DOCRPIJM d140e9e119 BAB IVBAB IV
4.1
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
4.1.1
Petunjuk Umum
Pengembangan permukiman baik di perkotaan maupun pedesaan pada
hakekatnya untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan pedesaan yang layak huni
(livible), aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan.
Permukiman merupakan
Pemerintah
memperoleh
wajib
memberikan
permukiman
yang
salah
akses
layak
satu kebutuhan
kepada
huni,
dasar
masyarakat
sejahtera,
manusia.
untuk
dapat
berbudaya,
dan
berkeadilan sosial. Pengembangan permukiman ini meliputi pengembangan
prasarana dan sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang
terjangkau, khususnya bagi masyarakat
berpenghasilan
rendah,
proses
penyelenggaraan lahan, pengembangan ekonomi kota, serta penciptaan sosial
budaya di perkotaan.
Perkembangan
permukiman
hendaknya
juga
mempertimbangkan
aspek-aspek sosial budaya masyarakat setempat, agar pengembangnya dapat
sesuai dengan kondisi masyarakat dan alam lingkungannya. Aspek sosial
budaya ini dapat meliputi desain, pola dan struktur serta bahan material yang
digunakan.
Beberapa
hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pembangunan
permukiman, diantaranya adalah :
1.
Peran kabupaten/kota dalam pengembangan wilayah
2.
Rencana pembangunan kabupaten/kota
3.
Memperhatikan kondisi
alamiah
dan
tipologi
kabupaten/kota
bersangkutan seperti struktur dan morfologi tanah, topografi dan
sebagainya
4.
Pembangunan
dilakukan
dengan
pendekatan
pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
5.
Dalam penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk
(Masterplan) Pengembangan Permukiman
6.
Logical Framework (kerangka logis) penilaian kelayakan investasi
dalam pengembangan permukiman
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-1
7.
Keterpaduan pengembangan permukiman dengan sektor lainnya
dilaksanakan
pada
setiap
tahapan
penyelenggaraan
pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap
perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun
dalam perencanaan teknik
8.
Memperhatikan
peraturan
dan
perundangan
serta
petunjuk/pedoman yang tersedia
9.
Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi dalam
pengembangan perkotaan pada kota bersangkutan
10. Sebagai suatu PS yang tidak saja penting bagi peningkatan
kesehatan masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan
lingkungan
11. Sumber
pendanaan
dari
berbagai
pihak
baik
pemerintah,
masyarakat maupun swasta
12. Kelembagaan
dalam
penyelenggaraan
Pengembangan
Permukiman
13. Investasi PS air minum dengan memperhatikan kelayakan terutama
dalam hal pemulihan biaya
14. Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan/atau
pengelolaan
sarana
dan
prasarana
dalam
Pengembangan
Permukiman, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut
15. Safeguard sosial dan Lingkungan
16. Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk
mendukung analisis disertakan dalam bentuk lampiran
Kebijakan program dan kegiatan pembangunan permukiman
Sub bidang pengembangan permukiman pada bidang cipta karya, memiliki
program dan kegiatan yang bertujuan mengembangkan wilayah perkotaan dan
perdesaan. Tujuan pengembangan permukiman :
1) Memenuhi kebutuhan pengembangan permukiman (sarana dan prasarana
dasar permukiman).
2) Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi
dan teratur.
3) Mengarahkan pertumbuhan wilayah.
4) Menunjang kegiatan ekonomi melalui kegiatan pengembangan permukiman.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-2
Adapun sasaran dari pengembangan permukiman adalah :
a) Terpenuhinya kebutuhan dasar permukiman.
b) Tersedianyan perumahan type RSH, RUSUNAWA.
c) Terarahnya pertumbuhan wilayah.
d) Terdorongnya
kegiatan
ekonomi
melalui
kegiatan
pembangunan
permukiman.
Keluaran dari sub bidang pengembangan permukiman adalah :
i)
Lahan siap bangun.
ii) Tersedianya prasarana dan sarana (jalan, drainase, jaringan air bersih)
kawasan.
iii) Tersedianyan kawasan permukiman yang sehat.
iv) Tersedianya RSH, RUSUNAWA siap huni.
v) Tersedianya perumahan untuk mendukung terselenggaranya gerak
perekonomian yang dinamis.
vi) Tersedianyan kawasan permukiman skala besar yang terencana secara
menyeluruh dan terpadu dengan pelaksanaan yang bertahap dengan
menciptakan kawasan permukiman yang tersusun atas satuan-satuan
lingkungan permukiman dan mengintegrasikan secara terpadu dengan
lingkungan permukiman yang telah ada di sekitarnya.
Asumsi dari pengembangan permukiman adalah :
o
Kelompok sasaran masyarakat untuk RSH, RUSUNAWA diutamakan
masyarakat berpenghasilan rendah.
o
Mengacu pada UU No. 4/1992 tentang perumahan dan peraturan
perundangan terkait.
Melalui penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah bidang
PU/Cipta Karya diharapkan dapat diwujudkan yang layak huni dan
mendukung pengembangan perkotaan. Selain itu, mampu mendorong
kerjasama antar stakeholder dalam mendanai dan menyelenggarakan
program pengembangan permukiman oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini
Dinas PU/Cipta Karya yang diwujudkan dalam Program Pengembangan
Permukiman
Perkotaan
dan
Program
Pengembangan
Permukiman
Perdesaan.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-3
Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
Penyediaan PSD bagi kawasan RSH
Target :
Perumahan yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah,
Khusunya PNS/TNI/Polri.
Sesuai dengan RTRW dan Renstra Pemerintah Daerah.
Dibangun sesuai PP No. 80 Tahun 1999 tentang Kasiba dan Lasiba BS.
Dukunngan PSD dalam pembangunan RSH bagi PNS, TNI/Polri, Pekerja
masyarakat berpenghasilan rendah.
Diprioritas pada kawasan-kawasan skala besar dan yang dapat segera
mendorong perkembangan wilayah.
Sudah menandatangani MoU antara Pemerintah Daerah dengan
Bapertarum.
Penanganan :
Identifikasi lokasi-lokasi pengembangan kawasan permukiman baru
(Kasiba/Lisiba BS), diprioritaskan bagi kawasan yang mewujudkan
keberpihakan pada masyarakat berpenghasilan rendah termasuk PNS,
TNI dan POLRI
Bantuan fisik berupa jalan akses dan jalan poros yang menghubungkan
kawasan baru
Kontribusi Pemerintah Daerah
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
Penataan dan Peremajaan Kawasan
Target :
Lingkungan
permukiman
perkotaan
yang
tidak
teratur
sehingga
menurunkan kualitas lingkungan permukiman perkotaan
Lingkungan permukiman sebagai trip distributions (distribusi pergerakan)
tidak accessible terhadap infrastruktur perkotaan
Pengembangan kawasan permukiman yang tidak terkendali sehingga
berdampak pada lingkungan perkotaan
Penanganan permukiman kumuh yang tidak efektif
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-4
Penanganan
Pengembangan program dan kebijakan pengendalian kawasan perkotaan
Perencanaan penanganan kawasan permukiman perkotaan
Penanganan kawasan permukiman perkotaan melalui peremajaan
kawasan perkotaan
Kontribusi Pemerintah Daerah :
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
Target :
Untuk Rusunawa yang diperuntukan bagi masyarakat berpendapatan
rendah
- Sebagai salah satu solusi penanganan kawasan kumuh perkotaan
(peremajaan kawasan permukiman perkotaan/urban renewal)
- Tidak bisa diharapkan sebagai sumber pendapatan rendah
- Hanya dibangun pada lokasi yang memenuhi syarat administratif, fisik,
ekologik, dan tidak berdampak sosial yang negatif
Untuk Rusunawa yang diperuntukkan bagi buruh
- Diusulkan apabila sudah menjadi permasalahan bagi pemerintah
daerah setempat
- Bukan merupakan bantuan bagi salah satu perusahaan/pabrik
- Dibangun di atas tanah Pemerintah Daerah
- Dengan persyaratan-persyaratan yang disepakati bersama
Penanganan :
Penetapan Pedoman perencanaan, pengembangan, pengawasan dan
pengendalian pembangunan
Penetapan
pedoman
tentang
Standar
Pelayanan
Minimal
oleh
pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan Rusunawa
Bantuan teknis pembangunan, penghunian dan pengelolaan Rusunawa
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-5
Kontribusi Pemerintah Daerah :
Menyusun renstra pembangunan permukiman termasuk pembangunan
Rusunawa
Menyiapkan rencana pembangunan Rusunawa (dalam kawasan sesuai
RUTR berkelanjutan dan mandiri)
Penyiapan lahan dan alokasi dana APBD dalam penunjang Rusunawa
Penyiapan manajemen penghunian dan pengelolaan Rusunawa pasca
konstruksi
Mengalokasikan subsidi pengelolaan Rusunawa per tahun melalui APBD
Peningkatan Kualitas Permukiman
Target :
Kabupaten/Kota yang memiliki tingkat kemiskinan perkotaan yang tinggi
Kabupaten/Kota yang memiliki komitmen untuk melaksanakan program
penanggulangan kemiskinan dan membentuk lembaga permukiman serta
melaksanakan proses secara partisipatif
Kabupaten/Kota yang mengalokasikan dana pendamping NUSSP pada
setiap tahun pelaksanaan yang dinyatakan dalam konfirmasi dengan
surat resmi oleh Walikota/Bupati dan disetujui oleh DPRD, sesuai dengan
Naskah Perjanjian Hibah dengan Departemen Keuangan menurut
kapasitas fiskal yang dimiliki
Penanganan :
Penyiapan
Rencana
Penataan
Lingkungan/RP4D
dalam
bidang
Perumahan dan Permukiman
Fasilitasi Kredit Mikro Perumahan kepada KBR
Pembangunan Infrastruktur Permukiman bagi KBR
Peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah dan Masyarakat melalui
kegiatan pelatihan dan Pendampingan
Kontribusi Pemerintah Daerah :
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-6
Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa
Target :
Lokasi sasaran adalah kelurahan /desa dengan jumlah penduduk miskin
lebih dari 35 %
Kawasan-kawasan di perdesaan yang potensial berkembang, dan punya
nilai lebih dari kawasan lainnya.
Mempunyai Desa Pusat dan desa-desa hinterland yang punya kaitan erat
terutama di bidang ekonomi (hinterland sebagai pemasok, desa pusat
sebagai pengumpul atau puasat pelayanan)
Kecamatan urban/perkotaan yang jumlah kelurahan lebih besar dari desa
sesuai PODES/BPS
Kecamatan
yang
diusulkan
bukan
merupakan
sasaran
Program
Pengembangan Kecamatan (PPK)
Kondisi fisik lingkungan yang memungkinkan, tidak rawan bencana,
strategis
Kondisi sosial dan budaya masyarakat yang kondusif
Sesuai dengan RUTR dan Renstra Kabupaten
Penanganan :
Bantuan Teknis berupa :
-
Identifikasi lokasi KTP2D (DPP beserta desa-desa hinterlandnya)
-
Perkuatan kelembagaan masyarakat di tingkat lokal untuk dapat
menyusun perencanaan pengembangan kawasan perdesaan
-
Penyusun PJM yang berbasis pada kebutuhan nyata dengan
melibatkan masyarakat
Bantuan Fisik berupa bantuan PS kawasan sesuai dengan apa yang
tertera dalam matriks program pada PJM. Diutamakan pada akses dari
DPP ke desa-desa hinterland, dan akses pada kawasan lain.
Peningkatan PS desa pusat pertumbuhan diarahkan pada penyediaan
PSD Perdesaan yang dapat menstimulasi ‘Kegiatan Ekonomi Perdesaan”
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-7
Kontribusi Pemerintah Daerah
Menyediakan dana pendamping
Mencantumkan rencana penanganan KTP2D pada Renstrada
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
Pengembangan Kawasan Agropolitan
Target :
Kawasan pertanian yang terdiri dari kota pertanian, desa-desa sentra
produksi pertanian dan desa penyangga yang ada di sekitarnya, yang
memiliki fasilitas untuk berkembangnya pertanian industri
Penanganan :
Pembangunan prasarana dan sarana untuk mendukung kawasan
agropolitan
Kontribusi Pemerintah Daerah :
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
Pengembangan PS Kawasan Eks Transmigrasi
Target :
Lokasi
sasaran
pada
kawasan
eks
transmigrasi
dalam
upaya
mengembangkan Kota Terpadu Mandiri (KTM) dan meningkatkan PS di
kawasan transmigrasi yang telah berumur di atas 5 th (UPT Bina)
Penanganan :
Bantuan teknis berupa identifikasi kawasan eks transmigrasi dan
identifikasi kebutuhan prasarana dan sarana dasar permukiman di
kawasan eks transmigrasi
Bantuan
fisik
permukiman,
berupa
penyediaan
dilaksanakan
dalam
prasarana
rangka
dan
sarana
mendukung
dasar
program
Departemen Transmigrasi
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-8
Kontribusi Pemerintah Daerah :
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
Penyediakan PS Permukiman di Pulau Kecil dan Terpencil
Target :
Kawasan yang secara fisik terisolasi, kesulitan adalam akses menuju
kawasan lainnya
Sebagian besar penduduknya adalah tertinggal baik dalam hal sosial
budaya maupun ekonomi
Kondisi pelayanan kepada masyarakat masih sangat terbatas (belum
banyak tersentuh oleh program pemerintah/non pemerintah)
Penanganan :
Bantuan Teknis
- Pedoman pengembangan PS di Pulau Kecil dan Terpencil
- Identifikasi lokasi kawasan tertinggal dan pulau-pulau kecil yang ada
dalam pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan
- Penyusunan PJM berbasis pada upaya penanggulangan kemiskinan
dan meningkatkan kwalitas hidup dan penghidupan masyarakat yang
tinggal didalamnya, bertumpu pada kebutuhan riil dengan melibatkan
masyarakat
Bantuan fisik berupa bantuan prasarana dan sarana dalam rangka
pengembangan kawasan sesuai dengan apa yang tertera dalam
perencanaan program/PJM dan Rencana Tindak
Kontribusi Pemerintah Daerah :
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-9
Pengembangan PS Kawasan Perbatasan
Target
Kawasan yang berbatasan dengan Negara lain (kepulauan dan daratan)
sesuai Jakstra Pengembangan Kawasan Perbatasan
Rawan isu hankamnas, ekonomi, politik, sosial dan budaya
Penanganan
Bantuan Teknis berupa :
Bantuan fisik berupa bantuan PS dalam rangka pengembangan kawasan
sesuai dengan apa yang tertera dalam matriks program pada PJM
Kontribusi Pemerintah Daerah
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
Penyediaan PS Dalam Rangka Penanganan Bencana
Target :
Lokasi pada daerah bencana yang mengalami kerusakan prasarana dan
sarana dasar permukimannya
Sudah ada laporan dari Pemerintah Daerah atau media massa mengenai
kejadian bencana, jenis kerusakan prasarana dan sarana dasar
permukiman serta jumlah korban yang ditimbulkan
Penanganan :
Mengembalikan kondisi prasarana dan sarana dasar permukiman untuk
biasa memberikan fungsi pelayanannya seperti sebelum terjadi bencana
Bantuan
fisik
berupa
penyediaan
prasarana
dan
sarana
dasar
permukiman untuk mengembalikan kondisi yang rusak akibat bencana
Kontribusi Pemerintah Daerah :
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-10
4.1.2
Profil Pembangunan Permukiman
4.1.2.1 Kondisi Umum
4.1.2.1.1 Gambaran Umum
Perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar, sampai dengan saat
ini sebagian besar disediakan secara mandiri oleh masyarakat baik
membangun sendiri maupun sewa kepada pihak lain. Kendala utama yang
dihadapi masyarakat pada umumnya keterjangkauan pembiayaan rumah. Di
lain pihak, kredit pemilikan rumah dari perbankan memerlukan berbagai
persyaratan yang tidak setiap pihak dapat memperolehnya dengan mudah serta
suku bunga yang tidak murah. Jenis tempat tinggal di Kabupaten Wonogiri
bersifat permanen maupun non permanen tersebar di setiap kecamatan.
4.1.2.1.2 Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman
Rumah merupakan ketentuan dasar manusia yang selain berfungsi
sebagai tempat berteduh dan melakukan kegiatan sehari-hari dalam keluarga,
juga berperan besar dalam pembentukan karakter keluarga. Sehingga selain
harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan keamanan, rumah juga harus
memberikan kenyamanan bagi penghuninya, baik kenyamanan thermal maupun
psikis sesuai kebutuhan penghuninya. Selain pemenuhan kebutuhan rumah itu
sendiri juga perlu didukung adanya prasarana dan sarana lingkungan
disekitarnya.
Prasarana
dan
sarana
dasar
permukiman
digunakan
untuk
menentukan besaran standar untuk perencanaan kawasan baik permukiman
maupun perumahan. Prasarana dan sarana tersebut untuk memudahkan dalam
distribusi
sarana
lingkungan
dan
manajemen
sistem
pengelolaan
administratifnya. Apabila dalam pemenuhan sarana hunian, prasarana dan
sarana lingkungan belum dapat terpenuhi sesuai besaran standar yang
ditentukan maka pengembangan permukiman dapat mempertimbangkan sistem
radius pelayanan bagi penempatan parasarana dan sarana lingkungan yaitu
dengan kriteria pemenuhan distribusi prasarana dan sarana lingkungan dengan
memperhatikan kebutuhan lingkungan sekitar terdekat.
Lokasi permukiman yang ada di Kabupaten Wonogiri umumnya
tersebar di seluruh kabupaten. Sarana pemerintah dan pelayanan umum juga
telah tersedia seperti kantor-kantor pelayanan/ administrasi pemerintahan dan
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-11
administrasi kependudukan. Selain itu, terdapat sarana pendidikan berupa SD,
TK, SMP maupun SMA.
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan
kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dasar penyediaan sarana ini adalah
didasarkan jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Sarana
kesehatan yang ada di Kabupaten Wonogiri berupa rumah sakit, puskesmas,
puskesmas pembantu, polindes sampai dokter pribadi.
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi
kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang
direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan
keputusan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena berbagai macam agama
dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penghuni yang bersangkutan,
maka kepastian tentang jenis dan jumlah fasilitas peribadatan yang akan
dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan perumahan dihuni selama
beberapa waktu. Pendekatan perencanaan yang diatur adalah dengan
memperkirakan populasi dan jenis agama serta kepercayaan dan kemudian
merencanakan alokasi tanah dan lokasi bangunan peribadatan sesuai dengan
tuntutan planologis dan religius.
Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan, yang
mempunyai arti sebagai suatu lansekap, hardscape, taman atau ruang rekreasi
dalam lingkup urban. "Ruang Terbuka Hijau yang populasinya didominasi oleh
penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam pemanfataan
dan fungsinya adalah sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis dan
penyangga kehidupan wilayah perkotaan.
Pelayanan jaringan air bersih dari PDAM, jaringan listrik dari PLN,
jaringan telekomunikasi bagi telepon kabel maupun telepon seluler, jaringan
persampahan seperti adanya pengangkutan sampah atau dengan TPS dan TPA
serta adanya IPAL komunal.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-12
4.1.2.1.3 Parameter Teknis Wilayah
Pembangunan permukiman dan perumahan merupakan faktor penting
dalam peningkatan harkat dan martabat, mutu kehidupan serta kesejahteraan
umum sehingga perlu dikembangkan secara terpadu, terarah, terencana serta
berkelanjutan/ berkesinambungan. Beberapa ketentuan umum yang harus
dipenuhi dalam merencanakan lingkungan perumahan di perkotaan adalah
a.
Lingkungan perumahan merupakan bagian dari kawasan perkotaan
sehingga dalam perencanaannya harus mengacu pada Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat atau dokumen rencana
lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota/ Kabupaten.
b.
Untuk
mengarahkan
pengaturan
pembangunan
lingkungan
perumahan yang sehat, aman, serasi secara teratur, terarah serta
berkelanjutan / berkesinambungan, harus memenuhi persyaratan
administrasi, teknis dan ekologis, setiap rencana pembangunan
rumah atau perumahan, baik yang dilakukan oleh perorangan
maupun badan usaha perumahan.
c.
Perencanaan lingkungan perumahan kota meliputi perencanaan
sarana hunian, prasarana dan sarana lingkungan serta utilitas
umum yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan perumahan
perkotaan yang serasi, sehat, harmonis dan aman. Pengaturan ini
dimaksudkan untuk membentuk lingkungan perumahan sebagai
satu kesatuan fungsional dalam tata ruang fisik, kehidupan
ekonomi, dan sosial budaya.
d.
Perencanaan
pembangunan
lingkungan
perumahan
harus
dilaksanakan oleh kelompok tenaga ahlinya yang dapat menjamin
kelayakan teknis, yang keberadaannya diakui oleh peraturan yang
berlaku.
e.
Penyediaan
prasarana
dan
sarana
lingkungan
perumahan
merupakan bagian dari sistem pelayanan umum perkotaan
sehingga
dalam
perencanaan
perencanaannya
lingkungan
harus
perumahan
dan
dipadukan
dengan
kawasan-kawasan
fungsional lainnya.
f.
Perencanaan
pembangunan
lingkungan
perumahan
harus
menyediakan pusat-pusat lingkungan yang menampung berbagai
sektor kegiatan (ekonomi, sosial, budaya), dari skala lingkungan
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-13
terkecil (250 penduduk) hingga skala terbesar (120.000 penduduk),
yang ditempatkan dan ditata terintegrasi dengan pengembangan
desain
dan
perhitungan
kebutuhan
sarana
dan
prasarana
lingkungan.
g.
Pembangunan
perumahan
harus
memenuhi
persyaratan
administrasi yang berkaitan dengan perizinan pembangunan,
perizinan layak huni dan sertifikasi tanah, yang diatur oleh
Pemerintah Kota/Kabupaten setempat dengan berpedoman pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
h.
Rancangan bangunan hunian, prasarana dan sarana lingkungan
harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan keselamatan
sesuai Standar Nasional Indonesia atau ketentuan-ketentuan lain
yang diatur dengan Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah serta
Pedoman Teknis yang disusun oleh instansi terkait.
i.
Perencanaan lingkungan perumahan juga harus memberikan
kemudahan
bagi
semua
orang,
termasuk
yang
memiliki
ketidakmampuan fisik atau mental seperti para penyandang cacat,
lansia, dan ibu hamil, penderita penyakit tertentu atas dasar
pemenuhan azas aksesibilitas (sesuai dengan Kepmen No. 468/
Thn. 1998).
j.
Dalam menentukan besaran standar untuk perencanaan lingkungan
perumahan kota yang meliputi perencanaan sarana hunian,
prasarana dan sarana lingkungan, menggunakan pendekatan
besaran kepadatan penduduk.
k.
Dalam merencanakan kebutuhan lahan untuk sarana lingkungan,
didasarkan pada beberapa ketentuan khusus
Prasarana dan sarana dasar permukiman digunakan untuk menentukan
besaran standar untuk perencanaan kawasan baik permukiman maupun
perumahan. Prasarana dan sarana tersebut untuk memudahkan dalam distribusi
sarana lingkungan dan manajemen sistem pengelolaan administratifnya. Apabila
dalam pemenuhan sarana hunian, prasarana dan sarana lingkungan belum
dapat terpenuhi sesuai besaran standar yang ditentukan maka pengembangan
permukiman
dapat
mempertimbangkan
sistem
radius
pelayanan
bagi
penempatan prasarana dan sarana lingkungan yaitu dengan kriteria pemenuhan
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-14
distribusi prasarana dan sarana lingkungan dengan memperhatikan kebutuhan
lingkungan sekitar terdekat.
Lokasi lingkungan permukiman harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut
a.
Lokasi perumahan harus sesuai dengan rencana peruntukan lahan
yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat
atau dokumen perencanaan lainnya yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah setempat, dengan kriteria sebagai berikut:
kriteria keamanan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa
lokasi tersebut bukan merupakan kawasan lindung (catchment
area), olahan pertanian, hutan produksi, daerah buangan
limbah pabrik, daerah bebas bangunan pada area Bandara,
daerah dibawah jaringan listrik tegangan tinggi;
kriteria kesehatan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa
lokasi tersebut bukan daerah yang mempunyai pencemaran
udara di atas ambang batas, pencemaran air permukaan dan
air tanah dalam;
kriteria kenyamanan, dicapai dengan kemudahan pencapaian
(aksesibilitas), kemudahan berkomunikasi (internal/eksternal,
langsung
atau
tidak
langsung),
kemudahan
berkegiatan
(prasarana dan sarana lingkungan tersedia);
kriteria
keindahan/keserasian/keteraturan
(kompatibilitas),
dicapai dengan penghijauan, mempertahankan karakteristik
topografi dan lingkungan yang ada, misalnya tidak meratakan
bukit, mengurug seluruh rawa atau danau/situ/sungai/kali dan
sebagainya;
kriteria
fleksibilitas,
kemungkinan
dicapai
pertumbuhan
dengan
mempertimbangkan
fisik/pemekaran
lingkungan
perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan
keterpaduan prasarana;
kriteria
keterjangkauan
jarak,
dicapai
dengan
mempertimbangkan jarak pencapaian ideal kemampuan orang
berjalan
kaki
sebagai
pengguna
lingkungan
terhadap
penempatan sarana dan prasarana-utilitas lingkungan; dan
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-15
kriteria
lingkungan
berjati
diri,
dicapai
dengan
mempertimbangkan keterkaitan dengan karakter sosial budaya
masyarakat setempat, terutama aspek kontekstual terhadap
lingkungan tradisional/lokal setempat.
b.
Lokasi perencanaan perumahan harus berada pada lahan yang
jelas
status
kepemilikannya,
dan
memenuhi
persyaratan
administratif, teknis dan ekologis.
c.
Keterpaduan antara tatanan kegiatan dan alam di sekelilingnya,
dengan mempertimbangkan jenis, masa tumbuh dan usia yang
dicapai, serta pengaruhnya terhadap lingkungan, bagi tumbuhan
yang ada dan mungkin tumbuh di kawasan yang dimaksud.
Dasar penyediaan sarana pemerintahan dan pelayanan umum untuk
melayani setiap unit administrasi pemerintahan baik yang informal (RT dan RW)
maupun yang formal (Kelurahan dan Kecamatan), dan bukan didasarkan
semata-mata pada jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Dasar
penyediaan sarana ini juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan
unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait
dengan bentukan grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks
lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan sarana mempertimbangkan
jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang
harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.
4.1.2.1.4 Aspek Pendanaan
Dilihat dari aspek pendanaan sebagian besar permukiman disediakan
secara mandiri oleh masyarakat baik membangun sendiri maupun sewa
kepada pihak lain serta kredit pemilikan rumah dari perbankan. Untuk
pembangunan prasarana - sarana dasar pemukiman sebagian dilakukan
swadaya masyarakat dan sebagian dana lagi berasal dari alokasi dana APBD II
Kabupaten Wonogiri.
4.1.2.1.5 Aspek Kelembagaan
Kabupaten Wonogiri melalui Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Cipta
Karya. bertanggung jawab terhadap pembangunan permukiman yang ada di
Kabupaten Wonogiri. Baik yang bekerja sama dengan pihak swasta maupun
dengan perbankan.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-16
4.1.2.2 Target dan Sasaran
Target dari sasaran Penyediaan PSD bagi kawasan Perkotaan dan
Pedesaan adalah :
Terpenuhinya Prasarana jalan yang baik di kawasan pemukiman
RSS/RSH
Terpenuhinya
Prasarana jalan yang baik di kawasan pemukiman
kumuh perkotaan
Terpenuhinya peningkatan prasarana dan sarana di kawasan Kumuh
Perdesaan
Terpenuhinya Prasarana jalan yang baik di kawasan desa KTP2D
Terpenuhinya
Prasarana
jalan
yang
baik
di
kawasan
Agropolitan/Minapolitan
Terhindarnya kawasan pemukiman RSH dari genangan dan banjir
Terhindarnya kawasan pemukiman Agropolitan dari genangan dan
banjir
Terhindarnya kawasan pemukiman KTP2D
dari genangan dan
banjir.
Terpenuhinya kebutuhan air minum di kawasan desa KTP2D
Tersedianya sarana persampahan dan air limbah di wilayah desa
KTP2D.
4.1.3
Analisis Permasalahan Pembangunan Permukiman
Kondisi dan analisis permasalahan terkait pembangunan permukiman
antara lain disajikan sebagai berikut
TABEL 4.1
KONDISI PERMASALAHAN
No
I.
Kondisi
Kawasan Permukiman
Perkotaan
Teridentifikasinya RSH
pemukiman untuk
penduduk
berpenghasilan rendah
(PNS, TNI, Polri).
Dengan PSD kurang
memadai Yaitu
perumahan KORPRI
Permasalahan
Kualitas jalan buruk sehingga sedikit
mengganggu aksesbilitas penduduk di kedua
RSH tersebut
Terjadi genangan air terutama pada musim
penghujan akibat terhambatnya aliran air
kesaluran induk di kawasan RSH
Terjadinya erosi sungai Majenang akibat arus
sungai.
Kepadatan penduduk tinggi
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-17
No
Kondisi
Permasalahan
Teridentifikasinya
pengembangan kawasan
yang tak terkendali di
wilayah perkotaan.
II.
Pengembangan perumahan pada lahan non
pemukiman diwilayah kota.
Lingkungan pemukiman perkotaan yang tidak
teratur.
Kawasan Permukiman
Perdesaan
Rencana
Pengembangan
Kawasan Terpilih Pusat
Pengembangan Desa
(KTP2D).
Rencana
Pengembangan
Kawasan Agropolitan.
4.1.4
Pembangunan prasarana dan sarana
pemukiman baik yang dibangun pengembang
atau masyarakat masih bergantung pada
pemerintah Kabupaten.
Kondisi jalan sebagian besar masih berupa
jalan tanah
Pendangkalan saluran drainase akibat
sedimentasi saluran tanah
Rendahnya tingkat kesehatan perumahan di
pedesaan terutama terkait dengan tingkat
pendidikan dan kesadaran penduduk.
Terbatasnya air bersih terutama pada musim
kemarau
Kondisi jalan sebagian besar masih berupa
jalan batu sehingga sedikit menghambat
aksesbilitas penduduk untuk memasarkan hasil
pertanian.
Pendangkalan saluran drainase akibat
sedimentasi saluran tanah
Usulan Pembangunan Permukiman
Pengembangan pemukiman di Kabupaten Wonogiri berdasarkan
skenario pengembangan wilayah Kabupaten Wonogiri diprioritaskan untuk
kawasan sebagai berikut :
a.
Pemukiman Perkotaan diarahkan :
Penyediaan prasarana dan sarana penanganan kawasan kumuh
di perkotaan yaitu berupa peningkatan lingkungan permukiman
kumuh di Kecamatan Pracimantoro, Purwantoro, Eromoko,
Baturetno, Jatisrono dan Slogohimo
Penyediaan Prasarana dan Sarana kawasan pemukiman RSH
PNS/TNI/Polri, berupa pembangunan insfrastruktur permukiman
RSH di Kecamatan Wonogiri.
Penataan Kawasan Lingkungan Kota Kecamatan Pracimantoro
dan Baturetno
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-18
Penanganan prasarana dan sarana permukiman di kawasan
rawan bencana dengan kegiatan berupa pembangunan talud di
Desa Sendang Kecamatan Wonogiri
b.
Pemukiman Perdesaan diarahkan :
Peningkatan
lingkungan
permukiman
kumuh
Kecamatan
Pracimantoro (Desa Pracimantoro), Kecamatan Baturetno (Desa
Baturetno, dan Talunambo) (kawasan Gajahmungkur)
Penataan/Peningkatan
Infrastruktur
Permukiman
Kawasan
Kumuh di Kec. Purwantoro, Ngadirojo, Baturetno dan Selogiri
Penyediaan Prasarana dan Sarana di Kawasan Perdesaan
Potensial/ Agropolitan/ Minapolitan di Kab Wonogiri.
Pengembangan
Prasarana
dan
Sarana
Desa
Kawasan
Kec.
Girimarto,
agropolitan Kec. Jatisrono, Slogohimo.
Pengembangan
kawasan
Agropolitan
di
Jatipurno, Slogohimo, Jatisrono.
Pembangunan/Peningkatan Jalan Desa Boto, Setrorejo dan
Kedungombo
Kecamatan
Baturetno,
Jalan
Desa
Sedayu
Kecamatan Slogohimo
4.1.4.1 Program Pengembangan Pemukiman Perkotaan
Program
pengembangan
pemukiman
perkotaan
diarahkan
pada
pengembangan Kawasan Pemukiman RSH PNS/TNI/Polri serta penataan dan
peremajaan lingkungan Kota Wonogiri.
A. Pengembangan Kawasan Pemukiman RSH PNS/TNI/POLRI
Pengembangan Kawasan Pemukiman RSH PNS/TNI/Polri dan pekerja
berpenghasilan rendah di Kota Wonogiri diarahkan pada kawasan RSH yang
memenuhi memenuhi kriteria minimal sebagai berikut :
Perumahan yang diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah, khususnya PNS/TNI/Polri.
Sesuai dengan RTRW dan Renstra Pemerintah Daerah
Dibangun sesuai PP 80 tahun 1999 tentang Kasiba dan Lisiba BS
Dukungan PSD dalam pembangunan RSH bagi PNS, TNI/Polri,
Pekerja masyarakat berpenghasilan rendah.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-19
Sudah mendatangani MoU antara Pemerintah Daerah dengan
Bapertarum.
Diprioritaskan pada kawasan-kawasan skala besar dan yang dapat
segera mendorong perkembangan wilayah.
Di Kota Wonogiri terdapat beberapa perumahan yang diperuntukkan
untuk PNS/TNI/Polri dan pekerja berpenghasilan rendah. Perumahan ini tersebar
di beberapa Kelurahan yang ada di Kota Wonogiri.
B. Penataan dan Peremajaan Kawasan
1.
Gambaran Umum
Penataan dan peremajaan Kawasan Pemukiman di Kabupaten Wonogiri
diarahkan pada kawasan yang memenuhi memenuhi kriteria minimal sebagai
berikut :
Lingkungan permukiman perkotaan yang tidak teratur sehingga
menurunkan kualitas lingkungan permukiman perkotaan.
Lingkungan permukiman sebagai trip distribusi (distribusi pergerakan)
tidak accessible terhadap infrastruktur perkotaan
Pengembangan kawasan permukiman yang tidak terkendali sehingga
berdampak pada lingkungan perkotaan.
Penanganan pemukiman kumuh yang tidak efektif.
Kawasan-kawasan ini biasanya terletak di pusat kota Kabupaten dan
Kota kecamatan. Kawasan-kawasan yang teridentifikasi tidak teratur biasanya
terletak di kawasan pusat perdagangan seperti pasar dan pemukiman
didekatnya.
Sesuai dengan skenario pembangunan kabupaten penataan dan
peremajaan kawasan ini diarahkan pada kawasan pusat kota Kabupaten yaitu
kota Wonogiri dan dan Kota Pusat Pengembangan WP II yaitu Kota Jatisrono,
Sidoharjo, Girimarto, Jatipurno, Jatiroto, Slogohimo, WP III Kota Purwantoro,
Kismantoro, Blukerto, Puhpelem, WP IV Kota Baturetno, Nguntoronadi,
Batuwarno, Karangtengah, Tirtomoyo Giriwoyo. Sasaran utama adalah penataan
lingkungan pasar dan pemukiman disekitarnya di kota-kota tersebut.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-20
2.
Aspek Pendanaan
Untuk pendanaan kegiatan penataan dan peremajaan kawasan sangat
kumuh ini sebagian besar di bebankan pada biaya APBD II Kabupaten Wonogiri.
Sebagian lagi dari dana APBN
melalui program pemberdayaan masyarakat
P2KP dengan cost sharing APBD dan dana swadaya dari masyarakat.
3.
Aspek Kelembagaan
Kabupaten Wonogiri melalui Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta
Karya bertanggung jawab terhadap kegiatan penataan dan peremajaan
Kawasan. Kegiatan penataan biasanya juga melibatkan peran masyarakat
dengan sistem padat karya melalui program pemberdayaan masyarakat P2KP.
4.
Aspek Peraturan Perundangan
Pada dasarnya pelaksanaan penataan dan peremajaan kawasan harus
mengacu pada peraturan perundangan maupun kebijakan yang berlaku saai ini,
diantaranyan adalah sebagai berikut :
o UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman,
o KEPPRES No. 05 Tahun 1992 Pemerintah memfasilitasi proses
pemukiman kembali masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh
di atas tanah negara.
o Permen PU 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi
Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman, bahwa
pembangunan perkotaan perlu ditingkatkan dan diselenggarakan
secara berencana dan terpadu.
4.1.4.2 Program yang Diusulkan
Program yang diusulkan adalah sebagai berikut :
1.
Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di perkotaan (fisik)
2.
Penataan dan Peremajaan Kawasan Kota
3.
Penanganan prsarana dan sarana (PS) permukiman di kawasan
rawan bencana (fisik)
4.
Penyediaan
PS
di
kawasan
Perdesaan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-21
Potensial/Agropolitan/Minapolitan (fisik)
LAPORAN AKHIR
4.1.4.3 Kegiatan dan Rincian
Terlampir
4.2
RENCANA INVESTASI PENATAAN BANGUNAN LINGKUNGAN
4.2.1
Kondisi Eksisting dan Permasalahan
Saat ini di Kabupaten Wonogiri, perbedaan wilayah yang menjadi pusat
pemerintahan kota atau kecamatan hanya dibedakan oleh tingkat keramaian dan
keberadaan dari kantor – kantor pemerintahan. Sedangkan bangunan bersejarah
dan gedung pemerintahan hanya dirawat jika sudah terjadi suatu kerusakan.
A. Rehabilitasi Gedung Pemerintah
Dalam suatu kabupaten, identitas wilayah dapat tercermin dari keadaan
dan kelengkapan berbagai fasilitas yang ada di wilayah tersebut. Di kabupaten
Wonogiri keadaan dari fasilitas yang ada cukup memprihatinkan (termasuk
gedung pemerintahan dan bangunan bersejarah) sehingga investor yang
diundang untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Wonogiri menjadi berpikir
ulang.
Gambar 4.1
Kondisi taman dan boulevard
yang ada di Kabupaten Wonogiri
B. Penataan Ruang Terbuka Hijau
Selain dari segi bangunan, keindahan suatu wilayah juga dapat dilihat dari
adanya taman kota dan boulevard. Saat ini, Kabupaten Wonogiri telah memiliki
keduanya. Akan tetapi, kurangnya perawatan mengakibatkan keberadaan taman
kota dan boulevard yang ada kurang meningkatkan keindahan. Selain itu,
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-22
boulevard yang saat ini hanya tersedia di Kota Wonogiri merupakan percontohan
bagi pengadaan boulevard di kecamatan lainnya.
Gambar 4.2
Kondisi trotoar yang ada di Kabupaten Wonogiri
Dalam bidang penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten
Wonogiri saat ini memerlukan suatu peningkatan pengembangan penataan
bangunan dan lingkungan. Adapun permasalahan dan tantangan utama yang
dihadapi, yaitu:
TABEL 4.2
PERMASALAHAN
No
I.
Kondisi
Bangunan Gedung
II.
Bangunan gedung yang ada belum
tertata dan pembangunan kota yang
kurang terkendali.
Padatnya pusat perdagangan dan
pemukiman kota bisa menyebabkan
rawan kebakaran
Beberapa gedung pemerintah yang ada
mengalami kerusakan
Permasalahan
Belum adanya perda pengaturan
bangunan gedung
Terlalu mudahnya ijin pendirian
bangunan
Belum adanya rencana induk
perlindungan terhadap bahaya
kebakaran
Kurangnya kontrol dan
perawatan gedung-gedung
pemerintah yang ada
Lingkungan Permukiman
Penataan bangunan dan lingkungan
perkotaan kurang terkonsep
Ruang terbuka hijau kota berfungsi juga
sebagai taman dan tempat bermain
masyarakat.
Belum adanya pedoman penataan
bangunan dan lingkungan kota
RTH yang ada belum tertata
secara rapi untuk tempat rekreasi
masyarakat kota
Kurangnya kesadaran masyarakat
merawat ruang hijau yang ada
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-23
4.2.2 Target dan Sasaran
Target dan sasaran yang hendak dicapai dari Program Penataan
Bangunan dan Lingkungan ini adalah :
Menciptakan fasilitas ruang publik yang lebih representatif, tepat guna dan
efisien
Menyediakan wadah kegiatan/event resmi skala tingkat Kabupaten yang
memenuhi syarat dan standart yang telah di tentukan.
Meningkatkan fungsi dan estetika alun-alun, boulevard dan trotoar sebagai
pusat ruang publik bagi masyarakat Kota Wonogiri khususnya dan kawasan
sekitar Kabupaten Wonogiri secara umum.
4.2.3 Usulan Program
A. Analisa Program
Dalam menyusun suatu rencana penangan Penataan Bangunan Gedung
dan Lingkungan, hal-hal yang dapat dilakukan yaitu:
Analisis kebutuhan penataan bangunan dan lingkungan
Analisis mengenai penataan bangunan dan lingkungan adalah dengan
mengidentifikasi kebutuhan yang mendasar dan kebutuhan pengembangan
dalam penataan bangunan dan lingkungan. Berdasarkan hasil identifikasi
permasalahan dan tantangan yang dihadapi di atas, maka dapat diambil
analisis sebagai berikut :
1. Kebutuhan mendasar dalam penataan bangunan dan lingkungan
adalah dengan tetap menjaga karya (bangunan dan lingkungan buatan)
yang sudah ada.
2. Kebutuhan pengembangan dalam penataan bangunan dan lingkungan
adalah dengan membuat perluasan lingkungan buatan selain di Kota
Wonogiri (kecamatan lainnya).
Usulan Program :
Pembinaan Teknis Bangunan Gedung
1. Diseminasi Peraturan/Per UU an
2. Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
3. Rehab Bangunan Gedung Negara
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-24
Penataan Lingkungan Permukiman
1. Bantek RTBL
2. Penataan RTH
3. Penataan Jalan dan taman Monumen Wuryorejo dan Pracimantoro
4. Penataan jalan dan Taman Lapangan Krida Bhakti
5. Penataan jalan dan Taman POR 3 Ngadirojo, Giriwoyo, Baturetno dan
Eromoko
6. Dukungan prasarana dan sarana RTH Kawasan Stadion Pringgondani
7. Dukungan Sarana dan Prasarana Penataan Lingkungan Permukiman
Kumuh
8. Pemberdayaan Masyarakat Kota (P2KP dan PNPM)
TABEL 4.3
PERKIRAAN HASIL YANG DIPEROLEH KETIKA
USULAN KEGIATAN TEREALISASI
No.
Uraian
Kondisi saat ini
1.
Rehabilitasi
bangunan
negara di
Kabupaten
Wonogiri
Mengalami
kerusakan dan
memerlukan
perawatan serta
rehabilitasi
2.
Penataan taman
dan ruang
terbuka hijau
(RTH)
Kurang terawat
dan tertata
kondisinya, kurang
sarana permainan
3.
Penataan
Prasarana dan
lingkungan
sarana dasar
kumuh
kurang layak
4
Program
Dana
Pemberdayaan
pembangunan
masyarakat
lingkungan berasal
P2KP dan
dari APBD II dan
PNPM
swadaya
Perkotaan
masyarakat
Sumber: Hasil Analisis, 2011
Kondisi Akhir
Keterangan
Bangunan dan lingkungan
menjadi terawat
Bangunan dan lingkungan
memberikan kesegaran
terhadap pegawainya dan
pengguna jasa di dalamnya
Dengan adanya Bangunan
dan lingkungan yang terawat
dengan baik dapat
meningkatkan keyakinan
investor dalam menanamkan
modalnya.
Taman dan Ruang terbuka
hijau yang ada menjadi lebih
indah, terawat dan
dilengkapi sarana rekreasi
Keluarga.
Tersedianya prasarana dan
sarana dasar di lingkungan
kumuh.
Program P2KP dan PNPM
Perkotaan diharapkan dapat
menstimulan masyaraktat
untuk membangun dan
merawatnya.
usulan
kegiatan
apabila
diterapkan
secara benar
dapat
memberikan
output dan
outcome
yang besar
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-25
4.2.4 Kegiatan dan Rincian
Program
penataan
bangunan
lingkungan
di
Kabupaten
Wonogiri
diprioritaskan pada :
a. Rehabilitasi gedung Pemerintah di Kota Wonogiri
b. Kegiatan Penataan Bangunan Lingkungan
- Penataan kawasan tradisional di Kecamatan Pracimantoro
- Revitalisasi kawasan Desa Sendang di Kecamatan Purwantoro
- Pengembangan Prasarana dan Sarana pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran di Kecamatan Wonogiri
- Peningkatan kualitas PS ruang terbuka hijau di lingkungan
permukiman Kota Wonogiri dan Kecamatan Pracimantoro
c. Pengembangan ruang terbuka hijau di Kabupaten Wonogiri
- Penataan Jalan dan Taman Lapangan Krida Bhakti di Kecamatan
Wonogiri.
- Penataan Jalan dan Taman Monumen Wuryorejo di Kecamatan
Wonogiri dan Pracimantoro
- Penataan jalan dan Taman POR 3 di Kecamatan Ngadirejo dan
Baturetno
- Dukungan PS RTH di Kawasan Stadion Pringgondani Kecamatan
Wonogiri
4.3
PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN PERMUKIMAN
4.3.1
Sub Sektor Air Limbah
Untuk pendanaan kegiatan Pengelolaan Air Limbah ini sebagian besar
di bebankan pada biaya APBD Kabupaten Wonogiri. Pengelolaan air limbah
permukiman dapat dilakukan dengan sistem on-site atau sistem off-site atau
kombinasi dari kedua sistem ini :
Sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site system) adalah sistem
penanganan air limbah domestik melalui jaringan pengumpul yang
diteruskan ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) adalah sistem
penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara individual dan
atau komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa
bangunan, yang pengolahannya diselesaikan secara setempat atau di
lokasi sumber.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-26
A. Kondisi Eksisting dan Permasalahan
Secara umum Kabupaten Wonogiri belum memilki sistem pelayanan
Limbah Manusia secara riolering (off-site). Pengelolaan limbah manusia pada
saat ini dilakukan secara individual dan semi komunal (on-site) oleh
masyarakat melalui sarana berupa jamban keluarga, jamban sederhana,
saluran pembuangan air limbah (SPAL) serta sarana MCK (mandi, cuci,
kakus). Di sebagian area pemukiman yang berdekatan dengan sungai atau
saluran terbuka, ditemukan masyarakat yang masih memanfaatkan jambanjamban liar (terutama di tepi sungai), walaupun diantaranya sudah tersedia
MCK, atau juga memanfaatkan jamban pribadi tapi menyalurkan air
buangannya langsung ke sungai atau saluran terbuka tersebut.
Sarana prasarana air limbah Kota Wonogiri berupa jamban keluarga,
jamban sederhana, IPLT dan truk tinja serta sarana MCK (mandi, cuci,
kakus). Adapun jumlah sarana prasarana air limbah Kota Wonogiri dapat
diketahui antara kondisi fisik kota dan kesehatan lingkungan dengan cakupan
pengelolaan air limbah yang belum memadai maka terdapat hubungan yang
dapat mempengaruhi kinerja sistem, sehingga efektivitas pengelolaan air
limbah dapat berkurang.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-27
TABEL 4.4
DATA PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Kondisi
No.
1
2
3
4
5
Lokasi kecamatan
RSUD Wonogiri
Desa
Giriwono,Wonogiri
RSA Astrini
Desa Kaliancar,
Selogiri
RS. Amal Sehat
Desa Ngerjopuro,
Slogohimo
PT. Taenia Jaya
Desa Klerong,
Wonogiri
PT. Air Mancur
Desa Kaliancar,
Selogiri
IPAL/IPLT
Kapasitas
Pengolahan
(M3 / hari)
Tahun
Operasi
Operasi
Tidak
Operasi
Jumlah dan
persentase
Penduduk
Terlayani
IPL
30 m3
-
Layak
-
-
IPL
15,000 lt/hr
-
Layak
-
-
IPL
15,000 lt/hr
-
Layak
-
-
IPL
Kolam
Oksigen
IPL
Kolam
Oksigen
50,000 lt/hr
-
Layak
-
-
7,500 lt/hr
-
Layak
-
-
Sumber : Data dan Informasi Cipta Karya Kabupaten Wonogiri, Bappeda 2007
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-28
Pada umumnya di daerah masyarakat berpenghasilan rendah,
masyarakat masih membuang limbahnya ke saluran – saluran dan sungai
yang ada di sekitar permukiman. Upaya untuk pemenuhan kebutuhan
prasarana sanitasi secara mandiri saat ini terutama masih terbentur
kepada
masalah
sosialnya
dari
pada
masalah
kemampuan
masyarakatnya dan pada akhirnya pada keterbatasan kemapuan instansi
pengelola. Hal ini menjadi tantangan utama bagi pemerintah daerah untuk
mengentaskan kebiasaan yang tidak menguntungkan bagi aspek
kesehatan yang ada di masyarakat.
B. Target dan Sasaran
Dalam hal teknis, kesulitan utama adalah penyediaan prasarana di
daerah kepadatan tinggi dimana kriteria teknis seperti halnya jarak untuk
pengolah tinja dengan sumber air penduduk (sumur) sulit untuk
diterapkan, disamping muka air tanahnya cukup tinggi. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan, antara lain:
1) Pemilihan
teknologi
perlu
dipertimbangkan
kebutuhan
/
kemampuan masyarakat dan kondisi setempat
2) Mobilisasi
sumber
dana
masyarakat
/
swasta
dalam
penyelenggaraan prasarana dan sarana air limbah
3) Mengembangkan lembaga atau institusi yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan air limbah
C. Program yang Diusulkan
Analisis Program
1)
Faktor perilaku dan kebiasaan masyarakat masih merupakan
hambatan utama dalam upaya memasyarakatkan sanitasi
2)
Faktor kemampuan pendanaann, kekurangan pelayanan
sanitasi di Kota Wonogiri pada umumnya terpusat di areaarea permukiman penduduk berpenghasilan rendah
Melihat kondisi lingkungan masyarakat yang ada, khususnya
dengan
pengelolaan
air
limbah
bisa
dilakukan
beberapa
alternatif masalah, seperti tercantum dalam tabel di bawah ini.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-29
TABEL 4.5
PERBANDINGAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
No.
1.
2.
Parameter yang
dibandingkan
Satuan
Masyarakat
Pengguna
-
Pembiayaan yang
dihabiskan
-
Alternatif 1
Membangun
MCK Umum
Murah karena
dapat dipakai
bersama
Alternatif 2
Alternatif 3
Membangun
MCK secara
Mandiri
Pemanfaatan
sungai
sebagai MCK
Umum
Relatif mahal
karena
masyarakat
harus
menydiakan
dana sendiri
Dapat
mencemari
lingkungan
Sumber: Hasil Analisis, 2011
Dalam menyusun suatu rencana pengelolaan air limbah, hal-hal
yang dapat dilakukan yaitu:
Analisis kebutuhan
Mengusulkan program
Program yang diusulkan adalah pengelolaan air limbah di
Kabupaten Wonogiri. Program ini memberikan penjelasan
bahwa Kabupaten Wonogiri masih memerlukan peningkatan
pengelolaan air limbah termasuk pen
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
4.1.1
Petunjuk Umum
Pengembangan permukiman baik di perkotaan maupun pedesaan pada
hakekatnya untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan pedesaan yang layak huni
(livible), aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan.
Permukiman merupakan
Pemerintah
memperoleh
wajib
memberikan
permukiman
yang
salah
akses
layak
satu kebutuhan
kepada
huni,
dasar
masyarakat
sejahtera,
manusia.
untuk
dapat
berbudaya,
dan
berkeadilan sosial. Pengembangan permukiman ini meliputi pengembangan
prasarana dan sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang
terjangkau, khususnya bagi masyarakat
berpenghasilan
rendah,
proses
penyelenggaraan lahan, pengembangan ekonomi kota, serta penciptaan sosial
budaya di perkotaan.
Perkembangan
permukiman
hendaknya
juga
mempertimbangkan
aspek-aspek sosial budaya masyarakat setempat, agar pengembangnya dapat
sesuai dengan kondisi masyarakat dan alam lingkungannya. Aspek sosial
budaya ini dapat meliputi desain, pola dan struktur serta bahan material yang
digunakan.
Beberapa
hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pembangunan
permukiman, diantaranya adalah :
1.
Peran kabupaten/kota dalam pengembangan wilayah
2.
Rencana pembangunan kabupaten/kota
3.
Memperhatikan kondisi
alamiah
dan
tipologi
kabupaten/kota
bersangkutan seperti struktur dan morfologi tanah, topografi dan
sebagainya
4.
Pembangunan
dilakukan
dengan
pendekatan
pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
5.
Dalam penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk
(Masterplan) Pengembangan Permukiman
6.
Logical Framework (kerangka logis) penilaian kelayakan investasi
dalam pengembangan permukiman
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-1
7.
Keterpaduan pengembangan permukiman dengan sektor lainnya
dilaksanakan
pada
setiap
tahapan
penyelenggaraan
pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap
perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun
dalam perencanaan teknik
8.
Memperhatikan
peraturan
dan
perundangan
serta
petunjuk/pedoman yang tersedia
9.
Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi dalam
pengembangan perkotaan pada kota bersangkutan
10. Sebagai suatu PS yang tidak saja penting bagi peningkatan
kesehatan masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan
lingkungan
11. Sumber
pendanaan
dari
berbagai
pihak
baik
pemerintah,
masyarakat maupun swasta
12. Kelembagaan
dalam
penyelenggaraan
Pengembangan
Permukiman
13. Investasi PS air minum dengan memperhatikan kelayakan terutama
dalam hal pemulihan biaya
14. Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan/atau
pengelolaan
sarana
dan
prasarana
dalam
Pengembangan
Permukiman, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut
15. Safeguard sosial dan Lingkungan
16. Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk
mendukung analisis disertakan dalam bentuk lampiran
Kebijakan program dan kegiatan pembangunan permukiman
Sub bidang pengembangan permukiman pada bidang cipta karya, memiliki
program dan kegiatan yang bertujuan mengembangkan wilayah perkotaan dan
perdesaan. Tujuan pengembangan permukiman :
1) Memenuhi kebutuhan pengembangan permukiman (sarana dan prasarana
dasar permukiman).
2) Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi
dan teratur.
3) Mengarahkan pertumbuhan wilayah.
4) Menunjang kegiatan ekonomi melalui kegiatan pengembangan permukiman.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-2
Adapun sasaran dari pengembangan permukiman adalah :
a) Terpenuhinya kebutuhan dasar permukiman.
b) Tersedianyan perumahan type RSH, RUSUNAWA.
c) Terarahnya pertumbuhan wilayah.
d) Terdorongnya
kegiatan
ekonomi
melalui
kegiatan
pembangunan
permukiman.
Keluaran dari sub bidang pengembangan permukiman adalah :
i)
Lahan siap bangun.
ii) Tersedianya prasarana dan sarana (jalan, drainase, jaringan air bersih)
kawasan.
iii) Tersedianyan kawasan permukiman yang sehat.
iv) Tersedianya RSH, RUSUNAWA siap huni.
v) Tersedianya perumahan untuk mendukung terselenggaranya gerak
perekonomian yang dinamis.
vi) Tersedianyan kawasan permukiman skala besar yang terencana secara
menyeluruh dan terpadu dengan pelaksanaan yang bertahap dengan
menciptakan kawasan permukiman yang tersusun atas satuan-satuan
lingkungan permukiman dan mengintegrasikan secara terpadu dengan
lingkungan permukiman yang telah ada di sekitarnya.
Asumsi dari pengembangan permukiman adalah :
o
Kelompok sasaran masyarakat untuk RSH, RUSUNAWA diutamakan
masyarakat berpenghasilan rendah.
o
Mengacu pada UU No. 4/1992 tentang perumahan dan peraturan
perundangan terkait.
Melalui penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah bidang
PU/Cipta Karya diharapkan dapat diwujudkan yang layak huni dan
mendukung pengembangan perkotaan. Selain itu, mampu mendorong
kerjasama antar stakeholder dalam mendanai dan menyelenggarakan
program pengembangan permukiman oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini
Dinas PU/Cipta Karya yang diwujudkan dalam Program Pengembangan
Permukiman
Perkotaan
dan
Program
Pengembangan
Permukiman
Perdesaan.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-3
Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
Penyediaan PSD bagi kawasan RSH
Target :
Perumahan yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah,
Khusunya PNS/TNI/Polri.
Sesuai dengan RTRW dan Renstra Pemerintah Daerah.
Dibangun sesuai PP No. 80 Tahun 1999 tentang Kasiba dan Lasiba BS.
Dukunngan PSD dalam pembangunan RSH bagi PNS, TNI/Polri, Pekerja
masyarakat berpenghasilan rendah.
Diprioritas pada kawasan-kawasan skala besar dan yang dapat segera
mendorong perkembangan wilayah.
Sudah menandatangani MoU antara Pemerintah Daerah dengan
Bapertarum.
Penanganan :
Identifikasi lokasi-lokasi pengembangan kawasan permukiman baru
(Kasiba/Lisiba BS), diprioritaskan bagi kawasan yang mewujudkan
keberpihakan pada masyarakat berpenghasilan rendah termasuk PNS,
TNI dan POLRI
Bantuan fisik berupa jalan akses dan jalan poros yang menghubungkan
kawasan baru
Kontribusi Pemerintah Daerah
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
Penataan dan Peremajaan Kawasan
Target :
Lingkungan
permukiman
perkotaan
yang
tidak
teratur
sehingga
menurunkan kualitas lingkungan permukiman perkotaan
Lingkungan permukiman sebagai trip distributions (distribusi pergerakan)
tidak accessible terhadap infrastruktur perkotaan
Pengembangan kawasan permukiman yang tidak terkendali sehingga
berdampak pada lingkungan perkotaan
Penanganan permukiman kumuh yang tidak efektif
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-4
Penanganan
Pengembangan program dan kebijakan pengendalian kawasan perkotaan
Perencanaan penanganan kawasan permukiman perkotaan
Penanganan kawasan permukiman perkotaan melalui peremajaan
kawasan perkotaan
Kontribusi Pemerintah Daerah :
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
Target :
Untuk Rusunawa yang diperuntukan bagi masyarakat berpendapatan
rendah
- Sebagai salah satu solusi penanganan kawasan kumuh perkotaan
(peremajaan kawasan permukiman perkotaan/urban renewal)
- Tidak bisa diharapkan sebagai sumber pendapatan rendah
- Hanya dibangun pada lokasi yang memenuhi syarat administratif, fisik,
ekologik, dan tidak berdampak sosial yang negatif
Untuk Rusunawa yang diperuntukkan bagi buruh
- Diusulkan apabila sudah menjadi permasalahan bagi pemerintah
daerah setempat
- Bukan merupakan bantuan bagi salah satu perusahaan/pabrik
- Dibangun di atas tanah Pemerintah Daerah
- Dengan persyaratan-persyaratan yang disepakati bersama
Penanganan :
Penetapan Pedoman perencanaan, pengembangan, pengawasan dan
pengendalian pembangunan
Penetapan
pedoman
tentang
Standar
Pelayanan
Minimal
oleh
pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan Rusunawa
Bantuan teknis pembangunan, penghunian dan pengelolaan Rusunawa
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-5
Kontribusi Pemerintah Daerah :
Menyusun renstra pembangunan permukiman termasuk pembangunan
Rusunawa
Menyiapkan rencana pembangunan Rusunawa (dalam kawasan sesuai
RUTR berkelanjutan dan mandiri)
Penyiapan lahan dan alokasi dana APBD dalam penunjang Rusunawa
Penyiapan manajemen penghunian dan pengelolaan Rusunawa pasca
konstruksi
Mengalokasikan subsidi pengelolaan Rusunawa per tahun melalui APBD
Peningkatan Kualitas Permukiman
Target :
Kabupaten/Kota yang memiliki tingkat kemiskinan perkotaan yang tinggi
Kabupaten/Kota yang memiliki komitmen untuk melaksanakan program
penanggulangan kemiskinan dan membentuk lembaga permukiman serta
melaksanakan proses secara partisipatif
Kabupaten/Kota yang mengalokasikan dana pendamping NUSSP pada
setiap tahun pelaksanaan yang dinyatakan dalam konfirmasi dengan
surat resmi oleh Walikota/Bupati dan disetujui oleh DPRD, sesuai dengan
Naskah Perjanjian Hibah dengan Departemen Keuangan menurut
kapasitas fiskal yang dimiliki
Penanganan :
Penyiapan
Rencana
Penataan
Lingkungan/RP4D
dalam
bidang
Perumahan dan Permukiman
Fasilitasi Kredit Mikro Perumahan kepada KBR
Pembangunan Infrastruktur Permukiman bagi KBR
Peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah dan Masyarakat melalui
kegiatan pelatihan dan Pendampingan
Kontribusi Pemerintah Daerah :
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-6
Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa
Target :
Lokasi sasaran adalah kelurahan /desa dengan jumlah penduduk miskin
lebih dari 35 %
Kawasan-kawasan di perdesaan yang potensial berkembang, dan punya
nilai lebih dari kawasan lainnya.
Mempunyai Desa Pusat dan desa-desa hinterland yang punya kaitan erat
terutama di bidang ekonomi (hinterland sebagai pemasok, desa pusat
sebagai pengumpul atau puasat pelayanan)
Kecamatan urban/perkotaan yang jumlah kelurahan lebih besar dari desa
sesuai PODES/BPS
Kecamatan
yang
diusulkan
bukan
merupakan
sasaran
Program
Pengembangan Kecamatan (PPK)
Kondisi fisik lingkungan yang memungkinkan, tidak rawan bencana,
strategis
Kondisi sosial dan budaya masyarakat yang kondusif
Sesuai dengan RUTR dan Renstra Kabupaten
Penanganan :
Bantuan Teknis berupa :
-
Identifikasi lokasi KTP2D (DPP beserta desa-desa hinterlandnya)
-
Perkuatan kelembagaan masyarakat di tingkat lokal untuk dapat
menyusun perencanaan pengembangan kawasan perdesaan
-
Penyusun PJM yang berbasis pada kebutuhan nyata dengan
melibatkan masyarakat
Bantuan Fisik berupa bantuan PS kawasan sesuai dengan apa yang
tertera dalam matriks program pada PJM. Diutamakan pada akses dari
DPP ke desa-desa hinterland, dan akses pada kawasan lain.
Peningkatan PS desa pusat pertumbuhan diarahkan pada penyediaan
PSD Perdesaan yang dapat menstimulasi ‘Kegiatan Ekonomi Perdesaan”
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-7
Kontribusi Pemerintah Daerah
Menyediakan dana pendamping
Mencantumkan rencana penanganan KTP2D pada Renstrada
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
Pengembangan Kawasan Agropolitan
Target :
Kawasan pertanian yang terdiri dari kota pertanian, desa-desa sentra
produksi pertanian dan desa penyangga yang ada di sekitarnya, yang
memiliki fasilitas untuk berkembangnya pertanian industri
Penanganan :
Pembangunan prasarana dan sarana untuk mendukung kawasan
agropolitan
Kontribusi Pemerintah Daerah :
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
Pengembangan PS Kawasan Eks Transmigrasi
Target :
Lokasi
sasaran
pada
kawasan
eks
transmigrasi
dalam
upaya
mengembangkan Kota Terpadu Mandiri (KTM) dan meningkatkan PS di
kawasan transmigrasi yang telah berumur di atas 5 th (UPT Bina)
Penanganan :
Bantuan teknis berupa identifikasi kawasan eks transmigrasi dan
identifikasi kebutuhan prasarana dan sarana dasar permukiman di
kawasan eks transmigrasi
Bantuan
fisik
permukiman,
berupa
penyediaan
dilaksanakan
dalam
prasarana
rangka
dan
sarana
mendukung
dasar
program
Departemen Transmigrasi
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-8
Kontribusi Pemerintah Daerah :
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
Penyediakan PS Permukiman di Pulau Kecil dan Terpencil
Target :
Kawasan yang secara fisik terisolasi, kesulitan adalam akses menuju
kawasan lainnya
Sebagian besar penduduknya adalah tertinggal baik dalam hal sosial
budaya maupun ekonomi
Kondisi pelayanan kepada masyarakat masih sangat terbatas (belum
banyak tersentuh oleh program pemerintah/non pemerintah)
Penanganan :
Bantuan Teknis
- Pedoman pengembangan PS di Pulau Kecil dan Terpencil
- Identifikasi lokasi kawasan tertinggal dan pulau-pulau kecil yang ada
dalam pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan
- Penyusunan PJM berbasis pada upaya penanggulangan kemiskinan
dan meningkatkan kwalitas hidup dan penghidupan masyarakat yang
tinggal didalamnya, bertumpu pada kebutuhan riil dengan melibatkan
masyarakat
Bantuan fisik berupa bantuan prasarana dan sarana dalam rangka
pengembangan kawasan sesuai dengan apa yang tertera dalam
perencanaan program/PJM dan Rencana Tindak
Kontribusi Pemerintah Daerah :
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-9
Pengembangan PS Kawasan Perbatasan
Target
Kawasan yang berbatasan dengan Negara lain (kepulauan dan daratan)
sesuai Jakstra Pengembangan Kawasan Perbatasan
Rawan isu hankamnas, ekonomi, politik, sosial dan budaya
Penanganan
Bantuan Teknis berupa :
Bantuan fisik berupa bantuan PS dalam rangka pengembangan kawasan
sesuai dengan apa yang tertera dalam matriks program pada PJM
Kontribusi Pemerintah Daerah
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
Penyediaan PS Dalam Rangka Penanganan Bencana
Target :
Lokasi pada daerah bencana yang mengalami kerusakan prasarana dan
sarana dasar permukimannya
Sudah ada laporan dari Pemerintah Daerah atau media massa mengenai
kejadian bencana, jenis kerusakan prasarana dan sarana dasar
permukiman serta jumlah korban yang ditimbulkan
Penanganan :
Mengembalikan kondisi prasarana dan sarana dasar permukiman untuk
biasa memberikan fungsi pelayanannya seperti sebelum terjadi bencana
Bantuan
fisik
berupa
penyediaan
prasarana
dan
sarana
dasar
permukiman untuk mengembalikan kondisi yang rusak akibat bencana
Kontribusi Pemerintah Daerah :
Menyediakan dana pendamping
Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
Review minimal setahun sekali
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-10
4.1.2
Profil Pembangunan Permukiman
4.1.2.1 Kondisi Umum
4.1.2.1.1 Gambaran Umum
Perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar, sampai dengan saat
ini sebagian besar disediakan secara mandiri oleh masyarakat baik
membangun sendiri maupun sewa kepada pihak lain. Kendala utama yang
dihadapi masyarakat pada umumnya keterjangkauan pembiayaan rumah. Di
lain pihak, kredit pemilikan rumah dari perbankan memerlukan berbagai
persyaratan yang tidak setiap pihak dapat memperolehnya dengan mudah serta
suku bunga yang tidak murah. Jenis tempat tinggal di Kabupaten Wonogiri
bersifat permanen maupun non permanen tersebar di setiap kecamatan.
4.1.2.1.2 Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman
Rumah merupakan ketentuan dasar manusia yang selain berfungsi
sebagai tempat berteduh dan melakukan kegiatan sehari-hari dalam keluarga,
juga berperan besar dalam pembentukan karakter keluarga. Sehingga selain
harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan keamanan, rumah juga harus
memberikan kenyamanan bagi penghuninya, baik kenyamanan thermal maupun
psikis sesuai kebutuhan penghuninya. Selain pemenuhan kebutuhan rumah itu
sendiri juga perlu didukung adanya prasarana dan sarana lingkungan
disekitarnya.
Prasarana
dan
sarana
dasar
permukiman
digunakan
untuk
menentukan besaran standar untuk perencanaan kawasan baik permukiman
maupun perumahan. Prasarana dan sarana tersebut untuk memudahkan dalam
distribusi
sarana
lingkungan
dan
manajemen
sistem
pengelolaan
administratifnya. Apabila dalam pemenuhan sarana hunian, prasarana dan
sarana lingkungan belum dapat terpenuhi sesuai besaran standar yang
ditentukan maka pengembangan permukiman dapat mempertimbangkan sistem
radius pelayanan bagi penempatan parasarana dan sarana lingkungan yaitu
dengan kriteria pemenuhan distribusi prasarana dan sarana lingkungan dengan
memperhatikan kebutuhan lingkungan sekitar terdekat.
Lokasi permukiman yang ada di Kabupaten Wonogiri umumnya
tersebar di seluruh kabupaten. Sarana pemerintah dan pelayanan umum juga
telah tersedia seperti kantor-kantor pelayanan/ administrasi pemerintahan dan
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-11
administrasi kependudukan. Selain itu, terdapat sarana pendidikan berupa SD,
TK, SMP maupun SMA.
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan
kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dasar penyediaan sarana ini adalah
didasarkan jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Sarana
kesehatan yang ada di Kabupaten Wonogiri berupa rumah sakit, puskesmas,
puskesmas pembantu, polindes sampai dokter pribadi.
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi
kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang
direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan
keputusan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena berbagai macam agama
dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penghuni yang bersangkutan,
maka kepastian tentang jenis dan jumlah fasilitas peribadatan yang akan
dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan perumahan dihuni selama
beberapa waktu. Pendekatan perencanaan yang diatur adalah dengan
memperkirakan populasi dan jenis agama serta kepercayaan dan kemudian
merencanakan alokasi tanah dan lokasi bangunan peribadatan sesuai dengan
tuntutan planologis dan religius.
Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan, yang
mempunyai arti sebagai suatu lansekap, hardscape, taman atau ruang rekreasi
dalam lingkup urban. "Ruang Terbuka Hijau yang populasinya didominasi oleh
penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam pemanfataan
dan fungsinya adalah sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis dan
penyangga kehidupan wilayah perkotaan.
Pelayanan jaringan air bersih dari PDAM, jaringan listrik dari PLN,
jaringan telekomunikasi bagi telepon kabel maupun telepon seluler, jaringan
persampahan seperti adanya pengangkutan sampah atau dengan TPS dan TPA
serta adanya IPAL komunal.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-12
4.1.2.1.3 Parameter Teknis Wilayah
Pembangunan permukiman dan perumahan merupakan faktor penting
dalam peningkatan harkat dan martabat, mutu kehidupan serta kesejahteraan
umum sehingga perlu dikembangkan secara terpadu, terarah, terencana serta
berkelanjutan/ berkesinambungan. Beberapa ketentuan umum yang harus
dipenuhi dalam merencanakan lingkungan perumahan di perkotaan adalah
a.
Lingkungan perumahan merupakan bagian dari kawasan perkotaan
sehingga dalam perencanaannya harus mengacu pada Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat atau dokumen rencana
lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota/ Kabupaten.
b.
Untuk
mengarahkan
pengaturan
pembangunan
lingkungan
perumahan yang sehat, aman, serasi secara teratur, terarah serta
berkelanjutan / berkesinambungan, harus memenuhi persyaratan
administrasi, teknis dan ekologis, setiap rencana pembangunan
rumah atau perumahan, baik yang dilakukan oleh perorangan
maupun badan usaha perumahan.
c.
Perencanaan lingkungan perumahan kota meliputi perencanaan
sarana hunian, prasarana dan sarana lingkungan serta utilitas
umum yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan perumahan
perkotaan yang serasi, sehat, harmonis dan aman. Pengaturan ini
dimaksudkan untuk membentuk lingkungan perumahan sebagai
satu kesatuan fungsional dalam tata ruang fisik, kehidupan
ekonomi, dan sosial budaya.
d.
Perencanaan
pembangunan
lingkungan
perumahan
harus
dilaksanakan oleh kelompok tenaga ahlinya yang dapat menjamin
kelayakan teknis, yang keberadaannya diakui oleh peraturan yang
berlaku.
e.
Penyediaan
prasarana
dan
sarana
lingkungan
perumahan
merupakan bagian dari sistem pelayanan umum perkotaan
sehingga
dalam
perencanaan
perencanaannya
lingkungan
harus
perumahan
dan
dipadukan
dengan
kawasan-kawasan
fungsional lainnya.
f.
Perencanaan
pembangunan
lingkungan
perumahan
harus
menyediakan pusat-pusat lingkungan yang menampung berbagai
sektor kegiatan (ekonomi, sosial, budaya), dari skala lingkungan
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-13
terkecil (250 penduduk) hingga skala terbesar (120.000 penduduk),
yang ditempatkan dan ditata terintegrasi dengan pengembangan
desain
dan
perhitungan
kebutuhan
sarana
dan
prasarana
lingkungan.
g.
Pembangunan
perumahan
harus
memenuhi
persyaratan
administrasi yang berkaitan dengan perizinan pembangunan,
perizinan layak huni dan sertifikasi tanah, yang diatur oleh
Pemerintah Kota/Kabupaten setempat dengan berpedoman pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
h.
Rancangan bangunan hunian, prasarana dan sarana lingkungan
harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan keselamatan
sesuai Standar Nasional Indonesia atau ketentuan-ketentuan lain
yang diatur dengan Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah serta
Pedoman Teknis yang disusun oleh instansi terkait.
i.
Perencanaan lingkungan perumahan juga harus memberikan
kemudahan
bagi
semua
orang,
termasuk
yang
memiliki
ketidakmampuan fisik atau mental seperti para penyandang cacat,
lansia, dan ibu hamil, penderita penyakit tertentu atas dasar
pemenuhan azas aksesibilitas (sesuai dengan Kepmen No. 468/
Thn. 1998).
j.
Dalam menentukan besaran standar untuk perencanaan lingkungan
perumahan kota yang meliputi perencanaan sarana hunian,
prasarana dan sarana lingkungan, menggunakan pendekatan
besaran kepadatan penduduk.
k.
Dalam merencanakan kebutuhan lahan untuk sarana lingkungan,
didasarkan pada beberapa ketentuan khusus
Prasarana dan sarana dasar permukiman digunakan untuk menentukan
besaran standar untuk perencanaan kawasan baik permukiman maupun
perumahan. Prasarana dan sarana tersebut untuk memudahkan dalam distribusi
sarana lingkungan dan manajemen sistem pengelolaan administratifnya. Apabila
dalam pemenuhan sarana hunian, prasarana dan sarana lingkungan belum
dapat terpenuhi sesuai besaran standar yang ditentukan maka pengembangan
permukiman
dapat
mempertimbangkan
sistem
radius
pelayanan
bagi
penempatan prasarana dan sarana lingkungan yaitu dengan kriteria pemenuhan
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-14
distribusi prasarana dan sarana lingkungan dengan memperhatikan kebutuhan
lingkungan sekitar terdekat.
Lokasi lingkungan permukiman harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut
a.
Lokasi perumahan harus sesuai dengan rencana peruntukan lahan
yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat
atau dokumen perencanaan lainnya yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah setempat, dengan kriteria sebagai berikut:
kriteria keamanan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa
lokasi tersebut bukan merupakan kawasan lindung (catchment
area), olahan pertanian, hutan produksi, daerah buangan
limbah pabrik, daerah bebas bangunan pada area Bandara,
daerah dibawah jaringan listrik tegangan tinggi;
kriteria kesehatan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa
lokasi tersebut bukan daerah yang mempunyai pencemaran
udara di atas ambang batas, pencemaran air permukaan dan
air tanah dalam;
kriteria kenyamanan, dicapai dengan kemudahan pencapaian
(aksesibilitas), kemudahan berkomunikasi (internal/eksternal,
langsung
atau
tidak
langsung),
kemudahan
berkegiatan
(prasarana dan sarana lingkungan tersedia);
kriteria
keindahan/keserasian/keteraturan
(kompatibilitas),
dicapai dengan penghijauan, mempertahankan karakteristik
topografi dan lingkungan yang ada, misalnya tidak meratakan
bukit, mengurug seluruh rawa atau danau/situ/sungai/kali dan
sebagainya;
kriteria
fleksibilitas,
kemungkinan
dicapai
pertumbuhan
dengan
mempertimbangkan
fisik/pemekaran
lingkungan
perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan
keterpaduan prasarana;
kriteria
keterjangkauan
jarak,
dicapai
dengan
mempertimbangkan jarak pencapaian ideal kemampuan orang
berjalan
kaki
sebagai
pengguna
lingkungan
terhadap
penempatan sarana dan prasarana-utilitas lingkungan; dan
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-15
kriteria
lingkungan
berjati
diri,
dicapai
dengan
mempertimbangkan keterkaitan dengan karakter sosial budaya
masyarakat setempat, terutama aspek kontekstual terhadap
lingkungan tradisional/lokal setempat.
b.
Lokasi perencanaan perumahan harus berada pada lahan yang
jelas
status
kepemilikannya,
dan
memenuhi
persyaratan
administratif, teknis dan ekologis.
c.
Keterpaduan antara tatanan kegiatan dan alam di sekelilingnya,
dengan mempertimbangkan jenis, masa tumbuh dan usia yang
dicapai, serta pengaruhnya terhadap lingkungan, bagi tumbuhan
yang ada dan mungkin tumbuh di kawasan yang dimaksud.
Dasar penyediaan sarana pemerintahan dan pelayanan umum untuk
melayani setiap unit administrasi pemerintahan baik yang informal (RT dan RW)
maupun yang formal (Kelurahan dan Kecamatan), dan bukan didasarkan
semata-mata pada jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Dasar
penyediaan sarana ini juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan
unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait
dengan bentukan grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks
lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan sarana mempertimbangkan
jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang
harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.
4.1.2.1.4 Aspek Pendanaan
Dilihat dari aspek pendanaan sebagian besar permukiman disediakan
secara mandiri oleh masyarakat baik membangun sendiri maupun sewa
kepada pihak lain serta kredit pemilikan rumah dari perbankan. Untuk
pembangunan prasarana - sarana dasar pemukiman sebagian dilakukan
swadaya masyarakat dan sebagian dana lagi berasal dari alokasi dana APBD II
Kabupaten Wonogiri.
4.1.2.1.5 Aspek Kelembagaan
Kabupaten Wonogiri melalui Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Cipta
Karya. bertanggung jawab terhadap pembangunan permukiman yang ada di
Kabupaten Wonogiri. Baik yang bekerja sama dengan pihak swasta maupun
dengan perbankan.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-16
4.1.2.2 Target dan Sasaran
Target dari sasaran Penyediaan PSD bagi kawasan Perkotaan dan
Pedesaan adalah :
Terpenuhinya Prasarana jalan yang baik di kawasan pemukiman
RSS/RSH
Terpenuhinya
Prasarana jalan yang baik di kawasan pemukiman
kumuh perkotaan
Terpenuhinya peningkatan prasarana dan sarana di kawasan Kumuh
Perdesaan
Terpenuhinya Prasarana jalan yang baik di kawasan desa KTP2D
Terpenuhinya
Prasarana
jalan
yang
baik
di
kawasan
Agropolitan/Minapolitan
Terhindarnya kawasan pemukiman RSH dari genangan dan banjir
Terhindarnya kawasan pemukiman Agropolitan dari genangan dan
banjir
Terhindarnya kawasan pemukiman KTP2D
dari genangan dan
banjir.
Terpenuhinya kebutuhan air minum di kawasan desa KTP2D
Tersedianya sarana persampahan dan air limbah di wilayah desa
KTP2D.
4.1.3
Analisis Permasalahan Pembangunan Permukiman
Kondisi dan analisis permasalahan terkait pembangunan permukiman
antara lain disajikan sebagai berikut
TABEL 4.1
KONDISI PERMASALAHAN
No
I.
Kondisi
Kawasan Permukiman
Perkotaan
Teridentifikasinya RSH
pemukiman untuk
penduduk
berpenghasilan rendah
(PNS, TNI, Polri).
Dengan PSD kurang
memadai Yaitu
perumahan KORPRI
Permasalahan
Kualitas jalan buruk sehingga sedikit
mengganggu aksesbilitas penduduk di kedua
RSH tersebut
Terjadi genangan air terutama pada musim
penghujan akibat terhambatnya aliran air
kesaluran induk di kawasan RSH
Terjadinya erosi sungai Majenang akibat arus
sungai.
Kepadatan penduduk tinggi
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-17
No
Kondisi
Permasalahan
Teridentifikasinya
pengembangan kawasan
yang tak terkendali di
wilayah perkotaan.
II.
Pengembangan perumahan pada lahan non
pemukiman diwilayah kota.
Lingkungan pemukiman perkotaan yang tidak
teratur.
Kawasan Permukiman
Perdesaan
Rencana
Pengembangan
Kawasan Terpilih Pusat
Pengembangan Desa
(KTP2D).
Rencana
Pengembangan
Kawasan Agropolitan.
4.1.4
Pembangunan prasarana dan sarana
pemukiman baik yang dibangun pengembang
atau masyarakat masih bergantung pada
pemerintah Kabupaten.
Kondisi jalan sebagian besar masih berupa
jalan tanah
Pendangkalan saluran drainase akibat
sedimentasi saluran tanah
Rendahnya tingkat kesehatan perumahan di
pedesaan terutama terkait dengan tingkat
pendidikan dan kesadaran penduduk.
Terbatasnya air bersih terutama pada musim
kemarau
Kondisi jalan sebagian besar masih berupa
jalan batu sehingga sedikit menghambat
aksesbilitas penduduk untuk memasarkan hasil
pertanian.
Pendangkalan saluran drainase akibat
sedimentasi saluran tanah
Usulan Pembangunan Permukiman
Pengembangan pemukiman di Kabupaten Wonogiri berdasarkan
skenario pengembangan wilayah Kabupaten Wonogiri diprioritaskan untuk
kawasan sebagai berikut :
a.
Pemukiman Perkotaan diarahkan :
Penyediaan prasarana dan sarana penanganan kawasan kumuh
di perkotaan yaitu berupa peningkatan lingkungan permukiman
kumuh di Kecamatan Pracimantoro, Purwantoro, Eromoko,
Baturetno, Jatisrono dan Slogohimo
Penyediaan Prasarana dan Sarana kawasan pemukiman RSH
PNS/TNI/Polri, berupa pembangunan insfrastruktur permukiman
RSH di Kecamatan Wonogiri.
Penataan Kawasan Lingkungan Kota Kecamatan Pracimantoro
dan Baturetno
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-18
Penanganan prasarana dan sarana permukiman di kawasan
rawan bencana dengan kegiatan berupa pembangunan talud di
Desa Sendang Kecamatan Wonogiri
b.
Pemukiman Perdesaan diarahkan :
Peningkatan
lingkungan
permukiman
kumuh
Kecamatan
Pracimantoro (Desa Pracimantoro), Kecamatan Baturetno (Desa
Baturetno, dan Talunambo) (kawasan Gajahmungkur)
Penataan/Peningkatan
Infrastruktur
Permukiman
Kawasan
Kumuh di Kec. Purwantoro, Ngadirojo, Baturetno dan Selogiri
Penyediaan Prasarana dan Sarana di Kawasan Perdesaan
Potensial/ Agropolitan/ Minapolitan di Kab Wonogiri.
Pengembangan
Prasarana
dan
Sarana
Desa
Kawasan
Kec.
Girimarto,
agropolitan Kec. Jatisrono, Slogohimo.
Pengembangan
kawasan
Agropolitan
di
Jatipurno, Slogohimo, Jatisrono.
Pembangunan/Peningkatan Jalan Desa Boto, Setrorejo dan
Kedungombo
Kecamatan
Baturetno,
Jalan
Desa
Sedayu
Kecamatan Slogohimo
4.1.4.1 Program Pengembangan Pemukiman Perkotaan
Program
pengembangan
pemukiman
perkotaan
diarahkan
pada
pengembangan Kawasan Pemukiman RSH PNS/TNI/Polri serta penataan dan
peremajaan lingkungan Kota Wonogiri.
A. Pengembangan Kawasan Pemukiman RSH PNS/TNI/POLRI
Pengembangan Kawasan Pemukiman RSH PNS/TNI/Polri dan pekerja
berpenghasilan rendah di Kota Wonogiri diarahkan pada kawasan RSH yang
memenuhi memenuhi kriteria minimal sebagai berikut :
Perumahan yang diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah, khususnya PNS/TNI/Polri.
Sesuai dengan RTRW dan Renstra Pemerintah Daerah
Dibangun sesuai PP 80 tahun 1999 tentang Kasiba dan Lisiba BS
Dukungan PSD dalam pembangunan RSH bagi PNS, TNI/Polri,
Pekerja masyarakat berpenghasilan rendah.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-19
Sudah mendatangani MoU antara Pemerintah Daerah dengan
Bapertarum.
Diprioritaskan pada kawasan-kawasan skala besar dan yang dapat
segera mendorong perkembangan wilayah.
Di Kota Wonogiri terdapat beberapa perumahan yang diperuntukkan
untuk PNS/TNI/Polri dan pekerja berpenghasilan rendah. Perumahan ini tersebar
di beberapa Kelurahan yang ada di Kota Wonogiri.
B. Penataan dan Peremajaan Kawasan
1.
Gambaran Umum
Penataan dan peremajaan Kawasan Pemukiman di Kabupaten Wonogiri
diarahkan pada kawasan yang memenuhi memenuhi kriteria minimal sebagai
berikut :
Lingkungan permukiman perkotaan yang tidak teratur sehingga
menurunkan kualitas lingkungan permukiman perkotaan.
Lingkungan permukiman sebagai trip distribusi (distribusi pergerakan)
tidak accessible terhadap infrastruktur perkotaan
Pengembangan kawasan permukiman yang tidak terkendali sehingga
berdampak pada lingkungan perkotaan.
Penanganan pemukiman kumuh yang tidak efektif.
Kawasan-kawasan ini biasanya terletak di pusat kota Kabupaten dan
Kota kecamatan. Kawasan-kawasan yang teridentifikasi tidak teratur biasanya
terletak di kawasan pusat perdagangan seperti pasar dan pemukiman
didekatnya.
Sesuai dengan skenario pembangunan kabupaten penataan dan
peremajaan kawasan ini diarahkan pada kawasan pusat kota Kabupaten yaitu
kota Wonogiri dan dan Kota Pusat Pengembangan WP II yaitu Kota Jatisrono,
Sidoharjo, Girimarto, Jatipurno, Jatiroto, Slogohimo, WP III Kota Purwantoro,
Kismantoro, Blukerto, Puhpelem, WP IV Kota Baturetno, Nguntoronadi,
Batuwarno, Karangtengah, Tirtomoyo Giriwoyo. Sasaran utama adalah penataan
lingkungan pasar dan pemukiman disekitarnya di kota-kota tersebut.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-20
2.
Aspek Pendanaan
Untuk pendanaan kegiatan penataan dan peremajaan kawasan sangat
kumuh ini sebagian besar di bebankan pada biaya APBD II Kabupaten Wonogiri.
Sebagian lagi dari dana APBN
melalui program pemberdayaan masyarakat
P2KP dengan cost sharing APBD dan dana swadaya dari masyarakat.
3.
Aspek Kelembagaan
Kabupaten Wonogiri melalui Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta
Karya bertanggung jawab terhadap kegiatan penataan dan peremajaan
Kawasan. Kegiatan penataan biasanya juga melibatkan peran masyarakat
dengan sistem padat karya melalui program pemberdayaan masyarakat P2KP.
4.
Aspek Peraturan Perundangan
Pada dasarnya pelaksanaan penataan dan peremajaan kawasan harus
mengacu pada peraturan perundangan maupun kebijakan yang berlaku saai ini,
diantaranyan adalah sebagai berikut :
o UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman,
o KEPPRES No. 05 Tahun 1992 Pemerintah memfasilitasi proses
pemukiman kembali masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh
di atas tanah negara.
o Permen PU 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi
Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman, bahwa
pembangunan perkotaan perlu ditingkatkan dan diselenggarakan
secara berencana dan terpadu.
4.1.4.2 Program yang Diusulkan
Program yang diusulkan adalah sebagai berikut :
1.
Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di perkotaan (fisik)
2.
Penataan dan Peremajaan Kawasan Kota
3.
Penanganan prsarana dan sarana (PS) permukiman di kawasan
rawan bencana (fisik)
4.
Penyediaan
PS
di
kawasan
Perdesaan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-21
Potensial/Agropolitan/Minapolitan (fisik)
LAPORAN AKHIR
4.1.4.3 Kegiatan dan Rincian
Terlampir
4.2
RENCANA INVESTASI PENATAAN BANGUNAN LINGKUNGAN
4.2.1
Kondisi Eksisting dan Permasalahan
Saat ini di Kabupaten Wonogiri, perbedaan wilayah yang menjadi pusat
pemerintahan kota atau kecamatan hanya dibedakan oleh tingkat keramaian dan
keberadaan dari kantor – kantor pemerintahan. Sedangkan bangunan bersejarah
dan gedung pemerintahan hanya dirawat jika sudah terjadi suatu kerusakan.
A. Rehabilitasi Gedung Pemerintah
Dalam suatu kabupaten, identitas wilayah dapat tercermin dari keadaan
dan kelengkapan berbagai fasilitas yang ada di wilayah tersebut. Di kabupaten
Wonogiri keadaan dari fasilitas yang ada cukup memprihatinkan (termasuk
gedung pemerintahan dan bangunan bersejarah) sehingga investor yang
diundang untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Wonogiri menjadi berpikir
ulang.
Gambar 4.1
Kondisi taman dan boulevard
yang ada di Kabupaten Wonogiri
B. Penataan Ruang Terbuka Hijau
Selain dari segi bangunan, keindahan suatu wilayah juga dapat dilihat dari
adanya taman kota dan boulevard. Saat ini, Kabupaten Wonogiri telah memiliki
keduanya. Akan tetapi, kurangnya perawatan mengakibatkan keberadaan taman
kota dan boulevard yang ada kurang meningkatkan keindahan. Selain itu,
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-22
boulevard yang saat ini hanya tersedia di Kota Wonogiri merupakan percontohan
bagi pengadaan boulevard di kecamatan lainnya.
Gambar 4.2
Kondisi trotoar yang ada di Kabupaten Wonogiri
Dalam bidang penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten
Wonogiri saat ini memerlukan suatu peningkatan pengembangan penataan
bangunan dan lingkungan. Adapun permasalahan dan tantangan utama yang
dihadapi, yaitu:
TABEL 4.2
PERMASALAHAN
No
I.
Kondisi
Bangunan Gedung
II.
Bangunan gedung yang ada belum
tertata dan pembangunan kota yang
kurang terkendali.
Padatnya pusat perdagangan dan
pemukiman kota bisa menyebabkan
rawan kebakaran
Beberapa gedung pemerintah yang ada
mengalami kerusakan
Permasalahan
Belum adanya perda pengaturan
bangunan gedung
Terlalu mudahnya ijin pendirian
bangunan
Belum adanya rencana induk
perlindungan terhadap bahaya
kebakaran
Kurangnya kontrol dan
perawatan gedung-gedung
pemerintah yang ada
Lingkungan Permukiman
Penataan bangunan dan lingkungan
perkotaan kurang terkonsep
Ruang terbuka hijau kota berfungsi juga
sebagai taman dan tempat bermain
masyarakat.
Belum adanya pedoman penataan
bangunan dan lingkungan kota
RTH yang ada belum tertata
secara rapi untuk tempat rekreasi
masyarakat kota
Kurangnya kesadaran masyarakat
merawat ruang hijau yang ada
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-23
4.2.2 Target dan Sasaran
Target dan sasaran yang hendak dicapai dari Program Penataan
Bangunan dan Lingkungan ini adalah :
Menciptakan fasilitas ruang publik yang lebih representatif, tepat guna dan
efisien
Menyediakan wadah kegiatan/event resmi skala tingkat Kabupaten yang
memenuhi syarat dan standart yang telah di tentukan.
Meningkatkan fungsi dan estetika alun-alun, boulevard dan trotoar sebagai
pusat ruang publik bagi masyarakat Kota Wonogiri khususnya dan kawasan
sekitar Kabupaten Wonogiri secara umum.
4.2.3 Usulan Program
A. Analisa Program
Dalam menyusun suatu rencana penangan Penataan Bangunan Gedung
dan Lingkungan, hal-hal yang dapat dilakukan yaitu:
Analisis kebutuhan penataan bangunan dan lingkungan
Analisis mengenai penataan bangunan dan lingkungan adalah dengan
mengidentifikasi kebutuhan yang mendasar dan kebutuhan pengembangan
dalam penataan bangunan dan lingkungan. Berdasarkan hasil identifikasi
permasalahan dan tantangan yang dihadapi di atas, maka dapat diambil
analisis sebagai berikut :
1. Kebutuhan mendasar dalam penataan bangunan dan lingkungan
adalah dengan tetap menjaga karya (bangunan dan lingkungan buatan)
yang sudah ada.
2. Kebutuhan pengembangan dalam penataan bangunan dan lingkungan
adalah dengan membuat perluasan lingkungan buatan selain di Kota
Wonogiri (kecamatan lainnya).
Usulan Program :
Pembinaan Teknis Bangunan Gedung
1. Diseminasi Peraturan/Per UU an
2. Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
3. Rehab Bangunan Gedung Negara
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-24
Penataan Lingkungan Permukiman
1. Bantek RTBL
2. Penataan RTH
3. Penataan Jalan dan taman Monumen Wuryorejo dan Pracimantoro
4. Penataan jalan dan Taman Lapangan Krida Bhakti
5. Penataan jalan dan Taman POR 3 Ngadirojo, Giriwoyo, Baturetno dan
Eromoko
6. Dukungan prasarana dan sarana RTH Kawasan Stadion Pringgondani
7. Dukungan Sarana dan Prasarana Penataan Lingkungan Permukiman
Kumuh
8. Pemberdayaan Masyarakat Kota (P2KP dan PNPM)
TABEL 4.3
PERKIRAAN HASIL YANG DIPEROLEH KETIKA
USULAN KEGIATAN TEREALISASI
No.
Uraian
Kondisi saat ini
1.
Rehabilitasi
bangunan
negara di
Kabupaten
Wonogiri
Mengalami
kerusakan dan
memerlukan
perawatan serta
rehabilitasi
2.
Penataan taman
dan ruang
terbuka hijau
(RTH)
Kurang terawat
dan tertata
kondisinya, kurang
sarana permainan
3.
Penataan
Prasarana dan
lingkungan
sarana dasar
kumuh
kurang layak
4
Program
Dana
Pemberdayaan
pembangunan
masyarakat
lingkungan berasal
P2KP dan
dari APBD II dan
PNPM
swadaya
Perkotaan
masyarakat
Sumber: Hasil Analisis, 2011
Kondisi Akhir
Keterangan
Bangunan dan lingkungan
menjadi terawat
Bangunan dan lingkungan
memberikan kesegaran
terhadap pegawainya dan
pengguna jasa di dalamnya
Dengan adanya Bangunan
dan lingkungan yang terawat
dengan baik dapat
meningkatkan keyakinan
investor dalam menanamkan
modalnya.
Taman dan Ruang terbuka
hijau yang ada menjadi lebih
indah, terawat dan
dilengkapi sarana rekreasi
Keluarga.
Tersedianya prasarana dan
sarana dasar di lingkungan
kumuh.
Program P2KP dan PNPM
Perkotaan diharapkan dapat
menstimulan masyaraktat
untuk membangun dan
merawatnya.
usulan
kegiatan
apabila
diterapkan
secara benar
dapat
memberikan
output dan
outcome
yang besar
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-25
4.2.4 Kegiatan dan Rincian
Program
penataan
bangunan
lingkungan
di
Kabupaten
Wonogiri
diprioritaskan pada :
a. Rehabilitasi gedung Pemerintah di Kota Wonogiri
b. Kegiatan Penataan Bangunan Lingkungan
- Penataan kawasan tradisional di Kecamatan Pracimantoro
- Revitalisasi kawasan Desa Sendang di Kecamatan Purwantoro
- Pengembangan Prasarana dan Sarana pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran di Kecamatan Wonogiri
- Peningkatan kualitas PS ruang terbuka hijau di lingkungan
permukiman Kota Wonogiri dan Kecamatan Pracimantoro
c. Pengembangan ruang terbuka hijau di Kabupaten Wonogiri
- Penataan Jalan dan Taman Lapangan Krida Bhakti di Kecamatan
Wonogiri.
- Penataan Jalan dan Taman Monumen Wuryorejo di Kecamatan
Wonogiri dan Pracimantoro
- Penataan jalan dan Taman POR 3 di Kecamatan Ngadirejo dan
Baturetno
- Dukungan PS RTH di Kawasan Stadion Pringgondani Kecamatan
Wonogiri
4.3
PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN PERMUKIMAN
4.3.1
Sub Sektor Air Limbah
Untuk pendanaan kegiatan Pengelolaan Air Limbah ini sebagian besar
di bebankan pada biaya APBD Kabupaten Wonogiri. Pengelolaan air limbah
permukiman dapat dilakukan dengan sistem on-site atau sistem off-site atau
kombinasi dari kedua sistem ini :
Sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site system) adalah sistem
penanganan air limbah domestik melalui jaringan pengumpul yang
diteruskan ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) adalah sistem
penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara individual dan
atau komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa
bangunan, yang pengolahannya diselesaikan secara setempat atau di
lokasi sumber.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-26
A. Kondisi Eksisting dan Permasalahan
Secara umum Kabupaten Wonogiri belum memilki sistem pelayanan
Limbah Manusia secara riolering (off-site). Pengelolaan limbah manusia pada
saat ini dilakukan secara individual dan semi komunal (on-site) oleh
masyarakat melalui sarana berupa jamban keluarga, jamban sederhana,
saluran pembuangan air limbah (SPAL) serta sarana MCK (mandi, cuci,
kakus). Di sebagian area pemukiman yang berdekatan dengan sungai atau
saluran terbuka, ditemukan masyarakat yang masih memanfaatkan jambanjamban liar (terutama di tepi sungai), walaupun diantaranya sudah tersedia
MCK, atau juga memanfaatkan jamban pribadi tapi menyalurkan air
buangannya langsung ke sungai atau saluran terbuka tersebut.
Sarana prasarana air limbah Kota Wonogiri berupa jamban keluarga,
jamban sederhana, IPLT dan truk tinja serta sarana MCK (mandi, cuci,
kakus). Adapun jumlah sarana prasarana air limbah Kota Wonogiri dapat
diketahui antara kondisi fisik kota dan kesehatan lingkungan dengan cakupan
pengelolaan air limbah yang belum memadai maka terdapat hubungan yang
dapat mempengaruhi kinerja sistem, sehingga efektivitas pengelolaan air
limbah dapat berkurang.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-27
TABEL 4.4
DATA PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Kondisi
No.
1
2
3
4
5
Lokasi kecamatan
RSUD Wonogiri
Desa
Giriwono,Wonogiri
RSA Astrini
Desa Kaliancar,
Selogiri
RS. Amal Sehat
Desa Ngerjopuro,
Slogohimo
PT. Taenia Jaya
Desa Klerong,
Wonogiri
PT. Air Mancur
Desa Kaliancar,
Selogiri
IPAL/IPLT
Kapasitas
Pengolahan
(M3 / hari)
Tahun
Operasi
Operasi
Tidak
Operasi
Jumlah dan
persentase
Penduduk
Terlayani
IPL
30 m3
-
Layak
-
-
IPL
15,000 lt/hr
-
Layak
-
-
IPL
15,000 lt/hr
-
Layak
-
-
IPL
Kolam
Oksigen
IPL
Kolam
Oksigen
50,000 lt/hr
-
Layak
-
-
7,500 lt/hr
-
Layak
-
-
Sumber : Data dan Informasi Cipta Karya Kabupaten Wonogiri, Bappeda 2007
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-28
Pada umumnya di daerah masyarakat berpenghasilan rendah,
masyarakat masih membuang limbahnya ke saluran – saluran dan sungai
yang ada di sekitar permukiman. Upaya untuk pemenuhan kebutuhan
prasarana sanitasi secara mandiri saat ini terutama masih terbentur
kepada
masalah
sosialnya
dari
pada
masalah
kemampuan
masyarakatnya dan pada akhirnya pada keterbatasan kemapuan instansi
pengelola. Hal ini menjadi tantangan utama bagi pemerintah daerah untuk
mengentaskan kebiasaan yang tidak menguntungkan bagi aspek
kesehatan yang ada di masyarakat.
B. Target dan Sasaran
Dalam hal teknis, kesulitan utama adalah penyediaan prasarana di
daerah kepadatan tinggi dimana kriteria teknis seperti halnya jarak untuk
pengolah tinja dengan sumber air penduduk (sumur) sulit untuk
diterapkan, disamping muka air tanahnya cukup tinggi. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan, antara lain:
1) Pemilihan
teknologi
perlu
dipertimbangkan
kebutuhan
/
kemampuan masyarakat dan kondisi setempat
2) Mobilisasi
sumber
dana
masyarakat
/
swasta
dalam
penyelenggaraan prasarana dan sarana air limbah
3) Mengembangkan lembaga atau institusi yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan air limbah
C. Program yang Diusulkan
Analisis Program
1)
Faktor perilaku dan kebiasaan masyarakat masih merupakan
hambatan utama dalam upaya memasyarakatkan sanitasi
2)
Faktor kemampuan pendanaann, kekurangan pelayanan
sanitasi di Kota Wonogiri pada umumnya terpusat di areaarea permukiman penduduk berpenghasilan rendah
Melihat kondisi lingkungan masyarakat yang ada, khususnya
dengan
pengelolaan
air
limbah
bisa
dilakukan
beberapa
alternatif masalah, seperti tercantum dalam tabel di bawah ini.
LAPORAN AKHIR
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Tahun 2011-2016
Kabupaten Wonogiri
IV-29
TABEL 4.5
PERBANDINGAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
No.
1.
2.
Parameter yang
dibandingkan
Satuan
Masyarakat
Pengguna
-
Pembiayaan yang
dihabiskan
-
Alternatif 1
Membangun
MCK Umum
Murah karena
dapat dipakai
bersama
Alternatif 2
Alternatif 3
Membangun
MCK secara
Mandiri
Pemanfaatan
sungai
sebagai MCK
Umum
Relatif mahal
karena
masyarakat
harus
menydiakan
dana sendiri
Dapat
mencemari
lingkungan
Sumber: Hasil Analisis, 2011
Dalam menyusun suatu rencana pengelolaan air limbah, hal-hal
yang dapat dilakukan yaitu:
Analisis kebutuhan
Mengusulkan program
Program yang diusulkan adalah pengelolaan air limbah di
Kabupaten Wonogiri. Program ini memberikan penjelasan
bahwa Kabupaten Wonogiri masih memerlukan peningkatan
pengelolaan air limbah termasuk pen