UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI: Penelitian Tindakan Kelas Pada Peserta Didik XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016.
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP
PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Peserta Didik XI-IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Geografi
Oleh:
Edgar Ismar Pratama 1100142
DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2015
(2)
PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Peserta Didik XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016)
Oleh
Edgar Ismar Pratama
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Edgar Ismar Pratama 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
(3)
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Peserta Didik XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung Tahun Ajaran 2015 / 2016)
EDGAR ISMAR PRATAMA NIM : 1100142
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
NIP : 19620304 198704 2 001
NIP : 19670812 199702 1 001 Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Geografi
Dr. Ahmad Yani, M.Si NIP. 19670812 199702 1 001
Pembimbing I
Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd
Pembimbing II
(4)
ii Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Peserta Didik XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1
Bandung Tahun Ajaran 2015/2016) Oleh:
Edgar Ismar Pratama (1100142) Pembimbing:
Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd Dr. Ahmad Yani, M.Si
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil observasi kelas yang menunjukkan peserta didik belum memahami konsep geografi. Penelitian ini bertujuan untuk: Meningkatkan pemahaman konsep pada peserta didik dengan menggunakan model mind map di kelas XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan setting penelitian di kelas XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1
Bandung yang berjumlah 37 orang peserta didik terdiri dari 19 orang laki-laki dan
18 orang perempuan pada mata pelajaran geografi materi sebaran flora dan fauna di Indonesia dan Dunia. Aspek yang dikaji meliputi Pemahaman konsep dan penerapan model mind map. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan dua tindakan pada setiap siklusnya. Alat pengumpul data yang digunakan adalah lembar observasi, tes tulis, lembar kerja peserta didik (LKS), dan dokumentasi. Analisis data terdiri dari data kuantitatif dengan persentase dan data kualitatif secara deskriptif. Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah jika terlaksananya tahap-tahap kegiatan pembelajaran melalui mind map bagi guru dan
peserta didik dengan ketercapaian 95% dan peserta didik memperoleh nilai pemahaman konsep ≥ 75 dengan prosentase ketuntasan sejumlah ≥ 80% jumlah peserta didik di kelas penelitian. Hasil penelitian menunjukkan: rata-rata nilai tes
yang diperoleh sebesar 85.68, sementara nilai LKS diperoleh sebesar 88.38 dan pemahaman konsep sebesar 87.03 dengan ketuntasan sebanyak 36 peserta didik (97.29%). Pada penelitian ini, penggunaan model mind map dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik. Respon peserta didik mengenai penggunaan model mind map pada pembelajaran Geografi sangat positif. Berdasarkan hal tersebut nampak kecenderungan peserta didik setuju dengan penggunaan model mind map pada pembelajaran Geografi.
(5)
iii
USING MIND MAP MODEL
FOR GEOGRAHPY TEACHING AND LEARNING
(Classroom Action Research In The Learner XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1
Bandung In The Academic 2015/2016) By:
Edgar Ismar Pratama (1100142) The Supervisors:
Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd Dr. Ahmad Yani, M.Si
ABSTRACT
This research is based on the result of classroom observation which indicate the students do not comprehend Geography concept yet. The objective of research is to increase the students comprehension of geography concept using mind map learning model. The research method is classroom action research held in class XI IIS 3 of SMA Kartika XIX-1 Bandung with 37 students which consist of 19 males and 18 females. The subject of research is flora and fauna spreading in Indonesia and the world. The research focused on concept comprehension and mind map usage. The research held in two cyclus with action twice for each cyclus. The instrument of data gathering using observation sheet, written test, student worksheet, and documentation. Data analyses consits of the percentage of quantitative and descriptive of qualitative data. The successful indicators of the research namely if the steps of teaching learning process using mind map model has been implemented for both teacher and student get 95% and the students had got mark for concept comprehension is more than 75 with mastery learning percentage more than 80% sum of students in target class. The yield of research indicates the written tes average is 85.68. Student worksheet is 88.38 and concept comprehension average is 87.03. The students have got mastery learning 36 (97.29%). In conlusion that mind map learning model can increase concept comprehension of students. Response of leaners about the use of mind mapping models in a learning geography is very positive. Thus, leaners are agree with the use of model mind mapping in a geography teaching and learning.
(6)
vii Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR HAK CIPTA LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGUJI KATA-KATA MUTIARA
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Keaslian Penelitian ... 7
G. Struktur Organisasi Skripsi ... 10
BAB II KAJIAN TEORI ... 11
A. Proses Pembelajaran Geografi Berdasarkan Teori Belajar Kognitif ... 11
1. Cakupan Pembelajaran Geografi ... 15
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Geografi ... 16
3. Komponen Pembelajaran ... 17
B. Penggunaan Model Mind Map dalam Pembelajaran Geografi ... 21
C. Peningkatan Pemahaman Konsep Geografi... 28
D. Hipotesis Tindakan ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Lokasi Penelitian ... 33
(7)
C. Desain Penelitian Tindakan Kelas ... 33
D. Rencana Tindakan ... 37
E. Definisi Operasional ... 45
F. Instrumen Penelitian ... 46
G. Teknik Analisis Data ... 51
H. Indikator Keberhasilan ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 55
1. Kurikulum yang Digunakan ... 55
2. Sarana Prasarana ... 55
3. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 56
4. Staf Tata Usaha / Karyawan dan Security ... 57
B. Kondisi Pembelajaran Sebelum Tindakan ... 58
1. Proses Pembelajaran ... 58
2. Hasil Belajar Peserta Didik ... 60
C. Deskripsi Hasil Tindakan ... 60
1. Siklus 1 ... 61
2. Siklus 2 ... 81
3. Peningkatan Setiap Tindakan ... 100
D. Respon Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Geografi dengan Menggunakan Model Mind Map dalam Materi Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia ... 103
E. Pembahasan ... 105
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 110
A. Kesimpulan ... 110
B. Rekomendasi ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 112 LAMPIRAN - LAMPIRAN
(8)
ix Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ... 7
Tabel 2.1 Revisi Taksonomi Bloom ... 11
Tabel 3.1 Klasifikasi Analisis Reliabilitas Tes ... 47
Tabel 3.2 Klasifikasi Analisis Tingkat Kesukaran Soal ... 47
Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda ... 48
Tabel 3.4 Aspek Penilaian Tes ... 52
Tabel 3.5 Kriteria Nilai Tes Jawaban Benar... 52
Tabel 3.6 Aspek Penilaian LKS ... 53
Tabel 4.1 Sarana Prasarana SMA Kartika XIX-1 Bandung ... 56
Tabel 4.2 Daftar Tenaga Pendidik SMA Kartika XIX-1 Bandung ... 57
Tabel 4.3 Staf Tata Usaha / Karyawan dan Security ... 58
Tabel 4.4 Rekapitulasi Pencapaian Pemahaman Konsep Peserta Didik Siklus 1 Tindakan 1 ... 68
Tabel 4.5 Rekapitulasi Pencapaian Pemahaman Konsep Peserta Didik Siklus 1 Tindakan 2 ... 77
Tabel 4.6 Penggunaan Model Mind Map dalam Pembelajaran dan Pemahaman Konsep Peserta Didik Siklus 1 ... 80
Tabel 4.7 Rekapitulasi Pencapaian Pemahaman Konsep Peserta Didik Siklus 2 Tindakan 1 ... 88
Tabel 4.8 Rekapitulasi Pencapaian Pemahaman Konsep Peserta Didik Siklus 2 Tindakan 2 ... 98
Tabel 4.9 Penggunaan Model Mind Map dalam Pembelajaran dan Pemahaman Konsep Peserta Didik Siklus 2 ... 100
Tabel 4.10 Peningkatan Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Model Mind Map Pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 101
Tabel 4.11 Peningkatan Pemahaman Konsep Siklus 1 dan Siklus 2... 103
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Mind Map ... 23
(10)
1
Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A. Latar Belakang
Tujuan pembelajaran Geografi di sekolah meliputi tiga aspek yaitu pengetahuan Geografi (geographical knowledge), keterampilan Geografi (geographical skills) dan sikap Geografi (geographical attitude). Dalam aspek pengetahuan Geografi (geographical knowledge) tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran Geografi di Sekolah adalah:
a. Mengembangkan konsep dasar Geografi yang berkaitan dengan pola keruangan dan proses-proses.
b. Mengembangkan pengetahuan sumberdaya alam, peluang dan keterbatasan untuk dimanfaatkan.
c. Mengembangkan konsep dasar Geografi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar, dan wilayah negara di dunia.
Menurut Bloom (1979) menyatakan bahwa:
“Pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan interpretasi, dan mampu
mengaplikasikannya”.
Berdasarkan definisi tersebut pemahaman konsep merupakan kemampuan untuk menangkap dan menguasai lebih dalam lagi sejumlah fakta yang mempunyai keterkaitan dengan makna tertentu. Pemahaman konsep penting bagi Peserta didik karena dengan memahami konsep yang benar maka Peserta didik dapat menyerap, menguasai, dan menyimpan materi yang dipelajarinya dalam jangka waktu yang lama.
Menurut Dahar (2011, hlm. 62) menyatakan:
“Belajar konsep merupakan hasil utama dalam proses pendidikan. Konsep
merupakan dasar yang penting bagi kemampuan konstruktivisme Peserta didik. Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang Peserta didik harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya”.
(11)
Dari uraian diatas terungkap bahwa pemahaman konsep pada pembelajaran geografi itu sangat penting. Peserta didik dapat dikatakan memahami konsep apabila dapat menjelaskan dari indikator pemahaman konsep yang terdiri dari translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi. Peserta didik dikatakan paham apabila mereka dapat menjelaskan suatu simbol dengan kata-katanya sendiri, pada interpretasi peserta didik dikatakan paham apabila mereka dapat memberikan keterangan lebih lanjut mengenai simbol tersebut, dan pada ekstrapolasi peserta didik dikatakan paham apabila mereka dapat memperkirakan, menduga, dan meramalkan simbol tersebut.
Pemahaman konsep yang dicapai peserta didik pada pembelajaran geografi dinyatakan dengan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas kelompok berupa LKS dan soal pemahaman konsep yang terdiri dari tiga indikator yakni: translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi.
Menurut Buzan (2011) model mind map adalah suatu diagram yang digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas ataupun yang lainnya yang dikaitkan dan disusun secara radial mengelilingi kata kunci ide utama. model mind map dimaksudkan agar peserta didik mudah dalam penguasaan konsep, dengan menyusun sendiri peta pikiran (model mind map), peserta didik akan lebih memahami keterkaitan antar konsep serta dapat mendorong peserta didik untuk mencari kaitan (asosiasi) di antara informasi dan membantu memilah dengan benar.
Dalam membuat model mind map, tema ditentukan terlebih dahulu sebagai kata kunci selanjutnya setiap gagasan yang terkait dituliskan, dilukis, dan ditandai dengan warna atau simbol tertentu. Proses curah gagasan ditulis secara bebas namun dikendalikan oleh kelogisan bagian-bagiannya. Kata kunci yang digunakan hanya satu kata tunggal.
Pembelajaran menggunakan model mind map, guru dapat berkomunikasi timbal balik dengan peserta didik, misalnya dalam bentuk pengidentifikasian konsep, peserta didik dapat mengungkapkan ide, dan guru yang mengelola. Model mind map dapat mengakomodasi semua gagasan peserta didik ketika penggalian konsep karena model mind map diawali dari satu topik tunggal yang kemudian bercabang menyebar ke segala arah.
(12)
Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kunci model mind map adalah dapat menghubungkan antar informasi atau antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya dan kunci kedua adalah dapat dibuat dengan proses yang menyenangkan. Menurut Tony Buzan, otak bekerja dengan sistem asosiasi yang artinya otak senang menghubungkan suatu hal dengan yang lainnya dan dengan demikian akan mudah mengaitkan konsep yang satu dengan konsep lainnya secara sistematis.
Melalui model mind map, peserta didik tidak hanya mendengar penjelasan dari guru, tetapi ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran supaya lebih memahami dan menguasai konsep. Semua gagasan yang kita keluarkan akan saling berkaitan, sehingga pengetahuan dan keterampilan peserta didik akan seimbang, konsep mudah diserap dikarenakan tampilan yang menarik.
Berdasarkan observasi pada saat Pra Penelitian di SMA Kartika XIX-1 Kelas X-IIS 3 Bandung, Guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah, pada saat proses pembelajaran masih banyak peserta didik yang sibuk dengan kegiatannya sendiri, kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru, dan peserta didik kurang aktif dalam proses belajar.
Berdasarkan wawancara dengan guru, bahwa saat ini guru merasa model pembelajaran yang diterapkan masih kurang efektif, peserta didik cenderung menghafal konsep daripada memahaminya, peserta didik hanya mencoba mengingat konsep yang dianggap baru tanpa mengaitkan dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, peserta didik lebih banyak mendengar dan menulis, menyebabkan peserta didik tidak memahami konsep yang sebenarnya dan peserta didik akan kesulitan dalam menyelesaikan soal apabila hanya menghafal suatu konsep tanpa menguasai dan memahaminya. Pembelajaran bersifat berpusat pada guru (Teacher Centered).
Berdasarkan wawancara dengan peserta didik, peserta didik merasa jenuh saat proses pembelajaran berlangsung, peserta didik merasa tidak bersemangat dan kesulitan dalam memahami isi materi. Hal ini disebabkan pembelajaran kurang interaktif. Berdasarkan data awal rata-rata jumlah peserta didik yang tuntas pada kelas X IIS 3 sebanyak 65.85%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan standar yang ditetapkan 75 Hal demikian mengungkapkan bahwa perolehan nilai peserta didik masih jauh dibawah KKM. Padahal pemahaman
(13)
merupakan modal dasar bagi penguasaan konsep selanjutnya, serta peserta didik dapat memecahkan masalah apabila peserta didik tersebut sudah memiliki bekal berupa pemahaman dan penguasaan konsep yang memadai.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, mulai dari pengamatan kelas, hasil wawancara guru dan peserta didik, serta nilai peserta didik pada pembelajaran Geografi, diperlukan upaya yang harus dilakukan agar pembelajaran menjadi menarik dan berkualitas dengan menekankan pada aspek pemahaman konsep sehingga peserta didik dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Dengan hal tersebut peneliti mencoba menggunakan model mind map pada pembelajaran Geografi di SMA Kartika XIX-1 Bandung.
Pembelajaran model mind map ini sudah dikaji oleh Ia Lisnawati (2014),
dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Model Mindmap Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Peserta didik Pada Pembelajaran IPA Materi
Sumber Daya Alam”, yang menunjukkan dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep pada peserta didik.
Dengan semua hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dengan
Menggunakan Model Mind Map Pada Pembelajaran Geografi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Peserta Didik XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka pentingnya pemilihan model pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dalam proses pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan awal untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi pada objek penelitannya. Berdasarkan permasalahan penelitian di atas, dapat diidentifikasi permasalahan pada proses pembelajaran yang terjadi melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang berfokus pada peningkatan pemahaman konsep peserta didik. Masalah–masalah yang terjadi dapat dibatasi, sebagai berikut:
1. Peserta didik belum memahami konsep geografi sehingga masih kurang dalam memahami materi Geografi
(14)
Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Peserta didik hanya menghapal suatu konsep tanpa memahaminya sehingga peserta didik kesulitan dalam menyelesaikan soal
3. Hasil belajar Geografi yang dicapai peserta didik Kelas XI-IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung belum mencapai hasil yang sesuai dengan KKM
C. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah “Bagaimana pemahaman konsep peserta didik kelas XI IIS 3 setelah menggunakan Model mind map pada pembelajaran Geografi?”
Fokus pertanyaan penelitian yang diidentifikasi berdasarkan rumusan masalah di atas, meliputi:
1. Bagaimanakah penggunaan model mind map dalam pembelajaran Geografi di kelas XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung ?
2. Apakah terdapat peningkatan pemahaman konsep pada peserta didik dengan menggunakan model mind map ?
3. Bagaimanakah respon peserta didik terhadap penggunaan model mind map pada pembelajaran Geografi ?
D. Tujuan penelitian:
Berdasarkan atas permasalahan yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penggunaan model mind map dalam pembelajaran Geografi di kelas XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung
2. Untuk meningkatkan pemahaman konsep pada peserta didik dengan menggunakan model mind map
3. Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap penggunaan model mind map pada pembelajaran Geografi
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik, guru, dan sekolah sebagai berikut:
(15)
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan model pembelajaran yang inovatif, terutama sebagai upaya meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dengan menggunakan model mind map baik dalam pembelajaran geografi maupun mata pelajaran lainnya.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peserta didik
1) Meningkatnya pemahaman konsep peserta didik
2) Mendapatkan pembelajaran yang efektif, sehingga dapat membantu dalam memahami konsep
b. Bagi Guru Pelaksana Tindakan
1) Meningkatnya pengetahuan, pengalaman guru dalam menggunakan model mind map dan kemampuan mengatasi masalah pembelajaran terutama dalam pemahaman konsep
2) Sebagai bahan masukan, atau alternatif pilihan kepada guru dalam mengatasi kesulitan peserta didik dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep
3) Memberikan gambaran mengenai tingkat kemampuan peserta didik dalam menguasai bahan pengajaran dengan menggunakan model mind map
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas sekolah terutama dalam rangka perbaikan pembelajaran sehingga meningkatkan mutu pendidikan khususnya di SMA Kartika XIX-1 Bandung
(16)
Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Keaslian Penelitian
Dalam penelitian kali ini, peneliti mengambil beberapa referensi untuk dijadikan dasar dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Tahun
Penelitian Judul Masalah Tujuan
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
1 Ia Lisnawati 2014 Penerapan Model
Model mind map
untuk meningkatkan pemahaman konsep Peserta didik pada pembelajaran IPA materi sumber daya alam
Mempelajari mata pelajaran IPA antara lain materi
yang harus
dipelajari terlalu
banyak dan
banyak istilah asing yang sulit dipahami
Untuk meningkatkan
hasil pemahaman
konsep Peserta didik dengan penerapan Model Model mind
map pada
pembelajaran IPA materi sumber daya alam di kelas IV Sdn 3 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat
PTK Tindakan pembelajaran siklus
1 hasil belajar Peserta didik diatas KKM sebesar 14,3% pada siklus II terjadi peningkatan cukup tinggi diatas KKM sebesar 68,2% dan pada siklus III terjadi peningkatan yang tinggi diatas KKM sebesar 79,2%
2 Mareni Hendiyani
Simarmata
2014 Upaya meningkatkan
pemahaman dan
aktivitas lisan Peserta didik pada materi perjuangan melawan
penjajah melalui
metode Model mind mapping bergambar di kelas V SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat
Secara umum
nilai rata-rata
kelas hanya
mencapai 58,20 dari nilai KKM. Dengan
presentase rata-rata 35% Peserta didik di kelas V menguasai mata pelajaran IPS
Untuk meningkatkan
pemahaman dan
aktivitas lisan Peserta didik pada materi perjuangan melawan penjajah melalui metode Model mind mapping bergambar di kelas V SDN 2 Suntenjaya
Kabupaten Bandung
PTK Dengan metode ini dapat
melibatkan Peserta didik
secara aktif dalam
membangun pengetahuannya, terlihat dari aktivitas lisan Peserta didik khususnya bertanya dan mengemukakan
pendapat mengalami
peningkatan dalam setiap siklusnya
(17)
sedangkan 65% Peserta didik kurang menguasai
dan memahami
mata pelajaran IPS
Barat
3 Dessy Agustiani 2013 Penggunaan Model
mind mapping pada pembelajaran IPA materi sumber daya
alam untuk
meningkatkan hasil belajar Peserta didik
Pembelajaran yang terjadi saat ini di Sdn 3 Cibodas hanya bersifat satu arah yaitu dari guru ke Peserta didik, dan Peserta didik dalam mencatat materi pelajaran
sama persis
dengan apa yang ditulis oleh guru sehingga mereka
kurang dapat
memahami materi pelajaran dengan baik
Untuk meningkatkan hasil belajar melalui Penggunaan Model mind mapping pada pembelajaran IPA materi sumber daya alam
PTK Pada siklus I diperoleh Peserta
didik yang mencapai nilai KKM yaitu 17 Peserta didik. Pada siklus II Peserta didik yang mencapai nilai diatas KKM yaitu 27 Peserta didik. Pada siklus III semua Peserta didik telah mencapai nilai diatas KKM.
4 Reni Puspita 2012 Penerapan metode
eksperimen dan alat bantu peta pikiran
(Model mind
mapping) untuk
meningkatkan hasil belajar Peserta didik dalam pembelajaran IPA materi proses terbentuknya tanah di
Rendahnya tingkat hasil belajar Peserta didik pada mata pelajaran IPA khususnya materi pelajaran proses terbentuknya tanah. Masalah tersebut muncul
Untuk meningkatkan hasil belajar Peserta
didik dalam
pembelajaran IPA
materi proses
terbentuknya tanah di
kelas 5 Sdn
Pagerwangi 1
Kecamatan Lembang
Bandung Barat
PTK Rata-rata hasil evaluasi
Peserta didik pada siklus I yaitu 63,75, siklus II 67,9, dan siklus III 75,4 dengan presentase ketuntasan belajar yang juga meningkat
(18)
Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelas 5 Sdn
Pagerwangi 1
Kecamatan Lembang Bandung Barat
disebabkan tidak tersedianya media dan alat peraga yang mendukung, kurangnya minat Peserta didik karena Peserta
didik hanya
duduk dan
mendengarkan penjelasan guru saja
melalui penerapan metode eksperimen dan alat bantu peta pikiran (Model mind mapping)
5 Nuraisyah Dwi
Rahmawati
2014 Penerapan metode
Model mind mapping untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi
Hampir 80%
Peserta didik sulit mendapatkan ide untuk menulis karangan narasi
dan juga
mengalami kesulitan dalam mencurahkan ide-idenya kedalam bentuk tulisan
Untuk meningkatkan keterampilan menulis
karangan narasi
melalui penerapan metode Model mind mapping
PTK Hasil penilaian menulis
karangan narasi didapatkan nilai rata-rata pada siklus I 64,36. Pada siklus II 72,82.
Dan terus mengalami
peningkatan pada siklus III yaitu 83,02
(19)
G. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi memuat sistematika penulisan skripsi dengan memberikan gambaran dari kandungan setiap bab, urutan penulisannya, serta keterkaitan antara satu bab dengan bab lainnya dalam membentuk sebuah kerangka. Berikut ini merupakan struktur untuk penelitian ini:
1. BAB I
BAB I merupakan pendahuluan dalam skripsi atau pada dasarnya merupakan bab perkenalan. Dalam penelitian ini, BAB I menjelaskan mengenai permasalahan yang terjadi di tempat penelitian.
2. BAB II
BAB II berisi mengenai landasan teoritis dalam skripsi untuk memberikan konsep yang jelas terhadap permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. 3. BAB III
BAB III merupakan bagian yang berisi tentang alur penelitian dari mulai pendekatan penelitian yang digunakan, instrumen yang akan dipakai, tahapan pengumpulan data serta langkah-langkah dalam analisis data.
4. BAB IV
BAB IV berisi mengenai hasil temuan penelitian berdasarkan pengolahan dan analisis data yang disesuaikan dengan urutan rumusan permasalahan penelitian serta pembahasan dari hasil temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang sudah dirumuskan sebelumnya.
5. BAB V
BAB V berisi kesimpulan maupun rekomendasi yang berasal dari penafsiran peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus memberikan saran yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut.
(20)
33 Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang berlokasi di Jl. Taman Pramuka No. 163, pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik Kelas XI IIS 3. Kelas XI IIS 3 dijadikan subjek penelitian karena berdasarkan data awal rata-rata nilai lebih rendah dibanding kelas yang lain. Peserta didik kelas XI IIS 3 ini berjumlah 37 orang, yang terdiri dari 18 peserta didik perempuan dan 19 peserta didik laki-laki. Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran geografi di Kelas XI IIS 3, peneliti bertindak sebagai guru dan guru mata pelajaran geografi bertindak sebagai observer.
B. Aspek yang Diteliti
Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini, ada beberapa faktor yang dapat diamati. Berikut faktor yang akan diamati dalam penelitian ini :
1. Subjek peserta didik, yaitu pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran geografi dengan menggunakan model mind map. Pemahaman konsep peserta didik diperoleh dengan menggunakan tes dan LKS.
2. Subjek guru, yaitu pengamatan terhadap aktivitas guru dalam proses pembelajaran geografi dengan menggunakan mind map
3. Model Pembelajaran, dalam penelitian ini peneliti menerapkan mind map yang difokuskan untuk meningkatkan pemahaman konsep pada peserta didik.
C.Desain Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas atau lebih dikenal dengan teknik penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian reflektif dengan menggunakan tindakan agar dapat memperbaiki pembelajaran di kelas Kasbolah (1999). Penelitian tindakan kelas adalah
(21)
penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bercirikan pada kegiatan partisipatif dan kolaboratif yang dilaksanakan oleh praktisi pendidikan, yaitu untuk meningkatkan praktek pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran. Dalam penelitian tindakan kelas ini guru dapat melakukan penelitian praktek pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dengan dibantu oleh guru, kepala sekolah, pengawas dan semua pihak yang berperan dalam pendidikan, dengan tujuan agar guru mampu merancang proses belajar mengajar yang lebih baik dan dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Menurut Agustin (2007 : 142), penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan kepada pengembangan kekuatan berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-orang biasa, berpartisipasi dalam penelitian kolektif dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya.
Menurut Wiriatmaja (2005 : 11), penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perubahan dan perbaikan. PTK mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme dalam proses pengajaran di kelas dengan melibatkan berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pengajaran yang terjadi pada peserta didik.
Penelitian tindakan kelas untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang terjadi di suatu sekolah atau lebih khususnya pada pembelajaran tertentu di suatu kelas tertentu dengan metode ilmiah. Menurut Kasbolah (1999) ada beberapa tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas yaitu:
1. Meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di sekolah 2. Meningkatkan relevansi pendidikan
3. Meningkatkan mutu hasil pendidikan
(22)
Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penggunaan penelitian tindakan kelas ditujukan pada kepentingan guru kelas, artinya dengan menggunakan model penelitian tindakan kelas ini dapat mendorong dan membangkitkan para guru di lapangan agar memiliki kesadaran diri untuk melakukan refleksi dan memiliki keinginan untuk memperbaiki aktivitas pembelajaran di kelas.
Dalam penelitian ini, model penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis dan Mc Taggart. Adapun alasan peneliti menggunakan model tersebut dalam penelitian ini yaitu dikarenakan model penelitian Kemmis dan Mc Taggart ini mudah dipahami, dan dalam penerapannya ada perencanaan ulang atau dilakukan secara berulang-ulang setelah tindakan pertama sampai tujuan penelitian tercapai. Sehingga kita bisa menarik kesimpulan jika pada penelitian pertama tidak berhasil kita akan melakukan penelitian selanjutnya. Berikut gambar dari model Kemmis dan Mc Taggart adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Tahapan PTK Model Kemmis dan Mc Taggart Sumber : Arikunto (2008:16)
Pada siklus pertama apabila penelitian tersebut kurang baik, maka penelitian dilanjutkan dengan siklus kedua dengan melakukan perbaikan terhadap rencana penelitian yang pertama. Apabila penelitian ini masih terdapat perbaikan maka
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi SIKLUS II
Pengamatan
(23)
dilanjutkan dengan siklus ketiga untuk memperbaiki dan menyempurnakan penelitian.
Model penelitian ini digambarkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang merupakan serangkaian langkah-langkah yang berkelanjutan, setiap langkah terdiri dari empat komponen yaitu:
1. Rencana (planning) yaitu perencanaan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan semua keperluan yang akan digunakan dalam penelitian, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Pelaksanaan tindakan (action) yaitu pelaksanaan tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat
3. Observasi (observation) yaitu mengamati setiap langkah-langkah pelaksanaan perbaikan dan hasil atau dampak dari pelaksanaan tindakan
4. Refleksi (reflection) yaitu hasil yang diperoleh dengan menggunakan model kegiatan pengamatan kemudian didiskusikan dengan guru kemudian di ambil kesimpulan. Hasil diskusi dipergunakan sebagai bahan perencanaan pada tahap berikutnya
Setiap langkah-langkah penelitian diatas merupakan tahapan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, pada masing-masing tahapan meliputi proses penyempurnaan yang didasarkan atas hasil pelaksanaan setiap tindakan.
Pada tahap rencana yang dilakukan adalah menyusun rencana pembelajaran, menyiapkan alat atau media serta instrumen, setelah itu baru dilanjutkan pada tindakan untuk melaksanakan rencana yang telah dipersiapkan, selanjutnya pada tahap observasi dilakukan pengamatan proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran, yang diobservasi adalah kegiatan guru dan Peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Tahap refleksi dilakukan analisis, sintesis dan pemaknaan yang kemudian hasil refleksi dijadikan bahan perencanaan pada tindakan selanjutnya.
(24)
Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Rencana Tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis menggunakan model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Terdapat empat tahapan penelitian pada model Kemmis dan Mc Taggart, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Berikut rencana tindakan yang akan dilakukan pada penelitian tindakan kelas kali ini:
1. Tindakan pertama a. Perencanaan
Pada tahapan ini, guru menyusun rancangan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan sebagai berikut:
1) Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah, guru mata pelajaran geografi, wali kelas dan peserta didik kelas XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung.
2) Melakukan ijin dengan kepala sekolah, guru mata pelajaran geografi, wali kelas dan peserta didik kelas XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung.
3) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas, yaitu hari selasa tanggal 25 Agustus 2015, pukul 13.00 – 15.15 WIB.
4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang didalamnya dijelaskan langkah-langkah proses pembelajaran model mind map 5) Menyiapkan beberapa tema yang sesuai dengan materi: faktor yang
mempengaruhi sebaran flora dan fauna, persebaran tumbuhan di Indonesia, dan persebaran hewan di Indonesia
6) Membuat lembar observasi aktifitas guru mengenai langkah-langkah model mind map.
7) Membuat lembar observasi aktifitas peserta didik berupa lembar observasi kegiatan pembelajaran
8) Mempersiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKS) yang digunakan peserta didik dalam pembuatan model mind map
9) Menyusun instrumen tes berupa 30 soal pilihan ganda beserta kunci jawaban.
(25)
10) Mempersiapkan angket untuk mengetahui respon peserta didik terhadap kegiatan belajar dengan menggunakan model mind map.
11) Melakukan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran soal yang akan digunakan saat tes.
12) Berkoordinasi dengan observer, Ririn Rinawati, S. Pd dan Eutik Mulyati, S. Pd
13) Mempersiapkan dan pengkondisian kelas maupun peserta didik agar kegiatan belajar berjalan dengan baik.
b. Pelaksanaan dan Pengamatan
Pada tahapan pelaksanaan dan pengamatan dilaksanakan oleh peneliti dalam menerapkan dan mengamati apa yang telah direncanakan pada tahapan perencanaan. Pelaksanaan tindakan pertama pada hari Selasa tanggal 25
Agustus 2015 selama 3x45’ atau selama tiga jam pelajaran (135 menit) dimulai
dari pukul 13.00 – 15.15 WIB. Peserta didik yang mengikuti pelaksanaan tindakan pertama berjumlah 37 peserta didik. Pembahasan materi pada tindakan pertama merupakan sub bab dari materi “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Sebaran Flora dan Fauna, Sebaran Flora dan Fauna di
Indonesia”, dengan materi pokok yang dibahas mengenai faktor yang
mempengaruhi sebaran flora dan fauna, persebaran tumbuhan di Indonesia, dan persebaran hewan di Indonesia. Dengan menggunakan model kegiatan belajar pada tindakan ini diharapkan peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran flora dan fauna, menerangkan jenis-jenis dan persebaran flora di Indonesia, menerangkan jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia. Pengamatan yang dilakukan peneliti meliputi pengamatan aktifitas guru dalam pembelajaran menggunakan model mind map dan pengamatan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran menggunakan model mind map. c. Refleksi
Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti diantaranya:
1) Guru bersama observer melakukan diskusi untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung. Bersama-sama menganalisis lembar observasi guru dan peserta didik
(26)
Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Peneliti melakukan diskusi mengenai tindakan yang dilakukan sebagai evaluasi untuk kegiatan siklus selanjutnya,
3) Peneliti memperkirakan solusi atas permasalahan yang terjadi
4) Menyimpulkan apakah masalah dapat teratasi atau tidak untuk menentukan keberlanjutan tindakan.
5) Langkah ini berulang sampai beberapa tindakan berikutnya sesuai dengan hasil yang dicapai, apakah sudah mencapai hasil atau belum sehingga menentukan keberlanjutan siklus dalam penelitian ini.
2. Tindakan kedua a. Perencanaan
Pada tahapan ini, guru menyusun rancangan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan sebagai berikut:
1) Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran geografi dan peserta didik kelas XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung.
2) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas, yaitu hari selasa tanggal 1 September 2015, pukul 13.00 – 15.15 WIB.
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang didalamnya dijelaskan langkah-langkah proses model pembelajaran mind map 4) Menyiapkan beberapa tema yang sesuai dengan materi: penggolongan
hutan, jenis-jenis hutan di Indonesia dan pemnfaatannya, serta persebaran komunitas tumbuhan di Dunia
5) Membuat lembar observasi aktifitas guru mengenai langkah-langkah model mind map.
6) Membuat lembar observasi aktifitas peserta didik berupa lembar observasi pelaksanaan kegiatan belajar
7) Mempersiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKS) yang digunakan peserta didik dalam pembuatan mind map.
8) Menyusun instrumen tes berupa 30 soal pilihan ganda beserta kunci jawaban.
9) Mempersiapkan angket untuk mengetahui respon peserta didik terhadap kegiatan belajar melaui Mind Map.
(27)
10) Melakukan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran soal yang akan digunakan saat tes.
11) Berkoordinasi dengan observer, Ririn Rinawati, S. Pd dan Eutik Mulyati, S. Pd
b. Pelaksanaan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan merupakan inti dalam suatu tindakan kelas untuk merealisasikan perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan kedua pada hari Selasa tanggal 1 September 2015 selama 3x45’ atau selama tiga jam pelajaran (135 menit) dimulai dari pukul 13.00 – 15.15 WIB. Peserta didik yang mengikuti pelaksanaan tindakan kedua berjumlah 37 peserta didik. Pembahasan materi pada tindakan kedua merupakan sub-BAB dari materi
“Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia, Sebaran Flora dan Fauna di Dunia” dengan materi pokok yang dibahas mengenai penggolongan hutan, jenis-jenis hutan di Indonesia dan pemnfaatannya, serta persebaran komunitas tumbuhan di Dunia . Dengan menggunakan model kegiatan belajar pada tindakan ini diharapkan peserta didik dapat mengkategorikan penggolongan hutan, menerangkan jenis-jenis hutan di Indonesia dan pemanfaatannya, serta menjelaskan persebaran komunitas tumbuhan di dunia. Pengamatan yang dilakukan peneliti meliputi pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan mind map dan pengamatan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran menggunakan mind map.
c. Refleksi
Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti diantaranya:
1) Guru bersama observer melakukan diskusi untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung. Bersama-sama menganalisis lembar observasi guru dan peserta didik
2) Peneliti melakukan diskusi mengenai tindakan yang dilakukan sebagai evaluasi untuk kegiatan siklus selanjutnya,
3) Peneliti memperkirakan solusi atas permasalahan yang terjadi
4) Menyimpulkan apakah masalah dapat teratasi atau tidak untuk menentukan keberlanjutan tindakan.
(28)
Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5) Langkah ini berulang sampai beberapa tindakan berikutnya sesuai dengan hasil yang dicapai, apakah sudah mencapai hasil atau belum sehingga menentukan keberlanjutan siklus dalam penelitian ini.
3. Tindakan ketiga a. Perencanaan
Pada tahapan ini, guru menyusun rancangan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan sebagai berikut:
1) Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran geografi dan peserta didik kelas XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung.
2) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas, yaitu hari senin tanggal 7 September 2015, pukul 13.00 – 15.15 WIB.
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang didalamnya dijelaskan langkah-langkah proses model pembelajaran mind map 4) Menyiapkan beberapa tema yang sesuai dengan materi: persebaran
komunitas hewan di dunia, persebaran wilayah fauna di dunia menurut Alfred Russel Wallace, dan pemanfaatan tanaman perkebunan
5) Membuat lembar observasi aktifitas guru mengenai langkah-langkah mind map.
6) Membuat lembar observasi aktifitas peserta didik berupa lembar observasi kegiatan belajar
7) Mempersiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKS) yang digunakan peserta didik dalam pembuatan mind map
8) Menyusun instrumen tes berupa 30 soal pilihan ganda beserta kunci jawaban.
9) Mempersiapkan angket untuk mengetahui respon peserta didik terhadap kegiatan belajar melaui mind map.
10) Melakukan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran soal yang akan digunakan saat tes.
11) Berkoordinasi dengan observer, Ririn Rinawati, S. Pd dan Eutik Mulyati, S. Pd
(29)
b. Pelaksanaan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan merupakan inti dalam suatu tindakan kelas untuk merealisasikan perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan siklus tindakan ketiga pada hari senin tanggal 7 September 2015 selama 3x45’ atau selama tiga jam pelajaran (135 menit) dimulai dari pukul 13.00 – 15.15 WIB. Peserta didik yang mengikuti pelaksanaan siklus 2 tindakan 1 berjumlah 37 peserta didik. Pembahasan materi pada tindakan 1 merupakan sub-BAB dari materi “Sebaran Flora dan Fauna di Dunia dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati di Indonesia” dengan materi pokok yang dibahas mengenai persebaran komunitas hewan di dunia, persebaran wilayah fauna di dunia menurut Alfred Russel Wallace, dan pemanfaatan tanaman perkebunan. Dengan menggunakan model kegiatan belajar pada tindakan ini diharapkan peserta didik dapat menjelaskan persebaran komunitas hewan di dunia, mengkategorikan persebaran wilayah fauna di dunia menurut Alfred Russel Wallace, dan menjelaskan pemanfaatan tanaman perkebunan. Pengamatan yang dilakukan peneliti meliputi pengamatan aktifitas guru dalam pembelajaran menggunakan model mind map dan pengamatan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran menggunakan model mind map.
c. Refleksi
Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti diantaranya:
1) Guru bersama observer melakukan diskusi untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung. Bersama-sama menganalisis lembar observasi guru dan peserta didik
2) Peneliti melakukan diskusi mengenai tindakan yang dilakukan sebagai evaluasi untuk kegiatan siklus selanjutnya,
3) Peneliti memperkirakan solusi atas permasalahan yang terjadi
4) Menyimpulkan apakah masalah dapat teratasi atau tidak untuk menentukan keberlanjutan tindakan
5) Langkah ini berulang sampai beberapa tindakan berikutnya sesuai dengan hasil yang dicapai, apakah sudah mencapai hasil atau belum sehingga menentukan keberlanjutan siklus dalam penelitian ini.
(30)
Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Tindakan keempat
a. Perencanaan
Pada tahapan ini, guru menyusun rancangan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan sebagai berikut:
1) Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran geografi dan peserta didik kelas XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung.
2) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas, yaitu hari senin tanggal 14 September 2015, pukul 13.00 – 15.15 WIB.
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang didalamnya dijelaskan langkah-langkah proses model pembelajaran mind map 4) Menyiapkan beberapa tema yang sesuai dengan materi: pemanfaatan
tanaman untuk obat-obatan, pemanfaatan tanaman untuk bahan baku industri, pemanfaatan keanekaragaman hewan, faktor yang menyebabkan perubahan flora dan fauna, pelestarian flora dan fauna dengan cara konservasi
5) Membuat lembar observasi aktifitas guru mengenai langkah-langkah model mind map.
6) Membuat lembar observasi aktifitas peserta didik berupa lembar observasi kegiatan belajar
7) Mempersiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKS) yang digunakan peserta didik dalam pembuatan mind map
8) Menyusun instrumen tes berupa 30 soal pilihan ganda beserta kunci jawaban.
9) Mempersiapkan angket untuk mengetahui respon peserta didik terhadap kegiatan belajar dengan menggunakan model mind map.
10) Melakukan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran soal yang akan digunakan saat tes.
11) Berkoordinasi dengan observer, Ririn Rinawati, S. Pd dan Eutik Mulyati, S. Pd
b. Pelaksanaan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan merupakan inti dalam suatu tindakan kelas untuk merealisasikan perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan siklus 2 tindakan 2
(31)
pada hari senin tanggal 14 September 2015 selama 3x45’ atau selama tiga jam pelajaran (135 menit) dimulai dari pukul 13.00 – 15.15 WIB. Peserta didik yang mengikuti pelaksanaan siklus 2 tindakan 2 berjumlah 37 peserta didik. Pembahasan materi pada tindakan 2 merupakan sub bab dari materi
“Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati di Indonesia dan Konservasi Flora dan Fauna” dengan materi pokok yang dibahas mengenai pemanfaatan tanaman untuk obat-obatan, pemanfaatan tanaman untuk bahan baku industri, pemanfaatan keanekaragaman hewan, faktor yang menyebabkan perubahan flora dan fauna, pelestarian flora dan fauna dengan cara konservasi. Dengan menggunakan model kegiatan belajar pada tindakan ini diharapkan peserta didik dapat menjelaskan pemanfaatan tanaman untuk obat-obatan, menjelaskan pemanfaatan tanaman untuk bahan baku industri, menjelaskan pemanfaatan keanekaragaman hewan, menjelaskan faktor yang menyebabkan perubahan flora dan fauna, menerangkan pelestarian flora dan fauna dengan cara konservasi. Pengamatan yang dilakukan peneliti meliputi pengamatan aktifitas guru dalam pembelajaran menggunakan mind map dan pengamatan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran menggunakan mind map.
c. Refleksi
Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti diantaranya:
1) Guru bersama observer melakukan diskusi untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung. Bersama-sama menganalisis lembar observasi guru dan peserta didik
2) Peneliti melakukan diskusi mengenai tindakan yang dilakukan sebagai evaluasi untuk kegiatan siklus selanjutnya,
3) Peneliti memperkirakan solusi atas permasalahan yang terjadi
4) Menyimpulkan apakah masalah dapat teratasi atau tidak untuk menentukan keberlanjutan siklus.
5) Langkah ini berulang sampai beberapa siklus berikutnya sesuai dengan hasil yang dicapai, apakah sudah mencapai hasil atau belum sehingga menentukan keberlanjutan siklus dalam penelitian ini.
(32)
Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran-penafsiran yang berbeda terhadap topik penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan definisi operasional sebagai berikut:
1. Pemahaman Konsep
Pemahaman Konsep adalah kemampuan memahami, menjelaskan dengan kata-kata sendiri sejumlah konsep yang dipelajari. Dalam hal ini Peserta didik tidak hanya mengetahui dan mengingat konsep-konsep atau fakta yang dipelajari, tetapi juga mampu menginterpretasi data, membandingkan, menyimpulkan, mencontohkan, dan menerapkan konsep pada situasi yang berbeda. Pemahaman konsep yang dicapai peserta didik dinyatakan dengan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal pemahaman konsep yang terdiri dari tiga indikator yakni: translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi.
2. Mind Map
Menurut Buzan (2011) Mind map adalah suatu diagram yang digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas ataupun yang lainnya yang dikaitkan dan disusun secara radial mengelilingi kata kunci ide utama. Mind Map digunakan untuk mempermudah dalam memahami konsep yang dibuat dengan cara menggambarkan konsep-konsep dalam sebuah peta (menggunakan panah-panah, rangkaian, dan garis-garis) sehingga menampilkan suatu konsep yang menarik bagi peserta didik.
3. Pembelajaran Geografi
Sumaatmadja (1997:11-12) pengajaran geografi adalah pengajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya. Pembelajaran Geografi berkenaan dengan (1) permukaan bumi (geosfer), (2) alam lingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer), (3) umat manusia dengan kehidupannya (antroposfer), (4) penyebaran keruangan gejala alam dan kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan, serta (5) analisis hubungan keruangan gejala-gejala geografi di permukaan bumi. Pembelajaran geografi hakikatnya pengajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan manusia.
(33)
F. Instrumen Penelitian
Untuk membantu peneliti dalam memperoleh data dalam penelitian maka dibuatlah alat pengumpul data atau bisa disebut instrumen penelitian. Ada beberapa instrumen dalam penelitian ini, diantaranya :
1. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan peningkatan pemahaman konsep dengan menggunakan mind map pada pembelajaran Geografi. Dalam penelitian tindakan kelas ini lembar observasi ini dibagi menjadi dua yaitu:
a. Lembar Observasi Guru
Lembar observasi guru berfungsi sebagai alat pengumpul data pelaksanaan mind map. Lembar observasi ini berisi tentang langkah / tahapan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru dengan menggunakan model mind map dalam pembelajaran
b. Lembar Observasi Peserta didik
Lembar observasi peserta didik berfungsi sebagai alat pengumpul data tentang pemahaman konsep peserta didik. Lembar ini dipergunakan oleh observer, dalam hal ini guru dan peneliti yang akan membantu dalam proses observasi.
2. LKS
LKS merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan dan cara berfikir peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan yang ada serta mengukur kinerja peserta didik dalam bekerjasama dengan kelompoknya. Fungsi LKS ini untuk mengukur pemahaman konsep peserta didik dengan menggunakan mind map secara berkelompok
3. Tes
Tes adalah pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, dan intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki individu. Pada penelitian ini tes akan dilakukan pada akhir kegiatan yang mana akan digunakan untuk mengevaluasi hasil pembelajaran peserta didik pada saat mengikuti pembelajaran di kelas, berupa pemahaman peserta didik dalam memahami konsep ilmu yang didapatnya dalam aspek translasi,
(34)
Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
interpretasi, dan ekstrapolasi. Tes berupa 30 soal pilihan ganda yang sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu. Tahapan yang dilakukan meliputi validitas soal, reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda soal, sehingga soal dalam tes layak untuk dijadikan instrumen dalam penelitian ini.
a. Menentukan Validitas Butir Soal
Validitas yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content Validity). Validitas isi adalah validitas yang dilihat dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar.
b. Menentukan Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk memperoleh gambaran keajegan suatu instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data.
Tabel 3.1 Klasifikasi Analisis Reliabilitas Tes
Nilai r Interpretasi
0 ≤ r < 0,2 Sangat rendah
0,2 ≤ r < 0,4 Rendah
0,4 ≤ r < 0,6 Sedang
0,6 ≤ r < 0,8 Tinggi
0,8 ≤ r ≤ 1 Sangat tinggi
(Arikunto, 2008) c. Menentukan Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat Kesukaran Soal adalah kesanggupan Peserta didik dalam menjawab soal. Cara menghitung digunakan kriteria indeks kesukaran pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Klasifikasi Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Nilai p Interpretasi
0 < P < 0,3 Soal sukar
0,3 ≤ P < 0,7 Soal sedang
0,7 ≤ P ≤ 1.0 Soal mudah
(Arikunto, 2008) d. Menentukan Daya Pembeda
Daya pembeda pada instrumen ini objektif penelitian ini mengukur sebarapa jauh kemampuan butir tersebut mampu membedakan antara kelompok Peserta didik pandai dengan lemah. Butir soal instrumen yang akan
(35)
digunakan dalam penelitian harus diganti atau dibuang apabila indeks daya
beda ≤ 0. Menurut Arikunto (2006) hasil perhitungan daya pembeda yang
diperoleh ditafsirkan berdasarkan klasifikasi daya pembeda yang disajikan pada Tabel 3.3
Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai p Interpretasi
0 D < 0,2 Soal jelek
0,2 ≤ D < 0,4 Soal cukup
0,4 ≤ D < 0,7 Soal baik
0,7 ≤ D ≤ 1,0 Soal sangat baik
Dalam penelitian ini sebelum melakukan penelitian dilakukan pengujian instrumen di kelas XI IIS 4 yang bukan kelas penelitian, dan dilakukan analisis butir soal menggunakan bantuan anatest V4.
Hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada hasil setiap siklus dan tindakan berikut ini:
a. Siklus I
1) Tindakan 1
(a) Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas siklus 1 tindakan 1 diperoleh angka 0.83 yang menunjukkan reliabilitas dengan kategori sangat tinggi.
(b) Hasil Daya Pembeda Soal (Validitas)
Berdasarkan hasil uji daya pembeda dari 30 soal yang diberikan menunjukkan jumlah soal yang masuk kategori sangat baik terdapat 2 soal yaitu pada nomor 9 dan 17. Jumlah soal dengan kategori baik yaitu 25 soal pada nomor 1, 2, 3, 4, 6, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. Jumlah soal dengan kategori cukup terdapat 3 soal yaitu pada nomor 5, 7, dan 8.
(c) Hasil Tingkat Kesukaran Soal
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal. Terdapat 6 soal dengan kategori sukar yaitu pada nomor 5, 9, 10, 14, 19, dan 23. Terdapat 16 soal dengan kategori sedang yaitu pada nomor 2, 3, 6, 7, 8, 12, 13, 17,
(36)
Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
18, 21, 22. Sedangkan 8 soal dengan kategori mudah yaitu pada nomor 1, 4, 11, 15, 16, 20, 25, dan 27.
2) Tindakan 2
(a) Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas siklus 1 tindakan 2 diperoleh angka 0.78 yang menunjukkan reliabilitas dengan kategori tinggi.
(b) Hasil Daya Pembeda Soal
Berdasarkan hasil uji daya pembeda dari 30 soal yang diberikan menunjukkan jumlah soal yang masuk kategori sangat baik terdapat 3 soal yaitu pada nomor 5, 17, dan 21. Jumlah soal dengan kategori baik terdapat 24 soal yaitu pada nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. Jumlah soal dengan kategori cukup yaitu 2 soal pada nomor 2 dan 11. Sedangkan soal dengan kategori jelek terdapat 1 soal yaitu pada nomor 13.
(c) Hasil Tingkat Kesukaran Soal
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal. Terdapat 5 soal dengan kategori sukar yaitu pada nomor 15, 18, 20, 25, dan 28. Terdapat 17 soal dengan kategori sedang yaitu pada nomor 1, 2, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 16, 17, 21, 22, 24, 26, 27, dan 29. Sedangkan 8 soal dengan kategori mudah yaitu pada nomor 3, 4, 6, 10, 14, 19, 23, dan 30.
b. Siklus 2 1) Tindakan 1
(a) Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas siklus 2 tindakan 1 diperoleh angka 0.70 yang menunjukkan reliabilitas dengan kategori tinggi.
(b) Hasil Daya Pembeda Soal
Berdasarkan hasil uji daya pembeda dari 30 soal yang diberikan menunjukkan 26 jumlah soal yang masuk kategori baik terdapat pada nomor 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. Jumlah soal dengan kategori cukup yaitu 3 soal pada nomor 1, 6, dan 9. Sedangkan soal dengan kategori jelek yaitu 1 soal terdapat pada nomor 12.
(37)
(c) Hasil Tingkat Kesukaran Soal
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal. Terdapat 6 soal dengan kategori sukar yaitu pada nomor 9, 13, 17, 19, 21, dan 28. Terdapat 18 soal dengan kategori sedang yaitu pada nomor 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 22, 25, 26, 29, dan 30. Sedangkan 6 soal dengan kategori mudah yaitu pada nomor 1, 3, 5, 23, 24, dan 27.
2) Tindakan 2
(a) Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas siklus 2 tindakan 2 diperoleh angka 0.81 yang menunjukkan reliabilitas dengan kategori sangat tinggi.
(b) Hasil Daya Pembeda Soal
Berdasarkan hasil uji daya pembeda dari 30 soal yang diberikan menunjukkan jumlah soal yang masuk kategori sangat baik terdapat 3 soal yaitu pada nomor 6, 17, dan 28. Jumlah soal dengan kategori baik yaitu 24 soal pada nomor 1, 3, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, dan 30. Jumlah soal dengan kategori cukup yaitu 2 soal pada nomor 4 dan 7. Sedangkan soal dengan kategori jelek terdapat 1 soal yaitu pada nomor 2.
(c) Hasil Tingkat Kesukaran Soal
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal. Terdapat 7 soal dengan kategori sukar yaitu pada nomor 3, 15, 17, 18, 20, 25, dan 28. Terdapat 15 soal dengan kategori sedang yaitu pada nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 16, 21, 22, dan 24. Sedangkan 8 soal dengan kategori mudah yaitu pada nomor 7, 12, 19, 23, 26, 27, 29, dan 30.
4. Angket
Angket ini terdiri atas 6 pernyataan yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai tanggapan atau respon peserta didik terhadap pembelajaran geografi dengan menggunakan model mind map sehingga dapat diketahui peningkatan pemahaman konsep peserta didik. Pernyataan yang digunakan berupa pernyataan positif dan negatif. Penilaian angket pada penelitian ini menggunakan skala likert. “Skala likert adalah suatu teknik yang menggunakan instrumen berupa daftar pertanyaan secara tertulis yang diberikan kepada responden dalam
(38)
Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hubungannya dengan masalah yang diteliti” (Priatna D. E, 2012, hlm. 60). Skala likert ini dikategorikan dengan skala Sangat Setuju (SS), Setuju (ST), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
5. Dokumentasi
Peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya Arikunto (2006, hlm.158). Dalam penelitian ini, dokumen tertulis yang akan diteliti yaitu :
a) Silabus
b) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) c) Kisi-kisi instrumen
d) Instrumen data awal peserta didik
e) Instrumen observasi aktifitas guru sebelum tindakan f) Instrumen observasi peserta didik sebelum tindakan g) Instrumen observasi aktifitas guru
h) Instrumen observasi peserta didik i) Lembar Kerja Peserta didik j) Instrumen tes
k) Instrumen angket
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan mencermati atau menelaah, menguraikan dan mengaitkan setiap informasi yang terkait dengan kondisi awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh simpulan tentang keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
1. Data kuantitatif dianalisis secara statistik sederhana yaitu prosentase sehingga diperoleh hasil yang nantinya akan dibandingkan dengan KKM dan nilai Peserta didik sebelum penelitian tindakan kelas ini dan guna melihat apakah penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil atau tidak. Data
(39)
kuantitatif mengenai pemahaman konsep peserta didik meliputi nilai tes dan LKS.
a. Pengolahan data tes dilakukan dalam bentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 30. Berikut aspek penilaian data tes soal pilihan ganda
Nilai=
x 100
Tabel 3. 4 Aspek Penilaian Tes
Aspek Penilaian Skor Nilai
Setiap satu soal 1 3.33
Skor maksimal 30 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2015
Berikut kriteria nilai tes dan jawaban benar disajikan pada tabel 3.5 Tabel 3.5 Kriteria Nilai Tes Jawaban Benar
Jawaban Benar dan Nilai Tes
Benar Nilai Benar Nilai Benar Nilai
1 3.33 11 36.6 21 70
2 6.67 12 40 22 73.3
3 10 13 43.3 23 76.6
4 13.3 14 46.6 24 80
5 16.6 15 50 25 83.3
6 20 16 53.3 26 86.6
7 23.3 17 56.6 27 90
8 26.6 18 60 28 93.3
9 30 19 63.3 29 96.6
10 33.3 20 66.6 30 100
(40)
Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Pengolahan data Lembar Kerja Peserta Didik (LKS)
Tabel 3.6 Aspek Penilaian LKS
Aspek Penilaian Skor
Keterkaitan antar sub materi
30
Kurang (10) Baik (20) Sangat Baik
(30) Menentukan
urutan materi 30
Tidak Tepat
(10) Kurang Tepat (20) Tepat (30)
Kelengkapan 40 Kurang Lengkap (10)
Cukup Lengkap
(20)
Lengkap (30)
Sangat Lengkap
(40) Sumber : Hasil Penelitian 2015
c. Kemampuan Pemahaman Konsep Nilai = Tes + LKS
2
Sumber : Hasil Penelitian 2015
d. Pengolahan data aktivitas guru dan peserta didik dengan cara menghitung persentase (checklist).
Opsi jika memilih / menjawab Ya = 1, Tidak = 0
Presentase Aktivitas Guru/Peserta didik = Perolehan Skor X 100% Seluruh Aktivitas
(Dameria G, 2009, hlm. 62)
e. Pengolahan data hasil angket
Pernyataan pada angket berupa pernyataan positif dan negatif. Data angket diperoleh melalui hasil prosentase peserta didik yang menjawab angket tersebut.
2. Data kualitatif diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model mind map, lalu dianalisis secara kualitatif untuk merefleksi di pelaksanaan pembelajaran berikutnya. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan model informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang aktifitas Peserta didik selama mengikuti pembelajaran di kelas.
(41)
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini bila
1. Terlaksananya tahap-tahap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model mind map bagi guru dan peserta didik dengan ketercapaian 95% 2. Peserta didik memperoleh nilai pemahaman konsep ≥ 75 dengan prosentase
(42)
110 Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran geografi materi Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia yang telah dilakukan pada setiap tindakan dan siklusnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan model mind map dalam pembelajaran Geografi di kelas XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung berjalan dengan efektif. Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model mind map yang meliputi: Overview tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. di isi dengan kegiatan untuk membuat master model mind map yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan di ajarkan. Preview gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada overview. Inview merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, dimana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan. Review tinjauan ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh peserta didik.
2. Pemahaman konsep peserta didik kelas XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung mengalami peningkatan. Hal tersebut nampak pada siklus 1 tindakan 1 diperoleh sebesar 72.12, siklus 1 tindakan 2 sebesar 74.95, siklus 2 tindakan 1 sebesar 79.64, dan siklus 2 tindakan 2 diperoleh sebesar 87.03. Dengan demikian model mind map sangat cocok dan efektif digunakan dalam pembelajaran Geografi
3. Respon peserta didik mengenai penggunaan model mind map pada pembelajaran Geografi sangat positif. Berdasarkan hal tersebut nampak
(43)
kecenderungan peserta didik setuju dengan penggunaan model mind map pada pembelajaran Geografi
B. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka temuan-temuan yang penulis rekomendasikan, yaitu:
1. Bagi Peserta Didik
Diharapkan penggunaan model mind map dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik khususnya pada pembelajaran Geografi
2. Bagi Guru
Model mind map dapat dijadikan alternatif pilihan model pembelajaran kepada guru untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas sekolah terutama dalam rangka perbaikan pembelajaran sehingga meningkatkan pemahaman konsep peserta didik
(44)
112 Edgar Ismar Pratama, 2015
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber Buku :
Agustin, M. (2007). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Rizqi Pres
Ahmad D, Marimba. (1989). Media Pembelajaran. Makasar: Badan Penerbit UNM.
Alamsyah, M. (2009). Kiat Jitu Meningkatkan Prestasi dengan Mind Mapping. Jogjakarta: Mitra Pelajar
Arikunto, S. (2006).Presedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. Suhardjono, dan Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Bloom, B. Englehart, M. Furst, E, Hill,W, dan Krathwohl, D (1956). Taxonomy of educational objectives : The classification of educational goals. Handbook I Cognitive domain. New York, Toronto : Longmans, Green. (Online)
Buzan, T. 2011. Buku Pintar Mind Map. Jakarta. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama
Daryanto. (2007). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.
Departemen Agama RI. (2001). Pengantar Ilmu Fiqh, Jakarta :Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Proyek Pembinaan PTA/IAIN Pusat.
Hamzah B. (2012). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Hiebert, J. & Carpenter, T.. (1992). Learning and Teaching with Understanding.
dalam D Grouws (ed). Handbook of Research on Mathematics Teaching and Learning (hlm.65-419). New York: Macmillan Publishing Company. Huda, M. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis
dan Paradigmatis. Malang: Pustaka Pelajar.
Kasbolah, K.E.S. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Tinggi
(1)
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran geografi materi Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia yang telah dilakukan pada setiap tindakan dan siklusnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan model mind map dalam pembelajaran Geografi di kelas XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung berjalan dengan efektif. Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model mind
map yang meliputi: Overview tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik pada
saat proses pembelajaran baru dimulai. di isi dengan kegiatan untuk membuat master model mind map yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan di ajarkan. Preview gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada overview. Inview merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, dimana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan. Review tinjauan ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh peserta didik.
2. Pemahaman konsep peserta didik kelas XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung
mengalami peningkatan. Hal tersebut nampak pada siklus 1 tindakan 1 diperoleh sebesar 72.12, siklus 1 tindakan 2 sebesar 74.95, siklus 2 tindakan 1 sebesar 79.64, dan siklus 2 tindakan 2 diperoleh sebesar 87.03. Dengan demikian model mind map sangat cocok dan efektif digunakan dalam pembelajaran Geografi
3. Respon peserta didik mengenai penggunaan model mind map pada
(2)
111
kecenderungan peserta didik setuju dengan penggunaan model mind map pada pembelajaran Geografi
B. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka temuan-temuan yang penulis rekomendasikan, yaitu:
1. Bagi Peserta Didik
Diharapkan penggunaan model mind map dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik khususnya pada pembelajaran Geografi
2. Bagi Guru
Model mind map dapat dijadikan alternatif pilihan model pembelajaran kepada guru untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas sekolah terutama dalam rangka perbaikan pembelajaran sehingga meningkatkan pemahaman konsep peserta didik
(3)
Sumber Buku :
Agustin, M. (2007). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Rizqi Pres
Ahmad D, Marimba. (1989). Media Pembelajaran. Makasar: Badan Penerbit UNM.
Alamsyah, M. (2009). Kiat Jitu Meningkatkan Prestasi dengan Mind Mapping. Jogjakarta: Mitra Pelajar
Arikunto, S. (2006).Presedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. Suhardjono, dan Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Bloom, B. Englehart, M. Furst, E, Hill,W, dan Krathwohl, D (1956). Taxonomy of
educational objectives : The classification of educational goals. Handbook I
Cognitive domain. New York, Toronto : Longmans, Green. (Online)
Buzan, T. 2011. Buku Pintar Mind Map. Jakarta. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama
Daryanto. (2007). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.
Departemen Agama RI. (2001). Pengantar Ilmu Fiqh, Jakarta :Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Proyek Pembinaan PTA/IAIN Pusat.
Hamzah B. (2012). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Hiebert, J. & Carpenter, T.. (1992). Learning and Teaching with Understanding.
dalam D Grouws (ed). Handbook of Research on Mathematics Teaching
and Learning (hlm.65-419). New York: Macmillan Publishing Company.
Huda, M. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis
dan Paradigmatis. Malang: Pustaka Pelajar.
Kasbolah, K.E.S. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Tinggi
(4)
113
Kunandar. (2010). Guru Profesional implementasi KTSP dan Sukses dalam
Sertifikasi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Komalasari, K. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama
Michael, M. 2010. Cracking creativity The Secrets Of Creative Genius. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Mustafa, H. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.Cetakan kesepuluh.
Prawiiradilaga, D. 2008. Prinsip desain pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group
Ruseffendi. (1998). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press
Rustaman, N, et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
Roestiyah, NK. (1989). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Saleh, A. (2008). Kreatif Mengajar dengan Mind Map. Bandung: Tinta Emas Publishing.
Siregar, E. & Nara, H. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Subiyanto. (1988). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Sudirman,N.K. (1991). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya
Sumaatmadja, N. 1997. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta. Bumi Aksara Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
(5)
Setiono. 2010. How To Teach Biology. Bandung: Prisma Press Susanto, A. (2013). Teori Belajar &Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Swadarma, D. (2013). Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum
Pembelajaran. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia
Syah, M. 2003. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Syaiful, B. (1991), Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Gunadama. Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2006). Kurikulum dan
Pembelajaran. Bandung: UPI Press Bandung.
Trianto. (2009). Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta : Pustaka.
Udin, Dr, Ardiwinata,Rustana. (1991). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Wardiyatmoko, K. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI. Erlangga: Jakarta Sumber Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis, Jurnal :
Priatna, D. E. (2012). Penerapan Metode Quantum Learning dengan Learning
Style VAK (Visual, Auditorial, dan Khinestetik) untuk Meningkatkan Hasi Belajar Peserta didik Kela X-2 Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung (Penelitan Tindakan Kelas Pada Pelajaran Geografi). Skripsi. Jurusan
Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
Hindun. (2009). Pengelolaan Pembelajaran Dengan Pendekatan Integrated
Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dan Eksperimen Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA. Tesis. Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Pascasarjana
(6)
Lampiran 1.11 Nomor Responden : …… Angket Respon Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Geografi dengan Menggunakan
Model Mind Map dalam Materi Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia Petunjuk Pengisian :
1. Pada angket ini terdapat 6 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai dipelajari, dan tentukan kebenarannya.
2. Berilah jawaban yang benar-benar sesuai dengan pilihan.
3. Berikan penilaian secara jujur, objektif, dan penuh tanggung jawab dengan cara memberi tanda checklist (√) pada salah satu dari lima pilihan jawaban di bawah ini.
4. Jawaban tidak akan mempengaruhi nilai rapot.
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1. Peserta didik termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran geografi dengan menggunakan model
mind map.
2. Peserta didik dapat mengartikan suatu istilah dalam pembelajaran geografi dengan menggunakan model
mind map.
3. Peserta didik dapat memberikan keterangan lebih lanjut tentang suatu istilah dalam pembelajaran geografi dengan menggunakan model mind map.
4. Peserta didik dapat membuat prediksi konsekuensi tentang suatu masalah dalam pembelajaran geografi dengan menggunakan model mind map.
5. Peserta didik merasa kesulitan dengan kegiatan
pembelajaran geografi dengan menggunakan model
mind map.
6. Peserta didik merasa jenuh dengan kegiatan
pembelajaran geografi dengan menggunakan model
mind map.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS ; Tidak Setuju