Pengaruh financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, dan ineffective monitoring pada Financial Statement Fraud dalam prespektif Fraud Triangle

(1)

PENGARUH FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE, PERSONAL FINANCIAL NEED, FINANCIAL TARGETS, DAN INEF FECTIVE MONITORING PADA FINANCIAL STATEMENT FRAUD

DALAM PRESPEKTIF FRAUD TRIANGLE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Laurensia Lia Kurniawati NIM: 102114048

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2014


(2)

i

PENGARUH F INANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE, PERSONAL F INANCIAL NEED, F INANCIAL TARGETS, DAN INEF F ECTIVE MONITORING PADA F INANCIAL STATEMENT FRAUD

DALAM PRESPEKTIF F RAUD TRIANGLE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Laurensia Lia Kurniawati NIM: 102114048

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Segala Perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang

memberi kekuatan padaku

Filipi 4 : 13

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda

Maria yang selalu ada

2. Kedua orang tuaku yang selalu

memberikan dukungan doa demi keberhasilan penulis

3. Adekku yang setia memberikan

semangat


(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARUH F INANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE, PERSONAL F INANCIAL NEED, F INANCIAL TARGETS, DAN INEF F ECTIVE MONITORING PADA F INANCIAL STATEMENT FRAUD

DALAM PRESPEKTIF F RAUD TRIANGLE

dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 16 Desember 2014 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulisan aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 30 Januari 2015 Yang membuat pernyataan,


(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Laurensia Lia Kurniawati

Nomor Induk Mahasiswa : 102114048

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH F INANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE, PERSONAL F INANCIAL NEED, F INANCIAL TARGETS, DAN INEF F ECTIVE MONITORING PADA F INANCIAL STATEMENT F RAUD DALAM PRESPEKTIF F RAUD TRIANGLE.

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama masih tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 30 Januari 2015 Yang menyatakan,

Laurensia Lia Kurniawati


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah

memberikan banyak berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Need, Financial Targets, dan Ineffective Monitoring pada

Financial Statement Fraud dalam prespektif Fraud Triangle.” ini disusun sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi

Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tidak sedikit kendala yang penulis hadapi selama penyusunan skripsi ini,

namun berkat bimbingan, dukungan serta dorongan dri berbagai pihak yang telah

membesarkan hati, sampai pada akhirnya semua dapat diatasi dengan baik. untuk

itulah pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt., CA. selaku dosen

pembimbing skripsi sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah

sabar dalam membimbing, mengarahkan dan memberikan masukkan

dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Segenap dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma selaku

pribadi yang telah banyak memberikan wawasan dan semangat dalam


(9)

viii

4. Kedua orang tuaku tercinta, Antonius Wahyu Tambang Wijil Joko

Santosa dan Agustina Endang Kurniasih dengan kerelaannya

memberikan seluruh kasih sayangnya, doa, dukungan, semangatnya

dan segala sesuatunya demi keberhasilan penulisan skripsi ini,

terimakasih banyak.

5. Adekku tercinta, Laurensius Sandy Tambang Kurniawan yang telah

banyak memberikan semangat hingga selesainya penulisan skripsi ini.

6. Nenekku tercinta, Sri Marwantini dan Veronica Sri Amini yang telah

memberikan dukungan, semangat serta kasih sayang, terimakasih

banyak.

7. Pacarku yang selalu setia mendampingi, susah maupun senang,

memberikan nasehat, memberikan semangat dan dorongan sehingga

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

8. Sahabatku terkasih, Utami Tyas Andari Putri yang telah memberikan

banyak semangat dan dorongan demi terselesaikannya skripsi ini.

9. Teman terbaikku, Claurriza Deizvi Aldhanewi dan Niken Dwi

Kuswanti terima kasih atas kebersamaannya selama ini, terima kasih

untuk doa dan dorongan serta semangatnya.

10.Teman-teman Akuntansi kelas B terima kasih kebersamaan selama

kurang lebih 4 tahun ini, semoga kalian semua sukses.

11.Kakak kost terbaik, Dian Kristanti yang selalu memberi semangat saat

pengerjaan skripsi ini.


(10)

ix

12.Segenap penghuni kost Beo 52, Nica, Diana, Ketty, Mbak Friska, Cika

dan lain-lain terima kasih semangat dan kebersamaannya.

13.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu-persatu, termia kasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi

bahan masukan bagi rekan-rakan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 30 Januari 2015

Penulis

Laurensia Lia Kurniawati


(11)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS vi

HALAMAN KATA PENGANTAR vii

HALAMAN DAFTAR ISI x

HALAMAN DAFTAR TABEL xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR xiii

HALAMAN DAFTAR ABSTRAK xiv

HALAMAN DAFTAR ABSTRACT xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 4 C. Batasan Masalah 5 D. Tujuan Penelitian 6 E. Manfaat Penelitian 6 F. Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI 9

A. Laporan Keuangan 9

B. Fraud 11

C. Earning Manajement 27

D. Penelitian Terdahulu 29


(12)

xi

E. Kerangka Pemikiran 32 F. Hipotesis Penelitian 35

BAB III METODE PENELITIAN 41

A. Jenis Penelitian 41 B. Lokasi dan Waktu Penelitian 41 C. Subjek dan Objek Penelitian 41 D. Populasi dan Sampel 42 E. Jenis dan Sumber Data 43 F. Variabel Penelitian 43 G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 48 H. Teknik Analisis Data 51

BAB VI GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 60

A. Bursa Efek Indonesia 60 B. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia 61 C. Deskripsi Data 61

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 77

A. Deskripsi Data 77 B. Analisis Data 79

C. Pembahasan 92

BAB VI PENUTUP 95

A. Kesimpulan 95

B. Saran 96

DAFTAR PUSTAKA 98


(13)

xii

DAFTAR TABEL Tabel Judul

Tabel 1. Kategori, Definisi, dan Contoh Fraud Risk

dalam SAS No. 99 yang Berkaitan dengan Financial

Statement Fraud 25

Tabel 2. Daftar Sampel 78

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) 79 Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas 80

Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi (Durbin-Watson) 81 Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) 82

Tabel 7. Hasil Uji Regresi Linear Berganda 84

Tabel 8. Hasil Uji Simultan (Uji F) 85

Tabel 9. Hasil Koefisien Determinasi 86

Tabel 10. Hasil Uji Parsial (Uji t) 87


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR Gambar Judul

Gambar 1 Gambar Fraud Tree 14 Gambar 2 Fraud Triangle 22 Gambar 3 Kerangka Pemikiran 34


(15)

xiv

ABSTRAK

PENGARUH F INANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE, PERSONAL F INANCIAL NEED, F INANCIAL TARGETS, DAN INEF F ECTIVE MONITORING PADA F INANCIAL STATEMENT FRAUD

DALAM PRESPEKTIF F RAUD TRIANGLE

Laurensia Lia Kurniawati NIM: 102114048 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif lima variabel

fraud triangle terhadap financial statement fraud. Penelitian ini berdasarkan teori

fraud triangle Cressey (1953). Penelitian ini penting dilakukan karena untuk memberi bukti empiris pengaruh financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, dan ineffective monitoring dalam mendeteksi

financial statement fraud.

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai 2012. Teknik pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Total sampel penelitian ini adalah 183 perusahaan manufaktur. Variabel-variabel dari fraud triangle diukur dengan

financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, dan ineffective monitoring. Financial statement fraud diukur dengan manajemen laba. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa external pressure dan financial targets berpengaruh positif terhadap financial statement fraud. Sementara itu,

financial stability, personal financial need, dan ineffective monitoring tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud.

Kata Kunci: financial statement fraud, financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, ineffective monitoring, manajemen laba.


(16)

xv

ABSTRACT

INFLUENCE OF FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE, PERSONAL FINANCIAL NEED, FINANCIAL TARGETS, AND INEFFECTIVE MONITORING ON FINANCIAL STATEMENT FRAUD

IN FRAUD TRIANGLE PERSPECTIVE

Laurensia Lia Kurniawati Student Number: 102114048

Sanata Dharma University Yogyakarta

2014

This study aims to determine the positive effect of financial statement fraud against five variables on fraud triangle. This study is based on the theory of fraud triangle Cressey (1953). It is important because it provides empirical evidence of financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, and ineffective monitoring in detecting financial statement fraud.

The population of this study was the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in the year 2010 until 2012. The sample selection technique was purposive sampling. Total sample of this study was 183 manufacturing companies. The variables of the fraud triangle was measured by financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, and ineffective monitoring. Financial statement fraud was measured by earnings management. The hypothesis testing was done by multiple regression analysis.

The results showed that external pressure and financial targets had positive influenced to financial statement fraud. On the other hand, financial stability, personal financial need, and ineffective monitoring had no influenced on financial statement fraud.

Keywords: financial statement fraud, financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, ineffective monitoring, earnings management.


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang

bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan

ekonomi sebagai mana yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan

(SAK) 2009. Oleh karena itu, perusahaan selalu ingin menggambarkan

kondisi laporan keuangannya dalam keadaan yang terbaik pada saat

penerbitan laporan keuangan perusahaan. Hal tersebut dapat menimbulkan

potensi kecurangan yang terjadi pada laporan keuangan.

Ketika terjadi kecurangan dalam laporan keuangan, informasi dalam

laporan keuangan tersebut menjadi tidak relevan dan reliabel bagi investor

maupun kreditor untuk dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan karena

analisis yang dilakukan tidak berdasarkan informasi sebenarnya.

Informasi dalam laporan keuangan harus didasarkan pada kebutuhan

pemakai, bukan pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Informasi yang

disajikan atas dasar kebutuhan dan keinginan pihak tertentu menimbulkan

risiko kecurangan (fraud), karena laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya tetapi laporan keuangan disusun agar

kepentingan pihak-pihak tertentu dapat tercapai.


(18)

Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) kecurangan adalah tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan

yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa

manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain (Ernst &

Young LLP, 2009).

Cressey (dikutip oleh Skousen et al., 2009) menyimpulkan bahwa kecurangan secara umum mempunyai tiga sifat umum. Faktor risiko kecurangan

tersebut adalah pressure, opportunity, dan rationalization yang disebut juga sebagai fraud triangle. Teori Cressey tentang faktor risiko kecurangan berdasarkan pada serangkaian proses wawancara dengan orang-orang yang

dihukum karena penggelapan (Skousen et al., 2009). Menurut teori Crassey,

pressure, opportunity, dan rationalization selalu hadir pada situasi fraud. Konsep

fraud triangle ini juga terdapat dalam SAS No.99, Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit (Skousen et al., 2009).

Penggunaan analisis fraud triangle untuk mendeteksi adanya kecurangan dalam laporan keuangan sebelumnya pernah dilakukan oleh Cressey (1953),

Turner et al. (2003), Lou dan Wang (2009), Skousen et al. (2009). Skousen et al. (2009) mengatakan bahwa Persons (1995) dan Kaminski, Wetzel, Guan (2004)

mengembangkan model prediksi kecurangan menggunakan rasio keuangan,

tetapi model tersebut mendapati tingkat kesalahan klasifikasi yang tinggi. Lou


(19)

3

praktisi dan akademisi di bidang kecurangan pelaporan keuangan telah tumbuh

secara dramatis. Pada dekade ini banyak skandal akuntansi yang menyebabkan

berbagai pihak berspekulasi bahwa manajemen puncak telah melakukan

kecurangan pada laporan keuangan.

Menurut SAS No.99, terdapat empat jenis tekanan, tiga jenis peluang dan

rasionalisasi yang mengakibatkan kecurangan pada laporan keuangan. Keempat

jenis tekanan adalah 1. Financial stability. Ketika financial stability perusahaan berada dibawah rata-rata industri, manajemen akan memanipulasi laporan

keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan dimata publik. 2. External pressure. Perusahaan yang sering mendapat external pressure akam memotivasi tindakan memanipulasi laporan keuangan. 3. Personal financial need. Peran

personal financial need dalam suatau perusahaan adalah untuk melakukan pengendalaian terhadap terjadinya tindak kecurangan laporan keuangan. 4.

Financial targets. Dalam menjalankan tugasnya, manajer akan melakukan segala cara agar financial targets dapat terpenuhi.

Ketiga jenis peluang adalah 1. Nature of industry. Perusahaan akan melakukan segala cara agar nature of industry dalam perusahaan tersebut sesuai yang diharapkan. 2. Ineffective monitoring. Terjadinya kecurangan merupakan salah satu dampak dari ineffective monitoring dalam perusahaan. 3.

Organizational structure. Apabila organizational structure dalam suatu perusahaan tidak stabil maka akan menimpulkan peluang kecurangan.


(20)

Rasionalisasi adalah bagian ketiga dari fraud triangle yang paling sulit untuk diukur. Rasionalisasi adalah sikap manajemen, atau karyawan yang

memungkinkan mereka untuk terlibat dalam dan/atau membenarkan kecurangan

pelaporan keuangan.

Penelitian ini menggunakan analisis fraud triangle dengan acuan penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2009). Penelitian oleh Skousen et al. (2009) mengembangkan model prediksi kecurangan yang banyak digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, ineffective monitoring terhadap financial statement fraud.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah:

1. Apakah financial stability berpengaruh positif terhadap financial statement fraud?

2. Apakah external pressure berpengaruh positif terhadap financial statement fraud?

3. Apakah personal financial need berpengaruh positif terhadap financial statement fraud?


(21)

5

4. Apakah financial targets berpengaruh positif terhadap financial statement fraud?

5. Apakah ineffective monitoring berpengaruh positif terhadap financial statement fraud?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, batasan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Dalam fraud triangle terdapat tiga jenis kecurangan yaitu tekanan, peluang dan rasionalisasi. Penelitian ini hanya meneliti tekanan dan peluang yang

dapat diukur secara kuantitatif. Rasionalisasi tidak diuji dalam penelitian ini

karena rasionalisasi tidak dapat diukur secara kuantitatif.

2. Bursa Efek Indonesia memiliki berbagai macam jenis perusahaan. Fokus

dalam penelitian ini hanya menggunakan salah satu jenis perusahaan yaitu

perusahaan manufaktur. Alasan pengambilan sampel pada perusahaan

manufaktur karena perusahaan manufaktur merupakan jenis perusahaan yang

jumlahnya paling banyak yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian

ini menggunakan studi empiris pada perusahaan manufaktur yang konsisten

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012.


(22)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui apakah financial stability berpengaruh positif terhadap financial statement fraud.

2. Mengetahui apakah external pressure berpengaruh positif terhadap financial statement fraud.

3. Mengetahui apakah personal financial need berpengaruh positif terhadap

financial statement fraud.

4. Mengetahui apakah financial targets berpengaruh positif terhadap financial statement fraud.

5. Mengetahui apakah ineffective monitoring berpengaruh positif terhadap

financial statement fraud.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi ilmiah yang telah

ada di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dapat dijadikan sebagai

tambahan referensi atau acuhan untuk melakukan penelitian selanjutnya

tentang fraud. 2. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu


(23)

7

Penelitian ini menambah wawasan penulis dalam bidang audit terutama

tentang kecurangan dalam laporan keuangan.

3. Bagi Kantor Akuntan Publik

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bahan masukan dan

pertimbangan untuk mengambil langkah, tindakan maupun kebijakan

berkaitan dengan pencegahan tindakan kecurangan keuangan.

4. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan untuk pengambilan

kebijakan berkaitan dengan pencegahan tindakan kecurangan keuangan.

F. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan

Dalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini berisi tentang teori yang melandasi dilakukannya

penelitian ini dan hasil penelitian terdahulu yang sejenis. Dalam

bab ini dijelaskan pula kerangka pemikiran teoritis dan

pengembangan hipotesis penelitian.


(24)

Bab III : Metode Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang

dioperasionalkan dalam pelaksanaan penelitian. Uraian-uraian

tersebut meliputi definisi-definisi operasional dan pengukuran

variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data, identifikasi variabel, dan metode analisis data.

Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi uraian tentang gambaran singkat Bursa Efek

Indonesia (BEI) dan gambaran singkat perusahaan-perusahaan

yang menjadi sampel penelitian.

Bab V : Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini diuraikan deskripsi objek penelitian, analisis

kuantitatif, interpretasi hasil serta dijelaskan pula argumentasi

yang sesuai dengan hasil penelitian.

Bab V : Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta

keterbatasan dalam penelitian. Untuk mengatasi keterbatasan

penelitian tersebut, disertakan saran untuk penelitian yang akan


(25)

9

BAB II

LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan

yang lengkap yang biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara,

misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan (notes) dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari

laporan keuangan (IAI, 2002: 2)

Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi

yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

Komponen-komponen laporan keuangan terdiri dari :

1. Neraca

Neraca adalah suatu laporan yang memuat daftar harta kekayaan atau

aktiva yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Tujuan

dari penyusunan neraca ini adalah untuk memperlihatkan posisi keuangan

suatu perusahaan pada tanggal tertentu yang biasanya pada saat tutup buku

yaitu pada akhir bulan, akhir triwulan, atau akhir tahun dan ditentukan

sisanya, oleh karena itu maka neraca sering disebut balance sheet.


(26)

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang memuat tentang

penghasilan serta biaya-biaya perusahaan selama periode tertentu. Laporan

ini menghasilkan laba atau rugi bersih yang diperoleh dalam periode

tersebut. Fungsi laporan ini adalah untuk mengetahui hasil operasi yang

telah dilakukan.

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan ini menunjukkan sumber-sumber dari modal kerja yang

diperoleh perusahaan dan penggunaannya dalam waktu tertentu. Adapun

laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan

perubahan peningkatan atau penurunan aktiva bersih dalam suatu periode

akuntansi dan atas modal perusahaan dalam periode waktu tertentu.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas berfungsi untuk memberikan informasi yang

memungkinkan untuk melakukan evaluasi perubahan aktiva bersih

perusahaan, struktur keuangan perusahaan yaitu kemampuan untuk

menghasilkan kas dan setara kas.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan catatan-catatan yang

berfungsi sebagai pendukung atau penunjang atas laporan keuangan

periode yang bersangkutan. Catatan-catatan tersebut merupakan catatan


(27)

11

berisi penjelasan dan kebijakan akuntansi yang mempengaruhi posisi

keuangan dan hasil usaha perusahaan.

B. F raud

1. Pengertian Fraud

Fraud memiliki definisi yang beragam dan banyak penelitian maupun lembaga yang mendefinisikan fraud. Berikut merupakan beragam definisi fraud dari berbagai sudut pandang. Statement on Auditing Standards No. 99 mendefinisikan fraud sebagai “an intentional act that

result in a material misstatement in financial statements that are the subject of an audit” (Tindakan kesengajaan untuk menghasilkan salah saji material dalam laporan keuangan yang merupakan subjek audit).

Black’s Law Dictionary mendifinisikan fraud sebagai: Mencakup semua macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang diupayakan oleh

seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran

yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang tak

terduga, penuh siasat licik atau tersembunyi, dan setiap cara yang tidak

wajar yang menyebabkan orang lain tertipu.

Oxford English Dictionary mendefinisikan fraud adalah sebuah tindak pidana kecurangan dengan menggunakan penyajian yang palsu untuk

memperoleh keuntungan dengan cara yang tidak adil atau mengambil

paksa hak atau kepentingan orang lain.


(28)

Fraud menurut the Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), fraud adalah tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat

mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau

entitas dan pihak lain.

Fraud menurut BPK, n.d. merupakan suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah

menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Dari berberapa pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan fraud

(kecurangan) adalah perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh

orang-orang baik dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud

untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan atau kelompoknya yang secara

langsung merugikan pihak lain.

Molida (2011) menjelaskan unsur-unsur kecurangan secara umum

menurut BPK,n.d. adalah:

a. Harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation) b. Dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present). c. Fakta bersifat material (material fact).

d. Dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowingly or recklessly)

e. Dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi. f. Pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan


(29)

13

g. Yang merugikannya (detriment). 2. Fraud Tree

The Association of Certified Fraud Examiners atau ACFE mengklasifikasikan fraud (kecurangan) dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi tersebut dikenal dengan istilah “Fraud Tree” yaitu sistem klasifikasi mengenai hal-hal yang ditimbulkan oleh kecurangan. Fraud Tree disajikan dalam bagan. Fraud Tree mempunyi tiga cabang utama, yaitu corruption, asset misappropriation, dan fraudulent ststement

(Tuanakotta 2010:195).


(30)

Gambar I : Gambar fraud tree

Sumber : Association of Certified Fraud Examiners, 2008 Report to the Nation on Occupational Fraud and Abuse dalam Tuanakotta (2010:197).

a. Korupsi (Corruption)

Korupsi merupakan jenis fraud yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan pihak lain. Korupsi banyak terjadi di


(31)

15

negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya lemah dan

masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga

integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jenis ini susah untuk dideteksi karena pihak yang melakukan bekerjasama untuk saling

menutupi dan menikmati keuntungan bersama (simbiosis mutualisme).

Jenis-jenis korupsi antara lain penyalahgunaan wewenang atau konflik

kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion).

b. Penyimpangan atas aset (Asset Misappropriation)

Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan atau pencurian aset dan harta perusahaan oleh pihak lain. Ini merupakan

bentuk fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang

tangible atau dapat diukur/dihitung (defined value). Asset misappropriation dalam bentuk penjarahan cash atau cash misappropriation dilakukan dalam tiga bentuk yaitu: skimming,

larency, dan fraudulent disbursements (Tuanakotta 2010:199). 1) Skimming

Dalam skimming, uang dijarah sebelum uang tersebut secara fisik masuk ke perusahaan. Cara ini terlihat dalam fraud yang sangat dikenal para auditor dengan istilah lapping.


(32)

2) Larency

Larency atau pencurian adalah bentuk penjarahan yang paling kuno dan dikenal sejak awal peradaban manusia. Peluang

untuk terjadinya penjarahan jenis ini berkaitan erat dengan

lemahnya sistem pengendalian intern, khususnya yang berkenaan

dengan perlindungan keselamatan aset.

3) Fraudulent Disbursements

Fraudulent disbursements atau yang lebih dikenal dengan istilah penggelapan adalah sistem penjarahan yang dilakukan bila

arus uang sudah terekam dalam suatu sistem.

a) Pernyataan palsu atau salah pernyataan (Fraudulent Statement)

Fraudulent statements meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi

pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya

dengan melakukan rekayasa keuangan dalam penyajian

laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan. Ranting

pertama menggambarkan fraud dalam menyusun laporan keuangan. Fraud ini berupa salah saji overstatement maupun

understatement. Cabang dari ranting ini ada dua. Pertama, menyajikan aset atau pendapatan lebih tinggi dari yang

sebenarnya atau asset/revenue overstatement. Kedua, menyajikan aset atau pendapatan lebih rendah dari yang


(33)

17

sebenarnya atau asset/revenue understatement (Tuanakotta 2010:203).

3. Jenis Fraud

Fraud diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu (Nguyen, 2008): a. Embezzlement employee atau occupational fraud

Embezzlement employee atau occupational fraud merupakan jenis

fraud yang dilakukan oleh bawahan kepada atasan. Jenis fraud ini dilakukan oleh bawahan dengan melakukan kecurangan pada atasannya

secara langsung maupun tidak langsung. Pengambilan aset secara

langsung dilakukan dengan cara mengambil uang tunai, perlengkapan, peralatan serta aset-aset lain perusahaan, sedangkan kecurangan secara tidak langsung dilakukan dengan menerima sogokan atau komisi dari pihak ketiga.

b. Management fraud

Kecurangan manajemen terdiri atas seluruh bentuk kecurangan

yang dilakukan oleh manajemen untuk menguntungkan diri sendiri dan

merugikan organisasi. Management fraud merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh manajemen puncak kepada para pemegang saham,

kreditor dan pihak lain yang mengandalkan laporan keuangan. Jenis

fraud ini dilakukan manajemen puncak dengan cara memberikan penyajian yang keliru pada informasi keuangan.


(34)

c. Investment scams

Investment scams merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh individu atau perorangan kepada investor. Jenis fraud ini dilakukan individu dengan mengelabui atau menipu investor dengan cara

menanamkan uangnya dalam investasi yang salah.

d. Vendor fraud

Vendor fraud merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh organisasi atau perorangan yang menjual barang atau jasa kepada

organisasi atau perusahaan yang membeli barang atau jasa. Jenis fraud

ini dilakukan organisasi dengan memasang harga terlalu tinggi untuk

barang dan jasa atau tidak adanya pengiriman barang meskipun

pembayaran telah dilakukan.

e. Customer fraud

Customer fraud merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh pelanggan kepada organisasi atau perusahaan yang menjual barang atau

jasa. Jenis fraud ini dilakukan pelanggan dengan cara membohongi penjual dengan memberikan kepada pelanggan yang tidak seharusnya

atau menuduh penjual memberikan lebih sedikit dari yang seharusnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa fraud terdiri dari bermacam-macam jenis dilihat dari pelaku, korban serta tindakan fraud

yang dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa financial statement fraud


(35)

19

manajemen. Financial statement fraud tersebut merupakan bagian dari

management fraud.

4. Pelaku Fraud

Fraud dapat dilakukan oleh siapa saja pada level apapun yang memiliki kesempatan. Association of Certified Fraud Examiners dalam Tuanakotta 2008, pelaku fraud dapat dijelaskan sebagai berikut. Pelaku

fraud dibagi dalam tiga kelompok yaitu pemilik (eksekutif), manajer, dan karyawan.

Tipe pertama adalah Asset Misappropriation dimana kecurangan yang dilakukan paling besar yaitu pada level karyawan sebesar 39,9%

kemudian yang kedua pada level manajer sebesar 37,9% dan terakhir pada

level pemilik (eksekutif) sebesar 23,6%. Jadi dapat disimpulkan pelaku

fraud pada asset misappropriation paling dominan terjadi pada level karyawan.

Tipe kedua adalah Corruption dimana kecurangan dilakukan paling besar yaitu pada level manajer sebesar 39,1% kemudian yang kedua

pada level pemilik (eksekutif) sebesar 37,3% dan terakhir pada level

karyawan sebesar 22,2%. Jadi dapat disimpulkan pelaku fraud pada

Corruption paling dominan terjadi pada level manajer.

Tipe yang ketiga adalah Financial statement Fraud dimana kecurangan dilakukan paling besar yaitu pada level pemililk (eksekutif)

sebesar 53,3% kemudian yang kedua pada level manajer sebesar 35,6%

dan terakhir pada level karyawan sebesar 11,1%. Jadi dapat disimpulkan


(36)

pelaku fraud pada financial statement fraud paling dominan terjadi pada level pemilik (eksekutif).

5. Financial Statement Fraud

American Institute Certified Public Accountant (1998)

mendefinisikan financial statement fraud sebagai tindakan disengaja atau kelalaian yang berakibat pada salah saji material yang menyesatkan

laporan keuangan. Selain itu, menurut Australia Auditing Standards (AAS), financial statement fraud merupakan suatu kelalaian maupun penyalahsajian yang disengaja dalam jumlah tertentu atau pengungkapan

dalam pelaporan keuangan untuk menipu para pengguna laporan

keuangan.

Financial statement fraud didefinisikan berbeda oleh Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). Definisi financial statement fraud

menurut (ACFE) adalah “The intentional, deliberate, misstatement, or omission of material facts, or accounting data which is misleading and, when considered with all the information made available, would case the reader to change or alter his or her judgment or decision”.

Elliott dan Willingham (1980) menyatakan bahwa Definisi

financial statement fraud sengaja dilakukan oleh manajemen untuk memuaskan investor dan kreditor melalui laporan keuangan yang

sesungguhnya menyesatkan. Selain investor dan kreditor, auditor adalah

salah satu korban dari financial statement fraud. Kecurangan secara umum dilakukan atas nama organisasi melalui tindakan oleh manajemen puncak.


(37)

21

Gravitt (2006) menyatakan bahwa kecurangan pada laporan

keuangan melibatkan skema sebagai berikut:

a. Pemalsuan, perubahan, atau manipulasi catatan keuangan yang

material, dokumen pendukung atau transaksi bisnis.

b. Kelalaian yang disengaja atau misrepresentasi peristiwa, transaksi, rekening, atau informasi penting lainnya dari laporan keuangan yang

disusun.

c. Kesalahan yang disengaja pada penggunaan prinsip akuntansi,

kebijakan, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur, pengakuan,

laporan, dan mengungkapkan peristiwa ekonomi dan transaksi bisnis.

d. Kelalaian yang disengaja pada pengungkapan atau penyajian

pengungkapan yang tidak memadai berdasarkan prinsip akuntansi dan

kebijakan dan nilai keuangan yang terkait.

6. Teori Fraud Triangle

Teori yang mendasar penelitian ini adalah fraud triangle theory. Konsep segitiga kecurangan pertama kali diperkenalkan oleh Cressey

(1953) melalui wawancara dengan 200 orang yang dihukum karena

melakukan penggelapan uang perusahaan yang disebutnya “trust violators” atau “pelanggar kepercayaan” yaitu mereka yang melanggar kepercayaan atau amanah yang dititipkan kepada mereka (Tuanakotta

2010:205). Cressey (1953) menyimpulkan bahwa orang yang dipercaya

menjadi pelanggar kepercayaan ketika ia melihat dirinya sendiri sebagai


(38)

orang yang mempunyai masalah keuangan yang tidak dapat diceritakannya

kepada orang lain, sadar bahwa masalah ini secara diam-diam dapat

diatasinya dengan menyalahgunakan, dan tindakan sehari-hari

memungkinkannya menyesuaikan pandangan mengenai dirinya sebagai

seseorang yang biasa dipercaya dalam menggunakan kekayaan yang

dipercayakan.

Teori segitiga kecurangan yang dicetuskan oleh D.R. Cressey pada

tahun 1953. Cressey menyimpulkan terdapat kondisi yang selalu hadir

dalam kegiatan kecurangan perusahaan yakni yaitu pressure (tekanan),

opportunity (kesempatan), dan rationalization (rasionalisasi).

Gambar II : F raud Triangle

Sumber : Fraud Triangle Theory oleh Cressey (1953)

a. Pressure (Tekanan)

Tekanan yaitu insentif yang mendorong orang-orang untuk

melakukan kecurangan karena tuntutan gaya hidup, ketidakberdayaan

soal keuangan, perilaku gambling, mencoba-coba untuk mengalahkan


(39)

23

bentuk nyata (direct) dan bentuk persepsi (indirect). Tekanan dalam bentuk nyata berupa kebiasaan sering berjudi, kecanduan obat terlarang,

atau menghadapi persoalan keuangan. Tekanan dalam bentuk persepsi

merupakan opini yang dibangun oleh pelaku yang mendorong untuk

melakukan kecurangan seperti misalnya executive need.

Dalam SAS No. 99, terdapat empat jenis kondisi yang umum

terjadi pada pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut adalah financial stability, external pressure, personal financial need, dan financial targets.

b. Opportunity (Kesempatan)

Kesempatan yaitu peluang yang menyebabkan pelaku secara

leluasa dapat menjalankan aksinya yang disebabkan pengendalian

internal lemah, ketidakdisplinan, kelemahan dalam mengakses

informasi, tidak ada mekanisme audit, dan sikap apatis. Pengendalian

internal adalah hal yang paling berkaitan dengan kesempatan.

Pengendalian internal yang kurang baik akan memberi peluang yang

besar untuk melakukan kecurangan.

SAS No. 99 menyebutkan bahwa peluang pada financial statement fraud dapat terjadi pada tiga kategori. Kondisi tersebut adalah nature of industry, ineffective monitoring, dan organizational structure.

c. Rationalization (Rasionalisasi)

Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari pembenaran atas perbuatannya. Sikap atau


(40)

karakter yang menyebabkan satu atau lebih individu secara rasional

melakukan kecurangan. Integritas manajemen (sikap) merupakan

penentu utama dari kualitas laporan keuangan. Ketika integritas

manajer dipertanyakan oleh berbagai pihak maka, keandalan dalam

laporan keuangan diragukan. Bagi seseorang yang tidak jujur, lebih

mudah untuk merasionalisasi penipuan, sedangkan seseorang dengan

moral yang tinggi, tidak mudah untuk merasionalisasi penipuan. Pelaku

fraud selalu mencari pembenaran secara rasional untuk membenarkan perbuatannya (Molida, 2011).

Berikut ini disajikan ringkasan kategori, definisi dan contoh fraud risk factor berdasarkan fraud triangle theory oleh Cressey yang diadopsi dalam SAS No.99 dan berkaitan dengan financial statement fraud.


(41)

25

Tabel 1. Kategori, Definisi dan Contoh F raud Risk dalam SAS No. 99 yang Berkaitan dengan F inancial Statement F raud

F raud Risk F actor

Kategori menurut SAS No. 99

Definisi dan Contoh Faktor Resiko

Pressure Financial Stability Keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi stabil. Contoh faktor risiko: Perusahaan memanipulasi laba ketika stabilitas keuangan atau profitabilitasnya terancam oleh kondisi ekonomi.

Pressure External Pressure Tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga. Contoh faktor risiko: Ketika perusahaan

menghadapi adanya tren tingkat ekspektasi para analis investasi, tekanan untuk memberikan kinerja terbaik bagi investor dan kreditor yang signifikan bagi perusahaan atau pihak eksternal lainnya.

Pressure Personal Financial Need

Suatu keadaan dimana keuangan perusahaan turut dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif perusahaan. Contoh faktor risiko: Kepentingan keuangan oleh manajemen yang signifikan dalam entitas, manajemen memiliki bagian kompensasi yang signifikan yang bergantung pada pencapaian target yang agresif untuk harga saham, hasil operasi, posisi keuangan, atau arus kas manajemen menjaminkan harta pribadi untuk utang entitas.

Pressure Financial Targets Tekanan berlebihan pada manajemen untuk mencapai target keuangan yang dipatok oleh direksi atau manajemen. Contoh faktor risiko: Perusahaan memanipulasi laba untuk tolok ukur analis seperti laba tahun sebelumnya.


(42)

Tabel 1. Kategori, Definisi dan Contoh F raud Risk dalam SAS No. 99 yang Berkaitan dengan F inancial Statement F raud (lanjutan)

F raud Risk F actor

Kategori menurut SAS No. 99

Definisi dan Contoh Faktor Resiko

Opportunity Nature Of Industry Berkaitan dengan munculnya risiko bagi perusahaan yang berkecimpung dalam industri yang melibatkan estimasi dan pertimbangan yang signifikan jauh lebih besar. Contoh faktor risiko: Penilaian persediaan mengandung risiko salah saji yang lebih besar bagi perusahaan yang persediaannya tersebar dibanyak lokasi. Risiko salah saji persediaan ini semakin meningkat jika persediaan itu menjadi usang.

Opportunity Ineffective Monitoring

Keadaan dimana perusahaan tidak memiliki unit pengawas yang efektif memantau kinerja perusahaan. Contoh faktor risiko: Adanya dominasi manajemen oleh satu orang atau kelompok kecil, tanpa kontrol

kompensasi, tidak efektifnya pengawasan dewan direksi dan komite audit atas proses pelaporan keuangan dan pengendalian internal dan sejenisnya.

Opportunity Organizational Structure

Struktur organisasi yang kompleks dan tidak satabil. Contoh faktor risiko: Struktur organisasi yang terlalu kompleks, perputaran personil perusahaan seperti senior manajer atau direksi yang tinggi.

Rationalization Rationalization Sikap/rasionalisasi manajemen, atau karyawan yang memungkinkan

mereka untuk terlibat dalam dan/atau membenarkan kecurangan pelaporan keuangan. Contoh faktor risiko: Jika CEO atau manajer puncak lainnya tidak peduli pada proses pelaporan keuangan, pelaporan keuangan yang curang lebih mungkin terjadi.


(43)

27

C. Earnings management

Earnings management (manajemen laba) menurut Schipper (1997) adalah suatu intervensi terhadap proses pelaporan keuangan eksternal untuk

memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Earnings management seringkali dilakukan atas intervensi manajemen. Pernyataan itu sejalan dengan Healy

and Wahlen (1999) yang menyatakan bahwa earnings management terjadi ketika manajer menggunakan judgment dalam pelaporan keuangan dan melakukan manipulasi transaksi untuk mengubah laporan keuangan, baik

digunakan untuk menyesatkan beberapa stakeholders tentang kinerja suatu perusahaan atau untuk mempengaruhi kontrak yang bergantung pada

angka-angka dalam laporan keuangan.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan fleksibilitas bagi manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dalam penyusunan laporan

keuangan. Fleksibilitas inilah yang terkadang dimanfaatkan oleh manajemen

untuk memilih kebijakan yang dapat menguntungkannya. Earnings Manajemen (manajemen laba) adalah salah satu cara yang digunakan oleh para manajer untuk mempengaruhi angka laba secara sistematis, dengan cara

memilih kebijakan akuntansi dan prosedur akuntansi tertentu yang bertujuan

untuk memaksimumkan keuntungan manajer dan atau nilai pasar dari

perusahaan.

Scott (2000: 34) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi

dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunis manajer untuk

memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak


(44)

utang dan political cost (Opportunistic Earnings Manajemen). Kedua, dengan memandang manajemen laba dari prespektif efficien contracting (efficien earnings manajemen), manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengatisipasi

kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak peningkatan atau

penurunan aktiva bersih dalam suatu periode akuntansi dan atas modal

perusahaan dalam periode waktu tertentu.

Alasan terjadinya motivasi manajemen laba menurut Scott (2000: 302),

yaitu:

1. Bonus Purposes.

2. Political Motivation.

3. Taxation Motivation.

4. Pergantian CEO.

5. Initial Public Offering (IPO).

6. Pentingnya Memberi Informasi Pada Investor.

Basis akrual banyak digunakan sebagai dasar penyusunan laporan

keuangan. Pemilihan basis akrual bertujuan untuk menjadikan laporan

keuangan lebih informatif yaitu laporan keuangan yang mencerminkan

kondisi yang sebenarnya, tetapi pada kenyataannya basis akrual digunakan

untuk menyesuaikan beban dan pendapatan dengan periodenya, bukan

mengaitkan beban dan pendapatan berdasarkan atas pengeluaran dan


(45)

29

melakukan manajemen laba. Berbagai teori yang diuraikan di atas

mengindikasikan bahwa terdapat hubungan erat antara earnings management

dan financial statement fraud. Pernyataan tersebut diperkuat kembali oleh Rezaee (2002) yang menyatakan bahwa:

Suatu financial statement fraud sering diawali dengan salah saji atau manajemen laba dari laporan keuangan kuartal yang dianggap tidak material tetapi akhirnya berkembang menjadi

fraud secara besar-besaran dan menghasilkan laporan keuangan tahunan yang menyesatkan secara material.

Berdasarkan uraian di atas, relevan bila untuk mendeteksi adanya

financial statement fraud diproksikan dengan earnings management yang dilakukan perusahaan karena keduanya memiliki hubungan erat.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang fraud banyak dilakukan sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa contoh penelitian yang berkaitan dengan fraud.

Nguyen (2008) melakukan penelitian bertujuan untuk fokus pada sifat

kecurangan laporan keuangan dan skema kecurangan terhadap laporan

keuangan. Dua kasus kecurangan yang terjadi pada laporan keuangan

dianalisis dari Enron dan WorldCom. Penelitian ini membahas teknik umum

yang digunakan untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

Skousen et al.,(2009) melakukan penelitian secara empiris yang mengkaji efektivitas teori Cressey (1953) mengenai kerangka faktor resiko kecurangan

yang diterapkan dalam SAS No. 99 untuk mendeteksi kecurangan dalam


(46)

laporan keuangan. Menurut teori Cressey, pressure, opportunity dan

rationalization selalu hadir dalam situasi fraud. Skousen et al

mengembangkan variabel yang berfungsi sebagai ukuran proksi untuk

tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi dan menguji variabel-variabel ini

menggunakan informasi umum yang tersedia.

Penelitian Skousen et al.,(2009) mengidentifikasi lima proksi untuk tekanan dan dua proksi untuk kesempatan yang secara signifikan

berhubungan dengan kecurangan. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan

aset yang cepat, peningkatan kebutuhan uang tunai, dan pembiayaan eksternal

yang secara positif berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fra ud. Kepemilikan saham eksternal dan internal serta control dewan direksi juga

terkait dengan peningkatan finacial statement fraud. Selain itu, dia juga menemukan bahwa ekspansi jumlah anggota independen di komite audit

berhubungan negatif dengan terjadinya kecurangan.

Lou dan Wang (2009) melakukan penelitian untuk menguji faktor resiko

dari fraud triangle. Hasilnya mengindikasikan bahwa kecurangan pelaporan berhubungan dengan salah satu kondisi berikut: tekanan keuangan dari suatu

perusahaan atau supervisor perusahaan, persentase yang lebih tinggi dari

transaksi yang kompleks suatu perusahaan, lebih dipertanyakannya integritas

manajer sebuah perusahaan, atau penurunan hubungan antara perusahaan

dengan auditornya. Sebuah model logistik sederhana berdasarkan contoh

faktor risiko kecurangan ISA 240 dan SAS 99 mengukur kemungkinan


(47)

31

Gagola (2011) melakukan penelitian secara empiris yang mengkaji

efektivitas teori Cressey (1953) mengenai kerangka faktor risiko kecurangan

yang diterapkan dalam SAS No. 99 dan PSA No. 70 untuk mendeteksi

kecurangan laporan keuangan. Gagola mengembangkan variabel-variabel

yang berfungsi sebagai ukuran proksi untuk tekanan, kesempatan, dan

rasionalisasi dan menguji variabel-variabel ini menggunakan informasi umum

yang tersedia.

Molida (2011) melakukan penelitian bertujuan untuk memperoleh bukti

empiris tentang efektivitas dari fraud triangle dalam mendeteksi financial statement fraud. Variabel-variabel dari fraud triangle yang digunakan adalah

financial stability yang diproksi dengan ACHANGE, personal financial need

yang diproksi dengan OSHIP, dan ineffective monitoring yang diproksi dengan AUDCSIZE. Pendeteksian financial statement fraud pada penelitian ini menggunakan proksi manajemen laba sebagai variabel dependen.

Nobarani (2012) melakukan penelitian secara empiris yang mengkaji

mengenai faktor risiko kecurangan yang diterapkan dalam SAS No. 99 untuk

mendeteksi kecurangan laporan keuangan dengan segitiga kecurangan.

Nobarani (2012) mengembangkan variabel-variabel yang berfungsi sebagai

ukuran proksi untuk tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi dan menguji

variabel-variabel ini menggunakan informasi umum yang tersedia.

Variabel-variabel dari fraud triangle yang digunakan adalah financial stability yang diproksi dengan ACHANGE, external pressure yang diproksi dengan FREEC, personal financial need yang diproksi dengan OSHIP,


(48)

financial targets yang diproksi dengan ROA, dan ineffective monitoring yang diproksi dengan BDOUT. Pendeteksian financial statement fraud pada penelitian ini menggunakan proksi manajemen laba sebagai variabel

dependen.

E. Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan perusahaan berperan memberikan informasi keuangan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan

perusahaan tersebut. Akan tetapi, relevansi nilai informasi akuntansi semakin

turun dari waktu ke waktu. Informasi yang terkandung dalam laporan

keuangan sudah tidak relevan lagi untuk dijadikan acuan pengambilan

keputusan. Hal ini disebabkan oleh adanya kecurangan laporan keuangan atau

financial statement fraud. Kecurangan tersebut sangat merugikan pengguna laporan keuangan karena informasi dalam laporan keuangan menyesatkan

untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Pada tahun 2002, AICPA menerbitkan SAS No.99 yang mengatur tentang

pendeteksian financial statement fraud. SAS No.99 didasarkan pada fraud triangle theory oleh Cressey (1953) yang menyebutkan adanya tiga kondisi yang selalu muncul dalam kejadian fraud yaitu pressure, opportunity dan

rationalization (Skousen et al., 2009).

Penelitian ini bertujuan mendeteksi adanya financial statement fraud. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada faktor risiko


(49)

33

kecurangan oleh Cresey (1953) dalam penelitian Skousen et al., 2009. Faktor-faktor tersebut tidak dapat secara langsung diteliti sehingga diperlukan

variabel proksi agar lebih mudah diteliti (Skousen et al., 2009).

Penelitian ini menggunakan lima variabel proksi independen. Hal tersebut

dikarenakan adanya penyesuaian dengan data laporan keuangan perusahaan

yang tersedia. Variabel dependen dalam penelitian ini, yaitu financial statement fraud diproksikan dengan earnings management (manajemen laba) karena proksi ini terkait erat dengan terjadinya fra ud pada laporan keuangan.

Earnings management (manajemen laba) dapat digunakan sebagai indikator terjadinya financial statement fraud. Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan sebelumnya, konsep dalam penelitian ini sebagai

berikut:


(50)

Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

H1(+)

H2 (+)

H3(+)

H4(+)

H5(+)

Keterangan :

= Pengaruh interaksi masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen.

= Pengaruh interaksi variabel independen

terhadap variabel dependen.

Gambar III : Kerangka Pemikiran Tekanan

Financial Stability External Pressure Personal Financial Need Financial Target

Financial

Statement

Fraud

Peluang Ineffective Monitoring


(51)

35

F. Hipotesis Penelitian

a. F inancial stability sebagai variabel untuk mengetahui pengaruh financial statement fraud.

Ketika suatu perusahaan berada dalam kondisi stabil maka nilai

perusahaan akan naik berdasarkan penilaian investor, kreditor, dan

publik. Menurut SAS No. 99, manajer menghadapi tekanan untuk

melakukan kecurangan laporan keuangan ketika stabilitas keuangan

dan/atau profitabilitas terancam oleh keadaaan ekonomi, industri, atau

situasi entitas yang beroperasi. Apabila perusahaan mengalami

pertumbuhan yang berada di bawah rata-rata industri, manajemen akan

memanipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan prospek

perusahaan (Skousen et a l., 2009).

Bentuk manipulasi pada laporan keuangan yang dilakukan oleh

manajemen berkaitan dengan pertumbuhan aset perusahaan (Skousen et al., 2009). Oleh karena itu, rasio perubahan total aset dijadikan proksi pada variabel financial stability. FASB mendefinisikan aset sebagai manfaat ekonomik masa mendatang yang cukup pasti atau diperoleh

atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau

kejadian masa lalu. Total aset menggambarkan kekayaan yang dimiliki

perusahaan yang meliputi aset lancar dan aset tidak lancar. Tingginya

aset yang dimiliki perusahaan menjadi daya tarik bagi investor. Untuk

menarik para investor, manajemen perusahaan tentunya berupaya untuk

menyajikan tampilan perusahaan yang meyakinkan bagi investor. Agar


(52)

dapat menampilkan pertumbuhan perusahaan yang meningkat,

manajemen perusahaan sering kali melakukan manipulasi laporan

keuangan. Oleh sebab itu, adanya rasio perubahan total aset yang tinggi

akan mengindikasikan terjadinya financial statement fraud yang tinggi pula.

Penelitian Skousen et al. (2009) membuktikan bahwa semakin besar rasio perubahan total aset suatu perusahaan maka probabilitas

dilakukannya tindak kecurangan pada laporan keuangan perusahaan

tersebut semakin tinggi. Berdasar uraian tersebut, diajukan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

Ha1 : F inancial stability berpengaruh positif terhadap financial

statement fraud.

b. External pressure sebagai variabel untuk mengetahui pengaruh financial statement fraud.

Perusahaan sering mengalami suatu tekanan dari pihak eksternal.

Perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki persyaratan utang

akan memotivasi tindakan memanipulasi laba.

Rasio hutang merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan

yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk membayar

kewajiban atau utang. Perusahaan dengan rasio hutang rendah akan

memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya

karena mereka dapat memenuhi kewajiban perusahaannya dengan baik.

Oleh sebab itu, rasio hutang yang tinggi mengindikasikan terjadinya


(53)

37

Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2009) membuktikan bahwa semakin tinggi rasio hutang perusahaan maka semakin rendah

probabilitas perusahaan tersebut untuk melakukan fraud. Berdasarkan uraian tersebut, diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha2 : External Pressure berpengaruh positif terhadap financial

statement fraud.

c. Personal financial need sebagai variabel untuk mengetahui pengaruh financial statement fraud.

Personal Financial Need merupakan suatu kondisi dimana

keuangan perusahaan dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif

perusahaan. Ketika eksekutif perusahaan memiliki peranan keuangan

yang kuat dalam suatu perusahaan, personal financial need dari eksekutif perusahaan tersebut akan turut terpengaruh oleh kinerja

keuangan perusahaan (Skousen et al. 2009). Sebagian saham yang dimiliki oleh eksekutif perusahaan akan mempengaruhi kebijakan

manajemen dalam kinerja dan keuangan perusahaan. Oleh karena itu,

variabel personal financial need diproksikan dengan rasio kepemilikan saham oleh orang dalam (manajer, direktur, maupun komisaris

perusahaan). Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti

kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak

klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.

Kondisi dimana sebagian saham dimiliki oleh manajer, direktur,

maupun komisaris perusahaan, maka akan mempengaruhi kondisi


(54)

finansial perusahaan. Manajemen perusahaan akan lebih bertindak curang dalam menyajikan leporan keuangan. Semakin tinggi rasio

kepemilikan sahal oleh orang dalam, maka financial statement fraud

semakin tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2009) membuktikan bahwa ketika rasio kepemilikan saham oleh orang dalam

dalam suatu perusahaan rendah maka probabilitas dilakukannya fraud

dalam perusahaan tersebut tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha3 : Personal financial need berpengaruh positif terhadap

financial statement fraud.

d. F inancial targets sebagai variabel untuk mengetahui pengaruh financial statement fraud.

Dalam menjalankan kinerjanya, manajer perusahaan dituntut untuk

melakukan hal terbaik sehingga perusahaan dapat mencapai target

keuangan yang telah direncanakan. Perbandingan laba tehadap jumlah

aktiva atau Return on Asset adalah ukuran kinerja operasional yang banyak digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien aktiva telah

bekerja (Skousen et al., 2009). ROA sering digunakan dalam menilai kinerja manajer dalam menentukan bonus, kenaikan upah, dan lain-lain.

Oleh karena itu, Return On Asset dijadikan proksi untuk variabel

financial targets.

Return On Asset digunakan untuk mengukur manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.


(55)

39

Semakin besar ROA yang diperoleh maka semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai oleh perusahaan dan semakin baik pula posisi

perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset.

Analisis Return on Asset (ROA) mengukur perkembangan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian

diproyeksikan ke masa yang akan datang untuk melihat kemampuan

perusahaan menghasilkan laba pada masa mendatang. Semakin tinggi

ROA yang ditargetkan perusahaan maka semakin rentan perusahaan

melakukan manajemen laba yang merupakan salah satu bentuk

financial statement fraud.

Penelitian Skousen et al. (2009) tidak menguatkan bukti bahwa ROA berpengaruh terhadap financial statement fraud. Penelitian ini mencoba membuktikan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap

financial statement fraud. Berdasarkan uraian tersebut, diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha4 : F inancial Targets berpengaruh positif terhadap financial

statement fraud.

e. Ineffective monitoring sebagai variabel untuk mengetahui pengaruh financial statement fraud.

Terjadinya praktik kecurangan atau fraud merupakan salah satu dampak dari pengawasan yang lemah sehingga memberi kesempatan

kepada manajer untuk berperilaku menyimpang dengan melakukan

manajemen laba (Andayani, 2010). Praktik fraud dapat diminimalkan


(56)

salah satunya dengan pengawasan yang baik. Dewan komisaris

independen dapat meningkatkan efektivitas pengawasan perusahaan.

Dewan komisaris sangat berperan penting khususnya dalam

memonitor manajemen tingkat atas. Dewan komisaris bertugas untuk

menjamin terlaksananya strategi perusahaan, mengawasi manajemen

dalam mengelola perusahaan serta mewajibkan terlaksananya

akuntabilitas. Komisaris independen merupakan bagian dari dewan

komisaris yang sangat berperan dalam meminimumkan terjadinya

financial statement fraud yang dilakukan oleh manajemen. Financial statement fraud lebih sering terjadi pada perusahaan yang lebih sedikit memiliki dewan komisaris independen.

Penelitian Skousen et al., 2009 meneliti hubungan antara

komposisi dewan komisaris dengan kecurangan laporan keuangan.

Hasil penelitian dari Skousen et al. (2009) tidak menguatkan bukti

bahwa rasio dewan komisaris independen berpengaruh terhadap

financial statement fraud. Berdasar uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Ha5 : Inneffective Monitoring berpengaruh positif terhadap


(57)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi empiris yang berdasarkan

pada realitas atau kenyataan dilapangan. Studi empiris dilakukan pada

perusahaan manufaktur yang konsisten listing di Bursa Efek Indonesia tahun

2010-2012.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan

International Capital Market Dictionary (ICMD). Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2014 sampai Mei 2014.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang konsisten

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Objek dari

penelitian ini adalah laporan keuangan dan laporan tahunan (annual report) perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2010-2012.


(58)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek

yang mempunyai kualitas, karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:61).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

2010-2012. Pertimbangan untuk memilih populasi perusahaan manufaktur

adalah perusahaan manufaktur merupakan jenis perusahaan yang jumlahnya

paling banyak di Bursa Efek Indonesia.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2009:62). Kriteria sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Perusahaan manufaktur yang secara konsisten sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012.

2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunan

dalam website Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012 secara

konsisten.

3. Perusahaan Manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah dalam

menyajikan laporan keuangannya.

4. Data yang tersedia lengkap (data secara keseluruhan tersedia pada

publikasi selama periode 2010-2012), mengenai data-data yang berkaitan

dengan variabel penelitian.


(59)

43

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi, telah dikumpulkan,

dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi, berupa

data-data variabel bebas. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu data laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan.

Data sekunder digunakan dalam penelitian ini karena mudah didapat, tidak

memerlukan biaya yang tinggi serta data yang diperoleh lebih akurat dan

valid karena laporan keuangan telah diaudit oleh akuntan publik. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari :

1. IDX (Indonesian Stock Exchanges) tahun 2010-2012.

2. Jurnal, makalah, penelitian, buku, website perusahaan yang bersangkutan

dan situs internet yang berhubungan dengan tema penelitian ini.

F. Variabel Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independen yang merupakan komponen fraud triangle dengan financial statement fraud yang merupakan variabel dependen. Penelitian ini menganalisis enam variabel yang terdiri dari satu variabel dependen dan lima

variabel independen. Definisi dan operasional masing-masing variabel akan

dijelaskan secara rinci sebagai berikut:


(60)

1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang

dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah financial statement fraud. Selanjutnya, penelitian ini memproksikan financial statement fraud dengan manajemen laba. Rezaee (2002) menyatakan bahwa:

Suatu financial statement fraud sering kali diawali dengan salah saji atau manajemen laba dari laporan keuangan kuartal yang dianggap tidak material tetapi akhirnya tumbuh menjadi fraud secara besar-besaran dan menghasilkan laporan keuangan tahunan yang menyesatkan secara material.

Oleh karena itu, manajemen laba digunakan sebagai proksi financial statement fraud dalam penelitian ini. Manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan

eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi

(Nobarani, 2012).

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memperbolehkan manajer untuk

memilih kebijakan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan, salah

satunya dengan berbasis akuntansi akrual. FASB (1978) menyatakan

bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan akuntansi akrual

memberikan keunggulan karena informasi laba perusahaan dan juga

pengukuran komponennya mempunyai indikasi yang lebih baik


(61)

45

Dasar akrual dalam laporan keuangan memberikan kesempatan

kepada manajer perusahaan memodifikasi laporan keuangan untuk

menghasilkan jumlah laba yang diinginkan. Jumlah akruat yang tercermin

dalam penghitungan laba terdiri dari discretionary accruals dan

nondiscretionary accruals. Nondiscretionary accruals merupakan komponen akrual yang terjadi seiring dengan perubahan dari aktivitas

perusahaan. Discretionary accruals merupakan komponen akrual yang berasal dari manajemen laba yang dilakukan manajer.

Manajemen laba dapat diukur melalui discretionary accrual (DAit)

yang dihitung dengan cara menyelisihkan total accrual (TAit) dan nondiscretionary accrual (NDAit). Manajemen laba dihitung dengan

menggunakan model Modified Jones (1995) yang merupakan

perkembangan dari model Jones (1991). Secara teknis, penentuan

discretionary accrual (DAit) dalam model Modified Jones hampir sama

dengan model Jones. Perbedaannya terletak pada penentuan

nondiscretionary accrual (NDAit). Model Modified Jones memasukkan

unsur perubahan piutang dan perubahan pendapatan untuk mengestimasi

nondiscretionary accrual (NDAit). Penentuan discretionary accrual (DAit)

sebagai indikator manajemen laba dapat dijabarkan dalam tahap-tahap

sebagai berikut:

a. Menghitung besarnya total accruals

Rumus yang digunakan untuk menentukan total accruals untuk perusahaan yang menjadi sampel adalah sebagai berikut:


(62)

TAit = NIit - CFOt

Keterangan :

TAit : Total Accruals perusahaan i pada periode t

NIit : Laba bersih perusahaan i operasi pada periode t

CFOt : Arus kas operasi perusahaan i pada periode t

b. Menghitung nilai non-discretionaryaccruals

Setelah diperoleh total accruals, langkah selanjutnya adalah dilakukan

regresi untuk memperoleh angka koefisien α1, α2, dan α3 dengan

variable dependen total accruals dan variabel independen adalah total asset tahun sebelumnya (1/Ait), perubahan pendapatan perusahaan

(ΔRevit/Ait), perubahan piutang perusahaan (ΔRecit/Ait) dan total asset

tetap kotor perusahaan pada tahun ke-t (PPEit/Ait) setelah diperoleh

nilai koefisien regresi α1, α2, dan α3 maka dilanjutkan dengan

menghitung komponen non-discretionary accruals. Model non-discretionaryaccruals dirumuskan sebagai berikut:

NDAit= α1(1/Ait-1)+α2(ΔRevit/Ait-1-ΔRecit/Ait-1)+α3(PPEit/Ait-1)

Keterangan :

NDAit : Non-discretionaryaccruals perusahaan i pada periode t.

Ait-1 : Total asset untuk sampel perusahaan i pada periode t-1.

ΔRevit : Perubahan penjualan bersih perusahaan i pada periode t. ΔRecit : Perubahan piutang perusahaan i pada periode t.

PPEit : Aset tetap (gross property plant and equipment) perusahaan


(63)

47

c. Menghitung nilai discretionaryaccruals

Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mencari nilai

discretionaryaccruals dengan mengurangi nilai TAit dengan NDAit.

DAit = TAit - NDAit

Keterangan :

DAit : Discretionaryaccruals perusahaan i pada periode t.

TAit : Total accruals perusahaan i pada periode t.

NDAit : Non-discretionaryaccruals perusahaan i pada periode t.

2. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

membantu menjelaskan varians dalam variabel terikat. Variabel

independen dalam penelitian ini merupakan variabel yang dikembangkan

dari ketiga komponen fraud triangle. Ketiga komponen dari fraud triangle

yaitu pressure, opportunity dan rationalization tidak dapat diteliti secara langsung, oleh karena itu diperlukan variabel yang sebagai proksi tertentu

untuk mengukurnya (Skousen et al, 2009).

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

financial stability yang diproksikan dengan rasio perubahan total asset (ACHANGE), external pressure yang diproksikan dengan rasio hutang (LEV), personal financial need yang diproksikan dengan rasio kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP), financial targets yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA), dan innefective monitoring

yang diproksikan dengan rasio komisaris independen (BDOUT).


(64)

G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Financial Stability

Financial stability menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi yang stabil. Penilaian mengenai kestabilan keuangan

perusahaan dapat dilihat dari bagaimana keadaan asetnya. Total aset

menggambarkan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Total aset

meliputi aset lancar dan aset tidak lancar. Financial stability diproksikan dengan ACHANGE yang merupakan rasio perubahan aset selama tiga

tahun. ACHANGE dihitung dengan rumus (Skousen et al, 2009):

ACHANGE =

2. External Pressure

External pressure merupakan tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga.

Kemapuan untuk membayar utang atau memenuhi perjanjian utang diakui

sebagai sumber terjadinya tekanan eksternal (Skousen et al., 2009). Ketika dihadapkan dengan pelanggaran perjanjian utang, manajer cenderung

mengandalkan discretionary accruals. Tingkat utang yang terkait dengan pendapatan akan meningkatkan discretionary accruals (Skousen et al, 2009). Dalam kondisi seperti itu, manajer akan merasa ditekan dari pihak

eksternal. Oleh karena itu external pressure pada penelitian ini diproksikan dengan rasio hutang (LEV).


(65)

49

Rasio hutang dihitung dengan rumus (Skousen et al, 2009): LEV =

3. Personal Financial Need

Personal financial need adalah suatu keadaan dimana keuangan perusahaan dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif perusahaan

(Skousen et al., 2009). Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim

atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Kondisi dimana sebagian saham

dimiliki oleh manajer, direktur, maupun komisaris perusahaan, secara

otomatis akan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan. Kepemilikan

sebagian saham oleh orang dalam (manajer, direktur, komisaris) ini dapat

dijadikan sebagai kontrol dalam pelaporan keuangan (Skousen et al., 2009). Rasio kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP) dapat diukur

dengan (Skousen et al, 2009):

OSHIP =

Keterangan :

TS = Total saham

TSB = Total saham biasa

Orang dalam = Manajer, direktur, komisaris


(1)

IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk 0.77 0.66 4.99 57 JECC PT. Jembo Cable Company

Tbk -0.18 4.74 4.52

58 KBLI PT. KMI Wire and Cable Tbk 8.13 5.88 10.78 59 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce

Tbk

5.25 7.53 11.4 60 VOKS PT. Voksel Electric Tbk 0.89 7.03 8.65 61 PTSN PT. Sat Nusapersada Tbk -1.53 -0.98 1.06 *Pembulatan dua angka dibelakang koma.

6. Lampiran 6 Hasil Perhitungan Rasio Komisaris Independen / BDOUT

No KODE Nama perusahaan

BDOUT

2010 2011 2012

1 INTP PT. Indocement Tunggal

Prakasa Tbk 0.43 0.43 0.43

2 SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk 0.43 0.43 0.43 3 SMGR PT. Semen Gresik (Persero)

Tbk 0.33 0.33 0.33

4 ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk 0.9 0.9 0.9 5 IKAI PT. Intikeramik Alamasri

Industri Tbk 0.5 0.5 0.5

6 KIAS PT. Keramika Indonesia


(2)

7 MLIA PT. Mulia Industrindo Tbk 0.33 0.33 0.33 8 ALKA PT. Alakasa Industrindo Tbk 0.5 0.5 0.5 9 ALMI PT. Alumindo Light Metal

Industry Tbk 0.4 0.4 0.4

10 BTON PT. Betonjaya Manunggal

Tbk 0.5 0.5 0.5

11 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk 0.33 0.33 0.33 12 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk. 0.33 0.33 0.33 13 INAI PT. Indal Aluminium

Industry Tbk 0.4 0.4 0.4

14 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk 0.5 0.5 0.5 15 KRAS PT. Krakatau Steel (Persero) 0.5 0.4 0.4 16 LION PT. Lion Metal Works Tbk 0.33 0.33 0.33 17 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 0.33 0.33 0.33 18 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk 0.33 0.33 0.33 19 PICO PT. Pelangi Indah Canindo

Tbk 0.33 0.33 0.33

20 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk 0.33 0.33 0.33 21 EKAD PT. Ekadharma International

Tbk 0.33 0.33 0.33

22 ETWA PT. Eterindo Wahanatama


(3)

23 INCI PT. Intanwijaya Internasional

Tbk 0 0 0

24 SRSN PT. Indo Acidatama Tbk 0.25 0.3 0.25 25 AKKU PT. Aneka Kemasindo Utama

Tbk 0.5 0.33 0.5

26 BRNA PT. Berlina Tbk 0.5 0.5 0.5

27 FPNI PT. Lotte Chemical Titan Tbk 0.5 0.5 0.5 28 IGAR PT. Champion Pasific

Indonesia Tbk 0.33 0.33 0.33

29 SIAP PT. Sekawan Intipratama Tbk 0.33 0.33 0.33 30 TRST PT. Trias Sentosa Tbk 0.33 0 0.33 31 YPAS PT. Yanaprima Hastapersada

Tbk 0.33 0.33 0.33

32 SULI PT. SLJ Global Tbk 0.4 0.4 0.4 33 TIRT PT. Tirta Mahakam

Resources Tbk 0.33 0.5 0.33

34 FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 0.33 0.33 0.33 35 INKP PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Tbk 0.44 0.44 0.44

36 INRU PT. Toba Pulp Lestari Tbk 0.5 0.5 0.5


(4)

38 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia

Tbk 0.43 0.43 0.43

39 ASII PT. Astra International Tbk 0.36 0.36 0.36 40 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 0.36 0.36 0.36

41 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk 0 0 0

42 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk 0.33 0.33 0.33 43 IMAS PT. IndomobilSukses

International Tbk 0.43 0.43 0.43 44 INDS PT. Indospring Tbk 0.33 0.33 0.33 45 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera

Tbk 0.5 0.5 0.5

46 MASA PT. Multistrada Arah Sarana

Tbk 0.4 0.4 0.4

47 INDR PT. Indorama Synthetics Tbk 0.4 0.4 0.4 48 MYTX PT. APAC Citra Centertex

Tbk 0.5 0.5 0.5

49 PBRX PT. Pan Brothers Tbk 0.33 0.33 0.67 50 POLY PT. Asia Pacific Fibers Tbk 0.33 0.33 0.33 51 RICY PT. Ricky Putra Globalindo

Tbk 0.67 0.67 0.67

52 SSTM PT. Sunson Textile


(5)

53 UNTX PT. Unitex Tbk 0.25 0.25 0.25 54 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 0.4 0.4 0.4 55 BIMA PT. PrimarindoAsia

Infrastructure Tbk 0.67 0.67 0.67 56 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk 0.4 0.4 0.4 57 JECC PT. Jembo Cable Company

Tbk 0.67 0.67 0.67

58 KBLI PT. KMI Wire and Cable Tbk 0.4 0.4 0.33

59 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk

0.33 0.33 0.33 60 VOKS PT. Voksel Electric Tbk 0.6 0.6 0.6 61 PTSN PT. Sat Nusapersada Tbk 0.33 0.33 0.33 *Pembulatan dua angka dibelakang koma.


(6)