DOCRPIJM 4393514fad BAB IIBab 2 Profil Kabupaten

  BAB II PROFIL KABUPATEN BUOL 2.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Buol adalah salah satu daerah otonomi baru di Provinsi Sulawesi Tengah merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Morowali yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol Di Provinsi Sulawesi Tengah, Ibu Kotanya berkedudukan di Buol, memiliki 11 kecamatan, 108 desa dan 7 (tujuh) kelurahan.

  O

  Secara geografis Kabupaten Buol terletak antara 01 31’12” Lintang

  O O

  Selatan dan 03 46’48” Lintang Selatan serta antara 121 02’24” Bujur Timur dan

  O

  2

  123 dan

  15’36” Bujur Timur, memiliki luas wilayah daratan 10.018,12 Km wilayah Lautan seluas 8.344,27 Km² sehingga total luas wilayah Kabupaten Buol adalah 18.362,39 Km². Berdasarkan luas wilayah daratan tersebut maka Kabupaten Buol merupakan 1 (satu) dari 13 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki luas wilayah daratan terbesar yakni sekitar 14,72 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tengah.

  Berdasarkan data luas kecamatan dari 11 kecamatan di Kabupaten Buol, Kecamatan terluas adalah Kecamatan Tiloan seluas 1.437,70 Km² atau 35,5 persen dari luas Kabupaten Buol, sedangkan Kecamatan terkecil adalah Kecamatan Karamat Barat seluas 153,10 Km² atau sebesar 3,79 persen dari luas Kabupaten Buol.

  Untuk lebih jelasnya data luas wilayah setiap kecamatan di Kabupaten Buol dapat dilihat pada tabel berikut:

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

01 MAMOSALATO 1.480,00 100,00

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  01.13 Lijo 267,31 18,06

  01.09 Winangabino 201,12 13,59

  01.03 Momo 70,30 4,75

  01.10 Sea 138,50 9,36

  01.04 Tananagaya 18,75 1,27

  01.11 Uepakatu 85,59 5,78

  01.05 Giri Mulya 5,25 0,35

  01.12 Parangisi 128,74 8,70

  01.06 Tana Sumpu 20,00 1,35

  01.14 Menyoe 148,97 10,07

  01.07 Pandauke 125,03 8,45

  01.08 Tambale 108,99 7,36

  02.01 Tokonanaka 30,22 1,26

  02.13 Tirongan Bawah 32,20 1,34

  02.02 Matube 539,39 22,41

  02.14 Tanaku Raya 6,95 0,29

  02.03 Posangke 284,92 11,84

  02.15 Opo 118,41 4,92

  02.04 Tokala Atas 177,03 7,36

  02.16 Siliti 30,77 1,28

  01.02 Kolo Bawah 29,50 1,99

  01.01 Kolo Atas 131,95 8,92

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Buol

  6 Bukal Unone

  Menurut Kecamatan, Tahun 2015 No. Kecamatan

  Ibukota Kecamatan

  Luas (Km)

  Persentase (Persen)

  1 Paleleh Paleleh

  2 Paleleh Barat Timbulon

  3 Gadung Bulagidun

  4 Bunobogu Bunobogu

  5 Bokat Bokat

  7 Tiloan Air Terang

  (Km²) (%)

(01) (02) (03) (04) (01) (02) (03) (04)

  8 Momunu Lamadong

  9 Biau Biau

  10 Karamat Busak

  11 Lakea Lakea Sumber : Profil Kabupaten Buol, 2016 [[[[[

  Pembagian wilayah administrasi desa dalam Kecamatan dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.2 Luas Wilayah Daratan Menurut Kecamatan, Kelurahan/Desa

  Kabupaten Buol, Tahun 2015 No.

  Kecamatan/ Kelurahan/Desa Luas Wilayah

  (Km²) (%) No.

  Kecamatan/ Kelurahan/Desa Luas Wilayah

02. BUNGKU UTARA 2.406,79 100,00 02.12 Kalombang 43,19 1,79

03. SOYOJAYA 605,51 100,00

04. PETASIA 646,34 100,00

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

(01) (02) (03) (04) (01) (02) (03) (04)

  05.09 Tadaku Jaya 15,02 3,23

  06.07 Tompira 65,00 12,41

  06.01 Masara 3,40 0,65

  523,61 100,00

  05.10 Ululaa 28,00 50,91 06.

  05.05 Maralee 45,52 9,78

  05.08 Tontowea 101,06 21,72

  05.04 Mondowe 40,51 8,71

  06.08 Bunta 69,14 13,20

  05.03 Moleono 65,31 14,04

  05.07 Togomulya 8,00 1,72

  05.02 Sampalowo 65,57 14,09

  05.06 Tiu 41,30 8,88

  06.02 Molores 60,00 11,46

  06.09 Keuno 27,00 5,16

  06.03 Mohoni 68,54 13,09

  02.05 Uewajo 3,71 0,15

  06.04 Molino 24,00 4,58

  06.10 Polewali 6,35 1,21

  06.05 Towara 104,60 19,98

  06.11 Towara Pantai (G) ….. …..

  06.06 Bungintimbe 95,58 18,25

  06.12 Peboa (G) ….. …..

  07.01 Lembobaru 12,45 1,84

  07.08 Beteleme 21,71 3,22

  07.02 Korobonde 10,04 1,49

  07.08 Tinompo 28,85 4,27

  07.03 Wawopada 143,02 21,18

  07.10 Korowalelo 64,62 9,57

  05.01 Onepute 55,00 11,82

  465,29 100,00

  04.10 Tanuge 18,00 2,78 05.

  04.05 Koya 65,28 10,10

  02.17 Ueruru 15,08 0,63

  02.06 Baturube 78,95 3,28

  02.18 Lemo 42,35 1,76

  02.07 Woomparigi 22,38 0,93

  02.19 Boba 31,59 1,31

  02.08 Tambarabone 7,86 0,33

  02.20 Salubiro 117,94 4,90

  02.09 Taronggo 580,51 24,12

  02.21 Pokeang 17,00 0,71

  02.10 Uemasi 116,34 4,83

  02.22 Uempanapa 21,00 0,87

  02.11 Tirongan Atas 59,00 2,45

  02.23 Lemowaliya 30,00 1,25

  03.01 Tamainusi 127,75 21,10

  03.06 Bau 68,53 11,32

  03.02 Tambayoli 114,42 18,90

  03.07 Malino Jaya 15,00 2,48

  04.09 Ganda-Ganda 161,18 24,94

  04.04 Gililana 107,40 16,62

  04.08 Kel. Bahoue 45,46 7,03

  04.03 Korolaki 35,48 5,49

  04.07 Kel. Bahontula 68,69 10,63

  04.02 Korololama 45,28 7,01

  04.06 Kel. Buol 30,57 4,73

  04.01. Koromatantu 69,00 10,68

  03.10 Toddopuli Uebangke (G) ….. …..

  03.05 Panca Makmur 17,00 2,81

  03.09 Sumara Jaya 25,00 4,13

  03.04 Tandayondo 66,36 10,96

  03.08 Malino 121,45 20,06

  03.03 Lembah Sumara 50,00 8,26

PETASIA BARAT

PETASIA TIMUR

07. LEMBO 675,23 100,00

08. LEMBO RAYA 657,61 100,00

09. MORI ATAS 1.508,81 100,00

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

(01) (02) (03) (4) (01) (02) (03) (4)

  10.07 Mayumba 103,62 9,88

  09.06 Tomata 92,71 6,14

  09.13 Saemba Walati 17,90 1,19

  09.07 Londi 90,81 6,02

  09.14 Pambarea 15,00 0,99

  10.01 Era 198,88 18,96

  10.05 Tiwaa 91,28 8,70

  10.02 Peleru 111,61 10,64

  10.06 Lembontonara 189,50 18,07

  10.03 Wawondula 108,98 10,39

  10.08 Tamonjengi 119,68 11,41

  10.04 Tabarano 125,38 11,95

  09.05 Tomui Karya 12,00 0,80

  Sumber: Profil Kabupaten Buol, data diolah kembali, Tahun 2016 (G): Data

  Bergabung dengan Desa Induk

  Data detail tentang profil singkat Kecamatan-Kecamatan di wilayah Kabupaten Buol sebagai berikut. Mamosalato : Luas wilayah 1.480,00 Km

  2

  atau sebesar 14,77 persen dari total luas wilayah Kabupaten Buol, berjarak 50 Mil dari Ibukota Kabupaten Buol, yang hanya dapat ditempuh dengan kendaraan Laut dengan Ibukota Kecamatan Tanasumpu. Bungku Utara : Memiliki jarak 45 Mil dari Ibukota Kabupaten Buol ditempuh dengan kendaraan Laut, dengan luas wilayah

  2.406,79 Km

  2

  atau sebesar 24,02 persen dari total

  09.12 Lanumor 120,99 8,02

  09.11 Kolaka 271,12 17,97

  07.04 Waraa 12,13 1,80

  08.07 Bintangor Mukti 73,04 11,11

  07.11 Kumpi 16,29 2,41

  07.05 Tingkeao 40,23 5,96

  07.12 Korompeli 72,40 10,72

  07.06 Mora 34,48 5,11

  07.13 Lemboroma 88,11 13,05

  07.07 Uluanso 31,29 4,63

  07.14 Korowou 99,61 14,75

  08.01 Dolupo Karya 169,90 25,84

  08.06 Pontangoa 43,00 6,54

  08.02 Poona 40,00 6,08

  08.03 Mandula 60,00 9,12

  09.04 Saemba 123,54 8,19

  08.08 Jamor Jaya 60,29 9,17

  08.04 Petumbea 48,00 7,30

  08.09 Paawaru 60,17 9,15

  08.05 Ronta 40,00 6,08

  08.10 Lembobelala 63,21 9,61

  09.01 Gontara 98,91 6,56

  09.08 Taende 194,28 12,88

  09.02 Kasingoli 83,75 5,55

  09.09 Ensa 189,78 12,58

  09.03 Lee 100,85 6,68

  09.10 Peonea 97,17 6,44

10. MORI UTARA 1.048,93 100,00

  wilayah Kabupaten Buol dan merupakan yang terluas di Kabupaten Buol dengan Ibukota Kecamatan di Baturube;

  2 Soyo Jaya : Luas wilayah 605,51 km atau 6,04 persen dari total

  luas wilayah Kabupaten Buol Ibukota Kecamatan Soyo Jaya berkedudukan di Lembah Sumara dengan jarak 35 Mil yang hanya dapat ditempuh dengan kendaraan Laut;

  Petasia : Adalah ibukota Kabupaten Buol dengan Luas wilayah

  2

  sebesar 646,34 Km atau dengan Persentase luas wilayah sebesar 6,45 persen dari total wilayah Kabupaten Buol dengan ibukota Kecamatan kelurahan Kali;

  Petasia Barat : Merupakan Kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil di Kabupaten Buol dengan ibukota Kecamatan

  2

  di Tiu, memiliki luas wilayah 465,29 Km atau 1,90 persen dari total luas wilayah Kabupaten Buol berjarak

  20 Km dari Ibukota Kabupaten; Petasia Timur : Ibukota Kecamatan Petasia Timur di Bungintimbe

  2

  dengan Luas wilayah sebesar 523,61 Km atau 5,23 persen dari total luas wilayah Kabupaten Buol dan berjarak 34 Km dari Ibukota Kabupaten ditempuh dengan kendaraan darat;

  Lembo : Berjarak 34 Km dari Ibukota Kabupaten Buol, memiliki

  2 Luas wilayah 675,23 Km atau 6,74 persen dari total

  wilayah Kabupaten Buol dengan Ibukota Kecamatan di Beteleme;

  Lembo Raya : Luas wilayah Kecamatan Lembo Raya seluas 657,61

2 Km , berjarak kurang lebih 44 Km dari Ibukota

  Kabupaten Buol, dengan Ibukota Kecamatan di Petumbea;

  2 Mori Atas : Luas wilayah 1.508.81 Km atau 15,06 persen dari total

  wilayah Kabupaten Buol berjarak 85 Km dari Ibukota Kabupaten Buol dengan Ibukota Kecamatan desa Tomata;

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  2 Mori Utara : Luas wilayah 1.048,93 Km atau 10,47 persen dari total

  luas wilayah Kabupaten Buol dan berjarak 90 Km dari Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di Mayumba.

  Batas wilayah Kabupaten Buol di Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Buyuntaripa, Desa Korondoda, Desa Bugi Kecamatan Tojo dan Desa Rompi Kecamatan Ulubongka Kabupaten Tojo Una-Una. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rata, Desa Gunung Kramat, Desa Matawa, Desa Mangkapa Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai dan Laut Banda; Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Solonsa Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali dan Desa Nuha, Desa Matano, dan Desa Sorowako Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan; dan Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Uelene, Desa Mayasari Kecamatan Pamona Selatan dan Desa Pancasila, Desa Kamba, Desa Matialemba, Desa Kancu’u dan Desa Masewe Kecamatan Pamona Timur Kabupaten Poso.

  Sebagaimana dijelaskan di atas, Kabupaten Buol merupakan salah satu dari 13 (tigabelas) Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tengah dan merupakan Kabupaten/Kota yang memiliki luas wilayah terbesar di Sulawesi Tengah dengan

  2

  luas wilayah kurang lebih 10.018,12 Km atau sekitar 14,72 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tengah dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

  Sebelah Utara

  • Kabupaten Tojo Unauna • Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan dan

  Sebelah Selatan

  Kabupaten Morowali

  Sebelah Barat

  • Kabupaten Poso

  Sebelah Timur

  • Kabupaten Banggai dan Teluk Tolo Posisi Kabupaten Buol dilihat dari permukaan bumi terletak di sekitar

  Teluk Tolo, Teluk Tomori sampai pada daerah pedalaman yang berbentuk lembah, perbukitan, dan pegunungan.

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  Sumber: Profil Kabupaten .., data diolah kembali, Tahun 2016

Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Buol

  Saat dibentuk pertama kalinya, Kabupaten Morowali beribukota di Buol (ibukota Buol sekarang). Ibukota definitif Kabupaten Morowali sekarang, yakni di Bungku (Bungku Tengah), sesuai dengan undang-undang dan telah difungsikan sejak 2 Mei 2006. Sedangkan Buol telah menjadi ibukota Kabupaten Buol. Kondisi georafis Kabupaten Buol dengan ibukota Kabupaten yang berkedudukan di Buol berbatasan dengan laut (Perairan Teluk Tolo) sehingga dapat dicapai melalui laut, darat atau kombinasi keduanya sesuai dengan kondisi geografis wilayah lainnya.

Tabel 2.3 Letak Geografis Kecamatan Menurut Desa

  Kabupaten Buol, Tahun 2015 Lereng/

  Lembah/ Kecamatan Pantai Punggung Dataran Jumlah

  DAS Bukit

  Mamosalato

  6

  4

  2

  2

  14 Bungku Utara

  7

  3

  13

  23 Soyo Jaya

  3

  1

  6

  10 Petasia

  6

  4

  10 Petasia Barat

  4

  6

  10 Lembo

  3

  11

  14 Lembo Raya

  7

  3

  10 Petasia Timur

  6

  3

  3

  12 RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021 Lereng/ Lembah/

  Kecamatan Pantai Punggung Dataran Jumlah DAS

  Bukit Mori Atas

  2

  5

  7

  14 Mori Utara

  2

  6

  8 Buol

  28

  14

  28 55 125

  Sumber: Profil Kabupaten Buol, data diolah kembali, Tahun 2016

  2.2. Potensi Wilayah Kabupaten Buol

  1. Pertanian Potensi pengembangan pertanian untuk tanaman pangan di Kabupaten

  Buol seluas 32,458.88 ha, dan masih dapat diperluas dengan memanfaatkan kawasan hutan konversi seluas 19,035 ha.. Pengembangan Potensi Pertanian dibagi atas dua bagian, yaitu: (1) Pertanian Tanaman Pangan Lahan Basah (TPLB); (2) Pertanian Tanaman Pangan Lahan Kering (TPLK). Untuk lahan basah; pengembangan kawasan pertanian diarahkan pada kawasan yang sesuai untuk penanaman tanaman lahan pangan lahan basah dimana pengairannya dapat diperoleh secara alamiah maupun secara teknis dan didukung sistem atau potensi pengembangan prasarana pengairan dengan mempertimbangkan faktor-faktor; Ketinggian kawasan di bawah 1000 m, kelerengan kawasan dibawah 3 % dan kedalaman efektif lapisan tanah di atas 50 cm.

  Untuk Lahan Kering; lebih diarahkan pada pengembangan padi gogo, palawija dan hortikultura dengan mempertimbangkan faktor-faktor; Ketinggian kawasan di bawah 1000 m, kelerengan kawasan dibawah 8 % dan kedalaman efektif lapisan tanah di atas 60 cm.

  Adapun luas kawasan pertanian untuk tanaman pangan di Kabupaten Buol dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.4 Luas Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Menurut

  Kecamatan di Kabupaten Buol

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  8. Petasia Barat 60.551 6.507,78 10,75

  Sumber: Profil Kabupaten Buol, Tahun 2015 (diolah kembali)

  Ladang 851 378 3.024,58 1.197 Padi 8.668 8.971 29.160,13 39.083,54

  Padi Sawah 7.817 8.593 26.135,55 37.886,54 Padi

  Produksi (Ton) 2013 2014 2013 2014

  Luas Panen (Ha)

  Jenis Tanaman

Tabel 2.5 Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Sawah dan Padi Ladang di Kabupaten BuolTahun 2013-2014

  8.593 hektar dengan total produksi padi sebesar 37.886,54 ton. Rata-rata total produktivitas sebesar 4,36 ton/hektar. Secara keseluruhan baik luas maupun produksi tanaman padi di Kabupaten Buol mengalami peningkatan jika dibanding dengan capaian tahun sebelumnya yaitu tahun 2013. Data perkembangan luas panen dan Produksi Tanaman Padi tahun 2013-2014 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

  Sumber: Profil Kabupaten Buol, tahun 2015 Jika dicermati Luas Panen Padi di Kabupaten Buol Tahun 2014 sebesar

  10. Soyo Jaya 146.499 365,81 0,25 Buol 1.001.812 32.458,88 3,24

  9. Petasia Timur 240.679 12.568,04 5,22

  7. Petasia 104.893 887,27 0,85

  No. Kecamatan Luas (Ha)

  6. Mori Utara 48.030 550,40 1,15

  5. Mori Atas 64.634 701,58 1,09

  4. Mamosalato 52.361 6.682,96 12,76

  3. Lembo Raya 65.761 2.421,69 3,68

  318,66 0,47

  2. Lembo 67.523

  0,96

  1. Bungku Utara 150.881 1.454,69

  Tanaman Pangan

  Kawasan Pertanian

  Wilayah Kecamatan

  Persentase (Persen)

  Seperti yang terlihat pada tabel di atas, baik luas panen tanaman padi di Kabupaten Buol mengalami peningkatan sebesar 3,38 persen dari tahun sebelumnya, demikian pula halnya yang terjadi terhadap produksi yang meningkat sebesar 31,01 persen jika dibanding produksi tahun 2013. Peningkatan yang mendasar baik luas panen maupun produksi dipengaruhi karena meningkatnya luas panen dan produksi pada jenis tanaman padi sawah meskipun pada jenis tanaman padi ladang sedikit mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya mengenai produktivitas tanaman padi di Kabupaten Buol tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar berikut.

  Sumber: Profil Kabupaten Buol, Tahun 2015 (diolah kembali)

Gambar 2.2 Produktivitas Tanaman Padi Sawah dan Padi Ladang di Kabupaten BuolTahun 2013-2014

  Sebagaimana terlihat pada gambar di atas, produktivitas tanaman padi sawah sebesar 4,41 ton/hektar pada tahun 2014. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 24,26 persen jika dibanding produtivitas tanaman padi sawah pada tahun 2013 yang hanya sebesar 3,34 ton/hektar. Sementara untuk produktivitas tanaman padi ladang sedikit mengalami penurunan pada tahun 2014. Meski demikian tidak berpengaruh terhadap produktivitas tanaman padi secara keseluruhan mengalami peningkatan.

  Untuk jenis tanaman pangan lokal lainnya yang termasuk dalam kelompok tanaman palawija seperti Jagung, Ubi Kayu, Ubi jalar, Kacang Tanah, Kacang Kedelai, dan Kacang Hijau, secara keseluruhan mengalami penurunan produksi, kecuali untuk jenis tanaman Ubi Kayu dan Ibu Jalar yang mengalami peningkatan produksi sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 2.6 Perkembangan Luas Panen dan Produksi Tanaman Palawija

  Kabupaten Buol Tahun 2013-2014

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  Luas Panen Produksi (Ton)

  Jenis Selisih Selisih (Ha)

  Tanaman (Ha) Ton) 2013 2014 2013 2014 Jagung 709 452 -257 3,575.62 1,912.86 -1,662.76 Ubi Kayu

  73

  96 23 1,347.13 1,930.18 583.05 Ubi Jalar

  57 50 (7) 570.04 615.05

  45.01 Kacang Hijau

  20 8 (12)

  16.00 7.04 -8.96 Kacang Kedelai 101 107 6 114.24 113.63 -0.61 Kacang Tanah 109 124 15 205.72 186.74 -18.98

  Sumber: Profil Kabupaten Buol, Tahun 2015 (diolah kembali)

  Dari tabel di atas, terlihat bahwa luas panen tanaman jagung di Kabupaten Buol pada tahun 2014 sebesar 452 Hektar sedangkan produksinya mencapai 1.912,86,62 ton dengan rata-rata per hektarnya sebesar 4,23 ton.

  Untuk luas panen tanaman Ubi Jalar tahun 2014 seluas 50 hektar, memiliki produksi sebesar 615,05 ton dengan capaian rata-rata produktivitas sebesar 12,30 ton/hektar. Sementara luas tanaman kacang hijau di Kabupaten Buol pada tahun 2014 memiliki luas panen sebesar 8 hektar dengan hasil produksi sebesar 7,04 ton/hektar dengan capaian produtivitas sebesar 0,88 ton/hektar. Selain kacang hijau tanaman lainnya yang mengalami penurunan baik luas panen maupun produksinya yaitu tanaman kacang kedelai dan kacang tanah. Data perkembangan produktivitas tanaman palawija di Kabupaten Buol tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar berikut;

  

Sumber: Profil Kabupaten Buol, Tahun 2015 (diolah kembali)

Gambar 2.3 Perkembangan Produktivitas Palawija

  Kabupaten BuolTahun 2013-2014

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  1. Bungku Utara 150.881 15.205,72 10,08

  8. Petasia Barat 60.551 3.992,43 6,59

  7. Petasia 104.893 8.940,40 8,52

  6. Mori Utara 48.030 5.877,00 12,24

  5. Mori Atas 64.634 18.186,15 28,14

  4. Mamosalato 52.361 11.546,26 22,05

  3. Lembo Raya 65.761 7.664,93 11,66

  2. Lembo 67.523 8.619,74 12,77

  Kawasan Perkebunan

  2. Perkebunan Kawasan peruntukan perkebunan di Kabupaten Buol dengan luas sebesar 86,645.09 Ha. Komoditas utama perkebunan dan sebarannya terdiri atas: o

  Wilayah Kecamatan

  Persentase (Persen)

  No. Kecamatan Luas (Ha)

Tabel 2.7 Luas Kawasan Perkebunan Menurut Kecamatan di Kabupaten Buol

  Uraian luas kawasan perkebunan beserta sebarannya di Kabupaten Buol dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

  Lembo, Kecamatan Lembo Raya, Kecamatan Petasia, Kecamatan Petasia Barat, Kecamatan Bungku Utara dan Kecamatan Mamosalato.

  Kelapa, terdapat di Kecamatan Bungku Utara o Jambu mete, terdapat di Kecamatan Bungku Utara; o Vanili, terdapat di Kecamatan Soyo Jaya; o Sagu, terdapat di Kecamatan Petasia dan Kecamatan Soyo Jaya; o Karet, terdapat di Kecamatan Lembo; o Sawit, terdapat di Kecamatan Mori Atas, Kecamatan Mori Utara, Kecamatan

  Kakao, terdapat di Kecamatan Mamosalato, Kecamatan Bungku Utara, Kecamatan Soyo Jaya, Kecamatan Petasia. o Cengkeh, terdapat di Kecamatan Lembo, dan Kecamatan Bungku Utara. o

  9. Petasia Timur 240.679 2.378,01 0,99

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  No. Kecamatan Luas (Ha)

  Persentase (Persen)

  Wilayah Kecamatan

  Kawasan Perkebunan

  10. Soyo Jaya 146.499 4.234,44 2,89 Buol 1.001.812 86.645,08 8,65

  Sumber: Profil Kabupaten Buol, tahun 2015 Komoditi tanaman perkebunan sebagai tanaman perdagangan di

  Kabupaten Buol memiliki peranan yang sangat penting tidak saja merupakan sumber penghasilan devisa tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja yang banyak menyerap tenaga kerja bagi masyarakat. Luas areal perkebunan pada tahun 2014 dan hasil produksi tanaman perkebunan rakyat di Kabupaten Buol selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.8 Luas Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman

  Kabupaten Buol Tahun 2010-2014 Jenis Tanaman

  Perkebunan Luas

  (Ha) Produksi

  (Ton) 2013 2014 2013 2014 Kelapa 587 778 563 418,60 Kopi 562 31,20 144,70 9,10 Cengkeh 570 268,50 24,90 16,06 Kelapa Sawit 31.055 4.628 36.278 4.393,38 Kakao 4.324 15.152 3.223 7.395,97

  Pala 140 246 - 2,00 Lada 134 53,30 104 10,17 Karet 5.233 5.576 5.673 2.243,42 Jambu Mente 454 20 220 3,10 Vanili 94 - 21 - Sagu - 237 - 184,55 Aren - - - - Kemiri - 55 - 3,83

  Sumber: Profil Kabupaten Buol tahun 2015 (diolah kembali)

  Pada tabel di atas terlihat pada sub sektor perkebunan, komoditi kakao menempati urutan pertama dalan hal produksi. Angka produksi kakao selama tahun 2014 sebesar 7,395,97 ton, produksi tersebut mengalami peningkatan sebesar 56,42 persen, jika dibanding dengan produksi kakao pada tahun sebelumnya tahun 2013 sebesar 3.223 ton. Disusul produksi kelapa sawit yang produksinya mencapai 4.393,38 ton kemudian produksi karet mencapai 2.243,42 ton. Selanjutnya ada kelapa dan sagu yang masing-masing produksinya sebesar 418,60 dan 184,55 ton.

  3. Peternakan Kegiatan peternakan tidak mengalokasikan pada suatu kawasan tertentu, namun dapat saja dilakukan pada kawasan sekitar pertanian tanaman pangan, kawasan perkebunan dan atau pada sekitar kawasan hortikultura.

  Adapun komoditas peternakan yang cukup dominan di Kabupaten Buol adalah seperti: Ternak besar berupa: ▪

  Sapi, terdapat di Kecamatan Mori Atas, Kecamatan Lembo, Kecamatan Petasia, Kecamatan Soyo Jaya, dan Kecamatan Bungku Utara;

  ▪ Kerbau terdapat di Kecamatan Petasia Barat dan Kecamatan Soyo Jaya;

  Ternak sedang berupa: ▪

  Babi, terdapat di Kecamatan Bungku Utara, Kecamatan Lembo dan Kecamatan Mori Atas;

  ▪ Kambing, terdapat di Kecamatan Lembo, Kecamatan Petasia, dan Kecamatan

  Bungku Utara; Unggas berupa: ▪

  Ayam kampung, terdapat di Kecamatan Mori atas, Kecamatan Lembo, Kecamatan Petasia, dan Kecamatan Bungku Utara;

  ▪ Itik, terdapat di Kecamatan Bungku Utara, Kecamatan Petasia, dan Kecamatan Lembo.

  Jenis-jenis ternak yang diusahakan di Kabupaten Buol tahun 2014 di klasifikasikan kedalam tiga bagian yaitu; a) Ternak besar yang meliputi: Sapi dan kerbau b) Ternak kecil antara lain: Kambing dan babi; dan c) Ternak unggas yang meliputi: Ayam kampung, ayam ras dan itik. Jenis Sapi merupakan jenis ternak besar yang mendominasi di Kabupaten Buol, dengan jumlah ternak sebanyak 16.347 ekor pada tahun 2014 dan ternak Kerbau sebanyak 426 ekor. Populasi ternak kecil (kambing dan babi) di Kabupaten Buol cenderung mengalami penurunan, Untuk lebih jelasnya mengenai data populasi ternak

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021 besar di Kabupaten Buol terlihat pada gambar berikut;

  Sumber: Profil Kabupaten Buol, Tahun 2014 (diolah kembali)

Gambar 2.4 Populasi Ternak Besar dan Ternak Kecil

  Kabupaten Buol, Tahun 2013-2014 Seperti yang terlihat pada gambar di atas, populasi ternak sapi sebanyak

  16.347 ekor tahun 2014. Jumlah tersebut meningkat sebesar 9,48 persen jika dibanding jumlah populasi ternak sapi pada tahun 2013 sebanyak 14.797 ekor. Populasi ternak kecil seperti babi mengalami penurunan sebesar 18,27 persen yang mana jumlah populasinya sebanyak 12.224 ekor tahun 2013 menurun menjadi 10.352 ekor tahun 2014. Sementara populasi ternak kecil jenis kambing tahun 2013 sebanyak 12.244 ekor juga mengalami penurunan sebesar 2,94 persen dari total populasi tahun 2013 sebesar 4.542 ekor sedangkan dan tahun 2014 hanya sebanyak 4.412 ekor.

  Populasi unggas yang diternak masyarakat Kabupaten Buol terdiri dari; Ayam Buras, Ayam Pedaging, Ayam Petelur dan Itik. Dari 4(empat) jenis unggas yang di ternak masyarakat di Kabupaten Buol dalam 2(dua) tahun terakhir didominasi unggas ayam kampung. Data populasi unggas di Kabupaten Buolpada tahun 2013-2014 disajikan pada gambar berikut;.

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  Sumber: ProfilKabupaten Buol tahun 2015 (diolah kembali)

Gambar 2.5 Jumlah Unggas Menurut Jenisnya

  Kabupaten BuolTahun 2013-2014 Dari gambar di atas, jumlah populasi ternak unggas jenis ayam kampung di Kabupaten Buol pada tahun 2013 sebanyak 93.588 ekor, kemudian meningkat pada tahun 2014 menjadi sebanyak 96.062 ekor. Untuk populasi ternak unggas ayam pedaging tahun 2013 sebanyak 10.790 ekor mengalami penurunan populasi pada tahun 2014 menjadi 652 ekor. Sementara populasi ternak itik tahun 2013 sebanyak 6.520 ekor meningkat menjadi 11.043 ekeor pada tahun 2014 dan populasi ayam petelur pada tahun 2014 sebanyak 2.440 ekor.

  4. Perikanan Kawasan peruntukkan perikanan di Kabupaten Buol terdiri atas:

  1) Perikanan Tangkap Kawasan peruntukan perikanan tangkap di Kabupaten Buol tersebar pada perairan laut Kabupaten Buol.

  2) Perikanan Budidaya Kawasan peruntukan perikanan budidaya di Kabupaten Buol, terdiri atas : o

  Kawasan budidaya laut terdapat di Kecamatan Bungku Utara. o

  Kawasan budidaya Tambak, Kolam, Empang terdapat di Kecamatan Petasia Timur;

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  o Kawasan budidaya perikanan darat terdapat di Kecamatan Lembo; Kecamatan Lembo Raya; Kecamatan Mori Atas; Kecamatan Mori Utara; dan Kecamatan Bungku Utara.

  3) Kawasan Minapolitan Rencana Kawasan Minapolitan di Kabupaten Buol adalah Desa Bungintimbe Kecamatan Petasia Timur dan Kawasan Minapolitan Bahoue Kecamatan Petasia.

  4) Kawasan Pengolahan Ikan dan rumput laut Pengolahan hasil produksi perikanan di Kabupaten Buol direncanakan pada Kecamatan Petasia, Petasia Timur, Soyo Jaya, Bungku Utara, dan Mamosalato.

  Untuk sektor perikanan, Pemerintah Daerah Kabupaten Buol telah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Upaya tersebut ditempuh melalui penangkapan maupun budidaya perikanan darat guna meningkatkan pendapatan masyarakat di Sub-sektor Perikanan. Data perkembangan produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya di Kabupaten Buol dari tahun 2013 hingga tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut.

  

Sumber: Profil Kabupaten Buol, tahun 2015 (diolah kembali)

Gambar 2.6 Produksi Perikanan Kabupaten Buol

  Tahun 2010-2014 (Ton) Pada gambar di atas, total Produksi Perikanan di Kabupaten Buol tahun 2014 tercatat sebesar 18.491,09 ton, capaian tersebut mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 74,96 persen jika dibanding produksi perikanan pada tahun 2013 yang hanya sebesar 4.630,15 ton. Peningkatan yang signifikan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produksi perikanan tangkap yang meningkat sebesar 96,39 persen dan produksi perikanan budidaya sebesar 6,90 persen pada periode yang sama. Sub sektor perikanan sangat potensial dan perlu mendapat perhatian serius dan fokus untuk dikembangkan di daerah setempat.

  5. Pertambangan Kabupaten Buol memiliki potensi sumberdaya bahan galian yang sangat variatif dan potensial untuk dikembangkan, potensi sumberdaya yang ada dapat dikelompokkan kedalam jenis bahan galian strategis (golongan A) yaitu; Minyak bumi dan gas, batubara dan nikel, bahan galian vital (bahan galian golongan B) yaitu; Chromit serta bahan galian non strategis dan vital yaitu; lempung, marmer, onyx dan kaolin, dengan sebaran wilayah pertambangan sebagai berikut: 1). Kawasan Pertambangan Strategis: a.

  Minyak Bumi dan Gas terdapat di wilayah Kecamatan Bungku Utara dengan luas area kurang lebih 47.500 Ha, Kecamatan Mamosalato, dan Perairan Teluk Tolo; b. Batubara terdapat di wilayah Kecamatan Mori Atas dengan luas area kurang lebih 300 Ha dan Kecamatan Bungku Utara; c.

  Nikel terdapat di wilayah Kecamatan Mamosalato, Kecamatan Bungku Utara, Kecamatan Petasia Timur, Kecamatan Petasia Barat, Kecamatan Lembo, Mamosalato, Kecamatan Petasia dengan luas area sebesar 15.355 Ha dan Kecamatan Soyo Jaya dengan luas area 4.494 Ha;

  2). Kawasan Pertambangan Vital (Golongan B): a.

  Chromit di wilayah Kecamatan Mamosalato, Kecamatan Bungku Utara, dan Kecamatan Soyo Jaya.

  b.

  Emas di wilayah Kecamatan Mamosalato dan Kecamatan Bungku Utara; dan c. Batu mulia di wilayah Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara.

  3). Kawasan Pertambangan non Strategis dan Vital (Golongan C):

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021 a.

  Lempung terdapat di wilayah Kecamatan Petasia dan Mori Atas b. Marmer terdapat di wilayah Kecamatan Lembo, Petasia dan Kecamatan Mori

  Atas c. Onyx terdapat di wilayah Kecamatan Petasia, Petasi Timur, dan Lembo; d.

  Kaolin terdapat di wilayah Kecamatan Mori Atas

Tabel 2.9 Luas Kawasan Pertambangan yang Dominan

  Menurut Kecamatan di Kabupaten Buol Jenis Pertambangan

  Kecamatan Batubara Marmer 1 Nikel 1 Nikel 3 C Nikel 3b

  • Bungku Utara - - - 15,442.30
  • Lembo 10,986.74 Lembo Raya - -
  • 5,52
  • Mamosalato

  13,866.78 30.40 - - - Mori Atas 4,369.04

  5.04

  2.06 - - - Mori Utara Petasia - 8,359.12 - 1,128.16 5,156.15

  • Petasia Barat 2,172.71 72.54 749.08 -
  • Petasia Timur 208.42 11,506.49
  • Soyo Jaya
  • Jumlah 4,374.08 10,772.71 29,217.89 5,905.23 29,309.09

  Sumber: RTRW Kabupaten Buol

  6. Industri Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Buol lebih diarahkan berlokasi mendekati sumber bahan baku (raw material oriented) yang terdiri atas: 1). Kawasan peruntukan industri besar.

  a. Kawasan peruntukan industry besar berbasis bahan baku pertanian terdapat di desa Bungintimbe Kecamatan Petasia Timur; Desa Beteleme Kecamatan Lembo; dan Desa Tomata Kecamatan Mori Atas.

  b. Kawasan peruntukan industri berbasis bahan baku perikanan dan hasil laut terdapat di Kecamatan Petasia Timur

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  Kubur Keramat Desa Tokala terdapat di Kecamatan Bungku Utara. 2). Kawasan peruntukan pariwisata alam yaitu: a.

  Wisata Agro Perkebunan Kelapa terdapat di Kecamatan Mori Atas. 5). Kawasan yang peruntukan pariwisata buatan (pertanian/agriwisata) yaitu : a.

  Cagar Alam Buol terdapat di Kecamatan Bungku Utara dan Kecamatan Soyo Jaya; dan b. Taman Buru Landasa Tomata terdapat di Kecamatan Mori Atas. 4). Kawasan yang peruntukan pariwisata buatan (pertanian/agriwisata) yaitu: a.

  Utara; 3). Kawasan peruntukan pariwisata cagar alam yaitu: a.

  Batu Payung di Kecamatan Petasia; e. Pasir putih, Pantai Siliti, Air Terjun Waranpadoa Kecamatan Bungku

  Wisata Sungai/Arung Jeram, Permandian Air Panas, Permandian Panapa, Permandian Korowalelo di Kecamatan Lembo; c. Permandian Gontara di Kecamatan Mori Atas; d.

  Taman wisata Laut Teluk Tomori terdapat di Kecamatan Petasia; b.

  d.

  c. Kawasan peruntukan industri besar berbasis bahan baku pertambangan terdapat di Kecamatan Petasia, Kecamatan Petasia Timur, dan Kecamatan Petasia Barat. 2). Kawasan peruntukan industri rumah tangga yang tersebar di seluruh Kecamatan.

  Makam Raja Mori Kecamatan Petasia.

  c.

  Rumah Suku Wana di Kecamatan Bungku Utara.

  Situs Rumah Raja Mori, Kecamatan Petasia Barat; b.

  1). Kawasan peruntukan pariwisata budaya yaitu: a.

  7. Pariwisata Kawasan yang peruntukan pariwisata di Kabupaten Buol terdiri atas:

  Khusus untuk pengembangan industri, pada tahun 2015 telah dibangun pabrik pengolahan nikel (smelter) oleh PT. COR Industri Indonesia di Desa Ganda-Ganda Kecamatan Petasia dengan kapasitas produksi 300.000 ton nickel Pick Iron (NPI) per tahun yang pembangunannya selama 3 (tiga) tahap. Pembangunan tahap pertama telah dirampungkan pada akhir tahun 2016 dengan kapasitas produksi 100.000 ton NPI.

  Makam Raja Mori terdapat di Kecamatan Petasia; dan b.

  Kubur Keramat Desa Tokala terdapat di Kecamatan Bungku Utara.

  2.3 Demografi dan Urbanisasi

  1. Perkembangan Jumlah Penduduk Berdasarkan data dari BPS diketahui jumlah penduduk Kabupaten Buol selama Tahun 2014 mencapai sebanyak 114.982 jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan penduduk pada Tahun 2014 sebesar 1,6 persen. Data tren pertumbuhan penduduk Kabupaten Buol tahun 2010-2014 tersaji pada Tabel berikut.

Tabel 2.10 Tren Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan

  Kabupaten Buol, Tahun 2010-2014 Tahun

  Kecamatan 2010 2011 2012 2013 2014 Mori Atas 10,418 10,611 10,810 11,039 11,226 Lembo 20,300 13,043 13,288 13,727 14,013

  • Lembo Raya 7,632 7,776 7,811 7,901 Petasia Timur - 12,559 12,795 13,644 14,072 Petasia 33,705 21,769 22,179 16,193 16,773 Petasia Barat - - 7,523 7,708 - Mori Utara 6,819 6,945 7,076 7,133 7,225 Soyo Jaya 7,884 8,030 8,181 8,805 9,107

  Bungku Utara 14,699 14,971 15,252 15,467 15,694 Mamosalato 10,269 10,459 10,656 11,030 11,263

  Buol 104,094 106,019 108,013 112,372 114,982 Sumber: Statistik Kabupaten Morowali, Tahun 2011-2015 (diolah kembali)

  Dari data tersebut, Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Petasia pada tahun 2014 berjumlah 16.773 jiwa, diikuti Kecamatan Bungku Utara sebanyak 15.694 jiwa, Kecamatan Petasia Timur sebesar 14.072 jiwa, dan Kecamatan Lembo sebanyak 14.013 jiwa, serta Kecamatan Mamosalato sebanyak 11.263 jiwa. Kecamatan yang paling sedikit penduduk di Mori Utara sebanyak 7.708 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk merupakan gambaram perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Buol yang bervariasi antar

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  Kecamatan. Rata-rata pertumbuhan penduduk periode Tahun 2014 sekitar 1,6 persen.

2. Jumlah Penduduk Miskin

  Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia. Namun, negara-negara miskin menghadapi masalah yang lebih besar. Indikator kemiskinan umumnya menggunakan kriteria garis kemiskinan

  

(poverty line) untuk mengukur kemiskinan absolut. Perhitungan garis

  kemiskinan berbeda-beda disetiap wilayah. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan lokasi dan standar kebutuhan hidup. BPS menggunakan batas miskin dari besarnya rupiah yang dibelanjakan per kapita sebulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan bukan makanan. Kebutuhan minimum makanan digunakan patokan 2.100 kalori per hari, sedang pengeluaran kebutuhan minimum bukan makanan meliputi pengeluaran untuk perumahan, sandang, serta aneka barang dan jasa.

  Secara umum gambaran kemiskinan dapat dilihat dari data konsumsi rumah tangga yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu konsumsi pengeluaran makanan dan bukan makanan, tingkat kebutuhan permintaan/permintaan (demand) terhadap pengeluaran tersebut pada dasarnya berbeda. Dalam kondisi pendapatan terbatas, terdapat kecendrungan untuk mendahulukan kebutuhan makanan, sehingga pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah akan terlihat bahwa sebagian besar pendapatan mereka digunakan untuk mengkonsumsi makanan.

  Batas garis kemiskinan untuk Provinsi Sulawesi Tengah pada September tahun 2014 sebesar Rp328.063 per kapita sebulan. Artinya setiap penduduk yang memiliki total pengeluaran perbulan (makanan + non makanan) kurang dari Rp328.063 dimasukan ke dalam penduduk miskin. Data persentase masyarakat miskin di Kabupaten Buol disajikan pada gambar berikut.

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  Sumber: Statistik Kabupaten Buol, Tahun 2015 (diolah kembali)

Gambar 2.7 Persentase Masyarakat Miskin Kabupaten Buol

  Sulawesi Tengah dan Nasional, Tahun 2013-2014 Jumlah penduduk miskin Sulawesi Tengah pada tahun 2014 mencapai

  387.060 jiwa atau sekitar 13,61 persen dari total penduduk Sulawesi Tengah dan Kabupaten Buol sekitar 15,09 persen penduduk miskin dari total penduduk Kabupaten Buol yang ada. Angka kemiskinan dari tahun ke tahun kecenderungan mengalami penurunan, dimana tahun lalu yang mencapai 15,52 persen. Pada tahun 2014, penurunan angka kemiskinan tidak terjadi secara signifikan, hal ini dikarenakan terjadi penurunan kondisi ekonomi di wilayah Kabupaten Buol ditahun 2014.

Tabel 2.11. Kondisi Kemiskinan Kabupaten Buol dengan Kabupaten/Kota Di

  Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 2014 Jumlah

  No Kabupaten/Kota % (000)

  1 Banggai Kepualauan 28,24 15,45

  2 Banggai 32,45 9,27

  3 Morowali 16,61 14,97

  4 Buol 17,35 15,09

  5 Poso 39,65 17,09

  6 Donggala 47,56 16,3

  7 Toli-Toli 29,46 13,14

  8 Buol 20,82 14,18

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  Jumlah No Kabupaten/Kota %

  (000)

  9 Parigi Moutong 74,96 16,6

  10 Tojo Una-Una 27,73 18,95

  11 Sigi 26,49 11,63

  12 Palu 25,66 7,05 Sulawesi Tengah 387,06 13,61

  Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2015

  Penduduk miskin di Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tengah masih tergolong tinggi. Kabupaten Tojo Una-Una memiliki persentase penduduk miskin terbanyak yakni sebesar 18,95 persen, selanjutnya Poso sebesar 17,09 persen, dan tertinggi ketiga yakni kabupaten Parigi Moutong sebesar 16,6 persen. Kabupaten Buol jika diperbandingkan dengan kabupaten/kota di Sulawesi tengah tertinggi keenam dengan persentase penduduk miskin sebesar 15,09 persen. Persentase penduduk miskin terendah yakni Kota palu sebesar 7,05 persen.

  2.4 Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

2.4.1 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Potensi

  Ekonomi Kemajuan perekonomian Kabupaten Buol dapat dilihat dari kinerja ekonomi makro daerah ini. Dimana, laju perkembangan pembangunan

  Kabupaten Buol dapat dilihat dari peningkatan pertumbuhan ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan PDRB Perkapita. PDRB merupakan suatu dasar pengukuran atas nilai tambah (value added) yang mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktivitas ekonomi penduduk dalam suatu wilayah/regional dalam kurun waktu satu tahun. PDRB dapat menggambarkan kemampuan perekonomian suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki.

  Gambaran perekonomian Kabupaten Buol ditinjau dari PDRB Atas Dasar Harga (ADH) Berlaku Kabupaten Buol Tahun 2014 sebesar Rp4.105.305 juta mengalami peningkatan cukup signifikan sebesar 2,86 persen bila dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebesar Rp3.990.986 juta. Data PDRB ADH Berlaku Kabupaten Buol tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel berikut.

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

Tabel 2.12 Jumlah PDRB ADH Berlaku 2010 Kabupaten Buol Menurut

  Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah) 2011-2015

  Lapangan 2011 2012 2013 2014 2015 Kategori Usaha

  Pertanian, 1.363.890 1.538.386 1.762.191 2.183.337,00 2.871.370,00 A Kehutanan dan Perikanan

  Pertambangan 1.928.376 2.742.875 3.489.399 3.097.495,00 1.453.334,00 B dan Pengalihan

  Industri 48.121 53.569 60.501 71.510,00 81.178,00 C Pengolahan

  Pengadaan 602 651 727 798,00 739,00 D Listrik dan Gas

  Pengadaan Air, Pengelolaan 2.320 2.579 2.881 3.312,00 3.755,00

  E Sampah, Limbah dan Daur Ulang

  92.494 109.711 131.364 205.056,00 2.192.857,00 F Konstruksi Perdagangan Besar dan eceran; 264.854 307.192 343.447 424.130,00 498.130,00

  G Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi H dan 12.712 14.251 16.311 19.736,00 24.698,00 Pergudangan Penyediaan Akomodasi I 10.346 11.850 13.662 15.906,00 18.776,00 dan Makan Minum Informasi dan J 90.940 102.681 113.291 136.709,00 150.735,00 Komunikasi Jasa

  K Keuangan dan 15.529 18.049 21.361 23.372,00 27.169,00 Asuransi L Real Estate 70.413 79.457 88.694 116.261,00 139.907,00 Jasa

  

M, N 669 750 856 970,00 1.087,00

Perusahaan Administrasi Pemerintahan,

  O Pertahanan 94.092 103.254 117.475 135.920,00 158.374,00 dan Jaminan Sosial Wajib Jasa

  P 62.098 69.699 78.112 93.200,00 110.087,00 Pendidikan Jasa Kesehatan

  Q 35.235 39.880 45.784 52.595,00 60.711,00 dan Kegiatan Sosial

  RPI2JM Kabupaten Buol Tahun 2016-2021

  R, S, T, Jasa Lainnya 25.366 28.822 31.063 37.693,00 43.966,00 U PDRB Migas 4.118.507 5.223.657 6.317.121 6.618.002,00 7.837.098,00

  PDRB Tanpa 2.471.755 4.520.366 5.697.353 5.995.429,00 7.225.237,00 Migas Sumber: Berita Resmi Statistik Kabupaten Morowali, Tahun 2016

  Merujuk pada tabel di atas, kondisi perekonomian Kabupaten Buol dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Dimana, jumlah PDRB ADH Berlaku dengan Migas tahun 2011 sebesar Rp. 2.350.004 juta mengalami peningkatan sebesar 2,43 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir menjadi Rp. 7.837.098,00 juta pada tahun 2015. Berdasarkan perhitungan PDRB ADH Berlaku dengan Migas Kabupaten Buol hingga tahun 2015 terlihat didominasi tiga sektor unggulan yang memberikan kontribusi terbesar yaitu Sektor Pertanian sebesar Rp2.871.370 juta; Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp. 1.453.334 juta; dan Sektor Konstruksi Rp. 2.192.857juta. Dimana kontribusi ketiga sektor tersebut pada tahun 2015 mencapai sebesar Rp. 6.517.561 juta.