Dasar Pembibitan Ternak 1

(1)

(2)

KATA PENGANTAR

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.

Pembelajaran kelas X dan XI jenjang Pendidikan Menengah Kejuruhan yang disajikan dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Buku siswa ini diberisi materi pembelajaran yang membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai secara kongkrit dan abstrak, dan sikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharuskan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serp siswa dengan ketersediaan kegiatan buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR ... vii

GLOSARIUM ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Deskripsi ... 2

1. Pengertian... 2

2. Rasional... 2

3. Tujuan ... 2

4. Ruang Lingkup Materi ... 4

5. Prinsip-prinsip Belajar, Pembelajaran, dan Asesmen ... 4

6. Kompetensi ... 5

B. Prasyarat ... 5

C. Petunjuk Penggunaan ... 6

D. Tujuan Akhir ... 6

E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 7

F. Cek Kemampuan Awal ... 9

II. PEMBELAJARAN ... 12

Kegiatan Pembelajaran 1. Anatomi Reproduksi Ternak (Waktu : 10 x 3 JP) ... 12

A. Deskripsi ... 12


(4)

1. Tujuan Pembelajaran ... 12

2. Uraian Materi ... 15

3. Refleksi ... 87

4. Tugas ... 87

5. Test Formatif ... 88

C. Penilaian ... 88

1. Sikap ... 88

2. Pengetahuan ... 91

3. Keterampilan ... 92

Kegiatan Pembelajaran 2. Fisiologi Reproduksi Ternak (Waktu : 10 x 3 JP) ... 96

A. Deskripsi ... 96

B. Kegiatan Belajar ... 96

1. Tujuan Pembelajaran ... 96

2. Uraian Materi ... 96

3. Refleksi ...251

4. Tugas ...251

5. Test Formatif ...252

C. Penilaian ... 253

1. Sikap ...253

2. Pengetahuan ...255

3. Keterampilan ...256

III . PENUTUP... 260


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Testis yang disayat melintang ( kiri ); tubulus seminiferus yang disayat

melintang (kanan) ... 19

Gambar 2. Sepasang testis sapi... 20

Gambar 3 : Sepasang testis unggas ... 21

Gambar 4 : Bagian-bagian epididymus ... 23

Gambar 5. Vas defferens, merupakan saluran lanjutan dari epididymus ... 29

Gambar 6. Bentuk-bentuk penis pada ternak ... 38

Gambar 7 . organ reproduksi betina pada sapi ... 51

Gambar 8. Organ reproduksi kuda betina ... 51

Gambar 9 . Follikel dalam ovarium ... 55

Gambar 10. Pertumbuhan dan perkembangan follikel ... 59

Gambar 11Jenis-jenis uterus pada hewan mamalia ... 63

Gambar 12. bagian dalam dari uterus ( tanduk uterus, badan uterus dan cervix uterus) ... 64

Gambar 13. Cervix ... 67

Gambar 14. Cervix sapi bagian dalam ... 67

Gambar 15. Vagina (saluran reproduksi paling luar) ... 69

Gambar 16. Vulva sapi ... 70

Gambar 17. Organ reproduksi ayam betina ... 72

Gambar 18. Ovarium (follikel) pada unggas ... 73

Gambar 19. Infundibulum pada ayam ... 74

Gambar 20. Lapisan dalam (endometrium) magnum (kiri) dan manum (kanan) pada ayam... 75

Gambar 21: Uterus ayam ( glandula kerabang) ... 76

Gambar 22. Vagina ayam (saluran reproduksi unggas paling luar) ... 77

Gambar 23 . Beberapa kelenjar endokrin pada sapi ... 103


(6)

Gambar 25. Proses pembentukan ovum Oogenesis ... 150

Gambar 26 perkembangan dari spermatogonium sampai spermatid... 154

Gambar 27. Proses spermtogenesis didalam tubuliseminiferi ... 155

Gambar 28 . S p e r m a t o z o a ... 159

Gambar 29. Tanda berahi: sapi Melenguh-melenguh ... 168

Gambar 30. tanda-tanda berahi : Sapi gelisah ... 169

Gambar 31. Tanda berahi : Sapi Menggerak-gerakkan atau Mengangkat Pangkal Ekor ... 169

Gambar 32. Tanda berahi. vulva mengeluarkan lendir bening ... 170

Gambar 33. Sapi Didekati dan Diam Dinaiki Pejantan ... 170

Gambar 34. Sistim reproduksi lebah ... 178

Gambar 35. Metamorfose pada insekta ... 183

Gambar 36. Proses-proses yang terjadi selama pembuahan ... 207


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan sistim reproduksi ternak ruminansia, non ruminansia dengan

ternak unggas jantan ... 17

Tabel 2. Ukuran panjang epididymus pada berbagai jenis ternak ... 24

Tabel 3. Bentuk dan Berat atau ukuran Ovarium Ternak... 54

Tabel 4. Panjang dari organ-organ reproduksi betina pada berbagai jenis ternak ... 70

Tabel 5. Umur dan berat pubertas pada beberapa macam ternak ... 136

Tabel 6. Umur pubertas dan umur kawin yang dianjurkan pada hewan jantan. ... 138

Tabel 7. Lama berahi pada beberapa jenis ternak ... 184

Tabel 8: Karakteristik variasi dalam siklus berahi pada spesies tang berbeda ... 190

Tabel 9 . Waktu ovulasi pada berbagai jenis ternak ... 201

Tabel 10. Lama kebuntingan pada species dan bangsa yang berbeda ... 223

Tabel 11. Rata – rata panjang bagian pembentukan telur dan lama waktu proses berjalan adalah sebagai berikut : ... 238


(8)

DASAR PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK

Dasar Dasar Pakan Ternak

Dasar Dasar Kesehatan

Ternak

Dasar Dasar Pembibitan

Ternak

Dasar Dasar Pakan Ternak 1

Dasar Dasar Kesehatan

Ternak 1

Dasar Dasar Pembibitan

Ternak 1 Dasar Dasar

Kesehatan Ternak 2

Dasar Dasar Pembibitan

Ternak 2 Dasar Dasar

Pakan Ternak 2

PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR

Dasar Dasar Pemeliharaan

Ternak

Dasar Dasar Pemeliharaan

Ternak 1 Dasar Dasar Pemeliharaan


(9)

GLOSARIUM

- Ampula (pada hewan betina) = bagian dari oviduct antara infundibulum dengan istmus, yang merupakan tempat terjadinya fertilisasi

- Ampula (pada hewan jantan) = merupakan perpanjangan dari saluran vassdefferent yang terletak antara vassdefferent dan urethra

- Ductuli efferentes testis = suatu saluran yang menghubungkan antara rete testis dan epididymus

- Caput epididymus = epididymus bagian kepala - Endokrin = kelenjar yang menghasilkan hormon

- Epididymus = saluran kelamin jantan yang terletak antara rete testis dan vasdefferens

- Fertilisasi = proses peleburan sel sperma dan sel ovum

- Folikel = struktur berisi cairan yang merupakan tempat pertumbuhan sel telur (oocyte FSH : Follikel Stimulating Hormone , adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar Adheno Hypophysa ).

- Funiculuc spermaticus = penggantung testis

- Gametogenesis = adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin - Implantasi = proses penempelan embrio

- Infundibulum = bagian dari oviduct yang paling ujung dekat dengan ovarium - Isthmus (pada unggas) = bagian depan yang berdekatan dengan magnum dan

berwarna putih, fungsinya memproduksi selaput telur

- Leydig = sel yang terdapat dalam testis yang fungsinya untuk memproduksi hormon testosteron

- Lobulus = bagian dari testis yang berbentuk pyramid yang jumlahnya 250-270 dan berfungsi sebagi tempat tubulus spermaticus

- Magnum = merupakan bagian saluran terdepan dan terpanjang dari oviduct pada unggas, yang fungsinya memroduksi putih telur


(10)

- Ovarium = organ kelamin betina yang menghasilkan sel telur

- Oviduct = tuba fallopii adalah saluran eproduksi betina paling ujung dekat ovarium

- Ovulasi = proses keluarnya ovum dari ovarium - Ovum = sel telur

- Pubertas = dewasa kelamin - proximal testis = testis bagian atas

- Servix = mulut rahim adalah saluran reproduksi betina yang terletak antara uterus dengan vagina, yang merupakan suatu otot polos dan kuat/padat

- Skrotum = kantong testis

- Spermatogenesis = proses pembentukan sel spermatozoa - Spermatozoa = sel mani

- Testis = organ kelamin jantan yang menghasilkan spermatozoa

- Tubulus seminiferus = saluran kecil berkelok kelok yang terdapat dalam testis sebagai tempat produksi spermatozoa

- Uterus = rahim adalah saluran antara oviduct dan servix yang merupakan tempat terjadinya implantasi

- Vagina = bagian saluran reproduksi yang terletak didalam pelvis, diantara cerviks dan vulva

- Vas Defferent = saluran kelamin yang terletak antara epididymus dan urethra - Vestibulum = bagian kesebelah luar yang berhubungan dengan vulva


(11)

I.

PENDAHULUAN

Ciri-ciri mahluk hidup diantaranya dapat melakukan perkembangbiakan atau reproduksi. Berkembangbiak adalah proses reproduksi. Artinya proses memperbaharui keturunan pada mahkluk hidup untuk mempertahankan jenisnya agar tidak punah. Reproduksi adalah suatu proses biologis dimana individu organisme baru diproduksi. Reproduksi pada hewan terjadi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual adalah menciptakan individu baru yang semua gennya berasal dari satu induk atau tanpa peleburan sel telur dan sel sperma. Reproduksi seksual adalah penciptaan keturunan melalui peleburan gamet jantan dan betina untuk membentuk zigot.

Sistem reproduksi pada ternak merupakan suatu kegiatan perkembangbiakan pada ternak yang saling berkait, diawali dari pembentukan sel gonad masak yang dilanjutkan dengan pertumbuhan saluran reproduksi dan akhirnya bertemunya sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma) sehingga terbentuk zigot, embrio hingga fetus dan diakhiri dengan kelahiran. Proses reproduksi terjadi pada hewan betina dan hewan jantan. Secara umum, proses reproduksi melibatkan dua hal yaitu anatomi organ-organ reproduksi dan fisiologi reproduksi ternak. Organ-organ reproduksi berperan aktif baik dalam pembentukan sel gonad, yaitu sel telur dan sel sperma. Sel telur dihasilkan oleh ovarium melalui proses ovulasisetelah melalui beberapa tahap perkembangan folikel (secara umum disebut proses oogenesis yakni proses pembentukan sel telur atau ovum). Spermatozoa diproduksi oleh ternak jantan melalui proses spermatogenesis (yaitu proses pembentukansel gamet jantan (sperma) yang terjadi di dalam testis tepatnya pada tubulus seminiferus).

Organ reproduksi juga sebagai tempat berlangsungnya kegiatan fisiologi reproduksi. Beberapa kegiatan fisiologi reproduksi yang diulas dalam buku ini adalah pubertas, proses pembentukan sel sperma (spermatogenesis) dan roses pembentukan ovum


(12)

(Oogenesis), fisiologi semen, tanda-tanda berahi, siklus berahi, ovulasi, fertilisasi, implantasi, kebuntingan, proses pembentukan telur pada ternak unggas dan proses kelahiran pada ternak-ternak mamalia.

A. Deskripsi

1. Pengertian

Mata pelajaran dasar-dasar pembibitan ternak1adalah ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang mendasari mata pelajaran budidaya ternak khususnya berkaitan dengan pembibitan ternak yang mencakup anatomi dan fisiologi reproduksi ternak ternak.

2. Rasional

Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan alam semesta sebagai bukti kebesaran-Nya.Segala sesuatu yang dipelajari dalam dasar-dasar pembibitan ternak merupakan amanat untuk kemaslahatan umat manusia. Aktivitas manusia dalam kehidupan di dunia ini tidak lepas dari tanggung jawab untuk memelihara alam dan lingkungannya agar terjaga kelestariannya.Keadaan lingkungan alam merupakan faktor penting bagi kehidupan manusia dan semua makhluk hidup. Ternak sebagai bagian dari lingkungan alam harus dijaga dan dilestarikan dengan baik sehingga akan memberikan kesejahteraan bagi kehidupan manusia.

3. Tujuan

Mata pelajaran dasar-dasar pembibitan 1 bertujuan untuk:

Menambah keimanan siswa dengan menyadari hubungan timbal balik antara manusia, ternak dan lingkungan demi keberhasilan usaha yang dilakukan.


(13)

a. Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan bumi dan seisinya yang memungkinkan bagi manusia untuk mengembangkan usaha dalam bidang peternakan.

b. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, ulet, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap ilmiah dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.

c. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.

d. Memupuk sikap ilmiah yaitu : jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang lain.

e. Mengembangkan pengalaman menggunakan metode ilmiah untuk merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.

f. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip dasar yang berkaitan dengan hal-hal yang mendasari dalam kegiatan peternakan dan menjelaskan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan usaha peternakan serta menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

g. Menguasai konsep dan prinsip dasar-dasar pembibitan ternak serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal kesempatan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.


(14)

4. Ruang Lingkup Materi

a. Anatomi reproduksi ternak b. Fisiologi reproduksi ternak

5. Prinsip-prinsip Belajar, Pembelajaran, dan Asesmen

a. Prinsip belajar

1) Berfokus pada siswa (student center learning)

2) Peningkatan kompetensi seimbang antara pengetahuan, ketrampilan dan sikap

3) Kompetensi didukung empat pilar yaitu : inovatif, kreatif, afektif dan produktif

b. Pembelajaran

Kegiatan belajar meliputi:

1) Mengamati (melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak) 2) Menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang

bersifat hipotesis

3) Mengumpulkan data (menentukan data yang diperlukan, menentukan sumber data )

4) Mengasosiasi (menganalisis data, menyimpulkan dari hasil analisis data)

5) Mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, dan tulisan, berupa : diagram, bagan, gambar atau media)

c. Penilaian/asesmen

1) Penilaian dilakukan berbasis kompetensi

2) Penilaian tidak hanya mengukur Kompetensi Dasar tetapi juga Kompetensi Inti dan Standar Kompetensi Lulusan


(15)

3) Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian kinerja siswa pada pembelajaran di sekolah dan industri

4) Penilaian dalam pembelajaran dasar-dasar pembibitan ternak dapat dilakukan secara terpadu dengan proses pembelajaran.

5) Aspek penilaian pembelajaan dasar-dasar pembibitan ternak meliputi hasil belajar dan proses belajar siswa.

6) Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis, observasi, tes praktik, penugasan, tes lisan, portofolio, jurnal, inventori, penilaian diri, dan penilaian antar teman.

7) Pengumpulan data penilaian selama proses pembelajaran melalui observasi juga penting untuk dilakukan.

8) Data aspek afektif seperti sikap ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat diperoleh dengan observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman.

6. Kompetensi

Kompetensi dasar-dasar pembibitan ternak untuk kelas X semester genap dan semester ganjil kelas X .

B. Prasyarat

Untuk penggunaan buku teks bahan ajar siswa ini, tidak memerlukan prasyarat tertentu karena buku teks bahan ajar Dasar – Dasar Pembibitan Ternak 1 diberikan di Semester 1 atau di awal pembelajaran sebelum menggunakan buku teks bahan ajar di semester berikutnya.


(16)

C. Petunjuk Penggunaan

Agar peserta didik dapat berhasil dengan baik dalam menguasai buku teks bahan ajar Dasar – Dasar Pembibitan 1 ini, maka peserta didik diharapkan mengikuti petunjuk penggunaan bahan ajar sebagai berikut :

1. Bacalah semua bagian dari buku teks bahan ajar ini dari awal sampai akhir 2. Baca ulang dan pahami sungguh-sungguh prinsip-prinsip yang terkandung

dalam buku teks bahan ajar ini.

3. Buat ringkasan dari keseluruhan materibuku teks bahan ajar ini .

4. Gunakan bahan pendukung lain serta buku-buku yang direferensikan dalam daftar pustaka agar dapat lebih memahami konsep setiap kegiatan belajar dalam buku teks bahan ajar ini.

5. Setiap mempelajari satu sub kompetensi, anda harus mulai dari menguasai pengetahuan pendukung (uraian materi) mulai dari mengamati, menanya, menalar atau mengumpulkan informasi, mencoba atau mengolahinformasi, dan mengkomunikasikannya serta melaksanakan tugas-tugas, mengerjakan lembar latihan dan evaluasi.

6. Lakukan diskusi kelompok baik dengan sesama teman sekelompok atau teman sekelas atau dengan pihak-pihak yang dapat membantu dalam memahami isi buku teks bahan ajar ini.

7. Setelah menguasai keseluruhan materi buku teks bahan ajar ini, kerjakan tugas dan soal-soal yang ada pada latihan dan lembar evaluasi. Setelah mengerjakan tugas, buat laporan hasilnya dan kirim via e-mail.

D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari, memahami, dan mengerjakan tugas-tugas yang terdapat dalam buku teks bahan ajar ini siswa diharapkan dapat :

1. Mengidentifikasi anatomi reproduksi ternak sesuai prosedur


(17)

E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Dasar-Dasar Pembibitan 1 adalah sebagai berikut :

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

1.1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut pada pembela-jaran dasar pembibitan ternak sebagai amanat untuk ke-maslahatan umat manusia

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, da-mai), santun, responsif dan pro-aktif dan me-nunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

2.1 Menghayati sikap cermat,teliti dan tanggung jawab sebagai hasil dari pembelajaran dasar-dasar pembibitan ternak.

2.2 Menghayati pentingnya kerja sama sebagai hasil pembela-jaran dasar-dasar pembibitan ternak.

2.3 Menghayati pentingnya kepe-dulian terhadap kebersihan lingkungankandang/ labora-torium/gudang pakan/pera-latansebagai hasil dari pembelajaran dasar-dasar pembibitan ternak.

2.4 Menghayati pentingnya ber-sikap jujur dan disiplin se-bagai hasil dari pembelajaran dasar-dasar pembibitan ter-nak.


(18)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis penge-tahuan faktual, konsep-tual, dan prosedural ber-dasarkan rasa ingin tahu-nya tentang ilmu penge-tahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanu-siaan, kebangsaan, kene-garaan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bi-dang kerja yang spesifik untuk memecahkan ma-salah.

3.1 Menerapkan pengetahuan tentang anatomi reproduksi ternak.

3.2 Menerapkan pengetahuan tentang fisiologi reproduksi ternak.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengem-bangan dari yang di-pelajarinya di sekolah se-cara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spe-sifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Mengidentifikasi anatomi rep-roduksi ternak

4.2 Mengobservasi fisiologi rep-roduksi ternak


(19)

F. Cek Kemampuan Awal

Isilah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan cara melakukan cek list yang sesuai dengan kemampuan awal anda

No Pertanyaan Pernyataan

Ya Tidak 1 Apakah anda mampu menyebutkan secara urut

organ-organ kelamin jantan pada ternak ruminansia ( sapi, kerbau, kambing/domba dan aneka ternak( kuda, babi, rusa, kelinci) ?

2 Apakah anda mampu menyebutkan secara urut organ-organ kelamin betina pada ternak ruminansia ( sapi, kerbau, kambing/domba ) dan aneka ternak ( kuda, babi, rusa, kelinci)?

3 Apakah anda mampu menyebutkan secara urut organ-organ kelamin jantan pada ternak unggas (ayam, itik, puyuh, kalkun, mentok, dll ) ?

4 Apakah anda mampu menyebutkan secara urut organ-organ kelamin betina pada ternak unggas (ayam, itik, puyuh, kalkun, mentok, dll ) ?

5 Apakah anda dapat membedakan sistem reproduksi pada ternak unggas dengan ternak ruminansia ?

6 Apakah anda dapat menjelaskan fungsi dari testis?

7 Apakah anda dapat menjelaskan fungsi duktus epididymus?

8 Apakah anda dapat menjelaskan fungsi dari vas deferens ?

9 Apakah anda dapat menjelaskan fungsi dari skrotum? 10 Apakah anda dapat menyebutkan macam-macam


(20)

No Pertanyaan Pernyataan Ya Tidak kelamin jantan?

11 Apakah anda dapat menjelaskan fungsi dari masing- masing organ kelenjar pelengkap/assesoris tersebut ? 12 Apakah anda dapat menjelaskan fungsi urethra?

13 Apakah anda dapat menjelaskan fungsi dari penis dan preputium?

14 Apakah anda dapat menjelaskan fungsi ovarium?

15 Apakah anda dapat menjelaskan fungsi dari tuba fallopii? 16 Apakah anda dapat menjelaskan fungsi dari uterus ? 17 Apakah anda dapat menjelaskan fungsi dari cervix ? 18 Apakah anda dapat menjelaskan fungsi dari vagina ? 19 Apakah anda dapat menyebutkan urutan dari

organ-organ reproduksi unggas betina ?

20 Apakah anda dapat menyebutkan urutan dari organ-organ reproduksi unggas jantan ?

21 Apakah anda dapat menjelaskan masing-masing fungsi dari organ-organ reproduksi pada unggas betina?

22 Apakah anda dapat menyebutkan jenis-jenis kelenjar indokrin yang menghasilkan hormon reproduksi ? 23 Apakah anda dapat menjelaskan jenis-jenis kelenjar

indokrin dan hormon yang dihasilkan ?

24 Apakah anda dapat menjelaskan pengertian pubertas ? 25 Apakah anda dapat menjelaskan tentang tahapan dari

perkembangan follikel ?

26 Apakah anda dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pubertas?


(21)

No Pertanyaan Pernyataan Ya Tidak beberapa jenis ternak?

28 Apakah anda dapat menjelaskan tentang proses spermatogenisis?

29 Apakah anda dapat menjelaskan tentang oogenesis ? 30 Apakah anda dapat menjelaskan tentang fisiologi semen

?

31 Apakah anda dapat menjelaskan tentang tanda-tanda berahi pada beberapa jenis ternak ?

32 Apakah anda dapat menjelaskan tentang ovulasi pada ternak ?

33 Apakah anda dapat menjelaskan tentang fertilisasi pada ternak ?

36 Apakah anda dapat menjelaskan tentang implantasi pada ternak?

37 Apakah anda dapat menjelaskan tentang lama kebuntingan pada beberapa jenis ternak ?

38 Apakah anda dapat menjelaskan tentang umur kebuntingan pada beberapa jenis ternak?

39 Apakah anda dapat menjelaskan tentang tanda-tanda ternak bunting

40 Apakah anda dapat menjelaskan tentang ternak yang akan melahirkan ?


(22)

II.

PEMBELAJARAN

Kegiatan Pembelajaran 1. Anatomi Reproduksi Ternak (Waktu : 10 x 3 JP)

A. Deskripsi

Kegiatan Pembelajaran Anatomi Reproduksi Ternak akan membahas tentang anatomi organ reproduksi ternak jantan betina. Materi anatomi organ-organ reproduksi ternak jantan meliputi : testis, epididymus, ductus deferens, skrotum, kelenjar pelengkap, urethra, penis dan preputium. Anatomi organ reproduksi ternak betina meliputi :ovarium, saluran reproduksi yang terdiri atas tuba fallopii atau oviduct, uterus atau rahim, cervix atau leher rahim dan vagina serta alat kelamin bagian luar yang terdiri atas vulva dan klitoris

B. Kegiatan Belajar

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca buku teks siswa ini diharapkan siswamampu mengidentifikasi organ-organ reproduksi ternak jantan dan betina sesuai prosedur

a. Organ Reproduksi Ternak Jantan


(23)

Kegiatan 1.

Data pengamatan 1 : Organ-organ reproduksi ternak jantan pada Ruminansia dan Unggas

No Jenis ternak Urutan organ reproduksi jantan 1 Ruminansia 1...

2... 3... 4... 5... 6... dst.

2 Unggas 1... 2... 3... 4... 5... dst.

Mengamati:

1. Lakukan pengamatan dengan cara mencari informasi di lokasi setempat tentang organ-organ reproduksi jantan pada ternak ruminansia

2. Pelajari uraian materi tentang fungsi, bentuk, berat dan ukuran (panjang) masing-masing organ reproduksi jantan


(24)

Data Pengamatan 2 : Fungsi dari masing-masing organ reproduksi jantan No Jenis ternak Urutan organ reproduksi

jantan

Fungsi

1 Ruminansia 1... 2... 3... 4... 5... 6... dst. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 2 Unggas

1. ... 2. ... 3... 4... 5... dst. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Data pengamatan 3 : Bentuk, berat dan ukuran (panjang) dari masing-masing organ

No Jenis ternak Organ reproduksi jantan

Bentuk Berat Ukuran

1 Ruminansia 1...

2... ... ... ... ... ... ...


(25)

No Jenis ternak Organ reproduksi jantan

Bentuk Berat Ukuran

3... 4... 5... 6... dst. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

2 Unggas

1. ... 2. ... 3... 4... 5... dst. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

2. Uraian Materi

Semua jenis makhluk hidup akan berkembangbiak untuk dapat meneruskan dan melestarikan keturunannya. Untuk dapat berkembangbiak maka makhkuk hidup dilengkapi dengan organ-organ


(26)

reproduksi. Untuk dapat produksi (menghasilkan telur, susu, anak) ternak harus melakukan kegiatan reproduksi. Kegiatan reproduksi ternak jantan di mulai dari pubertas yang merupakan awal dari terbentuknya sel sperma yang masak dan siap membuahi. Pemasakan spermatozoa melalui proses sangat panjang di mulai dari proses spermatogenesis yaitu proses pembentukansel gamet jantan atau sperma yang terjadi di dalam testis tepatnya pada tubulusseminiferus di dalam testis. Kegiatan ini dilanjutkan dengan proses perjalanan spermatozoa yaitu dari testis sampai di infundibulum (saluran reproduksi betina) yaitu bertemuanya sperma dengan ovum dalam kegiatan fertilisasi. Semua proses fisiologis reproduksi ternak terjadi didalam organ reproduksi.

Anatomi organ kelamin jantan (ruminansia dan non ruminansia) terbagiatas empat komponen yaitu : organ kelamin primer, organ kelamin sekunder, kelenjarpelengkap, serta organ kelamin luar.Organ kelamin primer yaitu gonad jantan, atau disebutTestis. Organkelamin sekunder terdiri dari : Epididimis, Vas deferens dan urethra.Kelenjar pelengkapterdiridari Vesikula seminalis,Kelenjarprostat, danKelenjarcowper. Organkelamin luar terdiri dari :Penis, Preputium, dan Scrotum.Hal ini berbeda dengan sistim organ reproduksi unggas jantan. Perbedaan antara sistem reproduksi ternak ruminansia dan non ruminansia dengan ternak unggas adalah :


(27)

Tabel 1. Perbedaan sistim reproduksi ternak ruminansia, non ruminansia dengan ternak unggas jantan

No Keterangan Ruminansia/ non ruminansia

Unggas 1 Organ primer Testis terletak di luar

tubuh yang

dilindungi scrotum

Testis terletak di dalam tubuh

2 Saluran reproduksi jantan

Epididymus, vas deferens, ampulla, urethra

Epididymus, vas deferens

3 Alat kopulasi Penis yang dilengkapi dengan preputium

Alat kopulasi sangat sederhana, bernama : Papilla

4 Kelenjar pelengkap

Kelenjar vesica seminalis, kelenjar prostat, kelenjar cowper

Tidak dilengkapi dengan kelenjar assesoris

Anatomi organ reproduksi jantan dipaparkan dibawah ini: a. Testis

Pada saat individu masih menjadi embrio dini, gonad indeferen pada betina akan berdiferensiasi menjadi ovarium dan untuk jantan menjadi testis. Pada mamalia, testis mengalami penurunan, tetapi tetap tinggal pada posisi disekitar daerah testis itu berasal. Pada kehidupan mahluk hidup, fungsi testis ada dua macam, yaitu : memproduksi hormon androgen (hormon seks jantan) danmenghasilkan spermatozoa ( gamet jantan).

Nama lain dari testis adalahtesticulus atau orchid, merupakan organ reproduksi primer ternak jantan, baik pada organ reproduksi ternak ruminansia/ non ruminansia aaupun pada ternak ungas.


(28)

Testis juga merupakan bagian alat kelamin yang utama atau disebut organ kelamin primer karena bersifat esensial yaitu menghasilkan sperma dan menghasilkan hormon kelamin jantan yaitu testosteron atau hormon androgen.

Pada hampir semua spesies testis berkembang didekat ginjal yaitu pada daerah krista genitalia primitif. Pada ternak ruminansia/non ruminansia, testis mengalami penurunan yang cukup jauh dan dilindungi oleh scrotum, karena pembentukan sperma akan rusak apabila suhu testis sama dengan suhu tubuh. Pada kelas mamalia (termasuk ternak ruminansia/non ruminansia ) testis ada sepasang dan terletak di daerah prepubis dan terbungkus dalam kantong yang disebut scrotum.

Dalam pembentukan spermatozoa dibutuhkan suhu yang rendah, sehingga agar suhu scrotum tetap konstan, maka scrotum dilengkapi dengan suatu jaringan yang bersifat sebagai termoregulator. Dengan demikian maka suhu scrotum akan selalu dalam lingkungan yang lebih cocok yaitu selalu dalam kondisi lebih rendah dari suhu tubuh.Didalam scrotum berisi dua lobi testis yang masing-masing lobi mengandungsatu testisyang digantung olehfuniculus spermaticus.

Bentuk, ukuran, berat dan letak testis tiap species hewan cukup bervariasi. Namun pada umumnya bentuk testis adalah oval memanjang kearah vertikal didalam skrotum. Testis terbungkus oleh kapsul berwarna putih mengkilat yang disebutdengantunika albugenia. Pada sudut posterior, organ ini terbungkus oleh selaput atau kapsula yangdisebut sebagai mediastinum testes. Kapsula testes merupakan selaput tipis yangmeluas mengelilingi mediastinum hingga tunika albugenia dan membagi testesmenjadi 250-270 bagian berbentuk pyramid yang disebut lobuli testes.


(29)

Gambar 1. Testis yang disayat melintang ( kiri ); tubulus seminiferus yang disayat melintang (kanan)

Sumber. Caraberbuatbaik blogspot. Com

Isi dari lobulusadalah tubulus seminiferus atau tubulus spermaticusyang merupakan tabung kecil panjang dan berkelok-kelokmemenuhi seluruh kerucut lobules.Kira-kira 80% dari berat testis pada seekor sapi jantan normal terdiri dari tubuli.Panjang tubuli pada kebanyakan sapi jantan dewasa adalah sekitar 4,5 meter, dan setiap tubulus bergaris tengah 200 mikron lebih sedikit. Pada sapi jantan garis tengah tubuli bervariasi dari 207-296 mikron. Muara tubulus seminiferus terdapat pada ujungmedial dari kerucut. Pada ujung apical dari tiap-tiap lobules akan terjadi penyempitanlumen dan akan membentuk segmen pendek pertama dari sistem saluran kelaminyang selanjutnya akan masuk ke rete testes. Dinding tubulus seminiferus terdiri daritiga lapisan luar ke dalam yaitutunika propia, lamina basalis, dan lapisan epithelium.


(30)

1)Testis berbagai jenis ternak a)Testis sapi

Testis sapi mempunyai panjang berkisar 10-13 cm, lebar berkisar 5-6,5 cm dan beratnya 300-400 gr.

Gambar 2. Sepasang testis sapi Sumber : Genetic university of Bern b)Testis domba

Berat testis domba dewasa adalah 200 gram. Testis domba umumya sudah turun pada waktu lahir, akan tetapi perkembangannya yang sempurna dari organ reproduksi baru tercapai pada masa pubertas.

c) Testis babi

Testis babi sangat besar tapi relatif lebih lunak, dan terletak horizontal di dalam scrotum. Testis berbentuk lonjong, panjang 10 - 15 cm, diameter 5 - 9 cm, berat (dua testes ) antara 500 - 800 gram, rata-rata 600 gram. Tubuli seminiferi mencapai panjang 600 meter. Domba dan kuda ukuran testisnya lebih kecil.


(31)

Kelinci mempunyai testis sepasang testis yang berbentuk ovoid. Mempunyai panjang kira-kira 25 mm dengan berat sekitar 2 gram, tergantung pada umur, berat badan dan bangsa kelinci.

e)T e st i s u ngg as

Gambar 3 : Sepasang testis unggas Sumber : koleksi pribadi (zumrotun)

P ada ternak unggas, testisberbentukbulat seperti kacang atau buah buncis dan berwarna terang (putih krem). Besarnya tergantung pada umur, strain, musim, dan pakan.

2) Fungsi testis

Testis pada ternak jantan dewasa yang normal mempunyai dua fungsi yangpenting, yaitui untuk memproduksi spermatozoa hidup dan subur serta memproduksiandrogen atau hormon kelamin jantan yakni testosteron yang dihasilkan oleh sel-sel interstitial atau disebut sel Leydig. Testosteron adalah hormon yang berpengaruh

testis

Vas defferens


(32)

sangat besar terhadap kehidupan sexual dari pejantan. Apabila sel leydig terganggu maka produksi testosteron akan terganggu pula.

Tidak seperti ternak betina yang mengenal siklus berahi, tanda-tanda berahi, lama berahi, ovulasi maupun fertilisasi. Kejadian pada ternak betina ini tidak terjadi pada hewan jantan. Hewan jantan akan memproduksi sel spermatozoa secara terus menerus tanpa ada hentinya.

3) Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi spermatozoa.

Kualitas dan jumlah sperma yang diproduksi, tergantung dari kondisi pakan yang dikonsumsi, terutama tingkat protein yang terkandung dalam pakan tersebut. Salah satu jenis hewan jantan yang agak berbeda kegiatan reproduksinya adalah rusa. Tidak seperti ternak jantan lainnya, rusa mempunyai siklus libido, dimana hanya pada musim-musim ranggah mengeras saja rusa mau memperlihatkan tingkahlaku sexualitasnya. Pada saat itu produksi hormon testosteron tinggi. Pada musim-musim tersebut rusa jantan akan mencari betina berahi dan melakukan perkawinan. Sedangkan pada kondisi ranggahnya masih muda, maka rusa-rusa tersebut tidak pernah menandakan perilaku sexnya, walaupun disekitar ada betina yang berahi.

b. Epididymus

Epididymis adalah saluran reproduksi jantan paling ujung/ awal. Organ ini merupakan suatu struktur memanjang yang bertaut rapat pada testis, mengandung ductus epididymidis yang sangat berliku-liku. Panjang epididymus dapat mencapai lebih dari 40 meter pada sapi jantan dewasa.


(33)

Epididymis dapat dibagi atas kepala, badan dan ekor. Kepala epididymis(Caput Epididymis) membentuk suatu penonjolan dasar dan agak berbentuk bengkok yang dimulai pada ujung proximal testis

Gambar 4 : Bagian-bagian epididymus Sumber : wikipedia

Keterangan :

A. Caput epididymus B. Corpus epididymus C. Cauda epididymus D. Vas deferens

Pada umumnya epididymus berbentuk huruf U. Ukuran organ ini berbeda-beda dan menutupi seluas satu pertiga dari bagian testis. Saluran epididymis tersusun dalam lobuli dan mengandung ductuli efferentestestis. Saluran tersebut terakhir yang menghubungkan rate testis dengan saluran epididymis yang berjumlah 13-15 buah. Dekat


(34)

ujung proximal testis, caput epididymis menjadi pipih dan bersambung ke badan epididymis(corpus epididymis) yang berbentuk langsing dan berjalan distal sepanjang tepi posterior testis.Pada ujung testiscorpus menjelma menjadi ekor (cauda epididymis)

Tabel 2. Ukuran panjang epididymus pada berbagai jenis ternak No Nama /jenis ternak Panjang epididymis

1 2 3 4

Sapi Babi Kuda Kerbau

± 40 meter ± 60 meter ± 80 meter

Caput : 4,93 meter , Corpus : 2,2 cm Cauda : 2,2 cm

Sumber : Mozes (1979)

1)Bagian-bagian epididymus

Saluran epididymus dapat dibedakan menjadi :

a) Kepala epididymus (caput epididymus), bagian dari epididymus yang melekat pada bagian ujung dari testis dimana pembuluh-pembuluh darah dan syaraf masuk. Bagian ini lebih besar daripada bagian yang lain.

b) Bagian badan atau leher (Corpus epididymus) adalah bagian yang sejajar dengan aksis longitudinal dari testis. Ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan pada bagian kepala. Bagian ini menjulur terus ke bawah sampai hampir melewati testis.

c) Bagian ekor (Cauda epididymus), yaitu berupa jendolan di ujung bawah dari testis. Bagian ekor ini terletak langsung dibawah corpus, yang mulai berbelok keatas.


(35)

2)Fungsi epididymus diantaranya : a) Transportasi

Epididymis mempunyai fungsi sebagai sarana transportasi bagi spermatozoa. Lama perjalanan spermatozoa dalam epididymis dipengaruhi oleh :

 Jenis ternak. Pada berbagai jenis ternak berbeda, lama perjalanan sperma berbeda pula. Seperti pada domba adalah 13-15 hari, sapi = 9-11 hari, dan babi =9-14 hari.

 Tekanan dalam tubuli seminiferi. Tekanan yang diakibatkan oleh produksi spermatozoa baru dari dalam tubuli seminiferi akan menyebabkan tekanan pada rete testis dan ductus epididymis.

 Pemijatan. Gerakan spermatozoa dapat juga ditimbulkan oleh adanya pemijatan pada testis dan epididymis

 Exercise. Pada ternak yang memperoleh latihan atau gerak untuk mempertahankan kondisi tubuh yang baik (exercise), akan mempengaruhi perjalanan spermatozoa

 Pergerakan spermatozoa dibantu oleh adanya ejakulasi. Selama ejakulasi, kontraksi peristaltik melibatkan otot daging licin epididymis dan tekanan negatif yang ditimbulkan oleh kontraksi vas deferens dan urethra menyebabkan spermatozoa dapat bergerak secara aktif dari epididymis menuju dalam vas deferens dan urethra.

b)Konsentrasi

Kondisi spermatozoa dan cairan asal testis pada saat memasuki epididymisadalah dalam keadaan relatif encer. Diperkirakan sejumlah spermatozoa pada ternak sapi, domba dan babi adalah sekitar 100 juta per milimeter. Didalamepididymis spermatozoa


(36)

konsentrasi sperma ditinggikan (lebih kental) menjadi kira-kira 4 milyar spermatozoa per millimeter. Hal ini terjadi karena sel-sel epithel yang ada pada dinding epididymis mengabsorbsi cairan asal testis. Sebagian besar absorbsi cairan ini terjadi pada caput dan ujung proximal dari corpus epididymis.

c) Maturasi

Maturasi adalah pendewasaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kondisi spermatozoa yang baru saja masuk ke caput epididymis berasal dari vas efferens tidak memiliki fertilitas dan juga tidak memiliki motilitas. Spermatozoa setelah melewati epididymis, maka akan memiliki fertilitas dan motilitas. Jika kedua ujung Caudaepididymis diikat, maka diketahui spermatozoa yang berada terdekat dengan corpus meningkat kemampuan fertilitasnya dalam waktu sampai 25 hari, sedangkan spermatozoa yang terdekat dengan vas deferens menurun kemampuan fertilitasnya. Semakin tua spermatozoa, maka semakin hilang kemampuan fertilnya jika tidak keluar atau bergerak keluar dari epididymis. Sementara spermatozoa dalam epididymis, spermatozoa akan melepaskan butir protoplasma (cytoplasmic droplet) yang terbentuk pada leher spermatozoa selama spermatogenesis. Sebagai fungsi tempat maturasi (pendewasaan), sperma menjadi matang di dalam epididymis dan sisa sitoplasma (cytoplasmic droplet) berpindah dari pangkal kepala (proximal droplet). Pematangan atau maturasi sperma dicapai atas pengaruh sekresi dari sel-sel epithel.

d) Penimbun

Epididymus juga merupakan tempat untuk menimbun spermatozoa. Pada saat itu spermatozoa belum dapat bergerak.


(37)

Tempat penimbunan yang paling cocok adalah didaerahepididymus bagian ekor. Hampir 50 persen jumlah spermatozoa terdapat di daerah tersebut.

e) Ductus efferentes

Diantara rete testis dan ductus epididymus terdapat ductus efferent. Ductus berjumlah 13 - 15 buah dan menempati kira - kira sepertiga caput epididymidis. Caput epididymis berdiameter 100-300 mm, di dalamnya hanya terkandung beberapa spermatozoa dan mempunyai epithelium yang sanggat khas. Dua macam sel epithelium dan sel slindrik ditemukan bertaut pada selubung dasarductuli :

 sel-sel sekretoris dengan granula-granula sitoplasmik yang besar

 sel-sel bersilia dengan kinocilia (cilia yang motil), semuanya bergerak memukul ke arah luar

f) Ductus deferens

Vas deferens atau ductus deferens merupakan sepasang saluran yang merupakan kelanjutan ujung distal dari ekor epidydimis. Pada ujung awalnya ditopang oleh lipatan peritonium, melalui inguinal canal menuju daerah pelvis, kemudian kelenjar bergabung dengan uretra yang mempunyai hubungan dengan kantong urine ( vesica urinaria).

Vas deferens berlumen lebih besar dan berdinding lebih tebal. Lapisan terdalam disebut lapisan mukosa yang membentuk lipatan longitudinal. Terdiri atas beberapa lapis sel epitel. Yang paling dalam, ke lumen, bentuk batang dan berstereocilia. Lamina propia, jaringan ikat dibawah mukosa mengandung jaringan serat elastis.


(38)

Disebelah luar lapisan mukosa terdapat lapisan otot polos yang terdiri dari lapisan longitudinal dan sirkuler atau spiral. Sebelah luar lapisan otot ialah lapisan adventitia.

Ductus vas deferens merupakan saluran yang menghubungkan cauda epididymis dengan urethra. Dindingnya tebal, mengandung otot polos yang licin yang berperan dalam pengangkutan spermatozoa. Pada saat ejakulasi dapat mendorong spermatozoa dari epididymus keductus ejakulatoris yang terdapat dalam ampula. Dekat badan epididymis, vas deferens menjadi lurus dan bersama buluh-buluh darah dan lymphe serta serabut-serabut saraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui canalis ingualis ke dalam cavum abdominalis.

Diametervas deferens 2 mm dengan konsistensi sepertitali, berjalan sejajar dengan corpus epididimis. Dekat dengan kepala epididimis, vasdeferens menjadi lurus dan bersama-sama dengan pembuluh darah, lymphe dan sarafpembentuk funiculusspermaticus yang berjalan melalui canalis inguinalis ke dalamcavum abdominal. Kedua vas deferens (kiri dan kanan) terletak sebelah menyebelahdi atas Vesicaurinaria lambat laun menebal dan membesar membentuk ampula ductusdeferens.


(39)

Gambar 5. Vas defferens, merupakan saluran lanjutan dari epididymus

Sumber : Microreversalt.com

Ampula

Ampula merupakan pembesaran ujung vas deferens di dekat uretra. Amula merupakan bagian Vas deferensyang berlapis tebal tersusun dari otot halus pada dindingnya. Ampula pada setiap jenis ternak mempunyai ukuran yang berbeda. Pada ternak sapi mempunyai panjang 10 - 14 cm dengan diameter 1,0 - 1,5 cm. Pada kuda mempunyai panjang antara 15 - 24 cm dan diameternya 2 - 2,5 cm.Ampulla tidak terdapat pada anjing, babi maupun unggas Selain sebagai alat transportasi spermatozoa, ampula juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan semen untuk sementara dalam waktu yang tidak lama. Dalam ampula ini spermatozoa cepat menjadi tua. Spermatozoa dapat mengumpal dalam ampula selama ejakulasi sebelum dikeluarkan melalui urethra.


(40)

Scrotum

Kantong testis disebut scrotum. Jadi scrotum merupakan suatu kantong yang terbagi oleh septum scroti menjadi dua ruangan, dan masing-masing terisi oleh testis. Scrotum merupakan suatu kulit yang bentuknya seperti kantong yang ukuran, bentuk dan lokasinya menyesuaikan dengan testis yang dikandungnya.

Pada kuda dan ruminansia scrotum terletak di daerah prepubicum. Sedangkan pada babi dan kucing scrotum terletak di daerah anal sedikit sebelah ventral dari anus. Pada anjing scrotum terletak 2/3 dari jarak antara ostium preputiale dan anus.

Kulit scrotum tipis dan sedikit atau tidak berambut. Susunan lapisan scroum dari paling luar adalah :

o Epidermis: tidak memliki rambut atau sedikit rambut

o Tunika dartos. Merupakan selapis jaringan fibroelastik yang bercampur dengan serabut otot polos. Serabut-serabut otot polos ini pada saat cuaca dingin akan berkontraksi dan membantu mempertahankan posisi terhadap dinding abdominal dan pada saat panas akan merelaks dan menyebabkan testis turun menjauhi ruang perut. Dengan demikian maka scrotum dapat mengatur temperatur testis agar temperaturnya tetap dipertahankan 40C -70Clebih rendah dari pada temperatur tubuh. Mekanisme dari sistem thermoregulator ini karena adanya kerja dari dua muskulus yaitu muskulus kremaster externa, muskulus kremaster interna dan tunika dartos.

o Fasia superfisialmerupakan lapisan tipis jaringan ikat.

o Fasia bagian dalam yang terdiri atas tiga lapis yang sulit dipisahkan apabila dilakukan pembedahan.


(41)

o Tunika vaginalis komunisyang merupakan lapisan luar penutuptestis.

Fungsi utama scrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu 1 - 8oC lebih dingin dibandingkan temperatur rongga tubuh. Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis atau membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Dengan kata lain fungsi scrotum yaitu mengatur temperatur testis dan epidermis agar tidak terlalu rendah dengan suhu tubuh (termoregulator testes). Scrotum pada kerbau lumpur adalah kecil, hanya kurang lebih 10 cm bila terbentang penuh, sedangkan pada kerbau perah scrotumnya agak lebih besar.

 Kelenjar Pelengkap

Kelenjar asesori atau Glandulae vesiculares, terletak di sepanjang bagian pelvisurethra. Kelenjar ini terdiri dari kelenjar vesikularis, kelenjar prostata dan kelenjar bulbouretralis. Kelenjar-kelenjar tersebut menghasilkan suatu sekresi yang dialirkan melalui saluran menuju uretra. Pada waktu terjadi ejakulasi dan bercmpur dengan suspensi cairan spermatozoa serta sekresi ampula dari ductus deferens. Sekresi kelenjar-kelenjar ini akan memperbesar volume semen, disamping itu juga menyediakan larutan buffer, nutrient dan substansi-substansi lain yang ikut menjadi motilitas dan fertilitas semen yang optimal.

Yang termasuk kelenjar pelengkap adalah sepasang Vesikula seminalis, prostat (yang pada tikus terdiri atas tiga lobi, sedangkan pada mamalia berupa bangunan tunggal), dan sepasang kelenjar bulbo uretra atau kelenjar cowper. Pada berbagai spesies terdapat


(42)

variasi yang sangat berbeda, baik mengenai ukuran relatifnya maupun bentuk anatomi kelenjar-kelenjar aksesorisnya.

Kelenjar-kelenjar aksesoris ini adalah : o Kelenjar vasikuler atauVesicula seminalis

Kelenjar vesicular ini disebut juga sebagai kelenjar Seminal vesicles, merupakan sepasang kelenjar yang mempunyai lobuler, mudah dikenali karenamirip segerombol anggur, berbonggol – bonggol. Panjang kelenjar ini sama pada beberapa jenis ternak seperti kuda, sapi dan babi yaitu berkisar 13 – 15 cm, tetapi lebar dan ketebalannya berbeda, kelenjar vesicular pada sapi mempunyai ketebalan dan lebar hampir separuh dari yang ada pada babi dan kuda.

Domba mempunyai kelenjar vesicular jauh lebih kecil, mempunyai panjang kira – kira 4 cm. Saluran – saluran ekskretori kelenjar vesicular terletek di dekat Bifurcationampulla dengan uretra. Pada sapi, kelenjar vesicular memberikan sekresinya lebih dari separuh volume total dari semen dan pada jenis – jenis ternak lainnya rupanya juga sama sebagaimana pada sapi.

Sekresi kelenjar vesicular mengandung beberapa campuran organik yang unik, yakni tidak dijumpai pada substansi – substansilain di mana saja ada tubuh. Campuran – campuran anorganik ini di antaranya adalah fructose dan sorbitol, merupakan sumber energi utama bagi spermatozoa sapidan spermatozoa domba, tetapi pada kuda dan babi konsentrasinya rendah. Sekresi kelenjar vesicula juga mengandung dua larutan buffer, yaitu phosphate dan carbonate buffer yang penting sekali dalam mempertahankan pH semen agar tidak berubah,


(43)

karena jika terjadi perubahan pH semen, hal ini dapat berakibat jelek bagi spermatozoa.

Fungsi yang penting seminal plasma adalah memberikan medium bagi spermatozoa agar hidupnya dapat dipertahankan secara normal setelah ejakulasi. Spermatozoa yang masih berada dalam ampula dari Vas deferens masih belum dapat bergerak. Tetepi setelah bercampur dengan seminal plasma maka segera bergerak.

o Kelenjarprostat

Kelenjar prostat merupakan kelenjar tunggal yang terletak di sekeliling dan sepanjang uretra tepat dari bagian posterior saluran ekskretori kelenjar vesicula. Badan kelenjar prostat dapat dilihat pada pembedahan saluran kelenjar dan dapat diraba dengan palpasi pada sapi dan domba, seluruh bagian kelenjar prostat menyatu dengan otot uretra. pada beberapa spesies hewan, sekresi kelenjar ini sedikit berperan dalam peningkatan volume semen. Kelenjar prostat pada babi lebih besar dari pada sapi. Sekresi kelenjar prostat banyak mengandung ion-ion anorganik seperti sodium, klor, kalsium dan magnesium.

o Kelenjar Bulbouretral Cowper’s .

Kelenjar cowper (Glandulae bulbourethrales) terdapat sepasang, berbentuk bundar, kompak, berselubung tebal dan pada sapi sedikit lebih kecil daripada kelenjar cowper kuda yang berukuran tebal 2,5 cm - 5 cm. Kelenjar-kelenjar tersebut terletak di atas uretra dekat jalan keluarnya dari Cavum pelvis. Saluran-saluran sekretoris dari setiap kelenjar bergabung membentuk satu saluran ekskretoris yang panjangnya 2 - 3 cm. Kedua saluran ekskretoris kelenjar cowper mempunyai muara


(44)

kecil terpisah di tepi lipatan mucosa uretra. sekresi yang dihasilkan kecil pengaruhnya terhadap volume cairan semen, cairan yang menetes dari preputium sebelum penunggangan adalah sekresi kelenjar cowper dan prostat, kemungkinan besar fungsinya adalah untuk membersihkan dan menetralisirkan uretra dari bekas urine dan kotor-kotoran lainnya sebelum ejakulasi.

Kelenjar bulborethal terdiri sepasang kelenjar yang terletak sepanjang uretra, dekat dengan titik keluarnya uretra dari ruang pelvis. Kelenjar ini mempunyai ukuran dan bentuk seperti bulatan yang berdaging dan berkulit keras, pada sapi lebih kecil dibandingkan pada babi. Pada sapi terletek mengelilingi otot daging bulbospongiosum. Sumbangannya pada cairan semen hanya sedikit. Pada sapi, sekresi kelenjar bulborethal membersihkan sisa – sisa urine yang ada dalam uretra sebelum terjadi ejakulasi. Sekresi ini dapat dilihat sebagai tetes – tetes dari preputilium sesaat sebelum ejakulasi.

Pada babi, sekresinya mengakibatkan sebagian dari semen babi menjadi menggumpal. Gumpalan ini dapat dipisahkan jika semen babi akan digunakan dalam inseminasi buatan. Selama perkawinan secara alami, gumpalan – gumpalan ini menjadi sumbat yang dapat mencegah membanjirnya semen keluar melalui Canalis cervicalis menuju kedalam vagina dari babi betina.

Urethra

Urethra merupakan bagian saluran yang tergantung dari tempat bermuaranya ampula sampai ke ujung penis. Urethra merupakan saluran ekskretoris bersama untuk urine dan untuk semen sehingga disebut saluran urogenitalis. Dan merupakan saluran


(45)

tunggal yang merupakan perpanjangan dari ampula sampai ke ujungpenis.

Uretra dapat dibedakan atas tiga bagian : bagian pelvisadalah suatu saluran silindrik dengan panjang 15 - 20 cm, diselubungi oleh otot uretra yang kuat dan terletak pada lantai pelvis;bulbus uretraadalah bagian yang melengkung seputar arcus ischiadicus; dan bagian penis, termasuk kelengkapan penis. Selama ejakulasi, pada sapi dan domba terjadi penyempurnaan konstrasi spermatozoa yang berasal dari Vas deverens. Dan epididymis dengan cairan-cairan dari kelenjar aseksori pada bagian pelvis uretra sehingga terbentuk semen.

Urethra membentang dari daerah pelvis ke penis dan berakhir pada ujung glands sebagai orificium urethrae externa. Urethra terbagi atas tiga bagian yaitu :

o Bagian pelvis

o Bagian yang membengkok o Bagian penis

Penis dan Praeputium

Penis merupakan organ kopulasi pada hewan jantan, yang akan menyemprotkan semen kedalam alat reproduksi betina.Penis juga berfungsi untuk lewatnya urine. Untuk mengeluarkan semen, penis harus cukup tegang agar dapat menembus celah vulva dan vagina. Ereksi penis disebabkan pembesaran kapiler-kapiler oleh darah yang terkumpul pada kapiler-kapiler tersebut dan mengelilingi urethra. Penis dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :

o Gland penis yang dapat bergerak bebas o Badan (corpus penis)


(46)

o Bagian pangkal atau akar (crush penis) yang melekat pada

ischia arch pada pelvis yang tertutup oleh otot ischiocavernosus. Berdasarkan tipe, penis pada hewan jantan dibagi menjadi dua macam yakni :tipe fibro elastis, dan tipe vaskuler. Tipe fibro elastis terdapat pada sapi,kerbau, kambing, domba. penis tipe ini selalu dalam keadaan agakkaku dan kenyal walaupun dalam keadaan tidak aktif atau non-erect, dimanaperbedaan panjang penis antara ereksi dan tak ereksi adalah 3:2. Hal inidisebabkan karena adanya struktur atau bentuk S pada penis yang disebut denganflexura sigmoideus.

Penis terbungkus oleh Tunica albugenia yang berwarna putih. Penis dilengkapi dengan dua macam perlengkapan yaitu :Musculus retraktor penis yang dapat merelax dan mengkerut dan Corpus covernosum penis yang berfungsi untuk menegangkan penis. Dalam keadaan non aktif. Musculus retractor penis akan mengkerut, kemudian penis akan membentuk huruf S sehingga penis dapat tersimpan dalam preputium.

Penis hewan jantan dewasa berukuran panjang 91,4 cm dan bergaris tengah 2,5 cm. Berbentuk silindris dan sedikit menipis dari pangkal penis ke ujung yang bebas. Bagian ujung penis memiliki sedikit sekali jaringan tegang, kecuali bagian pangkal, jadi penis membesar sedikit pada waktu ereksi dan menjadi lebih tegang. Pada waktu keadaan penis mengendor atau tidak menegang, penis sapi jantan padat dan keras. Dibelakang scrotum,penis tadi membentuk lengkungan menyerupai huruf S , disebut flexura sigmoideus.

Glands penis pada sapi mempunyai panjang 7,5-12,5 cm dan agak lancip; sedangkan Glands penis pada kambing menyerupai suatu penonjolan filiformis sepanjang 4-5 cm, dengan panjang Glands


(47)

penis 5-7,5 cm. Penis pada sapi jantan dewasa panjangnya mencapai ± 100 cm diukur dari dari akar sampai ke ujung Glands penis. Penis sapi dalam keadaan ereksi dan pemacekan penis menonjok ke luar dari preputium sepanjang 25-60 cm.

Pada kambing penisnya memiliki panjang 35 cm dengan flexura sigmoidea yang berkembang baik. Diameternya relatif kecil 1,5-2 cm. Bentuk penis silindris sedikit menipis dari pangkal penis ke ujung yang bebas . Penis domba berukuran panjang 35 cm dengan flaxura sigmoides yang berkembang baik. Diameternya relatif kecil, 1,5 sampai 2 cm, seperti pada sapi. Panjangnya glans penis 5 sampai 7,5 cm. Glans penis mempunyai suatu penonjolan filiformis sepanjang 4 sampai 5 cm, processus uretrae, organ reproduksi kambing jantan hampir sama dengan domba.

Pada kerbau, organ kelamin hampir sama dengan sapi. Pada kerbau perah, penisnya menggantung 15 - 30 cm dalam kantong kulit yang dapat berayun dan membentang dari umbilicus ke belakang, sama seperti pada sapi Zebu.

Praeputium merupakan lipatan kulit yang ada di sekitar ujung penis. Pada ternak-ternak tertentu, praeputium mempunyai bentuk yang agak khas, sebagai contoh praeputium pada kuda mempunyai lipatan yang rangkap, praeputium pada babi mempunyai divertikulum atau kantong disebelah dorsal dari Orificium preputial, yang mempunyai fungsi untuk mengakumulasi urine, sekret dan sel-sel mati.


(48)

Jenis-jenis penis pada berbagai macam ternak

Gambar 6. Bentuk-bentuk penis pada ternak Sumber : nongae.zc.kr

Ereksi merupakan peningkatan turgiditas (pembesaran) organ yang disebabkan oleh pemasukan darah lebih besar daripada pengeluaran yang menghasilkan penambahan tekanan dalam penis. Pada ternak ruminansia, saat ereksi baik panjang maupun besarnya tetap hampir sama, yang terjadi adalah fleksura sigmoid menjadi lurus.

Ejakulasi merupakan suatu gerak refleks yang mengosongkan epididymus, urethra dan kelenjar-kelenjar aksesoris, dimana ejakulasi ini disebabkan karena adanya rangsangan pada Gland penis atau dapat juga ditimbulkan dengan adanya massase dari kelenjar-kelenjar aksesori melalui rektum atau dengan elektro ejakulator.


(49)

Unggas tidak mempunyai penis secara sempurna. Sebagai alat kopulasi adalah berupa Papila. Alat kopulasi pada ayam berupa papilla (penis) yang mengalami rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral yang panjangnya 12 - 18 cm. Pada papila ini juga diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat terjadinya kopulasi. Sedangkan pada kucing, pada bagian ujung penis terdapat duri-duri atau dalam bahasa biologisnya adalah spina atau papilla numerous.

Kegiatan-2 Menanya

Berdasarkan hasil mengamati (membaca lembar informasi) yang telah anda lakukan, dan untuk meningkatkan pemahaman anda tentang organ-organ reproduksi ternak jantan, lakukan diskusi kelompok dan jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut ini:

1) Jelaskan perbedaan organ-organ kelamin jantan pada ternak Ruminansia dengan ternak Unggas !

2) Mengapa pada ternak Unggas organ urethra tidak dimasukkan dalam kelompok organ reproduksi jantan seperti pada ternak Ruminansia ? 3) Apakah Unggas mempunyai skrotum?, mengapa ?, beri alasannya! 4) Mengapa testis disebut sebagai kelenjar eksokrin dan kelenjar

endokrin?

5) Dimanakah spermatozoa mengalami pemasakandan siap diejakulasikan?

Jika dalam pelaksanaan diskusi kelompok atau selama mempelajari materi ini ada permasalahan atau ada materi yang belum Anda pahami, silahkan anda ungkapkan dalam bentuk pertanyaan secara lisan dan tuangkan dalam bentuk pertanyaan tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pertanyaan dibuat per individu sesuai dengan permasalahan atau materi yang belum dipahami. Pertanyaan dituangkan dalam format berikut ini .


(50)

FORMAT PERTANYAAN PESERTA DIDIK

NAMA KELOMPOK

TOPIK : SUB TOPIK :

NO PERTANYAAN

Kegiatan-3

Mengumpulkan Informasi/ mencoba

1. Lakukan identifikasi terhadap organ-organ pada sistem reproduksi jantan ternak ruminansia. Siapkan alat dan bahan sebagai berikut : a. Organ reproduksi jantan pada ternak ruminansia ( sapi dan

kambing/domba ) b. Disetting set


(51)

c. Jarum pentul d. Kaca pembesar e. ATK

Lakukan langkah-langkah berikut : 1) Buatlah beberapa kelompok !

2) Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang

3) Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan !

4) Lakukan identifikasi organ-organ pada sistem reproduksi jantan padaternak tersebut diatas !

5) Gambarlah organ yang telah anda identifikasi !

6) Lengkapi gambar yang telah anda buat dengan nama-nama bagian dari organ tersebut !

7) Ukur dan timbang masing-masing organtersebut ( testis, vas deferens, ampula,urethra dan penis ) !

8) Bagaimana bentuk dan warna testis?

9) Amati persamaan dan perbedaan dari masing-masing organ tersebut !

10) Diskusikan dengan kelompok anda ! 11) Apa yang dapat anda simpulkan?

Data pengamatan 4: Identifikasi organ-organ pada sistim reproduksi jantan pada berbagai jenis ternak

No Nama Organ Sapi Domba/ kambing

Keterangan 1 Testis :


(52)

No Nama Organ Sapi Domba/ kambing

Keterangan warna

ukuran

berat

... ...

... ...

... ...

2 Vas deferens : panjang

... ...

3 Ampulla : (ada/tid

ak ada)

... ...

4 Ureter :

panjang ... ...

5 Kelenjar pelengkap (ada berapa/ tidak ada)

... ...

6 Penis :


(53)

2. Lakukan identifikasi terhadap organ-organ pada sistim reproduksi jantan unggas !. Siapkan alat dan bahan sebagai berikut :

a. Organ reproduksi jantan pada ternakunggas (ayam, itik, puyuh ) b. Disetting set

c. Jarum pentul d. Kaca pembesar e. ATK

Lakukan langkah-langkah berikut : a. Buatlah beberapa kelompok !

b. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang

c. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan !

d. Lakukan identifikasi organ-organ pada sistem reproduksi jantan padaternak tersebut diatas !

e. Gambarlah organ yang telah anda identifikasi !

1) Lengkapi gambar yang telah anda buat dengan nama- nama bagian dari organ tersebut !

2) Ukur dan timbang masing-masing organtersebut ( testis, vas deferens, ampula, urethra dan penis ) !

3) Bagaimana bentuk dan warna testis?

4) Amati persaamaan dan perbedaan dari masing-masing organ tersebut !

5) Diskusikan dengan kelompok anda ! 6) Apa yang dapat anda simpulkan?

Data Pengamatan 5: Identifikasi organ-organ pada sistim reproduksi jantan pada berbagai jenis ternak

No Nama Organ Ayam Itik Puyuh Keterangan 1 Testis : bentuk ... ... ...


(54)

No Nama Organ Ayam Itik Puyuh Keterangan

Warna

Ukuran berat

... ... ... ... ... ...

... ... ... 2 Vas defferent:

panjang ... ... ... 3 Ampulla : (ada

/tidak ada) ... ... ... 4 Ureter :

panjang ... ... ... 5 Kelenjar

pelengkap (ada berapa/ tidak ada)

... ... ...

6 Penis :

panjang ... ... ...

3. Lakukan identifikasi terhadap organ-organ pada sistim reproduksi jantan ternak ruminansia. Siapkan alat dan bahan sebagai berikut a. Organ reproduksi jantan pada aneka ternak (kelinci dan aneka

ternak lain yang mudah didapat ) b. Disetting set

c. Jarum pentul d. Kaca pembesar e. ATK


(55)

Lakukan langkah-langkah berikut :

a. Bagilah anda menjadi kelompok-kelompok b. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang

c. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan

d. Lakukan identifikasi organ-organ pada sistem reproduksi jantan pada-ternak tersebut diatas

e. Gambarlah organ yang telah anda lakukan identifikasi

f. Lengkapi gambar yang telah anda buat dengan nama-nama bagian dari organ tersebut.

g. Ukurlah dan timbang masing-masing organ-organ tersebut ( testis, vas defferent, ampula, urethra dan penis.

h. Bagaimana bentuk dan warna testis?

i. Amati persaamaan dan perbedaan dari masing-masing organ tersebut.

j. Diskusikan dengan kelompok anda k. Apa yang dapat anda simpulkan?

Data Pengamatan 6 : Identifikasi organ-organ pada sistim reproduksi jantan pada aneka ternak

No Nama Organ Kelinci Aneka ternak lain Keterangan 1 Testis : bentuk

warna

ukuran

berat

... ... ... ...

... ...

... ...

2 Vas deferens :


(56)

No Nama Organ Kelinci Aneka ternak lain Keterangan 3 Ampulla :

(ada/tidak ada) ... ... 4 Ureter :

panjang ... ...

5 Kelenjar

pelengkap (ada berapa/ tidak ada)

... ...

6 Penis :

panjang ... ...

Kegiatan-4

Mengasosiasikan/ mengolah informasi

Kesimpulan hasil identifikasi dari hasil pengamatan, diskusi dan pengumpulan informasi ketiga percobaan yang telah dilakukan adalah: --- --- --- ---

Guru Mata Pelajaran Kelompok


(57)

Kegiatan-5.

Mengkomusikasikan

Presentasikan hasil kerja kelompok anda di depan teman-teman !. Apakah ada tanggapan/masukan/sanggahan dari hasil kerja kelompok anda ?. Bandingkan dengan hasil temanmu. Buat laporan hasilnya !

b. Organ Reproduksi Ternak Betina

Kegiatan 1.

PERTEMUAN KE 6 dan 10

MENGAMATI:

1. Lakukan pengamatan dengan cara mencari informasi di lokasi setempat tentang organ-organ reproduksi betina pada ternak ruminansia

2. Pelajari uraian materi tentang fungsi bentuk, berat dan ukuran (panjang) pada masing organ reproduksi betina masing-masing organ reproduksi betina


(58)

Data pengamatan 1 : Organ-organ reproduksi ternak betina pada ruminansia dan unggas

No Jenis ternak Urutan organ reproduksi betina 1 Ruminansia 1...

2... 3... 4... 5... 6... 7... dst.

2 Unggas 1. ... 2... 3... 4... 5... 6... 7... dst.

Data Pengamatan 2 : Fungsi dari masing-masing organ Reproduksi Betina No Jenis ternak Urutan organ reproduksi

betina

Fungsi

1 Ruminansia 1... 2... 3... 4...

... ... ... ... ... ... ... ...


(59)

No Jenis ternak Urutan organ reproduksi betina Fungsi 5... 6... dst. ... ... ... ... ... 2 Unggas

1. ... 2. ... 3... 4... 5... dst. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Data pengamatan 3 : Bentuk, berat dan ukuran (panjang) dari masing-masing organ

No Jenis ternak Organ reproduksi betina

Bentuk Berat Ukuran

1 Ruminansia 1... 2... 3... 4... 5... 6... dst. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 2 Unggas 1. ... ... ... ...


(60)

No Jenis ternak Organ reproduksi betina

Bentuk Berat Ukuran

2. ... 3... 4... 5... Dst ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Lembar Informasi

Reproduksi hewan betina adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan seluruh tubuh hewan. Sistem reproduksi akan berfungsi apabila makhluk hidup khususnya hewan ternak dalam hal ini sudah memasuki sexual maturity atau dewasa kelamin. Dewasa kelamin disebut juga pubertas. Setelah mengalami dewasa kelamin, alat-alat reproduksinya mulai berkembang dan proses reproduksi dapat berlangsung baik ternak jantan maupun ternak betina.

Sistem reproduksi pada ternak betina terdiri atas ovarium dan saluran reproduksinya (sistem ductus). Sistem tersebut mempunyai dua fungsi menerima telur yang diovulasikan oleh ovarium dan membawa telur-telur ke tempat implantasi yaitu uterus dan menerima spermatozoa dan membawanya ke tempat fertilisasi yaitu oviduct atau tuba fallopii, tepatnya dibagian infundibulum.

Pada mamalia (termasuk ternak ruminansia dan non ruminansia), ovarium dan bagian duktus dari sistem reproduksi berhubungan satu dengan yang lain dan melekat pada dinding tubuh dengan sebuah seri dari ligamen-ligamen. Ovarium menerima suplai darah dan suplai saraf melalui hilus yang juga melekat pada uterus.


(61)

Oviduct berada di dalam lipatan mesosalpink, sedangkan mesosalpink melekat pada ligamen ovarium. Ligamen ini melanjutkan diri ke ligamen inguinal, yang homolog dengan gubernakulum testis. Bagian ligamen ini membentuk ligamen bulat pada uterus yang kemudian melebarkan diri dari uterus ke daerah inguinal.

Gambar 7 . organ reproduksi betina pada sapi Sumber : animal--husbandry.blogspot.com

Gambar 8. Organ reproduksi kuda betina Sumber : Infonet biovision ora


(62)

Alat-alat reproduksi betina terletak di dalam cavum pelvis (rongga pinggul). Cavumpelvis dibentuk oleh tulang-tulang sacrum, vertebra coccygea kesatu sampai ketiga dan oleh dua os coxae. Os coxae dibentuk oleh ilium, ischium dan pubis. Secara anatomi alat reproduksi betina pada umumnya terdiri atas : ovarium, oviduct, uterus, cervix, vagina dan vulva.

Pada tenak unggas pembagian organ-organ reproduksi betina ini agak berbeda, karena memang fungsi dari tiap-tiap organ antara ternak ruminansia dan ternak unggas ada perbedaannya. Organ-organ reproduksi betina tersebut terdiri atas ovarium , infundibulum, magnum, ishmus, uterus dan vagina.

1. Ovarium

Ovarium disebut organ kelamin primer. Organ tersebut adalah bagian alat kelamin yang paling utama, karena fungsinya untuk menghasilkan sel gonad (ovum). Ovarium merupakan sepasang kelenjar yang terdiri dari sepasang ovari yaitu ovari kanan dan ovari kiri yang terletak di belakang ginjal kanan dan kiri. Bentuk ovarium seekor sapi betina bentuknya menyerupai biji buah almond dengan berat rata-rata 10 - 20 gram.

Ovarium terletak di dalam rongga perut. Ovarium digantung oleh suatu ligamentum yang disebut mesovarium. Ligamentum tersebut tersusun atas syaraf-syaraf dan pembuluh darah. Mesovarium berfungsi untuk mensuplai makanan yang diperlukan oleh ovarium dan sebagai saluran reproduksi. Ovarium ini berbentuk lonjong bulat.

Fungsi ovarium adalah untuk memproduksi sel telur/ovum dan sebagai penghasil hormon estrogen, progesteron dan inhibinJadi seperti juga halnya dengan testis pada ternak jantan, ovarium bersifat endokrin dan bersifatsitogenik.Ovarium bersifat endokrin, yaitu


(63)

mampu menghasilkan dan mensekresikan hormon (hormon steroid/steroidogenesis) yang akan diserap secara langsung kedalam peredaran darah. Ovarium juga bersifat sitigenik artinya ovarium juga mampu menghasilkan sel yaitu ovum atau sel telur, baik dalam pembentukan dan pematangan folikel. Oleh karena itu ovarium sering juga disebut induk telur, indung telur atau pengarang telur. Pada ternak kerbau, ovarium kanan lebih aktif dibandingkan ovarium kiri. Berbeda dengan jenis-jenis ternak lainnya, pada jenis unggas, ovarium tidak sepasang melainkan hanya satu buah yaitu dibagian kiri sedangkan ovarium sebelah kanan mengalami rudimenter. Ovarium pada unggas ini berupa follikel-follikel, sehingga ovarium unggas disebut juga follikel. Follikel pada unggas disertai dengan adanya kuning telur atau yolk. Pada unggas, yolk berfungsi sebagai cadangan makanan bagi calon individu baru, karena pada unggas pertumbuhan dan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh induknya, sehingga perlu cadangan makanan untuk perkembangan hidupnya.

Besarnya ovarium bervariasi antar jenis ternak, hal ini tergantung dari jenis ternak, umur dan masa reproduksi ternak.Bentuk ovarium pada kebanyakan spesies hewan adalah hampir sama yaitu seperti biji almond, tetapi ada beberapa ternak yang mempunyai bentuk ovarium yang berbeda seperti pada ternak babi bentuk ovariumnya tampak dengan lobul-lobul karena banyaknya folikel dan corpus lutea.

Pada kuda bentuk ovarium mirip seperti kacang karena adanya fosa ovarii.Perbedaan bentuk ovarium tersebut karena pada dasarnya pada hewan dapat dibedakan dua sifat dalam melahirkan anak yaitu hewan yang bersifat polytocus yaitu melahirkan anak dalam jumlah banyak dalam satu kali kelahiran seperti babi, kucing dan tikus sehingga bentuknya seperti buah murbei. Sedangkan sifat yang kedua adalah


(64)

termasuk dalam golongan hewan monotokes maka bentuk ovariumnya bulat panjang atau bundar. Bentuk dan Berat Ovarium dijelaskan pada Tabel berikut:

Tabel 3. Bentuk dan Berat atau ukuran Ovarium Ternak

No Jenis ternak Berat dan ukuran ovarium Bentuk ovarium

1 Sapi 11-18 gram Oval

2 Kerbau 3,3 – 6,1 gram Panjang : 2,4-2,8 cm

3 Domba 2-3 gram Seperti buah

almond

4 Kuda 70-90 gram

Musim kawin : - panjang 6-8 cm - lebar 3-4 cm Bukan musim kawin - panjang 2-4 cm - lebar 2-3 cm

Seperti kacang

5 Babi 8-16 gram Seperti buah

murbei

6 Anjing 3-12 gram Memanjang,

menipis, oval 7 Kelinci 0,5 – 0,75 gram

Sumber : Fransond, 1992

Bagian ovarium terdiri atas bagian medula atau bagian sentral dan merupakan bagian yang berongga (vaskular). Sedangkan bagian luar atau korteks terdiri atas jaringan ikat iregular yang padat. Lapisan luar dari korteks adalah kapsul jaringan ikat yang padat yaitu Tunika


(65)

albugenia. Sedangkan lapisan yang paling luar merupakan suatu lapis tunggal dari epitel germinal atau disebut sel kelamin primer.

Ada dua komponen yang amat penting yang terdapat dalam ovarium. Komponen tersebut adalah folikel dan korpus luteum. Kedua komponen ini memegang peranan penting dalam proses reproduksi.

Gambar 9 . Follikel dalam ovarium Sumber : Dokterternak.com 2. Folikel

Ovarium mengandung folikel-folikel. Setiap follikel mengandung satu ovum. Pembentukan dan pertumbuhan folikel ini dipengaruhi oleh hormon FSH (Folicle stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipofise.

Folikel dalam pertumbuhannya mengalami empat tahap yaitu :

a. folikel primer

Follikel yang paling muda disebut foolikel perimer. Folikel primer ini merupakan suatu sel besar. Tiap-tiap folikel terdapat oosit yang dikelilingi oleh suatu lapis tunggal dari sel-sel folikel dan disebut membrana granulosa. Folikel primer ini terjadi sejak ternak betina


(66)

masih dalam kandungan. Letak folikel primer ini berada langsung di bawah kulit ovarium atau tunika albugenia.

b. folikel sekunder

Perkembangan dari follikel primer adalah follikel sekunder. Folikel sekunder ini letaknya agak jauh dari permukaan ovarium. Perbedaan dengan follikel primer, follikel skunder mempunyai banyak Sel-sel granulosa dan ovumnya dilapisi oleh pembungkus tipis yang disebut membrana vitelina.

c. folikel tertier

Folikel tertier merupakan perkembangan dari folikel sekunder, dimana sel-sel granulosanya tampak lebih besar dan letaknya jauh dari korteks ovarium. Pada follikel sekunder ini pertumbuhan sel granulosa antara bagian luar dan bagian dalam tidak sama sehingga menyebabkan terbentuknya rongga atau antrum-antrum yang semakin lama besarnya bertambah sehingga membentuk menjadi satu antrum yang besar.

d. Folikel de Graaf

Perkembangan dari follikel primer menjadi follikel sekunder dan follikel tersier akan tumbuh dan berkembang lagi menjadi follikel yang mengandung ovum yang telah dewasa dan siap melakukan fertilisasi. Ova didalam folikel primer semakin besar. Sel-sel folikel berganda menjadi beberapa lapis, hingga membentuk folikel yang masak. Dalam folekel de graaf ini ovum terbungkus oleh masa sel yang masak yang disebut cumulus ooporus. Ovum bersama cumulus ooporus menonjol kedalam ruang antrum yang penuh dengan cairan folikel. Cairan folikel ini mengandung hormon estrogen. Sel-sel granulosa yang membungkus ovum disebut corona radiata.


(1)

No Kriteria ( 100%) Ya Tidak 1 Mendeteksi tanda berahi ternak sapi/ kerbau/

domba/kambing, dengan tepat, dengan mengamati tanda-tanda dibawah ini :

4) Tingkahlaku ternak sapi berahi dengan kriteria suka melenguh, gelisah, menggerak-gerakkan atau mengangkat pangkal ekor

5) Kondisi bagian alat kelamin eksterior sapi yang sedang berahi dengan kriteria pembengkaan, ke merah-merah, ke luar lendir hingga jatuh di lantai, 6) Kondisi alat kelamin eksterior (vulva) yang sedang

berahi dengan kriteria vulva terasa hangat

7) Bagian mata, kriteria apabila mata kelihatan sayu berarti berahi

8) Tingkahlaku berahi , dengan kriteria diam apabila didekati dan dinaiki pejantan

2 Mendeteksi ternak – ternak yang sudah mengalami pubertas , dengan pengamatan sebagai berikut:

1) Melihat umur, dilakukan dengan melihat catatan atau kondisi gigi secara tepat sesuai dengan umurnya

2) Melihat bobot badan dapat dilakukan dengan menimbang ternak atau menaksir bobot badan dengan pita ukur dengan tepat sesuai rumusnya 3) Melihat catatan reproduksi ternak atau bertanya

pada petugas kandang/ peternak, apakah sudah pernah terlihat gejala-gejala berahi pada ternak tersebut


(2)

No Kriteria ( 100%) Ya Tidak dengan pengamatan sebagai berikut:

a. Pengamatan secara eksternal

- Melihat tingkah laku ternak bunting, ternak bunting dengan kriteria tidak terlihat berahi lagi - Mengamati kondisi rambut/ bulu, ternak

bunting dengan kriteria bulu mengkilat

- Mengamati kondisi abdomen, ternak bunting dengan kriteria abdomen cenderung membesar - Mengamati kondisi ambing, ternak bunting,

dengan kriteria ambing membesar

- Mengamati melalui palpasi rektal yaitu melakukan palpasi rektal dengan prosedur yang benar, dapat mendeteksi kebuntingan dengan benar sesuai kriteria

4 Mendeteksi ternak menjelang kelahiran, dengan pengamatan sebagai berikut :

Mendeteksi ternak – ternak yang sedang menjelang kelahiran dengan pengamatan sebagai berikut:

a. Pengamatan secara eksternal

- Mengamati pangkal ekor, sapi menjelang kelahiran dengan kriteria terlihat pangkal ekor pangkal ekor ditarik keatas

- Mengamati kondisi ambing, sapi menjelang kelahiran , dengan kriteria ambing membesar dan mengeras

- Mengamati tingkahlaku, sapi mejelang kelahiran, dengan kriteria terlihat gelisah


(3)

No Kriteria ( 100%) Ya Tidak kelahiran dengan kriteria puting susu keluar

cairan

- Mengamati vulva, sapi menjelang kelahiran, dengan kriteria terjadi edema pada vulva

- Mengamati kondisi dinding abdominal, sapi menjelang kelahiran dengan kriteria terjadi relaksasi pada dinding abdominal

- Mengamati tingkaglaku ternak, sapi menjelang kelahiran dengan kriteria ternak tersebut berusaha untuk mengasingkan diri


(4)

III . PENUTUP

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rohmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan buku teks bahan ajar ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Buku teks bahan ajar siswa ini, masih banyak kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan kami baik dari segi waktu maupun ilmu yang kami miliki. Oleh kerena itu kami minta saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan isi buku teks bahan ajar siswa ini.

Mudah-mudahan buku teks siswa ini, dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan pembaca pada umumnya yang berminat untuk mempelajari Dasar-dasar pembibitan Ternak I.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Caturto Prio Nugroho,(1999), Agribisnis Ternak Ruminansia,Direktorat Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan dan Menengah.

Edjeng Suprijatna, Umiyati Atmomarsono, Ruhyat Kartasudjana, (2005), Ilmu Dasar Ternak Unggas, Penebar Swadaya, Depok.

Feradis, (2010), Reproduksi Ternak, Penerbit Alfabeta, Bandung.

G.W.Salisbury dan N.L. Vandemark, (1985), Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Hardjopranjoto, S. (1995), Ilmu Kemajiran Pada Ternak, Airlangga University Press, Surabaya.

Latifah Hanum,(1986), Pola Reproduksi Kelinci, Skripsi, Institut Pertanian Bogor. Marsudi dan Cahyo Saparinto,(2012), Puyuh, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. Mozes R. Toelihere, (1979), Fisiologi Reproduksi Pada Ternak, Angkasa, Bandung. Partodihardjo, S. (1980), Ilmu Reproduksi Hewan, Mutiara, Jakarta.

http://etikafarista.blogspot.com; diakses pada bulan Desember 2012, Penyakit-Penyakit Reproduksi Pada Sapi, html.

http://changes-theworld.blogspot.com; diakses pada bulan Mei 2009, Anatomi Organ Reproduksi Jantan, html.

http://changes-theworld.blogspot.com; diakses pada bulan Mei 2009, Anatomi Organ reproduksi Jantan,html.

http://trigonasfarmer.blogspot.com; diakses pada bulan Agustus 2013, Anatomi Dan Sistem Reproduksi Lebah_1, html.

http://etikafarista.blogspot.com; diakses pada bulan Desemer 2012, Penyakit-Penyakit Reproduksi Pada Sapi, html.

http://id.wikipedia.org/wiki; diakses pada jam 10.00 WIB, tanggal 31 Oktober 2013, Distokia Pada Sapi.


(6)

http://www.dheanbj.com; diakses pada bulan Oktober 2012, Mengenal Karakteristik Burung Walet, html.

http://loveduniahewan.blogspot.com; diakses pada bulan Desember 2010, Hormon-Hormon Reproduksi, html.

http://aliefashar07.blogspot.com; diakses pada bulan Mei 2012, Fertilisasi, html. http://ayubakhtiar.blogspot.com; diakses pada bulan November 2011, Hormon Reproduksi,html.

http://andre4088.blogspot.com; diakses pada bulan April 2012, Sistem Reproduksi Merpati, html.

http://agekrw17.wordpress.com; diakses pada tanggal 10 Juni 2011, Proses Pembentukan Telur

http://triharyantosaputra.wordpress.com; diakses pada tanggal 07 Juli 2012, Fisiologi Kebuntingan Ternak

http://diary-veteriner.blogspot.com; diakses pada bulan Februari 2012, Perkembangan Embrio Sampai Partus, html.

http://wanenoor.blogspot.com; diakses padaa jam 14.35, tanggal 31 Oktober 2013, Gametogenesis Proses Spermatogenesis, 05/2012.

http://asriveteriner.wordpress.com; diakses pada jam 14.15, tanggal 01 November 2013, Gangguan Reproduksi Hewan, 02/06/2012.

http://humanhormone.blogspot.com; Kelenjar Hipofisis, html.

http://epyfkh.blog.unair.ac.id; diakses pada tanggal 16 Maret 2011, Anatomi Reproduksi Anjing Dan Kucing Betina.