HUBUNGAN KINERJA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SISWA SMK PADA PEMBELAJARAN ELASTISITAS.

(1)

HUBUNGAN KINERJA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

PADA PEMBELAJARAN ELASTISITAS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

oleh

KI AGUS MAR EFENDI 0800251

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Hubungan Kinerja dan Prestasi Belajar

Siswa Siswa SMK pada Pembelajaran

Elastisitas

Oleh

Ki Agus Mar Efendi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Ki Agus Mar Efendi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

HUBUNGAN KINERJA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA PEMBELAJARAN ELASTISITAS

Oleh:

Ki Agus Mar Efendi NIM. 0800251

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing 1,

Asep Sutiadi, S.Pd, M.Si. NIP. 19700908 199702 1 001

Pembimbing 2,

Ridwan Efendi,S.Pd, M.Pd NIP. 19770110 200801 0011

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si. NIP. 19680703 199203 2 001


(4)

Hubungan Kinerja dan Prestasi Belajar Siswa Siswa SMK pada Pembelajaran Elastisitas

Ki Agus Mar Efendi 0800251

Pembimbing 1 : Asep Sutiadi, S.Pd, M.Si Pembimbing 2 : Ridwan Efendi, S.Pd, M.Pd

Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kinerja dan prestasi belajar siswa SMK pada pembelajaran elastisitas. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 12 Bandung dengan melibatkan subjek penelitian 31 siswa kelas X yang sudah diberikan materi pembelajaran elastisitas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian korelasi. Penelitian korelasi merupakan penelitian yang mendeteksi sejauh mana hubungan variabel-variabel berdasarkan koefisien korelasi. Korelasi yang digambarkan pada penelitian ini adalah hubungan kinerja dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pembelajaran kepada siswa di kelas kemudian melakukan penilaian kepada mereka dengan performance-assessment dan tes prestasi belajar, kemudian kedua hasil tersebut di olah untuk mengetahui hubungan antara kinerja dan prestasi belajar. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif (searah) yang signifikan (berarti) antara kinerja dengan prestasi belajar siswa ditandai nilai korelasi hasil perhitungan sebesar r = 0,7353. Kemudian kinerja siswa memiliki kecenderungan kuat terhadap berubahnya prestasi belajar siswa sebesar 54 %. Secara umum, hasil penilaian kinerja yang dimiliki siswa yang telah mengikuti pembelajaran fisika dengan penilaian kinerja termasuk dalam kategori sedang dengan persentase kategori baik sebanyak 12,91 %, kategori sedang sebanyak 67,74 % dan kategori kurang sebanyak 19,35 %. Dan prestasi belajar yang dicapai siswa secara umum termasuk dalam kategori sedang, dengan persentase baik sebanyak 9,70 %, kategori sedang sebanyak 70,90 % dan kategori sedang sebesar 19,40 %.

Kata kunci: Kinerja, Prestasi Belajar, Elastisitas


(5)

on Elasticity Learning Ki Agus Mar Efendi

0800251

Pembimbing 1 : Asep Sutiadi, S.Pd, M.Si Pembimbing 2 : Ridwan Efendi, S.Pd, M.Pd

Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

ABSTRACT

This study was to determine the relationship of performance and achievement in the vocational students in elasticity concept. The research was conducted at SMK Negeri 12 Bandung involving research subjects with 31 students of grade 10 who has given learning material elasticity. The method used is descriptive method of research the type of correlation. Research is a correlation study to detect the extent of the relationship variables based on correlation coefficients. Correlations described in this study is the relationship of performance and student achievement. The research was conducted by means of learning to students in the classroom and to assess them with performance-assessment and achievement tests, then the two results are in though to determine the relationship between performance and achievement. From the results of the study found that there is a positive relationship (unidirectional) significantly (mean) between the performance with student achievement marked correlation value calculation of r = 0.7353. Then the performance of the students have a strong tendency to change in student achievement by 54%. In general, the results of the performance assessment of the students who have followed the physics learning with performance appraisals are categorized by the percentage of both categories as much as 12.91%, 67.74% medium category and the category as much less as much as 19.35%. And achievement of learning achieved by students in general are included in the medium category, with a good percentage as much as 9.70%, 70.90% medium category and the category as being at 19.40%.


(6)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ………... i

Abstrak ………... ii

Kata Pengantar ………... iii

Ucapan Terima Kasih ………... iv

Daftar Isi ………... v

Daftar Tabel ………... vi

Daftar Gambar ………... vii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1

B.Rumusan Masalah ………... 4

C.Batasan Masalah ………... 5

D. Definisi Operasional ………... 5

E.Tujuan Penelitian ………... 5

F.Manfaat Penelitian ………... 6

BAB II PERFORMANCE ASSESSMENT, PRESTASI BELAJAR, DAN KEGIATAN PRAKTIKUM A. Pengertian Asesmen………... 8

B. Prinsip Asesmen dalam kegiatan pembelajaran...…..………... .10

C. Performance Assessment………... 14

D. Prestasi Belajar...………... 26

E. Praktikum...………... 28

F. Performance Assessment dalam kegiatan praktikum………... 29

G. Hubungan Antara Kinerja Dan Prestasi Belajar...…………... 29


(7)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian ………... 35

B. Subyek Penelitian ………... 35

C.Lokasi dan Waktu Penelitian………... 36

D.Instrumen Penelitian…...………... 36

1. Tes Prestasi Belajar…...………... 36

2. Tes Kinerja…...………... 37

3. Angket...…...………... 38

4. Wawancara ...…...………... 38

E. Teknik Analisis Uji Instrumen………... 38

F. Teknik Pengolahan Data ………... 41

G.Langkah-langkah penelitian………... 45

H.Alur Penelitian...………... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penggunaan Performance assessment Dalam Praktikum Elastisitas...……… 48

2. Hasil Tes Prestasi Belajar ………... 51

3. Perbandingan Skor Kinerja siswa dengan Skor prestasi belajar……… 53

4. Hasil Tanggapan Siswa ………. 55

5. Hasil Wawancara ………... 56

B. Pembahasan ………... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 73

B. Saran ………... 74

Daftar Pustaka ………... 75


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran fisika merupakan aktivitas untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran mata pelajaran fisika yang tidak hanya menekankan pada ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor. Melalui kegiatan belajar mengajar fisika, siswa diharapkan dapat mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006). Dengan mencermati berbagai kemampuan, keterampilan, dan kompetensi dasar yang diharapkan dalam mata pelajaran seperti yang dicirikan di atas, maka nampaknya sistem penilaian yang digunakan pun harus menggunakan sistem penilaian yang dapat mengungkap kemampuan, keterampilan, dan kompetensi siswa secara menyeluruh seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

Salah satu penilaian yang dapat memenuhi tuntutan tersebut adalah penilaian yang dilakukan dalam sistem penilaian kelas Kurikulum Satuan Pendidikan yaitu berupa penilaian Kinerja (Performance Assessment). Dengan menggunakan penilaian kinerja, siswa dinilai baik untuk proses yang mereka lakukan maupun hasil kerja mereka. Penilaian ini berlaku bagi siswa yang bekerja secara individu maupun kelompok dan dirasakan lebih otentik daripada hasil tes tertulis (Paper test and Pencil) karena apa yang dinilai lebih mencerminkan keterampilan siswa yang sebenarnya (Depdiknas, 2004). Lebih khusus mengenai penilaian kinerja pemerintah dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 66 tahun 2013 tentang standar penilaian Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, dimana tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.


(9)

2

Pada kenyataannya penilaian yang digunakan guru dalam praktikum biasanya menggunakan tes tradisional yang tidak dapat mengungkap dampak pendidikan yang kompleks. Fakta tersebut didukung oleh hasil penelitian Deborah, L et al, (2007) menyatakan tes tradisional seperti ini dikritik karena mengabaikan kekritisan siswa, yang memainkan peran utama dalam proses pembelajaran. Akibat dari penggunaan penilaian yang tidak tepat memungkinkan rendahnya kontribusi pembelajaran sains terhadap kelulushidupan warga Negara sehingga warga Negara hanya dipersiapkan untuk menguasai pengetahuan (National Research Council / NRC,1996 dalam Wulan, 2007). Selain itu, tes tradisional juga sulit mengukur pemahaman tentang hakekat sains dan proses bagaimana saintis bekerja (Marzano, 1994; NRC, 2000 dalam Wulan, 2007).

Standar penilaian pembelajaran sains harus mengalami pergeseran

penekanan dari “yang mudah dinilai” menjadi “yang penting dinilai” (National

Research Council/NRC, 1996 dalam wulan, 2007). Resnick & Resnick,1992 (Mestre, L.P., 1999), menyatakan bahwa reformasi pemberian evaluasi perlu dilakukan yang berkaitan dengan kinerja. Penilaian kinerja direkomendasikan sebagai penilaian yang sesuai dengan hakikat sains yang mengutamakan proses dan produk (NSTA, 1998; NRC, 2000 dalam Wulan,2007). Beberapa sumber (Gabel, 1993; NSTA & AETS, 1998; NRC, 2008 dalam Wulan, 2007) telah merekomendasikan Performance Assessment dalam penilaian pembelajaran sains. Selain itu Stiggins (1994) alasan mengapa guru harus melakukan penilaian kinerja yaitu pertama ada beberapa segi dari kemampuan siswa yang tidak dapat dideteksi dengan cara tertulis yaitu keterampilan dan kreativitas, kedua penilaian kinerja member peluang yang lebih banyak kepada guru untuk menganalisis siswa secara total, ketiga penilaian kinerja untuk melihat kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran tanpa menunggu proses akhir.

Hal ini telah didukung oleh beberapa penelitian tentang manfaat yang didapatkan dari penerapan penilaian kinerja siswa yaitu, pertama : penilaian kinerja dapat menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan siswa karena siswa mendapat kesempatan untuk terlibat aktif. Penilaian kinerja juga mampu mengungkap hasil belajar dari segi produk dan proses serta meningkatkan


(10)

motivasi dalam memahami dan mengaplikasikan konsep IPA (Winahyu,1997). Kedua : Proses pembelajaran menjadi lebih kondusif karena guru dan siswa sama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran (Iskandar, 2000). Ketiga : Siswa merasa senang karena aktivitasnya dinilai dan dihargai (Mahmudah, 2000). Keempat : penilaian kinerja dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat memotivasi siswa untuk tampil sebaik mungkin dalam kegiatan pembelajaran karena mereka tahu semua hal yang mereka lakukan dalam kegiatan pembelajaran akan dinilai (Ismawati, 2005: Sukmana, 2007).

Beberapa penelitian pernah dilakukan berhubungan dengan penilaian kinerja Iskandar (2000), Erwin (2005), Farida (2006), Mulyadi (2006), Nazarudin (2009). Penelitian-penelitian tersebut banyak mengungkap penggunaan penilaian kinerja sebagai alternatif penilaian. Penilaian kinerja merupakan salah satu alternatif penilaian yang difokuskan pada dua aktivitas pokok, yaitu proses saat berlangsungnya unjuk keterampilan dan evaluasi hasil atau produk. Proses penilaian kinerja dilakukan dengan mengamati saat siswa melakukan aktivitas dikelas atau laboratorium serta melihat hasil karya sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Kecakapan yang ditampilkan siswa adalah yang dinilai. Penilaian terhadap kecakapan siswa didasarkan pada perbandingan antara kinerja siswa dengan target yang telah ditetapkan Stiggins (1994). Pada penilaian kinerja kegiatan praktikum yang dilaksanakan dapat digunakan sebagai metode dalam pembelajaran fisika, penilaian proses dalam pembelajaran fisika dapat dilakukan dengan mengamati kegiatan praktikum yang dilakukan siswa, sedangkan penilaian produk dapat dilakukan dengan menilai hasil praktikum siswa atau dengan melakukan penilaian tes sesuai praktikum.

Kegiatan praktikum tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran fisika, hal ini dikarenakan praktikum dapat menguatkan penguasaan konsep dan pengetahuan yang didapat dari pembelajaran didalam kelas dapat diuji dengan praktikum sehingga siswa lebih memahami konsep fisika tersebut. Menurut Rustaman (2002) terdapat beberapa alasan dilakukannya kegiatan praktikum, yaitu: pertama, praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar. Kedua, praktikum dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar dalam


(11)

4

eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Dan keempat, praktikum dapat menunjang pemahaman belajar siswa.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Viyanti (2009) dan Windarwati (2010) yang meneliti pengaruh penggunaan penilaian kinerja pada praktikum fisika terhadap pengusaan konsep siswa. Kaitan kinerja dengan penguasaan konsep, kemampuan kinerja yang ditunjukan oleh siswa diyakini berdampak pada hasil belajar yang akan diraih siswa khususnya hasil belajar pada ranah kognitif yang dikenal dengan prestasi belajar. Untuk itu penelitian ini, akan diteliti mengenai capaian kinerja siswa, prestasi belajar yang dimiliki siswa dan hubungan antara kinerja yang dicapai oleh siswa dengan prestasi belajar yang dimilikinya .

Hal ini juga ditemui peneliti dilapangan, yaitu berdasarkan hasil wawancara terhadap guru fisika di SMK Negeri 12 Bandung, pengalaman peneliti ketika melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) disekolah tersebut, dimana terdapat siswa yang mendapat hasil yang baik ketika melakukan praktikum tetapi mendapatkan hasil yang kurang ketika ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Begitu juga sebaliknya terdapat siswa yang mendapat hasil ulangan yang baik tetapi ketika melakukan praktikum mendapat hasil yang kurang. Hasil wawancara kepada guru yang sekolah tersebut adalah guru jarang menggunakan penilaian autentik dalam hal ini penilaian kinerja sehingga dalam hal ini peneliti perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang penilaian kinerja.

Berdasarkan uraian di atas, saya tertarik untuk mengambil judul

“Hubungan Kinerja Dan Prestasi Belajar Siswa SMK Pada Praktikum Elastisitas”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan pokok yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah hubungan Kinerja dan Prestasi Belajar Siswa SMK pada Pembelajaran Elastisitas?.

Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini, maka rumusan masalah di atas diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:


(12)

1. Bagaimana profil kinerja siswa pada praktikum elastisitas? 2. Bagaimana profil prestasi belajar yang diperoleh siswa?

3. Bagaimanakah hubungan kinerja dengan prestasi belajar siswa SMK?

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan penilaian kinerja dalam praktikum elastisitas?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini menjadi lebih terarah, ruang lingkup masalah yang akan diteliti dibatasi pada hal-hal berikut :

1. Aspek penilaian kinerja (Performance Assessment) yang diukur adalah aspek proses dan produk.

2. Prestasi belajar merupakan hasil belajar ranah kognitif. Ranah kognitif prestasi belajar pada penelitian ini hanya ditinjau dari 3 (tiga) aspek ranah kognitif, yaitu: aspek pemahaman (C2), aplikasi/penerapan (C3), dan analisis (C4).

3. Hubungan antara kinerja dan prestasi belajar. Hubungan antara kinerja dan prestasi belajar bisa bernilai positif (searah) ataupun negatif (berlawanan).

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan persepsi, maka akan dijelaskan beberapa pengertian sebagai berikut:

1. Kinerja(Performance) merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan

2. Penilaian kinerja adalah penilaian pada proses berlangsungnya kegiatan praktikum dan penilaian produk berupa hasil pengamatan.Pengukuran kinerja siswa berupa rubrik yang digunakan untuk mengungkap kinerja siswa.

3. Praktikum merupakan kegiatan yang dilakukan siswa dengan melibatkan fisik dan mental dalam usahanya mengkonstruksi pengetahuan baru.

4. Prestasi Belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran tentang materi tertentu, yakni tingkat penguasaan kognitif yang dapat diukur dengan tes tertulis serta diwujudkan dalam bentuk nilai atau


(13)

6

skor. Aspek kognitif yang dibatasi pada tingkat kemampuan kognitif tingkat C2 sampai C4 yang meliputi aspek mengingat (knowledge) dinyatakan sebagai C2, mengaplikasikan (application) dinyatakan sebagai C3, dan menganalisis (analysis) dinyatakan sebagai C4. Pengukuran prestasi belajar pada ranah kognitif. Pengukuran prestasi belajar siswa dilakukan melalui tes prestasi belajar berupa soal objektif berbentuk pilihan ganda.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari peneltian ini adalah untuk:

1. Mengetahui profil kinerja dan prestasi belajar siswa melalui kegiatan praktikum dengan Performance Assessment. Kinerja siswa diukur dengan Rubrik kinerja dan prestasi belajar siswa diukur dengan tes prestasi belajar siswa.

2. Memperoleh informasi tentang respon siswa terhadap penggunaan Performance Assessment. Informasi respon siswa ini dipeoleh dari angket yang diberikan ke semua siswa.

3. Mengetahui hubungan antara hasil tes performance assessment dengan hasi tes prestasi belajar pada siswa SMK.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah: 1. Bagi siswa

- Memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran karena setiap aktivitas siswa akan dinilai dan dihargai dengan menggunakan penilaian kinerja (Performance Assessment).

- Siswa dapat mengetahui perkembangan kemampuan belajarnya secara langsung baik saat proses pembelajaran berlangsung ataupun setelah proses pembelajaran secara langsung


(14)

- Merasakan sebuah penilaian yang terintegrasi dengan proses pembelajaran - Memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa

2. Bagi guru

- Dapat menjadi asesmen alternatif dalam pembelajaran untuk menilai kemampuan siswa

- Guru dapat mendiagnosisi kekurangan guru dalam mengajar sehingga dapat diperbaiki di pertemuan selanjutnya sebelum menghadapi ujian akhir.

- Dapat mengevaluasi program pembelajaran guru. 3. Bagi Peneliti sendiri

- Memberikan pengalaman langsung untuk meningkatkan dan menambah wawasan tentang pelaksanaan penilaian pada pembelajaran yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan.

- Memeberikan bekal untuk peneliti sebagai calon guru fisika untuk siap melaksanakan tugas sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

4. Bagi peneliti lain

- Memberikan referensi penelitian selanjutnya untuk pengembangan performance assessment

- Memberikan wawasan yang baru bagi pengembangan ilmu keguruan.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

“Terdapat hubungan yang positif antara kinerja dan prestasi belajar siswa SMK pada praktikum elastisitas”.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya (Arikunto, 2009). Dalam penelitian ini, metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif. Metode peneltian deskriptif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti dilapangan hal-hal yang terjadi (Panggabean,1996:19). Lebih lanjut, Arikunto (2010:3) menjelaskan bahwa metode penelitian deskriptif sekurang-kurangnya ada 5 (lima) jenis, yaitu : penelitian deskriptif murni atau survei, penelitian korelasi, penelitian komparasi, penelitian penelusuran, dan penelitian evaluasi.

Secara khusus, penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis penelitian korelasi. Penelitian korelasi merupakan penelitian yang mendeteksi sejauh mana variansi-variansi pada suatu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi (Panggabean, 1996:21). Aspek utama dalam penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana hubungan antara kinerja siswa dengan prestasi belajar yang diperoleh siswa. untuk desain penelitian, gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian

rxy

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan : rxy = koefisien korelasi

Penelitian dilaksanakan secara kolaborasi dengan rekan mahasiswa.Hal tersebut dilaksanakan karena sampel yang digunakan cukup banyak, yaitu satu kelas.Tugas dari rekan mahasiswa disini adalah sebagai observer, yang bertugas mengamati siswa saat melaksanakan praktikum sekaligus menilainya.

Kinerja Siswa (X)

Prestasi Belajar (Y)


(16)

B. Subyek Penelitian

Menurut Arikunto (2006:130) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Di dalam Encyclopedia of Educational Evaluation (Arikunto, 2006 : 130) tertulis : “A population is a set (or collection) of all elements processing one or more attributes of interest.”

Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X SMKN 12 Bandung semester 2 tahun ajaran 2012/2013.Dari populasi tersebut diambil sampel sebagai subjek penelitian.Menurut Arikunto (2006:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Dengan kata lain sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap menggambarkan polulasinya”.

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan stratayang ada dalam populasi itu (Sugiyono,2012). Sampel yang diambil sebanyak satu kelas yaitu kelas X EPU 1 dengan jumlah siswa sebanyak 37 orang, namun jumlah siswa yang dijadikan objek hanya sebanyak 31 orang. Hal tersebut disebabkan karena hanya 31 orang siswa yang data kehadirannya lengkap.

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung yang beralamat diJalan Padjajaran No 92 Kota Bandung.Waktu penelitian dilakukan pada semester 2 tahun ajaran 2012/2013.

D. Instrumen Penelitian.

Sebagai upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji melalui penelitian ini, maka dibuatlah seperangkat instrumen. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(17)

37

1. Tes Prestasi Belajar

Arikunto (2006:150) menjelaskan bahwa : “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Dalam penelitian ini tes yang digunakan termasuk tes prestasi belajar berbentuk objektif pilihan ganda, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari tertentu. Tes ini terdiri dari 15 soal pilihan ganda dengan lima pilihan. Tes prestasi belajar ini dibatasi hanya pada aspek kemampuan kognitif yaitu aspek pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4) yang

disesuaikan dengan kompetensi dasar.

2. Pedoman dan KriteriaPenilaian Kinerja

Kisi-kisipenilaian kinerja disusun dan disederhanakan untuk indikator esensial atau penting bertujuan memperoleh gambaran secara langsung kemampuan kinerja masing-masing siswa. Kisi-kisi penilaian kinerja dirumuskan berdasarkan langkah-langkah dan aspek pada pelaksanaan praktikum, dirumuskan dengan berkonsultasi dengan guru fisika dan para pakar atau dosen.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penilaian Kinerja pada Kegiatan Praktikum Elastisitas NO Aspek Kriteria

1 Persiapan Memilih alat dan bahan Merangkai alat

Mempelajari LKS 2 Pelaksanaan Pengambilan data

Pencatatan data

Kecepatan waktu pengamatan Membaca skala alat ukur 3 Pelaporan Mengorganisasi data

Menjawab LKS

Mempresentasikan data

4 Tugas Hasil catatan dicatat dengan rapi Tulisan dalam LKS jelas


(18)

Pedoman penilaian kinerja merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk menilai kinerja siswa selama kegiatan praktikum berlangsung. Pedoman ini berisi beberapa kegiatan yang dilakukan siswa saat melakukan praktikum kalor. Di dalam pedoman tersebut terdapat tugas (task) dan kriteria penilaian. Bentuk penilaian kinerja yang akan digunakan berupa daftar checklist dengan menggunakan skala nilai (skor). Kriteria penilaian dalam pemberian skor kinerja siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Rujukan Kriteria Penilaian Kinerja Skor Kriteria

3

Baik, Jika siswa menampilkan dan melakukan semua kriteria yang ada dalam lembar observasi dengan cara yang baik dan benar

2

Sedang, Jika siswa hanya menampilkan atau melakukan sebagian kriteria yang ada dalam lembar observasi atau tidak melakukan kesalahan yang besar

1

Kurang, Jika siswa hanya menampilkan dan melakukan sangat sedikit kriteria yang ada dalam lembar observasi atau banyak melakukan kesalahan

3. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2006:151). Angket digunanakan dalam penelitian untuk mendapatkan data mengenai sikap atau respon siswa terhadap pembelajaran penilaian kinerja. Angket ini akan diberikan kepada seluruh siswa yang terlibat dalam penelitian ini. Hasil angket ini akan diolah dan dilibatkan dalam pembahasan data penelitian. Untuk menjaring respon yang relevan dengan penelitian, angket yang


(19)

39

digunakan akan dibuat dalam bentuk daftar cocok (check list). Yang dimaksud daftar cocok adalah deretan pernyataan dimana responden yang dievaluasi hanya membubuhkan tanda cocok ditempat yang telah disediakan (Arikunto,2009:29). Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap kegiatan praktikum dan terhadap asesmen kinerja dalam pembelajaran.

4. Wawancara

Metode wawancara yang diambil adalah metode interview bebas, responden diberi kebebasan untuk mengutarakan pendapat-pendapatnya (Arikunto,2009:30). Pedoman wawancara digunakan untuk menentukan kriteria-kriteria penilaian kinerja, mengetahui tanggapan guru mengenai pelaksanaan penilaian kinerja, kegiatan praktikum dan pendapat guru mengenai kendala-kendala yang dihadapi selama melakukan penilaian kinerja. Alat bantu yang digunakan berupa format wawancara tertulis

E. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen

Sebelum digunakan sebagai instrumen, perangkat soal diujikan kepada siswa di sekolah yang telah mendapat pembelajaran kalor. Hasil uji coba tersebut kemudian diolah untuk diketahui validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soalnya, sehingga diharapkan setelah melalui mekanisme ini, didapatkan instrumen tes yang baik dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian.

1. Validitas

Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur (Supranata, 2005:50). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang akan diukur dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen.


(20)

……… (Pers 3.1) Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = Skor total hasil tes tiap butir soal

Y = Skor total yang diperoleh siswa N = Jumlah siswa

Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3. Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

0,81 <rxy 1,00 Sangat Tinggi 0,61 <rxy 0,80 Tinggi 0,410 <rxy 0,60 Cukup 0,21 <rxy 0,40 Rendah 0,00 <rxy 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009)

2. Reliabilitas

“Realibilitas adalah ketepatan atau keajegan alat dalam mengukur apa yang diukurnya, artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama” (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001). Pengujian reliabilitas ini dimaksudkan untuk menentukan suatu instrumen apakah sudah dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data atau belum.

  

 

2 2

2

 

2

Y Y N X X N Y X XY N rxy        


(21)

41

Untuk pengujian reliabilitas instrumen dari satu kali pengukuran, digunakan metode Belah dua (split–half method). Pada saat pemberian skor, tes dibelah menjadi dua sehingga tiap siswamemperoleh dua macam skor yaitu: skor awal, skor yang diperoleh dari setengah soal awal dan skor akhir, skor yang diperoleh dari setengah soal akhir. Selanjutnya kedua skor dikorelasikan sehingga hasilnya adalah koefesien korelasi rxy. Koefisien tersebut dikoreksi sehingga menjadi koefesien reliabilitas tes,

dengan menggunakan rumus Spearman-Brown (Munaf, 2001 : 60):

……… (Pers 3.2) Keterangan :

tt

r koefisien realibilitas tes rxy = koefisien korelasi x dan y

Untuk menentukan koefisien korelasi x dan y digunakan teknik korelasi “Pearson’s Product Moment” yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:

……… (Pers 3.3) Keterangan :

rxy = koefesien korelasi

N = jumlah peserta tes

X = Skor siswa yang menjawab benar setengah soal bagian awal

Y = Skor siswayang menjawab benar setengah soal bagian akhir

  

 

2 2

2

 

2

Y Y N X X N Y X XY N rxy        


(22)

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan kriteria seperti pada tabel 3.4. berikut ini.

Tabel 3.4. Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

11

r Interpretasi 0,80 < r11

1,00 Sangat tinggi

0,60 < r11

0,80 Tinggi

0,40 < r11

0,60 Sedang

0,20 < r11

0,40 Rendah

0,00 < r11

0,02 Sangat rendah

(Arikunto, 2002)

3. Uji Daya Pembeda Butir Soal

“Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswayang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswayang tidak pandai (berkemampuan rendah)” (Suharsimi Arikunto, 2007). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan:

A B

A B

A B

B B

DP P P

J J

   

………(Pers 3.4) Keterangan :

DP = Daya pembeda butir soal

A

J = Banyaknya peserta kelompok atas

B

J = Banyaknya peserta kelompok bawah

A

B = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

B

B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

A


(23)

43

B

P = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Nilai DP Kriteria

Negatif Soal Dibuang 0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2007)

4. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal

“Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswayang menjawab benar pada butir soal tersebut” (Syambasri Munaf, 2001).Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan :

B P

JS

………(Pers 3.5)

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswayang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswapeserta tes

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.6. berikut:


(24)

Tabel 3.6. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Nilai P Kriteria

0,00 Terlalu Sukar 0,00 <P 0,30 Sukar 0,31 P 0,70 Sedang

0,71 P< 1,00 Mudah 1,00 Terlalu Mudah

(Arikunto, 2007)

F. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dikumpulkan berdasarkan kelompoknya untuk kemudian diolah dan dianalisis. Data yang bersifat kuantitatif diperoleh dari tes prestasi belajar, pedoman asesmen kinerja dan angket, sedangkan data yang bersifat kualitatif diperoleh dari pedoman wawancara.

1. Analisis Data Kuantitatif a. Analisis Data Prestasi Belajar.

Skor setiap siswa ditentukan oleh jumlah jawaban yang benar, dengan metode penskoran berdasarkan metode right only, yaitu jumlah jawaban yang benar diberi skor satu dan jawaban yang salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Sedangkan penkategorian dihitung dengan:

1. Mencari nilai rata-rata (Mean) dan Standar Deviasi

X = ... (Pers 3.6) SD = ... (Pers 3.7)

Dengan : X = nilai rata-rata X = nilai siswa

N = jumlah siswa SD = standar deviasi


(25)

45

2. Menentukan kategori skor prestasi belajar dengan kategori berikut: Tabel 3.7 Kategorisasi Skor Prestasi Belajar Presentase Kemampuan Skor < Rata-rata – SD Rendah Rata-rata –SD ≥ Skor < Rata-rata + SD Sedang Skor > Rata-rata + SD Tinggi

(Arikunto, 2009)

b. Pedoman Penilaian Kinerja

Data yang diperoleh dari pedoman asesmen kinerja merupakan skor yang diperoleh siswa dalam unjuk kerja selama kegiatan praktikum elastisitas berlangsung.Data hasil siswa dari asesmen kinerja ini kemudian diolah hingga didapat skor total yang diperoleh siswa.

1. Mencari nilai rata-rata (Mean) dan Standar Deviasi

X = ... (Pers 3.8) SD = ... (Pers 3.9)

Dengan : X = nilai rata-rata X = nilai siswa

N = jumlah siswa SD= standar deviasi

2. Menentukan kategori skor asesmen kinerja dengan kategori berikut: Tabel 3.7 Kategorisasi Skor Penilaian Kinerja Presentase Kemampuan Skor < Rata-rata – SD Rendah Rata-rata –SD ≥ Skor < Rata-rata + SD Sedang Skor > Rata-rata + SD Tinggi


(26)

3. Hubungan antara Kinerja dan Prestasi Belajar

Untuk mengetahui hubungan antara kinerja dan prestasi belajar siswa, maka perlu dihitung nilai koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi menunjukan tingkat hubungan antar dua variabel atau lebih yang dikorelasikan, korelasi merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasir(Sugiyono, 2012).

Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih, baik hubungan yang bersifat simetris, kausal, dan resiprokal, sedangkan analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen dirubah-rubah atau dinaik-turunkan. Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau tidak. Menurut Panggabean (1996:121), terdapat beberapateknik untuk menghitung nilai koefisien korelasi, diantaranya: korelasi product moment, korelasi tata jenjang, Phi Coeficient, dan lain sebainya. Lebih lanjut, Panggabean (1996:121) menjelaskan pemilihan koefisien korelasi disesuaikan dengan data dari variabel-variabel yang akan dikorelasikan.

Berikut langkah-langkah penentuan teknik perhitungan nilai koefisien korelasi pada penelitian ini (Panggabean,2001:133) :

1. Menguji Normalitas data yang akan dikorelasikan

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas distribusi skor kinerja dan prestasi belajar. Menurut Panggabean (2001:129). Uji normalitas dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan menggunakan probabilitas normal dan tes distribusi normal. Pada penelitian ini, uji normalitas distribusi skor kinerja dan prestasi belajar dilakukan dengan cara tes distrubusi normal. Berikut adalah langkah-langkah tes distribusi normalitas (Panggabean, 2001:133) :


(27)

47

b. Menghitung standar deviasi : SD

c. Membuat daftar Frekuensi Observasi (fo) dan Frekuensi Harapan (fh) d. Menentukan derajat kebebasan : v = k – 3

e. Menentukan nilai χ2pada tabel chi kuadrat. f. Penentuan Normalitas

Dari hasil pengolahan data, jika nilai chi kuadrat (χ2hitung) lebih kecil dibandingkan nilai chi kuadrat (χ2 tabel), maka data terdistribusi normal. Namun sebaliknya, jika nilai chi kuadrat (χ2hitung) lebih besar dibandingkan nilai (χ2tabel), maka data tidak terdistribusi normal.

Jika data kedua variabel (kinerja dan prestasi belajar) terdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah menguji kelinearan antar dua variabel tersebut melalui uji linearitas regresi. Namun apabila data pada kedua atau salah satu variabel tidak terdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah menggunakan statik nonparametrik(Panggabean.2001).

2. Uji Linieritas Regresi

Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.

Berikut merupakan langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk menguji linearitas regresi (Sugiyono, 2012:265)

3. Uji Linieritas Regresi

a. Menghitung jumlah Kuadrat Total

... (Pers 3.10)

b. Menghitung jumlah kuadrat Koefisien a

... (Pers 3.11)


(28)

| { }...(Pers 3.12)

d. Menghitung jumlah kuadrat sisa

| ...(Pers 3.13)

e. Menghitung jumlah kuadrat Galat

{ } ...(Pers 3.14)

f. Menghitung jumlah kuadrat ketidak-cocokan.

...(Pers 3.15)

g. Menghitung nilai F Uji Linearitas

Statistik (Fhitung) dibandingkan dengan Ftabel dengan dk pembilang

(k-2) dan dk penyebut (n-k).: apabila nilai Fhitung< Ftabel, berarti regresi tersebut linear. Namun, apabila nilai Fhitung> Ftabel, berarti regresi tersebut tidak linear. Jika regresinya linier maka dilanjutkan dengan uji korelasi Product Moment yang termasuk statik parametrik. Jika regresinya tidak linier maka digunakan statik nonparametrik.

4. Uji korelasi hubungan antara dua variabel

Menghitung korelasinya dengan Korelasi Pearson Product Moment. Menurut Sugiyono (2012:228) teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama.

Berikut ini dikemukakan rumus yang paling sederhana yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien korelasi, yaitu rumus 3.17 dan 3.18. Rumus 3.18 digunakan bila sekaligus akan menghitung persamaan regresi.

... (Pers 3.16)


(29)

49

Nilai korelasi r hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan nilai korelasi r yang terdapat pada tabel dengan taraf signifikansi tertentu. Jika rhitunglebih besar rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

positif (searah) antara kinerja dan prestasi belajar siswa. Namun sebaliknya, jika rhitung lebih kecil dibandingkan rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang negatif (terbalik) antara kinerja dan prestasi belajar siswa.

Untuk mengetahui kriteria nilai koefisien korelasi, nilaia koefisien korelasi hasil perhitungan dapat diinterpretasikan dengan tabel 3.8

Tabel 3.8 Interpretasi Hubungan Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00-0.199 Sangat Rendah 0.20-0.399 Rendah 0.40-0.599 Sedang 0.60-0.799 Tinggi

0.80-1.00 Sangat Tinggi

(Sugiono, 2012:231)

5. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi. Koefisien determinasi dapat memperlihatkan berapa persen variasi variabel X akan menjelaskan variasi variabel Y. Adapun rumus koefisien determinasi menurut Sugiyono (2009:215) adalah sebagai berikut :

... (Pers 3.18) Dimana :

Kd = Koefisien Determinasi r = Nilai Koefisien Korealasi

Nilai Kd berada antara 0 samapai 1 (0 ≤ Kd≤ 1) :

- Jika Kd= 0, berarti tidak ada pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).


(30)

- Jika nilai Kd = 1, berarti variasi (naik-turunnya) variabel dependen (Y) adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen (X).

- Jika nilai Kd berada antara 0 sampai 1 (0 ≤ Kd ≤ 1), maka besarnya pengaruh variabel independen adalah sesuai dengan nilai Kd itu sendiri, dan selebihnya berasal dari faktor-faktor lain.

2. Analisis Data Kualitatif a. Analisis Data Angket

Data yang diperoleh dari angket berbentuk “Ya” dan “Tidak”. Data tersebut dijumlah, berapa banyak jawaban “Ya” dan “Tidak”. Setelah itu, jawaban tiap item dianalisis atau dikaitkan dengan latar belakang responden serta keterangan yang ada. Untuk menambah kekayaan informasi pada kuisioner, maka peneliti menambahkan kolom keterangan/alasan diharapkan dapat menggali kelemahan, hambatan, atau mungkin hal positif, yang berguna untuk mendukung penelitian.

Jawaban atas tanggapan dari seluruh siswa tersebut kemudian ditabulasikan dan dihitung persentase jawaban siswa untuk masing-masing kriteria yang ditanyakan dengan perhitungan sebagai berikut:

Kemudian persentase jawaban angket tersebut dikategorikan untuk setiap kriteria berdasarkan tabel sebagai berikut:


(31)

51

Tabel 3.9 Kategori Angket

Persentase Kategori 0 % Tidak Ada 1 % - 25 % Sebagian Kecil 26 % - 49 % Hampir Separuhnya

50 % Separuhnya 51 % - 75 % Sebagian besar 76 % - 99 % Hampir seluruhnya

100 % Seluruhnya

(Arikunto,2009)

4. Analisis Data Hasil Wawancara guru

Data yang terkumpul dari hasil wawancara dengan guru fisika ditulis dan diringkas berdasarkan jawaban guru memgenai pertanyaan seputar pembelajaran yang telah dilakukan, data yang diperoleh dari pedoman wawancara merupakan tanggapan guru mengenai pelaksanaan kinerja dalam kegiatan praktikum dan kendala-kendala yang dihadapi selama melakukan penilaian kinerja. Data ini merupakan data yang bersifat kualitatif. Jawaban dari hasil wawancara dengan guru dianalisis secara langsung dari catatan selama wawancara.

G. Hasil Uji Coba Tes

Sebelum instrumen tes pemahaman konsep dijadikan alat ukur penelitian, instrumen ini diujikan di kelas yang sudah mendapat pembelajaran elastisitas sebelumnya yaitu kelas XI PPU1 pada sekolah SMK Negeri 12.Harapannya setelah dilakukan uji instrumen, soal-soal yang kurang bagus dapat diperbaiki, diganti ataupun dibuang.

Dari hasil uji instrumen diperoleh realibitass alat ukur secara keseluruhuan, validitas butir soal, daya pembeda butir soal dan tingkat kesukaran soal.Perhitungan lengkap hasil uji instrumen (realibitass alat ukur secara keseluruhuan, validitas butir soal, daya pembeda butir soal dan tingkat kesukaran soal) dapat dilihat pada


(32)

lampiran. Adapun rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen ditunjukan oleh tabel berikut :

Tabel 3.10. Rekapitulasi hasil uji coba instrumentes prestasi belajar

No Soal

Klasifikasi Validitas Soal

Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal 1 Cukup Cukup Mudah 2 Rendah Cukup Mudah 3 Cukup Cukup Sedang 4 Cukup Cukup Sedang 5 Cukup Baik Mudah 6 Rendah Cukup Sedang 7 Tidak Valid Soal Dibuang Sukar 8 Rendah Cukup Sedang 9 Rendah Cukup Sedang 10 Rendah Soal Dibuang Sukar 11 Cukup Cukup Sedang 13 Cukup Soal Dibuang Sedang 14 Rendah Jelek Sukar 15 Cukup Cukup Mudah 16 Rendah Soal Dibuang Mudah 17 Rendah Cukup Mudah 18 Cukup Baik Sedang 19 Cukup Cukup Mudah Realibitas Tes : Cukup

Setelah melakukan analisis terhadap hasil uji instrumen, keterwakilan soal untuk setiap indikator ketercapaian kompetensi, maka soal-soal yang dipakai dalam penelitian jumlahnya adalah 15 soal dari 19 soal yang diujikan. lima soal yang kemudian tidak dipakai dalam penelitian adalah soal no 7, 10, 13 dan 16. Sedangkan 15 soal yang lain mengalami perbaikan baik dari segi konten, no urut ataupun penulisan bahasa. Soal-soal ini yang kemudian akan dijadikan sebagai tes prestasi belajar siswa.

Sedangkan untuk lembar performance assesssment setelah dikonsultasikan kepada dosen ahli dan dilakukan uji coba diperoleh hasil sebagai berikut:


(33)

53

Tabel 3.11. Rekapitulasi hasil uji coba instrumen lembar penilaian kinerja

No Soal

Klasifikasi Validitas Soal

Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal 1 Tinggi Baik Mudah 2 Cukup Baik Mudah 3 Cukup Cukup Sedang 4 Tinggi Baik Mudah 5 Tinggi Baik Mudah 6 Cukup Cukup Mudah 7 Cukup Baik Mudah 8 Cukup Baik Sedang 9 Cukup Cukup Sedang 11 Cukup Cukup Sedang 12 Tinggi Cukup Sedang 13 Tinggi Baik Mudah Realibitas Tes : Cukup

Setelah melalui proses konsultasi dan uji coba lembar penilaian kinerjatidak mengalami perubahan yang berarti hanya mengalami perbaikan kata-kata.

H. Langkah-langkah Penelitian

Sedangkan langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tahapan perencanaan

Perencanaan dilaksanakan yaitu untuk menyusun prosedur penelitian yang hendak dilakukan dalam pembelajaran. Tahap perencanaan tindakan dalam penelitian ini adalah meliputi:

a. Persiapan penelitian yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian meliputiL: studi pustaka mengenai asesmen kinerja melalui berbagai dukungan literature ilmiah bagi penelitian ini. Literatur didapat dari studi kepustakaan, jurnal, atau melalui pemanfaatan mesin pencari diinternet.

b. Merumuskan masalah


(34)

d. Membuat instrumen penelitian dan mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing skripsi dan guru (pedoman penilaian kinerja, format wawancara guru, dan angket siswa)

e. Melakukan Judgement instrument penelitian untuk pedoman asesmen kinerja kepada dua orang dosen dari prodi pendidikan fisika dan satu orang guru.

f. Melakukan uji coba instrumen penelitian

g. Merivisi instrumen penelitian apabila terdapat kekurangan atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan untuk melengkapi.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Pada pertemuan pertama guru menerangkan materi pembelajaran yang akan dinilai menggunakan asesmen kinerja. Kemudian guru memberikan kisi-kisi penilaian kinerja kepada siswa.

b. Pada pertemuan kedua siswa dan guru melakukan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat dimana peneliti bertindak sebagai guru sekaligus memantau pelaksanaan penilaian kinerja.

c. Pada saat bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dilakukan, para observer mengamati kinerja siswa pada saat kegiatan praktikum berlangsung sekaligus menilainya.

d. Selanjutnya siswa diberi angket yang berkaitan dengan pelaksanaan asesmen kinerja dan kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan. Pengisian angket ini dilakukan diluar jam pelajaran setelah rangkaian pembelajaran selesai

e. Melakukan wawancara dengan guru fisika sesuai dengan kelas yang dijadikan subjek penelitian.

f. Menganalisis hasil wawancara dengan guru

g. Melakukan analisis terhadap seluruh hasil data yang diperoleh sesuai dengan kondisi yang terjadi selama pelaksanaan penelitian mengenai asesmen kinerja. Hasil analisis tersebut dibuat suatu kesimpulan dan rekomendasi.


(35)

55

Pertemuan 2 : praktikum dan pelaksanaan asesmen kinerja

Analisis Data Studi Kepustakaan

Penyusunan RPP Perumusan Masalah

Penyusunan Instrumen Penelitian (Pedoman Penilaian,

format wawancara guru, dan angket siswa)

Penyusunan Laporan Judgement Instrumen Penelitian

Uji Coba Instrumen Penelitian I. Alur Penelitian

Gambar 3.2. Alur Penelitian

Revisi instrument penelitian

Rubrik Asesmen Kinerja Pertemuan 1 : materi praktikum dan kisi-kisi asesmen kinerja

Angket siswa

Format wawancara guru Soal Prestasi Belajar


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dari penelitian yang dilakukan, mengenai profil kinerja, prestasi belajar siswa melalui kegiatan praktikum dengan penilaian kinerja serta hubungan antara kinerja dan prestasi belajar maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum, hasil tes kinerja yang dimiliki siswa yang telah mengikuti pembelajaran fisika dengan penilaian kinerja termasuk dalam kategori sedang, dengan persentase kategori baik sebanyak 12,91 %, kategori sedang sebanyak 67,74 % dan kategori kurang sebanyak 19,35 %.

2. Secara umum, prestasi belajar siswa yang diraih siswa termasuk dalam kategori sedang, dengan persentase baik sebanyak 9,70 %, kategori sedang sebanyak 70,90 % dan kategori sedang sebesar 19,40 %.

3. Terdapat hubungan yang positif (searah) yang signifikan (berarti) antara kinerja siswa dengan prestasi belajar siswa ditandai nilai korelasi hasil perhitungan sebesar r = 0,7353. Kemudian kinerja siswa memiliki kecenderungan kuat terhadap berubahnya prestasi belajar siswa sebesar 54 %.

4. Pelaksanaa penilaian kinerja memberikan tanggapan yang positif dari siswa sehingga dapat memotivasi siswa untuk tampil sebaik mungkin dalam kegiatan pembelajaran. Dari data-data angket menunjukkan bahwa siswa sangat antusias mengikuti kegiatan praktikum fisika dengan penggunaan penilaian kinerja.


(37)

80

B. Saran

Saran yang dapat peneliti berikan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah: 1. Guru

Kesulitan yang ditemukan pada saat penyusunan rubrik dapat diatasi dengan mencari referensi melalui buku atau internet kemudian dimodifikasi oleh guru disesuaikan dengan konsep atau materi yang diajarkan.

2. Peneliti

a. Penambahan waktu penerapan penilaian kinerja.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Airasian, P.W. (1991). Classroom Assessment. New York: McGraw-hill Inc Anwar, C. (2005). Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assessment)

Dalam Membentuk Habits of Mind Siswa Pada Pembelajaran Konsep Lingkungan. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Aneka

Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Aneka Cipta.

Cartono. (2007). Assessmen dalam Pembelajaran Sains. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI

Deborah, L.et.al (2007). Collaborative Action Research To Improve Classroom Assessment In An Introductory Physics Course For Teacher Journal Physics Teacher. Education Online, 4 (2). Winter 2007

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. (2006). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Fisika. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. (2004). Sistem Penilaian Kurikulum. 2004. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Endarko dkk. (2008). Fisika SMK Teknologi Jilid I. Jakarta : Ditjen Pembinaan SMK Depdiknas

Erwin. (2005). Asesmen Kinerja Praktikum Penemuan dan Hubungannya dengan Pemahaman Siswa tentang Konsep Rangkaian Hambatan Listrik dan Hukum Kirchoof. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan


(39)

98

Herdiana, Dian. (2008). Implementasi Penilaian Kinerja (Performance Assessment) dalam Meningkatkan Aplikasi Pengetahuan Fisika. Skripsi Sarjana Strata 1 pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Mestere, J.P. et al. (1997). Promoting Active Learning in Large Class Using A

Classroom Comunication System, University Massachussets,

Departement of physics.

Marzano, R.J., Pickering, D, Mctighe, J. (1994). Assessing Student Outcomes: Performance Assessment Using the Dimensions of Learning Model. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. Munaf, S. (2001). Individual Textbook Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung:

JICA

Nazaruddin, Mohamad Riza (2009). Penggunaan asesmen kinerja dalam praktikum TIK pada kompetensi perangkat lunak pengolah data. Skripsi. Tidak diterbitkan. UPI bandung

Panggabean, L P. (1996). Individual Textbook Statistika Dasar. Bandung: JICA Permendikbud. (2013). Standar Penilaian Pendidikan.Jakarta: Kemendikbud Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment, What Teachers Need it Know.

Oxford: Pergamon Press

Reichel, A.G (1994). Performnace Assessment: Five Pratical Approach. Journal Science of Children

Rustaman. (2000). Asesmen Keterampilan Proses. Diktat Kuliah Program Studi Pendidikan IPA PPs UPI Bandung.

Saefullah, Asep. (2012). Hubungan antara sikap kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X pada pembelajaran fisika berbasis portofolio. Skripsi sarjana pada UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(40)

Setiadi, H. (2006). Penilaian Kinerja. Jakarta : Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas

Shohibah, Ummu. (2007). Penerapan Asesmen Kinerja Pada Kegiatan Praktikum Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas II SMA Bahrul Ulum Sekapuk Ujung Pangkah

Gresik.Malang : Skripsi pada FKIP UMM Malang: Tidak diterbitkan. Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York:

Macmillan College Publishing Company.

Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

Sukmana, H. (2007). Penilaian Kinerja (Performance Assessment) pada pembelajaran Fisika SMP melalui kegiatan laboratorium. Bandung: Tesis pada PPs UPI: Tidak diterbitkan

Surya, M. 1986. Pengembangan alat untuk mendeteksi prestasi belajar siswa SMA dalam rangka Pra Seleksi ke Perguruan Tinggi Bandung, Laporan Penelitian IKIP Bandung: Tidak diterbitkan

Tipler, Paul A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Erlangga

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press

Viyanti, (2009), Penerapan Asesmen Kinerja pada Praktikum Fluida berbasis Inkuiri untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa dan penguasaan konsep. Tesis PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Winahyu, S.E. (1997). Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assessment) Untuk Menilai Kemampuan Siswa Dalam Merancang Dan Membuat


(41)

100

Hasil Karya Berdasarkan Konsep Udara Pada Pembelajaran IPA. Bandung: Tesis pada PPs UPI: Tidak diterbitkan

Windarwati, Retno (2010), Penerapan Asesmen Kinerja Pada Pembelajaran Inkuiri Berbasis Laboratorium Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Materi Cahaya Siswa SMP. Tesis PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Wulan, A.R.(2007). Pembekalan Kemampuan Performance Assessment Kepada Calon Guru Biologi dalam Menilai Kemampuan Inkuiri. Disertasi pada PPS UPI: tidak diterbitkan.

Wulan, A.R.(2008). Skenario Baru bagi Implementasi Asesmen Kinerja pada Pembelajaran Sains di Indonesia,Jurnal Kependidikan No.3, Vo. XXXII,4-12.

Wulan, A.R. (2010). Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran Biologi. [Online]. Tersedia: file.upi.edu/fpmipa/anaratnawulan [4 Januari 2013]

Zainul, A.(2008). Asesmen Sumatif dan Formatif, Bandung : SPs UPI Bandung. Zainul, A.(2001). Alternative Assessment. Jakarta: Dirjen Dikti


(1)

Ki Agus Mar Efendi, 2013

Hubungan Kinerja dan Prestasi Belajar Siswa Siswa SMK pada Pembelajaran Elastisitas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dari penelitian yang dilakukan, mengenai profil kinerja, prestasi belajar siswa melalui kegiatan praktikum dengan penilaian kinerja serta hubungan antara kinerja dan prestasi belajar maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum, hasil tes kinerja yang dimiliki siswa yang telah mengikuti pembelajaran fisika dengan penilaian kinerja termasuk dalam kategori sedang, dengan persentase kategori baik sebanyak 12,91 %, kategori sedang sebanyak 67,74 % dan kategori kurang sebanyak 19,35 %.

2. Secara umum, prestasi belajar siswa yang diraih siswa termasuk dalam kategori sedang, dengan persentase baik sebanyak 9,70 %, kategori sedang sebanyak 70,90 % dan kategori sedang sebesar 19,40 %.

3. Terdapat hubungan yang positif (searah) yang signifikan (berarti) antara kinerja siswa dengan prestasi belajar siswa ditandai nilai korelasi hasil perhitungan sebesar r = 0,7353. Kemudian kinerja siswa memiliki kecenderungan kuat terhadap berubahnya prestasi belajar siswa sebesar 54 %.

4. Pelaksanaa penilaian kinerja memberikan tanggapan yang positif dari siswa sehingga dapat memotivasi siswa untuk tampil sebaik mungkin dalam kegiatan pembelajaran. Dari data-data angket menunjukkan bahwa siswa sangat antusias mengikuti kegiatan praktikum fisika dengan penggunaan penilaian kinerja.


(2)

B. Saran

Saran yang dapat peneliti berikan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah:

1. Guru

Kesulitan yang ditemukan pada saat penyusunan rubrik dapat diatasi dengan mencari referensi melalui buku atau internet kemudian dimodifikasi oleh guru disesuaikan dengan konsep atau materi yang diajarkan.

2. Peneliti

a. Penambahan waktu penerapan penilaian kinerja.


(3)

Ki Agus Mar Efendi, 2013

Hubungan Kinerja dan Prestasi Belajar Siswa Siswa SMK pada Pembelajaran Elastisitas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Airasian, P.W. (1991). Classroom Assessment. New York: McGraw-hill Inc Anwar, C. (2005). Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assessment)

Dalam Membentuk Habits of Mind Siswa Pada Pembelajaran Konsep Lingkungan. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Aneka

Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Aneka Cipta.

Cartono. (2007). Assessmen dalam Pembelajaran Sains. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI

Deborah, L.et.al (2007). Collaborative Action Research To Improve Classroom Assessment In An Introductory Physics Course For Teacher Journal Physics Teacher. Education Online, 4 (2). Winter 2007

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. (2006). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Fisika. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. (2004). Sistem Penilaian Kurikulum. 2004. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Endarko dkk. (2008). Fisika SMK Teknologi Jilid I. Jakarta : Ditjen Pembinaan SMK Depdiknas

Erwin. (2005). Asesmen Kinerja Praktikum Penemuan dan Hubungannya dengan Pemahaman Siswa tentang Konsep Rangkaian Hambatan Listrik dan Hukum Kirchoof. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan


(4)

Herdiana, Dian. (2008). Implementasi Penilaian Kinerja (Performance Assessment) dalam Meningkatkan Aplikasi Pengetahuan Fisika. Skripsi Sarjana Strata 1 pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Mestere, J.P. et al. (1997). Promoting Active Learning in Large Class Using A

Classroom Comunication System, University Massachussets,

Departement of physics.

Marzano, R.J., Pickering, D, Mctighe, J. (1994). Assessing Student Outcomes: Performance Assessment Using the Dimensions of Learning Model. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. Munaf, S. (2001). Individual Textbook Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung:

JICA

Nazaruddin, Mohamad Riza (2009). Penggunaan asesmen kinerja dalam praktikum TIK pada kompetensi perangkat lunak pengolah data. Skripsi. Tidak diterbitkan. UPI bandung

Panggabean, L P. (1996). Individual Textbook Statistika Dasar. Bandung: JICA Permendikbud. (2013). Standar Penilaian Pendidikan.Jakarta: Kemendikbud Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment, What Teachers Need it Know.

Oxford: Pergamon Press

Reichel, A.G (1994). Performnace Assessment: Five Pratical Approach. Journal Science of Children

Rustaman. (2000). Asesmen Keterampilan Proses. Diktat Kuliah Program Studi Pendidikan IPA PPs UPI Bandung.

Saefullah, Asep. (2012). Hubungan antara sikap kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X pada pembelajaran fisika berbasis portofolio. Skripsi sarjana pada UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(5)

Ki Agus Mar Efendi, 2013

Hubungan Kinerja dan Prestasi Belajar Siswa Siswa SMK pada Pembelajaran Elastisitas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Setiadi, H. (2006). Penilaian Kinerja. Jakarta : Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas

Shohibah, Ummu. (2007). Penerapan Asesmen Kinerja Pada Kegiatan Praktikum Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas II SMA Bahrul Ulum Sekapuk Ujung Pangkah

Gresik.Malang : Skripsi pada FKIP UMM Malang: Tidak diterbitkan. Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York:

Macmillan College Publishing Company.

Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

Sukmana, H. (2007). Penilaian Kinerja (Performance Assessment) pada pembelajaran Fisika SMP melalui kegiatan laboratorium. Bandung: Tesis pada PPs UPI: Tidak diterbitkan

Surya, M. 1986. Pengembangan alat untuk mendeteksi prestasi belajar siswa SMA dalam rangka Pra Seleksi ke Perguruan Tinggi Bandung, Laporan Penelitian IKIP Bandung: Tidak diterbitkan

Tipler, Paul A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Erlangga

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press

Viyanti, (2009), Penerapan Asesmen Kinerja pada Praktikum Fluida berbasis Inkuiri untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa dan penguasaan konsep. Tesis PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Winahyu, S.E. (1997). Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assessment) Untuk Menilai Kemampuan Siswa Dalam Merancang Dan Membuat


(6)

Hasil Karya Berdasarkan Konsep Udara Pada Pembelajaran IPA. Bandung: Tesis pada PPs UPI: Tidak diterbitkan

Windarwati, Retno (2010), Penerapan Asesmen Kinerja Pada Pembelajaran Inkuiri Berbasis Laboratorium Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Materi Cahaya Siswa SMP. Tesis PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Wulan, A.R.(2007). Pembekalan Kemampuan Performance Assessment Kepada Calon Guru Biologi dalam Menilai Kemampuan Inkuiri. Disertasi pada PPS UPI: tidak diterbitkan.

Wulan, A.R.(2008). Skenario Baru bagi Implementasi Asesmen Kinerja pada Pembelajaran Sains di Indonesia,Jurnal Kependidikan No.3, Vo. XXXII,4-12.

Wulan, A.R. (2010). Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran Biologi. [Online]. Tersedia: file.upi.edu/fpmipa/anaratnawulan [4 Januari 2013]

Zainul, A.(2008). Asesmen Sumatif dan Formatif, Bandung : SPs UPI Bandung. Zainul, A.(2001). Alternative Assessment. Jakarta: Dirjen Dikti


Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Adversity Quotient (AQ) Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

3 66 97

Media Belajar dan Prestasi Belajar (Pengaruh Media Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN)”

0 49 123

Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

0 28 91

Disiplin belajar siswa SMP YMJ Ciputat dan Hubungannya dengan prestasi belajar

1 6 82

Hubungan antara persepsi siswa tentang kineja guru dengan prestasi belajar siswa : survai di SMP Negeri I Bojongpicung-Cianjur

0 8 84

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Peran komunikasi guru dan siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SMP Islam Baidhaul Ahkam Tangerang

0 9 72

Hubungan antara sikap disiplin belajar siswa dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa SMK Sanjaya Pakem.

0 7 177

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA ( Studi Korelasi Antara Intensitas Komunikasi Dalam Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII

0 0 18