BAB IV - DOCRPIJM ada6b4e4a3 BAB IVBAB IV

BAB IV
PROFIL KABUPATEN SUKOHARJO

4.1

GAMBARAN GEOGRAFIS DAN BATAS ADMINISTRASI
Kabupaten Sukoharjo terletak di Provinsi Jawa Tengah, yang merupakan daerah
penyangga bagi Kota Surakarta. Secara geografis Kabupaten Sukoharjo terletak pada
posisi 7°32’17” - 7°49’32” Lintang Selatan dan 110°42’06,79” - 110°57’33,7” Bujur Timur
dengan Luas Wilayah keseluruhan sekitar 46.666 Ha atau 466,66 Km2, yang terbagi:
a. 12 Kecamatan
b. 167 Desa/Kelurahan
Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten yang terletak pada posisi
strategis persimpangan JOGLOSEMAR yakni simpang Yogyakarta, Solo dan Semarang.
Termasuk di dalam kawasan andalan SUBOSUKA WONOSRATEN (Surakarta, Boyolali,
Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten) yang dapat mendukung
perkembangan pembangunan, khususnya bidang industri, pariwisata dan pertanian.
Batas wilayah Kabupaten Sukoharjo secara administratif meliputi beberapa wilayah
sebagai berikut:
☼ Sebelah Utara


: Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar

☼ Sebelah Timur

: Kabupaten Karanganyar

☼ Sebelah Selatan

: Kabupaten

Wonogiri

dan

Kabupaten

Gunungkidul

(Provinsi DIY).
☼ Sebelah Barat


: Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Boyolali.

Secara administratif Kabupaten Sukoharjo terdiri dari 12 kecamatan yang terbagi dalam
150 Desa, 17 Kelurahan, 1.963 Dukuh, 529 Kebayanan, 4.622 RT dan 1.488 RW.
Dengan ibukota yang terletak di Kecamatan Sukoharjo yang berjarak 12 Km dari Kota
Surakarta (Solo). Banyaknya Kecamatan, Desa, Kelurahan, Dukuh, Kebayanan, RT dan
RW dapat dilihat pada tabel berikut:

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 1

Tabel 4.1. Banyaknya Desa, Kelurahan, Dukuh, Kebayanan, RT dan RW
menurut Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012

Kecamatan

Desa


010. W e r u
020. B u l u
030. Tawangsari
040. Sukoharjo
050. Nguter
060. Bendosari
070. Polokarto
080. Mojolaban
090. Grogol
100. B a k i
110. G a t a k
120. Kartasura

Kelurahan

13
12
12
0

16
13
17
15
14
14
14
10

Jumlah

150
Sumber: Sukoharjo dalam Angka 2013

4.2

Dukuh

Kebayanan


RT

RW

0
0
0
14
0
1
0
0
0
0
0
2

214
138
125

199
172
187
194
163
38
155
161
217

48
43
38
52
55
43
54
53
38
35

32
38

396
246
320
437
352
316
374
511
630
363
262
415

137
104
115
137

122
108
124
177
144
111
92
117

17

1,963

529

4,622

1,488

GAMBARAN DEMOGRAFI

Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun 2012 tercatat sebanyak 857.421 jiwa
yang terdiri dari 425.008 laki-laki (49,57%) dan 432.413 perempuan (50,43%). Apabila
dilihat dari penyebaran penduduk, Kecamatan Grogol paling tinggi prosentasenya yaitu
12,39%, kemudian Kecamatan Kartasura 10,96%, Kecamatan Sukoharjo 10,05%,
sedangkan yang terkecil Kecamatan Gatak 5,80%. Rasio Jenis Kelamin pada tahun 2012
sebesar 98,29% yang berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98
penduduk laki-laki, hampir di setiap kecamatan angka rasio jenis kelamin di bawah 100,
yaitu berkisar 93% hingga 99%, kecuali Kecamatan Baki dengan sex ratio 101,81% dan
Kecamatan Grogol sebesar 100,43%.
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10
11

Kecamatan
Weru
Bulu
Tawangsari
Sukoharjo
Nguter
Bendosari
Polokarto
Mojolaban
Grogol
Baki
Gatak

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014


Laki-Laki
33.167
25.397
29.355
42.570
32.220
33.770
37.496
40.308
53.251
27.347
24.708

Perempuan
34.095
26.119
29.915
43.583
32.461
34.435
37.783
40.608
53.023
26.860
25.018

Jumlah
67.262
51.516
59.270
86.153
64.681
68.205
75.279
80.916
106.274
54.207
49.726

IV - 2

No

Kecamatan

12
Kartasura
Jumlah
Prosentase

Laki-Laki

Perempuan

45.419
425.008
49,57%

48.513
432.413
50,43%

Jumlah
93.932
857.421
100%

Sumber: Sukoharjo dalam Angka 2013

Kepadatan penduduk dalam kurun waktu lima tahun (2008-2012) cenderung mengalami
kenaikan seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Pada tahun 2012 tercatat sebesar
1.837 jiwa setiap km2. Di sisi lain penyebaran penduduk masih belum merata. Kartasura
merupakan kecamatan dengan penduduk paling padat yaitu 4.885 jiwa per km2.
Sedangkan Kecamatan Bulu paling jarang kepadatan penduduknya yaitu 1.175 jiwa per
km2.
Tabel 4.3. Data Kepadatan Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Kecamatan
Weru
Bulu
Tawangsari
Sukoharjo
Nguter
Bendosari
Polokarto
Mojolaban
Grogol
Baki
Gatak
Kartasura
Jumlah

Luas
(Km2)
41,98
43,86
39,98
44,48
54,88
52,99
62,18
35,54
30,00
21,97
19,47
19,23
466,66

Banyaknya
Penduduk
67,262
51,516
59,270
86,153
64,681
68,205
75,279
80,916
106,274
54,207
49,726
93,932
857,421

Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)
1.602
1.175
1.482
1.933
1.179
1.287
1.211
2.277
3.542
2.467
2.554
4.885
1.837

Sumber: Sukoharjo dalam Angka 2013

Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013, jumlah penduduk
yang bekerja pada lapangan usaha industri pengolahan mencapai 59.804 orang dengan
jumlah tertinggi dibandingkan dengan lapangan usaha jenis lainnya. Kalau dilihat pada
tahun 2012 (Data BPS Kabupaten Sukoharjo) jumlah penduduk yang bekerja pada
lapangan usaha pertanian mencapai 131.001 orang dibanding lapangan usaha lainnya.
Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar penduduk mulai beralih dari lapangan usaha
pertanian ke industri pengolahan.

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 3

4.3

GAMBARAN TOPOGRAFI
Berdasarkan relief, Kabupaten Sukoharjo dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
daerah datar meliputi Kecamatan Kartasura, Baki, Gatak, Grogol, Sukoharjo dan
Mojolaban, sedangkan daerah yang miring meliputi Kecamatan Polokarto, Bendosari,
Nguter, Bulu, Weru, dan Tawangsari.
Tempat tertinggi di atas permukaan air laut adalah Kecamatan Polokarto yaitu 125m dpl
dan yang terendah adalah Kecamatan Grogol yaitu 80m dpl.
Kelerengan atau kemiringan lahan di Kabupaten Sukoharjo dapat dibedakan menjadi 7
(tujuh) klasifikasi, yaitu:
a. 0 - 2 %, meliputi 74,39% dari seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo
b. 2 - 5 %, meliputi 9,16% dari seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di
sebagian Kecamatan Weru, Bulu, Tawangsari, Nguter, Bendosari, dan Polokarto.
c.

5 - 8 %, meliputi 4,88% dari seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di
sebagian Kecamatan Weru, Bulu, Tawangsari, Nguter, Bendosari, dan Polokarto.

d. 8 - 15 %, meliputi 6,75% dari seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di
sebagian Kecamatan Weru, Bulu, Nguter, dan Polokarto.
e. 15 - 25 %, meliputi 2,25% dari seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di
sebagian Kecamatan Weru, Bulu, dan Tawangsari.
f.

25 - 40 %, meliputi 1,77% dari seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di
sebagian Kecamatan Bulu.

g. > 40 %, meliputi 0,80% dari seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di
sebagian Kecamatan Bulu.
Berdasarkan lereng Kabupaten Sukoharjo keadaan daerah banyak yang terletak pada
lereng yang kemiringannya 0-2% sehingga dari kondisi tersebut daerah rawan longsor
akan sangat sedikit. Sedangkan yang lebih dari 40% hanya terdapat di daerah Bulu yaitu
di Desa Sanggang.

4.4

GAMBARAN GEOHIDROLOGI
Keadaan hidrologi ditunjukkan oleh keberadaan sungai, mata air dan waduk yang
terdapat di Kabupaten Sukoharjo. Keberadaan sungai di Kabupaten Sukoharjo
merupakan bagian dari Daerah Pengembangan Sungai (DPS) Solo Hulu, Samin, dan
Dengkeng; yang meliputi Sungai Bengawan Solo, Sungai Dengkeng, Sungai Brambang,
Sungai Jlantah, Sungai Samin, Sungai Ranjing, dan Sungai Walikan. Selain itu terdapat
beberapa mata air yang berada di Kabupaten Sukoharjo, yaitu: Banyubiru di Kecamatan
Weru, Pacinan di Kecamatan Bulu, Pundungrejo di Kecamatan Tawangsari, dan Ringin

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 4

Pitu di Kecamatan Nguter. Sedangkan waduk yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo
adalah Waduk Mulur dengan kapasitas air 3.435.000 m3 yang mampu mengairi sawah
19.300 Ha.

4.5.

GAMBARAN GEOLOGI
Keadaan geologi di Kabupaten Sukoharjo, menurut Peta Geologi lembar SurakartaGiritontro ( Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, Tahun 1992; Skala
1 : 100.000) sebagian besar merupakan Aluvium (Qa), Lahar Lawu (Qlla), Batuan
Gunung Api Merapi (Qvm), Formasi Mandalika (Tomm), dan Formasi Wonosari-Punung
(Tmwl).
Alluvium (Qa) terdiri dari lempung, lumpur, lanau, pasir, kerikil, kerakal, dan berangkal.
Aluvium ini menyebar pada seluruh Kecamatan Sukoharjo, seluruh Kecamatan Grogol,
sebagian besar Kecamatan Mojolaban, sebagian besar Kecamatan Baki, sebagian besar
Kecamatan Nguter, sebagian besar Kecamatan Tawangsari, sebagian Kecamatan
Bendosari, sebagian Kecamatan Polokarto, sebagian Kecamatan Weru, sebagian
Kecamatan Bulu, dan sebagian kecil Kecamatan Gatak dan Kecamatan Kartasura.
Lahar Lawu (Qlla) terdiri dari komponen Andesit, basal dan sedikit batu apung beragam
ukuran yang bercampur dengan pasir gunung api. Lahar lawu menyebar pada sebagian
besar Kecamatan Polokarto, sebagian Kecamatan Bendosari, sebagian Kecamatan
Nguter dan sebagian kecil Kecamatan Mojolaban.
Batuan Gunung Api Merapi (Qvm) terdiri dari breksi gunung api, lava dan tuff. Batuan
Gunung Api Merapi berada pada sebagian besar Kecamatan Gatak dan Kecamatan
Kartasura, serta sebagian kecil Kecamatan Baki.
Formasi Mandalika (Tomm) terdiri dari lava dasit-andesit dan tuff dasit dengan retas
diorit. Penyebarannya meliputi sebagian Kecamatan Bulu, sebagian Kecamatan Weru,
dan sebagian Kecamatan Tawangsari.
Formasi Wonosari-Punung (Tmwl) terdiri dari batu gamping, batu gamping napalantufan, batu gamping konglongmerat, batu pasir tufan, dan batu lanau. Penyebarannya
meliputi sebagian Kecamatan Weru, sebagian kecil Kecamatan Tawangsari dan sebagian
kecil Kecamatan Bulu. Penyebaran batuan geologi di Kabupaten Sukoharjo.

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 5

Gambar 4.1 Peta Geologi
Jenis tanah di Kabupaten Sukoharjo meliputi Regosol Kelabu (9.948 Ha), Asosiasi Aluvial
kelabu dan Aluvial Coklat Kelabu (11.162 Ha), Grumosol Coklat Kelabu (9.292 Ha),
Grumosol Kelabu Tua (6.084 Ha), Litosol (94.03 Ha), Mediteran Coklat (1.965 Ha),
Aluvial Kelabu (1.837 Ha), Latosol Coklat Kemerahan (1.652 Ha), serta asosiasi litosol
dan meditran Coklat (691 Ha).
Tanah Regosol di wilayah Kabupaten Sukoharjo ini berasal dari bahan induk abu vulkan
dari material batuan gunung api merapi, dengan karateristik belum banyak berkembang
dan belum ada diferensiasi horizon, tekstur geluh pasiran sampai lempung berdebu,
struktur remah dengan granulair butir tunggal, konsistensi lepas-lepas, permeable,
coklat kelabu dan kelabu tua, pH 6,0-7,0, drainase dan aerase baik, dan kandungan
bahan organik rendah. Kandungan hara banyak tergantung dari bahan indukanya.
Produktivitas tanah regosol vulkan yang berstuktur agak lepas dan bertekstur lempung
berdebu biasanya sedang sampai tinggi. Apabila di berikan pemupukan dengan bahan
organik dan pengairan yang cukup, maka tanah ini bisa untuk persawahan, palawija,
tembakau, tebu, dan sayur-sayuran.
Tanah Aluvial berkembang dari bahan endapan alluvial yang berasal dari Sungai
Bengawan Solo, dengan karateristik tekstur geluh pasiran sampai lempung berdebu,
struktur remah, konsistensi gembur (lembab), pH 6,6-7,5, drainase dan aerase baik.

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 6

Kandungan unsur haranya relatif kaya dan banyak tergantung dari bahan induknya.
Sebaran tanah ini terletak pada daerah sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. Secara
keseluruhan tanah aluvial ini memounyai sifat-sifat fisika kurang baik-sedang, sifat-sifat
kimia sedang-baik, oleh sebab itu produktivitas tanahnya dari rendah sampai tinggi,
pada umumnya merupakan daerah pertanian utama. Untuk pertanian biasanya di pakai
persawahan, perkebunan tebu, sayur-sayuran, palawija, dan usaha perikanan darat.
Tanah Grumosol merupakan tanah lempung/liat berwarna kelam yang mempunyai sifat
fisik berat. Sifat-sifat tanah ini tekstur geluh lempungan-lempung, tanpa horizon eluviasi
dan iluviasi, struktur lapisan permukaan atas granuler seperti buang kubis (cauliflower

stucture)

dan lapisan bawah gumpal atau pejal, mengandung kapur, mempunyai

kemampuan mengembang dan mengkerut jika terjadi perubahan kadar air, bahan induk
berkapur dan berlempung sehingga kedap air, konsistensi sangat liat, warna kelam, dan
pH 7,5-8,5. Keadaan tanah pada musim hujan mengembang dan lekat sekali, sedang
apabila musim kemarau sampai sangat kering tanah ini akan retak, retak-retakan ini
didalamnya dapat sampai 60 cm dan lebar 5 cm, serta keras berbongkah-bongkah.
Secara umum tanah ini memiliki sifat-sifat fisik dan kimia dari agak jelek sampai sedang,
oleh sebab itu nilai produktivitas tanahnya rendah sampai sedang. Untuk pertanian bisa
di pergunakan untuk tegalan, tebu, kapas, tembakau, tanaman kehutanan/jati, dan
apabila cukup air dapat untuk persawahan.
Tanah mediteran mempunyai lapisan solum yang cukup tebal yaitu antara 90-200 cm,
tetapi batas antara horizon tidak begitu jelas, warna tanah adalah coklat sampai merah.
Teksturnya agak bervariasi dari lempung samapai liat, dengan struktur gumpal sampai
gumpal dengan bahan organik umumnya rendanh samapai sangat rendah, pada horizon
A atau lapisan tanah atas mengandung paling tinggi 3 %. Reaksi tanah yang dicirikan
dari nilai pH sekitar 6,0-7,5. Kadar unsur hara yang terkandung umumnya tinggi, tetapi
banyak tergantung pada bahan induknya. Tanah ini di sebut juga tanah kapur merah
atau Red Lateric Limestone Soil, bahan induknya adalah batu kapur, batuan endapan
dan tuff vulkan. Daya menahan air adalah sedang, begitu pula permeabilitasnya adalah
sedang, air pada tanah ini kadang-kadang merupakan faktor pembatas. Tanah ini
umumnya mempunyai sifat-sifat fisika yang sedang sampai baik, sehingga nilai
produktivitasnya sedang sampai tinggi. Untuk pertanian dapat di gunakan untuk padi
sawah atau tadah hujan, perkebunan, buah-buahan, dan tegalan.
Tanah Litosol memiliki solim tanah yang sangat dangkal, paling tebal sekitar 50 cm,
belum berkembang, dengan tekstur relatif paling kasar, masih mempunyai sifat dan ciri
batuan induknya, belum lama mengalami pelapukan dan sama sekali belu mengalami
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 7

pekembangan tanah, karena terletak pada topografi yang miring atau bergelombang.
Tanah ini terdapat di daerah perbukitan struktural denudasional. Tanah ini sangat peka
erosi, secara umum mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia yang jelek sehingga
produktivitasnya rendah. Tanah ini relatif tipis dan kurang potensial untuk pertanian.
Tanaman penutup tanah sangat bervariasi sampai tidak ada tanaman, sebagian
diberakan atau tidak ditanami. Sebagian masih dapat ditanami dengan rerumputan
untuk ternak, tegalan dengan tanaman palawija atau tanaman keras.
Tanah latosol berkembang dari bahan induk material tuff vulkan (abu vulkanik) dari
Lahar Lawu terdiri dari komponen Andesit, basal dan sedikit batu apung beragam
ukuran yang bercampur dengan pasir gunung api. Tanah ini memiliki solum tanah yang
tebal sampai sangat tebal, yaitu dari 130 cm - 300 cm. karateristik tanah ini adalah
mempunyai horizon A, B2t, C, tekstur geluh lempungan-lempung, strukturnya remah,
konsistensi gembur, lekat, warnanya merah-coklat-merah kekuningan, pH 5,5-6,5. Pada
umumnya tanah ini kadar unsur hara dan bahan organiknya cukup rendah, tetapi
mempunyai sifat-sifat fisik yang baik, sehingga produktivitasnya dari sedang sampai
tinggi dimana diperlukan input yang memadai. Tanah ini dapat dimanfaatkan untuk
pertanian lahan kering, dengan tanaman palawija, sayur-sayuran, buah-buahan, karet,
kopi, dan lainnya.

Gambar 4.2. Peta Jenis Tanah

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 8

4.6

GAMBARAN KLIMATOLOGI
Kabupaten Sukoharjo merupakan suatu daerah yang dapat di kategorikan mempunyai
tanah yang subur hal ini dikarenakan mempunyai cukup air dengan curah hujan yang
cukup tinggi sehingga akan membantu tumbuh dan dapat berkembangnya tanaman hal
ini di dukung pula dengan sistem irigasi yang dimiliki.
Berdasarkan banyaknya hari hujan pada Tahun 2012, maka banyaknya hari hujan
terbanyak di Kecamatan Nguter yakni berjumlah 115 hari hujan. Sedangkan banyaknya
hari hujan paling sedikit di Kecamatan Gatak yakni berjumlah 60 hari hujan. Adapun
untuk Kecamatan Bulu tidak ada data karena alat rusak.
Tabel 4.4. Banyaknya Hari Hujan menurut Bulan dan Kecamatan
di Kabupaten Sukoharjo ( Dalam Hari ) Tahun 2012
B u l a n keKecamatan
1

010. W e r u
020. B u l u
030. Tawangsari
040. Sukoharjo
050. Nguter
060. Bendosari
070. Polokarto
080. Mojolaban
090. Grogol
100. B a k i
110. G a t a k
120. Kartasura
JUMLAH

2

3

15 11 14
ts
ts
ts
24 16 16
17 17 12
23 21 14
12 10 12
21 14
8
21 14 17
19 14
8
17
8
8
8 10
8
18 10
8
180 134 111

4

5

6

11
ts
9
10
11
6
10
9
8
7
15
12
97

8 0
ts ts
8 3
6 3
6 0
6 1
3 1
3 3
4 2
4 2
0 2
1 2
41 19

7

0
ts
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1

8

0
ts
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

9

0
ts
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

10

11

12

2
ts
2
4
2
2
7
8
9
4
3
4
45

10
ts
14
18
18
19
13
9
12
8
6
9
126

16
ts
21
21
20
13
18
12
17
19
8
25
174

Jumlah

87
0
114
108
115
81
95
96
93
77
60
89
928

Sumber: Sukoharjo dalam Angka 2013

Berdasarkan jumlah curah hujan pada Tahun 2012, maka jumlah curah hujan terbanyak
di Kecamatan Nguter yakni berjumlah 2.535 mm. Sedangkan jumlah curah hujan paling
sedikit di Kecamatan Gatak yakni berjumlah 1.092 mm. Adapun untuk Kecamatan Bulu
tidak ada data karena alat rusak.

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 9

Tabel 4.5. Banyaknya Curah Hujan menurut Kecamatan dan Bulan
di Kabupaten Sukoharjo (mm) Tahun 2012

Kecamatan
010. W e r u
020. B u l u
030. Tawangsari
040. Sukoharjo
050. Nguter
060. Bendosari
070. Polokarto
080. Mojolaban
090. Grogol
100. B a k i
110. G a t a k
120. Kartasura

1

2

3

4

5

216
ts
275
294
326
353
459
413
488
397
315
300

401
ts
363
278
462
379
352
331
345
305
222
184

158
ts
261
230
310
248
118
201
236
126
66
75

224
ts
154
205
362
294
163
101
205
224
166
147

155
ts
209
93
193
163
38
71
82
119
0
9

Bulan
6
7

8

8
ts
18
32
0
5
1
9
5
27
24
53

0
ts
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
ts
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0

9

10

11

12

0 20 189 323
ts
ts
ts
ts
0
8 197 218
0 37 311 457
0 24 375 483
0 19 383 361
0 111 233 391
0 58 138 201
0 118 278 506
5 47 98 314
0 16 126 157
0 40 88 330

Jumlah
1694
0
1704
1937
2535
2205
1866
1523
2263
1662
1092
1226

Sumber: Sukoharjo dalam Angka 2013

4.7

KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI

4.7.1 Kondisi Sosial
Masyarakat Kabupaten Sukoharjo mempunyai budaya Jawa dan budaya Islam,
campuran kedua budaya tersebut yang mewarnai kehidupan masyarakat Sukoharjo.
Budaya Jawa sebagai budaya asli dan budaya Islam masuk bersama ajaran agama Islam.
Ciri-ciri budaya Jawa adalah semangat gotong-royong, toleransi, ikatan kekerabatan
yang kental, atau lebih dikenal dengan paguyuban. Pengaruh budaya islam dapat dilihat
pada acara ritual keagamaan yang hidup di masyarakat seperti selamatan, kenduri dan
upacara lain.
Kondisi sosial budaya masyarakat Kabupaten Sukoharjo tidak lepas dari kondisi
kesehatan masyarakatnya, sebagai indikator

adalah angka kematian bayi dan ibu,

angka kelahiran, angka kematian, umur harapan hidup dan sebagai indikator lainnya
yang tidak langsung adalah air bersih, tempat permukiman, sarana pembuangan air
limbah. Kondisi kesehatan masyarakat selama tahun 2012 yang dilaporkan Puskesmas
se Kabupaten Sukoharjo akibat penyakit yang sering timbul dapat dilihat dalam tabel
sebagai berikut :

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 10

Tabel 4.6. Banyaknya Penderita Penyakit menurut Kecamatan
Tahun 2012.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

KECAMATAN
Weru
Bulu
Tawangsari
Sukoharjo
Nguter
Bendosari
Polokarto
Mojolaban
Grogol
Baki
Gatak
Kartasura

DIARE
2.121
1.429
1.519
1.626
1.551
1.737
3.944
2.689
3.365
1.464
2.043
2.623

JUMLAH PENDERITA
DHF
DSS
1
0
2
3
6
2
2
4
8
1
0
6

PES
1
0
2
2
3
0
0
0
1
0
0
1

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sukoharjo, 2012
Keterangan :

DHF = Dengie Hemorrogien Fever (Demam Berdarah)
DSS = Dengue Shoc Syndrom (Demam Berdarah)

Sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2009 adalah sebagai
berikut :












Rumah Sakit
=
8 buah,
Puskesmas
= 12 buah,
Balai Pengobatan
= 36 buah,
Rumah Bersalin
= 25 buah,
Apotik
= 127 buah,
Industry Farmasi
=
1 buah,
Toko Obat
=
5 buah,
Laboratorium
=
6 buah,
Dokter Praktek
= 391 orang,
Dokter Gigi
=
75 orang.
Dokter dan Tenaga Paramedis pada Puskesmas dan Dinas Kesehatan sebanyak = 695
orang yang terdiri dari PNS = 571 orang, PTT = 121 orang dan Honorer = 3 orang

Sedangkan penderita penyakit menular di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2009 adalah
sebagai berikut :







Demam Berdarah
Diare
Morbili
Dipteri
Thypus
Malaria

Penderita
Penderita
Penderita
Penderita
Penderita
Penderita

=
371 orang,
= 22.127 orang,
=
151 orang,
=
4 orang,
= 1.428 orang,
=
0 orang,

meninggal
meninggal
meninggal
meninggal
meninggal
meninggal

=
=
=
=
=
=

11 orang
4 orang
0 orang
1 orang
0 orang
0 orang.

Tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sukoharjo dapat diketahui melalui data
pentahapan Keluarga Sejahtera, pada tahun 2008 Keluarga Pra Sejahtera sebanyak
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 11

52.060 (24%) dan untuk Keluarga Sejahtera I sebanyak 46.566 (21,21%), untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7. Pentahapan Keluarga Sejahtera Menurut Kecamatan
Tahun 2012
No.

Kecamatan

1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

2
Weru
Bulu
Tawangsari
Sukoharjo
Nguter
Bendosari
Polokarto
Mojolaban
Grogol
Baki
Gatak
Kartasura

Jumlah
KK
3
15.636
10.952
15.994
22.404
16.281
17.399
22.287
23.897
32.249
16.132
14.192
28.624

Jumlah
Penduduk
Miskin
4
5.943
4.412
5.614
3.038
3.433
6.179
4.394
7.649
3.587
1.101
3.162
1.037

Jumlah
KK Miskin

Sejahtera
II

Sejahtera
III

5
4.556
3.144
2.991
6.029
1.836
3.012
4.309
4.724
6.534
4.217
2.718
3.698

6
3.194
2.245
5.141
3.200
5.363
4.422
5.176
6.852
9.849
5.219
4.704
6.983

7
1.447
962
2.060
5.280
5.197
2.495
6.591
4.252
9.368
4.526
3.331
12.948

Jumlah
236.047
49.549
47.768
62.348
58.457
Sumber : Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB Kab. Sukoharjo

Sejahtera
III+
8
596
199
188
5.009
452
1.291
1.817
420
2.911
1.069
277
3.948

18.177

Berdasarkan data jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan data
TKPK Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin
Kabupaten Sukoharjo relatif tinggi. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk miskin di
Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2012
JML
JML
JML
JML KK
%
%
PEND
KECAMATAN
KK
PEND
MISKIN MISKIN KK PEND
BAKI
21,419 71,216
5,768
20,833
27
29
BENDOSARI
19,152 70,663
6,111
24,494
32
35
BULU
14,057 51,343
5,298
20,608
38
40
GATAK
16,260 52,484
6,218
21,272
38
41
GROGOL
36,408 125,019 11,032
41,316
30
33
KARTASURA
31,980 106,748
7,007
25,376
22
24
MOJOLABAN
26,593 87,791
8,350
29,794
31
34
NGUTER
18,003 66,243
6,670
27,660
37
42
POLOKARTO
23,350 84,382
9,270
35,809
40
42
SUKOHARJO
27,536 94,637
8,179
30,112
30
32
TAWANGSARI
18,716 64,103
7,326
27,160
39
42
WERU
18,724 67,962
7,914
30,454
42
45
JUMLAH
272,198 942,591 89,143 334,888 0.33
0.36
Sumber: TKPK Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 12

Sedangkan pendekatan tingkat kemiskinan di Kabupaten Sukoharjo diukur berdasarkan
ukuran jumlah orang (head-count measure) yaitu memperkirakan jumlah orang yang
berada di bawah garis kemiskinan adalah sebagai berikut :

K =

q
n

x 100 =

334.888
942.591

x 100= 0,36

Dimana :
K

= Tingkat Kemiskinan

q

= Jumlah penduduk mikin atau berada dibawah garis kemiskinan
(jumlah keluarga Miskin x 4 jiwa/kk)

n

= Jumlah penduduk

K

= 0,36

Dari perhitungan diatas, maka tingkat kemiskinan di Kabupaten Sukoharjo pada tahun
2012 sebesar 0,36 %.

4.7.2 Kondisi Ekonomi
Untuk mengetahui perkembangan perekonomian dapat dilihat salah satunya dari
besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari tahun ke tahun. Untuk tahun
2012 perekonomian Kabupaten Sukoharjo tumbuh sebesar 5,03%, lebih rendah
dibanding pada tahun 2011 yang tumbuh sebesar 4,59%.
Sektor Industri di Kabupaten Sukoharjo merupakan sektor yang cukup memiliki andil
besar dalam perkembangan perekonomian, secara sektoral peranan sektor industri di
Kecamatan Grogol masih andil bagi perekonomian Kabupaten Sukoharjo dan
penyumbang PDRB terbesar yaitu 25,10%, kemudian Kecamatan Sukoharjo sebesar
19,95% dan Kecamatan Kartasura sebesar 17,00%.
Secara sektoral peranan sektor industri di Kecamatan Grogol masih merupakan sektor
yang mempunyai andil terbesar penyumbang PDRB kabupaten yaitu sebesar 12,01%.
Demikian halnya dengan sektor industri di Kecamatan Sukoharjo yang memberikan andil
sebesar 8,23% juga cukup signifikan bagi perekonomian di Kabupaten Sukoharjo. Di
Kecamatan Grogol memang merupakan daerah dengan potensi industri besar – sedang
yang cukup besar, baik menyangkut jumlah perusahaan maupun tingkat produksinya.
Sedangkan di Kecamatan Sukoharjo, walaupun secara jumlah tidak sebesar Kecamatan
Grogol namun perusahaan yang ada merupakan perusahaan dengan skala besar dengan
tingkat produksi yang sangat besar pula.

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 13

Tabel 4.9. Kontribusi PDRB Kecamatan Terhadap PDRB Kabupaten Tahun 2012
Andil 2012
No.
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

ADHB

Kecamatan

Total
Kontribusi
(juta Rp)
(%)
2
3
4
Weru
436.826,72
3,56
Bulu
319.190,71
2,60
Tawangsari
508.935,70
4,15
Sukoharjo
2.446.192,62
19,95
Nguter
460.180,00
3,75
Bendosari
652.182,97
5,32
Polokarto
616.962,60
5,03
Mojolaban
900.301,88
7,34
Grogol
3.074.154,80
25,10
Baki
402.150,58
3,28
Gatak
356.271,84
2,91
Kartasura
2.084.825,31
17,00
Jumlah
12.262.175,12
100,00
Sumber : PDRB Kabupaten Sukoharjo tahun 2013

ADHK
Total
Kontribusi
(juta Rp)
(%)
5
6
194.900,53
3,56
143.640,18
2,63
227.597,35
4,16
1.103.927,20
20,19
206.572,64
3,78
288.643,74
5,28
267.794,09
4,90
398.940,64
7,29
1.378.940,20
25,22
176.050,50
3,22
156.458,81
2,86
925.243,06
16,92
5.468.708,95
100,00

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sukoharjo atas dasar harga berlaku
pada tahun 2008 sebesar Rp. 8.041.276.350.000,- sedangkan dengan atas dasar harga
konstan sebesar Rp. 4.540.751.530.000,-. Sehingga dalam kurun waktu 4 (empat) tahun
PDRB Kabupaten Sukoharjo atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan 1,53 kali
sedangkan atas dasar harga konstan mengalami kenaikan 1,20 kali.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar dan tabel berikut ini :
Tabel 4.10.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan
serta Perkembangannya di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008 – 2012
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB Atas Dasar Harga Konstan

No.

Tahun

1

2008

8.041.276,35

245,84

4.540.751,53

138,82

2

2009

8.920.761,89

272,73

4.756.902,50

145,43

3

2010

9.911.509,17

303,02

4.978.263,31

152,20

4

2011

11.004.550,24

336,40

5.206.687,70

159,18

5

2012

12.262.175,12

374,89

5.468.708,95

167,19

Jumlah
(x Rp.1 juta)

Perkembangan
(%)

Jumlah
(x Rp.1 jt)

Perkembangan
(%)

Sumber : PDRB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013

Secara umum kondisi perekonomian nasional telah mengarah pada kondisi yang lebih
baik. Adanya kebijakan-kebijakan Pemerintah di bidang ekonomi memberikan tanda ke
arah perubahan ekonomi yang lebih baik. Sejalan dengan kondisi ekonomi Nasional dan
Provinsi Jawa Tengah, kinerja ekonomi Kabupaten Sukoharjo berdasarkan PDRB Atas
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 14

Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 303,02%, begitu pula
pada tahun berikutnya menunjukan perkembangan.
Gambaran komoditas masing-masing sektor dan sub sektor dapat diuraikan sebagai
berikut :
a.

Sektor Pertanian
1) Tanaman Bahan Makanan
Sub Sektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan, seperti : padi,
Jagung, Ubi kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kedelai, Kacang Hijau, sayursayuran, buah-buahan, kentang, tanaman pangan lainnya dan hasil-hasil produk
ikutannya. Komoditas yang mempunyai nilai produksi terbesar pada sub sektor
ini adalah padi dan jagung.
2) Tanaman Perkebunan Rakyat
Komoditi tanaman perkebunan rakyat yang diusahakan oleh rakyat antara lain :
Kepala, Cengkeh, Kapuk, Mete, Tebu, Kemiri, Tembakau Jawa, Empon-empon,
Wijen, Kapas dan produk ikutannya.
3) Peternakan dan hasil-hasilnya
Sub sektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas, hasil-hasil
ternak, seperti : sapi, kerbau, babi, kuda, kambing, domba, telur dan susu segar.
Produksi ternak diperkirakan sama dengan jumlah ternak yang dipotong
ditambah perubahan stok populasi ternak dan ekspor ternak netto.
4) Kehutanan
Sub sektor kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu yang dilakukan di
wilayah huutan negara dan tanaman yang dikelola oleh rakyat serta
pengambilan hasil hutan lainnya. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu
gelondongan dan kayu bakar, sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan
lainnya berupa getah pinus, dan sebagainya.
5) Perikanan
Komoditi yang dicakup adalah semua kegiatan perikanan darat, yang meliputi :
perikanan kolam, mina padi, ikan sungai dan ikan waduk/cekdam.

b.

Sektor Pertambangan dan Penggalian
Komoditi yang dicakup sektor ini adalah batu, pasir, tanah liat, batu kapur, trass,
kalsit serta segala jenis hasil penggalian. Output merupakan perkalian antara
produksi dengan harga masing-masing.

c.

Sektor Industri Pengolahan

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 15

Secara umum sektor ini terdiri dari dua sub sektor yaitu industri pengolahan non
migas, dan pengilangan minyak bumi. Untuk Kabupaten Sukoharjo hanya ada satu
sub sektor yaitu sub sektor industri pengolahan non migas yang dibedakan atas
industri besar dan sedang, kecil dan kerajinan rumah tangga.


Industri Besar dan Sedang
Ruang lingkup penghitungan nilai tambah bruto industri besar dan sedang
didasarkan pada tenaga kerja yang bekerja di sektor industri. Industri besar
mempunyai batasan jumlah tenaga kerja 100 orang ke atas, dan industri
sedang antara 20-99 orang.



Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga
Nilai tambah bruto industri kecil dan kerajinan rumah tangga diperoleh dengan
mengeluarkan biaya antara dari outputnya.

d.

Sektor Listrik dan Air Bersih
Sub sektor listrik mencakup produksi dan distribusi listrik, baik yang diusahakan oleh
PT. PLN (Persero), maupun listrik non PLN. Produksi listrik meliputi yang dijual,
dipakai sendiri, hilang dalam transmisi dan listrik yang dicuri.
Sub sektor air bersih mencakup kegiatan air minum yang diusahakan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

e.

Sektor Bangunan
Sektor Bangunan mencakup kegiatan pembangunan fisik kontruksi, berupa gedung,
jembatan, jalan, terminal, pelabuhan, dam, irigasi, jaringan listrik, air, telepon dan
sebagainya. Kegiatan bangunan/kontruksi mencakup kegiatan fisik yang dilakukan
di Kabupaten Sukoharjo, tanpa melihat asal kontraktor.

f.

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran


Perdagangan Besar dan Eceran
Penghitungan nilai tambah sub sektor perdagangan besar dan eceran dilakukan
dengan pendekatan arus barang yaitu dengan cara menghitung besarnya nilai
komoditi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri dan impor yang
diperdagangkan.
Berdasarkan nilai komoditi yang diperdagangkan dihitung nilai margin
perdagangan. Margin perdagangan ini merupakan output perdagangan dan
dipakai menghitung nilai tambahnya.



Hotel

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 16

Sub sektor ini mencakup semua hotel, baik berbintang, maupun tidak
berbintang serta berbagai jenis penginapan lainnya. Output hotel dihitung
dengan mengalikan jumlah malam kamar dan tarip per malam kamar.


Restoran/Rumah Makan
Data penghitungan sub sektor Restoran/Rumah Makan meliputi cakupan jumlah
tenaga kerja

dan didasarkan besarnya pemasukan Pajak Pembangunan I,

apabila dibagi dengan banyaknya tenaga kerja akan menghasilkan rata-rata
output per tenaga kerja.
g.

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi


Pengangkutan
Untuk sub sektor pengangkutan mencakup 3 (tiga) kegiatan yaitu Angkutan
Kereta Api, Angkutan Jalan dan Jasa Penunjang Angkutan. Pada kegiatan
Angkutan Kereta Api, Nilai Tambah Bruto dihitung dengan cara ekstrapolasi,
yaitu menggunakan indeks produksi gabungan tertimbang penumpang dan tonKm barang yang diangkut.
Kegiatan Angkutan Jalan, meliputi kegiatan pengangkutan barang dan
penumpang yang dilakukan perusahaan angkutan umum, baik bermotor
ataupun tidak bermotor, seperti bis, truk, taksi, dokar, becak dan sebagainya.
Nilai Tambah Bruto atas dasar harga berlaku dihitung didasarkan pada data
jumlah armada angkutan umum wajib uji.
Jasa Penunjang Angkutan meliputi kegiatan pemberian jasa penyediaan fasilitas
yang menunjang dan berkaitan dengan pengangkutan, seperti terminal dan
parkir, ekspedisi, bongkar muat, serta jasa penunjang lainnya.



Komunikasi
Mencakup jasa pos dan giro, telekomunikasi, jasa penunjang komunikasi
(wartel dan warpostel). Kegiatan pemberian jasa pos dan giro mencakup
pengiriman surat, wesel, paket, jasa giro, jasa angkutan dan sebagainya. Nilai
Tambah Bruto dilakukan dengan ekstrapolasi yaitu menggunakan indeks
gabungan dari jumlah surat yang dikirim dan barang yang dipaketkan.
Telekomunikasi melliputi pemberian jasa pemakaian telepon. Nilai Tambah
Bruto dihitung menggunakan indeks produksi gabungan tertimbang, meliputi
jumlah pulsa otomat, menit interlokal, jumlah menit radio telepon, banyaknya
kata telegram dan sebagainya,
Jasa Penunjang Telekomunikasi mencakup Wartel / Warpostel dan Warnet.

h.

Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Penunjang Keuangan

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 17

Sektor ini meliputi kegiatan bank, asuransi, pengadaian, koperasi simpan pinjam,
lembaga keuanga lainnya, persewaan bangunan tempat tinggal, dan jasa
perusahaan.
Sub sektor bank mencakup kegiatan bank pemerintah maupun swasta, juga
termasuk kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang beroperasi di wilayah
Kabupaten Sukoharjo.
Penghitungan output dan nilai tambah bruto sub sektor asuransi atas dasar harga
berlaku diperoleh dari Data Pokok dan Data Penunjang Regional Income. Nilai
Tambah Bruto diperoleh menggunakan deflasi dengan deflator IHK Umum.
Sub sektor jasa penunjang keuangan mencakup kegiatan pedagang valas, pasar
modal, pialang, penjamin emisi dan jasa penunjang keuangan lain.
Sub

sektor

sewa

bangunan

mencakup

kegiatan

jasa

atas

penggunaan

rumah/bangunan sebagai tempat tinggal tanpa memperhatikan kempemillikan
bangunan tersebut.
Sub sektor jasa perusahaan mencakup kegiatan advokat, akuntan/pembukuan,
notaris, konsultan, periklanan dan jasa perusahaan lain.
i.

Sektor Jasa-jasa
Sektor

Jasa-jasa

meliputi

Jasa

Pemerintahan

dan

Hankam,

Jasa

Sosial

Kemasyarakatan, Jasa Hiburan dan Jasa Perorangan dan Rumah Tangga.


Jasa Pemerintahan dan Hankam
Nilai tambah sub sektor jasa pemerintahan dan hankam terhadap PDRB terdiri
upah dan gaji rutin pegawai pemerintah pusat dan daerah sipil dan ABRI,
perkiraan komponen upah dari belanja pembangunan, ditambah perkiraan
penyusutan sebesar 5%.



Jasa Swasta
Sub sektor jasa swasta adalah seluruh kegiatan ekonomi jasa-jasa yang dikelola
oleh swasta sedangkan yang dikelola pemerintah sudah tercakup di sub sektor
Pemerintah dan Hanka. Sub sektor jasa swasta meliputi jasa sosial dan
kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi, jasa perorangan dan rumah tangga.
Jasa sosial dan kemasyarakatan meliputi jasa pendidikan, jasa kesehatan dan
jasa kemasyarakatan lainnya seperti jasa palang merah, panti asuhan, panti
wredha, yayasan pemeliharaan anak cacat, rumah ibadah dan sejenisnya
terbatas yang dikelola oleh swasta saja. Data yang digunakan untuk
memperkirakan nilai tambah Jasa pendidikan adalah jumlah murid sekolah
swasta menurut jenjang pendidikan.

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

Kegiatan jasa kesehatan meliputi jasa
IV - 18

rumah sakit, dokter praktek dan jasa kesehatan lain yang dikelola oleh swasta.
Perkiraan output diperoleh dari perkalian rata-rata output per tempat tidur
rumah sakit dengan jumlah tempat tidur, rata-rata output perpasien dengan
jumlah pasien di dokter praktek, rata-rata output per bidan dengan jumlah
bidan praktek. Kegiatan jasa sosial dan kemasyarakatan lainnya, hasil survey
khusus terhadap panti asuhan dan panti wredha, diperoleh rata-rata output per
anak yang diasuh dan rata-rata orang tua yang dilayani. Sub sektor jasa
hiburan dan kebudayaan mencakup bioskop, panggung/taman hiburan, studio
radio swasta, klub malam, klub wisata, obyek wisata dan jasa hiburan lainnya.


Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
Mencakup jasa perbengkelan, reparasi, jasa perorangan dan pembantu rumah
tangga.

Fasilitas perekonomian di Kabupaten Sukoharjo berupa pasar, kios dan toko tersebar di
hampir semua kecamatan. Perkembangan perekonomian tidak lepas dari kemudahan
aksesbilitas manusia, barang dan jasa. Kondisi infrastruktur jalan yang baik akan
memperlancar arus distribusi demand and supply yang ada di wilayah Kabupaten
Sukoharjo. Sarana perhubungan pada umumnya cukup memadai, baik jalan provinsi,
jalan kabupaten maupun jalan antar kecamatan.
Data perkembangan kondisi jalan baik yang ada di Kabupaten Sukoharjo pada 2 (dua)
tahun terakhir dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.11.
Panjang Jalan menurut Keadaan dan Status Jalan
Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012
No.

KEADAAN JALAN

1

2

STATUS JALAN (Km)
JALAN NEGARA

JALAN PROVINSI

JALAN KABUPATEN

3

4

5

Jenis Permukaan
1

Aspal

25,19

59,41

594,48

2

Kerikil

-

-

1,40

3

Tanah

-

-

9,24

25,19

59,41

605,12

25,19

38,41

176,78

Jumlah
Kondisi Jalan
1

Baik

2

Sedang

-

10,20

159,42

3

Rusak

-

10,80

163,51

4

Rusak Berat

-

-

105,41

25,19

59,41

605,12

Jumlah
Sumber : Sukoharjo Dalam Angka 2013

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2014

IV - 19