PERBEDAAN KEMANDIRIAN PADA REMAJA YANG BERSTATUS SEBAGAI ANAK TUNGGAL DITINJAU DARI PERSEPSI POLA ASUH ORANGTUA SKRIPSI

PERBEDAAN KEMANDIRIAN PADA REMAJA YANG BERSTATUS SEBAGAI ANAK TUNGGAL DITINJAU DARI PERSEPSI POLA ASUH ORANGTUA SKRIPSI

  Disusun oleh: KAMELIA DEWI PURBASARI 111011037 FAKULTAS PSIKOLOGI

  UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

PERBEDAAN KEMANDIRIAN PADA REMAJA YANG BERSTATUS SEBAGAI ANAK TUNGGAL DITINJAU DARI PERSEPSI POLA ASUH ORANGTUA SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

  Disusun Oleh : KAMELIA DEWI PURBASARI 111011037

  FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

  

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

SURAT PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa apa yang tertulis dalam skripsi ini adalah benar adanya dan merupakan hasil karya sendiri. Segala kutipan karya pihak lain telah saya tulis dengan menyebutkan sumbernya. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiasi, maka saya rela gelar kesarjanaan saya dicabut.

  Surabaya, 16 Mei 2016 Penulis Kamelia Dewi Purbasari NIM. 111011037

HALAMAN PERSETUJUAN

  

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

  Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Penulisan Skripsi 2016

  Dr. Nur Ainy Fardana N., M.Si., Psikolog NIP. 1997202271998022001

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

  HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan dewan penguji pada hari Kamis, 26 Mei 2016 dengan susunan Dewan Penguji

  Ketua, Dra. Prihastuti, SU., Psikolog NIP. 1954061319810320004

  Sekretaris, Anggota, Rudi Cahyono, M.Psi., Psikolog Dr. Nur Ainy Fardana N., M.Si., Psikolog

NIP.198109102008121002 NIP. 1997202271998022001

  

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

HALAMAN MOTTO

  “Jangan mencari ketakutanmu melainkan carilah harapan dan mimpimu. Jangan berpikir tentang frustasimu, tetapi tentang potensi yang belum terpenuhi. Perhatikan dirimu bukan dengan apa yang telah kamu coba dan gagal, tetapi dengan apa yang masih mungkin kamu lakukan”

  (Paus Yohanes XXIII)

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Karya ini kupersembahkan untuk kedua orangtua, kakak, adik, dan sahabatyang tak pernah lelah mendoakan dan menyemangati perjalanan hidupku hingga saat ini.

  Untuk para anak tunggal yang telah menginspirasi karya ini .

  

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan berkat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Kemandirian pada Remaja yang Berstatus sebagai Anak Tunggal ditinjau dari Persepsi terhadap Pola Asuh Orangtua ”. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas Program Sarjana (S1) Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

  1. Dr. Nurul Hartini, M.Kes., Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi UniversitasAirlangga beserta tim Wakil Dekan.

  2. Dr. Nur Ainy Fardana N., M.Si., Psikolog, selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar membimbing penulis dan membantu penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi.

  3. Prof. Dr. Cholichul Hadi, Psikolog, selaku dosen wali yang telah membimbing penulis.

  4. Dr. Dewi Retno Suminar, M.Si., Psikolog, Dr. Wiwin Hendriani,Primatia Yogi Wulandari, S.Psi., M.Si., Psikolog dan Prof. Dr. M.A.W. Tairas yang telah

bersedia menjadi professional jugdment terhadap alat ukut skripsi saya.

  

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

  5. Dosen-dosen Fakultas Psikologi atas segala ilmu yang bermanfaat dan pengalaman berharga yang diberikan selama masa perkuliahan.

  6. Seluruh Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Aiirlangga atas kesediannya membantu dalam proses penulisan skirpsi.

  7. Dra. Rr. Florentina Sri Suhartini dan Vincensius Suhari, S.sos, selaku kedua orangtua penulis yang doa, dukungan, dan restunya tidak pernah putus mengiringi penulis agar selalu berusaha melakukan yang terbaik. Terima kasih telah menjadi orangtua yang selalu mendukung dan memaafkan.

  8. Agato Girindra Wardana., S.S dan Ignatius Tri Putra Karunia selaku kakak dan adik penulis yang memberikan semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan caranya masing-masing, yang sabar menemani, dan menghibur ketika penulis lelah. Terima kasih atas pertengkaran dan keceriaan, tangisan dan senyuman, teriakan dan bisikannya.

  9. Para sahabatku dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga angkatan 2010 yaitu Vita, Ayu, Mila dan Hana yang selalu mendukung, memberi motivasi dan menjadi tempat bertukar pikiran bagi penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi. Sahabatku Rani yang tidak pernah lupa memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. Terima kasih untuk semuanya dan semoga kita semua tetap menjaga persahabatan ini.

  10. Para sahabatku dari SMA Negeri 2 Surabaya lulusan 2010 yaitu Kakak, Nezya, Najong, Rani, Febi, dan Chiquita yang mendukung, mendoakan dan mendorong

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. Terima kasih telah menjadi sahabat setia dari masa SMA hingga sekarang.

  11. Teman-teman angkatan 2010 serta seluruh teman-teman Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Terima kasih atas pengalaman-pengalaman berharga bersama-sama selama masa studi dan dalam berbagai kesempatan mengikuti kepanitian.

  12. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menemukan anak tunggal sebagai subjek penelitian.

  13. Para partisipan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang bersedia untuk menjadi subjek dalam penulisan ini.

  14. Romo Sigit dan Romo Rinto yang dengan sabar dan bijaksana telah mendengarkan keluh kesah penulis sekaligus memberikan kekuatan ketika sedang dalam masa sulit penyelesaian skripsi.

  15. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Penulis sangat berterima kasih atas setiap bantuan meski sekecil apapun.

  Surabaya, 26 Mei 2016 Penulis

  

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

  DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 12

  2.3 Persepsi Pola Asuh................................................................................... 23

  2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian........................... 21

  2.2.2 Dimensi Kemandirian..................................................................... 18

  2.2.1 Pengertian Kemandirian.................................................................. 17

  2.2 Kemandirian............................................................................................. 17

  2.1.4 Karakteristik Anak Tunggal............................................................ 15

  2.1.3 Latar Belakang Anak Tunggal........................................................ 14

  2.1.2 Pengertian Anak Tunggal............................................................... 13

  2.1.1 Pengertian Remaja.......................................................................... 12

  2.1 Anak Tunggal Remaja.............................................................................. 12

  1.6.2 Manfaat Praktis.............................................................................. 11

  SURAT PERNYATAAN........................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. iv HALAMAN MOTTO.............................................................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................. vi KATA PENGANTAR............................................................................................. vii DAFTAR ISI........................................................................................................... x DAFTAR TABEL................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xv ABSTRAK............................................................................................................. xvi

  1.6.1 Manfaat Teoritis.............................................................................. 10

  1.6 Manfaat Penelitian..................................................................................... 10

  1.5 Tujuan penelitian........................................................................................ 10

  1.4 Rumusan Masalah...................................................................................... 10

  1.3.3 Anak Tunggal Remaja..................................................................... 10

  1.3.2 Pola Asuh.......................................................................................... 9

  1.3.1 Kemandirian...................................................................................... 9

  1.3 Batasan Masalah........................................................................................... 9

  1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................... 7

  1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................... 1

  BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

  2.3.1 Pengertian Persepsi.......................................................................... 23

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

  2.3.2 Pengertian Pola Asuh....................................................................... 23

  2.3.3 Tipe Pola Asuh................................................................................. 23

  

2.4 Hubungan Antara Kemandirian Remaja yang Berstatus sebagai Anak

Tunggal dengan Persepsi Pola Asuh Orangtua........................................ 25

  2.5 Kerangka Konseptual................................................................................ 28

  2.6 Hipotesis.................................................................................................... 29

  BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 30

  3.1 Tipe Penelitian........................................................................................... 30

  3.2 Identifikasi Variabel Penelitian................................................................. 31

  3.3 Definisi Operasional Variabel................................................................... 32

  3.3.1 Persepsi Pola Asuh.......................................................................... 32

  3.3.2 Kemandirian..................................................................................... 34

  3.4 Subjek Penelitian....................................................................................... 36

  3.4.1 Populasi........................................................................................... 36

  3.4.2 Sampel.............................................................................................. 36

  3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 37

  3.5.1 Skala Kemandirian........................................................................... 38

  3.5.2 Skala Persepsi Pola Asuh................................................................ 41

  3.6 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur.......................................................... 43

  3.6.1 Validitas Alat Ukur.......................................................................... 43

  3.6.2 Reliabilitas Alat Ukur...................................................................... 45

  3.6.2.1 Reliabilitas Skala Persepsi Pola Asuh.................................. 46

  3.6.2.2 Reliabilitas Skala Kemandirian............................................ 48

  3.7 Analisis Data.............................................................................................. 49

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................... 51

  4.1 Gambaran Subjek Penelitian..................................................................... 51

  4.2 Pelaksanaan Penelitian.............................................................................. 52

  4.2.1 Persiapan Penelitian......................................................................... 52

  4.2.2 Persiapan Instrumental..................................................................... 54

  4.2.3 Pengambilan Data............................................................................ 55

  4.2.4 Hambatan dalam Penelitian.............................................................. 55

  4.3 Hasil Penelitian......................................................................................... 56

  4.3.1 Analisis Statistik DeskriptifPersepsi Pola Asuh............................. 56

  4.3.2 Analisis Statistik Deskriptif Kemandirian....................................... 59

  

4.3.3 Kategorisasi Variabel Terikat Berdasarkan Model Distribusi

Normal............................................................................................. 62

  4.3.3.1 Kategorisasi Kemandirian................................................... 62

  4.3.4 Uji Asumsi....................................................................................... 63

  4.3.4.1 Uji Normalitas..................................................................... 63

  4.3.4.2 Uji Homogenitas.................................................................. 64

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

  4.3.5 Hasil Analisis Data........................................................................... 65

  4.4 Pembahasan............................................................................................... 66

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 69

  5.1 Kesimpulan............................................................................................... 69

  5.2 Saran.......................................................................................................... 69

  5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya................................................................. 69

  5.2.2 Bagi Orangtua.................................................................................. 70

  5.2.3 Bagi Remaja yang Berstatus sebagai Anak Tunggal...................... 70 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 71 LAMPIRAN.......................................................................................................... 73

  

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Skoring Skala Favorable Kemandirian............................................... 39Tabel 3.2. Skoring Skala Unfavorable Kemandirian........................................... 39Tabel 3.3. Blueprint Skala Kemandirian (Sebelum Uji Coba)............................. 40Tabel 3.4. Skoring Skala FavorablePersepsi Pola Asuh..................................... 42Tabel 3.5. Skoring Skala UnfavorablePersepsi Pola Asuh................................. 42Tabel 3.6. Blueprint Skala Persepsi Pola Asuh (Sebelum Uji Coba).................. 42Tabel 3.7. Professional Judgement....................................................................... 44Tabel 3.8. Reliabilitas Skala Persepsi Pola Asuh................................................ 47Tabel 3.9. Blueprint Skala Persepsi Pola Asuh.................................................... 47Tabel 3.10. Reliabilitas Skala Kemandirian......................................................... 48Tabel 3.11. Blueprint Skala Kemandirian............................................................ 48Tabel 4.1. Jumlah Subjek Berdasarkan Usia........................................................ 51Tabel 4.2. Jumlah Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin......................................... 52Tabel 4.3. Analisis Desktiptif Statistik Persepsi Pola Asuh................................. 56Tabel 4.4. Deskripsi Persepsi Pola Asuh Berdasarkan Usia................................. 57Tabel 4.5. Deskripsi Persepsi Pola Asuh Berdasarkan Jenis Kelamin................. 58Tabel 4.6. Analisis Desktiptif Statistik Kemandirian........................................... 59Tabel 4.7. Deskripsi Kemandirian Berdasarkan Usia........................................... 60Tabel 4.8. Deskripsi Kemandirian Berdasarkan Jenis Kelamin........................... 61 Tabel 4.9.Deskripsi Kemandirian Berdasarkan Persepsi Pola Asuh................... 61Tabel 4.10. Norma Kategorisasi Kemandirian...................................................... 62Tabel 4.11. Norma Kemandirian........................................................................... 62Tabel 4.12. Kategorisasi Kemandirian pada Remaja yang Berstatus sebagai Anak Tunggal..................................................................................... 63Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas Data.................................................................. 64Tabel 4.14. Hasil Uji HomogenitasPersepsi Pola Asuh dan Kemandirian........... 64Tabel 4.15. Hasil Uji Perbedaan PersepsiPola Asuh dengan Kemandirian......... 66

  

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual....................................................................... 28Gambar 3.1. Identifikasi Variabel Penelitian........................................................ 32

  

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.Form Rater untuk Profesional Judgement........................................ 73 Lampiran 2.Surat Pernyataan Profesional Judgement......................................... 100 Lampiran 3.Format Kuisioner.............................................................................. 105 Lampiran 4.Data Skor Kasar Skala Persepsi Pola Asuh Otoriter dan Permisif... 115 Lampiran 5. Data Skor Kasar Skala Persepsi Pola Asuh Demokratis................. 119 Lampiran 6.Data Skor Kasar Skala Kemandirian................................................ 122 Lampiran 7. Hasil Uji Reliabilitas......................................................................... 128 Lampiran 8. Skor Skala Kemandirian (Setelah Uji Reliabilitas).......................... 141 Lampiran 9. Skor Skala Persepsi Pola ASuh (Setelah Uji Reliabilitas)..............145 Lampiran 10. Data Z-score Persepsi Pola Asuh................................................... 148 Lampiran 11. Statistik Deskriptif.......................................................................... 150 Lampiran 12.Analisis Deskriptif Berdasarkan Usia............................................. 152 Lampiran 13. Analisis Deskriptif Berdasarkan Jenis Kelamin............................. 155 Lampiran 14. Analisis Deskriptif Kemandirian berdasarkan Persepsi Pola

  Asuh Orangtua.............................................................................. 157 Lampiran 15. Normalitas....................................................................................... 159 Lampiran 16. Uji Homogenitas.............................................................................162 Lampiran 17. Uji Beda.......................................................................................... 164 Lampiran 18. Surat Ijin.......................................................................................... 166

  

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

  ABSTRAK Kamelia Dewi Purbasari, 111011037,Perbedaan Kemandirian pada Remaja yang Berstatus sebagai Anak Tunggal ditinjau dari Persepsi Pola Asuh Orangtua, Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, 2016. xvii + 72 halaman, 18 lampiran.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pada kemandirian pada remaja yang berstatus sebagai anak tunggal ditinjau dari pola asuh orangtua. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 18-21 tahun dan berstatus sebagai anak tunggal.

  Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah subjek sebanyak 62 orang. Alat ukur yang digunakan berupa kuisioner pola asuh yang terdiri dari 19 aitem valid dengan reliabilitas sebesar 0,918 berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Baumrind (1966) dengan tiga tipe pola asuhyaitu: otoriter, permisif, dan demokratis. Sedangkan alat ukur kemandirian terdiri dari 26 aitem valid dengan reliabilitas sebesar 0,810 berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steinberg (2002).

  Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik uji bedaOne-Way Between Group ANOVA dengan bantuan program SPSS versi 16.00 for Windows.Hasil analisis data menunjukkan nilai F sebesar 1,942 dengan taraf siginifikansi sebesar 0,152 yang artinya tidak ada perbedaankemandirian pada remaja yang berstatus sebagai anak tunggal ditinjau dari persepsi pola asuh orangtua.

  Kata kunci: remaja, anak Tunggal, pola asuh, kemandirian Daftar Pustaka, 36(1981-2014).

  

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

  ABSTRACT Kamelia Dewi Purbasari, 111011037, The Difference of Independence in Adolescents Whose Status as an Only Child in Terms of The Perception of Parents Parenting, Undergraduate Thesis , Faculty of Psychology in Airlangga University, 2016. xvii + 72 pages, 18 appendixes.

  This research aims to determine whether there are differences in adolescent independence status as an only child in terms of parents parenting. The population in this research were adolescents aged of 18

  • – 21 years old and the status as an only child.

  The sampling technique used is purposive sampling with the number of the subjects were 62 people. . Measuring instrument used is a questionnaire of parenting there are 19 valid items with reliability of 0.918 for the parenting variable based on the theory put forward by Baumrind (1966) with three types, namely parenting: authoritarian, permissive and democratic. Whilst the independence of the measuring instrument there are 26 valid items with reliability of 0.810 for an independent variable based on the theory advanced by Steinberg (2002).

   The data analysis was done by using different test One-Way Between Group ANOVA with assistance of SPSS version 16.00 for Windows. The results of the data analysis showed a significance level of 0.152 at F value of 1.942, which means there is no diffference in independence of the adolescent as the only child in term of the perception of parents parenting.

  Keywords: adolescent, only child, parenting, autonomy.

  References, 36 (1981-2014).

  

SKRIPSI PERBEDAAN KEMANDIRIAN ... KAMELIA DEWI PURBASARI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

  Keluarga merupakan dua atau lebih individu yang hidup bersama dalam satu rumah dan memilki hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Individu dalam keluarga saling berinteraksi dan memiliki peran berbeda serta mempertahankan suatu budaya yang dimilikinya (Bailon & Maglaya, 1978 dalam Riadi, 2012).

  Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung satu dengan yang lain (Departemen Kesehatan RI, 1988 dalam Riadi, 2012). Keluarga dikatakan sebagai keluarga yang memiliki anak tunggal apabila di dalam keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan satu orang anak (Landis, 1997; Gunarsa, 2003).

  Anak tunggal adalah anak yang tidak memiliki saudara laki-laki maupun perempuan, dimana ibu mereka hanya melahirkan satu kali dan merupakan anak satu-satunya di dalam sebuah keluarga (Laybourn, 1990 dalam Laybourn, 1994). Oleh karena itu, anak tunggal cenderung memiliki orang tua yang selalu memberikan kasih sayang dan menjadikannya sebagai pusat perhatian sepanjang hidupnya (Falbo & Polit dalam Papalia, 2008). Berdasarkan hasil amatan dalam kehidupan sehari-hari, anak tunggal merupakan anak yang mendapatkan perhatian

  1 penuh dan cenderung dimanja oleh kedua orang tuanya karena tidak berbagi kasih sayang dan perhatian dengan saudara. Mereka tidak memiliki kesulitan dalam berinteraksi dengan kedua orangtua dan mendapatkan kasih sayang secara intensif sepanjang hidupnya (Gunarsa, 2003). Kozlowski (dalam penerbitan) dan Laybourn (1994) juga menyatakan bahwa anak tunggal terbiasa mendapatkan perhatian dan cinta tak terbagi dari orang tua sepanjang hidupnya. Banyak anggapan negatif mengenai anak tunggal yang muncul dari masyarakat umum. Mereka beranggapan bahwa anak tunggal bersifat manja, agresif, bossy dan sulit menyesuaikan diri (Anna, 2010). Pandangan negatif terhadap anak tunggal lainnya adalah anak tunggal biasa menuntut dan diberikan orangtua perhatian yang berlebih sehingga memiliki keterbatasan dalam menghadapi lingkungan sosial dan menyesuaikan diri (Hall dalam Polit, dkk., 1980:99). Penelitian yang dilakukan oleh Ara mengenai perbandingan kemandirian remaja anak tunggal dengan tidak tunggal menunjukkan adanya perbedaan pada kemandirian antara reaja anak tunggal dengan remaja tidak tunggal (Ara, 1998).

  Kasih sayang orangtua pada anak tunggalnya tidak jarang diwujudkan dengan memberikan bantuan secara total kepada anaknya setiap anak mendapatkan kesulitan. Hal tersebut dapat berdampak kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak karena dapat tumbuh menjadi orang yang tidak mandiri dan kurang bertanggung jawab (Graciana, 2004). Perhatian dan kasih sayang secara berlebihan dan intensif dari orangtua juga dapat berakibat buruk bagi anak yaitu menyebabkan anak menjadi egosentris, manja, dan egois serta mengakibatkan anak tumbuh menjadi individu yang tidak mandiri (Falbo & Polit dalam Papalia,

  2008). Hal ini juga ditunjukkan oleh penelitian mengenai kemandirian anak tunggal yang dilakukan oleh Tyas menunjukkan bahwa satu dari tiga partisipan tidak mencapai kemandirian (Tyas, 2008). Terdapat salah satu contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari mengenai permasalahan kemandirian pada anak tunggal yaitu seorang anak tunggal berusia 22 tahun yang menurut cerita ibunya ia tidak mau melanjutkan kuliahnya di luar kota, ibunya mengatakan bahwa anak tersebut terlalu kekanak-kanakan dan tidak mau kuliah di luar kota karena merasa tidak tenang berada jauh dari ibunya (Rustika, 2004).

  Namun, penelitian yang dilakukan Laybourn berkata lain yaitu bahwa anak tunggal memiliki tingkat kemandirian yang sama dengan anak yang memiliki saudara. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bawah anak tunggal tidak kurang atau lebih baik dibandingkan dengan anak yang memiliki saudara di dalam tes kepemimpinan, kewarganegaraan, kedewasaan, kooperatif, dogmatisme, kemandirian, locus of control, kontrol diri, kecemasan, stabilitas emosi, kepuasan dan partisipasi sosial (Laybourn, 1994). Sebuah penelitian yang dilakukan di China menyatakan bahwa anak tunggal di China memiliki performa yang lebih baik dalam prestasi akademik dan perkembangan kognitif (Falbo & Poston, 1993). Laybourn menemukan bahwa anak tunggal memiliki tingkat kemandirian yang sama seperti anak lainnya (Laybourn, 1994). Pendapat serupa juga ditunjukkan oleh Lorna (2002), bahwa ketidakberadaan saudara dalam kehidupan anak tunggal membuat anak tunggal berelasi dengan orang lain dengan intensitas yang tinggi.

  Intensitas tersebut memunculkan keinginan untuk menjadi mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain.

  Kemandirian menurut Steinberg (2002) adalah kemampuan remaja dalam berpikir, merasakan dan membuat keputusan secara pribadi berdasarkan diri sendiri dibandingkan mengikuti apa yang orang lain percayai. Kurangnya kemandirian pada anak tunggal akan menjadi masalah saat anak tersebut memasuki masa remaja. Hal ini dikarenakan masa remaja adalah sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat (Hurlock,1999). Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa anak-anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan biologis, kognitif, dan sosial. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun (Santrock, 2003; Monks, 2006).

  Masa remaja merupakan masa peralihan karena remaja belum mencapai status sebagai orang dewasa namun juga tidak lagi memiliki status sebagai anak- anak. Masalah-masalah yang dialami remaja adalah masalah terkait perubahan fisik dan psikis karena usaha dalam menemukan identitas diri. Freud berpendapat bahwa perubahan fisik pada remaja mengakibatkan munculnya perubahan emosi remaja tersebut di rumah (Holmbeck, 1996 dalam Steinberg, 2002:289). Salah satu tugas perkembangan remaja menurut Havighurst yaitu mencari kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya (Hurlock, 1999; Ali, dkk., 2010). Pada masa remaja inilah dikatakan sebagai periode penting bagi individu selama proses perkembangan kemandirian (Steinberg, 2002). Remaja diharapkan dapat membebaskan diri dari sifat kekanak-kanakan yang menggantungkan diri dengan orangtua. Remaja juga seharusnya mampu melakukan sesuatu dan mengambil keputusan secara mandiri. Selain itu, remaja juga merasa ingin bebas dan keadaan inilah yang menjadikan remaja sering memberontak pada orangtua (Ali, dkk., 2010). Remaja merasa ingin mandiri, namun juga membutuhkan rasa aman dengan bergantung secara emosi kepada orangtua mereka. Remaja ingin mandiri namun di sisi lain mereka tidak ingin melepaskan diri dari orangtuanya. Hal serupa juga terjadi dari pihak orangtua, mereka menginginkan anak untuk menjadi mandiri namun masih membatasi pilihan dan keputusan anaknya (Hurlock, 1980).

  Kemandirian merupakan salah satu proses perkembangan yang penting bagi remaja (Soesens, dkk, 2007). Seiring dengan berjalannya waktu maka anak diharapkan akan mampu melepaskan diri dari orangtuanya dan belajar menjadi mandiri. Seorang anak tunggal memiliki beban yang lebih besar daripada anak yang memiliki saudara. Harapan orangtua pada anak hanya dibebankan pada anak mereka satu-satunya sehingga anak diharapkan akan menjadi individu yang mandiri dan tegas (Soesens, dkk, 2007). Banyak anak tunggal yang mendapatkan tekanan untuk menjadi sukses di masa depan (Kozwolski, dalam penerbitan).

  Dampak negatif apabila remaja tidak mandiri adalah mereka cenderung tidak mampu menentukan keputusannya karena semua telah ditentukan oleh orangtua mereka. Hal ini dapat dipahami karena biasanya remaja yang tidak mandiri akan berkonsultasi terlebih dahulu pada orangtua sebelum mengambil sebuah keputusan (Hartono, 2006).

  Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian adalah gen yaitu sifat yang diturunkan dari orangtua mereka secara genetik. Orangtua yang memiliki sifat kemandirian akan menurunkan sifat kemandirian pada anak mereka. Namun hal ini masih dipertanyakan kebenarannya (Ali, dkk., 2010). Selain itu, adapula pola asuh yaitu cara pengasuhan orangtua terhadap anak yang mempengaruhi kemandirian anaknya (Ali, dkk., 2010). Pendidikan di sekolah juga menjadi faktor yang mempengaruhi kemandirian remaja. Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengangkat sistem demokrasi tetapi cenderung mendoktrin siswanya akan mempengaruhi perkembangan kemandirian remaja (Ali, dkk., 2010). Faktor lainnya adalah kehidupan masyarakat yang tidak memberikan wadah bagi potensi remaja dalam kegiatan yang produktif. Hal tersebut dapat menghambat perkembangan kemandirian remaja (Ali, dkk., 2010). Menurut hasil penelitian Kartadinata (1988) dalam Ali, dkk. (2002) mengenai hal yang dapat menghambat kemandirian remaja adalah adanya ketergantungan pada kontrol luar dan bukan dari dirinya sendiri, sikap remaja yang tidak peduli pada lingkungan dan sikap remaja yang konformistik.

  Faktor yang mempengaruhi kemandirian yang diangkat dalam penelitian ini adalah pola asuh orangtua. Pola asuh dari orangtua yang memiliki anak tunggal cenderung mengontrol anak mereka sepanjang hidup mereka (Eccles, dkk., 1991). Pola asuh tersebut dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan intelektual anak yang pada akhirnya mempengaruhi kemandirian anak mereka apabila anak tidak mampu melepaskan diri dari kekuatan otoritas (Eccles, dkk., 1991; Hartono, 2006). Ketergantungan disiplin pada kontrol luar dan bukan pada niat sendiri ini merupakan salah satu gejala negatif yang dapat mempengaruhi kemandirian (Kartadinata, 1988 dalam Ali, dkk., 2010).

  Untuk dapat memiliki kemandirian maka seseorang membutuhkan kesempatan dan dukungan. Di dalam hubungan keluarga, orangtua yang berperan dalam mengasuh, membimbing dan mengarahkan anak untuk mandiri (Steinberg, 2002). Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan kesempatan remaja untuk mengembangkan kemampuan diri dalam bidang akademik maupun lainnya. Kepribadian dan perilaku remaja akan terbentuk berdasarkan apa yang ditanamkan orangtua melalui pola asuh. Oleh karena itu, pola asuh yang diberikan orangtua menjadi faktor yang penting dalam membentuk kemandirian remaja baik secara emosional, perilaku maupun nilai (Steinberg, 2002).

  Permasalahan yang telah dijelaskan di atas mengenai kemandirian anak tunggal dan pola asuh orangtua membuat penulis mempertanyakan mengenai kemandirian anak tunggal yang telah remaja ditinjau dari perspektif mereka terhadap pola asuh karena remaja merupakan waktu paling kompleks dan memiliki banyak persoalan dalam rentang kehidupan manusia. Pertanyaan penulis tersebut kemudian menjadi bahan penelitian mengenai kemandirian pada remaja yang berstatus sebagai anak tunggal ditinjau dari persepsi terhadap pola asuh orangtua.

1.2. Identifikasi Masalah

   Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diketahui bahwa kemandirian merupakan salah satu proses yang penting dalam perkembangan bagi remaja. Salah satu tugas perkembangan remaja yang dikemukakan oleh Havighurst juga mengungkapkan mengenai pentingnya kemandirian bagi remaja yaitu mencari kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya (Hurlock, 1999). Kemandirian adalah membebaskan sifat kekanak-kanakan yang menggantungkan diri dengan orangtua atau orang dewasa lainnya sehingga remaja seharusnya mampu melakukan sesuatu dan mengambil keputusan secara mandiri dan merasa ingin bebas (Hurlock, 1999). Seiring dengan berlalunya waktu maka anak akan diharapkan memiliki kemampuan untuk melepaskan diri dari orangtua dan belajar untuk menjadi mandiri (Soesens, dkk., 2007). Remaja yang mandiri adalah remaja yang berani mengambil keputusan dilandasi oleh rasa tanggung jawab dan pemahaman akan segala konsekuensi dari tindakannya (Ali, dkk., 2010).

  Pentingnya kemandirian pada remaja yang telah diungkapkan oleh beberapa tokoh diatas kemudian menjadi pertanyaan bagi penulis mengenai kemandirian pada remaja yang berstatus anak tunggal. Anak tunggal cenderung mendapatkan kasih sayang dari orangtua sepanjang hidup mereka karena mereka tidak memiliki saudara. Mereka cenderung dimanja dan mendapatkan cinta yang tak terbagi dari orangtuanya (Falbo & Polit dalam Papalia, 2008; Gunarsa, 2003). Kasih sayang berlebih yang diberikan orangtua pada anak tunggalnya dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan anak karena dapat menjadi tidak mandiri dan kurang bertanggung jawab (Graciana, 2004).

  Orangtua yang memiliki anak tunggal juga cenderung mengontrol anaknya sepanjang hidup mereka. Apabila anak kemudian tidak mampu untuk melepaskan diri dari kontrol orangtua atau pihak otoritas maka anak akan menjadi tidak mandiri (Eccles, dkk., 1991). Di dalam hubungan keluarga, orangtua yang berperan dalam mengasuh, membimbing dan mengarahkan anak untuk mandiri (Steinberg, 2002). Kepribadian dan perilaku remaja akan terbentuk berdasarkan apa yang ditanamkan orangtua melalui pola asuh. Oleh karena itu, pola asuh yang diberikan orangtua menjadi faktor yang penting dalam membentuk kemandirian remaja baik secara emosional, perilaku maupun nilai (Steinberg, 2002). Tipe pola asuh yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe pola asuh menurut Baumrind yaitu otoriter, permisif dan demokratis.

1.3. Batasan Masalah

  Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah pada penelitian ini dibatasi hanya pada:

  1.3.1. Kemandirian Pengertian kemandirian yang dimaksud penulis di sini mengacu pada kemandirian menurut Steinberg yaitu kemampuan remaja dalam berpikir, merasakan dan membuat keputusan secara pribadi berdasarkan diri sendiri dibandingkan mengikuti apa yang orang lain percayai.

  1.3.2. Persepsi terhadap Pola Asuh Pengertian pola asuh yang dimaksud oleh penulis di sini adalah bagaimana remaja menilai pola asuh yang diberikan oleh orangtua mereka. Karena pola asuh ini yang nantinya mempengaruhi kemandirian remaja. Tipe pola asuh ada tiga yaitu otoriter, permisif, dan demokratis.

1.3.3. Anak Tunggal Remaja

  Remaja yang akan menjadi subjek penelitian ini adalah remaja yang berstatus sebagai anak tunggal yaitu anak yang tidak memiliki saudara kandung, kakak atau adik dalam satu keluarga dan berusia 18-21 tahun, perempuan maupun laki-laki.

  1.4. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan peneliti sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada perbedaan kemandirian pada remaja yang berstatus sebagai anak tunggal ditinjau dari persepsi terhadap pola asuh orangtua

  

?”

  1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan dari rumusan masalah penelitian yang dituliskan peneliti maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah ada perbedaan kemandirian pada remaja yang berstatus sebagai anak tunggal ditinjau dari persepsi terhadap pola asuh orangtua.

  1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1. Manfaat Teoritis

1. Memperkaya pengetahuan mengenai kemandirian dalam bidang ilmu psikologi, khususnya psikologi perkembangan.

  2. Menambah literatur keilmuan dan referensi mengenai kemandirian pada remaja yang berstatus anak tunggal ditinjau dari persepsi terhadap pola asuh.

  3. Menambah sumber referensi bagi penelitian selanjutnya yang ingin memperdalam masalah kemandirian pada remaja yang berstatus anak tunggal.

1.6.2. Manfaat Praktis

  Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memiliki manfaat praktis yaitu sebagai berikut:

  1. Bagi remaja yang merupakan anak tunggal. Memberikan informasi mengenai perbedaan kemandirian ditinjau dari persepsi mereka terhadap pola asuh, menjadi acuan bagi remaja untuk meningkatkan kemandirian dan menyesuaikan diri dengan statusnya sebagai anak tunggal.

  2. Bagi peneliti selanjutnya. Memberikan referensi pengetahuan mengenai persepsi terhadap pola asuh pada anak tunggal dan kaitannya dengan kemandirian, memberikan kontribusi bagi peneliti lain supaya penelitian ini dapat menjadi pedoman untuk penelitian yang sejenis.

3. Bagi orangtua yang memiliki anak tunggal. Memberikan informasi sebagai

  bahan pertimbangan dalam pengasuhan yang tepat supaya anak tunggal dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri.

BAB II TINJUAUAN PUSTAKA

2.1. Anak Tunggal Remaja

2.1.1. Pengertian Remaja

  Remaja atau yang disebut dengan adolescence berasal dari bahasa latin adolescere yang memiliki arti tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan.

  Masa remaja dianggap sebagai masa transisi yaitu menghubungkan masa kanak- kanak dan dewasa (Ali, dkk., 2010). Monks, dkk. (2006) juga menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa anak-anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan biologis, kognitif, dan sosial. Hal serupa juga diungkapkan oleh Papalia (2008) yaitu masa remaja merupakan transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mengandung perubahan fisik, koginitif dan psikososial. Masa remaja menurut Monks berlangsung dari usia 12-21 tahun yang dibagi menjadi: masa remaja awal yaitu usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan yaitu usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir yaitu usia 18-21 tahun (Monks, 2006).

  Selain itu, G. Stanley Hall (1844-1924) dalam Santrock (2003) menyebutkan bahwa masa remaja merupakan masa badai dan stress (storm and stress) karena tahap ini ditandai dengan adanya konflik dan perubahan suasana hati sehingga mereka memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasibnya sendiri. Hall percaya bahwa hereditas berinteraksi dengan pengaruh lingkungan

  12 yang akan mempengaruhi perkembangan individu. Pandangan lain yaitu dari Piaget (dalam Hurlock, 1999) yang membahas remaja secara psikologis, yaitu dimana suatu usia individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, dan dimana individu merasa sama atau sederajat dengan tingkat orang yang lebih tua.

  Berdasarkan pengertian mengenai remaja yang dikemukakan beberapa tokoh di atas maka dapat disimpulkan bahwa masa remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak menjadi dewasa yang terjadi pada usia 12-21 tahun dan disertai dengan berbagai perubahan yaitu dalam hal biologis, kognitif dan sosio emosional.

2.1.2. Pengertian Anak Tunggal

  Secara umum, anak tunggal diartikan sebagai anak yang tidak memiliki saudara kandung, kakak atau adik dalam satu keluarga (Gunarsa, 2003). Hal serupa juga dipaparkan oleh Hadibroto, dkk (2002) yang menyatakan bahwa anak tunggal merupakan keturunan satu-satunya yaitu anak tanpa saudara kandung yang lain seperti kakak atau adik. Anak tunggal menjadi cepat matang dibandingkan dengan anak-anak sebayanya karena anak tunggal tumbuh menjadi lebih percaya diri, tegas dan nampak menonjol dikarenakan mendapatkan perhatian yang penuh dari orangtuanya. Anak tunggal tumbuh menjadi seorang yang menginginkan segala hal menjadi sempurna.

  Adler (1920) dalam Hadibroto (2002) pernah menyatakan mengenai pengaruh kelahiran pada pembentukan sifat dasar seseorang yang akan menentukan nasib mereka di masa datang. Adler berpendapat bahwa anak tunggal memiliki kesulitan untuk melakukan setiap aktivitas secara bebas yang berhubungan dengan orang lain.

2.1.3. Latar Belakang Anak Tunggal

  Terbentuknya kondisi anak tunggal dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Gunarsa (2003) menyatakan beberapa kemungkinan latar belakang terjadinya status anak tunggal, yaitu sebagai berikut:

  a. Kondisi anak tunggal karena direncanakan Ditemukan berbagai macam situasi dalam kondisi ini yaitu sebagai berikut:

  1. Suami istri yang baru menikah memandang bahwa keluarga yang harmonis adalah dengan memiliki seorang anak saja.

  2. Suami istri yang baru menikah ketika usia lanjut.

  3. Suami istri yang baru menikah namun masih mengikuti pendidikan tertentu dan mengejar karir atau pekerjaan.