BAB II PROFIL KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN - DOCRPIJM b86f2d04a4 BAB IIBab 2 Profil Kabupaten .

BAB II
PROFIL KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

2.1 Gambaran Umum Kabupaten Banggai Kepulauan
Kabupaten Banggai Kepulauan yang terletak di perairan sebelah
timur Sulawesi Tengah ini merupakan kabupaten baru hasil pemekaran
dari Kabupaten Banggai pada tahun 1999 berdasarkan UU No. 51/1999.
Selanjutnya pada tahun 2013 di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan
kembali terjadi pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) yaitu Kabupaten
Banggai Laut sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2013. Kabupaten Banggai
Kepulauan memiliki luas wilayah daratan 2.488,76 km2 dan luas wilayah
lautnya ± 6.671,32 km2 dan terdiri atas 21 gugusan pulau-pulau yang
terbagi dalam 20 pulau kecil dan 1 pulau besar yaitu Pulau Peling dengan
luas 2.340,00 km2, Pulau berpenghuni sebanyak 2 pulau dan tidak
berpenghuni 19 pulau. Kabupaten Banggai Kepulauan terbagi dalam 12
Kecamatan, dengan ibukota Kabupaten di Kota Salakan, tepatnya di
Pulau Peling. Untuk jelasnya mengenai kondisi administrasi di Kabupaten
Banggai Kepulauan, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1.
Luas Wilayah Per Kecamatan

Kabupaten Banggai Kepulauan, 2012
Luas Wilayah (km2)

Kecamatan
Darat

%

Laut

Totikum

155,45

6,25

Totikum Selatan

95,19


3,83

663,09

9,94

Tinangkung

312,60

12,57

446,96

6,70

Tinangkung Selatan

187,89


7,55

251,23

3,77

Tinangkung Utara

136,65

5,49

195,38

2,93

1.082,85

16,24


RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 1

Liang

176,19

7,07

507,78 7,62

Peling Tengah

140,00

5,63

403,49

6,05


Bulagi

275,66

11,07

303,58

4,56

Bulagi Selatan

319,00

12,82

351,45

5,27


Bulagi Utara

318,00

12,78

350,21

5,25

Buko

184,84

7,43

1.050,60

15,75


Buko Selatan

187,32

7,52

1.064,70

15,96

6.671,32

100

Banggai Kepulauan

2.488,76

100


Sumber: Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka (2013)

Secara geografis, Kabupaten Banggai Kepulauan terletak diantara
1°06’30” LS - 2°20’00” LS dan 122°40’00” BT - 124°13’30” Bujur Timur,
dengan batasan sebagai berikut :

-. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini.
-. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tolo.
-. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Peling.
-. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Maluku

Selain dipisahkan dari daratan pulau utama (Pulau Sulawesi) oleh
Selat Peleng sepanjang 15 – 30 km, kepulauan ini juga dipisahkan dari
Kepulauan Sula (Maluku) dan Pulau Banggai di sebelah timur oleh Selat
Bote dan juga Selat Kalumbatan. Wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan
berbatasan dengan Selat Peleng di sebelah utara dan barat, sebelah
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 2


selatan dengan Teluk Tolo/Selat Bangkurung, sebelah timur dengan Laut
Maluku/Selat Kalumbatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 1.1 batas administrasi Kabupaten Banggai Kepulauan.
PETA ADMINISTRASI

Gambar 2.1 Batas Administrasi Kabupaten Banggai Kepulauan.
2.2

Kependudukan

2.1 Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Berdasarkan perkembangan penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan
dari tahun 2008 hingga 2012, jumlah penduduknya mengalami kenaikan. Hal
ini dapat dilihat dari data jumlah penduduk
berjumlah 102.596

tahun 2008 penduduknya

jiwa dan pada tahun 2012 meningkat hingga berjumlah


112.040 jiwa, Perkembangan yang tinggi ini diperkirakan karena disebabkan
perkembangan penduduk alamiah.
Jika dilihat dari tingkat perkembangan penduduk dari tahun 2008
hingga 2012, perkembangan rata-rata penduduk di Kecamatan Tinangkung
paling besar dibanding dengan perkembangan penduduk di kecamatan
lainnya, yaitu sebesar

2,07 % pertahun. Sedangkan perkembangan yang

paling rendah adalah terdapat di Kecamatan Bulagi Selatan

yaitu sebesar

0,29 % pertahun. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai jumlah dan laju
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 3

pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 hingga 2012 dapat dilihat pada Tabel
I.2.


Tabel 2.2.
Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Kabupaten Banggai Kepulauan, 2008 - 2012
Kecamatan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Totikum

9.602

9,805

9.869

10,077

10,053

Totikum

7.584

7,744

8.036

8,206

8,216

13,480

13,916

Selatan
Tinangkung
Tinangkung

10.669

10,894

13.201

6.105

6,234

7.204

7,356

6.626

6,766

7.670

7,832

7,470

Selatan
Tinangkung
Utara
Liang

7,955
8.608

8,790

8.768

8,953
8,905

Peling Tengah

8.292

8,467

9.244

9,439
9,525

Bulagi

9.237

9,432

9.529

9,730
9,689

Bulagi Selatan

10.044

10,256

9.716

9,921
9,793

Bulagi Utara

8.692

8,875

8.890

9,078
9,043

Buko

8.973

9,162

9.356

9,553
9,529

Buko Selatan

8.164

8,336

7.881

8,047
7,946

Banggai
Kepulauan

112,040
102,596

04,761

109,364

111,672

Sumber : Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka (2013)

Dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan,
Kecamatan Totikum Selatan mempunyai tingkat kepadatan tertinggi yaitu
sebesar 86 jiwa/Km², sedangkan Kecamatan Bulagi Utara mempunyai tingkat
kepadatan terendah yaitu 28 jiwa/Km².

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 4

Untuk mengetahui lebih

jelas mengenai kepadatan penduduk di

Kabupaten Banggai Kepulauan dapat dilihat pada Tabel I.3.
Tabel 1.3
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
Di Kabupaten Banggai Kepulauan, 2012
Kecamatan

Luas

Jumlah

Kepadatan

Wilayah

Penduduk

(Jiwa/Km2)

(Km2)

(Jiwa)

Totikum

155,45

10,053

65

Totikum Selatan

95,19

8,216

86

Tinangkung

312,60

13,916

43

Tinangkung

187,89

7,470

39

136,65

7,955

57

Liang

176,19

8,905

51

Peling Tengah

140,00

9,525

67

Bulagi

275,66

9,689

35

Bulagi Selatan

319,00

9,793

31

Bulagi Utara

318,00

9,043

28

Buko

184,84

9,529

52

Buko Selatan

187,32

7,946

43

Selatan
Tinangkung
Utara

Banggai

2.488,76

112,040

45

Kepulauan

Sumber

: Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka (2013)

1.3.2.2 Proyeksi Penduduk
Dari perkembangan penduduk diatas maka dapat diambil asumsi
proyeksi penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan di masa yang akan
datang. Berdasarkan data tersebut maka jumlah penduduk Kabupaten
Banggai Kepulauan yang dapat diketahui pada tahun 2033 adalah sebesar
155.979 jiwa dengan asumsi pertumbuhan per-tahunnya sebesar 2,06%.
Untuk lebih jelas proyeksi penduduk tahun 2013 - 2033 di Kabupaten
Banggai Kepulauan dapat dilihat pada Tabel I.4.
Berdasarkan perhitungan hasil proyeksi penduduk serta perkiraan
kondisi kepadatan penduduk pada tahun 2033, maka dapat diketahui pola

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 5

penyebaran dan kepadatan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan pada
tahun 2033. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kepadatan penduduk dan
pola penyebarannya di Kabupaten Banggai Kepulauan dapat dilihat pada Tabel
I.5.
Tabel I.4
Proyeksi Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan
Tahun 2013 – 2033
No

Kecamatan

Tahun Proyeksi
2

2

013
Totikum

11.04

2

014
11.192

5

2

2

015

016

017

018

11.34

11.49

11.64

11.79

1

Totikum

2

2

4

9

0

12.6
5

8.723

8.826

8.930

9.036

9.143

9.251

9.81

13.52

13.608

13.69

13.88

14.07

14.27

15.3

Selatan
Tinangkung
5

4

Tinangkung

3

5

1

3

7.543

7.653

7.765

7.880

7.996

8.114

8.73

7.830

7.828

7.887

7.929

7.932

8.036

8.58

9.538

9.647

9.757

9.869

9.982

10.09

10.6

Selatan
Tinangkung
Utara
Liang

6
Pe

9.460

9.568

9.677

9.788

9.900

ling

0
10.01

3

10.6
2

Tengah
B

9.323

9.505

9.690

9.880

ulagi

10.07
3

B

9.933

9.966

ulagi

10.10
0

10.23
6

10.26
9

10.37
4

11.3
2

10.51
4

11.2
3

Selatan
B
0

9.099

9.175

ulagi

10.35
4

10.53
7

10.72
3

10.91
3

11.9
0

Utara
B
1

9.883

uko

10.32
4

B
2

10.101

8.322

8.505

10.55
1

8.693

10.78
4

8.884

11.02
1

9.080

12.2
0

9.280

uko

10.3
8

Selatan
Banggai
Kepulauan

114.2
24

115.574

118.2
12

119.9
65

121.7
06

123.5
77

Sumber: Hasil Analisis
Tabel I.5

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 6

133
51

Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan
Tahun 2013 - 2033
Kepadatan (Jiwa/km2)
ua
Ke
camatan

s

0

0

0

0

0

0

0

Wi

1

1

1

1

1

2

3

l.

4

5

6

7

8

3

3

(k
m
2)
Toti
kum

155
,45

Toti
kum

7

71

1
95,

19

7
2

9

92

1

7
3

9
3

7
4

9
4

7
5

9
6

8
1

9
7

9
2

1
03

1
16

Selatan
Tin
angkung

312
,60

Tin
angkung

4

43

4

40

3
187

,89

4
3

0

4
4

4
1

4
5

4
1

4
5

4
2

4
8

4
3

5
6

4
6

5
3

Selatan
Tin
angkung

136
,65

5

57

7

5
7

5
8

5
8

5
9

6
2

7
2

Utara
Lia
ng

176
,19

Peli
ng Tengah

140
,00

Bul
agi

,66

,00
318

Bu
ko

Banggai
Kepulauan

3

34

3

31

4

88,76

5

5

45

5

4

46

4

4
8

8
2

5
5

4
9

4
4

6

4

4
8

3

6

9

4
0

7
5

4
8

9

5

9

4

3

3

5

4

1

4

8

7
4

7

3

8

4

3
2

3

7

6
4

3

5

7

6
8

7

3

3
2

3

5

1

6

6
0

7

3

3

3

54

0

2

5
7

7

3
5

2

4
2.4

9

3

28

5
6

6

3

1

5

187
,32

6

5

3

5
6

9

2

184

Bu

68

8

,84

ko Selatan

6

1

,00

5
5

3
319

Bul
agi Utara

54

7
275

Bul
agi Selatan

5
4

6
8

5
3

6
2

Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan data yang ditampilkan di atas tampak bahwa pola
penyebaran dan kepadatan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan apabila
diperkirakan hingga akhir tahun perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Tahun 2013, rata-rata kepadatan mencapai 42 jiwa/Km² dengan angka
kepadatan tertinggi yaitu mencapai 91 jiwa/Km² berada di Kecamatan

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 7

Totikum Selatan dan untuk kepadatan terendah yaitu mencapai 28
jiwa/Km² berada di Kecamatan Bulagi Utara.
2. Tahun 2018, rata-rata kepadatan mencapai 49 jiwa/Km² dengan angka
kepadatan tertinggi yaitu mencapai 97 jiwa/Km² berada di Kecamatan
Totikum Selatan dan untuk kepadatan terendah yaitu mencapai 32
jiwa/Km² berada di Kecamatan Bulagi Selatan.
3. Tahun 2033, rata-rata kepadatan mencapai 62 jiwa/Km² dengan angka
kepadatan tertinggi tetap berada di Kecamatan Totikum Selatan yaitu
mencapai 116 jiwa/Km² dan untuk kepadatan terendah berada di
Kecamatan Bulagi Selatan yaitu mencapai 40 jiwa/Km².
1.3.2.3 Persentase Penduduk Menurut Agama
Penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan mayoritas beragama Islam
dengan persentase 40,06 % , sedangkan agama yang lain adalah Kristen 24,91
% dan Katolik 22,26 %. Jumlah penduduk agama terbesar tersebar di wilayah
Kecamatan Tinangkung dan Bulagi Selatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel I.6 berikut ini.
Tabel I.6
Persentase Pemeluk Agama Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Banggai Kepulauan, 2012
Agama
I
Aga
o

ma
Toti

K

K

sla

riste

atoli

m

n

k

8,20

H
indu

B
udh
a

0,80

1,43

-

-

0,28

0,09

-

-

0,78

1,13

0,09

0,08

0,56

0,15

0,07

0,02

0,07

0,02

-

-

kum
Toti
kum
Selatan*
Tina
ngkung
Tina

13,4
1

ngkung
Selatan*
Tina
ngkung
Utara*

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 8

Lian

8,31

1,29

0,08

-

-

1,54

0,45

-

-

g
Peli
ng
Tengah*
Bul

4,44

3,90

5,74

-

-

Bul

1,23

5,47

6,46

-

-

3,94

2,71

-

-

4,18

2,55

-

-

2,10

1,45

0,05

-

22,26

0,21

0,10

agi

agi
Selatan
Bul
0

agi
Utara*
Buk

1

4,47

o
Buk

2

o
Selatan*
Banggai

40,06

24,91

Kepulauan

Sumber: Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka (2013)
Keterangan :
*) Data bergabung dengan Kecamatan Induk
1.3.2.4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan menurut
data tahun 2006 adalah tidak / belum pernah sekolah 3.247 orang, tidak
tamat SD 18.938 orang, SD 56.252 orang, SLTP 23.363 orang, SMU 6.443
orang,

Akademi / Diploma 956 orang dan Universitas 2.358 orang. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.7.
Tabel 1.7
Tingkat Pendidikan Penduduk
Kabupaten Banggai Kepulauan, 2012
Tingkat
o

Pendidikan

Jumlah
(Orang)

Tidak/Belum
Pernah Sekolah

%

2.90
3,247

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 9

Tidak/Belum

17.56

tamat SD

19,673

Taman

Kanak-

kanak (TK)

0.45
508

Sekolah

Dasar

(SD)

24.56
27,515

SLTP

9.28
10,396

Sekolah

5.69

Menengah

Umum 6,379

(SMU)
Akademi/Diploma

23.09
25,870

Universitas

16.47
18,452

Jumlah

112,040

100

Sumber : Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka, Tahun 2013

Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten
Banggai Kepulauan memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar yakni 24,56 %
sedangkan SLTP sebesar 9,28 %.
1.3.2.5 Karakteristik Sosial Budaya Masyarakat
Masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan adalah masyarakat yang
masih menghargai budaya dan tata nilai leluhur yang dikembangkan secara
turun-temurun. Hal ini tercermin dari berbagai perilaku komunal yang
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

A. Sistem Kepemimpinan Dalam Masyarakat
Penduduk mayoritas di Kabupaten Banggai Kepulauan memeluk agama
Islam dan Kristen, budaya masyarakat masih berkaitan dengan unsur
keagamaan, dan

peranan

Tuan

Guru/Kyai dan

Pendeta

merupakan

figur/tokoh yang masih sangat dihormati masyarakat.

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 10

Penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari beragam suku
dan agama. Suku-suku yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan antara lain:
 Suku Banggai, Saluan dan Balantak merupakan suku asli yang terdapat
hampir diseluruh wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan.
 Suku Bajo, keunikan suku ini berdiam dipinggir laut atau rumah panggung
Suku Bajo merupakan suku yang bermata pencaharian sebagai nelayan.
 Suku Bugis, Buton Muna dan Gorontalo merupakan suku pendatang yang
sudah menetap sehingga membaur menjadi bagian dari suku asli.

B. Sistem Kemasyarakatan
Struktur dan sistem budaya yang berkembang pada dasarnya sudah
mulai longgar, artinya budaya dan kebiasaan yang ada cenderung dapat
menerima budaya dan kebiasaan pendatang

yang baru dari luar. Hal ini

terlihat dari masyarakat yang bisa menerima budaya dari luar. Perhelatan
perkawinan pun cenderung pragmatis dan ritualnya disesuaikan dengan
sistem kepercayaan dan agama yang dianut.
Kebiasaan pada kehidupan guyub dan gotong royong untuk suatu
kegiatan masih dipertahankan. Hal ini tercermin dari motto dan slogan
masyarakat

Banggai

yaitu

“monsuani

tano”

atau

mencintai

untuk

pembangunaan daerahnya sendiri.
Upacara adat yang biasa dilakukan di Kabupaten Banggai Kepulauan
adalah upacara adat Banggai Sea-Sea di Lumbi-Lumbia dan pemukiman suku
Bajo diatas air laut.
C. Kesenian Rakyat
Jenis kesenian rakyat yang banyak digemari di Kabupaten Banggai
Kepulauan dan berkembang hingga saat ini antara lain:
1. Festival Budaya Banggai;ditampilkan bebagai atraksi seni dan budaya yang
ada di Kabupaten Banggai Kepulauan.
2. Seba Lembaga Adat Banggai ; dirumuskannya keputusan-keputusan adat
Banggai.
3. Menanam ubi Banggai (Bapidok); dilakukan pada saat menanam ubi
Banggai disertai dengan adat istiadat setempat.
D. Tata Budaya Dan Sistem Upacara Masyarakat
Dalam aktivitasnya, masyarakat masih melakukan berbagai aktifitas dan
tata upacara yang dilakukan. Adapun tata upacara yang masih dipertahankan

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 11

di Banggai Kepulauan pada umumnya adalah :
1. Upacara adat Banggai Etnis Sea-sea di Lumbi-lumbia dan Osan.

1.3.3 Potensi Bencana Alam
Geologi Kabupaten Banggai Kepulauan terletak di sepanjang zona
tumbukan antara lempeng mikro kontinen Banggai – Sula dengan jalan ofiolit
Sulawes Timur. Tumbukan antara lempeng tersebut merupakan fenomena
tektonik yang dicirikan dengan pergerakan sistem sesar sorong yang bergerak
kearah barat dan bersifat mendatar.
Distribusi pusat gempa dangkal dan gempa sedang terkonsentrasi
disekitar utara Pulau Peleng, yang lainnya terdapat disebelah selatan dan
kepulauan

Talaibu. Pusat

gempa

dengan

kedalaman

26 Km dibawah

permukaan laut yang terletak di Pulau Peleng yang menyebabkan tsunami
dengan ketinggian gelombang 10 sampai 15 meter yang mengakibatkan
rusaknya rumah-rumah penduduk pada sekitar pesisir Pulau Peleng. Kondisi
ini dikarenakan letak diantara sesar Sorong Utara dan sesar Sorong Selatan,
maka kawasan pesisir Kabupaten Banggai Kepulauan sangat rawan terjadi
gelombang tsunami.

1.3.4 Potensi Sumber Daya Alam
1.3.4.1 Sumber Daya Lahan
Apabila di lihat dari potensi sumber daya lahan, Kabupaten Banggai
Kepulauan memiliki wilayah potensi (wilayah yang sesuai dan cocok untuk
dikembangkan untuk berbagai kegiatan wilayah) sebesar 27.18%, wilayah
kendala 46,29% (wilayah dengan kisaran lerengnya 15 – 40%, sesuai untuk
pengembangan

kegiatan-kegiatan

tertentu

seperti

rekreasi

umum

dan

bangunan terhitung yang dapat dikembangkan dengan bantuan teknologi atau
persyaratan teknis) dan wilayah limitasi (wilayah dengan kisaran lerengnya >
40%, wilayah yang tidak berpotensi untuk pengembangan kegiatan budidaya)
sebesar 26,53%.
Secara fisik, wilayah ini memiliki bentang fisik yang cukup bervariasi.
Mulai dari daerah pegunungan, daerah lembah, daerah dataran, dan daerah
pesisir pantai serta laut. Keberagaman bentang fisik ini merupakan potensi
sumber daya alam yang besar, karena berbagai kandungan materi alam pada
kawasan ini yang menjadikan daerah ini subur. Selain itu keberagaman
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 12

bentang fisik tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obyek dan daya tarik
wisata. Kondisi fisik lainnya yang secara potensi mendukung Kabupaten

1.3.4.2 Sumber Daya Air
Di Kabupaten Banggai mempunyai banyak sungai, danau dan mata air
yang menyebar. Keberadaan air permukaan dan sungai tidak hanya berfungsi
sebagai sumber air minum, tapi juga dimanfaatkan sebagai sumber bagi
kegiatan budidaya pertanian sedangkan pemanfaatan air permukaan dan
sungai untuk bidang perikanan belum tercapai optimal. Wilayah yang
daerahnya pulau membutuhkan air bersih diperoleh dengan memanfaatkan
fluktuasi air tanah dangkal yang sangat dipengaruhi oleh air hujan. Air tanah
tersimpan dalam aquifer berupa rekahan atau cela batuan padu dan
didapatkan pada kedudukan yang dangkal.Sumber daya air di Kabupaten
Banggai Kepulauan berupa air tanah seperti sumur gali yang berada di daerah
pantai dan dataran rendah dengan ketinggian 0 – 15 meter diatas permukaan
laut, ketinggian muka air tanah dangkal berkisar 0,5 - 1,0 meter dari
permukaan air tanah. Serta banyak mata air yang menyebar di berbagai
kecamatan
Melihat kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sumberdaya air di
Kabupaten Banggai Kepulauan masih berpotensi, oleh sebab itu perlu adanya
perlindungan

dan

pelestarian

pada

sumber-sumber

tersebut

dengan

menetapkan wilayah perlindungan sesuai dengan peraturan.
1.3.4.3 Sumber Daya Hutan
Hutan produksi pada Kabupaten Banggai Kepulauan dibagi menjadi tiga
yang pertama hutan produksi tetap sebesar 34.014,813 Ha, yang kedua hutan
produksi terbatas sebesar 40.070,348 Ha dan yang terakhir adalah hutan
produksi konservasi 17.710,762 Ha. Kegiatan pemanfaatan hutan produksi
berkurang karena penurunan produksi hutan sehingga banyak lahan yang
dialih fungsikan untuk kegiatan perkebunan dan pertanian.

1.3.5 Potensi Ekonomi Wilayah
1.3.5.1

Sektor Pertanian

Sektor pertanian secara umum meliputi kegiatan pertanian tanaman
pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan. Untuk saat ini sektor
pertanian merupakan potensi utama di Kabupaten Banggai Kepulauan

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 13

terutama kegiatan pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Kabupaten
Banggai Kepulauan memiliki luas lahan persawahan yang telah terolah 551 Ha
dengan produksi rata-rata 3,29 ton perhektar. Selain itu, produksi yang paling
menonjol adalah kelapa dalam. Produksi kelapa dalam mencapai 2.252 ton
dari total lahan 27.070 Ha. Bangkep juga merupakan salah satu daerah
penghasil jambu mente di Sulawesi Tengah. Luas lahan perkebunan jambu
mente mencapai 10.825 Ha dengan jumlah produksi 2.061 ton. Selain ketiga
komoditi tersebut bangkep juga menghasilkan kopi, cengkih, vanili, kakao,
kemiri, lada dan pala. Komoditi lainnya adalah pisang dengan produksi 1.230
ton yang diekspor dan diantarpulaukan, durian 314 ton pertahun, mangga
362,5 ton dan nangka 693 ton pertahun.
1.3.5.2

Sektor Perikanan

Selain potensi pertanian tanaman dan perkebunan, terdapat potensi lain
yang

cukup

besar

dimiliki

oleh

Kabupaten

Banggai

Kepulauan

yaitu

diantaranya adalah sumber daya kelautan dan perikanan. Seperti diketahui
sebelumnya, wilayah perairan laut Kabupaten Banggai Kepulauan dengan luas
+ 18,828,10 km2, adalah merupakan bagian dari kawasan Selat Peleng. Laut di
Kabupaten Banggai Kepulauan ini sebagian besar wilayah ini masih bebas dari
berbagai dampak pencemaran lingkungan, selain itu kawasan ini memiliki
kekayaan keanekaragaman jenis ikan yang cukup besar dibandingkan
kawasan lain di Indonesia. Perikanan dan kelautan sebagai komoditi
primadona, menghasilkan produksi bernilai ekspor rumput laut 11.350 ton,
ikan suntung 125 ton, kerapu hidup 95,5 ton, lobster hidup 52,25 ton dan
cakalang 976 ton.
Dari sektor ini, Kabupaten Banggai Kepulauan terkenal karena memiliki
jenis ikan endemik yang keberadaanya hanya di perairan Kabupaten Banggai
Kepulauan, yakni Banggai Cardinal Fish (BCF). Tak kalah menarik dari sektor
kelautan adalah budidaya kerang mutiara. Budidaya kerang mutiara di
Kabupaten Banggai Kepulauan selain dilakukan pengusaha, juga dilakukan
kebanyakan

masyarakat

pesisir.

Budidaya

kerang

mutiara

yang

telah

dilaksanakan sejak tahun 1998 ini, sekarang terus berkembang dan mampu
memproduksi mutiara kualitas ekspor pada tahun 2009 mencapai 6.375 butir
dengan nilai jual Rp. 3,67 miliar. Produksi komoditi ini dimungkinkan terus
berkembang, karena potensi wilayah yang sangat luas dan cocok untuk
budidaya kerang mutiara.

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 14

1.3.5.3

Sektor Industri

Pada dasarnya kegiatan industri merupakan suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengelolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi
maupun bahan jadi. Semua aktivitas yang berkaitan dengan proses tersebut
sesungguhnya merupakan aktivitas industri. Sehingga apabila kita cermati
kegiatan industri ini akan dapat berhubungan dengan berbagai sektor kegiatan
lainnya. Sebagai contoh apabila terdapat kegiatan industri yang mengolah
tanaman hasil perkebunan seperti kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit,
tentunya aktivitas tersebut dapat disebut industri pengelolahan tanaman
perkebunan.
Berdasarkan hal tersebut maka sebenarnya banyak sekali potensi
kegiatan industri pengelolahan yang dapat didirikan di wilayah Kabupaten
Banggai

Kepulauan,

mengingat

pula

cukup

besarnya

potensi

hasil

perkebunan, pertanian dan perikanan di wilayah ini yang menanti untuk
diolah menjadi bentuk hasil, produksi lain yang lebih berkembang.

1.3.5.4

Sektor Pariwisata

Wilayah

Kabupaten

Banggai

kepulauan

adalah

wilayah

yang

berdasarkan keadaan topografinya terdiri dari daratan, pantai dan hamparan
pegunungan yang luas, keadaan alam ini tentunya memiliki kekayaan alam
yang menarik dan mempesona sehingga dibeberapa tempat ditemui obyek
wisata yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat atau pemerintah
setempat.
Wisata Kabupaten Banggai Kepulauan didominasi sumberdaya wisata
bahari dan daya tarik kepulauan. Sebenarnya disamping keindahan wilayah
pesisir dan keunikan panorama bawah laut, Kabupaten Banggai Kepulauan
juga menyimpan potensi wisata alam cukup menarik dan budaya warisan
kerajaan pada masa lampau. Wisatawan bisa menyaksikan kehidupan sosial
budaya masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan.
Potensi wisata bahari di Bangkep diantaranya Pulau Tikus, Pulau
Lasampung Delepo, Kembongan yang dikelililngi pasir putih asri alami dan
terumbu karang indah. Pasir putih di Kabupaten Banggai Kepulauan
menawarkan keindahan tersendiri bagi wisatawan, karena kondisinya yang
masih

alami

dan

belum

tercemar.

Jejeran

pulau-pulau

kecil

dengan

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 15

keanekaragaman

terumbu

karang

dan

ikan

hias,

makin

memanjakan

wisatawan yang suka menyelam. Sementara di sebagian besar wilayah laut
Banggai Kepulauan ditemukan Ikan Cardinal (BCF) yang merupakan biota
khas dan unik yang keberadaanya hanya ada di Kabupaten Banggai
Kepulauan.
Wisata alam yang tidak kalah menarik dari wisata bahari adalah

Air

Terjun Tembang, Air Terjun Lelengan dan Danau Tendetung. Panorama danau
ini sangat indah dan dapat ditempuh dengan berkuda. Air Terjun lainnya yang
juga indah adalah Air Terjun Kambani di Kecamatan Buko, lingkungan air
terjun ini dikelilingi pepohonon dan bebatuan yang masih asli alami. Selain
objek wisata Air Terjun di wilayah Banggai Kepulauan terdapat pula Objek
Wisata

Goa Pentu, Goa yang berada di Kecamatan Liang ini menjadi salah

satu ikon wisata di Kabupaten Banggai Kepulauan.
Beberapa potensi dan daya tarik wisata yang terdapat di Kabupaten
Banggai Kepulauan saat ini berupa air terjun, wisata alam, pantai, gua, pulau
dan sebagainya merupakan potensi yang hingga saat ini belum dimanfaatkan
dengan

optimal.

pemanfaatannya

Untuk
terutama

itu

tentunya

untuk

potensi

ini

meningkatkan

perlu

dioptimalkan

perekonomian

wilayah

Kabupaten Banggai Kepulauan.
1.3.5.5

Kependudukan

Kependudukan atau komposisi penduduk merupakan faktor utama
dalam setiap perencanaan, karena dalam pengembangan baik perubahan
jumlah maupun tingkah laku penduduk merupakan bagian pokok dari
perencanaan wilayah. Beberapa hal yang menunjukkan potensi kependudukan
di wilayah ini adalah tingkat usia produktif yang cukup tinggi yaitu sebesar
87.647 jiwa atau mencapai 58,81% dari jumlah penduduk Kabupaten Banggai
Kepulauan. Hal ini merupakan potensi bagi pelaksanaan pembangunan
Kabupaten Banggai Kepulauan, karena sebagai wilayah yang berkembang
tentunya wilayah ini membutuhkan banyak tenaga kerja yang diperoleh dari
penduduk

usia

produktif.

Sedangkan

potensi

lainnya

yaitu

penduduk

berdasarkan tingkat pendidikan, maksudnya adalah penduduk yang sempat
menamatkan pendidikan formal yaitu sebanyak 13.633 jiwa atau sebesar
11,8% dari jumlah penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan. Hal ini dapat
menunjukkan tingkat kualitas sumber daya manusia di wilayah ini. Dengan

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 16

semakin besarnya penduduk yang menyelesaikan pendidikan formalnya maka
wilayah ini memiliki kesempatan untuk berkembang lebih cepat.

1.4

ISU-ISU STRATEGIS KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

Selain terdapat potensi yang dapat mendukung perkembangan tata
ruang wilayah, tentunya terdapat pula berbagai kendala dan permasalahan
yang menghambat pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Banggai
Kepulauan. Sehingga dapat mengganggu pula tingkat pertumbuhan ekonomi
wilayah ini. Adapun berbagai kendala dan masalah yang dihadapi tersebut
adalah :
1. Permasalahan Fisik
Ditinjau dari kondisi saat ini, sebagian kawasan budidaya terletak
pada lahan dengan kondisi fisik yang relatif stabil, namun tidak dipungkiri
masih terdapat lahan kering (pertanian rakyat) yang berada pada lereng
yang cukup terjal dan kurang subur sehingga membatasi produktivitas dan
ekspansi budidaya. Hal ini tidak terlepas dari kondisi topografi wilayah
Kabupaten

Banggai

Kepulauan

yang

cenderung

memiliki

kondisi

kemiringan lereng agak curam hingga sangat curam. Sehingga penggunaan
lahan budidaya tidak jarang berekspansi ke kawasan yang seharusnya
menjadi kawasan lindung/konservasi. Selain itu permasalahan tersebut
didukung pula oleh kondisi geografis Kabupaten Banggai Kepulauan yang
berada diantara gunung dan pantai, dengan luasan lahan yang memiliki
kelandaian datar relatif kecil sehingga memiliki keterbatasan dalam
mengembangkan

kegiatan

yang

diperuntukkan

bagi

kawasan

lahan

budidaya. Dalam hal ini, untuk lahan pertanian rakyat dimungkinkan
pengembangannya secara rehabilitasi dan intensifikasi dengan input
teknologi budidaya konservasi.

2. Kelestarian Lingkungan
Masalah kelestarian lingkungan di Kabupaten Banggai Kepulauan saat
ini perlu mendapat perhatian yang lebih serius, karena mengingat luasan
kawasan lindung yang cukup besar. Sementara itu sosialisasi tentang
keberadaan

dan

manfaat

kawasan

lindung

di

Kabupaten

Banggai

Kepulauan kepada masyarakat masih sangat rendah. Hal ini mendorong
terjadinya intervensi atau ekspansi budidaya pada kawasan lindung yang
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 17

merupakan hutan yang sifat alamnya diperuntukkan guna mengatur tata
air, pencegahan banjir dan erosi serta pemeliharaan tingkat kesuburan
tanah.
Sementara itu untuk kawasan lindung pada wilayah perairan laut,
perlu diperhatikan dengan mengadakan studi khusus tentang kelautan
yang nantinya dibuat peraturan yang membatasi budidaya kelautan dengan
cara yang tetap memperhatikan lingkungan dan kelestarian alam. Hal
tersebut dikarenakan kondisi saat ini menunjukkan adanya kegiatan
eksploitasi hasil laut yang cenderung tidak terkendali karena umumnya
masih banyak masyarakat yang menggunakan alat tangkap yang potensial
merusak terumbu karang yang merupakan ekosistem kelautan yang perlu
dilindungi. Ancaman lain yang lebih besar terhadap kerusakan kelestarian
ekosistem terumbu karang adalah penangkapan dengan menggunakan
bahan peledak, bius dan potasium sianida.

3. Perekonomian
Perekonomian

Kabupaten

Banggai

Kepulauan

bersifat

dualistis,

dimana kegiatan ekonomi utama yang berlangsung saat ini sangat
bergantung pada sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dan
memberikan

pengaruh

besar

terhadap

masalah-masalah

lingkungan,

seperti kegiatan eksploitasi hutan serta tidak memberikan dampak pada
ekonomi lokal.
Ekonomi rakyat masih bersifat tradisional dan cenderung hanya
melayani kebutuhan lokal. Kegiatan ekonomi relatif terisolasi dengan sistem
dengan ekonomi yang lebih luas, sehingga nilai dan volume perdagangan
dengan wilayah lainnya relatif kecil.
4. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan pada tahun 2012
sebanyak 112.040 jiwa, sedangkan pada tahun 2033 jumlah penduduk
diperkirakan mencapai 155.979

jiwa dengan demikian perkembangan

penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan cukup besar sampai akhir tahun
perencanaan dengan besarnya jumlah penduduk merupakan potensi
sumberdaya utama secara kuantitas untuk pembangunan Kabupaten
Banggai Kepulauan. Tetapi secara tidak langsung dengan pertambahan
penduduk yang besar akan menimbulkan dampak seperti besarnya

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 18

permintaan lapangan pekerjaan, yang tentunya di masa mendatang akan
menimbulkan

permasalahan

baru

dalam

pelaksanaan

kegiatan

pembangunan. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu adanya
peran pemerintah dan swasta untuk menciptakan lapangan kerja.
5. Sarana dan Prasarana
Berdasarkan hasil survey sekunder yang dilakukan bahwa pemenuhan
sarana dan prasarana di Kabupaten Banggai Kepulauan saat ini dirasakan
relatif masih kurang, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas
pelayanannya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari proses pembangunan
yang sedang berjalan di Kabupaten Banggai Kepulauan, tetapi tentunya hal
ini perlu diantisipasi secepatnya. Antisipasi ini diperlukan karena untuk
mencapai perkembangan yang cepat tentunya menghendaki dukungan
sarana dan prasarana pendukung yang memadai pula. Apabila hal ini tidak
mendapat perhatian yang serius, maka dikhawatirkan akan menghambat
perkembangan

dan

kemajuan

pembangunan

di

Kabupaten

Banggai

Kepulauan. Selain itu pula permukiman yang tersebar mempunyai jarak
yang

berjauhan,

pelayanan.

menimbulkan

Sarana

pelayanan

permasalahan
yang

pengalokasian

mempunyai

jangkauan

sarana
tingkat

pelayanan yang cukup luas (tingkat kecamatan) umumnya hanya terpusat
di Ibukota kecamatan, sehingga menimbulkan kesenjangan pelayanan bagi
pusat-pusat permukiman yang jauh dari ibukota kecamatan, untuk
mengantisipasi hal tersebut dalam pendistribusian sarana pelayanan
fasilitas sifatnya harus berjenjang sehingga dapat melayani keseluruhan
wilayah yang ada.

Dari uraian potensi dan permasalahan di Kabupaten Banggai Kepulauan
di atas, maka diketahui bahwa isu strategis pengembangan Kabupaten
Banggai Kepulauan adalah sebagai berikut:
1. Kondisi luas lahan potensial untuk pengembangan wilayah terbatas
2. Terjadi permasalahan lingkungan pada pada kawasan lindung di wilayah
hutan dan wilayah kelautan.
3. Potensi pengembangan perkebunan, kelautan dan pariwisata masih belum
optimal, baik dilihat dari segi hasil maupun pengelolaannya untuk
kepentingan masyarakat.

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 19

4. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat pada sumberdaya alam yang
tidak dapat diperbaharui.
5. Terjadi disparitas antar wilayah pulau.

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 20