MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE PADA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS V SDN 101774 SAMPALI.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE

PADA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS V SDN 101774 SAMPALI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan

Pra Sekolah dan Sekolah Dasar

Oleh:

RIBKA LUSIA SIAHAAN NIM. 1103311068

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : RIBKA LUSIA SIAHAAN

Tempat/Tanggal Lahir : Aek Pamingke, 06 Januari 1992 Alamat : Jl. Emplasmen Perk. Aek Pamingke Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama/Suku : Kristen Protestan/Batak Anak ke - : 1 dari 4 Bersaudara Nama Orang Tua :

Ayah : RICARDO RONALD SIAHAAN

Ibu : DECIMA TAMPUBOLON

Pekerjaan Orang Tua :

Ayah : Wiraswasta

Ibu : Ibu Rumah Tangga

No. RIWAYAT PENDIDIKAN TEMPAT LULUS

1. SD NEGERI 118377 Perk. Aek Pamingke Tahun 2004 2. SMP NEGERI 1 SEI SUKA Jl. Beringin Tanjung

Gading

Tahun 2007

3. YAYASAN PERGURUAN GAJAH MADA MEDAN

Jl. H.M. Said No.19 Medan

Tahun 2010

4. S1 PGSD UNIMED Jl. Williem Iskandar Psr V Medan


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas Kasih, Karunia dan Penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Afektif Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SDN 101774 Sampali Tahun Ajaran 2013/2014”. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua orangtua ku yang tercinta ayahanda Ricardo Ronald Siahaan dan ibunda tersayang Decima Tampubolon atas kasih sayang, doa dan pengorbanan baik berupa materil maupun moril yang diberikan. Semua pengorbanan kalian tidak dapat ananda balas dengan apapun.

Adapun penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebahagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis juga banyak memperoleh dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Drs. Nasrun, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Medan.

3. Bapak Pembantu Dekan I Bapak Prof.Dr. Yusnadi,M.S , Bapak Pembantu Dekan II Bapak Drs. Aman Simare-mare, M.S , dan Bapak Pembantu Dekan III Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd.


(7)

4. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan PGSD FIP Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed, Selaku Sekretaris Jurusan PGSD FIP Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Drs.Effendi Manalu, M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ibu Dr.Naeklan Simbolon, M.Pd, Bapak Drs.Robenhart Tamba, M.Pd, dan Ibu Dra.Eva Betty Simanjuntak, M.Pd yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini, dan peneliti mengucapkan terima kasih kepada dosen penguji.

8. Ibu Gusni Rosdiani, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN 101774 Sampali yang telah membantu dalam penelitian ini.

9. Ibu Eki Andriani, S.Pd , Selaku guru Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SDN 101774 Sampali yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini. Dan semua guru-guru SDN 101774 Sampali yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

10.Saudara/i penulis yang tercinta Opung karunia br.Sianipar, Paktua dan Maktua Karunia, dan adik-adikku Dame, Roma, Ebenezer, Karunia, Reinhard , Purnomo serta Keluarga besar “Siahaan Family” yang telah banyak membantu penulis baik secara materi dan moral serta selalu setia membantu penulis dalam segala hal.


(8)

11.Yang Teristimewa kepada Heriyanto Hutapea, A.Md terima kasih telah memberi motivasi dan kekuatan bagi penulis baik dalam suka dan duka selama penyusunan skripsi ini.

12.Sahabat-sahabat penulis Candro Juliati Purba, Dinawaty Samosir, Dian Renny Sari Pasaribu, Yunikawati Girsang, Siska Siregar, Ike Chaterine, Elga Novira, Henny, Regina Aruri, dan Yuhani yang selalu setia dalam bertukar pikiran selama penyusunan skripsi kepada penulis.

13.Teman-teman penulis selaku 1 dosen pembimbing skripsi Ria Mei C Saragih, Nur Ilwana Harahap, Mimi Oktaviana, dan Nita Rahma Nasution yang selalu setia dalam memberi dukungan dan bantuan kepada penulis.

14.Sahabat-sahabat penulis Kelas C Ekstensi stambuk ’10. 15.Teman-teman PPLT’13 SDN 101774 Sampali.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik isi, bahasa maupun tata bahasa untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Semoga kasih Tuhan memberkati kita semua dengan segenap hati terbuka dan penulis siap menerima kritik dan saran dalam skripsi ini.

Medan, Juli 2014 Penulis

Ribka Lusia Siahaan Nim: 1103311068


(9)

ABSTRAK

RIBKA LUSIA SIAHAAN, 1103311068, Meningkatkan kemampuan afektif siswa dengan menggunakan model pembelajaran value clarification technique pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas V SDN 101774 Sampali. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2014.

Masalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan afektif siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V SDN 101774 Sampali pada materi keputusan bersama. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model pembelajaran value clarification technique dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa pada materi pokok Keputusan Bersama kelas V SDN 101774 Sampali ?”.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 38 orang siswa yang berasal dari siswa kelas V-B pada tahun ajaran 2013/2014. Kegiatan ini dilakukan pada saat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berlangsung. Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini penulis melakukan tes tertulis. Adapun teknik analisa data dalam penelitian ini adalah deskripsi kuantitatif dengan menguraikan persentase yang digunakan. Penelitian yang dilakukan dengan cara tindakan siklus I dan siklus II. Berdasarkan analisis data penelitipada saat pre test terdapat 11 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 (28,94%), dan ≤ 75 sebanyak 27 siswa (71,05%), kemudian pada post tes di siklus I terjadi peningkatan dimana terdapat 23 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 (60,52%), dan ≤ 75 sebanyak 15 siswa (39,47). Selanjutnya setelah dilakukan post tes di siklus II hampir semua siswa mendapatkan nilai ≥ 75, sebanyak 32 siswa (84,21%), dan hanya ada 6 siswa yang mendapat nilai ≤ 75 (15,78%).

Dengan demikian maka dapat dikatakan hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima dan terbukti berdasarkan tindakan siklus I dan siklus II bahwa penggunakan model pembelajaran value clarification technique dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa kelas V SDN 101774 Sampali pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam materi keputusan bersama. Disarankan kepada guru untuk menggunakan model pembelajaran value clarification technique dalam menyampaikan materi pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Rumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kemampuan Afektif ... 10

2.1.1 Konsep Kemampuan ... 10

2.1.2 Pengertian Afektif ... 11


(11)

2.2 Teori Sikap ... 15

2.3 Hakikat Model Pembelajaran ... 17

2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Value Clarification Technique... 18

2.3.2 Langkah-langkah Pembelajaran Value Clarification Technique... 19

2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Value Clarification Technique... 21

2.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran ... 22

2.4 Hakikat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD ... 26

2.4.1 Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan... 28

2.5 Kerangka Konseptual ... 29

2.6 Hipotesis Tindakan ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 32

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 33

3.5 Desain Penelitian ... 33

3.6 Prosedur Penelitian ... 34

3.7 Teknik Pengumpul Data ... 39

3.8 Teknik Analisis Data ... 42


(12)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus I ... .. 43

4.1.1 Perencanaan Siklus I... 43

4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 44

4.1.3 Keadaan Guru dan Siswa pada Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 56

4.1.4 Pengamatan ... 57

4.1.5 Refleksi Siklus I ... 62

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus II ...63

4.2.1 Perencanaan Siklus II... 63

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 64

4.2.3 Keadaan Guru dan Siswa pada Pelaksanaan Tindakan Siklus II... 72

4.2.4 Pengamatan ... 73

4.2.5 Refleksi Siklus II ... 78

4.3 Pembahasan ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Saran ... 86


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Analisis Hasil Belajar Kelas V Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan Semester I dan II

Tahun 2012/2013 dan Tahun 2013/2014... 4

Tabel 1.2 Analisis Hasil Belajar Kelas V Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Mid Semester I Tahun Ajaran 2013/2014 ... 4

Tabel 2.1 Kurikulum Kelas V SD Semester I ... 28

Tabel 2.2 Kurikulum Kelas V SD Semester II ... 29

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 43

Tabel 4.1 Hasil Perolehan Pre Tes Siklus I ... 48

Tabel 4.2 Perbandingan Perolehan Ketuntasan Nilai Siswa Secara Klasikal Pada Tes Awal (Pre Tes) ... 51

Tabel 4.3 Hasil Perolehan Post Tes Siklus I ... 52

Tabel 4.4 Perbandingan Perolehan Ketuntasan Nilai Siswa Secara Klasikal Pada Post Tes Siklus I... 55

Tabel 4.5 Hasil Observasi Penggunaan Model Pembelajaran Siklus I ... 57

Tabel 4.6 Hasil Observasi Keadaan Sekolah Dan Kelas Pada Siklus I ... 61

Tabel 4.7 Hasil Perolehan Post Tes Siklus II ... 68

Tabel 4.8 Perbandingan Perolehan Ketuntasan Nilai Siswa Secara Klasikal Pada Post Tes Siklus II... 70


(14)

Tabel 4.9 Hasil Observasi Penggunaan Model

Pembelajaran Siklus II ... 73 Tabel 4.10 Hasil Observasi Keadaan Sekolah

Dan Kelas Pada Siklus II ... 77 Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Dan Ketuntasan Hasil Belajar


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Desain PTK Menurut Kemmis dan MC. Taggart ... 34

Gambar 4.1 Siswa Mengerjakan Pre Tes ... 44

Gambar 4.2 Siswa Menjawab Apersepsi Guru ... 45

Gambar 4.3 Guru Menyajikan Materi ... 46

Gambar 4.4 Media Keputusan Bersama ... 46

Gambar 4.5 Siswa Tampak Memilih Temannya Menjadi Calon Ketua Kelas ... 47

Gambar 4.6 Siswa Mengerjakan Post Tes ... 48

Gambar 4.7 Siswa Sedang Menjawab Apersepsi Guru ... 65

Gambar 4.8 Siswa Sedang Menempelkan Cara Pengambilan Keputusan Sesuai Gambar ... 66

Gambar 4.9 Siswa Tampak Memilih Temannya Menjadi Calon Ketua Kelas ... 66

Gambar 4.10 Siswa Bersedia Maju Untuk Menjadi Calon Ketua Kelas ... 67


(16)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1 Perbandingan Perolehan Nilai Siswa

Yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada

Tes Awal (Pre Tes) ... 51 Diagram 4.2 Perbandingan Perolehan Nilai Siswa

Yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada

Post Tes Siklus I ... 55 Diagram 4.3 Perbandingan Perolehan Nilai Siswa

Yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada Post Tes Siklus II ... 71

Diagram 4.4 Peningkatan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar dan Rata-rata Nilai Keseluruhan Siswa dari Pre Tes, Post Tes Siklus I, Post Tes Siklus II ... 83


(17)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 RPP Siklus I ... 89

Lampiran 2 Soal Siklus I ... 93

Lampiran 3 Kunci Jawaban ... 97

Lampiran 4 Lembar Observasi Penggunaan Model Pembelajaran Siklus I ... 98

Lampiran 5 RPP Siklus II ... 102

Lampiran 6 Soal Siklus II ... 106

Lampiran 7 Kunci Jawaban ... 110

Lampiran 8 Lembar Observasi Penggunaan Model Pembelajaran Siklus II ... 111

Lampiran 9 Lembar Observasi Keadaan Lingkungan Sekolah dan Kelas Siklus I dan II ... 115

Lampiran 10 Materi Pembelajaran... 117

Lampiran 11 Daftar Nama Siswa ... 126

Lampiran 12 Hasil Perolehan Nilai Pre Tes, Post Tes I, Post Tes II ... 127


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa baik sebagai individu, masyarakat, warganegara dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Depdiknas (dalam Sari, 2013:3)

menyatakan bahwa, “Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada perkembangan diri yang beragam dari segi agama,

sosiokultural, bahasa, usia, suku bangsa untuk menjadi warga Negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945”. Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Pendidikan Kewarganegaraan berada pada ranah sikap yaitu wahana penanaman nilai, moral, dan norma-norma baku seperti rasa sosial, nasionalisme, bahkan sistem keyakinan. Pendidikan Kewarganegaraan seharusnya mampu mengeksplorasi internal side seseorang atau wilayah dalam diri seseorang, dan salah satu hasil dari internal side adalah sikap. Afektif (sikap) berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur, oleh karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri peserta didik. Dalam batas tertentu memang afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral, akan tetapi penilaiannya


(19)

untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus-menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan, apalagi menilai perubahan sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah. Kita tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan sekitar.

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan faktor dari siswa yang tampak dari sikapnya di kelas. Sikap siswa di kelas terbagi dua, yaitu sikap yang positif dan negatif. Sikap positifnya adalah siswa aktif dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, bersikap ramah sewaktu berpapasan atau bertemu dengan guru sedangkan sikap negatif mencakup kenakalan siswa di kelas, seperti keras kepala, berbohong, tidak mematuhi peraturan di sekolah, berkelahi dengan teman, berbicara tidak sopan, kekerasan kepada teman dan sebagainya.

Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memiliki cara/ model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang dapat menanamkan nilai-nilai moral dan sesuai dengan konsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Demikian juga orangtua murid kurang mendukung terhadap perkembangan pendidikan anak-anaknya. Mereka beranggapan pendidikan


(20)

merupakan tanggung jawab sekolah dan guru sehingga anak dirumah menjadi malas belajar.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada guru, guru mengatakan bahwa siswa belum terlatih dalam menerima penilaian dirinya dan menilai orang lain, dan tidak menghiraukan guru disaat proses pembelajaran berlangsung, serta kurang mengerti dalam mengambil suatu keputusan. Peneliti juga mewawancarai beberapa siswa, ternyata guru dalam mengajar masih menggunakan teknik pengajaran tradisional atau ceramah yang membuat siswa kurang termotivasi sehingga kesannya membosankan. Jadi proses pembelajaran pendidikan Kewarganegaraan yang dilakukan guru belum optimal, dikarenakan guru dalam mengajar tidak menyesuaikan pendekatan, metode, strategi, dan teknik-teknik pembelajaran dengan materi yang akan disampaikan, serta kurang penanaman nilai terhadap siswa. Hal ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung kurang adanya kerjasama dalam proses pembelajaran, kurang menghargai pendapat teman, kurang mengerti cara-cara pengambilan suatu keputusan, kurang penanaman nilai-nilai moral kepada siswa serta dapat dilihat dari hasil belajar masing-masing siswa SDN 101774 Sampali.

Hasil belajar siswa dari pengamatan awal diperoleh bahwa kemampuan siswa terhadap mata pelajaran pendidikan Kewarganegaraan belum optimal. Rendahnya kemampuan siswa ini dapat dilihat dari hasil nilai semester I dan II Tahun Ajaran 2012/2013, dan nilai ujian mid semester dan semester I Tahun Ajaran 2013/2014 yang belum begitu memuaskan. Namun pada nilai semester I dan II pada Tahun Ajaran 2012/2013 bukan merupakan nilai asli siswa sewaktu mereka ujian melainkan nilai tersebut sudah ditambahkan dengan nilai ujian


(21)

formatif. Sedangkan nilai mid semester dan nilai ujian semester I pada Tahun Ajaran 2013/2014 merupakan nilai asli yang diperoleh siswa, dan dari nilai ini tampak jelas bahwa kemampuan siswa pada mata pelajaran pendidikan Kewarganegaraan masih tergolong rendah. Perolehan hasil belajar atau nilai siswa ini dapat kita lihat seperti pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Analisis Hasil Belajar Kelas V Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Semester I Tahun 2013/2014

No Tahun Ajaran Se mes ter Jumlah Siswa Jumlah siswa yang menda-pat nilai

KKM Rata-rata nilai siswa

Jumlah siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas

KKM (Tuntas) ( % ) KKM (Tidak Tuntas) ( % )

1. 2012/2013 I 36 36 75 73,97 18

(50%)

18 (50%)

II 36 36 75 73,61 18

(50%)

18 (50%)

2. 2013/2014 I 38 38 75 60,55 8

(21%)

30 (78%) Sumber : 2013 DKN Siswa Kelas V-B SDN 101774 Sampali

Tabel 1.2 Analisis Hasil Belajar Kelas V Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Mid Semester Tahun 2013/2014

No Tahun Ajaran Se mes ter Jumlah Siswa Jumlah siswa yang menda-pat nilai

KKM Rata-rata nilai siswa

Jumlah siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas

KKM (Tuntas) ( % ) KKM (Tidak Tuntas) ( % )

1. 2013/2014 Mid 38 38 75 68,26 13

(34%)

25 (65%) Sumber : 2013 DKN Siswa Kelas V-B SDN 101774 Sampali


(22)

Dari data tabel di atas, tampak jumlah siswa pada Tahun Ajaran 2012/2013 ada 36 orang siswa sedangkan 2013/2014 ada 38 orang siswa. Dikarenakan ada pertambahan 2 orang siswa atau siswa baru masuk ke kelas V-B. Selanjutnya, dari data nilai yang diperoleh siswa di atas, dapat dilihat ketuntasan belajar siswa yang telah mencapai KKM pada semester I dan II Tahun Ajaran 2012/2013, dan ujian mid semester dan semester I pada Tahun Ajaran 2013/2014 masih relatif sedikit, justru mengalami penurunan dari jumlah nilai yang diharapkan. Memang semester I tahun ajaran 2012/2013 ada 18 orang siswa yang mencapai nilai KKM dan 18 orang siswa tidak mencapai nilai KKM dari 36 jumlah siswa, dimana pada semester I yang mendapat nilai 75 dengan jumlah perolehan nilai rata-rata siswa 73,97. Demikian juga di semester II jumlah siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 18 orang dan yang mendapatkan nilai di bawah 75 sebanyak 18 orang siswa dari 36 jumlah siswa dengan jumlah perolehan nilai rata-rata siswa 73,61.

Pada mid semester tahun ajaran 2013/2014, jumlah siswa yang mendapatkan nilai 75 hanya 13 orang siswa dari 38 jumlah siswa atau berkisar 34,21% dengan jumlah perolehan nilai rata-rata siswa 27,13 dan yang mendapatkan nilai di bawah 75 sebanyak 25 orang siswa atau berkisar 65,78% dengan jumlah perolehan nilai rata-rata siswa 42,44. Sedangkan pada semester I tahun ajaran 2013/2014 jumlah siswa yang mendapatkan nilai 75 hanya 8 orang siswa dari 38 jumlah siswa atau berkisar 21,05% dengan jumlah perolehan nilai rata-rata siswa 17,02 dan yang mendapatkan nilai di bawah 75 sebanyak 30 orang siswa atau berkisar 78,94% dengan jumlah perolehan nilai rata-rata siswa 43,52. Terfokus di kelas V nilai-nilai siswa rendah, maka data tersebut mengindekasikan


(23)

perlunya upaya untuk memperbaiki hasil belajar siswa karena masih jauh dari apa yang diharapkan atau nilai rendah.

Kemampuan seorang siswa bukan hanya dilihat dari sisi kognitifnya saja, melainkan dari sisi afektifnya juga. Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dapat membekali siswa dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi. Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia siswa secara utuh.

Dalam mengajar Pendidikan Kewarganegaraan, ada beberapa model pembelajaran yang bisa digunakan khususnya model atau strategi pembelajaran sikap, seperti model konsiderasi (the consideration model), model pengembangan kognitif (the cognitive development model), dan teknik mengklarifikasi nilai (value clarification technique). Dari ketiga model pembelajaran ini, peneliti memilih model pembelajaran ketiga sebagai tindakan untuk memperbaiki masalah diatas. Sebab teknik mengklarifikasi nilai (value clarification technique) adalah suatu teknik pengajaran untuk membantu dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang sifatnya positif atau negatif. Artinya, menanamkan kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimiliki baik tingkat positif maupun yang negatif untuk selanjutnya ditanamkan melalui cara yang rasional (logis) dan diterima siswa. Sebagaimana diketahui bahwa pelajaran pendidikan Kewarganegaraan lebih mengarah pada ranah sikap yaitu wahana penanaman nilai, moral, dan


(24)

norma-norma baku seperti rasa sosial, nasionalisme, bahkan sistem keyakinan. Jadi pada teknik pengajaran ini akan melatih siswa dalam menerima penilaian dirinya dan menilai orang lain, serta mengambil keputusan terhadap sesuatu persoalan yang berhubungan dengan pergaulannya dan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengambil sebuah judul “Meningkatkan Kemampuan Afektif Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Value Clarification Technique pada Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SDN 101774 Sampali”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Siswa belum terlatih dalam menerima penilaian dirinya dan menilai orang lain.

2. Siswa kurang mengerti dalam menerima serta mengambil keputusan terhadap sesuatu persoalan.

3. Guru masih menggunakan teknik pengajaran tradisional.

4. Kurang menanamkan kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimiliki baik tingkat sifat positif maupun negatif.

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan kemampuan waktu dan tenaga yang peneliti miliki, maka peneliti memberi batasan masalah : “Meningkatkan Kemampuan Afektif Terhadap Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Value


(25)

Clarification Technique pada Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SDN 101774 Sampali”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah dengan model pembelajaran value clarification technique dapat meningkatkan kemampuan afektif terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas V SDN 101774 Sampali?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data kemampuan afektif terhadap hasil belajar siswa dengan penggunaan model pembelajaran value clarification technique pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V SDN 101774 Sampali.

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan di atas, maka diharapkan manfaat dari penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Bagi siswa kelas V SDN 101774 Sampali, dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa dalam proses pembelajaran serta dapat mengembangkan pengetahuan subjek penelitian dengan menggunakan model Value Clarification Technique

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru SD untuk mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan model


(26)

pembelajaran Value Clarification Technique dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kemampuan afektif siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

3. Bagi sekolah, dapat memberi masukan yang berharga di sekolah dalam memperbaiki model pembelajaran dan meningkatkan kemampuan afektif siswa khususnya pada pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan 4. Bagi peneliti, sebagai pengalaman dan menambah wawasan untuk

melakukan penelitian dan menyusun karya ilmiah dapat mengembangkan pengetahuan secara efektif

5. Bagi peneliti lanjutan, sebagai bahan masukan bagi peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian yang sesuai dengan objek penelitian.


(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima dan terbukti berdasarkan tindakan siklus I dan siklus II bahwa, “Penggunaan model pembelajaran Value Clarification Technique dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V SDN 101774 Sampali dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa”.

2. Peningkatan kemampuan afektif dengan penggunaan model pembelajaran Value Clarification Technique dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V SDN 101774 Sampali pada saat pre tes terdapat 11 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 (28,94%), dan ≤ 75 sebanyak 27 siswa (71,05%), kemudian pada post tes di siklus I terjadi peningkatan dimana terdapat 23 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 (60,52%), dan ≤ 75 sebanyak 15 siswa (39,47). Selanjutnya setelah dilakukan post tes di siklus II hampir semua siswa mendapatkan nilai ≥ 75, sebanyak 32 siswa (84,21%), dan hanya ada 6 siswa yang mendapat nilai ≤ 75 (15,78%).

3. Dukungan yang kondusif dari faktor-faktor/unsur-unsur yang berpengaruh langsung dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Value Clarification Technique sangat mendukung perolehan hasil yang maksimal.


(28)

4. Menggunakan materi Pendidikan Kewarganegaraan yang terdapat pada kurikulum SD sangat sesuai untuk penanaman dan menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan sejak dini kepada siswa.

5.2 Saran

1. Bagi guru, diharapkan guru SD menggunakan model pembelajaran Value Clarification Technique dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebaiknya mengikuti langkah-langkah yang menunjukkan penggunaan model pembelajaran tersebut.

2. Bagi siswa, diharapkan untuk memahami nilai-nilai yang positif atau negatif dalam bersikap.

3. Kepada Kepala sekolah, dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran hendaknya mengikut sertakan kepada guru-guru dalam pelatihan-pelatihan atau seminar-seminar agar guru lebih terampil menggunakan berbagai model pembelajaran terutama menggunakan pembelajaran Value Clarification Technique.

4. Bagi peneliti berikutnya jika ingin melakukan jenis penelitian yang sama sebaiknya dilaksanakan lebih dari dua siklus, agar tercapai keberhasilan kemampuan afektif yang lebih efisien.


(1)

perlunya upaya untuk memperbaiki hasil belajar siswa karena masih jauh dari apa yang diharapkan atau nilai rendah.

Kemampuan seorang siswa bukan hanya dilihat dari sisi kognitifnya saja, melainkan dari sisi afektifnya juga. Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dapat membekali siswa dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi. Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia siswa secara utuh.

Dalam mengajar Pendidikan Kewarganegaraan, ada beberapa model pembelajaran yang bisa digunakan khususnya model atau strategi pembelajaran sikap, seperti model konsiderasi (the consideration model), model pengembangan kognitif (the cognitive development model), dan teknik mengklarifikasi nilai (value clarification technique). Dari ketiga model pembelajaran ini, peneliti memilih model pembelajaran ketiga sebagai tindakan untuk memperbaiki masalah diatas. Sebab teknik mengklarifikasi nilai (value clarification technique) adalah suatu teknik pengajaran untuk membantu dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang sifatnya positif atau negatif. Artinya, menanamkan kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimiliki baik tingkat positif maupun yang negatif untuk selanjutnya ditanamkan melalui cara yang rasional (logis) dan diterima siswa. Sebagaimana diketahui bahwa pelajaran pendidikan Kewarganegaraan lebih mengarah pada ranah sikap yaitu wahana penanaman nilai, moral, dan


(2)

norma-norma baku seperti rasa sosial, nasionalisme, bahkan sistem keyakinan. Jadi pada teknik pengajaran ini akan melatih siswa dalam menerima penilaian dirinya dan menilai orang lain, serta mengambil keputusan terhadap sesuatu persoalan yang berhubungan dengan pergaulannya dan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengambil sebuah judul “Meningkatkan Kemampuan Afektif Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Value Clarification Technique pada Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SDN 101774 Sampali”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Siswa belum terlatih dalam menerima penilaian dirinya dan menilai orang lain.

2. Siswa kurang mengerti dalam menerima serta mengambil keputusan terhadap sesuatu persoalan.

3. Guru masih menggunakan teknik pengajaran tradisional.

4. Kurang menanamkan kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimiliki baik tingkat sifat positif maupun negatif.

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan kemampuan waktu dan tenaga yang peneliti miliki, maka peneliti memberi batasan masalah : “Meningkatkan Kemampuan Afektif Terhadap Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Value


(3)

Clarification Technique pada Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SDN 101774 Sampali”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah dengan model pembelajaran value clarification technique dapat meningkatkan kemampuan afektif terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas V SDN 101774 Sampali?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data kemampuan afektif terhadap hasil belajar siswa dengan penggunaan model pembelajaran value clarification technique pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V SDN 101774 Sampali.

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan di atas, maka diharapkan manfaat dari penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Bagi siswa kelas V SDN 101774 Sampali, dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa dalam proses pembelajaran serta dapat mengembangkan pengetahuan subjek penelitian dengan menggunakan model Value Clarification Technique

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru SD untuk mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan model


(4)

pembelajaran Value Clarification Technique dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kemampuan afektif siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

3. Bagi sekolah, dapat memberi masukan yang berharga di sekolah dalam memperbaiki model pembelajaran dan meningkatkan kemampuan afektif siswa khususnya pada pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan 4. Bagi peneliti, sebagai pengalaman dan menambah wawasan untuk

melakukan penelitian dan menyusun karya ilmiah dapat mengembangkan pengetahuan secara efektif

5. Bagi peneliti lanjutan, sebagai bahan masukan bagi peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian yang sesuai dengan objek penelitian.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima dan terbukti berdasarkan tindakan siklus I dan siklus II bahwa, “Penggunaan model pembelajaran Value Clarification Technique dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V SDN 101774 Sampali dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa”.

2. Peningkatan kemampuan afektif dengan penggunaan model pembelajaran Value Clarification Technique dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V SDN 101774 Sampali pada saat pre tes terdapat 11 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 (28,94%), dan ≤ 75 sebanyak 27 siswa (71,05%), kemudian pada post tes di siklus I terjadi peningkatan dimana terdapat 23 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75

(60,52%), dan ≤ 75 sebanyak 15 siswa (39,47). Selanjutnya setelah

dilakukan post tes di siklus II hampir semua siswa mendapatkan nilai ≥ 75, sebanyak 32 siswa (84,21%), dan hanya ada 6 siswa yang mendapat nilai ≤ 75 (15,78%).

3. Dukungan yang kondusif dari faktor-faktor/unsur-unsur yang berpengaruh langsung dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Value Clarification Technique sangat mendukung perolehan hasil yang maksimal.


(6)

4. Menggunakan materi Pendidikan Kewarganegaraan yang terdapat pada kurikulum SD sangat sesuai untuk penanaman dan menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan sejak dini kepada siswa.

5.2 Saran

1. Bagi guru, diharapkan guru SD menggunakan model pembelajaran Value Clarification Technique dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebaiknya mengikuti langkah-langkah yang menunjukkan penggunaan model pembelajaran tersebut.

2. Bagi siswa, diharapkan untuk memahami nilai-nilai yang positif atau negatif dalam bersikap.

3. Kepada Kepala sekolah, dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran hendaknya mengikut sertakan kepada guru-guru dalam pelatihan-pelatihan atau seminar-seminar agar guru lebih terampil menggunakan berbagai model pembelajaran terutama menggunakan pembelajaran Value Clarification Technique.

4. Bagi peneliti berikutnya jika ingin melakukan jenis penelitian yang sama sebaiknya dilaksanakan lebih dari dua siklus, agar tercapai keberhasilan kemampuan afektif yang lebih efisien.


Dokumen yang terkait

PEMBINAAN RASA NASIONALISME DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT)

2 12 101

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE PADA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI 101774 SAMPALI T.A. 2016/2017.

1 3 29

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SDN 101775 SAMPALI.

0 3 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 101774 SAMPALI.

0 3 32

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 101774 SAMPALI T.A 2013/2014.

0 2 23

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN PKN DI KELAS V SD NEGERI NO. 101774 SAMPALI T.A2011/2012.

0 1 25

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA PELAJARAN SAINS KELAS V SD NEGERI 101774 SAMPALI TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 0 22

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Metode Value Clarification Technique (VCT) Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SDN Karang Waru 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Metode Value Clarification Technique (VCT) Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SDN Karang Waru 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 6

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VCT (VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE) DI KELAS V SDN SUKOAGUNG PATI

0 0 25