Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Sorong Selatan

  3.59% dari luas Kabupaten Sorong Selatan. Luas masing-masing distrik di Kabupaten Sorong Selatan dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Sorong Selatan per Distrik Tahun 2007

  2 No. Distrik Luas Area ( km ) Prosentase ( % )

  1 I nanwatan 82.986,56 6,28

  A B

  2 Kokoda 115.534,54 8,74

  I I B

  I I

  A B B

  3 Aifat Timur 192.930,3 14,60

  4 Aifat 262.499,01 19,87

  5 Aitinyo 71.768,71 5,43

  G A M B A R A N U M U M D A N K O N D

  I S

  I A M B A R A N M U M A N O N D

  I S

  6 Moswaren 88.438,76 6,69

  I G U D K

  7 Teminabuan 90.604,40 6,86

  8 Ayamaru 58.549,30 4,43

  9 Sawiat 102.688,53 7,77

  W

  I L A Y A H K A B U P A T E N S O R O N G S E L A T A N

  10 Mare 51.133,00 3,87

  I L A Y A H K A B U P A T E N S O R O N G S E L A T A N W

  11 Matemani Kais 94.889,92 7,18

  12 Wayer 29.121,30 2,20

  13 Seremuk 48.737,14 3,69

  14 Ayamaru Utara 31.307,85 2,37

  Kabupaten Sorong Selatan 1.321.189,39 100,00 2 .1 Ge ogra fi da n Fisik Wila ya h Sumber : Analisis Peta

  2.1.1 Letak Geografi

  abupaten Sorong Selatan terletak dibagian barat Pulau Papua. Secara geografis, 1 1 Kabupaten Sorong Selatan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat Kabupaten Sorong Selatan pada posisi 131º 42 0” BT - 132º 58 12”BT dan 0º 55’ dengan I bukota Teminabuan. Kabupaten ini bersama Kabupaten Raja Ampat merupakan hasil 12” LS - 2º 17’ 24” LS. Kabupaten Sorong Selatan yang luasnya sekitar 1.321.189,39 pemekaran Kabupaten Sorong berdasarkan UU No. 26 tahun 2002. Secara administratif, ha (berdasarkan Peta A.41) berbatasan dengan wilayah :

  Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan terbagi dalam 14 Distrik, 3 kelurahan dan 210 kampung sebelah Utara bertasan dengan Distrik Moraid dan Distrik Fef (Kabupaten Sorong);

   K K dan desa.

  sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Kebar (Kabupaten Manokwari), Distrik Moskona

  

  Utara, Distrik Moskona Selatan dan Distrik Aranday (Kabupaten Teluk Bintuni); Distrik Aitinyo memunyai jumlah desa yang paling banyak, yaitu 26 desa atau kampung. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Bintuni dan Laut Seram;

  Sedangkan Distrik Moswaren merupakan distrik yang mempunyai jumlah desa paling sedikit,

  

  Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Seram, Distrik Beraur dan Distrik Makbon (Kabupaten yaitu sebanyak 6 desa atau kampung. Tabel pembagian administrasi dan ibukota serta

   Sorong).

  banyaknya kampung dalam distrik masing-masing dalam tabel berikut.

  2.1.2 Administrasi Wilayah 2 Luas kabupaten Sorong Selatan tercatat 29.810 km , saat ini terbagi menjadi 14 distrik 2 yang sebelumnya 10 distrik. Wilayah distrik terluas adalah I nanwatan, yaitu seluas 4.234 km 2

  (14,2% ) sedangkan wilayah terkecil adalah Distrik Ayamaru Utara, yaitu seluas 1.071 km atau

Tabel 2.2 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2006 No Distrik I bukota Banyaknya Desa/ Kelurahan Jumlah Nama Kampung Desa Kelurahan

  Kais 12 -

  25 Sauf, Sembaro, Kartapura, Arus, Kambuaya, Kambuskato, Soroan, Komakoma, Fiane, Men, Kofait, Huberita, Kambuwifa, Faitmajin, Framu, Mefkajin I I , Sosian, Temel, Adoh, I snum, Kanisabar, Chaliat, Fanse, Fraharoh

  9 Sawiat Wenslolo 16 -

  16 Klamit, Mlabolo, Sfakyo, Elles, Sodrofoyo, Sasnek, Wendi, Sawiat, Wen, Wenslolo, Kafalit, Wensoug, Pasir Putih, Wandum, Welek, Bemus

  10 Mare Suswa 7 -

  7 Suswa, Seya, Seni, Sire, Wabam, Kombif, Renis

  11 Matemani Kais

  12 Kais, Tepuri, Yahadian, Benawa I , Sumano, Makaroro, Siranggo, Haimaran, Mukamat, I kana, Onimsefa, Mogotemin

  Tapiri, Keyen, Wermith, Wernas, Kohoin, Kaibus

  12 Wayer Sangguer 8 -

  8 Sungguer, Boldon, Sesor, Waigo, Bagoraga, Wardik, Unggi, Wayer

  13 Seremuk Haha 16 -

  16 Klaogin, Knaya, Komonggaret, Sisir, Kayabo, Seremuk, Sayal, Sira, Mlaswat, Srer, Sbir, Tofot, Haha, Manggroholo, Woloin, Kamaro

  14 Ayamaru Yukase 8 -

  8 Karetubun, Yubiah, Mapura, Suwiam, Setta, Hohoyar, Segiyor

  8 Ayamaru Ayamaru 24 -

  20 Konda, Wersar, Wehali, Aibobor, Wamargege, Bariat, Manelek, Magis, Seribau, Tegirolo, Seyolo, Nakna, Gorolo, Namro,

  1 I nanwatan I nanwatan 13 -

  23 Kumurkek, Kisor, Susumuk, Kokas, Ayawasi, Konja, Sori, Kocuwer, Bori, Mosum, Yarat, Ayawasi Timur, I msun, Fatmayap, Faton, Susai

  13 Mate, Saga, Mugim, Nogibi, Wadoi, Solta Baru, I sogo, Sibae, Serkos, Nusa, Puragi, Tawanggire, Bedare

  2 Kokoda Kokoda 20 -

  20 Mikori, Siwatori, Tarof, Tambani, Negeri Besar, Kasuweri, Udagaga, Benawa I I , Atori/ Kambur, Korewatara, Daubak, Topdan, Arbasina, Kayubiro, Adona, Migirito, Totona, Biniwaku, Nayakore, Tapas

  3 Aifat Timur Aisa 13 -

  13 Aisa, Ayata, Kamat, Aikrer, Aitrem, Sawin, Ainesra, Sabah, Wormu, Fuog, Womba, Aifam, Tahsimara

  4 Aifat Kumurkek 23 -

  5 Aitinyo Aitinyo 26 -

  1

  26 Aitinyo, Korom, Soraaya, Tehak Kecil, Sris, Karsu I rohe, Sumanis, Kamro, Asmuruf, Yaksoro, Sira, Awit, Kambufatem, Kambufatem Utara, Fetase, Jitmau, I kuf, I sir, Fategomi, Faan, Tehak Besar, Gohsames, Mirafan, Ewai, Jitmau Timur

  6 Moswaren Moswaren

  6

  2

  6 Moswaren, Johsiro, Hararo, Bumiajo, Hasikjaya, Kamisabe

  7 Teminabuan Teminabuan

  18

  Kabupaten Sorong Selatan 210 3 213

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2010 - 2014

GAMBAR 3.1 PETA ADMINISTRASI KABUPATEN SORONG SELATAN

  2 .2 Pot e nsi da n Da ya Duk ung Lingk unga n

2.2.1 Topografi dan Morfologi

  Karakteristik topografi Kabupaten Sorong Selatan yang sebagian besar merupakan daerah dataran rendah menyebabkan sebagian besar kegiatan ekonomi maupun perkotaan berkembang di dataran rendah tersebut. Hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi tingkat perkembangan distrik-distrik yang ada di Kabupaten Sorong Selatan. Topografi wilayah Kabupaten Sorong Selatan berkisar antara 0 – 1668 m dpal (diatas permukaan air laut). Puncak tertinggi yaitu daerah Faumai, dengan ketinggian 1668 m dpal, terletak di bagian Barat Laut Teminabuan. Untuk lebih jelasnya, topografi seluruh Kabupaten Sorong Selatan dan per distrik di Kabupaten Sorong Selatan dapat dilihat pada tabel 2.3 dan gambar 2.2.

A. Topografi

  

  7 Teminabuan 69.374,75 17.381,04 2.687,43 323,76 15,33 - -

  

  Sumber : Bappeda Kabupaten Sorong Selatan

  14 Ayamaru Utara 4.777,58 17.963,27 7.343,26 1.153,60 65,76 4,25 - Jumlah 628.887,70 400.216,21 128.984,24 64.931,81 56.620,43 26.901,44 1.102,85

  13 Seremuk 36.313,91 10.407,52 908,33 420,54 221,38 - -

  12 Wayer - 16.345,22 3.664,84 - - - -

  11 Matemani Kais 83.958,23 9.808,71 5,95 - - - -

  10 Mare 8.211,35 49.423,28 29.012,31 8.615,28 2.082,88 216,96 -

  9 Sawiat 12.963,43 49.423,28 29.012,31 8.615,28 2.082,88 216,96 -

  8 Ayamaru 9.418,73 - - 2.642,13 - - -

  6 Moswaren 55.387,09 27.593,18 4.696,48 705,00 57,16 - -

  Dataran rendah meliputi Distrik Teminabuan, Seremuk, Wayer, Moswaren dan sebagian Aitinyo;

  5 Aitinyo 36.631,88 28.841,25 5.399,23 860,30 36,32 - -

  Topografi Kabupaten Sorong Selatan cukup bervariasi terdiri dari dataran tinggi yang merupakan daerah pegunungan dan lereng-lereng, (pedalaman ± 65% ), dataran rendah, air payau dan pantai (35% ). Secara garis besar, penyebaran wilayah tersebut adalah sebagai berikut :

  3 Aifat Timur 57.024,09 51.653,98 21.190,03 20.241,47 26.366,94 15.318,47 855,87

  2 Kokoda 105.746,62 9.196,48 8,49 - - - -

  1 Inanwatan 79.623,88 2.779,08 - - - - -

Tabel 2.3 Kemiringan Lereng Kabupaten Sorong Selatan per Distrik No Distrik 0 - 3% 3 - 8% 8 - 15% 15 - 25% 25 - 40% 40 - 60% > 60%

  Dataran tinggi meliputi Distrik Ayamaru, Ayamaru Utara, Mare, Aifat, Aifat Timur, Sawiat dan sebagian Aitinyo;

  Luas wilayah Kabupaten Sorong Selatan yang merupakan daerah dengan topografi pegunungan (kemiringan lereng > 40% ) adalah seluas 84.624,72 ha. Sedangkan luas wilayah kabupaten tersebut yang merupakan daerah perbukitan adalah seluas 193.916,05 ha. Sebelah Utara Kabupaten Sorong Selatan merupakan daerah Pegunungan Karst yang dikenal dengan nama Pegunungan Bukmadah. Distrik di Kabupaten Sorong Selatan yang mempunyai topografi dominan pegunungan adalah Distrik Sawiat, Distrik Mare, Distrik Wayer, Distrik Ayamaru, Distrik Ayamaru, Distrik Aitinyo dan Distrik Moswaren.

  Sebagian besar daerah Kabupaten Sorong Selatan merupakan daerah dataran rendah dengan kemiringan lereng berkisar dari 0 - 8% . Daerah dataran rendah ini membujur dari arah barat laut ke selatan yang berbatasan langsung dengan Laut Banda. Daerah dataran rendah tersebut meliputi Distrik Seremuk, Distrik Teminabuan, Distrik Kais, Distrik I nanwatan dan Distrik Kokoda. Keunggulan dari faktor fisik ini menyebabkan sebagian besar kegiatan penduduk berkembang di dataran rendah ini.

   Dataran payau meliputi Distrik I nanwatan, Kais, Kokoda dan sebagian Seremuk.

  4 Aifat 69.456,16 109.399,92 25.055,58 21.354,45 25.691,78 11.144,80 246,98

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPAETN SORONG SELATAN 2010 - 2014

GAMBAR 2.2 PETA KEMIRINGAN LERENG KABUPATEN SORONG SELATAN sebagian besar wilayah Distrik Sawiat, Distrik Ayamaru, Distrik Wayer, Distrik Mare dan

B. Morfologi

  Distrik Aifat berada di Plato Ayamaru. Sedangkan distrik-distrik lainnya berada di daerah Berdasarkan data kemiringan lereng diatas, Kabupaten Sorong Selatan terbagi menjadi 3 pegunungan, kars dan dataran. satuan morfologi yaitu dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan. Berdasarkan buku

  Berdasarkan analisis Bakosurtanal, 2007, bentuk lahan Kabupaten Sorong Selatan terdiri dari geologi Lembar Teminabuan, I rian Jaya, dataran rendah tersebut terdiri dari estuary, dataran blok pegunungan, dataran alluvial, dataran alluvial karst, dataran banjir, dataran alluvial alluvium, sisa dataran alluvium, undakan alluvium, pegunungan pantai dan swell. Estuari atau antar perbukitan, endapan kolluvium, jalur kelokan sungai, kipas alluvial, lembah kering muara yang lebar selama proses pembentukan, telah menyatu dan membentuk hampir seluruh karst, pegunungan karst, pegunungan karst dengan puncak pipih memanjang, perbukitan pantai di Barat Daya Teminabuan. Sedangkan pegunungan pantai dan swel hanya di dua karst dengan puncak pipih membulat, perbukitan denudasional rendah miring, perbukitan daerah yaitu di Tanjung Semeboy (Distrik Seremuk) dan Tanjung Saibabu (Distrik denudasional lereng miring terkikis ringan, perbukitan denudasional lereng miring terkikis

  Teminabuan). Distrik di Kabupaten Sorong Selatan yang berada di dataran rendah adalah berat, perbukitan karst dengan puncak pipih dan runcing. Untuk lebih jelasnya, morfologi Distrik Seremuk, Teminabuan, Kais, I nanwatan dan Kokoda. berdasarkan analisis dari Bakosurtanal, 2007 terdapat dalam peta berikut ini.

  Dataran tinggi di Kabupaten Sorong Selatan terdiri dari Plato Ayamaru, sisa kipas alluvium dan sisa dataran alluvium. Distrik yang berada di dataran tinggi adalah Distrik Wayer, Distrik Moswaren, Distrik Aitinyo, Distrik Mare, Distrik Sawiat, Distrik Ayamaru, Distrik Ayamaru Utara, Distrik Aifat dan Distrik Aifat Timur berada di satuan morfologi pegunungan. Pertemuan tersebut ada dua jenis yaitu pegunungan dan lembah berbentuk V yang mempunyai ciri bertonjolan tinggi, mempunyai pematang sempit, lembah berbentuk V, lereng yang tajam (20 - 30º ) dan timbulan yang melebihi 300 m. Di pegunungan dengan ciri tersebut banyak ditemukan anak sungai yang mengalir berbelok-belok tajam. Sedangkan Pegunungan Homoklin yang ada di Kabupaten Sorong Selatan ada pada formasi batuan endapan Paleozoikum Atas sampai Eosen.

  Beberapa relief tinggi yang terkenal di Kabupaten Sorong Selatan diantaranya adalah Gunung Bormalit, Gunung Athabu, Gunung Formaya, Tanjakan Fensaraf, Gunung Kembar dan Tanjakan Aduh Mama. Berdasarkan Buku Geologi Lembar Teminabuan, I rian Jaya (1989: 5),

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2010 - 2014

GAMBAR 2.2 PETA KEMIRINGAN LERENG KABUPATEN SORONG SELATAN

2.2.2 Geologi, Potensi Sumberdaya Energi dan Mineral

A. Kondisi Geologi

  

  Formasi Klamogun (Tmkl) (hanya di bawah permukaan) : terdiri dari Batu gamping berlapis, sedikit serpih gampingan dan napal;

  

  Formasi Sirga (Toms) : terdiri dari batu lanau dan batu lumpur gampingan, sedikit batu pasir glaukonitan dan konglomerat;

  

  Formasi Faumai (Tef) terdiri dari grainstone, wackestone dan Batu gamping pasiran;

  

  3. Formasi - formasi batuan berumur Kenozoikum (Tersier) :

  Formasi Furagi (KTep) (hanya di bawah permukaan) terdiri dari Batu gamping ganggang, batu pasir, serpih, sedikit batu lempung, dolomite dan anhidrit.

  

  Formasi Jass (Kj) : terdiri dari batu lumpur gampingan, batu pasir sela, sedikit batu napal galukonitan dan Batu gamping pasiran;

  

  Formasi Tipuma (TRJt) : terdiri dari batu lempung lanauan, batu lanau, grewake kwarsa, batu pasir merah hingga hijau;

  Kondisi gemorfologi Kabupaten Sorong Selatan terbagi menjadi tiga wilayah yaitu 1) dataran tinggi Ayamaru (Ayamaru Plateau) di bagian Utara, 2) Perbukitan Karst di bagian tengah dan 3) Dataran Alluvial - Fluvial - rawa dibagian selatan. Dataran tinggi Ayamaru merupakan plateau yang tersusun oleh berbagai jenis Batu gamping dari Fomasi Sekau dan Formasi Sekau dan Formasi Klasafet serta endapan Danau Ayamaru yang berupa lumpur dan pasir. Perbukitan Karst berupa bukit dan lembah Danau Ayamaru yang berupa lumpur dan pasir. Perbukitan Karst berupa bukit dan lembah (doline dan uvala) yang tersusun oleh berbagai jenis Batu gamping dari Formasi Sekau dan Formasi Klasafet. Dataran Alluvial - Fluvial - rawa tersusun dari Formasi Steenkool dan Endapan Alluvial, sungai dan rawa. Pola aliran sungai ( drainage pattern) merupakan tipe trellis hingga rectangular. Pola aliran

  trellis hingga rectangular. Pola aliran trellis berarti sangat dipengaruhi oleh struktur geologi

  Formasi Ainim (Fua) : terdiri dari serpihan lanauan, batu pasir, grewake, batu lanau dan sedikit batu bara.

  

  Formasi Aifat (Pla) : terdiri dari batu lumpur gampingan, sedikit batu napal, Batu gamping pasiran dan batu pasir;

  

  Formasi Aimau (Cpa) : terdiri dari konglomerat, batupasir, serpih, grewake, Batu gamping dan sedikit batu lanau;

  

  Formasi Aisasjur (pCua) : terdiri dari grewake, feldsparan, batu pasir sela, batu lanau, serpih dan batu sabak;

  

  Formasi Kemum (SDk) : terdiri dari batusabak, filit, grewake malihan, batupasir malihan, kwarsit, marmer dan konglomerat malihan;

  

  1. Formasi - formasi bauan berumur Paleozoikum :

  (Tef), F. Kais (Tmka), F. Sekau (Tms), F. Klasafet (Tmk), dan F. Steenjool (TQs) mempunyai penyebaran merata di permukaan. Formasi-formasi yang berumur kwarter terdiri dari Endapan Danau (QI ) di Danau Ayamaru, Upa Konglomerat (Qpu) dan Endapan Undak Aluvium (Qt) di Distrik Aitinyo dan Endapan Aluvium (Qa) di bagian selatan wilayah kabupaten. Berikut ini akan diuraikan masing-masing formasi dan penyusunnya dari yang tertua hingga termuda.

  Kondisi stratigrafi Kabupaten Sorong Selatan terdiri dari formasi-formasi batuan (litostratigrafi) yang berumur Paleozoikum (Primer), Mesozoikum (Sekunder), Kenozoikum (Tersier) dan Kwarter. Formasi-formasi batuan tertua yang berumur Paleozoikum dan tersingkap di Distrik Aifat dan Aifat Timur terdiri dari Formasi Kemum (SDk), F. Aisasjur (pCua), F. Aimau (Cpa), F. Aifat (Pla), dan F. Ainim(Pua), sedangkan yang berumur Mesozoikum terdiri dari F. Tipuma (TRJt), F. Jass (Kj), F. Puragi (Ktep) (hanya di bawah permukaan). Formasi-formasi yang berumur Kenozoikum (Tersier) terdiri dari F. Faumai

  yang berupa lipatan (antiklin dan sinklin) dengan perpotongan sungai yang mendekati tegak lurus, sedangkan pola aliran rectangular sangat dipengaruhi oleh kekar (retakan) yang berarah barat laut - tenggara dan barat daya - timur laut. Pola aliran sungai di Kabupaten Sorong Selatan umumnya berarah barat daya - timur laut dan barat laut - tenggara. Mengingat sebagian besar Kabupaten Sorong Selatan hampir seluruh tersusun oleh berbagai jenis Batu gamping, maka kemungkinan berkembang gua ((Stalaktif dan stalakmit) atau sungai bawah tanah. Sungai bawah tanah ( Underground stream) akibat proses pelarutan Batu gamping oleh air hujan/ air tanah. Sungai bawah tanah ini merupakan sumber air tawar yang sangat potensial di daerah ini, disamping air Danau Ayamaru dan air dari beberapa sungai di permukaan ( runoff). Dataran alluvial - fluvial - rawa juga merupakan sumber air tanah yang potensialm kecuali di daerah rawa yang kondisinya menjadi air payau.

  2. Formasi - formasi batuan berumur Mesozoikum : Formasi Kais (Tmka) : terdiri dari boundstone, grainstone, packestone dan sedikit

   wackestone;

  Formasi Sekau (Tms) : terdiri dari konglomerat Batu gamping, Batu gamping dan

  

  batu lumpur gampingan/ batu napal, terdapat kepingan karbonat koral; Formasi Klasafet (Tmk) : terdiri dari batu napal, batu lumpur gampingan, sedikit

  

  Batu gamping; Formasi Steenkool (TQs) : terdiri dari batu lempung, batu lumpur mikaan gampingan

  

  dan tidak gampingan, batu pasir sela, sedikit konglomerat, karbonan dan terdapat lignit. 4. formasi - formasi batuan berumur kwarter :

  Konglomerat UPA (Qpu) : terdiri dari konglomerat dan batu pasir sela, karbonan;

  

  Endapan Danau (QI ) : terdiri dari kerikil dari lumpur dan pasir;

  

  Endapan Undak Aluvium (Qt) : terdiri dari lumpur dan pasir;

  

  Endapan Undak Aluvium (Qt) : terdiri dari kerikil, pasir dan lumpur serta unsur

  

  tanaman; Endapan Aluvium (Qa) : terdiri dari kerikil dan lumpur serta unsur tanaman.

  

GAMBAR 2.4 PETA GEOLOGI KABUPATEN SORONG SELATAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2010 - 2014

  • 12 cm/ tahun. Dampak dari pergerakan ini terjadi Sesar Sorong yang bertipe sesar sinistral yang memanjang dari bagian utara Papua hingga daerah kepala burung.

  

  Dijumpai batuan penutup dari Formasi Steenkool yang berupa batu lempung dan batu lumpur. Dengan demikian Kabupaten Sorong Selatan secara sistem perminyakan mempunyai potensi minyak dan gas bumi, tinggal bagaimana menarik investor asing masuk mengadakan kegiatan eksplorasi untuk melakukan penelitian detail baik di daratan ( onshore) maupun di dasar laut ( offshore). Sarana dan prasarana infrastruktur dan logistik di daerah ini sangat mempengaruhi daya tarik investasi tersebut. Sarana dan prasana infrastruktur dan logistik di daerah ini sangat mempengaruhi daya tarik investasi tersebut. Selama ini wilayah Kabupaten Sorong Selatan termasuk dalam kegiatan eksplorasi Pertamina (RUTR Kabupaten Sorong / sebelum pemekaran, kerjasama Kabupaten Sorong dengan Pusat Penelitian Pengembangan Wilayah dan Kota, I TB).

  

  Terdapat banyak jebakan minyak dan gas bumi yang berupa struktur geologi seperti puncak antiklin dan struktur patahan maupun perangkap stratigrafi;

  

  ;

  Formasi Klamogun, Formasi Kais, Formasi Sekau dan Formasi Klasafet

  Panas bumi di Kabupaten Sorong Selatan memenuhi syarat bagi pematangan batuan induk, 3) terdapat batuan reservoir yang berasal dari batuan karbonat (Batu gamping) yang berasal dari

  

  Batuan induk yang berasal dair Formasi Sirga yang berupa batu lanau dan batu lumpur gampingan atau Formasi Klasafet yang berupa batu lumpur gampingan, atau batuan induk yang berasal dari batuan berumur Mesozoikum;

  Batuan penutup ( cap rocks) yang berfungsi agar minyak atau gas bumi masih terpreservasi dengan baik, umumnya berupa batuan yang kedap ( impermeable rocks) seperti batu lempung, batu lanau dan batu napal. Selanjutnya apabila kita melihat potensi geologi di Kabupaten Sorong Selatan, terlihat mempunyai :

  Kondisi struktur geologi kabupaten Sorong Selatan berupa struktur lipatan antiklin dan sinklin yang berarah barat - timur hingga barat laut - tenggara. Struktur sesar dan kekar umumnya mempunyai kelurusan berarah barat laut - tenggara hingga barat daya - timur laut. Kondisi struktur geologi yang demikian disebabkan oleh pergerakan Lempeng Pasifik (Lempeng Caroline) yang bergerak ke arah barat daya terhadap Lempeng Australia (Papua) sebesar 10

  

  Migrasi minyak atau gas bumi menuju batuan reservoir dan terperangkap dalam jebakan yang berupa puncak - puncak antiklin, struktur patahan atau perangkap stratigrafi;

  

  Batuan reservoir ( reservoir rocks), merupakan tempat menampung cairan minyak atau gas bumi, biasanya berupa batuan yang mempunyai porositas dan permeabelitas baik, seperti batu pasir atau Batu gamping;

  

B. Potensi Sumberdaya Energi

  Panas bumi ( gradient geothermis) yang berfungsi untuk mematangkan batuan induk, sangat dipengaruhi oleh ketebalan sendimen yang menutupinya, panas bumi yang berasal dari kegiatan magmatik atau peluruhan unsur radioaktif batuan. Panas yang sangat baik, seperti batu pasir atau Batu gamping;

  

  Batuan induk ( source roks) yang merupakan sumber bahan baku bagi pembentukan minyak dan gas bumi, umumnya berupa batuan yang kaya bahan organik seperti batu lempung hitam, batu lanau atau batu lumpur gampingan;

  

  Potensi minyak dan gas bumi di Kabupaten Sorong Selatan akan sangat dikontrol atau dipengaruhi oleh sistim perminyakan ( petroleum system) di daerah ini, yang tidak terlepas dengan cekungan tektoniknya. Cekungan tektonik di daerah Kabupaten Sorong Selatan termasuk dalam Cekungan Salawati ( Salawati Basin) yang berumur Tersier. Cekungan Salawati merupakan cekungan belakang busur ( back arc basin) dalam sistem lempeng konvergen antara Lempeng Pasifik (yang diwakili Lempeng Caroline) dengan Lempeng Australia. Sistem perminyakan yang mempengaruhi terhadap potensi minyak dan gas bumi antara lain : Berikut ini disertakan informasi stratigrafi Cekungan Salawati yang menunjukkan komponen penyusun masing-masing formasi dan peluangnya atau peranannya dalam sistem perminyakan di Kabupaten Sorong Selatan. Disamping itu juga diberikan gambaran batuan reservoir dan pengeboran minyak yang dilakukan di Kabupaten Sorong.

  Berdasarkan pada kondisi geologi, maka potensi tedapatnya batu bara di Kabupaten Sorong Selatan terdapat pada Formasi Ainim yang berumur Paleozoikum dan Formasi

  Steenkool yang berumur Mio-Pliosen. Batubara dari formasi Ainim tersebut di Distrik Aifat Timur , sedangkan batu bara yang masih termasuk lignit terdapat dari Formasi Steenkool ditemukan di bagian barat distrik sawiat (RUTR Kabupaten Sorong/ sebelum

  pengembangan, kerjasama Kabupaten Sorong dengan pusat penelitian Pengembangan Wilayah dan Kota I TB). Potensi batubara di Kabupaten Sorong Selatan ini baru dalam tingkat indikasi, yang perlu diinformasikan kepada investor untuk mengadakan kegiatan eksplorasi.

  C. Potensi Sumberdaya Mineral

  Potensi sumberdaya mineral yang terdapat di Kabupaten Sorong Selatan berdasarkan kondisi geologi, data sekunder dan pengamatan lapangan antara lain Batu gamping, batu gampig phospat, Batu gamping dolomite, marmer dan kwarsit, tanah liat serta pasir kwarsa.

  1. Batu gamping

  Batu gamping merupakan bahan galian terbesar di Kabupaten Sorong Selatan. Batu gamping tersebut meupakan angota dari Formasi Sekau, formasi kais dan formasi klasafat. Batu gamping dari beberapa formasi tersebut membentuk perbukitan karst dengan hutan lindung yang masih perawan (sebelum diusik oleh kegiatan manusia), sehingga melimpah air permukaan ( runoff) maupun sebagai air tanah yang tersebar dari utara hingga selatan wilayah Kabupaten Sorong Selatan. Batu gamping yang berpotensi ditambang dan digunakan untuk bangunan adalah dari Formasi Kais yang berupa

  bodstone, packestone dan wackestone atau berkomposisi Ca CO 3 . Sebagian berasal dari

  Batu gamping dari Formasi Sekau dan Formasi Klasafat . Batu gamping yang sangat baik digunakan sebagai bahan bangunan adalah Batu gamping yang mengandung CaO minimal 50% . Selama itu penambangan Batu gamping hanya digunakan untuk bahan fondasi bangunan yang lain, seperti yang terlihat di Distrik Sawiat. Batu gamping yang digunakan untuk fondasi jalan atau bangunan adalah Batu gamping yang mempunyai kuat tekan lebih dari 800 - 1500 kg/ cm 2 (Standar Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A,

  1989). Berdasarkan pengamatan, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan yang terkait dengan ketersediaan dan kelestarian air permukaan, disarankan ijin penambangan Batu gamping diberikan secara cermat dan tepat. Sebaiknya penambangan Batu gamping dalam skala besar untuk kepentingan idustri diarahkan ke arah selatan wilayah Kabupaten Sorong Selatan, mendekati daerah pantai (dengan pertimbangan kelestarian air, jalur transportasi, pelabuhan dan keterdapatan bahan tambang yang lain seperti pasir kwarsa). Penambangan Batu gamping di daerah utara Kabupaten Sorong Selatan

  harus dihindarkan , sedangkan yang sudah ada kegiatan penambangan diwajibkan mereklamasi kembali dengan tanaman hutan sejenis.

  2. Batu Phospat

  Batu gamping phospat adalah bahan galian Batu gamping yang mempunyai komposisi Ca 3 (PO 4 ) 2 yang dapat berfungsi sebagai pupuk pertanian pada tanah - tanah asam. Disamping dapat menambah unsur harta makro seperti Ca, dapat menambah unsur P dalam tanah, sehingga ketersediaan unsur organik dalam tanah meningkat. Batu gamping phospat alami terjadi akibat akumulasi cangkang binatang laut yang komposisinya berupa Ca 3 (PO 4 ) 2 . Batu gamping phospat banyak terdapat di konglomerat

  Batu gamping pada Formasi Sekau, terutama di Distrik Ayamaru (RUTR Kabupaten Sorong/ sebelum pengembangan, kerjasama Kabupaten Sorong dengan Pusat Penelitian Pengembangan Wilayah dan Kota, I TB). Batu gamping phospat ini mempunyai penyebaran tidak merata, terdapat sebagai lensa - lensa konglomerat Batu gamping.

  3. Batu gamping Dolomit

  Batu gamping dolomit adalah bahan galian Batu gamping yang mempunyai komposisi Ca Mg CO 3 yang dapat juga berfungsi sebagai pupuk pertanian pada tanah - tanah asam. Disamping dapat menambah unsur hara makro seperti Ca dan Mg dapat meningkatkan pH tanah terutama pada tanah - tanah rawa yang mau dikembangkan untuk pertanian tanaman pangan. Batu gamping dolomit terapat pada Formasi Puragi yang hanya terdapat di bawah permukaan (Sukanta dan Prigman, 1989). Disamping juga terdapat anhidrit (Ca SO 4 ) pada formasi tersebut. Penyebaran formasi ini diperkirakan ada dibawah permukaan dalam Distrik Kais dengan kedalaman sekitar lebih dari 1.000 m.

  4. Marmer dan Kw arsit

  Marmer dan Kwarsit merupakan bahan galian yang berasal dari metamorfosisme Batu gamping dan batu pasir kwarsa sehingga bersifat kristalin, keras dan kompak. Umumnya berwarna putih, abu - abu, kuning, hingga merah muda yang dimanfaatkan untuk industri bangunan (batu ubin dan batu dinding), barang kerajinan (furniture, cindera mata). Harganyapun cukup mahal mengingat keterdapatannya sangat terbatas. Marmer dan Kwarsit di Kabupaten Sorong Selatan terdapat pada Formasi

  Kemum yang berumur Paleozolik (Devon) dan tersebar di Distrik Aifat Timur dengan penyebaran tidak merata, berupa lensa - lensa filit atau batusabak.

  5. Tanah Liat

  Tanah liat merupakan bahan galian yang secara mineralogi didominasi oleh mineral lempung (mineral sekunder), disamping mineral - mineral lain (mineral primer) yang komposisinya lebih sedikit. Tanah liat dapat berasal dari bahan induk batulempung, batukapur/ Batu gamping dan aluvium yang mengalami pelapukan dan proses pedogenesis membentuk horisonisasi tanah yang ketebalan solumnya berkisar 0,20 m hingga 1,5 m bergantung pada faktor-faktor pembentuk tanah yang berperan, seperti bahan induk, iklim, topografi, organisme dan waktu. Potensi tanah liat di Kabupaten Sorong Selatan cukup besar seperti terlihat pada di halaman berikut. Sebaran bahan galian tanah liat yang layak ditambang dan potensi terdapat di Distrik Teminabuan, Kais dan Kokoda. Tanah Liat perlu adanya penelitian kelayakan bahan baku jika ingin digunakan untuk industri, baik industri keramik maupun industri semen.

6. Pasir Kw arsa

  Pasir Kwarsa merupakan bahan galian yang potensial di Kabupaten Sorong Selatan, yang melampar sebagai endapan sungai atau endapan muara sungai. Endapan tersebut berasal dari pelapukan batuan kwarsit, batupasir malihan, konglomerat malihan, urat - urat kwarsa pada batusabak atau sekis/ filit dari formasi-formasi batuan berumur Palezoikum yang terangkut oleh aliran sungai dan diendapkan di bagian hulu atau muara sungai sebagai endapan pasir kwarsa. Endapan ini bersifat lepas dengan kandungan kwarsa mencapai lebih 90% . Berdasarkan karakternya maka pasir kwarsa dapat dimanfaatkan untuk campuran bahan baku semen Portland, industri silica cair (gelas) dan bahan baku batubata cetak (batako). Pasir kwarsa ini tersebar sebagai endapan sungai, endapan alluvium atau yang sangat potensial sebagai endapan undak alluvium (Qt) atau endapan teras sungai seperti yang terdapat di Distrik Kokoda. Berdasarkan hasil wawancara dengan Dinas Pertambangan (2007), potensi gas bumi juga dimungkinkan ada di Distrik Kokoda. Begitu pula dengan potensi batubara, selain di Distrik Kokoda dan Aifat juga dimungkinkan ada di Aitinyo. Untuk bahan baku semen dari penelitian yang pernah dilakukan ada di Wilayah Distrik Ayamaru, Sawiat, Aifat, Teminabuan, Moswaren, Wayer dan Aitinyo. Sedangkan galian C yang berupa batu dan sirtu juga terdapat di delapan distrik tersebut diatas. Untuk lebih jelasnya, persebaran mineral di Kabupaten Sorong Selatan dapat dilihat pada peta persebaran mineral dan beberapa lokasi penambangan pasir.

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2010 - 2014

GANBAR 2.5 PERSEBARAN MINERAL KABUPATEN SORONG SELATAN

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2010 - 2014

GAMBAR 2.6 LOKASI PENAMBANGAN PASIR KABUPATEN SORONG SELATAN

  1. Sungai

2.2.3 Hidrologi dan Sumberdaya Air

  Terdapat 3 Daerah Aliran Sungai (DAS) utama di wilayah Sorong Selatan yaitu DAS

A. Curah Hujan

  Seremuk, DAS Kaibus dan DAS Waromge. Masing-masing DAS mempunyai banyak Berdasarkan tabel dibawah ini, rata-rata curah hujan tahunan tertinggi adalah 236,37 mm anak sungai. Semua anak sungai umumnya mengalir kea rah Barat Daya hingga Barat per bulan pada tahun 2003. Sedangkan rata-rata hari hujan tertinggi dalam setahun adalah

  Laut dan bermuara di sungai utama yaitu Sungai Kaibus, Sungai Seremuk dan Sungai 19 hari pada tahun 2005. menurut klasifikasi iklim tipe iklim di

  Schimdt dan Fergusson Waromge.

  Wilayah Kabupaten Sorong Selatan termasuk tipe I klim A yaitu daerah beriklim tropis basah.

  Berdasarkan Peta Rupa Bumi Digitasi Bakosurtanal terdapat 14 DAS yang teridentifikasi Untuk lebih jelasnya data curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Sorong Selatan dapat yaitu DAS Aninamaru, Kaibus, Kais, Kamundan, Karabra, Matemani, Sajem, Sebjar, dilihat pada tab el dibawah ini.

  Sekak, Seremuk, Sigeroi, Tarof, Wariagrar dan Waromge. Untuk lebih jelasnya lokasi

Tabel 2.4 dan cakupan DAS masing-masing terlihat dalam peta berikut. Curah Hujan, Rata Hari Hujan, Kelembaban Udara, Suhu Udara dan Penyinaran Matahari Kabupaten Sorong Selatan tahun 2001 - 2005

  DAS Kaibus terdiri dari sungai Kohoin, Sungai Wermit dan Sungai Sayal. Sungai Sayal

  Curah Hujan Hari Hujan

  memiliki anak sungai yang relatif sedikit, umumnya merupakan sungai-sungai kecil di

  Bulan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2001 2002 2003 2004 2005 2006

  daerah hulu. Terdapat 6 anak sungai yang cukup besar alirannya yang m engalir ke

  Januari 305 248,2 77,2 201 55 213,91

  21

  15

  7 24 17 14,91

  Sungai Kaibus. DAS Waromge terdiri dari Sungai Keyen, Sungai Sungguer, Sungai

  Februari 216 70,6 107,4 157 75 287,18

  15

  6

  14 18 15 15,36

  Waigo dan Sungai Waren. Cukup banyak anak sungai yang mengalir di DAS Waromge,

  Maret 157 156,8 294,3 149 132 283,27

  17

  18

  24 14 15 18,36

  misalnya Sungai Keyen yang terdiri dari 12 anak sungai. Sungai-sungai utama dan

  April 111 220,3 219,9 272 266 268,65

  15

  17

  17 20 23 15,82

  anak-anak sungai yang cukup besar sebagian alirannya dipengaruhi oleh pasang surut

  Mei 325 336,4 163,6 142 239 197,73

  16

  10

  12

  16

  21

  13 air laut. Juni 418 304,4 431,3 93 395 157,27

  22

  18

  18 19 25 12,45 Juli 343 14,4 510,8 189 228 122,18

  14

  4

  27 29 20 11,18

  Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Sorong Selatan berfungsi sebagai sumber air

  Agustus

  26 29 313,6 24 136 153,09

  9

  6

  16 18 14 10,82

  sehari-sehari penduduk setempat, tempat wisata dan juga sebagai prasarana

  September 476 18 182,9 339 113 127,36

  27

  3

  18 24 15 10,09

  transportasi. Contoh sungai di Kabupaten Sorong Selatan yang berfungsi sebagai

  Oktober 134 44,7 236,6 64 370 122,7

  13

  3

  16

  9 32 11,8

  tempat wisata adalah Sungai Sembra, Sungai Kohoin dan Sungai Wermit. Selain itu,

  November 289 126,2 74,9 161 186 182,3

  16

  12

  9

  15 20 13,3 sungai yang ada di Kabupaten Sorong Selatan juga merupakan sumber air PAM. Desember 111 186,2 223,9 257 342 330,5

  16

  12

  14

  24 23 19,1

  Sebagai contoh air PAM di Distrik Ayamaru bersumber dari Sungai Mos dan Distrik

  Jumlah 2.911 1.755,2 2.836,4 2.048 2.537 2.446,14 201 124 192 220 230 166,2

  Ayamaru Utara menggunakan Sungai I msun sebagai sumber air PAM. Kerusakan

  Rata-rata 243 146 236 171 211 204

  17

  10

  16

  18

  19

14 Sumber : Sorong Selatan Dalam Angka

  lingkungan telah terjadi di beberapa sungai di Kabupaten Sorong Selatan. Salah satunya adalah sedimentasi yang terjadi di Sungai Hilang di Distrik Sawiat.

B. Air Permukaan

  Pendangkalan sungai tersebut menyebabkan air menggerus badan jalan di sisi sungai Potensi hidrologi di Kabupaten Sorong Selatan terdiri dari potensi air permukaan tanah ( fresh dan juga menyebabkan banjir yang dapat memutus jalur transportasi.

  water) dan air tanah (groundwater). Potensi aliran air permukaan terdiri dari air rawa, air danau dan air sungai yang mengalir.

2. Danau

  Danau meupakan salah satu potensi air permukaan yang banyak terdapat di Kabupaten Sorong Selatan. Setidaknya ada 5 danau yang terdapat di Kabupaten Sorong Selatan yaitu : Danau Uter di Distrik Aitinyo, Danau Ayamaru di Distrik Ayamaru, Danau Sembra di Distrik Teminabuan, Danau Tanimut (Makiri) dan Nawawefom di Aifat Timur. Danau- danau tersebut merupakan sumber air sehari-hari bagi penduduk yang bertempat tinggal di sekitar danau tersebut. Selain itu danau-danau tersebut merupakan menyimpan potensi sebagai obyek wisata di Kabupaten Sorong Selatan seperti Danau Ayamaru di Distrik Ayamaru dan Danau Uter di Distrik Aitinyo.

  Danau Ayamaru merupakan salah satu danau yang ada di Kabupaten Sorong Selatan yang terletak di Distrik Ayamaru. Luas Danau Ayamaru sekitar 2500 ha, termasuk tipe seri oligotropik-eutropik yang produktivitasnya tergantung nut risi yang diterimanya dan pengairan regional pada usia geologis dan kedalaman kelimpahan planton kurang karena laju sedimentasi yang tinggi mengakibatkan tipisnya penetrasi cahaya. Danau Ayamaru juga merupakan salah satu danau yang dijadikan sebagai obyek wisata, oleh sebab itu, disekitar danau tersebut telah dikembangkan fasilitas-fasilitas pendukung tempat wisata seperti tempat istirahat dan dermaga. Selain digunakan sebagai obyek wisata, Danau Ayamaru juga digunakan sebagai tempat pemancingan dan tempat pemijahan ikan sehingga di danau tersebut banyak ditemui keramba ikan milik penduduk. Hanya saat ini, danau tersebut telah mengalami pendangkalan karena penebangan di perbukitan sekitar danau. Danau Uter di Distrik Aitinyo juga merupakan salah satu danau di Kabupaten Sorong Selatan yang dikembangkan menjadi obyek wisata dan juga digunakan sebagai sumber air sehari-hari bagi penduduk setempat.

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2010 - 2014

GAMBAR 2.7 DAERAH ALIRAN SUNGAI KABUPATEN SORONG SELATAN

  Tabel 2.5

  2.2.4 Klimatologi Karakteristik Jenis Tanah per Distrik di Kabupaten Sorong Selatan

  Letak Kabupaten Sorong Selatan pada posisi normal (khatulistiwa) sehingga tidak langsung mendapat pengaruh udara kering dari Autralia atapun sebaliknya mendapat pengaruh

  No Distrik Karakteristik Tanah udara basah dari daratan benua asia.

  1 Teminabuan Tanah daerah pesisir pantai (beting betina). I klim Wilayah Kabupaten Sorong Selatan tergolong iklim tropis Monsoon. Musim hujan

  Jenis tanah di daerah ini adalah entisol (Psamment). Tekstur tanah pasir sampai pasir berlempung, pH tanah sangat masam terjadi saat berlaku Monsoon Barat Laut, yaitu pada Bulan Desember – Maret. Musim terjadi saat agak masam (pH 4-6). Tanah ini memiliki tingkat keseburan yang Monsoon Tenggara, yaitu pada Bulan Mei – Oktober. Daerah dataran rendah di Kabupaten Sorong rendah, yang dicirikan oleh rendahnya bahan organik (0, 16-0,51

  % ). Kapasitas Tukar Kation (1,71-6,00 cmol/ (+ )/ kg), kejenuhan Selatan mempunyai intensitas hujan yang lebih banyak karena adanya proses hujan orografis basa (12,67-25,73% ) dan N total (0,01-0,05% ). dimana angina yang membawa uap air dari laut terhambat pegunungan yang berada di sebelah

  Tanah dataran rendah (endapan alluvial) utara Kabupaten Sorong Selatan sehingga terjadilah hujan lokal di daerah dibawah pegunungan Daerah ini menghasilkan tanah-tanah muda yang baru mengalami perkembangan. Oleh karena itu, jenis tanah yang tersebut (dataran rendah). dijumpai di daerah ini adalah asosiasi antara Entisol dan

  Suhu udara rata-rata berkisar antara 20º C - 38º C dengan fluktuasi suhu rata-rata tahunan I nceprisol (Eutrudent) Tanah daerah perbukitan tidak lebih dari 2º C. kecepatan angin berkisar dari lambat hingga sedang (8m/ dt), dengan Tanah di daerah ini umumnya termasuk tanah yang telah frekuensi kejadian kurang dari 2% . Kecepatan angina terbesar umumnya bertiup dari arah barat mengalami pelapukan lanjut. Jenis tanah yang dominan adalah daya (> 15 m/ dt). Tekanan udara rata-rata 1006,1 mb. Kelembaban udara rata-rata 84,7% dan ultisol (hapludult). Tanah ini teksturnya halus (liat berdebu sampai liat), reaksi tanahnya sangat masam (pH 3,8-4,0), intesitas penyinaran matahari sekitar 54,3% . kejenuhan basa rendah (kurang dari 35% ), bervariasi dari sangat rendah sampai sedang. Kesuburan tanah ini juga tergolong

  2.2.5 Sumberdaya Lahan rendah.

  2 Wayer Jenis tanah utama di Distrik Wayer adalah Entisol (Endoaqunt

A. Jenis Tanah

  dan Udorthent) dan I nceptisol (Eutrudent) dan ultisol Secara umum, struktur tanah di Kabupaten Sorong Selatan, terdiri antara lain jenis alluvial,

  (hapludult). Tekstur tanah bervariasi yait u lempung liat berdebu dan lempung berdebu. Rekasi tanah agak masam sampai netral mediterania, podzolik, latosol, orgaosol, litosol dan gambut. Sedangkan jenis tanah yang ada dengan kejenuhan basa tinggi. Kadar bahan organic dan KTK secara umum antara lain tanah kemerahan, tanah endapan alluvial dan tanah alluvial muda. tergolong tinggi. Oleh karena itu, relatif lebih subur. Berikut ini akan dijelaskan gambaran umum jenis tanah per distrik di Kabupaten Sorong

  3 Ayamaru Jenis tanah yang dominan di Distrik Ayamaru adalah asosiasi antara I nceptisol (eutrudent) dan ultisol (hapludult). Tanah Selatan. inceptisol memiliki tekstur sedang (lempung) sampai halus (liat). Reaksi tanah agak masma sampai netran dengan pH (12-14 cmol/ (+ )/ kg). Kesuburan tanah tergolong agak rendah dan penyebab utamanya adalah rendahnya KTK.

  4 Aitinyo Jenis tanahnya didominasi Asosiasi I nceptisol (Eutrudent) dan Ultisol (Hpludult). Tekstur tanah Eutrudept tergolong halus (liat, reaksi tanah agak masam (pH 6,3), kejenuhan basa tinggi (60% ). Kadar bahan organik, N total dan P tersedia serta KTK tergolong tinggi. Oleh karena itu, tingkat kesuburan tanah ini lebih baik daripada Hapludult. Tanah Hapludult memiliki tekstur halus (liat), pH agak masam dengan nilai kejenuhan basa rendah (29% ). Kadar bahan oragnik, N total, dan KTK tergolong rendah. Oleh karena itu, tanah ini tingkat kesuburan tergolong rendah.

  5 Sawiat Jenis tanah di Distrik Sawiat adalah hapludult dan eutrudent.

  Tanah hapludult teksutrnya halus (liat), bereaksi masam dengan kejenuhan basa rendah. Kadar bahan organik, N total dan KTK rendah sehingga tanah ini kesuburannya rendah. Tanah eutrudent memiliki tekstur lempung liat berdebu, pH tanah agak masam sampai netral. Kejenuhan basanya tinggi, KTK juga tinggi, sehingga kusuburan tanahnya lebih baik daripada hapludult.

  6 Ayamaru Utara Jenis tanahnya adalah entisol dan enceptisol.entisol adalah tanah yang teksturnya kasar (lempung berpasir sampai pasir), pH masam sampai agak masam (pH 5,5-6,4) dengan kejenuhan basa rendah sampai sedang (35-50% ). Kadar bahan organik, N total dan KTK tergolong rendah.tanah eutrudept teksturnya halus (liat), reaksi tanah agak masam sampai netral (pH 6,0-6,8) dengan kejenuhan basa tergolong tinggi. Namun kadar bahan organik, N total dan KTK termasuk rendah. Karena itu kesuburan tanah ini sangat rendah.

  7 Aifat Jenis tanah di Distrik Aifat yang dominan adalah I nceptisol dan Ultisol. Ketiga jenis tanah tersebut memiliki tingkat kesuburan yang tergolong rendah, yang dicirikan oleh rendahnya KTK atau kejenuhan basa.