PERHATIAN ORANG TUA DALAM KEBERAGAMAAN REMAJA PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG REMAJA DI DESA GILIREJO WONOSEGORO SKRIPSI

  

PERHATIAN ORANG TUA DALAM KEBERAGAMAAN

REMAJA PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU

MENYIMPANG REMAJA DI DESA GILIREJO

WONOSEGORO

SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh MA’RIFATUN NASIROH NIM 11111226 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

  

MOTO

ِهِناَد ْْ ََ

  ِ وَهُي ُها َوَبَأَف ِة َرْطِفْلا ىَلَع ُدَل ْوُي ٍد ْوُل ْوَم ُّلُك )ىقهيبلا هاْ ر( ِهِناَس ِ جَمُي ْْ ََ ِهِناَر ِ صَنُي

  Atinya:” Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia seorang Nasrani, Yahudi, atau Majusi” (H.R.

  Baihaqi).

  • Pemberian yang paling utama dari kedua orang tua kepada anaknya adalah

  pelajaran akhlak dan budi pekerti yang baik

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1.

  Kedua orang tuaku tercinta ibu Siti Muzalikhah dan bapak Suratno, yang senantiasa mencurahkan kasih saying, mendidik dari kecil sampai sekarang, dan doa restunya yang tak pernah putus serta nasihat-nasihatnya.

  2. Kepada kakakku tercinta Hamidatul Marzuqoh yang selalu memberi motivasi dan nasehat.

  3. Kepada Dr. M. Zulfa, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang selaku mengarahkan dan memberi motivasi.

  4. Sahabat-sahabatku tercinta Rainbow (Deni Rahayu, Ana Lestari, Istry Mahmudah, Wahyu Nur), Fuad Abdul Majid yang telah memotivasi dan membantu untuk menyelesaiakan skripsi ini.

  5. Teman-teman seperjuangan Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI 2011 6.

  Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini saya ucapkan terima kasih.

  

ABSTRAK

  Nasiroh, Ma’rifah. 2015. Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja

  Pengaruhnya terhadap Perilaku Menyimpang Remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan

  Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. M. Zulfa, M.Ag.

  

Kata Kunci: Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan dan Perilaku

  Menyimpang Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak. Perhatian orang tua berpengaruh terhadap perilaku anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro, (2) Perilaku menyimpang remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro, (3) Pengaruh perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja terhadap perilaku menyimpang remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui angket untuk mengetahui perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja (variable x), dan observasi untuk mengetahui perilaku menyimpang remaja (y) serta dokumentasi untuk mengetahui data monografi Desa tentang orang tua dan remaja.

  Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan: (1). Perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro memiliki tingkatan yang beragam, yaitu 60% tinggi, 25,33% sedang, dan 14,67% rendah. Jadi pada (2). Perilaku menyimpang remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro, yaitu 5,33% tinggi, 41,33% sedang , dan 53,33% rendah. (3). Ada pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja terhadap perilaku menyimpang karena rxy > r tabel (0,278 > 0,227).

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL HALAMAN LOGO ……………………………………………………… i ii HALAMAN JUDUL……………………………………………………..

  HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………… iii LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………… iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISA………………………………….. v HALAMAN MOTTO ……………………………………………………. vi HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. vii ABSTRAK ……………………………………………………………….. viii KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ix DAFTAR ISI……………………………………………………………… x DAFTAR TABEL………………………………………………………… xi DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………… 4 C. Tujuan Penelitian …………………………………………. 4 D. Hipotesis Penelitian ……………………………………….. 4

  E.

  Manfaat Penelitian ………………………………………… 5 F. Definisi Operasional ………………………………………. 6 G.

  Metode Penelitian …………………………………………. 9 H. AnalisisData ……………………………………………….. 16 I. Sistematika…………………………………………………. 18

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja ………. 21 B. Perilaku Menyimpang Remaja ………………………………33 C. Pengaruh Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja terhadap Peri laku Menyimpang Remaja ………….. 40

  BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Gilirejo Wonosegoro …………… 42 B. Penyajian Data …………………………………………… 45 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif ………………………………………. 58 B. Pengujian Hipotesis ……………………………………… 68 C. Pembahasan ………………………………………………. 72 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………….. 73 B. Saran ………………………………………………………. 74 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………75

  LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penganbilan Sampel ………………………………………….. 13Tabel 3.1 Data Responden Perhatian Orang Tua dalam

  Keberagamaan Remaja ………………………………………… 46 Tabel 3.2

  Data Responden Perilaku Menyimpang Remaja ……………… 47

Tabel 3.3 Jawaban Responden Perhatian Orang Tua dalam

  Keberagamaan Remaja ……………………………………….. 49

Tabel 3.4 Frekuensi hasil angket Perhatian Orang Tua dalam

  Keberaga maan Remaja …………………………………………. 51

Tabel 3.5 Hasil Observasi Peril aku Menyimpang Remaja ………………… 53Tabel 3.6 Frekuensi hasil Observasi PerilakunMenyimpang Remaja

  ……. 55

Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil angket perhatian orang tua dalam keberagam

  aan remaja ………………………………………….. 59

Tabel 4.2 Hasil analisis angket perhatian orang tua dalam keberagamaan

  Remaja ………………………………………………………… 63

Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil observasi p erilaku menyimpang remaja ……. 64Tabel 4.4 Hasil analisis observasi perilaku menyimpang remaj a ………….. 67Tabel 4.5 Tabel korelasi product moment antara variable x dan variable y .. 68

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Angket 2. Rating Scale 3. Surat Permohonan Izin Penelitian 4. SK Penelitian 5. Tabel Product Moment 6. SKK 7. Lembar Konsultasi 8. Data Monografi Desa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak dalam

  sebuah keluarga, karena orang tua mempunyai peran penting terhadap pertumbuhan anak-anaknya. Setiap orang tua pasti ingin mewujudkan apa yang mereka cita-citakan. Oleh karena itu orang tua perlu memperhatikan anaknya.

  Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa pendidikan seseorang tidak dapat berkembang untuk membuat hidupnya menjadi lebih baik. Setiap orang wajib atau berhak mendapatkan pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan formal memang baik namun tanpa diimbangi dengan pendidikan keagamaan maka sesuatu ilmu yang diperoleh tidak bisa diterapkan dengan sempurna.

  Dalam pendidikan keagamaan perhatian orang tua sangat berpengaruh pada pembentukan sikap religious anak. Jika orang tua meberikan arahan, masukan kepada anak dengan lemah lembut tanpa didasari dengan emosi pasti anak akan senang menerima arahan atau masukan dari orang tua. Orang tua memiliki peran yang penting untuk menanamkan nilai-nilai agama dan moral kepada anak. Tujuan pendidikan agama adalah membentuk anak agar menjadi manusia yang beragama. Manusia yang beragama ini tidak hanya sekedar mengetahui berbagai konsep dan ajaran agam, meliankan juga meyakini, menghayati, mengamalkan, dan mengekspresikan agama dalam kehidupan sehari-harinya. Pendidikan agama merupakan satu sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh umat manusia dan dalam rangka meningkatkan penghayatan dan pengalaman agama dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan agama tersebut menjadi dasar yang kuat bagi anak remaja yang terlibat langsung dalam pendidikan keagamaan.

  Masa remaja adalah masa antara datangnya pubertas (sebelas sampai empat belas tahun) sampai usia sekitar delapan belas sampai masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa remaja adalah masa yang sangat rentan dimana perhatian orang tua harus dicurahkan semua kepada anak karena masa remaja merupakan masa yang labil yang mudah terpengaruh terhadap hal-hal yang tidak baik. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya yaitu kurangnya nilai-nilai moral agama yang diketahui oleh anak. Disinilah peran orang tua untuk selalu memperhatikan anaknya supaya tidak terjadi penyimpangan perilaku yang dapat merugikan diri sendiri, orang tua, dan masyarakat.

  Menurut Siahaan (2009:72) perilaku menyimpang adalah perilaku atau kondisi yang bertentangan dengan Norma sosial dimana perilaku dan kondisi itu di pelajari. Norma adalah bagian yang berdiri sendiri dari organisasi dalam semua masyarakat. Perilaku menyimpang terjadi pada anak remaja disebabkan oleh kurangnya perhatian, kasih saying dari orang tua.

  Ada beberapa orang tua yang memeperhatikan anak-anak remajanya tentang kegiatan apa saja yang dilkukan oleh anaknya serta sangat memperhatikan keagamamaan anaknya. Tetapi juga tidak jarang orang tua yang tidak memperhatikan anaknya, mereka terlalu sibuk dengan urusan pribadinya sehingga perhatian terhadap anak menjadi kurang yang mengakibatkan anak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma.

  Di Desa Gilirejo sebagian besar warganya adalah berpencaharian petani yang berangkat pagi pulang sore hari, sehingga setelah pulang dari sawah mereka lelah dan kurang memperhatikan anaknya, apa yang dilakukan anak remajanya itu baik atau buruk mereka tidak tahu. Pada dasarnya kurang perhatian orang tua dapat mengakibatkan berbagagai persolan seperti, tidak patuh pada orang tua, bertindak semaunya sendiri akibatnya menimbulkan perilaku yang menyimpang.

  Atas permasalahan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja Pengaruhnya terhadap Perilaku Menyimpang Remaja di De sa Gilirejo Wonosegoro”

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja di desa Gilirejo Wonosegoro?

2. Bagaimanakah perilaku menyimpang dikalangan remaja di desa Gilirejo

  Wonosegoro? 3. Adakah pengaruh perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja terhadap perilaku menyimpang remaja di desa Gilirejo Wonosegoro?

C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja di desa Gilirejo Wonosegoro

2. Untuk mengetahui perilaku menyimpang remaja di desa Gilirejo

  Wonosegoro 3. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja terhadap perilaku menyimpang remaja di desa Gilirejo

  Wonosegoro D.

   Hipotesis Penelitian

  Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenaranya masih harus diuji secara empiris (Sumadi Suryabata, 1995:69). Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2005:44), hipotesis adalah tebakan pemecahan atau jawaban yang diusulkan.

  Dalam penelitian ini pe nulis mengambil judul “Perhatian Orang Tua terhadap Keberagamaan Remaja pengaruhnya bagi Perilaku Menyimpang Remaja”. Berdasarkan asumsi sementara, maka hipotesis penelitian ini adalah “ada pengaruh yang signifikan perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja terhadap perilaku menyimpang remaja di desa gilirejo wonosegoro” E.

   Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam dunia keilmuan yang berkaitan dengan dunia pendidikan khususnya bagi anak remaja.

2. Manfaat praktis a.

  Manfaat bagi penulis Akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan serta peningkatan kualitas keilmuan dan pemahaman terhadap perhatian orang tua terhadap keberagamaan remaja pengaruhnya bagi perilaku menyimpang remaja.

  b.

  Manfaat bagi orang tua Diharapkan dapat memberikan masukan terhadap keluarganya untuk dapat mendidik serta memperhatiakan anak-anak remajanya menjadi anak yang berbudi pekerti luhur, berguna bagi keluarga, masyarakat bangsa dan negara.

  c.

  Manfaat bagi remaja

  Diharapkan remaja dapat mengontrol diri untuk tidak melakukan perilaku menyimpang yang dapat merugikan diri sendiri, orang tua, dan masyarakat.

F. Definisi Operasional 1. Perhatian Orang Tua terhadap keberagamaan remaja

  Perhatian Menurut Surya (2004:14) adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada objek tertentu. Menurut Qonita Alya (2011: 498), orang tua adalah berasal daru dua kata yaitu, orang yang artinya manusia (dalam arti khusus), dan tua artinya sudah lama hidup, lanjut usia, sudah masak atau sampai waktunya untuk dipetik.

  Dalam hal ini perhatian orang tua dapat diartikan sebagai kesadaran jiwa orang tua untuk mempedulikan anaknya, terutama dalam memberikan dan memenuhi kebutuhan anaknya baik emosi maupun materi.

  Keberagamaan berasal dari kata agama yang artinya adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hokum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah, dirinya sebagai hamba Allah, manusia dan masyarakat serta alam sekitarnya (Daradjat, Zakiyah. 1999:60). Keberagamaan adalah suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang untuk bertingkah laku sesuai kadar ketaatanya pada agama. Remaja adalah sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaanya dan sebagainya (Sarwono,1997 : 2)

  Indikator dari perhatian orang tuaterhadap keberagamaan remaja yaitu: a.

  Dimensi Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja 1)

  Memperhatikan sholat 2)

  Memperhatikan puasa 3)

  Memperhatikan dalam hal akhlaqul karimah 4)

  Memperhatikan dalam hal mengaji seperti, membaca al-Qur’an 5)

  Memperhatikan dalam hal pergaulan sosial 6)

  Memeperhatikan sopan santun 7)

  Memperhatikan dalam hal toleransi b. Bentuk Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja

  1) Memberikan bimbingan

  2) Memberikan pengawasan

  3) Menjadi teladan

  2. Pengaruh

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Depdiknas, 2005: 638).

  3. Perilaku menyimpang remaja

  Perilaku artinya perbuatan, kelakuan, cara menjalankan atau berbuat (W.J.S. Purwadarminta, 1982; 553). Sedangkan menyimpang adalah tidak menurut jalan yang betul (W.J.S. Purwadarminta, 1982: 1125). Jadi perilaku menyimpang adalah suatu tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dan menimbulkan pihak yang berwenang untuk memeperbaiki perilaku menyimpang tersebut.

  Adapun indikator dari perilaku menyimpang remaja adalah; a.

  Pencurian b. Konsumsi obat-obatan c. Minum-minuman keras d. Pergaulan bebas e. Tawuran f. Kebut-kebutan g.

  Berjudi/main kartu h.

  Pergi tanpa izin i. Membantah perintah orang tua j. Perusakan terhadap sesuatu k.

  Nongkrong di jalan l. Mengganggu lawan jenis m.

  Gaya berpakaian yang berlebihan G.

   Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

  Pada penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan peneitian yang bersifat objektif mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik (Hermawan, 2004; 14).Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kesamaan dan perbedaan, dan menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel, mengetahui seberapa erat hubungan serta berarti tidaknya suatu hubungan variabel yang ada (Arikunto, 2002).

  Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penlitian. Dalam rancangan perencanaan dimulai dengan megadakan observasi dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut. Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variable, prosedur dan teknik sampling, instrument, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian.

2. Loksi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Desa Gumul Gilirejo yang merupakan bagian dari Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Alasan memilih lokasi ini karena di tempat penelitian ini banyak remaja yang melakukan penyimpangan.

b. Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 01 -30 Agustus 2015 dengan rincian sebagai berikut: 1)

  Persiapan meliputi: pengurusan ijin, penyusunan desain operasional, dan pembuatan instrument pengumpulan data 2)

  Pengumpulan data dan analisis 3)

  Penyusunan Laporan

  4) Revisi dan penggandaan 3.

   Populasi dan Sampel a.

  Populasi Menurut Suharsimi (2010:173), “yang dimaksud populasi adalah keseluruhan subyek pen elitian.” Menurut Sukandarrumidi (2004: 47), populasi yaitu keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama. Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas (Darmawan, 2014: 137). Dalam arti lain keseluruhan subek penelitian dapat dimintai keterangan atau banyaknya subyek yang akan diteliti.Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja yang ada di desa gilirejo yaitu 300 orang.

  b.

  Sampel Menurut Sukandarrummidi (2004:50), sampel adalah bagian populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari obyek yang merupakan sumber data. Sedangkan menurut Menurut Nanang Martono (2011: 74), sampel adalah merupakan bagian dari populasi yang memiliki cirri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti, atau sampel dapat sebagian anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi. Jadi, sampel adalah bagian dari populasi, atau separuhnya dari populasi.

  Pengambilan sampel dari penelitian ini menurut Suharsini Arikunto (2002: 112), apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Selanjutnya jika populsi dalam jumlah besar dapat diambil antara 10% -15% atau 20% - 25%. Peneliti menetapkan pengambilan sampel 25% dari 300 orang, sehingga diperoleh jumlah sempel sebesar 75 orang.

  5 Tumpuk

  9 Jumlah 300

  36

  8 Bendan

  9

  37

  7 Buluk

  9

  39

  6 Gilirejo

  10

  40

  10

  Tabel 1.1 Pengambilan Sampel

  38

  4 Punden

  10

  38

  3 Mainan

  10

  35

  2 Gunung Wangon

  9

  37

  1 Gumul

  NO Nama Dusun Populasi Sampel

  75

4. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat- alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data (Darmawan, 2013: 159).

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data, sebagai berikut:

a. Angket (kuesioner)

  Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2011:142). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

  Angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja dengan responden anak remaja.

b. Observasi

  Sutrisno Hadi mengemukakn bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sugiono, 2011: 145)

  Dalam observasi ini penulis menggunakan observasi tidak langsung dengan teknik rating scale (skala nilai). Rating scale yaitu pencatatan gejala menurut tingkat-tingkatanya.

  Rating scale (skala nilai) digunakan untuk mengumpulkan data tentang perilaku menyimpang remaja dengan responden teman terdekat anak remaja.

c. Dokumentasi

  Menurut Suharsimi (2010: 201), dokumentasi bersal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi data monografi tentang orang tua dan remaja di Kantor Kelurahan Desa Gilirejo Wonosegoro.

5. Instrumen Penelitian

  Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrument yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variable yang diteliti (Sugiono, 2011: 92). Adapun instrumenya yaitu sebagai berkut: a.

   Angket

  Instrumen ini diberikan kepada remaja Desa Gilirejo Wonosegoro untuk mengetahui perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro. Penulis akan menyebar angket dengan jumlah 10 perntanyaan dalam bentuk chek

  lis yang diajukan kepada responden dengan 3 alternatif jawaban

  sebagai berikut: SR: 3 (tiga) KK: 2 (dua) TP: 1 (satu) b.

   Observasi

  Instrumen ini diberikan kepada teman terdekat remaja Desa Gumul Gilirejo Wonosegoro. Instrumen ini berbentuk rating scale yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perilaku menyimpang remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro. Penulis memberikan lembar rating scale kepada teman terdekat remaja dengan 15 pernyataan dengan alternative jawaban sebagai berikut: A= 1 (satu) B= 2 (dua) C= 3 (tiga) c.

   Dokumentasi

  Dokumen digunakan untuk mengetahui data tentang jumlah remaja dan jumlah orang tua di Desa Gumul Gilirejo Wonosegoro.

H. Analisis Data

  Analisis data dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur dan lebih berarti (Marzuki, 2000:8).

  Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada pengaruh perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja terhadap perilaku menyimpang remaja di Desa GilirejoWonosegoro.

  Variable x: Perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja Variable y: Perilaku menyimpang remaja

  Adapun langkah-langkahnya adalah: a.

   Analisis Deskriptif

  Untuk langkah awal penulis menganalisis data dari awal yang terkumpul dengan menggunakan teknik prosentase yang bertujuan untuk mengetahui frekuensi gejala yang muncul. Adapun rumus yang digunakan adalah: 1)

  Mencari Interval Keterangan: i= interval Xt= nilai tertinggi Xr= nilai terendah Ki= kelas interval

  2) Mencari Prosentase

  P = × 100 % Keterangan: P = Proporsi individu dengan golongan

  F = Frekuensi N = Jumlah subyek dalam golongan

b. Pengujian hipotesis

  Untuk mengetahui hasil penelitian signifikan atau tidak, maka penulis menggunakan uji hipotesis product moment dengan rumus sebagai berikut:

  Keterangan: rxy : Koefisien korelasi variabel X dan Y xy : Perhatian antara X dan Y x² : Variabel pengaruh y² : Variabel terpengaruh N : Jumah responden c.

   Pembahasan I. Sistematika Penulisan

  Skripsi ini disusun dalam lima bab, yaitu (1) Pendahuluan, (2) Kajian Pustaka, (3) Hasil Penelitian, (4) Analisis Data, (5) Penutup.

  BAB I PENDAHULUAN Pada Bab Pendahuluan, berisi latar balakang masalah yaitu tentang persoalan yang mengganggu yaitu perilaku menyimpang karena kurangnya perhatian orang tua. Rumusan masalah yaitu bagaimana perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja, adakah perilaku menyimpang dikalangan remaja , serta pengaruh perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja terhadap perilaku menyimpang. Tujuan penelitian berisi tujuan penulis mengenai konsekuensi dari permasalahan pokok yaitu untuk mengetahui variasi perhatian orang tua, keberagamaan remaja, dan perilaku menyimpang remaja. Hipotesis penelitan adalah merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian. Kegunaan penelitian adalah tentang harapan penelitian yang telah dilkukan. Definisi operasional adalah bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan agar pembaca tidak salah tafsir. Metode penelitian membahas tentang metode atau teknik atau cara yang digunakan penulis untuk mengolah data yang diperoleh kemudian dianalisis. Terakhir adalah sistematika penulisan yakni tentang tata urutan penulisan yang benar sesuai dengan kaidah yang berlaku didalam melakukan penelitian.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka, yaitu membahas teori yang menjadi landasan penelitian berkaitan dengan variable penelitian, yaitu teori tentang perhatian orang tua dalam hal keberagamaan remaja, dan perilaku menyimpang remaja.

  BAB III HASIL PENELITIAN Bab III berisi hasil penelitian. Dalam hal ini penulis memaparkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan variable penelitan, yaitu mengenai perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja dan perilaku menyimpang remaja. Responden dari penelitian ini adalah remaja di Desa Gilirejo, Kecamatan Wonosegoro.

  BAB IV ANALISIS PENELITIAN Bab IV berisi analis data, yaitu analisis data terhadap data yang terkumpumelalui tahap analisis deskriptif, pengujian hipotesis, serta pembahasan.

  BAB V PENUTUP Adapun yang terakhir Bab V yang beriri kesimpulan dari hasil dan saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari subyek penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja 1. Konsep Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja a. Perhatian Orang Tua Secara et

  imologi perhatian adalah “hal yang memperhatikan apa yang diperhatikan” (Depdikbud, 1994:747). Kemudian secara terminologi dikutip dari pendapat para ahli, yaitu: 1)

  Perhatian menurut Suryabrata, (2004:14) adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada objek tertentu.

  2) Menurut Ahmadi (1992: 145) perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek, baik di dalam maupun di luar dirinya.

  3) Menurut Dakir (1993: 114) perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang diarahkan dalam pemusatanya yang diarahkan kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun di luar diri kita.

  4) Menurut Walgito (1981:56), perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

  Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa perhatian adalah pikiran yang diarahkan kepada sesuatu atau objek tertentu yang dilakukan secara sadar yang memberikan rangsangan kepada individu, sehingga dia hanya fokus pada objek yang merangsang tersebut.

  Menurut Tafsir, (2008: 186) orang tua adalah pendidik utama dan pertama. Kegiatan orang tua mendidik anaknya sebagian terbesar dilakukan dirumah. Kegiatan itu hampir tidak ada yang berupa pengajaran. Bentuk pendidikan yang dilakukan orang tua ialah pembiasaan, pemberian contoh, dorongan, hadiah, pujian, dan hukuman. Sedangkan pengertian orang tua menurut Departemen Pendidikan Nasional, (2007: 802) adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli, dan sebagainya), serta orang yang disegani di kampung, tetua. Jadi, orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayahdan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk suatu keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, membimbing anakanaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Keberagamaan Remaja

  Keberagamaan” dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti perihal beragama (2003: 12). Keberagamaaan berasal dari kata agama yang artinya adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah, dirinya sebagai hamba Allah, manusia dan masyarakat serta alam sekitarnya. (Daradjat, Zakiyah. 1999:60). Keberagamaan adalah suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang untuk bertingkahlaku sesuai kadar ketaatanya pada agama.

  Remaja adalah sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaanya dan sebagainya (Sarwono, 1997: 2). Kemudian menurut Basri, (1995: 71) remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak yang akan ditinggalkan menjelang masa dewasa/tua yang penuh dengan tanggung jawab. Ada sejumlah tanda-tanda masa remaja, antara lain: bagi anak laki-laki mengalami mimpi basah yang pertama kalibagi anak remaja puteri mengalami menstruasi pertama kali. Jadi, masa remaja adalah masa pancaroba, penuh dengan kegelisahan dan kebingungan karena pengaruh perkembangan dan pertumbuhan yang dirasakan sangat cepat berlangsungsungnya.

  Dari uraian diatas Keberagamaan remaja adalah perihal keagamaan remaja dalam diri seseorang untuk bertingkahlaku sesuai Kadar ketaatanya pada agama.

2. Dimensi Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja

  Keberagamaan atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas (ibadah) yang tampak dan dapat dilihat mata saja, tetapi juga aktivitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena itu keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi. Dengan demikian, agama adalah sebuah sistem yang berdimensi banyak. Menurut Ancok dan Suroso, (1994:80) dimensi keberagamaan dibagi menjadi tiga, yaitu:

  a. Dimensi Keyakinan atau Akidah Islam

  Dimensi ini menunjukkan pada seberapa tingkat keyakinan Muslim terhadap ajaran agamanya. Di dalam keberislaman, isi dimensi keimanan menyangkut keyakinan tentang Allah, para malaikat, Nabi/Rasul, kitab-kitab Allah, surge dan neraka, serta qadha dan qadar.

  b. Dimensi Peribadatan atau Syari’ah

  Syari’ah adalah keharusan yang haris dilaksanakan oleh manusia yang utuh, lahiri atu batini, pribadi atau bersama-sama demi menjalani kehidupan sebagaimana yang dikehendaki oleh Tuhanya (Al-Zarqo, 2002: 64). Dalam dimensi ini menunjukkan pada seberapa tingkat kepatuhan Muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana disuruh dan dianjurkan oleh agamanya. Dalam keberislaman, dimensi peribadatan menyangkut pelaksanaan shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al- Qur’an, do’a, zikir, ibadah kurban, iktikaf di masjid di bulan puasa.

  Dalam dimensi peribadatan ini penulis membagi menjadi tiga bidang yaitu: 1)

  Ibadah

  a) Ibadah Maghdhoh

  Menurut Surur (2009:27) Ibadah maghdhah adalah ibadah yang mengandung hubungan dengan Allah Swt semata- mata, yakni hubungan vertical. Ibadah ini hanya terbatas pada ibadah-ibadah khusus.

  Adapun batasan ibadah maghdhoh ada banyak, namun yang dicantumkan penulis antara lain: i.

  Melaksanakan shalat ii. Menjalankan puasa

  b) Ibadah Ghairu Maghdhoh

  Ibadah ghairu maghdhah adalah ibadah yang tidak sekedar menyangkut hubngan dengan Allah Swt, tetapi juga berkaitan dengan hubungan sesame makhluk (hablum minallah

  wahablum minannaas ), disamping hubungan vertikal, juga ada hubungan horizontal (Surur, 2009: 28).

  Adapun macam-macam ibadah ghairu maghdhoh ada banyak, namun dalam penulisan skripsi ini penulis cantumkan antara lain: i.

  Mengikuti pengajian ii. Membaca Al-Qur’an

  2) Muamalah

  a) Membiasakan Perilaku Jujur

  b) Tolong-meolong kepada Sesama

  c) Menanamkan sifat Sabar c.

   Dimensi Pengamalan atau Akhlak

  Dimensi ini menunjukkan seberapa tingkatan Muslim berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain. Dalam keberislaman, dimensi ini meliputi perilaku suka menolong, bekerjasama, menyejahterakan, dan menumbuh kembangkan orang lain, menegakkan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur, memaafkan, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat, tidak mencuri, tidak korupsi, tidak menipu, tidak berjudi, tidak minum-minuman yang memabukkan, mematuhi norma- norma islam dalam perilaku seksual, berjuang dalam hidup sukses menurut ukuran islam.

  Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia- manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan, atau penelitian. Jika keadaa hal tersebut melahirkan perbuatan yang tidak baik dan terpuji menurut pandangan akal dan syara’ (hukum Islam), disebut akhlak yang baik. Jika perbuatan-perbuatan yang timbul tidak baik, dinamakan akhlak yang buruk (syafei, 2002: 76). Ruang lingkung akhlak islami adalah sama dengan ruang lingkup ajaran islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Menurut Abuddin Nata, (2002: 147) akhlak diniah (agama/islami) mencakup berbagia aspek yaitu: 1)

  Akhlak terhadap Allah Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik. 2)

  Aklhak terhadap Sesama Manusia Petunjuk nmengenai hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal negatif seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alas an yang benar, melainkan juga sampai menyakitu kepada hati dengan cara menceritakan aib seseorang dibelakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah. Sebagaimana firman Allah Q.S. Al-Baqarah: 263:

  ٌميِلَح ٌّيِنَغ ُ هللَّا َْ ىًذََ اَهُعَبْتَي ٍةَقَدَص ْنِم ٌرْيَخ ٌة َرِفْغَم َْ ٌفْ ُرْعَم ٌل ْوَق

  Artinya:

  Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Mahakaya lagi Maha Penyantun.” (Al-Baqarah: 263).

  3) Akhlak terhadap Lingkungan

  Akhlak ini memuat segala sesuatu yang ada disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak bernyawa.

  Pada dasarnya akhlak yang diajarkan al- Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah yang mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan agar makhlik mencapai tujuan penciptanya.

3. Bentuk-Bentuk Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja

  Dalam Islam orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam mendidik anak. Menurut Tafsir, (2008: 74) tanggung jawab itu disebabkan sekurang-kurangnya dikarenakan dalam dua hal yaitu: a.

  Kodrat, karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua anaknya, dan karena itu ditakdirkan pula bertanggung jawab terhadap anaknya b.

  Kepentingan kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan ingin terhadap kemajuan perkembangan anaknya, sukses anaknya adalah sukses orang tua juga.

  Orang tua adalah pendidik bagi anaknya. Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangna jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaanya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial, dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri (Arief,2002: 72).

  Perhatian orang tua terhadap keberagamaan remaja menurut Qulvidah dalam Skripsinya (2011: 22) sebagai berikut: a.

  Memberi Bimbingan Bimbingan/ pengarahan orang tua terhadap anak sangat baik bagi anak. Karena pada dasarnya anak dilahirkan dalam keada antidak tahu apa-apa. Seperti hadist Nabi:

  ِدْبَع ِنْب َةَمَلَس يِبََ ْنَع ِ ي ِرْهُّزلا ْنَع ٍبْئِذ يِبََ ُنْبا اَنَثهدَح ُمَدآ اَنَثهدَح ِهْي َلَع ُ هللَّا ىهلَص ُّيِبهنلا َلاَقَلاَق ُهْنَع ُ هللَّا َي ِضَر َةَرْيَرُه يِبََ ْنَع ِنَمْحهرلا

  ْْ ََ ِهِنا َر ِ صَنُي ْْ ََ ِهِناَدِ وَهُي ُها َوَبَأَف ِة َرْطِفْلا ىَلَع ُدَلوُي ٍدوُل ْوَم ُّلُك َمهلَس َْ هْ ر{ .َءاَعْدَج اَهيِف ىَرَت ْلَه َةَميِهَبْلا ُجَتْنُت ِةَميِهَبْلا ِلَثَمَك ِهِناَس ِ جَمُي }ىراخبلا

  Artinya:”Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan

  kepada kami Ibnu Abu Dza'bi dari Az Zuhriy dari Abu Salamah bin 'Abdurrahman dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tunyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?".

  (H.R. Bukhari). Hadist diatas menerangkan bahwa setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah atau suci. Sehingga dengan demikian bimbingan dan pengaran dari orang tua sangat diperlukan anak untuk dapat memiliki ilmu pengetahuan.

  Bimbingan dan itu diberikan terutama pada sesuatu yang baruatau yang akan datang, karena akan membantu anak dalammenghadapi keterasingan atau hal-hal yang baru. Dalammemberikan bimbingan pada anak, yang sangat baik apabiladiberikan sejak dia masih kecil bukan setelah usia dewasa barudiberikan bimbingan. Orang tua hendaknya membimbing anak sejak lahir ke arah hidup yang sesuai dengan ajaran agama, sehingga anak akan terbiasa hidup sesuai dengan nilai-nilai akhlak yang diajarkan agama (Daradjat, 1993: 47).

  b.

  Memberi Pengawasan Pengawasan sangat penting sekali dalam mendidik anak khususnya remaja, karena dengan pengawasan perilaku anak dapat terkontrol denganbaik, sehingga apabila anak bertingkah laku yang tidak baik dapatlangsung diketahui dan kemudian dibenarkan. Dengan demikian, pengawasan dari orang tua hendaknya diberikan sejak kecil. Sehingga segala tingkah laku anak dapat diketahui secara langsung.

  c.