BAB VI - DOCRPIJM_174efa8fe4_BAB VIBab 6 Kelembagaan, 1.pdf
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA
2016
KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT BAB VI KELEMBAGAAN
6.1.
Petunjuk Umum
Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan prasarana
kota bidang PU/Cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat dilaksanakan secara optimal oleh Pemerintah Kabupaten/Kota serta terjamin keterlanjutannya.
Dalam
hal kegiatan pembangunan prasarana kota, wilayah kegiatan pembangunan lebih dari satu wilayah kabupaten/kota, maka aspek kelembagaan perlu dibahas di tingkat
propinsi dan tingkat nasional melalui pembahasan tersebut diharapkan dapat diwujudkan fungsi koordinasi dan kerjasama antar pemerintah daerah.
Aspek kelembagaan dibahas pada masing‐masing sektor pembangunan dengan memperhatikan
fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana kota, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing‐masing unit
organisasi/instansi. Kelembagaan di kabupaten/kota perlu dioptimalisasi dan dikoordinasikan serta disinkrosnisasi uraian jabaran dari fungsi‐fungsi sesuai dengan kedudukan
dan tugas masing‐masing unit organisasi/instansi dan perangkatnya, guna tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan prasarana
kota termasuk didalamnya Bappeda, Dinas‐dinas, PDAM dll. a.
Kelayakan Kelembagaan untuk Investasi Pembangunan Daerah
Batasan
suatusubyek yang mengemban tugas‐tugas tertentu bagi tercapainya tujuan
Kelayakan, adalah hasil telahan (asessment) tentang kapasitas
‐tujuanyang ditetapkan. Kelembagaan, merupakan suatu subyek dan sekaligus juga
menunjukkepada bentuk, sifat‐sifat dan atau fungsi‐fungsinya (build in) yangterkait
(involve), berkepentingan (concern) dan bertanggung‐ jawab(responsible) untuk tercapainya tujuan‐tujuan yang ditetapkan.
untukmampu melahirkan/menciptakan tujuan‐tujuan yang ditetapkan.
Investasi, adalah salah satu masukan dalam proses pembangunan
dansekaligus juga subyek untuk memenuhi tuntutan “stakeholder”‐
Pembangunan Daerah, dimaksudkan sebagai proses, obyek,
I Kelembagaaan RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
Hal ‐
VI
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA
2016 KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
nya,bagi terciptanya masyarakat yang adil, tentram, dan sejahtera di Daerah.
Perlunya Kelayakan Kelayakan
yang tinggi bagi suatu institusi yang terkait danbertanggungjawab atas terselenggaranya visi dan misi‐nya, sangat pentingartinya bagi tercapai tujuan
yang dikehendaki dengan efektif dan efisien.Makin layak ia makin tinggi tingkat efisiensi yang dihasilkan dalammenyelesaikan tugas‐tugasnya, demikian
juga sebaliknya. John
L. Taylor, Ph.D., dalam “Indonesia Urban InfrastructureDevelopment: A
Practical Guide for Urban Managers, hal XII‐7 menulisbahwa berdasarkan
paradigma baru tentang pemerintahan desentralisasi diIndonesia, perubahan
‐perubahan berikut sedang berlangsung, yakni: Ada gerakan bagi pelaksanaan “Good Urban Governance”,termasuk
didalamnya transparansi, partisipasi, akuntabilitas,tanggap, demokrasi, negara
hukum, dan aspek‐aspek lainnya darimasyarakat madani; Sistem yang dikembangan meliputi keterlibatan kelompok“stakeholder”
atau mitra dalam pembangunan yang lebih luas,termasuk masyarakat lokal,
pemerintah daerah, wira‐swasta, LSMdan lain‐lainnya; Adanya perubahan atas sistem keseimbangan kemitraan
(balancedpartnership
system), melibatkan konsultasi dan arus dua arah
dalamparadigma yang sedang tumbuh, yang mencakup unsur eksekutifdan
unsur legislatif Pemerintah Daerah, wiraswasta, masyarakatlokal, konsultan dan LSM dan forum kota, sebagaimana jugaberlangsung
di tingkat pemerintahan yang lebih tinggi. Perubahan
‐perubahan dimaksud tentu menuntut adanya kapasitas baru ataukapasitas tambahan yang diperlukan, agar suatu institusi menjadi
“layak”(mampu secara efektif dan efisien) melaksanakan tugas‐tugasnya.
Danmasih banyak alasan‐alasan lainnya, seperti kemajuan teknologi.
Informasidan komunikasi yang terus berkembang, menuntut perlunya selalukelayakan
suatu kelembagaan ditingkatkan. Pembahasan tentang kelembagaan, tidak cukup dengan
memandang“lembaga” sebagai wadah, dengan struktur organisasinya dll‐ nya,
karenaitu baru “raga” dari lembaga tersebut. Disamping ada “raga”, lembagamempunyai “spirit” atau dapat disebut juga sebagai “roh”. Roh itu beradapada
manusia‐manusianya, yang menjadi anggota lembaga tersebut.Sehingga upaya meningkatkan kelayakan suatu lembaga, tidak cukupdengan
hanya menyempurnakan struktur organisasinya dan hal‐hal lainnyayang bersifat pisik saja, tetapi juga penting untuk meningkatkankapasitas/kemampuan
(pengetahuan, ketrampilan dan moral‐ etika) orang‐orangyang bertugas dalam lembaga tersebut.
Kendala Pelaksanaan Otonomi
Pemerintah menyadari bahwa penyelenggaraan otonomi daerah dalamrealitasnya
masih mengalami kendala yang tidak kecil, yang dapatdiidentifikasikan sebagai berikut:
regulasi, Regulasi untuk pelaksanaan otonomi Kendala masihmenyisakan
persoalan yang berarti, dilihat dari kelengkapan,
I Kelembagaaan RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
Hal ‐
VI RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
I Kelembagaaan
pedoman/acuan pengembangan
membiayai penyelenggaraan desentralisasi, yang ternyatamembutuhkan biaya yang tidak kecil. b.
Pengertian dan Tujuan
Semangat desentralisasi
penyelenggaraan pemerintah
daerah, sebagaimanadituangkan
dalam UU 22/1999, dan kemudian diubah menjadi UU32/2004,
serta aturan‐aturan pelaksanaannya, membutuhkan upaya‐ upayaterkoordinasi agar dapat menjamin bahwa tujuan pelaksanaan kebijakanotonomi
di daerah tercapai. Selanjutnya,
kapasitas sebagaimanadirumuskan
untuk mendukung
dalam “Kerangka Nasional Pengembangan dan PeningkatanKapasitas”
(KNP2K) dalam rangka mendukung Desentralisasi, yangdikeluarkan bersama oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala Bappenas, 6 November
2002,merujuk pada kebutuhan untuk menyempurnakan peraturan danperundangan,
melakukan reformasi kelembagaan, memperbaiki tata‐ kerjadan mekanisme koordinasi, peningkatan kapasitas SDM: keterampilan dankualifikasinya,
perubahan pada sistem nilai dan sikap; dan keseluruhankebutuhan otonomi daerah bagi pendekatan baru untuk pelaksanaan
“goodgovernance”, sistem administrasi, dan mekanisme partisipasi dalampembangunan, agar dapat memenuhi tuntutan untuk lebih baik
dalammelaksanakan demokrasi.
percepatandesentralisasi. Demikian juga ada keterbatasan kemampuan keuanganuntuk
provider)
Hal
Kendala persepsi. Proses keterbukaan yang berkembang telahberdampak pada munculnya kecenderungan keragaman persepsi dalammenyikapi otonomi luas, sehingga menimbulkan friksi pemerintahan,terutama
VI ‐
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
2016
kejelasandan kemantapannya, yang berakibat penyelenggaraan otonomi
daerahyang kini berjalan ditanggapi secara beragam, dan bahkanmenimbulkan ekses berupa konflik kepentingan;
Kendala koordinasi. Proses koordinasi pelaksanaan otonomi daerahantara Instansi Pemerintah Pusat (khususnya yang terkait denganpenyusunan
peraturan dan pedoman baru) belum berjalan dengan baik,sehingga berakibat kurang konsistennya peraturan yang dikeluarkan;
yang berkaitan dengan distribusi kewenangan;
(service
Kendala waktu. Euphoria otonomi daerah yang begitu menggebu‐ gebudi era reformasi ini menuntut kecepatan dan ketanggapan yang tinggiuntuk
menyusun berbagai peraturan dan kebijakan yang diperlukan.Sementara Pemerintah (Pusat dan Daerah) tidak punya cukup
waktuuntuk melakukannya, walau sadar bahwa yang ada memang belumlengkap;
Kendala keterbatasan sumberdaya. Rendahnya kualitas/kapasitas SDMjelas
merupakan faktor
yang dominan
dalam ketidakmampuanmemberdayakan
kapasitasnya. Juga masih terbatasnya penyediajasa/layanan
Peningkatan Kapasitas (Capacity Building)
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA
2016 KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
Lebih jauh dirumuskan bahwa tujuan KNP2K adalah: (i) mengakselerasipelaksanaan
desentralisasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;(ii) penataan secara proporsional tugas, fungsi, sistem keuangan,mekanisme
dan tanggungjawab dalam rangka pelaksanaan peningkatankapasitas daerah; (iii) mobilisasi sumber‐sumber dana
Pemerintah, Daerah,dan lainnya, dan (iv) penggunaan sumber‐sumber dana secara
efektif danefisien.
Prinsip Peningkatan Kapasitas Adapun
prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitasadalah: (i) pengembangan kapasitas bersifat multi‐dimensional, mencakupbeberapa
kerangka waktu; jangka panjang, jangka menengah, dan jangkapendek, (ii) pengembangan kapasitas menyangkut “multiple
stakeholders”,(iii)
pengembangan kapasitas harus bersifat “demand driven”, dimanakebutuhannya tidak ditentukan dari atas/luar, tetapi harus datang daristakeholdernya
sendiri, dan (iv) pengembangan kapasitas mengacu padakebijakan nasional, seperti RPJMN 2004‐2009 (Peraturan PresidenNo.7 tahun
2005), dan Rencana Kerja Pemerintah (Contoh: PP 20/2004). Faktor
utama untuk terwujudnya upaya pengembangan dan peningkatankapasitas yang berhasil adalah adanya komitmen dari Pimpinan
PemerintahDaerah dan atau Pimpinan Instansi/Unit Kerja yang bersangkutan atasniatnya yang sungguh untuk melakukan
‐sungguh program/proyekpeningkatan kapasitas yang dimaksud, serta siap dengan semuakonsekuensinya..
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup peningkatan kapasitas pada umumnya meliputi
level of intervension)
tigatingkatan intervensi (three agar pencapaianpeningkatan
kapasitas dapat efektif dan berkelanjutan (effective
andsustainable),
yakni: (i) pada tingkatan (level) sistem, seperti perumusankembali kerangka kebijakan pengaturan bagi tercapainya tujuan‐ tujuankebijakan
tertentu, (ii) pada tingkatan (level) kelembagaan, menyangkutstruktur organisasi, proses pengambilan keputusan, mekanisme tata
‐kerja,instrumen manajemen, tata‐hubungan dan jejaring organisasi, dll, dan(iii) pada tingkatan (level) individu, yakni peningkatan ketrampilan
(skills),kualifikasi, pengetahuan, sikap, etika, dan motivasi kerjanya.
Kemudian KNP2KDMD merumuskan 8 (delapan) agenda pengembangankapasitas
untuk mendukung desentralisasi, yakni:
peraturan perundangan yang dibutuhkan Pengembangan
untukmendukung desentralisasi;
Pengembangan kelembagaan daerah;
Pengembangan personil daerah
Pengembangan keuangan daerah;
Peningkatan kapasitas DPRD, Badan Perwakilan Desa, ORNOPdan
Organisasi Kemasyarakatan; Pengembangan Sistem Perencanaan;
Pembangunan Ekonomi Daerah; dan
Pengembangan Kemampuan Mengelola Masa Transisi.
I Kelembagaaan RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
Hal ‐
VI
- Program Pembentukan Peraturan Perundangan
- Program Implementasi Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
- Program Peningkatan Kualitas Proses Politik
- Program Pengawasan Aparatur Negara
- Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
- Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
- Program Peningkatan Kapasitas SDM
- Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah
- Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan PemerintahanDaerah
- Program Penataan Pengelolaan Keuangan Daerah
- Program Penguatan Lembaga Non Pemerintah
- Program Peningkatan Ekonomi Wilayah
- Program Pembangunan Perkotaan
- Program Penataan Ruang
- Program Pengelolaan Pertanahan
- Program Penguatan Organisasi Masyarakat.
Mengidentifikasikan dan merumuskan
Koordinasi Pelaksanaan Pemerintah
Perencanaan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan.
KapasitasKelembagaan;
Peningkatan
Pelaksanaan
Evaluasi
Monitoring dan
Pelaksanaan Rencana Tindak Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;
Menyediakan acuan atau rujukan dalam mengalokasikan kegiatandan anggaran guna mendukung percepatan pelaksanaan otonomidaerah;
Menetapkan rencana tindak (action plan) pengembangan danpeningkatan kapasitas secara keseluruhan yang terkoordinir danefisien;
Mengidentifikasikan dan merumuskan prioritas bagi prakarsa prakarsa pengembangan dan peningkatan kapasitas;
dan peningkatan kapasitas secara komprehensif.
kebutuhan ‐ kebutuhanpengembangan
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
garis besar tahapan kegiatan untuk mendukung tercapainya prinsipdan tujuan pengembangan dan peningkatan kapasitas antara lain sebagaiberikut:
Tahapan Dalam
Bidang Pembangunan Daerah:
Bidang Pembangunan Politik:
Bidang Pembangunan Ekonomi:
Bidang Pembangunan Hukum:
kapasitas untuk mendukung desentralisasiadalah, meliputi:
Adapun program‐program nasional yang terkait dengan aspekpengembangan dan peningkatan
2016
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
VI ‐
Hal
I Kelembagaaan
menyadari bahwa pelaksanaan pengembangan dan peningkatankapasitas dalam desentralisasi dan otonomi daerah tidak akan
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA
2016 KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
dapatberjalan hanya oleh satu instansi pemerintah saja, tetapi merupakan usahabersama
dari berbagai instansi dan lembaga non‐pemerintah, baik di pusatdan di daerah. Berkaitan dengan itu, telah dibentuk suatu tim koordinasiantar
departemen di Pusat (Tim Keppres No. 157 Tahun 2000) untukmendukung pelaksanaan UU tentang Pemerintahan Daerah dan UU tentangPerimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah. Keppres tersebut telahmenetapkan sub‐sub tim kerja, dimana salah satunya adalah Sub Tim
KerjaVI yang ditugaskan untuk mengkoordinasikan kegiatan monitoring danevaluasi,
serta memfasilitasi prakarsa‐prakarsa pengembangan danpeningkatan kapasitas, termasuk prakarsa yang didukung oleh lembagadonor.
Koordinasi dan pengkajian akan terus dilakukan Pemerintah/Sub Tim KerjaVI
Keppres 157 Tahun 2000 terhadap upaya pengembangan danpeningkatan kapasitas,
berkaitan dengan hal‐hal berikut: Mengkoordinasikan informasi berkaitan dengan program / kegiatan
pengembangan dan peningkatan kapasitas kepada semua“stakeholder”.
Memberikan pembinaan kepada Daerah berkenaan dengan
strategistrategidan program pengembangan dan ‐program peningkatankapasitas.
Memfasilitasi akses Daerah terhadap program‐program yang
didanaioleh Pemerintah dan bila diperlukan dari Lembaga‐lembaga Donor. identifikasi dan koordinasi
programprogrampengembangandan peningkatan kapasitas Pusat danDaerah yang akan dilakukan oleh Depatemen
Melakukan
Teknis/Sektoralmaupun
oleh Pemda, serta pembiayaannya agar dapat memfasilitasipenyelenggaraan Otonomi Daerah dengan baik.
akanpengembangan dan peningkatan kapasitas sertamemperbaharui/merevisi
Mengkaji kebutuhan‐kebutuhan Daerah (need assessment)
strategi‐strategi dan program‐ programberdasarkan perubahan‐perubahan kebutuhan Daerah dan InstansiPusat.
identifikasi, menyusun data base dan memberikaninformasi mengenai lembaga penyedia pelayanan (service
Melakukan
provider)untuk
pengembangan dan peningkatan kapasitas Pemerintah
akan melibatkan secara erat asosiasi‐asosiasi Pemerintahdaerah dan DPRD, asosiasi professional, Ornop, dan lembagakemasyarakatan lainnya,
dan masyarakat donor (donor community) sertapihak‐pihak lainnya yang terkait dalam rangka pengembangan danpeningkatan kapasitas
6.2.
Kondisi Kelembagaan
I Kelembagaaan RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
Hal ‐
VI
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA
2016 KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten seram Bagian Barat adalah Lembaga Teknis
Daerah yang merupakan unsur penunjang Pemerintah daerah Kabupaten Bagian
Seram Bagian Barat bertanggung Jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenagan desentralisasi
dan tugas pembantuan dibidang pekerjaan umum. Untuk
melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, Dinas Pekerjaan Umum
mempenyai fungsi: a. Perumusan program di bidang pekerjaan umum sesuai Rencana Strategi Daerah /
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD); b.
Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum; c. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum
berdasarkan peraturan perundang‐undangan; d. Pembinaan teknis dibidang pekerjaan umum; e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dan kelompok jabatan fungsional;
f. Pelaksanaan urusan ketatalaksanaan dinas; g.
Pelaksanaan tugas lain sesuai kebijakan yang diberikan oleh Bupati di bidang pekerjaan umum.
Sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda)Kabupaten Seram Bagian Barat Nomor 09 tahun
2008 tentang Pembentukan Organisasi dan TataKerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Seram Bagian Barat yang tercermin dalam Struktur Organisasi dengan susunan sebagai berikut :
a) Kepala Dinas
b) Sekretariat, membawahi :
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
c) Bidang Pengairan, membawahi:
Seksi Irigasi Seksi Rawa, Sungai dan Pantai
d) Bidang Bina Marga, membawahi:
Seksi Jalan
Seksi Jembatan
e) Bidang Cipta Karya, membawahi:
Seksi Permukiman Seksi Tata Bangunan
f) Bidang Tata Kota, membawahi:
Seksi Permukiman dan Penata Ruang Seksi Kebersihan dan Perizinan
g) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), membawahi Sub Bagian Tata Usaha.
h) Kelompok Jabatan Fungsional.
I Kelembagaaan RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
Hal ‐
VI
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA
2016 KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
Kepala
Sekretariat
Kelompok
Jabatan
Sub Bagian Sub Bagian Fungsional Umum& Perencanaan
Kepegawaian & Keuangan
Bidang Bidang Bidang Bidang Pengairan Bina Marga Cipta Karya Tata Kota
Seksi
Seksi Seksi Seksi Pemukiman
Irigasi Jalan Pemukiman & Penataan
Ruang
Seksi Seksi Seksi
Seksi Sungai, Rawa Tata Kebersihan &
Jembatan
& Pantai Bangunan Perizinan
UPTD
Sub Bagian
Tata Usaha
Dalam melaksanakan fungsinya, maka uraian tugas dan tanggung jawab dari masing‐ masing
pejabat eselon sebagaimana yang digambarkan dalam struktur organisasi di atas pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Seram Bagian Barat adalah sebagai berikut
: 1.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum adalah :
Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan kewenangan
desentralisasi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah di bidang Pekerjaan Umum.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Kepala Dinas
Pekerjaan Umum menyelenggarakan fungsi:
Strategis Pemerintah Daerah/RPJMD;
Menyusun program bidang Pekerjaan Umum sesuai Rencana
Mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum;
I Kelembagaaan RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
Hal ‐
VI
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA
2016 KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
Mengoordinasikan pelaksanaan tugas kesekretariatan; Mengkoordinasikan penyusunan rencana dan kegiatan di bidang
pekerjaan umum;
Mengkoordinasikan pelaksanaan pengairan; Mengkoordinasikan pelaksanaan bina marga; Mengkoordinasikan pelaksanaan cipta karya;
Mengkoordinasikan pelaksanaan tata kota;
Mengkoordinasikan pelaksanaan pengembangan unit pelaksana teknis dinas (UPTD);
yang dipimpinnya;
Mengkoordinasikan penyiapan laporan pelaksanaan tugas dinas
Melaksanakan tugas lain di bidang pekerjaan umum sesuai kebijakan yang ditetapkan Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah.
2.
Sekretaris
Sekretaris pada Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Dinas menyelenggarakan pelayanan teknis administrasi dalam urusan administrasi umu dan kepegawaian, perencanaan dan keuangan.
Untuk
melaksanakan tugas dimaksud, Sekretaris Dinas menyelenggarakan fungsi:
kesekretariatan perbulanan, triwulan dan tahunan.
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan
tangga, keamanan dan ketertiban, administrasi, perjalanan dinas, keuangan
Menyiapkan urusan surat menyurat dan tata kearsipan, rumaha
dan protokol serta perawatan dan pemeliharaan perlengkapan dan perbekalan Dinas;
dalam rangka pembinaan organisasi dan tata laksana Dinas;
Menyelenggarakan pengumpulan dan pengolahan bahan dan data
anggaran, serta menyelenggarakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Mengkoordinasikan dan melaksanakan perencanaan program dan
program dan anggaran Dinas; Melaksanakan pengelolaan keuangan dinas; Menyelenggarakan administrasi kepegawaian dinas;
Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian bawahan dalam
melaksanakan tugas;
mengetahui tingkat kinerja yang dicapai;
Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan kesekretariatan untuk
secara lisan maupun tertulis yang diminta maupun tidak sebagai bahan
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik
pengambilan keputusan; Melaporkan pelaksanaan tugas hasil kegiatan kesekretariatan secara
berkala sebagai bahan masukan bagi atasan; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan;
I Kelembagaaan RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
Hal ‐
VI RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
I Kelembagaaan
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
Melaksanakan penghimpunan dan mempelajari peraturan perundang‐ undangan dibidang kepegawaian dalam rangka menyiapkan konsep pemecahan
masalah yang berhubungan dengan kepegawaian; Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf dibawahnya agar pelaksanaan
tugas dapat dilaksankan dengan tertib dan lancar; Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan penilaian staf dibawahnya dalam
melaksankan tugas; Menyiapkan dan melaporkan pelaksanaan tugas kegiatan secara berkala kepada
atasan; Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 2.2.
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas pokok membantu
Sekretaris mengelola urusan perencanaan dan keuangan. Fungsi
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Dinas Pekerjanan Umum,
antara lain: Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada sub bagian
perencanaan dan keuangan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;
Menyiapkan bahan dan data perencanaan dan keuangan dalam rangka menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja Dinas;
Melaksankan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan anggaran Dinas;
Melaksankan rencana formasi kebutuhan dan pengembangan pegawai Dinas;
Melaksanakan urusan pemberian penghargaan dan kesejahteraan pegawai Dinas;
Hal
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bagian Umum dan
VI ‐
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
2016 2.1.
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok membantu
Sekretaris melaksanakan urusan administrasi umum dan kepegawaian.
Kepegawaian mempunyai fungsi:
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;
Melaksanakan urusan surat menyurat dan tata kearsipan, rumah tangga, keamanan dan ketertiban, administrasi, perjalanan dinas, keuangan, protokol,
serta perawatan dan pemeliharaan perlengkapan dan perbekalan dinas;
Melaksanakan urusan administrasi kepegawaian dinas meliputi : pengusulan, pengangkatan, kenaikan pangkat, kenaikan berkala, pemindahan, cuti, pemberhentian
dan pensiun, penyusunan daftar urut kepangkatan, bezzeting pegawai dan sumpa janji PNS serta administrasi kepegawaian lainnya;
Menyiapkan dan menyusun laporan pelaksanaan program dan anggran
Kepala Bidang Pengairan
Kepala Bidang Pengairan adalah:
Menyampaikan saran pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun tertulis, baik diminta ataupun tidak sebagai bahan pengambilan
Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang pengairan untuk mengetahui tingkat kinerja yang dicapai;
Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian bawahan dalam pelaksanakan tugas;
Meneliti dan menetapkan isian pembangunan sumberdaya air sesuai ketentuan yang berlaku;
program; Mengkoordinasikan pelaksanaan pembanguna bencana alam;
Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan program pengairan dengan program instansi terkait agar diperoleh keterpaduan pelaksanaan
Mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan dan perbaikan jaringan irigasi beserta bangunan perlengkapan lain;
jaringan irigasi non lintas Kabupaten beserta bangunan perlengkapannya sesuai ketentuan yang berlaku;
Merencanakan dan menyiapkan dukungan/bantuan kerja sama pengelolaan sumber daya air permukaan, pelaksanaan eksploitasi dan pemeliharaan
pengairan bendungan dan danau sesuai ketentuan yang berlaku;
Melaksanakan dan menyampaikan standar pengelolaan pengairan; Merencanakan dan menyiapkan dukungan/bantuan kerja sama pengelolaan
Mengkoordinasi pelaksanakan pembinaan dan fasilitas pengelolaan dan pengembangan pengairan;
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada bidang pengairan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
I Kelembagaaan
Kepala Bidang Pengairan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas menyiapkan
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3.
pelaksanakan tugas; Menyiapkan dan melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala kepada atasan;
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar; Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian staf dibawahnya dalam