BAB VI - DOCRPIJM_174efa8fe4_BAB VIBab 6 Kelembagaan, 1.pdf

  RENCANA  TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI  JANGKA MENENGAH  (RPIJM)  ‐ BIDANG CIPTA KARYA  

  2016

KABUPATEN  SERAM BAGIAN BARAT  BAB  VI    KELEMBAGAAN        

   

      6.1.

Petunjuk Umum 

  Tujuan   peningkatan  kelembagaan  daerah  terkait  langsung  dengan  pembangunan  prasarana

    kota  bidang  PU/Cipta  Karya,  yaitu  agar  investasi  pembangunan  dapat  dilaksanakan   secara  optimal  oleh  Pemerintah  Kabupaten/Kota  serta  terjamin  keterlanjutannya.

    Dalam

    hal  kegiatan  pembangunan  prasarana  kota,  wilayah  kegiatan  pembangunan  lebih   dari  satu  wilayah  kabupaten/kota,  maka  aspek  kelembagaan  perlu  dibahas  di  tingkat

   propinsi dan tingkat nasional melalui pembahasan tersebut diharapkan dapat  diwujudkan  fungsi koordinasi dan kerjasama antar pemerintah daerah. 

  Aspek   kelembagaan  dibahas  pada  masing‐masing  sektor  pembangunan  dengan  memperhatikan

    fungsi  koordinasi  dan  sinkronisasi  kegiatan  antar  sektor  pembangunan   prasarana  kota,  sesuai  dengan  kedudukan  dan  tugas  masing‐masing  unit

    organisasi/instansi.  Kelembagaan  di  kabupaten/kota  perlu  dioptimalisasi  dan  dikoordinasikan  serta disinkrosnisasi uraian jabaran dari fungsi‐fungsi sesuai dengan  kedudukan

   dan tugas masing‐masing unit organisasi/instansi dan perangkatnya, guna  tercapai  tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan  prasarana

   kota termasuk didalamnya Bappeda, Dinas‐dinas, PDAM dll.  a.

Kelayakan Kelembagaan untuk Investasi Pembangunan Daerah 

   Batasan 

   suatusubyek   yang  mengemban  tugas‐tugas  tertentu  bagi  tercapainya  tujuan

  Kelayakan,  adalah  hasil  telahan  (asessment)  tentang  kapasitas 

  ‐tujuanyang ditetapkan.  Kelembagaan,  merupakan  suatu  subyek  dan  sekaligus  juga 

   menunjukkepada  bentuk, sifat‐sifat dan atau fungsi‐fungsinya (build in)  yangterkait

    (involve),  berkepentingan  (concern)  dan  bertanggung‐ jawab(responsible)  untuk tercapainya tujuan‐tujuan yang ditetapkan. 

   untukmampu  melahirkan/menciptakan tujuan‐tujuan yang ditetapkan. 

  Investasi,  adalah  salah  satu  masukan  dalam  proses  pembangunan 

   dansekaligus   juga  subyek  untuk  memenuhi  tuntutan  “stakeholder”‐

  Pembangunan  Daerah,  dimaksudkan  sebagai  proses,  obyek, 

  I Kelembagaaan RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –  

  Hal ‐

  VI

  RENCANA  TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI  JANGKA MENENGAH  (RPIJM)  ‐ BIDANG CIPTA KARYA  

  2016 KABUPATEN  SERAM BAGIAN BARAT 

  nya,bagi   terciptanya  masyarakat  yang  adil,  tentram,  dan  sejahtera  di  Daerah.

    

  Perlunya Kelayakan  Kelayakan

   yang tinggi bagi suatu institusi yang terkait danbertanggungjawab  atas  terselenggaranya visi dan misi‐nya, sangat pentingartinya bagi tercapai  tujuan

    yang  dikehendaki  dengan  efektif  dan  efisien.Makin  layak  ia  makin  tinggi  tingkat efisiensi yang dihasilkan dalammenyelesaikan tugas‐tugasnya,  demikian

   juga sebaliknya.  John

   L. Taylor, Ph.D., dalam “Indonesia Urban InfrastructureDevelopment

  Practical   Guide  for  Urban  Managers,  hal  XII‐7  menulisbahwa  berdasarkan 

  paradigma   baru  tentang  pemerintahan  desentralisasi  diIndonesia,  perubahan

  ‐perubahan berikut sedang berlangsung, yakni:  Ada  gerakan  bagi  pelaksanaan  “Good  Urban  Governance”,termasuk 

   didalamnya   transparansi,  partisipasi,  akuntabilitas,tanggap,  demokrasi,  negara

   hukum, dan aspek‐aspek lainnya darimasyarakat madani;  Sistem yang dikembangan meliputi keterlibatan kelompok“stakeholder” 

   atau   mitra  dalam  pembangunan  yang  lebih  luas,termasuk  masyarakat  lokal,

   pemerintah daerah, wira‐swasta, LSMdan lain‐lainnya;  Adanya  perubahan  atas  sistem  keseimbangan  kemitraan 

   (balancedpartnership

   system), melibatkan konsultasi dan arus dua arah 

  dalamparadigma   yang  sedang  tumbuh,  yang  mencakup  unsur  eksekutifdan

    unsur  legislatif  Pemerintah  Daerah,  wiraswasta,  masyarakatlokal,   konsultan  dan  LSM  dan  forum  kota,  sebagaimana  jugaberlangsung

   di tingkat pemerintahan yang lebih tinggi.  Perubahan

  ‐perubahan  dimaksud  tentu  menuntut  adanya  kapasitas  baru  ataukapasitas   tambahan  yang  diperlukan,  agar  suatu  institusi  menjadi 

  “layak”(mampu   secara  efektif  dan  efisien)  melaksanakan  tugas‐tugasnya. 

  Danmasih   banyak  alasan‐alasan  lainnya,  seperti  kemajuan  teknologi. 

  Informasidan   komunikasi  yang  terus  berkembang,  menuntut  perlunya  selalukelayakan

   suatu kelembagaan ditingkatkan.  Pembahasan tentang kelembagaan, tidak cukup dengan

              memandang“lembaga”   sebagai  wadah,  dengan  struktur  organisasinya  dll‐ nya,

    karenaitu  baru  “raga”  dari  lembaga  tersebut.  Disamping  ada  “raga”,  lembagamempunyai  “spirit” atau dapat disebut juga sebagai “roh”. Roh itu  beradapada

    manusia‐manusianya,  yang  menjadi  anggota  lembaga  tersebut.Sehingga   upaya  meningkatkan  kelayakan  suatu  lembaga,  tidak  cukupdengan

    hanya  menyempurnakan  struktur  organisasinya  dan  hal‐hal  lainnyayang   bersifat  pisik  saja,  tetapi  juga  penting  untuk  meningkatkankapasitas/kemampuan

   (pengetahuan, ketrampilan dan moral‐ etika)  orang‐orangyang bertugas dalam lembaga tersebut. 

   Kendala Pelaksanaan Otonomi 

  Pemerintah   menyadari  bahwa  penyelenggaraan  otonomi  daerah  dalamrealitasnya

    masih  mengalami  kendala  yang  tidak  kecil,  yang  dapatdiidentifikasikan  sebagai berikut: 

   regulasi, Regulasi untuk pelaksanaan otonomi Kendala            masihmenyisakan

    persoalan  yang  berarti,  dilihat  dari  kelengkapan, 

  I Kelembagaaan RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –  

  Hal ‐

  VI RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –

  I   Kelembagaaan

    pedoman/acuan   pengembangan

    membiayai  penyelenggaraan  desentralisasi,  yang  ternyatamembutuhkan  biaya yang tidak kecil.  b.

   Pengertian dan Tujuan 

  Semangat   desentralisasi

    penyelenggaraan   pemerintah

    daerah,   sebagaimanadituangkan

   dalam UU 22/1999, dan kemudian diubah menjadi  UU32/2004,

    serta  aturan‐aturan  pelaksanaannya,  membutuhkan  upaya‐ upayaterkoordinasi   agar  dapat  menjamin  bahwa  tujuan  pelaksanaan  kebijakanotonomi

   di daerah tercapai.  Selanjutnya,

    kapasitas   sebagaimanadirumuskan

    untuk   mendukung

    dalam  “Kerangka  Nasional  Pengembangan  dan  PeningkatanKapasitas”

    (KNP2K)  dalam  rangka  mendukung  Desentralisasi,  yangdikeluarkan  bersama oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara 

  Perencanaan   Pembangunan  Nasional,  Kepala  Bappenas,  6  November 

  2002,merujuk   pada  kebutuhan  untuk  menyempurnakan  peraturan  danperundangan,

    melakukan  reformasi  kelembagaan,  memperbaiki  tata‐ kerjadan   mekanisme  koordinasi,  peningkatan  kapasitas  SDM:  keterampilan  dankualifikasinya,

    perubahan  pada  sistem  nilai  dan  sikap;  dan  keseluruhankebutuhan   otonomi  daerah  bagi  pendekatan  baru  untuk  pelaksanaan

    “goodgovernance”,  sistem  administrasi,  dan  mekanisme  partisipasi  dalampembangunan, agar dapat memenuhi tuntutan untuk lebih  baik

   dalammelaksanakan demokrasi. 

    percepatandesentralisasi.  Demikian juga ada keterbatasan kemampuan  keuanganuntuk

    provider)

  Hal

   Kendala  persepsi.  Proses  keterbukaan  yang  berkembang  telahberdampak   pada  munculnya  kecenderungan  keragaman  persepsi  dalammenyikapi   otonomi  luas,  sehingga  menimbulkan  friksi  pemerintahan,terutama

  VI ‐

  RENCANA  TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI  JANGKA MENENGAH  (RPIJM)  ‐ BIDANG CIPTA KARYA   KABUPATEN  SERAM BAGIAN BARAT 

  2016

  kejelasandan   kemantapannya,  yang  berakibat  penyelenggaraan  otonomi

    daerahyang  kini  berjalan  ditanggapi  secara  beragam,  dan  bahkanmenimbulkan  ekses berupa konflik kepentingan; 

   Kendala  koordinasi.  Proses  koordinasi  pelaksanaan  otonomi  daerahantara   Instansi  Pemerintah  Pusat  (khususnya  yang  terkait  denganpenyusunan

    peraturan  dan  pedoman  baru)  belum  berjalan  dengan   baik,sehingga  berakibat  kurang  konsistennya  peraturan  yang  dikeluarkan;

   

   yang berkaitan dengan distribusi kewenangan; 

  (service

   Kendala  waktu.  Euphoria  otonomi  daerah  yang  begitu  menggebu‐ gebudi   era  reformasi  ini  menuntut  kecepatan  dan  ketanggapan  yang  tinggiuntuk

    menyusun  berbagai  peraturan  dan  kebijakan  yang  diperlukan.Sementara   Pemerintah  (Pusat  dan  Daerah)  tidak  punya  cukup

    waktuuntuk  melakukannya,  walau  sadar  bahwa  yang  ada  memang  belumlengkap; 

   Kendala  keterbatasan  sumberdaya.  Rendahnya  kualitas/kapasitas  SDMjelas

    merupakan   faktor

    yang   dominan

    dalam   ketidakmampuanmemberdayakan

   kapasitasnya. Juga masih terbatasnya  penyediajasa/layanan  

Peningkatan Kapasitas (Capacity Building) 

  RENCANA  TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI  JANGKA MENENGAH  (RPIJM)  ‐ BIDANG CIPTA KARYA  

  2016 KABUPATEN  SERAM BAGIAN BARAT 

  Lebih   jauh  dirumuskan  bahwa  tujuan  KNP2K  adalah:  (i)  mengakselerasipelaksanaan

    desentralisasi  sesuai  dengan  ketentuan  yang  berlaku;(ii)   penataan  secara  proporsional  tugas,  fungsi,  sistem  keuangan,mekanisme

    dan  tanggungjawab  dalam  rangka  pelaksanaan  peningkatankapasitas   daerah;  (iii)  mobilisasi  sumber‐sumber  dana 

  Pemerintah,  Daerah,dan lainnya, dan (iv) penggunaan sumber‐sumber dana  secara

   efektif danefisien.  

  Prinsip Peningkatan Kapasitas  Adapun

    prinsip  dari  pelaksanaan  pengembangan  dan  peningkatan  kapasitasadalah:   (i)  pengembangan  kapasitas  bersifat  multi‐dimensional,  mencakupbeberapa

   kerangka waktu; jangka panjang, jangka menengah, dan  jangkapendek,   (ii)  pengembangan  kapasitas  menyangkut  “multiple 

  stakeholders”,(iii)

   pengembangan kapasitas harus bersifat “demand driven”,  dimanakebutuhannya   tidak  ditentukan  dari  atas/luar,  tetapi  harus  datang  daristakeholdernya

    sendiri,  dan  (iv)  pengembangan  kapasitas  mengacu  padakebijakan  nasional, seperti RPJMN 2004‐2009 (Peraturan PresidenNo.7  tahun

   2005), dan Rencana Kerja Pemerintah (Contoh: PP 20/2004).  Faktor

    utama  untuk  terwujudnya  upaya  pengembangan  dan  peningkatankapasitas  yang berhasil adalah adanya komitmen dari Pimpinan 

  PemerintahDaerah  dan atau Pimpinan Instansi/Unit Kerja yang bersangkutan  atasniatnya yang sungguh untuk melakukan

      ‐sungguh      program/proyekpeningkatan   kapasitas  yang  dimaksud,  serta  siap  dengan  semuakonsekuensinya..  

   Ruang Lingkup 

  Adapun   ruang  lingkup  peningkatan  kapasitas  pada  umumnya  meliputi 

  level of intervension)

  tigatingkatan intervensi (three agar               pencapaianpeningkatan

   kapasitas dapat efektif dan berkelanjutan (effective 

  andsustainable),

    yakni:  (i)  pada  tingkatan  (level)  sistem,  seperti  perumusankembali  kerangka kebijakan pengaturan bagi tercapainya tujuan‐ tujuankebijakan

    tertentu,  (ii)  pada  tingkatan  (level)  kelembagaan,  menyangkutstruktur  organisasi, proses pengambilan keputusan, mekanisme  tata

  ‐kerja,instrumen manajemen, tata‐hubungan dan jejaring organisasi, dll,  dan(iii)   pada  tingkatan  (level)  individu,  yakni  peningkatan  ketrampilan 

  (skills),kualifikasi,  pengetahuan, sikap, etika, dan motivasi kerjanya. 

  Kemudian KNP2KDMD merumuskan 8 (delapan) agenda             pengembangankapasitas

   untuk mendukung desentralisasi, yakni: 

   peraturan perundangan yang dibutuhkan Pengembangan 

          untukmendukung  desentralisasi; 

  Pengembangan kelembagaan daerah; 

   Pengembangan personil daerah 

   Pengembangan keuangan daerah; 

   Peningkatan  kapasitas  DPRD,  Badan  Perwakilan  Desa,  ORNOPdan 

   Organisasi  Kemasyarakatan;  Pengembangan Sistem Perencanaan; 

   Pembangunan Ekonomi Daerah; dan 

   Pengembangan Kemampuan Mengelola Masa Transisi. 

   I Kelembagaaan RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –  

  Hal ‐

  VI

  • Program Pembentukan Peraturan Perundangan 
  • Program Implementasi Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah 
  • Program Peningkatan Kualitas Proses Politik 
  • Program Pengawasan Aparatur Negara 
  • Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan 
  • Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 
  • Program Peningkatan Kapasitas SDM 
  • Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah 
  • Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan PemerintahanDaerah 
  • Program Penataan Pengelolaan Keuangan Daerah 
  • Program Penguatan Lembaga Non Pemerintah 
  • Program Peningkatan Ekonomi Wilayah 
  • Program Pembangunan Perkotaan 
  • Program Penataan Ruang 
  • Program Pengelolaan Pertanahan 
  • Program Penguatan Organisasi Masyarakat. 

   Mengidentifikasikan  dan   merumuskan

  Koordinasi Pelaksanaan  Pemerintah

   Perencanaan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan.  

  KapasitasKelembagaan;  

  Peningkatan  

  Pelaksanaan  

  Evaluasi  

   Monitoring  dan  

   Pelaksanaan Rencana Tindak Peningkatan Kapasitas Kelembagaan; 

   Menyediakan acuan atau rujukan dalam mengalokasikan kegiatandan  anggaran  guna mendukung percepatan pelaksanaan otonomidaerah; 

   

   Menetapkan  rencana  tindak  (action  plan)  pengembangan  danpeningkatan   kapasitas  secara  keseluruhan  yang  terkoordinir  danefisien;

   Mengidentifikasikan dan merumuskan prioritas bagi prakarsa prakarsa  pengembangan  dan peningkatan kapasitas; 

    dan  peningkatan  kapasitas  secara  komprehensif.  

    kebutuhan ‐ kebutuhanpengembangan

   

  RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –

    garis  besar  tahapan  kegiatan  untuk  mendukung  tercapainya  prinsipdan   tujuan  pengembangan  dan  peningkatan  kapasitas  antara  lain  sebagaiberikut:

  Tahapan  Dalam

    

   Bidang Pembangunan Daerah: 

   Bidang Pembangunan Politik: 

   Bidang Pembangunan Ekonomi: 

  Bidang Pembangunan Hukum: 

   kapasitas untuk mendukung desentralisasiadalah, meliputi:  

  Adapun   program‐program  nasional  yang  terkait  dengan  aspekpengembangan  dan  peningkatan

  2016

  RENCANA  TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI  JANGKA MENENGAH  (RPIJM)  ‐ BIDANG CIPTA KARYA   KABUPATEN  SERAM BAGIAN BARAT 

  VI ‐

  Hal

  I   Kelembagaaan

    menyadari  bahwa  pelaksanaan  pengembangan  dan  peningkatankapasitas   dalam  desentralisasi  dan  otonomi  daerah  tidak  akan 

  RENCANA  TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI  JANGKA MENENGAH  (RPIJM)  ‐ BIDANG CIPTA KARYA  

  2016 KABUPATEN  SERAM BAGIAN BARAT 

  dapatberjalan   hanya  oleh  satu  instansi  pemerintah  saja,  tetapi  merupakan  usahabersama

   dari berbagai instansi dan lembaga non‐pemerintah, baik di  pusatdan   di  daerah.  Berkaitan  dengan  itu,  telah  dibentuk  suatu  tim  koordinasiantar

    departemen  di  Pusat  (Tim  Keppres  No.  157  Tahun  2000)  untukmendukung   pelaksanaan  UU  tentang  Pemerintahan  Daerah  dan  UU  tentangPerimbangan

    Keuangan  Pusat  dan  Daerah.  Keppres  tersebut  telahmenetapkan  sub‐sub tim kerja, dimana salah satunya adalah Sub Tim 

  KerjaVI   yang  ditugaskan  untuk  mengkoordinasikan  kegiatan  monitoring  danevaluasi,

    serta  memfasilitasi  prakarsa‐prakarsa  pengembangan  danpeningkatan   kapasitas,  termasuk  prakarsa  yang  didukung  oleh  lembagadonor.  

  Koordinasi  dan pengkajian akan terus dilakukan Pemerintah/Sub Tim KerjaVI 

  Keppres   157  Tahun  2000  terhadap  upaya  pengembangan  danpeningkatan  kapasitas,

   berkaitan dengan hal‐hal berikut:  Mengkoordinasikan  informasi  berkaitan  dengan  program  /  kegiatan 

   pengembangan dan peningkatan kapasitas kepada           semua“stakeholder”.

    Memberikan  pembinaan  kepada  Daerah  berkenaan  dengan 

   strategistrategidan program pengembangan dan   ‐program      peningkatankapasitas.

    Memfasilitasi  akses  Daerah  terhadap  program‐program  yang 

   didanaioleh   Pemerintah  dan  bila  diperlukan  dari  Lembaga‐lembaga  Donor.   identifikasi dan koordinasi

   programprogrampengembangandan   peningkatan  kapasitas  Pusat  danDaerah yang akan dilakukan oleh Depatemen

  Melakukan       

              Teknis/Sektoralmaupun

   oleh Pemda, serta pembiayaannya agar dapat  memfasilitasipenyelenggaraan  Otonomi Daerah dengan baik. 

   akanpengembangan dan peningkatan kapasitas         sertamemperbaharui/merevisi

  Mengkaji  kebutuhan‐kebutuhan  Daerah  (need  assessment) 

    strategi‐strategi  dan  program‐ programberdasarkan   perubahan‐perubahan  kebutuhan  Daerah  dan  InstansiPusat.  

   identifikasi, menyusun data base dan memberikaninformasi  mengenai lembaga penyedia pelayanan (service 

  Melakukan           

  provider)untuk

   pengembangan dan peningkatan kapasitas  Pemerintah

   akan melibatkan secara erat asosiasi‐asosiasi Pemerintahdaerah  dan   DPRD,  asosiasi  professional,  Ornop,  dan  lembagakemasyarakatan  lainnya,

   dan masyarakat donor (donor community) sertapihak‐pihak lainnya  yang  terkait dalam rangka pengembangan danpeningkatan kapasitas 

        6.2.

Kondisi Kelembagaan 

  I Kelembagaaan RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –  

  Hal ‐

  VI

  RENCANA  TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI  JANGKA MENENGAH  (RPIJM)  ‐ BIDANG CIPTA KARYA  

  2016 KABUPATEN  SERAM BAGIAN BARAT 

  Dinas   Pekerjaan  Umum  Kabupaten  seram  Bagian  Barat  adalah  Lembaga  Teknis 

  Daerah   yang  merupakan  unsur  penunjang  Pemerintah  daerah  Kabupaten  Bagian 

  Seram  Bagian Barat bertanggung Jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. 

  Dinas   Pekerjaan  Umum  mempunyai  tugas  pokok  melaksanakan  kewenagan  desentralisasi

   dan tugas pembantuan dibidang pekerjaan umum.  Untuk

    melaksanakan  tugas  pokok  sebagaimana  tersebut  di  atas,  Dinas  Pekerjaan  Umum

   mempenyai fungsi:  a. Perumusan program di bidang pekerjaan umum sesuai Rencana Strategi Daerah / 

  Rencana  Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD);  b.

  Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum;  c. Pemberian  perizinan  dan  pelaksanaan  pelayanan  umum  di  bidang  pekerjaan  umum

   berdasarkan peraturan perundang‐undangan;  d. Pembinaan teknis dibidang pekerjaan umum;  e. Pembinaan  Unit  Pelaksana  Teknis  Dinas  (UPTD)  dan  kelompok  jabatan  fungsional;

    f. Pelaksanaan urusan ketatalaksanaan dinas;  g.

  Pelaksanaan  tugas  lain  sesuai  kebijakan  yang  diberikan  oleh  Bupati  di  bidang  pekerjaan  umum. 

  Sesuai   dengan  Peraturan  Daerah  (Perda)Kabupaten  Seram  Bagian  Barat  Nomor  09  tahun

   2008 tentang Pembentukan Organisasi dan TataKerja Dinas Pekerjaan Umum  Kabupaten

    Seram  Bagian  Barat  yang  tercermin  dalam  Struktur  Organisasi  dengan  susunan  sebagai berikut : 

  a) Kepala Dinas 

  b) Sekretariat, membawahi : 

  Sub Bagian Umum dan Kepegawaian   Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan  

  c) Bidang Pengairan, membawahi: 

  Seksi Irigasi   Seksi Rawa, Sungai dan Pantai 

   d) Bidang Bina Marga, membawahi: 

   Seksi Jalan 

   Seksi Jembatan 

  e) Bidang Cipta Karya, membawahi: 

   Seksi Permukiman  Seksi Tata Bangunan  

  f) Bidang Tata Kota, membawahi: 

   Seksi Permukiman dan Penata Ruang  Seksi Kebersihan dan Perizinan  

  g) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), membawahi Sub Bagian Tata Usaha. 

  h) Kelompok Jabatan Fungsional. 

             

  I Kelembagaaan RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –  

  Hal ‐

  VI

  RENCANA  TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI  JANGKA MENENGAH  (RPIJM)  ‐ BIDANG CIPTA KARYA  

  2016 KABUPATEN  SERAM BAGIAN BARAT 

  STRUKTUR  ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM 

  KABUPATEN  SERAM BAGIAN BARAT 

     

  Kepala

     

  Sekretariat

      Kelompok

  Jabatan

   

  Sub Bagian Sub Bagian Fungsional Umum& Perencanaan

   

  Kepegawaian & Keuangan

         

  Bidang Bidang Bidang Bidang Pengairan Bina Marga Cipta Karya Tata Kota

       

  Seksi

   

  

Seksi Seksi Seksi Pemukiman

   

  

Irigasi Jalan Pemukiman & Penataan

   

  Ruang

     

  Seksi Seksi Seksi

   

  Seksi Sungai, Rawa Tata Kebersihan &

    Jembatan

  & Pantai Bangunan Perizinan

       

  UPTD

   

  Sub Bagian

   

  Tata Usaha

     

  Dalam  melaksanakan fungsinya, maka uraian tugas dan tanggung jawab dari masing‐ masing

   pejabat eselon sebagaimana yang digambarkan dalam struktur organisasi di  atas   pada  Dinas  Pekerjaan  Umum  Kabupaten  Seram  Bagian  Barat  adalah  sebagai  berikut

   :  1.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum 

  Tugas  Kepala Dinas Pekerjaan Umum adalah : 

  Kepala   Dinas  mempunyai  tugas  membantu  Bupati  melaksanakan  kewenangan

    desentralisasi  dan  tugas  pembantuan  yang  diberikan  pemerintah  di bidang Pekerjaan Umum. 

  Untuk   melaksanakan  tugas  sebagaimana  tersebut  di  atas,  Kepala  Dinas 

  Pekerjaan  Umum menyelenggarakan fungsi: 

   Strategis  Pemerintah Daerah/RPJMD; 

  Menyusun  program  bidang  Pekerjaan  Umum  sesuai  Rencana 

   Mengkoordinasikan  perumusan  kebijakan  teknis  di  bidang  pekerjaan  umum; 

  I Kelembagaaan RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –  

  Hal ‐

  VI

  RENCANA  TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI  JANGKA MENENGAH  (RPIJM)  ‐ BIDANG CIPTA KARYA  

  2016 KABUPATEN  SERAM BAGIAN BARAT 

   Mengoordinasikan pelaksanaan tugas kesekretariatan;  Mengkoordinasikan  penyusunan  rencana  dan  kegiatan  di  bidang 

   pekerjaan  umum; 

   Mengkoordinasikan pelaksanaan pengairan;  Mengkoordinasikan pelaksanaan bina marga;   Mengkoordinasikan pelaksanaan cipta karya;  

   Mengkoordinasikan pelaksanaan tata kota; 

   Mengkoordinasikan  pelaksanaan  pengembangan  unit  pelaksana  teknis  dinas (UPTD); 

   yang  dipimpinnya; 

  Mengkoordinasikan  penyiapan  laporan  pelaksanaan  tugas  dinas 

   Melaksanakan  tugas  lain  di  bidang  pekerjaan  umum  sesuai  kebijakan   yang  ditetapkan  Bupati,  Wakil  Bupati  dan  Sekretaris  Daerah.  

    2.

Sekretaris 

  Sekretaris  pada Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok  membantu

    Kepala  Dinas  menyelenggarakan  pelayanan  teknis  administrasi  dalam   urusan  administrasi  umu  dan  kepegawaian,  perencanaan  dan  keuangan.

    Untuk

    melaksanakan  tugas  dimaksud,  Sekretaris  Dinas  menyelenggarakan  fungsi:  

   kesekretariatan  perbulanan, triwulan dan tahunan. 

  Menyiapkan  penyusunan  dan  melaksanakan  rencana  kegiatan 

   tangga,   keamanan  dan  ketertiban,  administrasi,  perjalanan  dinas,  keuangan

  Menyiapkan  urusan  surat  menyurat  dan  tata  kearsipan,  rumaha 

    dan  protokol  serta  perawatan  dan  pemeliharaan  perlengkapan  dan perbekalan Dinas; 

   dalam  rangka pembinaan organisasi dan tata laksana Dinas; 

  Menyelenggarakan  pengumpulan  dan  pengolahan  bahan  dan  data 

   anggaran,   serta  menyelenggarakan  monitoring  dan  evaluasi  pelaksanaan

  Mengkoordinasikan  dan  melaksanakan  perencanaan  program  dan 

   program dan anggaran Dinas;  Melaksanakan pengelolaan keuangan dinas;   Menyelenggarakan administrasi kepegawaian dinas; 

   Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian bawahan dalam 

   melaksanakan  tugas; 

   mengetahui  tingkat kinerja yang dicapai; 

  Melakukan  evaluasi    pelaksanaan  kegiatan  kesekretariatan  untuk 

   secara   lisan  maupun  tertulis  yang  diminta  maupun  tidak  sebagai  bahan

  Menyampaikan  saran  dan  pertimbangan  kepada  atasan  baik 

   pengambilan keputusan;  Melaporkan  pelaksanaan  tugas  hasil  kegiatan  kesekretariatan   secara

   berkala sebagai bahan masukan bagi atasan;    Melaksanakan  tugas lain yang diberikan oleh atasan;   

  I Kelembagaaan RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –  

  Hal ‐

  VI RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –

  I   Kelembagaaan

   Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan 

   

   Melaksanakan  penghimpunan  dan  mempelajari  peraturan  perundang‐ undangan   dibidang  kepegawaian  dalam  rangka  menyiapkan  konsep  pemecahan

   masalah yang berhubungan dengan kepegawaian;   Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf dibawahnya agar  pelaksanaan

   tugas dapat dilaksankan dengan tertib dan lancar;   Melaksanakan  pembinaan,  pengawasan  dan  penilaian  staf  dibawahnya  dalam

   melaksankan tugas;   Menyiapkan  dan  melaporkan  pelaksanaan  tugas  kegiatan  secara  berkala  kepada

   atasan;   Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.    2.2.

  Kepala   Sub  Bagian  Perencanaan  dan  Keuangan  mempunyai  tugas  pokok  membantu

   

   Sekretaris mengelola urusan perencanaan dan keuangan.  Fungsi

    Kepala  Sub  Bagian  Perencanaan  dan  Keuangan  Dinas  Pekerjanan  Umum,

   antara lain:   Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada sub  bagian

    perencanaan  dan  keuangan  sebagai  pedoman  dalam  melaksanakan  tugas; 

   Menyiapkan  bahan  dan  data  perencanaan  dan  keuangan  dalam  rangka  menyusun  rencana anggaran pendapatan dan belanja Dinas; 

   Melaksankan  monitoring  dan  evaluasi  pelaksanaan  program  dan  anggaran  Dinas; 

   Melaksankan  rencana  formasi  kebutuhan  dan  pengembangan  pegawai  Dinas;

   Melaksanakan  urusan  pemberian  penghargaan  dan  kesejahteraan  pegawai  Dinas;

  Hal

  Untuk   melaksanakan  tugas  pokok  tersebut,  Kepala  Sub  Bagian  Umum  dan 

  VI ‐

  RENCANA  TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI  JANGKA MENENGAH  (RPIJM)  ‐ BIDANG CIPTA KARYA   KABUPATEN  SERAM BAGIAN BARAT 

  2016   2.1.

   Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 

  Kepala  Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok membantu 

  Sekretaris  melaksanakan urusan administrasi umum dan kepegawaian.  

  Kepegawaian  mempunyai fungsi: 

   

   Menyiapkan  penyusunan  dan  melaksanakan  rencana  kegiatan  pada  Sub  Bagian

    Umum  dan  Kepegawaian  sebagai  pedoman  dalam  melaksanakan  tugas;  

   Melaksanakan  urusan  surat  menyurat  dan  tata  kearsipan,  rumah  tangga,  keamanan   dan  ketertiban,  administrasi,  perjalanan  dinas,  keuangan,  protokol,

   serta perawatan dan pemeliharaan perlengkapan dan perbekalan  dinas;  

   Melaksanakan urusan administrasi kepegawaian dinas meliputi : pengusulan,  pengangkatan,   kenaikan  pangkat,  kenaikan  berkala,  pemindahan,  cuti,  pemberhentian

    dan  pensiun,  penyusunan  daftar  urut  kepangkatan,  bezzeting   pegawai  dan  sumpa  janji  PNS  serta  administrasi  kepegawaian  lainnya;

   Menyiapkan  dan  menyusun  laporan  pelaksanaan  program  dan  anggran 

Kepala Bidang Pengairan 

   Kepala Bidang Pengairan adalah: 

   Menyampaikan  saran  pertimbangan  kepada  atasan  baik  secara  lisan  maupun  tertulis, baik diminta ataupun tidak sebagai bahan pengambilan 

   Melakukan  evaluasi  pelaksanaan  kegiatan  bidang  pengairan  untuk  mengetahui  tingkat kinerja yang dicapai; 

   Melakukan  pembinaan,  pengawasan  dan  penilaian  bawahan  dalam  pelaksanakan   tugas; 

   Meneliti  dan  menetapkan  isian  pembangunan  sumberdaya  air  sesuai  ketentuan  yang berlaku; 

   program;   Mengkoordinasikan pelaksanaan pembanguna bencana alam; 

   Mengkoordinasikan  dan  mengawasi  pelaksanaan  kegiatan  program  pengairan  dengan  program  instansi  terkait agar  diperoleh  keterpaduan  pelaksanaan

   Mengkoordinasikan  pelaksanaan  pembangunan  dan  perbaikan  jaringan  irigasi  beserta bangunan perlengkapan lain; 

    jaringan  irigasi  non  lintas  Kabupaten  beserta  bangunan  perlengkapannya  sesuai ketentuan yang berlaku; 

   Merencanakan  dan  menyiapkan  dukungan/bantuan  kerja  sama  pengelolaan   sumber  daya  air  permukaan,  pelaksanaan  eksploitasi  dan  pemeliharaan

    pengairan  bendungan  dan  danau  sesuai  ketentuan  yang  berlaku;  

   Melaksanakan dan menyampaikan standar pengelolaan pengairan;   Merencanakan  dan  menyiapkan  dukungan/bantuan  kerja  sama  pengelolaan

   Mengkoordinasi pelaksanakan pembinaan dan fasilitas pengelolaan dan  pengembangan   pengairan; 

   Menyiapkan  penyusunan  dan  melaksanakan  rencana  kegiatan  pada  bidang  pengairan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas; 

  RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –

  I   Kelembagaaan

  Kepala   Bidang  Pengairan  mempunyai  tugas  pokok  membantu  Kepala  Dinas  menyiapkan

     Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.  3.

   pelaksanakan  tugas;   Menyiapkan  dan  melaporkan  pelaksanaan  tugas  secara  berkala  kepada  atasan;

   pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar;   Melakukan  pembinaan,  pengawasan  dan  penilaian  staf  dibawahnya  dalam