ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KOTA MADYA MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KOTA
MADYA MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh Padlianto NIM : 409331044
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2013
(2)
(3)
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia di Kota Madya Medan Tahun Ajaran 2012/2013” sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada Ibu Dra Hafni Indriani Nst, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih disampaikan kepada Ibu Dra Anna Juniar, M.Si, Dra Ida Duma Riris, M.Si dan Ibu Lisnawaty Simatupang, S.Si, M.Si selaku Dosen Penguji yang selalu memberikan bimbingan, masukan-masukan dan saran-saran yang membangun kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dari awal perkuliahan hingga penyusunan skripsi selesai. Ucapan terimakasih juga kepada seluruh Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah banyak membantu penulis selama perkuliahan. Selain itu penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak/Ibu guru sekolah tempat penelitian yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
Ucapan terimakasih teristimewa buat Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, baik moril dan material kepada penulis. Orang yang selalu mendukung setiap langkah dan kesuksesan penulis. Penulis tidak tau apa sebenarnya hidup tanpa mereka dan mungkin perjalanan ini terhenti sebelum sampai tujuan tiba. Penulis janji akan jadi kebanggaan buat Ayah dan Ibu dan akan menyayangi kalian sampai kapanpun. Buat penulis kalian adalah harta yang termahal yang pernah Allah kasih dan harus tetap dicintai dan dibanggakan.
(4)
vi
Buat semua keluarga, penulis mengucapkan terimakasih karena telah banyak membantu baik dari segi moril dan dukungan kepada penulis. Begitu juga buat kawan-kawan terbaik yang selalu bersama saat susah dan duka yakni Rasid, teman seperjuangan Gorga, Hanafi, Fachrul yang selalu support dan memberi dukungan kepada penulis, begitu juga buat Ika, Yenni (mambu), Nurbaiti, Gaung, Emma, Dasma dan seluruh anak Kimia’ X 09 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang mungkin telah banyak membantu selama perkuliahan berlangsung terutama buat Reza Alkhazali. Ucapan terimakasih juga buat Bang Fahli selaku Leader yang selalu mendukung dan mengajari penulis tentang hidup, impian dan sikap. Dulu penulis tidak tau apa sebenarnya mimpi, penulis sangat takut untuk bermimpi tapi sekarang penulis sadar impian yang buat penulis terus bangkit saat terjatuh dan tidak akan pernah berhenti sebelum impian itu benar-benar terwujud. Demikianlah penulis ucapkan terimakasih. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari masih banyak lagi kesalahan dan kelemahan baik dari segi isi maupun penulisan yang belum benar. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Atas perhatianya penulis ucapkan terimakasih. Go Succes...
Medan, Juli 2013 Penulis,
(5)
iii
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KOTA MADYA MEDAN TAHUN
AJARAN 2012/2013
Padlianto (409331044) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentasi dan tingkat miskonsepsi siswa SMA kelas X pada pokok bahasan ikatan kimia di SMA Negeri 2 Medan, SMA Negeri 4 Medan, SMA Negeri 14 Medan, SMA Harapan 1 Medan, SMA Muhammdiyah 1 Medan, dan SMA Alfatah Medan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Medan, SMA Negeri 4 Medan, SMA Negeri 14 Medan, SMA Harapan 1 Medan, SMA Muhammdiyah 1 Medan, dan SMA Alfatah Medan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik miskonsepsi beralasan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa siswa yang mengalami miskonsepsi pada setiap sub konsep presentasi miskonsepsinya berbeda. Ditemukan adanya miskonsepsi siswa pada sub konsep kestabilan unsur sebesar 49,53%, pada sub konsep ikatan ion sebesar 29,63%, pada sub konsep ikatan kovalen sebesar 33,13%, pada sub konsep ikatan kovalen koordinasi sebesar 27,2%, pada sub konsep ikatan kovalen polar dan nonpolar sebesar 45,7%, dan pada sub konsep ikatan logam sebesar 55,15%.
(6)
iv
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KOTA MADYA MEDAN TAHUN
AJARAN 2012/2013
Padlianto (409331044) ABSTRAK
This research aims to know the percentage and the degree of students’ misconception of grade Tenth of Senior High School in the subject of Chemical Bonding at SMA Negeri 2 Medan, SMA Negeri 4 Medan, SMA Negeri 14 Medan, SMA Harapan 1 Medan, SMA Muhammadiyah 1 Medan, and SMA Alfatah Medan.This study was conducting by using descriptive research. The population of this study was all the students of grade Tenth SMA Negeri 2 Medan, SMA Negeri 4 Medan, SMA Negeri 14 Medan, SMA Harapan 1 Medan, SMA Muhammadiyah 1 Medan, and SMA Alfatah Medan.The instruments for collecting the data were the two-tier multiple choice diagnostic.
Based on the data analysis, it was found that students who took misconception in each sub materi concept had the different misconception. It was found there was 49,53% of students’ misconception on sub concept of element stabilitation , 29,63% on the sub concept of ionic bonding, 33,13% on the sub concept of covalen bonding, 27,2% on the sub concept of coordinat covalen bonding, 45,7% on the sub concept of polar and non-polar covalen, and 55,15% on the sub concept of metal bonding.
(7)
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Rumusan Masalah 4
1.4. Batasan Masalah 4
1.5. Tujuan Masalah 5
1.6. Manfaat Masalah 6
1.7. Defenisi Operasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Konsep 6
2.1.1. Analisis Konsep 7
2.1.2. Konsep Kimia 8
2.2. Miskonsepsi 8
2.2.1. Sebab – Sebab Terjadinya Miskonsepsi 16 2.2.1.1. Miskonsepsi dari Sudut Filsafat Konstruktivisme 16
2.2.1.2. Siswa/Mahasiswa 17
2.2.1.3. Guru/Pengajar 19
(8)
viii
2.2.1.5. Konteks 19
2.2.1.6. Metode Mengajar 20
2.2.2. Mendeteksi Miskonsepsi 20 2.2.3. Cara Mengatasi Miskonsepsi 21
2.3. Ikatan Kimia 23
2.3.1. Defenisi Ikatan Kimia 23
2.3.2. Kaidah Oktet dan Duplet 24
2.3.3. Ikatan Ion 25
2.3.4. Ikatan Kovalen 26
2.3.5. Pengecualian Kaidah Oktet 29
2.3.6. Ikatan Logam 29
2.4. Kerangka Konseptual 31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 32
3.2. Populasi dan Sampel 32
3.2.1. Populasi 32
3.2.2. Sampel 32
3.3. Instrumen Penelitian 32
3.3.1. Validitas Tes 33
3.3.2. Reabilitas Tes 33
3.4. Tehnik Pengumpulan Data 34
3.5. Teknik analisis data 34
3.5.1. Pengelompokan Siswa Berdasarkan Tingkat Kemampuan 34 3.5.2. Pengelompokan Siswa BerdasarkanTingkat Pemahaman 35
3.6. Prosedur Penelitian 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 39
4.1.1. Uji Validitas 39
(9)
ix
4.3. Miskonsepsi pada Siswa 39
4.3.1. Tingkat Kemampuan Siswa 40 4.3.2. Analisis Miskonsepsi Siswa dari Setiap Konsep 41
4.3.3. Pembahasan 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 83
5.2. Saran 83
(10)
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Pengelompokan Derajat Pemahaman Konsep 9 Tabel 2.2. Cara–Cara Menangani Miskonsepsi 22 Tabel 2.3. Konfigurasi elektron unsur-unsur gas mulia 24 Tabel 3.1. Kriteria Pengelompokkan Tingkat Pemahaman dan
Miskonsepsi Siswa 35
Tabel 4.1. Rata-Rata Kemampuan Siswa dan Standar Deviasi 40
Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Siswa 41
Tabel 4.3. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 4 42 Tabel 4.4. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 14 45 Tabel 4.5. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 1 46 Tabel 4.6. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 2 49 Tabel 4.7. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 7 51 Tabel 4.8. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 9 53 Tabel 4.9. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 15 55 Tabel 4.10. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 8 57 Tabel 4.11. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 11 59 Tabel 4.12. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 13 61 Tabel 4.13. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 16 63 Tabel 4.14. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 3 65 Tabel 4.15. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 17 67 Tabel 4.16. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 5 69 Tabel 4.17. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 12 71 Tabel 4.18. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 6 73 Tabel 4.19. Hasil Miskonsepsi Siswa terhadap Soal Nomor 10 75 Tabel 4.20. Persentasi Siswa yang Mengalami Miskonsepsi 77 Tabel 4.21. Pendapat Siswa terhadap Pembelajaran dan Penguasaan
(11)
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Lukisan ikatan logam 30
(12)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 86
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 98 Lampiran 3. Perencanaan Pembelajaran 100
Lampiran 4. Kisi – Kisi 102
Lampiran 5. Miskonsepsi dari Ikatan Kimia 104 Lampiran 6. Angket Penguasaan Guru terhadap konsep ikatan
Kimia 104
Lampiran 7. Tes Diagnostik 106
Lampiran 8. Kunci Jawaban 113
Lampiran 9. Uji Validitas 114
Lampiran 10. Perhitungan Validitas 115
Lampiran 11. Daya Beda 117
Lampiran 12. Perhitungan Taraf Kesukaran Tes 118 Lampiran 13. Perhitungan Daya Beda Tes 119 Lampiran 14. Miskonsepsi Siswa dalam Setiap Sub Konsep 121 Lampiran 15. Tabel Standar Deviasi SMA Negeri 2 Medan 122 Lampiran 16. Tabel Standar Deviasi SMA Negeri 4 Medan 123 Lampiran 17. Tabel Standar Deviasi SMA Harapan 1 Medan 124 Lampiran 18. Tabel Standar Deviasi SMA Negeri 14 Medan 125 Lampiran 19. Tabel Standar Deviasi SMA Muhammadiyah 1 Medan 126 Lampiran 20. Tabel Standar Deviasi SMA Alfatah Medan 127 Lampiran 21. Tabel Tingkat Pemahaman SMA Negeri 2 Medan 128 Lampiran 22. Tabel Tingkat Pemahaman SMA Negeri 4 Medan 129 Lampiran 23. Tabel Tingkat Pemahaman SMA Harapan 1 Medan 130 Lampiran 24. Tabel Tingkat Pemahaman SMA Negeri 14 Medan 131 Lampiran 25. Tabel Tingkat Pemahaman SMA Muhamadiyah 1 Medan 132 Lampiran 26. Tabel Tingkat Pemahaman SMA Alfatah Medan 133
(13)
xiii
Lampiran 27. Persentasi Perolehan Penguasaan Guru di SMA N 2
Medan terhadap Konsep Ikatan Kimia 134 Lampiran 28. Persentasi Perolehan Penguasaan Guru di SMA N 4
Medan terhadap Konsep Ikatan Kimia 135 Lampiran 29. Persentasi Perolehan Penguasaan Guru di SMA Harapan 1
Medan terhadap Konsep Ikatan Kimia 136 Lampiran 30. Persentasi Perolehan Penguasaan Guru di SMA N 1
Medan terhadap Konsep Ikatan Kimia 137 Lampiran 31. Persentasi Perolehan Penguasaan Guru di SMA
Mumammadiyah 1 Medan terhadap Konsep Ikatan Kimia 138 Lampiran 32. Persentasi Perolehan Penguasaan Guru di SMA Alfatah
Medan terhadap Konsep Ikatan Kimia 139 Lampiran 33. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 140 Lampiran 34. Dokumentasi Penelitian 141
(14)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Selama satu dekade terakhir ini siswa sekolah menengah atas (SMA) atau yang sederajat di Indonesia merasa sangat khawatir saat akan menghadapi Ujian Nasional (UN). Hal ini dikarenakan Ujian Nasional adalah sebagai penentu hasil kelulusan selama tiga tahun mereka mengenyam pendidikan di SMA (Aftulizaliur dan Nyoman, 2011).
Setiap tahunya standar nilai kelulusan untuk jenjang di SMA semakin meningkat, tahun demi tahun perubahan mengenai UN selalu dilakukan demi menunjang kualitas pendidikan nasional. Selain itu saat ini UN tidak hanya dijadikan sebagai penentu kelulusan saja melainkan nilai UN akan dipakai seleksi masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur undangan.
Keputusan pemerintah yang menetapkan pelaksanaan UN dan menjadikannya untuk dipakai seleksi masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur undangan ini mengakibatkan pola belajar siswa dan metode mengajar guru menjadi sangat berubah. Siswa dimotivasi belajar agar mampu menjawab soal UN dengan cepat tanpa harus memperhatikan konsep pada mata pelajaran yang diujikan pada UN tersebut. Cara mengajar guru juga sudah menjadi berbeda, guru menekankan kepada siswa tentang cara menjawab soal secara instan dan cepat. Keadaan demikian membuat siswa menjadi salah konsep dalam menjawab soal mata pelajaran yang diujikan di UN khususnya mata pelajaran kimia (http://edukasi.kompas.com).
Menurut Suparno (dalam Isjoni 2010) mengatakan, pembelajaran bermakna adalah suatu proses pembelajaran dimana imformasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang dalam proses pembelajaran. Pembelajaran bermakna terjadi bila pelajar mencoba menghubungkan fenomena baru kedalam struktur pengetahuan mereka. Pelajaran juga harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki siswa sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya.
(15)
2
Kimia merupakan cabang ilmu yang paling penting dan di anggap sebagai pelajaran yang sulit untuk peserta didik oleh guru kimia, peneliti dan pendidik pada umumnya. Meskipun alasanya bervariasi dari sifat konsep-konsep kimia yang abstrak hingga kesulitan penggunaan bahasa kimia. Oleh karena itu agar tujuan pembelajaran kimia bisa tercapai maka siswa harus mampu menguasai konsep-konsep kimia yang telah dipelajarinya, kemudian siswa diharapkan mampu mengaitkan konsep-konsep tersebut dan mengaplikasikanya dalam pelajaran kimia. Di dalam proses belajar-mengajar konsep yang diciptakan siswa dapat berbeda dengan konsep yang sebenarnya sehingga menimbulkan konsep yang menyimpang yang disebut miskonsepsi (Purtadi dan Permana, 2009).
Miskonsepsi atau salah konsep menunjukkan pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep–konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Novak (1984; dalam Suparno) mendefenisikan miskonsepsi sebagai suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima. Hanya Fowler ( 1987; dalam Suparno ), menjelaskan dengan lebih rinci arti miskonsepsi. Ia memandang miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar.
Miskonsepsi bisa saja terjadi pada siswa, guru bahkan buku sekalipun. Gil-Perez, 1990; Brown,1989, (dalam Suparno, 2005) berpendapat bahwa miskonsepsi menghinggapi semua level siswa, mulai dari siswa sekolah dasar sampai dengan mahasiswa. Bahkan, dari beberapa penelitian, miskonsepsi banyak terjadi pada guru-guru sehingga menyebabkan miskonsepsi pada siswa lebih besar. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Simamora dan Wayan (2007) terhadap guru kimia pada pokok bahasan struktur atom. Dan didapati guru mengalami miskonsepsi pada konsep-konsep yang kompleks dan abstrak yang hanya berpatok kepada silabus. Walaupun guru yang mengalami miskonsepsi, tetapi yang banyak menanggung miskonsepsi adalah siswa, karena siswa adalah
(16)
3
produk dalam pendidikan dan siswa hanya menyerap apa yang diterima oleh guru maupun buku. Jadi apa yang diserapnya itu dianggap baik dan mudah maka itu yang di buat sebagai pedoman dalam mempelajari mata pelajaran kimia tanpa melihat kembali konsep-konsep yang sebenarnya.
Penelitian terhadap miskonsepsi telah banyak dilakukan diberbagai negara termasuk di Indonesia. Hal Ini dikarenakan miskonsepsi merupakan permasalahan yang sangat penting untuk diselesaikan dalam dunia pendidikan. Imformasi mengenai miskonsepsi dapat dijadikan masukan untuk mencegah munculnya miskonsepsi-miskonsepsi baru pada konsep berikutnya. Penelitian tentang miskonsepsi mahasiswa pada analisis percobaan kimia pernah diteliti oleh Doménech
,
dkk (2010) di Universitas Valensia Spanyol. Dan didapati mahasiswa mengalami miskonsepsi pada kondisi formal, operasional, metodologi dan sosial dalam melakukan analisis percobaan kimia. Aftulizaliur dan Nyoman (2011) mendapati miskonsepsi pada pokok bahasan kesetimbangan kimia pada beberapa materi kesetimbangan kimia.Hal yang sama juga pernah diteliti Suparjo (2009) menemukan bahwa siswa kelas X mengalami Miskonsepsi pada pokok bahasan Ikatan Kimia. Miskonsepsi yang ditemukan adalah 38% pada kestabilan unsur, 38.33 % pada ikatan ion dan ikatan kovalen, 46.67% pada ikatan kovalen koordinasi, 59.33% pada senyawa kovalen polar dan non polar, 26.67% pada ikatan logam. Ikatan kimia merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang atom-atom dapat bersatu antara satu dengan yang lainya karena saling berikatan. Ikatan yang terjadipun bervariasi tergantung sumber ikatan itu berasal. Oleh karena itu banyak sekali miskonsepsi yang terjadi pada siswa yang mungkin disebabkan oleh buku teks, siswa, maupun guru sendiri Sehingga memberikan pedoman bagi peneliti untuk meneliti tentang miskonsepsi yang terjadi tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahui lebih jauh dengan mengadakan penelitian miskonsepsi di SMA lain yang berjudul “Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia di Kota Madya Medan Tahun Ajaran 2012/2013”.
(17)
4
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi yang dilakukan adalah menganalisis miskonsepsi terhadap penguasaan materi yang dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu paham, miskonsepsi dan tidak paham pada pokok bahasan ikatan kimia.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belaang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Apakah ada miskonsepsi siswa kelas X SMA di kota Madya Medan pada pokok bahasan Ikatan Kimia.
b. Berapa persen miskonsepsi siswa kelas X SMA di kota Madya Medan pada pokok bahasan Ikatan kimia.
1.4 Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah, keterbatasan waktu dan untuk memungkinkan terlaksananya penelitian dengan baik, maka penelitian ini dibatasi pada :
a. Penguasaan konsep yang diteliti adalah konsep Ikatan Kimia yang meliputi :kestabilan unsur, ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan kovalen polar dan non polar, dan ikatan logam.
b. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMA Harapan 1, SMA Negeri 14, SMA SWASTA ALFATAH, SMA Negeri 2, SMA Negeri 4, dan SMA Muhammadiyah di Kota Madya Medan Tahun Pelajaran 2012/2013. c. Miskonsepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketidaksesuaian
konsep yang dipahami siswa dengan konsep yang sebenarnya.
1.5Tujuan Masalah
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui persentasi miskonsepsi siswa kelas X SMA Harapan 1, SMA Negeri 14 , SMA SWASTA ALFATAH, SMA Negeri 2, SMA
(18)
5
Negeri 4, dan SMA Muhammadiyah di Kota Madya Medan Tahun Pelajaran 2012/2013 pada pokok bahasan Ikatan Kimia.
b. Untuk mengetahui tingkat miskonsepsi siswa kelas X SMA Harapan 1, SMA Negeri 14 , SMA SWASTA ALFATAH, SMA Negeri 2, SMA Negeri 4, dan SMA Muhammadiyah di Kota Madya Medan Tahun Pelajaran 2012/2013 pada pokok bahasan Ikatan Kimia.
1.6Manfaat Masalah
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Memberikan informasi mengenai miskonsepsi siswa pada pokok bahasan Ikatan Kimia.
b. Pedoman bagi guru untuk memperbaiki dan meningkatakan pengajaran kimia khususnya pada pokok bahasan Ikatan Kimia.
c. Bagi penulis melalui penelitian ini diharapkan mampu menjadi pengalaman tersendiri untuk mengetahui miskonsepsi siswa.
d. Sebagai dasar pengembangan awal untuk bahan perbandingan bagi peneliti lanjut yang akan mengadakan penelitian dalam permasalahan yang sama.
1.7Defenisi Operasional
Konsep-konsep yang digunakan dalam operasioanal penelitian ini antara lain adalah konsep, konsepsi, miskonsepsi, analisis miskonsepsi, dan Ikatan Kimia. Defenisi operasional dari konsep-konsep diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Konsep adalah abstraksi yang mewakili objek, kejadian, kegiatan atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama.
b. Miskonsepsi adalah pertentangan atau ketidakcocokan konsep yang dipahami siswa dengan konsep pada buku refrensi mengenai materi Ikatan kimia.
c. Materi ikatan kimia yang akan diuji berdasarkan indikator yang terdapat pada silabus.
(19)
(20)
83
83 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat miskonsepsi pada siswa di Kota Madya Medan pada pokok
bahasan Ikatan Kimia yang terjadi karena siswa kurang memahami konsep yang sebenarnya.
2. Persentasi siswa yang mengalami miskonsepsi pada pokok bahasan ikatan
kimia sangat tinggi, yakni pada kestabilan unsur sebanyak 49,53%, pada ikatan ion sebanyak 26,63%, pada ikatan kovalen sebanyak 33,13%, pada ikatan kovalen koordinasi sebanyak 27,2%, pada ikatan kovalen polar dan nonpolar sebanyak 45,7%, dan pada ikatan logam sebanyak 55,15%.
5.2. Saran
1. Bagi Guru hendaknya memulai proses belajar mengajar dengan
memperhatikan prakonsepsi yang dimiliki siswa, menggunakan berbagai variasi metode mengajar, memilliki buku acuan, dan harus sering menerapkan konsep dengan memberikan contoh sehingga siswa tidak mengalami miskonsepsi
2. Bagi Peneliti selanjutnya jika ingin meneliti dengan judul yang sama
diharapkan pada saat melakukan penelitian harus lebih akurat agar diperoleh hasil yang akurat juga. Selain itu diharapkan agar meneliti ditempat yang belum pernah diadakan penelitian sebelumnya.
(21)
84
DAFTAR PUSTAKA
Aftulizaliur, M. A., dan Nyoman, I. M., (2011), Analisis Kesalahan konsep Siswa SMA pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia, Jurnal Inovasi Pembelajaran dan Sains Vol 1 (1 – 5)
Arikunto, S,. (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta
Doménech.
,
A , (2010), Black boxes in analytical chemistry: University students misconceptions of instrumental analysis, Journal of Education Review 7: 1548-6613Dwi Rahayu, A., (2012), Kupas Tuntas 1001 Soal Kimia, Penerbit Pustaka Widyatama, Jakarta.
Dwi Suyanti, R., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2009), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi
Kependidikan FMIPA Unimed, FMIPA Unimed.
Farida, Ch., (2010), (http://faridach.wordpress.com/2010/11/04/peranan-analisis-konsep-dalam-pengembangan-pembelajaran/) diakses pada tanggal 14 Februari 2013
Isjoni, (2003)., Cooperative Learning, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Jahro, S., (2010), Ikatan Kimia . Diktat, FMIPA Unimed, Medan.
Nida, C,. (2011), Analisis Miskonsepsi Buku Teks pada Pokok Bahasan
Termokimia, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Octavia, R,. (2012), Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia di Kecamatan Bandar Tahun Ajaran 2011/1012, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Purba., M., (2006), Kimia untuk Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta
Purtadi, S., dan Permana, L., (2009), Analisis Miskonsepsi Konsep Laju dan Kesetimbangan padaSiswa SMA.
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/37107128.pdf diakses pada tanggal 31 Januari 2013
(22)
85
Silitonga, P.M., (2009), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA, Unimed, Medan.
Simamora, M., dan Redhana, W., (2007), Identifikasi Miskonsepsi Guru Kimia pada Pembelajaran Konsep Struktur Atom, Journal of Chemical Education 2 : 148 – 160
Sundiawan, Awan., (2012), http://edukasi.kompas.com diakses pada tanggal 6 Februari 2013
Suparjo., (2009), Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X pada Pokok Bahasan Ikatan
Kimia, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Suparno, P., (2005), Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.
Tan, K. D., and Treagust, D.F., (1999), Evaluating Studens’ Understanding of Chemical Bonding, Journal of Chemical Education, 81 (294), 75-83.
UNSW, (2010), http://semangatbelajar.com/tag/konsep-pembelajaran/ diakses pada Maret 2011
(23)
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di sebuah desa, namanya Bandar Betsy II tanggal 25 Nopember 1991 dengan Ayah bernama Rusdianto dan Ibu bernama Siti Karo, dan merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 1997 penulis masuk SD Impres 095250 Bandar BetsyII dan lulus tahun 2003. Tahun 2003 penulis melanjukan sekolah ke SLTP Negeri 1 Bandar Masilam dan lulus tahun 2006. Tahun 2006 penulis melanjutkan ke sekolah di SMA Negeri 1 Bandar dan lulus tahun 2009. pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan dan lulus ujian tanggal 19 Agustus 2013. Kegiatan ekstrakulikuler di kampus yang pernah diikuti sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Islam FMIPA UNIMED. Penulis juga pernah menjadi Asisten Laboratorium Kimia Dasar tahun 2011, selain itu penulis juga pernah lulus Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian tahun 2011 dengan judul Penggunaan Alang-Alang (Imperata cylindrical) sebagai Bahan Baku Biomassa Metanol.
(1)
Negeri 4, dan SMA Muhammadiyah di Kota Madya Medan Tahun Pelajaran 2012/2013 pada pokok bahasan Ikatan Kimia.
b. Untuk mengetahui tingkat miskonsepsi siswa kelas X SMA Harapan 1, SMA Negeri 14 , SMA SWASTA ALFATAH, SMA Negeri 2, SMA Negeri 4, dan SMA Muhammadiyah di Kota Madya Medan Tahun Pelajaran 2012/2013 pada pokok bahasan Ikatan Kimia.
1.6Manfaat Masalah
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Memberikan informasi mengenai miskonsepsi siswa pada pokok bahasan Ikatan Kimia.
b. Pedoman bagi guru untuk memperbaiki dan meningkatakan pengajaran kimia khususnya pada pokok bahasan Ikatan Kimia.
c. Bagi penulis melalui penelitian ini diharapkan mampu menjadi pengalaman tersendiri untuk mengetahui miskonsepsi siswa.
d. Sebagai dasar pengembangan awal untuk bahan perbandingan bagi peneliti lanjut yang akan mengadakan penelitian dalam permasalahan yang sama.
1.7Defenisi Operasional
Konsep-konsep yang digunakan dalam operasioanal penelitian ini antara lain adalah konsep, konsepsi, miskonsepsi, analisis miskonsepsi, dan Ikatan Kimia. Defenisi operasional dari konsep-konsep diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Konsep adalah abstraksi yang mewakili objek, kejadian, kegiatan atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama.
b. Miskonsepsi adalah pertentangan atau ketidakcocokan konsep yang dipahami siswa dengan konsep pada buku refrensi mengenai materi Ikatan kimia.
c. Materi ikatan kimia yang akan diuji berdasarkan indikator yang terdapat pada silabus.
(2)
(3)
83 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat miskonsepsi pada siswa di Kota Madya Medan pada pokok bahasan Ikatan Kimia yang terjadi karena siswa kurang memahami konsep yang sebenarnya.
2. Persentasi siswa yang mengalami miskonsepsi pada pokok bahasan ikatan kimia sangat tinggi, yakni pada kestabilan unsur sebanyak 49,53%, pada ikatan ion sebanyak 26,63%, pada ikatan kovalen sebanyak 33,13%, pada ikatan kovalen koordinasi sebanyak 27,2%, pada ikatan kovalen polar dan nonpolar sebanyak 45,7%, dan pada ikatan logam sebanyak 55,15%.
5.2. Saran
1. Bagi Guru hendaknya memulai proses belajar mengajar dengan memperhatikan prakonsepsi yang dimiliki siswa, menggunakan berbagai variasi metode mengajar, memilliki buku acuan, dan harus sering menerapkan konsep dengan memberikan contoh sehingga siswa tidak mengalami miskonsepsi
2. Bagi Peneliti selanjutnya jika ingin meneliti dengan judul yang sama diharapkan pada saat melakukan penelitian harus lebih akurat agar diperoleh hasil yang akurat juga. Selain itu diharapkan agar meneliti ditempat yang belum pernah diadakan penelitian sebelumnya.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Aftulizaliur, M. A., dan Nyoman, I. M., (2011), Analisis Kesalahan konsep Siswa SMA pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia, Jurnal Inovasi Pembelajaran dan Sains Vol 1 (1 – 5)
Arikunto, S,. (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta Doménech.
,
A , (2010), Black boxes in analytical chemistry: University studentsmisconceptions of instrumental analysis, Journal of Education Review 7: 1548-6613
Dwi Rahayu, A., (2012), Kupas Tuntas 1001 Soal Kimia, Penerbit Pustaka Widyatama, Jakarta.
Dwi Suyanti, R., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2009), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA Unimed, FMIPA Unimed.
Farida, Ch., (2010), (http://faridach.wordpress.com/2010/11/04/peranan-analisis-konsep-dalam-pengembangan-pembelajaran/) diakses pada tanggal 14 Februari 2013
Isjoni, (2003)., Cooperative Learning, Penerbit Alfabeta, Bandung. Jahro, S., (2010), Ikatan Kimia . Diktat, FMIPA Unimed, Medan.
Nida, C,. (2011), Analisis Miskonsepsi Buku Teks pada Pokok Bahasan Termokimia, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Octavia, R,. (2012), Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia di Kecamatan Bandar Tahun Ajaran 2011/1012, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Purba., M., (2006), Kimia untuk Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta
Purtadi, S., dan Permana, L., (2009), Analisis Miskonsepsi Konsep Laju dan Kesetimbangan padaSiswa SMA.
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/37107128.pdf diakses pada tanggal 31 Januari 2013
(5)
Silitonga, P.M., (2009), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA, Unimed, Medan.
Simamora, M., dan Redhana, W., (2007), Identifikasi Miskonsepsi Guru Kimia pada Pembelajaran Konsep Struktur Atom, Journal of Chemical Education 2 : 148 – 160
Sundiawan, Awan., (2012), http://edukasi.kompas.com diakses pada tanggal 6 Februari 2013
Suparjo., (2009), Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Suparno, P., (2005), Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.
Tan, K. D., and Treagust, D.F., (1999), Evaluating Studens’ Understanding of Chemical Bonding, Journal of Chemical Education, 81 (294), 75-83.
UNSW, (2010), http://semangatbelajar.com/tag/konsep-pembelajaran/ diakses pada Maret 2011
(6)
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di sebuah desa, namanya Bandar Betsy II tanggal 25 Nopember 1991 dengan Ayah bernama Rusdianto dan Ibu bernama Siti Karo, dan merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 1997 penulis masuk SD Impres 095250 Bandar BetsyII dan lulus tahun 2003. Tahun 2003 penulis melanjukan sekolah ke SLTP Negeri 1 Bandar Masilam dan lulus tahun 2006. Tahun 2006 penulis melanjutkan ke sekolah di SMA Negeri 1 Bandar dan lulus tahun 2009. pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan dan lulus ujian tanggal 19 Agustus 2013. Kegiatan ekstrakulikuler di kampus yang pernah diikuti sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Islam FMIPA UNIMED. Penulis juga pernah menjadi Asisten Laboratorium Kimia Dasar tahun 2011, selain itu penulis juga pernah lulus Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian tahun 2011 dengan judul Penggunaan Alang-Alang (Imperata cylindrical) sebagai Bahan Baku Biomassa Metanol.