Hubungan Self-Efficacy Dengan Perilaku Hidup Sehat Pada Mahasiswa Universitas "X" Bandung.

(1)

iii Abstrak

Mahasiswa yang telah mengetahui pentingnya menjaga kesehatan nyatanya masih memiliki perilaku hidup yang tidak sehat. Perilaku hidup yang sehat pada mahasiswa salah satunya dapat dipengaruhi oleh self-efficacy. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dan perilaku hidup sehat pada mahasiswa Universitas “X” Bandung.

Terdapat 123 mahasiswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini yang dipilih berdasarkan teknik accidential sampling. Rancangan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasional. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur, alat ukur pertama adalah alat ukur self-efficacy yg disusun oleh Schwarzer (2007) yg terdiri dari 72 item. Alat ukur kedua adalah alat ukur identifikasi perilaku hidup sehat yg disusun oleh Henndy (2015). kedua alat ukur tersebut telah diterjemahan dan dimodifikasi oleh peneliti. Validitas dari alat ukur self-efficacy berkisar dari 0,614-0,950 dengan reliabilitas alat ukur 0,961. Sedangkan validitas alat ukur perilaku hidup sehat berkisar 0,304 – 0,986 dengan reliabilitas alat ukur 0,66. Data yang diperoleh diolah menggunakan uji korelasi Pearson dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows.

Berdasarkan pengolahan data secara statistik, didapatkan koefisien korelasi untuk derajat self-efficacy dan perilaku hidup sehat +0,453

Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang positif signifikan namun rendah antara self-efficacy dan perilaku hidup sehat. Selain itu, perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi self-efficacy dan perilaku hidup sehat guna mendapatkan gambaran yang lebih utuh.


(2)

iv

Universitas Kristen Maranatha

Abstract

College students have known about importance in maintaining their own health, however some of them still have unhealthy behavior. Healthy behavior in college students could be influenced by self efficacy. The research was conducted to determine the relationship between self-efficacy and healthy behavior in college students in University “X” Bandung.

There are 123 college students who participated on this research that selected by accidental technic sampling. this research uses two measuring instrument. First, self efficacy measuring instrument conducted by Schwarzer (2007) which has 72 item. second, identification health behavior measuring instrument arranged by Henndy (2015) both of those has translated and modified by researcher. Validity of self-efficacy scale is 0,614-0,950 with reliability 0,961. while, health measuring instrument's validity range about 0,304 - 0,986 with riability 0,66. The data obtained were processed using Pearson’s correlation test with SPSS 16.0 for windows.

Based on the statistical data processing, the correlation coefficient obtained for degree of self-efficacy and health behavior is +0,453.

The conclusion obtained is that there is a positive significant but low correlation between self-efficacy and health behavior. Beside that, research about what factors which influence self efficacy and health behavior is needed in order to get picture fully.


(3)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Maksud Penelitian ... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 8

1.5 Kerangka Pikir ... 8

1.6 Asumsi Penelitian ... 14


(4)

viii

Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Self-efficacy ... 15

2.2 HAPA (The Health Action Process Approach) ... 16

2.2.1 Penelitian Perilaku Hidup Sehat HAPA ... 20

2.3 Perilaku Hidup Sehat ... 21

2.3.1 Perilaku Makan ... 22

2.3.2 Aktivitas Fisik ... 23

2.3.3 Merokok ... 25

2.3.4 Mengkonsumsi Alkohol ... 26

2.4 Self-efficacy dan Health Behavior ... 27

2.4.1 Nutrition-Related or Dietary Self-efficacy ... 28

2.4.2 Physical Exercise Self-efficacy ... 29

2.4.3 Smoking Cessation Self-efficacy ... 29

2.4.4 Alcohol Consumption and Self-efficacy ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 32

3.2 Bagan Prosedur Penelitian ... 32

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 33

3.3.1 Variabel Penelitian ... 33

3.3.2 Definisi Konseptual ... 33

3.3.3 Definisi Operasional ... 34

3.4 Alat Ukur Penelitian ... 35

3.4.1 Alat Ukur Self-efficacy ... 35


(5)

ix

3.4.1.2 Prosedur Pengisian Item ... 37

3.4.1.3 Sistem Penilaian ... 37

3.4.2 Alat Ukur Perilaku Hidup Sehat ... 38

3.4.2.1 Kisi-kisi Alat Ukur Perilaku Hidup Sehat ... 38

3.4.2.2 Prosedur Pengisian Item ... 39

3.4.2.3 Sistem Penilaian ... 39

3.4.3 Data Pribadi ... 40

3.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 40

3.5.1 Uji Validitas Alat Ukur ... 40

3.5.2 Uji Reliabilitas Alat Ukur ... 41

3.6 Populasi ... 42

3.6.1 Populasi Sasaran ... 42

3.6.2 Karakteristik Sampel ... 42

3.6.3 Teknik Penarikan Sampel ... 43

3.7 Teknis Analisis Data ... 43

3.8 Hipotesis Statistik ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden ... 45

4.1.1 Jenis Kelamin ... 45

4.1.2 Usia ... 45

4.2 Hasil Penelitian ... 46

4.2.1 Korelasi antara Self-efficacy dan Perilaku Hidup Sehat ... 46


(6)

x

Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 54

5.2 Saran ... 54

5.2.1 Saran Teoritis ... 54

5.2.2 Saran Praktis ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

DAFTAR RUJUKAN ... 58 LAMPIRAN


(7)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kategori Aktivitas Fisik ... 25

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur Self-efficacy ... 36

Tabel 3.2 Penilaian Alat Ukur Self-efficacy ... 37

Tabel 3.3 Kisi-kisi Alat Ukur Perilaku Hidup Sehat ... 38

Tabel 3.4 Penilaian Alat Ukur Perilaku Hidup Sehat ... 39

Tabel 3.5 Pembobotan Matrik ... 40

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Table 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 45

Tabel 4.3 Tabel Hasil Uji Korelasi Self-efficacy dan Perilaku Hidup Sehat ... 46

Tabel 4.4 Tabulasi silang antara Self-efficacy dan Perilaku Hidup Sehat 47

Tabel 4.5 Tabel Analisis Korelasi Antara Self-efficacy dan Perilaku Hidup Sehat ... 47


(8)

xii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pikir ... 13 Gambar 2.1 Bagan Health Action Process Approach ... 19 Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ... 32


(9)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Alat Ukur ... L-1 Lampiran 2 Validitas Alat Ukur ... L-13 Lampiran 3 Reliabilitas Alat Ukur ... L-15 Lampiran 4 Hasil t hitung dan t tabel ... L-16 Lampiran 5 Hasil Korelasi ... L-18 Lampiran 6 Hasil Tabulasi Silang ... L-22 Lampiran 7 Data Mentah ... L-24


(10)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan kunci utama bagi kesejahteraan hidup. Definisi sehat menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan (WHO, 1992). Menurut WHO, ada empat komponen penting dalam definisi sehat yaitu: Pertama, sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, dimana seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal. Kedua, sehat mental yaitu ketika seseorang selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, pengertian dan toleransi terhadap kebutuhan emosi orang lain, dapat mengontrol diri dan dapat menyelesaikan masalah secara cerdik dan bijaksana. Ketiga, kesejahteraan sosial merupakan suasana kehidupan berupa perasaan aman damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Keempat, sehat spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO dan memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Untuk memiliki kondisi tubuh yang sehat harus disertai dengan usaha untuk menjaga kesehatan. Usaha yang dilakukan seseorang untuk menjaga kesehatan dapat dilihat dari perilaku hidup sehat, yaitu perilaku yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan (Kasl&Cobb, 1966). Perilaku sehat yang buruk memiliki efek yang buruk terhadap kesehatan atau menimbulkan penyakit. Perilaku tersebut termasuk merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan konsumsi makanan berlemak tinggi. Sebaliknya meningkatkan perilaku sehat bermanfaat untuk kesehatan atau melindungi individu dari penyakit. Perilaku


(11)

2

Universitas Kristen Maranatha

tersebut termasuk olahraga, konsumsi buah dan sayur. Banyak kondisi kesehatan yang buruk disebabkan oleh perilaku seperti minum alkohol, penggunaan narkoba, merokok, makan berlebihan (Renner&Schwarzer, 2003).

Usaha mempertahankan dan meningkatkan kesehatan bukan hanya untuk individu pada usia lanjut namun juga bagi individu yang masih muda, seperti mahasiswa. Mereka harus mulai menjaga kesehatannya agar tidak berdampak panjang saat usia lanjut. Pada usia 18 tahun seorang remaja mulai memasuki dunia mahasiswa (Gunarsa & Gunarsa, 2004). Dalam statusnya sebagai mahasiswa dengan atribut sebagai agent of change, generasi muda memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa (Wikagoe, 2003). Seiring dengan perkembangannya mahasiswa yang tergolong sebagai remaja lanjut masih mengalami banyak masalah dan kesukaran yang sering timbul diantaranya berkaitan dengan masalah pergaulan, konformitas, masalah dengan lawan jenis (percintaan), penyesuaian di bidang akademik yang oleh remaja terkadang dianggap berlebihan dan berat sehingga kemungkinan dapat mengakibatkan timbulnya kegoncangan bahkan menimbulkan suatu hambatan besar (Gunarsa & Gunarsa, 2004). Dunia mahasiswa yang padat dengan berbagai aktivitas baik dari dalam ataupun dari luar kampus namun masih tetap membutuhkan penyesuaian diri dengan lingkungan masyarakat. Selain itu adanya beban tanggung jawab terhadap diri sendiri ataupun tuntutan untuk mampu menghadapi berbagai masalah yang datang (Putro, 2006). Segala perubahan yang terjadi saat menjadi mahasiswa, seperti perbedaan beban akademik, padatnya aktifitas dapat membuat mahasiswa kurang dapat menjaga kesehatan sehingga muncul masalah pada kesehatan mahasiswa, seperti pola makan yang kurang teratur, tidak berolahraga, merokok dan mulai meminum alkohol.


(12)

3

Universitas Kristen Maranatha

Kondisi tubuh yang kurang baik dapat mengganggu mahasiswa dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Para peneliti telah menunjukkan secara global bahwa banyak mahasiswa terlibat dalam berbagai perilaku sehat beresiko meliputi merokok, penggunaan alkohol dan obat-obatan lainnya, unprotective sex, perilaku makan, aktifitas fisik, dan mengontrol berat badan (Von, Ah D., Ebert S., Ngamvitroj, A., Park, N., & Kang, D. H, 2004). Banyak mahasiswa yang telah mengetahui pentingnya kesehatan dan akibat dari perilaku sehat yang buruk tetapi kurang mampu mengaplikasikan pengetahuannya tersebut untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Untuk mendorong para mahasiswa agar dapat menyadari pentingnya menjaga kesehatan salah satu universitas di Bandung yaitu Universitas “X” membuat slogan “X Sehat” yang terpampang di area kampus, menyediakan Rumah Sakit Gigi dan Mulut, melarang mahasiswa untuk merokok dan menyediakan lapangan untuk berolahraga. Dengan hal tersebut universitas mengharapkan para mahasiswa dapat menjaga kesehatan agar dapat menjalankan aktivitas belajar dengan lancar. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti walaupun universitas telah melakukan berbagai upaya namun masih saja ada mahasiswa yang kurang dapat menyadari pentingnya menjaga kesehatan, terlihat dari mahasiswa yang masih merokok di lingkungan kampus, dan masih banyak mahasiswa yang belum memanfaatkan lapangan olahraga yang disediakan. Beberapa upaya yang dilakukan universitas untuk meningkatkan kesehatan mahasiswa ternyata tidak sejalan dengan perilaku yang ditampilkan oleh mahasiswa dimana mahasiswa memiliki perilaku hidup yang tidak sehat.

Salah satunya perilaku sehat pada mahasiswa dapat dilihat dari pola makan. Pola makan yang sehat diasosiasikan dengan pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu, seperti mempertahankan kesehatan dan status nutrisi


(13)

4

Universitas Kristen Maranatha

(Sebayang, 2012). Nutrisi jelas penting untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan. Pola makan yang sehat adalah makanan dengan menu seimbang dalam arti kualitas dan kuantitas cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan survei awal pada sepuluh mahasiswa. Dari perilaku makan didapatkan bahwa tujuh mahasiswa (70%) kadang-kadang memakan makanan yang sehat, tiga mahasiswa (30%) sering memakan makanan yang sehat.

Perilaku sehat juga dapat dilihat dari aktivitas fisik. Aktifitas fisik yang dilakukan manusia bertujuan untuk meningkatkan kualitas fisik sumber daya manusia, terutama apabila dilakukan secara benar dan teratur. Menurut WHO (2008), aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan bermacam-macam dari yang ringan sampai berat. Berdasarkan survei awal pada mahasiswa, untuk aktivitas fisik enam mahasiswa (60%) kadang-kadang melakukan aktivitas fisik, dan empat (40%) mahasiswa sering melakukan aktivitas fisik.

Perilaku sehat yang lainnya dapat dilihat dari tidak merokok. Merokok bukan merupakan hal yang asing di kalangan mahasiswa, sering dijumpai mahasiswa merokok di sela-sela kegiatan di kampus. Padahal dalam rokok terdapat zat adiktif yang dapat membuat seseorang kecanduan. Maka, jika mahasiswa yang merokok tidak segera berhenti merokok, kebiasaan tersebut dapat berlanjut terus hingga mereka tua dan mereka harus siap menanggung penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh rokok. Berdasarkan survei awal pada mahasiswa, untuk perilaku merokok enam mahasiswa (60%) tidak pernah merokok, dua mahasiswa (20%) kadang-kadang merokok, dan dua mahasiswa (20%) sering merokok.

Perilaku sehat selanjutnya dapat dilihat dari tidak mengkonsumsi alkohol. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menghasilkan beberapa masalah kesehatan


(14)

5

Universitas Kristen Maranatha

yang serius. Mengkonsumsi alkohol adalah mengkonsumsi minuman yang mengandung cairan tidak berwarna (bening), mudah menguap dan mudah terbakar, dapat menimbulkan adiksi yaitu ketagihan atau ketergantungan (Indrawan, 2007). Walaupun sering minum alkohol sangat lazim pada usia ini, mahasiswa cenderung lebih sering minum dan lebih berat daripada mereka yang tidak berkuliah (Papalia, dkk. 2009). Berdasarkan survei awal pada mahasiswa, untuk perilaku mengkonsumsi alkohol empat mahasiswa (40%) tidak pernah mengkonsumsi alkohol, empat mahasiswa (40%) kadang-kadang mengkonsumsi alkohol, dan dua mahasiswa (20%) sering mengkonsumsi alkohol.

Ketika menjalankan perilaku hidup sehat ada beberapa hal yang menghambat mahasiswa seperti mahasiswa kurang dapat mengatur waktu, memiliki kegiatan yang padat, rasa malas, dan juga keyakinan mahasiswa untuk dapat melaksanakan perilaku hidup sehat atau yang disebut self-efficacy. Self-efficacy yaitu keyakinan diri seseorang bahwa orang tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan suatu perilaku (Bandura, 1999). Orang dengan self-efficacy rendah memiliki aspirasi yang rendah dan komitmen yang lemah terhadap tujuan-tujuan yang mereka tetapkan. Mereka juga cenderung menghindari tugas sulit yang dipandang sebagai ancaman terhadap diri mereka. Sebaliknya, mereka yang memiliki self-efficacy tinggi akan menentukan tujuan yang menantang dan berkomitmen terhadap tujuan tersebut.

Menurut Sarafino dan Smith (2011) hal yang terpenting yang harus dimiliki oleh individu untuk dapat melaksanakan perilaku sehat adalah self-efficacy. Seorang individu memerlukan cukup self-efficacy untuk melaksanakan perubahan dalam hidupnya tanpa self-efficacy, motivasi mereka untuk berubah akan terhambat. Self-efficacy mengatur motivasi dengan menentukan tujuan yang ditetapkan untuk diri mereka sendiri, kekuatan komitmen mereka dan hasil yang diharapkan dari usaha


(15)

6

Universitas Kristen Maranatha

yang telah mereka lakukan (Bandura,1998). Semakin kuat self-efficacy dirasakan dan ditanamkan, semakin besar orang-orang untuk mendapatkan dan mempertahankan upaya yang diperlukan untuk mengadopsi, mempertahankan dan meningkatkan perilalu kesehatan (Bandura,1998).

Self-efficacy merupakan kesadaran yang menentukan apakah perubahan perilaku hidup sehat akan dimulai, seberapa banyak upaya yang akan dikeluarkan, dan seberapa lama hal tersebut akan dipertahankan dalam menghadapi tantangan dan kegagalan. Self-efficacy memengaruhi upaya pencetus untuk merubah perilaku beresiko dan ketekunan untuk terus berjuang meskipun terdapat hambatan yang dapat menurunkan motivasi. Self-efficacy memengaruhi tantangan yang diambil oleh individu serta seberapa tinggi mereka menetapkan tujuan mereka seperti “Saya

bermaksud untuk mengurangi merokok”, atau “Saya bermaksud untuk berhenti merokok”. Individu dengan self-efficacy yang tinggi akan memilih tujuan yang lebih menantang (De Vellis & De Vellis, 2000). Schwarzer mengklaim bahwa self-efficacy merupakan prediksi dari intention perilaku dan perubahan perilaku pada beberapa macam perilaku sehat seperti dental floss, frequency of flossing, effective use of contraception, breast self-examination, drug addicts, intentions to quit smoking and intentions to adhere to weight loss programmes and exercise.

Berdasarkan survei awal pada sepuluh mahasiswa Universitas Kristen Maranatha mengenai self-efficacy dalam menjalankan perilaku hidup sehat. Untuk self-efficacy dalam menjalankan pola makan sehat didapatkan bahwa empat mahasiswa (40%) tidak yakin dirinya mampu mengatur diri untuk tetap makan makanan yang sehat, dan enam mahasiswa (60%) yakin bahwa mampu mengatur diri untuk tetap makan makanan yang sehat. Untuk self-efficacy dalam olahraga enam mahasiswa (60%) tidak yakin dirinya mampu mengatur untuk melaksanakan niat


(16)

7

Universitas Kristen Maranatha

olahraganya, dan empat mahasiswa (40%) yakin dirinya mampu mengatur untuk melaksanakan niat olahraganya. Untuk self-efficacy untuk tidak merokok empat mahasiswa (40%) tidak yakin mampu mengendalikan dirinya untuk tidak merokok, dan enam mahasiswa (60%) yakin mampu mengendalikan dirinya untuk tidak merokok. Untuk self-efficacy mengendalikan diri untuk tidak mengkonsumsi alkohol dua mahasiswa (20%) tidak yakin mampu mengendalikan dirinya untuk tidak mengkomsumsi alkohol dan delapan mahasiswa (80%) yakin mampu mengendalikan dirinya untuk tidak mengkomsumsi alkohol.

Berdasarkan hasil survei awal di atas didapatkan bahwa terdapat mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi dan memiliki perilaku hidup sehat serta ada pula mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi dan memiliki perilaku hidup tidak sehat. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara self-efficacy dengan perilaku hidup sehat pada mahasiswa Universitas “X” Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini yang ingin diteliti adalah bagaimana hubungan antara self-efficacy dengan perilaku hidup sehat pada mahasiswa Universitas “X” Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk memperoleh data dan gambaran mengenai self-efficacy dengan perilaku hidup sehat pada mahasiswa Universitas “X” Bandung.


(17)

8

Universitas Kristen Maranatha

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui derajat hubungan antara self-efficacy dengan perilaku

hidup sehat pada mahasiswa Universitas “X” Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Memberikan tambahan informasi bagi health psychology, mengenai hubungan antara self-efficacy dengan perilaku hidup sehat pada mahasiswa Universitas “X” Bandung.

2. Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian serupa mengenai hubungan antara self-efficacy dengan perilaku hidup sehat pada mahasiswa Universitas “X” Bandung.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Dapat menjadi masukan bagi mahasiswa yang belum menjalankan perilaku hidup sehat dan memiliki self-efficacy rendah agar mulai menjalankan perilaku hidup sehat dan meningkatkan self-efficacy sehingga dapat menjalankan perilaku hidup sehat dengan lancar.

2. Dapat menjadi masukan bagi mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi dalam menjalankan perilaku hidup sehat agar dapat mempertahankan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

1.5 Kerangka Pikir

Mahasiswa merupakan kaum terpelajar, mereka telah belajar di institusi formal setidaknya selama 12 tahun yang tentunya mengajarkan mana hal yang benar dan salah, dengan demikian mahasiswa mengetahui tentang manfaat hidup sehat.


(18)

9

Universitas Kristen Maranatha

Akan tetapi masih banyak mahasiswa yang belum menjalankan perilaku hidup sehat. Mahasiswa tentunya harus mulai menjaga kesehatan dari sekarang agar tidak berakibat buruk nantinya di masa yang akan datang. Usaha yang dilakukan mahasiswa untuk menjaga kesehatan dapat dilihat dari perilaku hidup sehat, yaitu perilaku yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan (Kasl&Cobb, 1966). Perilaku hidup sehat pada mahasiswa merupakan upaya yang dilakukan mahasiswa untuk menjaga mengatur dan menstabilkan kesehatan mereka (Taylor, 2009). Perilaku sehat mahasiswa yang akan dianalisis adalah perilaku makan, aktifitas fisik, merokok dan konsumsi alkohol.

Dalam menjalankan perilaku hidup sehat menurut HAPA terdapat dua tahap, tahap yang pertama motivational phase terdiri dari action self-efficacy, outcome expectancies, risk perception, dan behavioral intentions. Tahap kedua volitional phase terdiri dari action planning, coping planning, maintenance self-efficacy, dan recovery self-efficacy. Telah ditemukan bahwa self-efficacy berperan penting pada setiap tahap dari proses perubahan perilaku hidup sehat (Bandura, 1997). Self-efficacy adalahkeyakinan diri pada mahasiswa bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan perilaku hidup sehat (Bandura, 1999).

Menurut HAPA ketika akan melakukan perilaku hidup sehat mahasiswa melewati dua tahapan, tahap pertama motivational phase adalah proses dimana mahasiswa membentuk niat baik untuk mengubah perilaku beresiko dan mengarah pada intention untuk bertindak, pada tahap ini mahasiswa mengalami tiga proses. Pertama, action self-efficacy merupakan proses dimana ketika mahasiswa belum melakukan perilaku hidup sehat tetapi telah memiliki telah memiliki keyakinan dapat melakukan perilaku hidup sehat. Hal tersebut tampak dari mahasiswa yang yakin bahwa dirinya dapat makan dengan gizi seimbang, rajin berolahraga, tidak merokok,


(19)

10

Universitas Kristen Maranatha

dan tidak mengkonsumsi alkohol, mahasiswa yakin bahwa dirinya dapat berhasil dalam menjalankan perilaku hidup sehat. Kedua outcome expectancies adalah proses dimana mahasiwa memikirkan mengenai apa yang akan didapatkan apabila melakukan perilaku hidup sehat, berkaitan dengan penilaian positif dan negatif terhadap hasil yang akan didapatkan. Hal tersebut tampak dari mahasiswa yang memprediksi perubahan apa yang akan dialami atau dirasakan apabila makan dengan gizi seimbang, rajin berolahraga, tidak merokok, dan tidak mengkonsumsi alkohol. Seperti mahasiswa merasa lebih sehat apabila selalu makan dengan gizi seimbang, rajin berolahraga, tidak merokok, dan tidak mengkonsumsi alkohol. Ketiga risk perception adalah proses dimana individu memikirkan mengenai resiko yang mungkin akan dialami apabila tidak melakukan perilaku perilaku hidup sehat. Hal tersebut tampak dari mahasiswa yang memikirkan kemungkinan gangguan kesehatan apa saja yang akan dialami ketika tidak makan dengan gizi seimbang, tidak rajin melakukan aktivitas fisik, merokok, dan mengkonsumsi alkohol Seperti kolestrol meningkat. Dari ketiga proses yang dialami mahasiswa terbentuk intention untuk melakukan perilaku hidup sehat.

Setelah muncul intention kemudian masuk ke tahap kedua yaitu volitional phase adalah proses dimana mahasiswa telah mengarah pada perilaku sehat sebenarnya. Proses yang pertama, action planning dimana mahasiswa menentukan secara rinci bagaimana dan dalam situasi apa tindakan situasional akan dilakukan. Hal tersebut tampak dari mahasiswa yang telah memiliki rencana kapan dan bagaimana akan memulai makan dengan gizi seimbang, rajin berolahraga, tidak merokok, dan tidak mengkonsumsi alkohol. Kedua, coping planning dimana mahasiswa merencanakan antisipasi akan hambatan yang mungkin muncul saat melakukan perilaku hidup sehat dan sejauh mana mahasiswa telah mengembangkan


(20)

11

Universitas Kristen Maranatha

strategi yang tepat untuk mengatasi hambatan tersebut. Hal tersebut tampak dari mahasiswa yang telah mempersiapkan rencana yang detail bagaimana menghadapi rintangan saat melakukan perilaku hidup sehat. Seperti mahasiswa memiliki rencana yang detail bagaimana untuk merespon teman yang menawarkan rokok saat mahasiswa mulai akan berhenti merokok.

Saat membuat action planning dan coping planning mahasiswa dipengaruhi oleh maintenance self-efficacy yang merupakan keyakinan yang optimis untuk menghadapi halangan yang terjadi saat menjalankan perilaku hidup sehat. Hal tersebut tampak dari mahasiswa Universitas “X” Bandung yang memiliki derajat self-efficacy yang tinggi merasa optimis saat menghadapi halangan ketika menjalankan perilaku hidup sehat, dan yakin bahwa dirinya dapat tetap menjalankan

perilaku hidup sehat walaupun ada halangan. Sedangkan Mahasiswa Universitas “X”

Bandung yang memiliki derajat self-efficacy yang rendah akan pesimis bahwa dirinya dapat menghadapi halangan yang ada saat menjalankan perilaku hidup sehat dan tidak yakin bahwa dirinya akan tetap mampu menjalankan perilaku hidup sehat. Setelah mahasiswa melalui beberapa proses yaitu action self-efficacy, outcome expectancies, risk perception, kemudian memunculkan intention dalam melakukan perilaku hidup sehat, lalu mahasiswa melakukan planning sehingga memunculkan perilaku hidup sehat.

Perilaku hidup sehat yang muncul dipengaruhi oleh recovery self-efficacy merupakan keyakinan untuk memperbaiki pengalaman akan kegagalan ketika melakukan perilaku hidup sehat. Mahasiswa Universitas “X” Bandung yang memiliki derajat self-efficacy yang tinggi yakin bahwa dirinya dapat memperbaiki kegagalan yang pernah dialami saat menjalankan perilaku hidup sehat, mahasiswa yakin bahwa dirinya akan tetap bisa menjalankan perilaku hidup sehat meskipun


(21)

12

Universitas Kristen Maranatha

sebelumnya pernah mengalami kegagalan. Sedangkan Mahasiswa Universitas “X” Bandung yang memiliki derajat self-efficacy yang rendah tidak yakin bahwa dirinya dirinya akan tetap bisa menjalankan perilaku hidup sehat meskipun sebelumnya pernah mengalami kegagalan.

Untuk dapat menjalankan perilaku hidup sehat perlu disertai dengan keyakinan mahasiswa bahwa dirinya mampu untuk melaksanakannya. Jika mahasiwa yakin bahwa dirinya dapat menjalankan perilaku hidup sehat maka mahasiswa akan mengerahkan usahanya, saat ada rintangan mahasiswa akan berusaha mengatasinya dan tetap menjalankan perilaku hidup sehat walaupun dihadapkan dengan berbagai hambatan, setelah mengalami kegagalan mahasiswa akan cepat mengembalikan keyakinan bahwa dirinya mampu untuk menjalankan perilaku hidup sehat serta mahasiswa akan meningkatkan usahanya untuk dapat berhasil. Sedangkan mahasiswa yang kurang yakin bahwa dirinya dapat menjalankan perilaku hidup sehat akan sulit untuk memotivasi dirinya, ketika mengalami hambatan mahasiwa akan mudah menyerah dan menghindari untuk menghadapi hambatan yang dialami, dan saat mengalami kegagalan merasa kecewa dan tidak mencoba kembali. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam bagan kerangka pikir sebagai berikut:


(22)

13

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pikir Mahasiswa

Universitas “X” Bandung

Outcome Expectancies

Risk Perception

Action Planning

Coping Planning

Perilaku hidup sehat

Komponen perilaku hidup sehat:

Perilaku makan Aktivitas fisik Tidak merokok Tidak mengkonsumsi alkohol

Intention Self-efficacy

Aspek self-efficacy: -Action self-efficacy -Maintenance self-efficacy


(23)

14 1.6 Asumsi Penelitian

Dari pemaparan di atas maka peneliti merumuskan asumsi:

1. Perilaku hidup sehat mahasiswa dapat digambarkan dari beberapa hal yaitu perilaku makan, aktivitas fisik, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol. 2. Mahasiswa Universitas “X” Bandung memiliki gambaran perilaku hidup sehat

yang berbeda-beda.

3. Self-efficacy berperan dalam semua tahap pembentukan perilaku hidup sehat. 4. Self-efficacy dapat digambarkan melalui tiga aspek, yaitu: Action self-efficacy,

Maintenance self-efficacy dan Recovery self-efficacy.

5. Mahasiswa Universitas “X” Bandung memiliki derajat self-efficacy yang berbeda-beda.

1.7 Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan positif antara self-efficacy dengan perilaku hidup sehat pada Mahasiswa Universitas “X” Bandung.


(24)

54

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dijelaskan, peneliti menemukan bahwa: 1. Ada hubungan positif yang signifikan antara self-efficacy dan perilaku hidup sehat

pada mahasiswa Universitas “X” Bandung yang berarti bahwa semakin tinggi self-efficacy mahasiswa Universitas “X” Bandung semakin tinggi perilaku hidup sehatnya, sebaliknya semakin rendah self-efficacy mahasiswa Universitas “X” Bandung semakin rendah pula perilaku hidup sehatnya. Tingkat keeratan antara self-efficacy dan perilaku hidup sehat tergolong rendah.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

1. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi self-efficacy dan perilaku hidup sehat guna mendapatkan gambaran yang lebih utuh mengenai kedua variabel tersebut.

2. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambahkan data demografi yang lainnya guna mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai responden.

5.2.2 Saran Praktis

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi suatu sumbangan kepada

Universitas “X” Bandung untuk dijadikan bahan program kegiatan bagi

mahasiswa seperti penyuluhan, sosialisasi lebih luas mengenai slogan “X Sehat” yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat mahasiswa.


(25)

HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN PERILAKU HIDUP

SEHAT PADA MAHASISWA UNIVERSITAS “X”

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Oleh:

NADYA SALSABILA NRP: 1130237

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(26)

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nadya Salsabila

NRP : 1130237 Fakultas : Psikologi

Menyatakan bahwa laporan penelitian ini adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila pada masa mendatang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar adanya, saya bersedia menerima sanksi yang diberikan dengan segala konsekuensi sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 17 Tahun 2010.

Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bandung, Agustus 2016

NADYA SALSABILA NRP: 1130237


(27)

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nadya Salsabila

NRP : 1130237 Fakultas : Psikologi menyatakan bahwa:

1) Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Kristen Maranatha Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT

PADA MAHASISWA UNIVERSITAS “X” BANDUNG”.

2) Universitas Kristen Maranatha Bandung berhak menyimpan, mengalihmediakan/ mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/ mempublikasikannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta. 3) Saya bersedia menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas

Kristen Maranatha Bandung, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, Agustus 2016

NADYA SALSABILA NRP: 1130237


(28)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Self-Efficacy dengan Perilaku Hidup Sehat pada Mahasiswa Universitas “X’ Bandung”. Adapun tujuan penyusunan laporan penelitian ini adalah sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah skripsi.

Selama penyusunan skripsi ini peneliti mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Dr. Henndy Ginting, M.Si., Psikolog selaku dosen Pembimbing Utama yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan bantuan, dukungan serta arahan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Elda Anggriana, M.Psi., Psikolog selaku dosen Pembimbing Pendamping yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan bantuan, dukungan serta arahan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Kedua orang tua berserta kedua adik dari peneliti, yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada peneliti untuk dapat segera menyelesaikan skripsi ini. 5. Muhammad Dwi Nugraha yang telah memberikan semangat di setiap waktunya

dan selalu memberikan dukungan kepada peneliti.

6. Teman-teman mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, khususnya, Sophie Widyatami Dj., Fetrin Alny Talenta, Megi Sukmagini,


(29)

vi Claudya Cicilia, Septiyani, dan Catur Octowibowo yang turut memberikan semangat serta bantuan dalam pengerjaan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu peneliti menerima kritik dan saran agar skripsi ini dapat diperbaiki kembali. Akhir kata peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak yang membutuhkan.

Bandung, Juni 2016


(30)

55

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Annis, H. M., & Davis, C. S. (1988). Assessment of expectancies. In D. M. Donovan & G. A. Marlatt (Eds.), Assessment of addictive behaviors. New York: Guilford.

Bandura, A. (1986). Social Foundations of Thought and Action. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. New York: Freeman. Bandura, A. (1998). Health promotion from the perspective of social cognitive

theory. Psychology and Health.

Bandura, A. (1999). Self-efficacy in Changing Societies. United States of America: Cambridge University Press.

Bandura.A. (2002). Self-Efficacy: The Exercise of Control. 5th printing. New York: W.H. Freeman and Company.

Bernier, M., & Avard, J. (1986). Self-efficacy, outcome, and attrition weight-reduction program. Cognitive Therapy and Research.

Conner, M&Norman P. (2005). Predicting Health Behavior:research and practice with social cognition models. Second edition. New York: Open University Press.

DeVellis, B. M., & DeVellis, R. F. (2000). Self-efficacy and health. In: A. Baum, T. A. Revenson, & J. E. Singer (Eds.), Handbook of health psychology. Mahwah, NJ: Erlbaum.

Dijkstra, A., & de Vries, H. (2000). Self-efficacy expectations with regard to different tasks in smoking cessation. Psychology and Health.

Dzewaltowski, D. A., Noble, J. M., & Shaw, J. M. (1990). Physical activity participation: Social cognitive theory versus the theory of reasoned action and planned behavior. Journal of Sport and Exercise Psychology.

Friedenberg, Lisa. (1995). Psychological Testing, Design, Analysis and Use: Allyn and Bacon.

Guilford, J. P. (1956). Fundamental Statistics in Psychology and Education. Third edition. Tokyo: Mc.Graw Hill, Kogakusha Company. Ltd.

Gunarsa, S. D. (2004). Bunga rampai psikologi perkembangan dari anak sampai usia lanjut. Jakarta: BPK.


(31)

56

Universitas Kristen Maranatha

Hendiarto, Y., & Hamidah. (2014). Hubungan antara Self-efficacy dengan Perilaku Sehat pada Penderita Jantung Koroner. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 2 No. 02 Agustus 2014.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014). Pedoman Gizi Seimbang.

Kowalski, S. (1997). Self-esteem and self-efficacy as predictors of success in smoking cessation. Journal of Holistic Nursing.

Nazir, Moh. (1983). Metode Penelitian. Bogor: PT. Ghalia Indonesia

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Ogden, Jane. (2004). Health Psychology: A text Book. Third edition. New York:

McGraw-Hill.

O'Leary, A. (1985). Self-efficacy and health. Behavior. Research Therapy.

Recommended Daily Allowances. (1989). National Research Council. National Accademy Press. Washington Dc.

Royal College of Physicians. (1983). Health or Smoking: Follow- Up Report. Pitman, London.

Santrock, J.W. (2010). Psikologi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Kencana.

Sarafino, E.P., & Smith, T. W. (2011). Health Psychology: Biopsycosocial Interaction: John Willey and Sons.

Sudjana. (1986). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono (2012). Metode Penelitian Administrasi. Cetakan Ke-20: Penerbit Alfabeta:Bandung.

Schwarzer, R. (2008). Modeling Health Behavior Change: How to Predict and Modify the Adoption and Maintenance of Health Behaviors. Applied Psychology: An International Review.

Schwarzer, R. & Luszczynska, A. (2007). Self-efficacy. In M. Gerrard & K.D. McCaul (Eds.). Health Behavior Constructs: Theory, Measurement, and Research. National Cancer Institute.

Taylor, S. E. (2009). Health Psychology. Seven edition. New York: McGraw-Hill. Taylor, S. E. (2012). Health Psychology. Nine edition. New York: McGraw-Hill. Vickers, R.R., Conway, T.L., & Hervig, L.K. (1988). Demonstration of replicable

dimensions of health behaviors. San Diego: Naval Health Research Centre, Technical report 88-41.


(32)

57

Universitas Kristen Maranatha

Vega, W., Sallis, J., Patterson, T., Rupp, J., Morris J.A., & Nader, P.R. (1988). Predictors of dietary change in Mexican-American families participating in a health behavior change program. American Journal of Preventative Medicine.

Von, Ah D., Ebert S., Ngamvitroj, A., Park, N., & Kang, D. H. (2004). Predictors of Health Behaviors in College Student. Journal of Advanced Nursing.

Wardle, J. & Steptoe, A. (1991) The European Health and Behaviour Survey: rationale, methods and results from the United Kingdom. Social Science and Medicine.

Wikagoe, B. (2003). Faktor Psikologis Dalam Penyalahgunaan Narkoba. Jurnal Psikologi Vol.11. No.1.


(33)

58

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Cahyani, Nani. (2000). Gambaran Pola Aktivitas Fisik dan Komposisi Lemak Tubuh Mahasiswa Tingkat III FK UI. (http://lib.ui.ac.id/, diakses tanggal 21

November 2015).

Darlina, (2004). Faktor Pendorong Konsumsi Mie Instant dan Kontribusi Energi dan Protein Pada Mahasiswa di Asrama Mahasiswa USU Tahun 2004. (http://repository.usu.ac.id, diakses tanggal 15 Maret 2015).

Eko Putro Widyoko, S. Analisis Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar siswa. (http://id.wikipedia .org, diakses tanggal 18 Mei 2016).

Sebayang, Agnes N. (2012). Gambaran Pola Konsumsi Makanan Mahasiswa di Universitas Indonesia. (http://lib.ui.ac.id/, diakses tanggal 15 Maret 2015). Gale Encyclopedia of Medicine, 2008. Exercise. (http://medicaldictionary.com/,

diakses tanggal 20 April 2015).

Gondodiputro, S., (2007). Rekam Medis dan Sistem Informasi Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Primer (Puskesmas). Universitas Padjadjaran Bandung. (http://resources.unpad.ac.id/, diakses 14 Oktober 2015).

Khoiriyah, Alfi R. (2008). Studi Deskriptif Perilaku Hidup Sehat Mahasiswa Kesehatan dan Non Kesehatan Universitas Diponegoro. (http://eprints.undip.ac.id/, diakses 15 Maret 2015).

Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. (2006). Buku Saku Gaya Hidup Sehat. (http://eurekaindonesia.org, diunduh tanggal 19 November 2015). Rahmadian, Sarah. (2011). Faktor-Faktor Psikologis yang Memengaruhi Perilaku

Hidup Sehat Mahasiswa Beberapa Perguruan Tinggi di Tanggerang Selatan. (http://repository.uinjkt.ac.id/, diakses tanggal 16 Februari 2015). Suci, Syifa P. (2011). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pola Makan

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011. (http://repository.uinjkt.ac.id/, diakses tanggal 16 Maret 2015).


(1)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Self-Efficacy dengan Perilaku Hidup Sehat pada Mahasiswa Universitas “X’ Bandung”. Adapun tujuan penyusunan laporan penelitian ini adalah sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah skripsi.

Selama penyusunan skripsi ini peneliti mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Dr. Henndy Ginting, M.Si., Psikolog selaku dosen Pembimbing Utama yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan bantuan, dukungan serta arahan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Elda Anggriana, M.Psi., Psikolog selaku dosen Pembimbing Pendamping yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan bantuan, dukungan serta arahan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Kedua orang tua berserta kedua adik dari peneliti, yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada peneliti untuk dapat segera menyelesaikan skripsi ini. 5. Muhammad Dwi Nugraha yang telah memberikan semangat di setiap waktunya

dan selalu memberikan dukungan kepada peneliti.

6. Teman-teman mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, khususnya, Sophie Widyatami Dj., Fetrin Alny Talenta, Megi Sukmagini,


(2)

vi Claudya Cicilia, Septiyani, dan Catur Octowibowo yang turut memberikan semangat serta bantuan dalam pengerjaan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu peneliti menerima kritik dan saran agar skripsi ini dapat diperbaiki kembali. Akhir kata peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak yang membutuhkan.

Bandung, Juni 2016


(3)

55

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Annis, H. M., & Davis, C. S. (1988). Assessment of expectancies. In D. M. Donovan & G. A. Marlatt (Eds.), Assessment of addictive behaviors. New York: Guilford.

Bandura, A. (1986). Social Foundations of Thought and Action. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. New York: Freeman. Bandura, A. (1998). Health promotion from the perspective of social cognitive

theory. Psychology and Health.

Bandura, A. (1999). Self-efficacy in Changing Societies. United States of America: Cambridge University Press.

Bandura.A. (2002). Self-Efficacy: The Exercise of Control. 5th printing. New York: W.H. Freeman and Company.

Bernier, M., & Avard, J. (1986). Self-efficacy, outcome, and attrition weight-reduction program. Cognitive Therapy and Research.

Conner, M&Norman P. (2005). Predicting Health Behavior:research and practice with social cognition models. Second edition. New York: Open University Press.

DeVellis, B. M., & DeVellis, R. F. (2000). Self-efficacy and health. In: A. Baum, T. A. Revenson, & J. E. Singer (Eds.), Handbook of health psychology. Mahwah, NJ: Erlbaum.

Dijkstra, A., & de Vries, H. (2000). Self-efficacy expectations with regard to different tasks in smoking cessation. Psychology and Health.

Dzewaltowski, D. A., Noble, J. M., & Shaw, J. M. (1990). Physical activity participation: Social cognitive theory versus the theory of reasoned action and planned behavior. Journal of Sport and Exercise Psychology.

Friedenberg, Lisa. (1995). Psychological Testing, Design, Analysis and Use: Allyn and Bacon.

Guilford, J. P. (1956). Fundamental Statistics in Psychology and Education. Third edition. Tokyo: Mc.Graw Hill, Kogakusha Company. Ltd.

Gunarsa, S. D. (2004). Bunga rampai psikologi perkembangan dari anak sampai usia lanjut. Jakarta: BPK.


(4)

56 Hendiarto, Y., & Hamidah. (2014). Hubungan antara Self-efficacy dengan Perilaku Sehat pada Penderita Jantung Koroner. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 2 No. 02 Agustus 2014.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014). Pedoman Gizi Seimbang.

Kowalski, S. (1997). Self-esteem and self-efficacy as predictors of success in smoking cessation. Journal of Holistic Nursing.

Nazir, Moh. (1983). Metode Penelitian. Bogor: PT. Ghalia Indonesia

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Ogden, Jane. (2004). Health Psychology: A text Book. Third edition. New York:

McGraw-Hill.

O'Leary, A. (1985). Self-efficacy and health. Behavior. Research Therapy.

Recommended Daily Allowances. (1989). National Research Council. National Accademy Press. Washington Dc.

Royal College of Physicians. (1983). Health or Smoking: Follow- Up Report. Pitman, London.

Santrock, J.W. (2010). Psikologi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Kencana.

Sarafino, E.P., & Smith, T. W. (2011). Health Psychology: Biopsycosocial Interaction: John Willey and Sons.

Sudjana. (1986). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono (2012). Metode Penelitian Administrasi. Cetakan Ke-20: Penerbit Alfabeta:Bandung.

Schwarzer, R. (2008). Modeling Health Behavior Change: How to Predict and Modify the Adoption and Maintenance of Health Behaviors. Applied Psychology: An International Review.

Schwarzer, R. & Luszczynska, A. (2007). Self-efficacy. In M. Gerrard & K.D. McCaul (Eds.). Health Behavior Constructs: Theory, Measurement, and Research. National Cancer Institute.

Taylor, S. E. (2009). Health Psychology. Seven edition. New York: McGraw-Hill. Taylor, S. E. (2012). Health Psychology. Nine edition. New York: McGraw-Hill. Vickers, R.R., Conway, T.L., & Hervig, L.K. (1988). Demonstration of replicable

dimensions of health behaviors. San Diego: Naval Health Research Centre, Technical report 88-41.


(5)

Universitas Kristen Maranatha Vega, W., Sallis, J., Patterson, T., Rupp, J., Morris J.A., & Nader, P.R. (1988).

Predictors of dietary change in Mexican-American families participating in a health behavior change program. American Journal of Preventative Medicine.

Von, Ah D., Ebert S., Ngamvitroj, A., Park, N., & Kang, D. H. (2004). Predictors of Health Behaviors in College Student. Journal of Advanced Nursing.

Wardle, J. & Steptoe, A. (1991) The European Health and Behaviour Survey: rationale, methods and results from the United Kingdom. Social Science and Medicine.

Wikagoe, B. (2003). Faktor Psikologis Dalam Penyalahgunaan Narkoba. Jurnal Psikologi Vol.11. No.1.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Cahyani, Nani. (2000). Gambaran Pola Aktivitas Fisik dan Komposisi Lemak Tubuh Mahasiswa Tingkat III FK UI. (http://lib.ui.ac.id/, diakses tanggal 21

November 2015).

Darlina, (2004). Faktor Pendorong Konsumsi Mie Instant dan Kontribusi Energi dan Protein Pada Mahasiswa di Asrama Mahasiswa USU Tahun 2004. (http://repository.usu.ac.id, diakses tanggal 15 Maret 2015).

Eko Putro Widyoko, S. Analisis Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar siswa. (http://id.wikipedia .org, diakses tanggal 18 Mei 2016).

Sebayang, Agnes N. (2012). Gambaran Pola Konsumsi Makanan Mahasiswa di Universitas Indonesia. (http://lib.ui.ac.id/, diakses tanggal 15 Maret 2015). Gale Encyclopedia of Medicine, 2008. Exercise. (http://medicaldictionary.com/,

diakses tanggal 20 April 2015).

Gondodiputro, S., (2007). Rekam Medis dan Sistem Informasi Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Primer (Puskesmas). Universitas Padjadjaran Bandung. (http://resources.unpad.ac.id/, diakses 14 Oktober 2015).

Khoiriyah, Alfi R. (2008). Studi Deskriptif Perilaku Hidup Sehat Mahasiswa Kesehatan dan Non Kesehatan Universitas Diponegoro. (http://eprints.undip.ac.id/, diakses 15 Maret 2015).

Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. (2006). Buku Saku Gaya Hidup Sehat. (http://eurekaindonesia.org, diunduh tanggal 19 November 2015). Rahmadian, Sarah. (2011). Faktor-Faktor Psikologis yang Memengaruhi Perilaku

Hidup Sehat Mahasiswa Beberapa Perguruan Tinggi di Tanggerang Selatan. (http://repository.uinjkt.ac.id/, diakses tanggal 16 Februari 2015). Suci, Syifa P. (2011). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pola Makan

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011. (http://repository.uinjkt.ac.id/, diakses tanggal 16 Maret 2015).