorang. Hukuman dimaksudkan jika seseorang melanggar suatu aturan, maka ia akan mendapatkan hukuman, bisa hukuman fisik, non fisik, membayar denda dan sebagainya. Sedangkan penghargaan dimaksudkan jika seseorang melakukan tindakan yang benar, maka kepadanya diberikan penghargaan yang tidak harus berupa benda, tetapi dapat berupa ucapan terima kasih, senyuman, pujian dan sebagainya. Konsistensi terkait dengan tingkat keajegan dalam memberikan hukuman dan penghargaan.

  Bila disiplin diharapkan mampu untuk mendidik anak agar ia dapat berperilaku sesuai dengan standar moral yang ditetapkan kelompok sosial, menurut Hurlock ada 4 unsur pokok cara mendisiplinkan anak yang digunakan, yaitu : a. Peraturan sebagai pedoman perilaku.

  Peraturan adalah pola kendali tingkah laku yang telah ditetapkan. Peraturan dapat ditetapkan oleh orang tua, guru, teman bermain dan pemegang otoritas lainnya. Tujuan adanya peraturan adalah membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu. Peraturan dapat terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

  1) Peraturan keluarga, peraturan yang mendidik anak tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam hubungannya dengan anggota keluarga. Misalnya melaksanakan aturan yang ditetapkan orang tua, mengerjakan pekerjaan rumah pada jam-jam tertentu. 2) Peraturan sekolah, peraturan yang dikenakan kepada anak apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan sewaktu berada di lingkungan sekolah. Misalnya melaksanakan peraturan dan tata tertib di sekolah, mengikuti pelajaran di kelas, dan melaksanakan tugas lain di kelas. 3) Peraturan dalam masyarakat khususnya dalam lingkungan kelompok teman sebaya, peraturan yang mendidik anak tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan dalam hubungannya dengan teman kelompok. Misalnya berhubungan dengan tanggungjawab, kerjasama, disiplin waktu, penyesuaian diri, dan saling menghargai antara agama.

  Peraturan mempunyai dua fungsi yang sangat penting dalam membantu anak menjadi mahluk yang bermoral. Pertama, peraturan mempunyai nilai mendidik, sebab peraturan memperkenalkan pada anak perilaku yang disetujui oleh anggota kelompok di mana anak tinggal. Kedua, peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Agar peraturan dapat memenuhi kedua fungsi di atas, peraturan yang dibuat hendaknya harus dimengerti, diingat, dan b. Konsisten dalam peraturan.

  Konsisten adalah suatu kecenderungan menuju kesamaan hasilnya. Konsisten dalam peraturan membantu anak supaya tidak bingung mengenai apa yang diharapkan dari mereka. Konsisten dalam disiplin mempunyai peranan yang penting yaitu : 1) Mempunyai nilai mendidik yang besar. 2) Mempunyai nilai motivasi yang kuat. 3) Mempertinggi penghargaan terhadap peraturan dan orang yang berkuasa.

  c. Hukuman untuk pelanggaran peraturan.

  Anak yang dengan sengaja melanggar peraturan dan kesalahan akan mendapatkan hukuman sebagai ganjaran. Hukuman yang diberikan berfungsi sebagai : 1) Agar anak tidak mengulangi tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat.

  2) Memberikan motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diinginkan oleh masyarakat.

  d. Penghargaan untuk perilaku yang baik sejalan dengan peraturan yang berlaku.

  Pemberian penghargaan menjadikan anak untuk berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat, karena penghargaan mempunyai nilai mendidik dan sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui oleh masyarakat (keluarga). Bentuk-bentuk

  Selanjutnya beliau mengingatkan bahwa apabila salah satu unsur pokok itu hilang, maka akan menyebabkan sikap yang tidak menguntungkan bagi anak dan perilaku yang tidak sesuai dengan standar dan harapan sosial. Contohnya apabila anak merasa dihukum tidak adil atau bila anak sudah berusaha berperilaku sesuai dengan harapan orang tua, tetapi tidak dihargai oleh mereka, hal ini akan melemahkan motivasi anak untuk berusaha memenuhi harapan orang tua itu.

  Disiplin diharapkan mampu mengatur anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan kelompok sosial di mana anak itu hidup.

4. Faktor-faktor Pembentuk Disiplin

  Ada empat (4) faktor pembentuk disiplin yang dikemukakan oleh Hurlock (1978:94-95) yaitu : a. Konsep moral (rule) atau sering disebut peraturan.

  Peraturan memungkinkan seseorang untuk hidup bermasyarakat dengan baik, mengikuti norma-norma yang ada dalam lingkungan b. Hukuman

  Tujuan dari pemberian hukuman adalah agar jangan sampai terjadi pengulangan terhadap tindakan yang salah agar membantu terbentuknya self kontrol yang akhirnya akan terbentuk disiplin.

  Hukuman juga menunjukan pada apa yang dianggap benar atau salah oleh kelompok sosial. Apabila mereka melihat penyelewengan akan mengakibatkan suatu hukuman, maka mereka akan berpikir dua kali untuk mengulanginya.

  c. Hadiah Pemberian hadiah dimaksudkan agar individu mau mengulangi perbuatan-perbuatannya. Hadiah dalam hal ini merupakan wujud penghargaan yang bentuknya tidak perlu berupa materi, tetapi dapat berupa kata-kata pujian. Tiga peran penghargaan yaitu :

  1) Mendidik berbuat yang baik dan benar. 2) Motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui secara sosial. 3) Memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial.

  d. Keajegan norma dalam masyarakat (konsistensi) Menurut Hurlock (1978) yaitu suatu tingkat keseragaman atau stabilitas. Individu mempelajari norma dan aturan-aturan permainan dalam hidup bermasyarakat. Sehingga dibutuhkan keajegan norma- norma tersebut, agar tercapai disiplin yang konstan, tidak akan ada perubahan untuk menghadapi kebutuhan perkembangan yang berubah. Konsistensi harus menjadi dari semua faktor pembentuk disiplin di atas. Peran konsistensi yaitu :

  1) Mempunyai nilai mendidik yang besar 2) Menjadi motivasi yang kuat 3) Mempertinggi penghargaan terhadap peraturan.

  20 Konsistensi memacu proses belajar dan dapat membantu anak belajar peratauran dan menggabungkan peraturan tersebut ke dalam suatu kode moral. Hasilnya anak yang selalu diberi pendidikan moral secara konsisten cenderung lebih matang dibanding yang mendapat pendidikan moral secara tidak konsisten, sehingga disiplin akan lebih mudah terbentuk.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cara Mendisiplinkan Anak

  Cara yang dilakukan orang tua atau guru dalam mendisiplinkan anak dipengaruhi oleh bermacam faktor. Menurut Hurlock (1999:95) ada 10 faktor yang mempengaruhi orang tua atau guru dalam mendisiplinkan anak yakni : a. Kesamaan dengan disiplin yang digunakan oleh orang tua mereka.

  Orang tua atau guru menganggap apabila orang tua mereka berhasil mendidik mereka dengan baik, maka mereka akan menggunakan teknik yang sama dalam mendidik anak asuh mereka. Jika orang tua atau guru menganggap teknik yang digunakan oleh orang tua mereka salah, biasanya mereka beralih keteknik yang berbeda.

  b. Penyesuaian dengan cara yang disetujui kelompok.

  Orang tua atau guru yang masih muda dan kurang berpengalaman, biasanya dalam mendisiplinkan anak mudah dipengaruhi oleh apa yang anggota kelompok mereka anggap cara sebagai yang c. Usia orang tua atau guru Orang tua atau guru yang muda cenderung lebih demokratis dan permisif dibandingkan dengan mereka yang lebih tua. Orang tua atau guru muda cenderung mengurangi kendali tatkala anak menjelang remaja.

  d. Pendidikan untuk menjadi orang tua Orang tua yang telah mendapat kursus dalam mengasuh anak, akan lebih mengerti keadaan anak, dan kebutuhannya. Mereka akan lebih menggunakan teknik demokrasi dalam mendisiplinkan anaknya.

  e. Jenis kelamin Wanita pada umumnya lebih mengerti anak dan kebutuhannya dibanding dengan pria. Wanita cenderung kurang otoriter. Hal ini berlaku untuk orang tua dan guru maupun para pengasuh lainnya.

  f. Status sosial ekonomi Orang tua atau guru kelas menengah dan rendah cenderung lebih keras, memaksa dan kurang toleran, dibandingkan dengan orang tua atau guru dari kelas atas. Semakin orang tua atau guru berpendidikan tinggi, mereka cenderung menyukai pendisiplinan yang demokratis.

  g. Konsep mengenai peranan orang dewasa Orang tua atau guru yang masih mempertahankan konsep tradisional mengenai peranan orang tua atau guru cenderung lebih otoriter dibandingkan orang tua atau guru yang telah menganut h. Jenis kelamin anak Orang tua pada umumnya lebih keras terhadap anak perempuan dari anak laki-lakinya. Begitu pula para guru lebih keras terhadap anak perempuan daripada anak laki-laki. i. Usia anak

  Disiplin otoriter jauh lebih umum digunakan untuk anak kecil daripada anak yang lebih besar. Apapun teknik yang disukai, kebanyakan orang tua dan guru merasa bahwa anak kecil belum dapat mengerti penjelasan, Kesehingga mereka memusatkan perhatian cenderung menggunakan pengendalian otoriter. j. Situasi takutan dan kecemasan biasanya tidak diganjar hukuman, sedangkan sikap menantang, negatif, dan agresif akan mendorong pengendalian yang otoriter.

B. Kedisiplinan Dalam Keluarga

1. Kedisiplinan Keluarga

  Kedisiplinan dalam keluarga adalah hal-hal atau keadaan yang selalu dikaitkan dengan penanaman nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan serta penentuan aturan-aturan atau norma-norma dalam suatu keluarga terhadap anak yang harus dilaksanakan.

  Disiplin ditanamkan oleh orang tua sedikit demi sedikit. Disiplin pada anak terlihat bilamana pada anak ada pengertian-pengertian mengenai batas-batas kebebasan dari perbuatan-perbuatan yang boleh dan

  Selanjutnya Gunarsa (1983:82-84) mengemukakan cara menanamkan disiplin dalam keluarga : a. Cara otoriter

  Orang tua menentukan aturan-aturan dan batasan-batasan yang mutlak yang harus ditepati dan ditaati oleh anak. Kalau anak tidak memenuhi tuntutan orang tua, ia akan diancam dan dihukum. Orang tua memerintah dan memaksa tanpa kompromi.

  b. Cara bebas Orang tua membiarkan anak mencari dan menemukan sendiri tata cara yang memberi batasan-batasan dari tingkah lakunya. Pada cara bebas ini pengawasan menjadi lebih longgar. Anak telah terbiasa mengatur dan menentukan sendiri apa yang dianggapnya baik dan salah.

  c. Cara demokratis Orang tua memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan yang tidak mutlak dan dengan bimbingan yang penuh pengertian antara dua belah pihak anak dan orang tua. Cara ini merupakan gabungan dari kedua cara di atas tetapi terbatas atau tidak mutlak. Dari ketiga cara di atas masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Cara yang paling ideal yaitu cara yang ketiga, cara demokratis. Dalam menanamkan disiplin anak, orang tua harus hati- hati, dan harus dapat menyesuaikan cara mana yang paling tepat dikenakan, sehingga ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan

  1) Menyadari perbedaan tingkat kemampuan kognitif anak. Hal ini disesuaikan dengan asas perkembangan aspek kognitif.

  2) Menanamkan disiplin pada anak harus dimulai seawal mungkin.

  d. Dalam usaha menanamkan disiplin pada anak perlu dipertimbangkan agar mempergunakan teknik demokratis sebanyak mungkin.

  e. Penggunaan hukuman harus diartikan sebagai sikap tegas, konsekuen dan konsisten.

  f. Melatih dan mendorong perlu dilakukan berulang-ulang sampai tercapai keadaan di mana anak bisa melakukan sendiri sebagai suatu kebiasaan.

  Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas maka dalam mendisiplinkan anak akan tercapai seperti yang diinginkan.

Dokumen yang terkait

Efektiovitas kedisiplinan siswa dalam pembelajaran di SMP Islamiyah Ciputat

0 6 90

Deskripsi gaya belajar para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 dan implikasinya dalam penyusunan topik-topik bimbingan belajar.

0 0 117

Hubungan kebiasaan belajar siswi dan hasil akademik siswa dalam mata pelajaran bahasa inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 0 71

Tingkat disiplin diri siswi kelas II SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dalam tata tertib sekolah tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 0 57

Hubungan antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP Kanisius se-Kabupaten Sleman tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 123

Motif-motif mempelari bahan mata pelajaran para siswa putra dan putri kelas II SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 - USD Repository

0 0 49

Sikap-sikap guru pembimbing yang diharapkan para siswa kelas VII dan VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 113

Tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah - USD Repository

0 0 73

Tingkat kebiasaan belajar siswa dalam pelajaran ekonomi para siswa Kelas XI Program IPS SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 86

Tingkat disiplin diri para siswa kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 terhadap peraturan sekolah - USD Repository

0 0 96