Hubungan antara sikap disiplin belajar siswa dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa SMK Sanjaya Pakem.

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DISIPLIN BELAJAR SISWA DAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR

SISWA

Studi Kasus pada Siswa-Siswi “SMK Sanjaya Pakem” Jl. Kaliurang Km. 17 Pakem, Sleman, Yogyakarta

Yosef Wisnu Siwi Kurniawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara: (1) sikap disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa; (2) lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa; (3) lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi belajar siswa; (4) lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa; (5) sikap disiplin belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswi SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta pada bulan Mei 2007. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMK Sanjaya Pakem. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas II berjumlah 98 siswa. Teknik penentuan sampel yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data adalah analisis regresi ganda.

Hasil dari analisis data adalah sebagai berikut: (1) ada hubungan positif dan signifikan antara sikap disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,726>ttabel=1,661); (2) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,337>ttabel=1,661); (3) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,469>ttabel=1,661); (4) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,414>ttabel=1,661); (5) ada hubungan positif dan signifikan antara sikap disiplin belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa (Fhitung= 13,897>Ftabel=2,471).


(2)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIPS BETWEEN THE ATTITUDE OF STUDENTS’ LEARNING DICIPLINE, STUDENTS’ LEARNING ENVIRONMENT AND

STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT A Case Study at Students of “SMK Sanjaya Pakem”

Jl. Kaliurang Km. 17 Pakem, Sleman, Yogyakarta Yosef Wisnu Siwi Kurniawan

Sanata Dharma University Yogyakarta

2007

The aims of this research are to know wheter there is positive relationship between: (1) the attitude of students’ learning dicipline and students’ learning achievement; (2) students’ learning enviroment at family context and students’ learning achievement; (3) students’ learning enviroment at school context and students’ learning achievement; (4) students’ learning enviroment at society context and students’ learning achievement; (5) the attitude of students’ learning dicipline, students’ learning enviroment at family context, students’ learning enviroment at school context, students’ learning enviroment at society context in relationship with students’ learning achievement.

This research was conducted at SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta in May, 2007. The researh population was the entirely of SMK Sanjaya Pakem students. The samples were 98 second year students of SMK Sanjaya Pakem. The sampling method was purposive sampling. The data analysis techique was multiple regression analysis.

The results of the data analysis were: (1) there was a positive and significant relationship between the attitude of students’ learning dicipline and students’ learning achievement (tcount=2,726>ttable=1,661); (2) there was a positive and significant relationship between students’ learning enviroment at family context and students’ learning achievement (tcount=2,337>ttable=1,661); (3) there was a positive and significant relationship between students’ learning enviroment at school context and students’ learning achievement (tcount=2,469>ttable=1,661); (4) there was a positive and significant relationship between students’ learning enviroment at society context and students’ learning achievement (tcount=2,414>ttable=1,661); (5) there was a positive and significant relationship between the attitude of students’ learning dicipline, students’ learning enviroment at family context, students’ learning enviroment at school context, students’ learning enviroment at society context in relationship with students’ learning achievement (Fcount=13,897>Ftable=2,471).


(3)

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DISIPLIN BELAJAR SISWA

DAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus Pada SMK Sanjaya Pakem

Sleman Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

YOSEF WISNU SIWI KURNIAWAN NIM: 021334074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007


(4)

(5)

(6)

Motto

Sesungguhnya hidup adalah proses jatuh bangun

diantara mimpi dan kenyataan

Masa lalu adalah kenangan, masa depan

adalah misteri, dan masa sekarang adalah

paling berharga. Waktu tidak akan bisa

kembali.


(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

”

Allah Bapa di surga

”

Bapak dan Ibu

”

Saudara-saudarakoe

”

Hatikoe

”

Sobat-sobatkoe

”

Almamater


(8)

(9)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DISIPLIN BELAJAR SISWA DAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR

SISWA

Studi Kasus pada Siswa-Siswi “SMK Sanjaya Pakem” Jl. Kaliurang Km. 17 Pakem, Sleman, Yogyakarta

Yosef Wisnu Siwi Kurniawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara: (1) sikap disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa; (2) lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa; (3) lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi belajar siswa; (4) lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa; (5) sikap disiplin belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswi SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta pada bulan Mei 2007. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMK Sanjaya Pakem. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas II berjumlah 98 siswa. Teknik penentuan sampel yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data adalah analisis regresi ganda.

Hasil dari analisis data adalah sebagai berikut: (1) ada hubungan positif dan signifikan antara sikap disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,726>ttabel=1,661); (2) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,337>ttabel=1,661); (3) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,469>ttabel=1,661); (4) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa (thitung= 2,414>ttabel=1,661); (5) ada hubungan positif dan signifikan antara sikap disiplin belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa (Fhitung= 13,897>Ftabel=2,471).


(10)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIPS BETWEEN THE ATTITUDE OF STUDENTS’ LEARNING DICIPLINE, STUDENTS’ LEARNING ENVIRONMENT AND

STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT A Case Study at Students of “SMK Sanjaya Pakem”

Jl. Kaliurang Km. 17 Pakem, Sleman, Yogyakarta Yosef Wisnu Siwi Kurniawan

Sanata Dharma University Yogyakarta

2007

The aims of this research are to know wheter there is positive relationship between: (1) the attitude of students’ learning dicipline and students’ learning achievement; (2) students’ learning enviroment at family context and students’ learning achievement; (3) students’ learning enviroment at school context and students’ learning achievement; (4) students’ learning enviroment at society context and students’ learning achievement; (5) the attitude of students’ learning dicipline, students’ learning enviroment at family context, students’ learning enviroment at school context, students’ learning enviroment at society context in relationship with students’ learning achievement.

This research was conducted at SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta in May, 2007. The researh population was the entirely of SMK Sanjaya Pakem students. The samples were 98 second year students of SMK Sanjaya Pakem. The sampling method was purposive sampling. The data analysis techique was multiple regression analysis.

The results of the data analysis were: (1) there was a positive and significant relationship between the attitude of students’ learning dicipline and students’ learning achievement (tcount=2,726>ttable=1,661); (2) there was a positive and significant relationship between students’ learning enviroment at family context and students’ learning achievement (tcount=2,337>ttable=1,661); (3) there was a positive and significant relationship between students’ learning enviroment at school context and students’ learning achievement (tcount=2,469>ttable=1,661); (4) there was a positive and significant relationship between students’ learning enviroment at society context and students’ learning achievement (tcount=2,414>ttable=1,661); (5) there was a positive and significant relationship betweenthe attitude of students’ learning dicipline, students’ learning enviroment at family context, students’ learning enviroment at school context, students’ learning enviroment at society context in relationship with students’ learning achievement (Fcount=13,897>Ftable=2,471).


(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas segala berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Sikap Disiplin Belajar Siswa dan Lingkungan Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa ”. Studi kasus pada SMK Sanjaya Pakem Sleman.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan, semangat dan doa dari berbagai pihak yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaiakan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakata.

4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan nasehat, kritik dan saran, serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.

5. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A. yang telah bersedia menyumbangkan saran dan masukan yang sangat berarti kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan terima kasih atas bantuannya.


(12)

6. Ibu Natalina Premastuti B, S.Pd. yang telah bersedia menyumbangkan saran dan masukan yang sangat berarti kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya dan mendidik saya sehingga berguna untuk masa depan saya.

8. Mba’ Aris dan Pak Wawi yang telah melayani dan membantu selama menyelesaikan pendidikan di Univeritas Sanata Dharma Yogyakarta..

9. Bapak Y. Supriyadi, BcHk, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK SANJAYA PAKEM yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

10.Seluruh siswa SMK SANJAYA PAKEM yang telah bersedia memberikan waktu dan tempat untuk melakukan penelitian khususnya bagi siswa kelas II. 11.Beloved parents, Bapak dan Ibu, terima kasih atas segala-galanya hingga aku

bisa jadi sarjana. Matur nuwun nggih Pak Bu.

12.SimbokKu (Alm)... Walau cepet marah tapi punya maksud baek kepada cucu-cucunya. Semoga tenang di Surga. Amien...

13.My Brothers M’ Gega, M’ Kresno en D, Bayu... terima kasih atas dukungan dan dorongannya. Damai selalu...

14.My dearest... Vian, wah akhirnya ga sia-sia perjuangan qta selama ini, thank’s atas kasihmu DEAJENG.


(13)

15.Bala Kontrakan PRINGWULUNG. Goesoer, Grandong, Pitrae, Joko Kendil, Yoyok, Sodron, Plenthusss, Solopoxs, Anson, Kingiss...wah rame banget kontrakane.

16.Temen-temen edan. Bangun, Yoyok Suoroso, Tongjink, Bimo Gereh, Budi, Pelo, Jimin, Poegoeh, Sulist, Feta, Figo....dan laen-laen. Dimana sekarang kalian. Masih podo edan ora...ayo bertobat. (HIPPIES 99 en LGZ 00).

17.Bala sepuh. Simbah Mrican, Tiong, Slamet Man 97, Ndup-Ndup. Akhire podo sadar.

18.X-JB 02. Bule, Kobo, Memek, Katrexs, Dodiexs, Harto Ndeso, Radiexs, Gendhel, Sipiet, Sipur, Unyil, Bayu Ponijan, Komo, Sapto...podo lali meneh jenenge. Nek wis podo sukses ojo lali boss.

19.Temen-temen seperjuangan. Lamdos (Nuwun bantuane), Dwi D.P. (Komputer membawa berkah neh), Lusi dan Plenthus (sori ngganggu yo en ngrepotin), Yoyok Klaten (Malem jadi rame yo), Bowo en Boem (wah impiane terwujud). MM (wah janjinya mana).

20.Teman-teman PAK B 02. Goris, Wiwin, Yuni, Adi, Didik, Yuni, Si Pox, Imas, Eri, Muntari, Irma, Fanya, Kris Sum, Fera, Rena, Indri, Iin dan el-el. Ayo kompak!!!....ojo leda-lede wae.

21.WadhaZ Crew. Panut, Trindil, Kampret, Kacung, Wedhus, Tengbret, Kuru, Blandar. Kapan menang, nek menang pas bon-bonan.

22.Seluruh PAK 2002. ayo cepat lulus....

23.Pihak-pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih untuk doa, dukungan, dan perhatiannya.


(14)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan secara lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstuktif. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, 4 Oktober 2007 Penulis

Yosef Wisnu Siwi Kurniawan


(15)

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : TINJAUAN TEORETIK ... 9

A. Kajian Teoretik... ... 9

1. Prestasi Belajar ... 9

2. Disiplin Belajar ... 13

3. Lingkungan Belajar ... 17

a. Lingkungan Keluarga ... 18

b. Lingkungan Sekolah ... 23

c. Lingkungan Masyarakat ... 29 xi


(16)

B. Kajian Penelitian Yang Relevan ... 32

C. Kerangka Berpikir... 33

D. Rumusan Hipotesis ... 35

BAB III : METODE PENELITIAN ... 37

A. Jenis Penelitian... 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 37

D. Populasi dan Sampel ... 38

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 45

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 46

H. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV : HASIL TEMUAN LAPANGAN... 57

A. Gambaran Umum Sekolahan ... 57

B. Status SMK Sanjaya Pakem ... 59

C. Visi dan Misi Sekolahan ... 60

D. Kepala Sekolah ... 61

E. Guru-Guru ... 62

F. Pegawai Tata Usaha, Kesehatan Sekolah dan Perpustakaan ... 63

G. Siswa SMK Sanjaya Pakem ... 64

H. Fasilitas Sekolah ... 64

I. Majelis Sekolah... 66

J. Implikasi dari Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan.. 67

K. Ketentuan Pelaksanaan ... 68

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Deskripsi Data... 70

B. Analisis Data ... 78


(17)

1. Uji Normalitas ... 79

2. Uji Linearitas ... 80

C. Uji Hipotesis ... 81

D. Pembahasan ... 86

BAB VI : KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Keterbatasan Penelitian... 96

C. Saran-saran... 97

DAFTAR PUSTAKA... 98

LAMPIRAN ... 101


(18)

DAFTAR BAGAN

Bagan III.1 Hubungan antara sikap disiplin belajar, lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar

siswa... 35


(19)

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Skor Pertanyaan ... 40

Tabel III.2 Tabel Kisi-kisi kuesioner sikap disiplin belajar siswa ... 41

Tabel III.3 Tabel Kisi-kisi kuesioner lingkungan belajar siswa di keluarga ... 42

Tabel III.4 Tabel Kisi-kisi kuesioner lingkungan belajar siswa di sekolah ... 43

Tabel III.5 Tabel Kisi-kisi kuesioner lingkungan belajar siswa di masyarakat . 44

Tabel III.6 Rangkuman uji validitas sikap disiplin belajar siswa ... 48

Tabel III.7 Rangkuman uji validitas lingkungan belajar di keluarga... 48

Tabel III.8 Rangkuman uji validitas lingkungan belajar di sekolah ... 49

Tabel III.9 Rangkuman uji validitas lingkungan belajar di masyarakat ... 49

Tabel V.1 Distribusi frekuensi sikap disiplin belajar siswa... 70

Tabel V.2 Sikap disiplin belajar... 71

Tabel V.3 Distribusi frekuensi lingkungan belajar di keluarga ... 72

Tabel V.4 Lingkungan belajar di keluarga... 73

Tabel V.5 Distribusi frekuensi lingkungan belajar di sekolah... 74

Tabel V.6 lingkungan belajar di sekolah ... 75

Tabel V.7 Distribusi frekuensi lingkungan belajar di masyarakat... 75

Tabel V.8 Lingkungan belajar di masyarakat ... 76

Tabel V.9 Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa ... 77

Tabel V.10 Prestasi belajar siswa ... 78

Tabel V.11 Hasil pengujian normalitas ... 79


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Koesioner... 100

Lampiran 2 Validitas dan Reabilitas... 105

Lampiran 3 Data induk ... 113

Lampiran 4 Linieritas dan Normalitas ... 127

Lampiran 5 Daftar Distribusi Frekuensi ... 129

Lampiran 6 Regresi Berganda ... 140

Lampiran 7 Tabel-Tabel... 142

Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian ... 146


(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi peningkatan kualitas masyarakat suatu negara. Pendidikan juga merupakan salah satu cara untuk mencapai masa depan dan memberikan bekal kepada seseorang agar potensinya dapat berkembang secara optimal. Pendidikan menjadi salah satu sektor penentu keberhasilan poembangunan nasional, baik upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya, sebagai media informasi ilmu pengetahuan, budaya dan nilai-nilai yang positif dari satu generasi selanjutnya dalam rangka kemajuan bangsa dan negara, maupun dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasioinal.

Pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, supaya dia mencapai kedewasaan (Winkel 2004:27). Bantuan yang diberikan oleh pendidik itu berupa itu berupa pendampingan, yang menjaga agar anak didik belajar hal-hal yang positif, sehingga dapat mengalami perkembangan pada anak didik. Dalam proses belajar, anak didik akan mengalami perubahan yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti siswa, keluarga, sekolah, masyarakat dan juga faktor yang lain menunjang proses belajar seperti fasilitas-fasilitas di sekolah, peralatan sekolah yang memadai dan sebagainya.


(22)

Fenomena-fenomena atau gejala-gejala yang terjadi di SMK SANJAYA PAKEM dengan sehubungan penelitian yang akan dilakukan berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, peneliti menemukan berbagai permasalahan yang mempengaruhi prestasi siswa di SMK SANJAYA PAKEM. Salah satu permasalahan adalah sikap disiplin siswa dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah. Sikap disiplin yang dimiliki siswa tersebut berbeda-beda, ada yang kurang menanamkan sikap disiplin di sekolah dan ada juga yang menanamkan sikap disiplin yang tinggi. Siswa yang kurang menanamkan sikap disiplin di sekolah biasanya menyebabkan kemauan untuk belajar kurang, memiliki sifat malas yang tinggi, tidak bisa membagi waktu untuk belajar dan sebagainya. Selain itu permasalahan lain yang timbul mempengaruhi prestasi siswa di SMK SANJAYA PAKEM diantaranya adalah faktor lingkungan yang ada seperti lingkungan belajar yang tidak mendukung.

Berdasarkan pengamatan peneliti dan wawancara dengan beberapa guru, berbagai permasalahan yang timbul berkaitan dengan sikap disiplin belajar di SMK SANJAYA PAKEM di antaranya adalah kurangnya kesadaran dalam diri siswa untuk mengikuti pelajaran selayaknya seorang siswa. Hal ini dapat terlihat dalam sebagian kecil dari siswa yang datang terlambat ke sekolah, siswa kurang memusatkan perhatian dalam pelajaran, siswa sering menomorduakan pelajaran dan menomorsatukan kegiatan yang kurang berguna misalnya pada saat pelajaran berlangsung siswa justru pergi ke kantin, kamar mandi, mengobrol sendiri di kelas, mengganggu teman di


(23)

kelas. Selain itu permasalahan yang lain misalnya waktu guru mengerjakan tugas kepada siswa, siswa tersebut tidak serius dalam mengerjakan tugas, bahkan ada beberapa siswa yang menyelesaikan tugas tersebut tidak tepat pada waktunya.

Lingkungan belajar siswa baik itu di keluarga, sekolah maupun di masyarakat akan sangat mempengaruhi prestasi belajar para siswa di SMK SANJAYA PAKEM. Kondisi lingkungan belajar yang baik akan sangat menentukan prestasi belajar siswa. Hal inilah yang sangat berpengaruh dalam mendidik anak seperti di lingkungan keluarga. Pihak-pihak lain yang dapat membantu mendidik siswa adalah lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar.

Melihat keadaan sekolah SMK SANJAYA PAKEM yang cukup luas maka diharapkan para siswa dapat belajar dengan nyaman dan jauh dari kebisingan suara, karena sekolah ini masih terletak di desa. Kemudian dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana yang ada cukup memadai untuk proses belajar mengajar seperti papan tulis, meja dan kursi yang lengkap, keadaan kelas yang rapi dan bersih. Selain itu para guru yang ada di sekolah ini juga ramah-ramah, komunikasi yang ada antara guru dan murid terjalin cukup baik dan komunikasi antar murid juga terjalin dengan baik. Dengan demikian keadaan lingkungan yang seperti ini para siswa SMK SANJAYA PAKEM akan terbantu dalam belajarnya sehingga diharapkan prestasi belajar juga akan baik pula.


(24)

Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa guna mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada khususnya dalam lingkungan keluarga. Berdasarkan wawancara, peneliti menemukan permasalahan-permasalahan tersebut sebagian besar dari orang tua misalnya orang tua kurang mempedulikan anaknya untuk belajar, orang tua tidak memiliki target prestasi yang akan diperoleh anaknya, pendidikan orang tua yang rendah sehingga tidak tahu mana yang terbaik untuk anaknya di masa depan. Selain itu faktor ekonomi keluarga yang rendah juga dapat mempengaruhi anak dalam belajar karena keperluan untuk belajar seperti alat tulis tidak dapat terpenuhi secara maksimal.

Permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat tersebut antara lain adalah masyarakat kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya di sekitarnya karena sebagian besar masyarakat pendidikannya rendah. Secara umum keadaan masyarakat yang sepi justru dapat menyebabkan anak nyaman dalam belajar.

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi seorang peserta didik antara lain peranan orang tua dalam menanamkan nilai disiplin, kemandirian, perhatian orang tua, pemenuhan gisi yang baik; peranan guru dalam memotivasi belajar siswa, sikap disiplin siswa; pengaruh lingkungan baik teman sebaya pada umumnya, sikap disiplin dalam membagi waktu, dukungan semangat belajar dari teman-teman sekitar dan sebagainya.

Sebagian besar kemampuan siswa dalam menunjang proses belajar ditentukan oleh faktor-faktor lain. Menurut Suryabrata Sumadi


(25)

(1984:253-258), faktor-faktor tersebut berasal dari luar maupun berasal dari dalam diri siswa. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa yang misalnya lingkungan sosial dalam belajar, situasi kondisi keluarga, lingkungan masyarakat sekitar. Faktor yang berasal dari diri siswa misalnya keadaan jasmani, kesehatan dan nutrisi makanan, motivasi dan kedisiplinan siswa, kebutuhan manusia di masa yang datang dan lain-lain.

Dengan latar belakang ini, perbedaaan lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah dan lingkungan belajar di masyarakat tersebut, maka peneliti ingin mengetahui hubungan antara lingkungan belajar siswa yang ada dengan prestasi belajar siswa SMK SANJAYA PAKEM. Selain itu juga ingin mengetahui hubungan antara sikap disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa SMK SANJAYA PAKEM. Sehubungan dengan uraian di atas, maka penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan antara Sikap Disiplin Belajar Siswa dan Lingkungan Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa”

B. Batasan Masalah

Banyak faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor ekstern siswa meliputi faktor intelegensi siswa, emosi dan sikap siswa, minat siswa dan motivasi siswa, keadaan fisik siswa dan lain-lain. Sedangkan faktor ekstern meliputi faktor sosial dan non sosial. Namun mengingat keterbatasan peneliti dari segi pengetahuan, tenaga, waktu dan biaya, maka yang akan diteliti yaitu:


(26)

1. Faktor intern atau dari diri siswa itu sendiri yaitu dibatasi pada sikap disiplin belajar siswa.

2. Faktor ekstern atau dari luar diri siswa yaitu lingkuangan belajar yang meliputi lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah dan lingkungan belajar di masyarakat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara sikap disiplin belajar siswa dengan prestasi siswa kelas 2 SMK SANJAYA PAKEM ?

2. Apakah ada hubungan antara lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi siswa kelas 2 SMK SANJAYA PAKEM ?

3. Apakah ada hubungan antara lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi siswa kelas 2 SMK SANJAYA PAKEM ?

4. Apakah ada hubungan antara lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi siswa kelas 2 SMK SANJAYA PAKEM ?

5. Apakah ada hubungan antara sikap disiplin belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi siswa kelas 2 SMK SANJAYA PAKEM ?


(27)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara sikap disiplin

belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi belajar siswa.

4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa.

5. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara sikap disiplin belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk mengambil kebijakan. 2. Bagi Penulis

a. Memberikan sumbangan pikiran kepada pihak sekolah perlunya menerapkan kedisiplinan belajar siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.


(28)

b. Agar dapat menentukan kebijakan yang terbaik dengan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Agar dapat menambah bahan bacaan dengan pihak-pihak yang membutuhkan.


(29)

BAB II

TINJAUAN TEORETIK

A. Kajian Teoretik 1. Prestasi Belajar

a. Belajar

Menurut Winkel (1991:16), belajar merupakan aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Hal ini sejalan dengan pengertian dari Suryabrata Sumadi (1984:253) yang menjelaskan bahwa belajar itu membawa perubahan yang pada dasarnya akan memiliki kecakapan atau ketrampilan yang baru yang disebabkan oleh usaha disengaja.

Dengan demikian unsur-unsur dari belajar tersebut ada hubungan dengan orang lain yaitu pendidik dan juga dari peserta didik untuk saling berhubungan. Seorang anak yang belajar di lingkungan belajar seperti di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat akan memperoleh sesuatu dari hasil belajar yaitu kecakapan atau ketrampilan yang baru. Misalnya anak akan dapat berbicara karena adanya bimbingan maupun didikan dari orang tua di dalam lingkungan keluarga.


(30)

Dalam pengertian yang lain kita dapat mengidentifikasi beberapa ciri perubahan yang merupakan perubahan perilaku belajar (Abin Syamsudin Makmun, 2002:158) antara lain:

1) Bahwa perubahan intensional, dalam arti pengalaman atau praktik atau latihan yang disengaja dan didasari, hal ini karena kemantapan dan kematangan sebagai perubahan hasil belajar.

2) Bahwa perubahan itu positif, dalam arti bahwa sesuai seperti yang diharapkan dan memiliki tingkat keberhasilan baik itu oleh siswa dalam bakat khususnya, tugas perkembangan, dan juga dari pihak guru dalam menuntun masyarakat orang dewasa sesuai dengan perkembangan kultural.

3) Bahwa perubahan itu afektif, dalam arti bahwa pengaruh dan makna tertentu bagi pelajar dapat memecahkan masalah baik dalam ujian, ulangan, dan dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Disamping itu juga menurut Abin Syamsudin Makmun (2002: 160) menyimpulkan bahwa belajar merupakan:

1) Pertambahan materi pengetahuan yang berupa fakta, informasi, prinsip atau kaidah atau pola kerja atau teori sistem nilai-nilai. 2) Penguasaan pola-pola perilaku kognitif (pengamatan) proses

berpikir, mengingat; perilaku afektif (perasaan, penghayatan); perilaku psikomotorik (ketrampilan-ketrampilan, rangsangan).


(31)

3) Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian tertentu. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar menurut Oemar Hamalik (2001:32-33) adalah sebagai berikut: 1. Faktor kegiatan yang dapat mendorong dan membantu siswa

dalam penguasaan hasil belajar seperti dalam memproleh pengetahuan, sikap, kebiasaan dan minat siswa.

2. Adanya latihan-latihan yang dapat membantu siswa lebih menguasai pelajaran.

3. Tingkat keberhasilan siswa dalam belajar yang sehingga mendapatkan kepuasaan.

4. Pengalaman belajar dimasa lampau yang mendorong terhadap manfaat belajar sekarang.

5. Faktor kesiapan belajar akan mempermudah proses belajar. 6. Faktor minat dan usaha yang dilakukan siswa.

7. Faktor-faktor fisiologis seperti kondisi badan siswa.

8. Faktor intelegensi siswa dalam menangkap pelajaran yang didapat. c. Prestasi belajar

Menurut Winkel (1987:13) dari pengertian prestasi belajar secara umum membuktikan usaha yang dapat dicapai atau bukti perubahan yang terjadi pada siswa dalam bidang pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai hasil dari proses belajar. Jadi prestasi belajar merupakan penilaian yang berfungsi sebagai alat untuk mengetahui proses belajar,


(32)

yaitu kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran dan hasil belajar berupa kemampuan-kemampuan kinerja dengan perilaku-perilaku yang dimiliki siswa setelah ia berinteraksi dengan guru di sekolah.

Prestasi belajar juga dapat dilihat dari hasil penilaian yang tercantum dalam daftar nilai. Biasanya nilai-nilai yang diperoleh dari hasil belajar siswa akan dicantum dalam rapor yang merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan atau prestasi siswa selama waktu tertentu (Sumadi Surya Brata, 1984:324).

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern (Dimyati dan Mudjiono, 1994:235-253) adalah:

a. Faktor intern, adalah faktor yang berasal dari dalam individu meliputi:

1) Faktor psikologis, yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kejiwaan misalnya sikap dan mental, cara berpikir, kecerdasaan, daya ingat.

2) Faktor biologis, yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan fisik misalnya penglihatan, pendengarannya.

b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sekitar baik itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat sekitar. Faktor-faktor tersebut berpengaruh dalam membantu meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Oleh


(33)

karena itu diupayakan supaya faktor dari ekstern dapat meningkatkan prestasi belajar.

2. Disiplin Belajar a. Pengertian Disiplin

Dalam pengertian disiplin ini menurut Schaefer Charles (1997:xi) mengatakan bahwa inti dari disiplin ialah untuk mengajar seseorang yang mengikuti ajaran dari seseorang pemimpin, sehingga dapat terlatih dan terkontrol. Tujuan jangka lama dari disiplin adalah perkembangan dari pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri yaitu dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh atau pengendalian dari luar. Pengendalian diri berarti menguasai tingkah laku diri sendiri dengan berpedoman dengan jelas, standar-standar dan aturan-aturan yang menjadi milik sendiri.

Disiplin juga berarti bahwa bertindak secara suka rela berdasarkan suatu rangkaian peraturan dan tata tertib yang membatasi perilaku itu diterima atau tidak. Fungsi utama disiplin adalah untuk mengajar mengendalikan diri, menghormati dan mematuhi peraturan (Alex Sobur, 1987:67-68).

Pengertian lain disiplin menurut Alex Sobur (1987:75) adalah setiap bimbingan, pengajaran, atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa yang dimaksudkan untuk membantu anak-anak agar dapat belajar hidup sebagai makhluk sosial serta untuk mencapai


(34)

pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Disiplin pada anak akan terlihat apabila anak memiliki pandangan serta pengertian mengenai batas-batas kebebasan dari perbuatan-perbuatan yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan.

Seorang anak dapat menanamkan pendidikan disiplin apabila mampu melakukan pengawasan diri (self control). Kemantapan pengawasan diri sendiri akan tercapai bukan semata-mata pengawasan dari luar (external control) oleh guru atau orang lain. Dengan demikian seorang anak didik akan menjadi lebih dewasa dalam hal disiplin dan mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri yang meningkat (Bacnadib, 1986:26-27).

Dari berbagai pengertian disiplin di atas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah perilaku yang dapat mengendalikan diri tanpa pengaruh luar, mampu melakukan pengawasan diri (self control), bertindak secara suka rela berdasarkan suatu rangkaian peraturan dan tata tertib yang membatasi perilaku itu diterima atau tidak.

b. Disiplin Belajar

Sebagian besar dalam menanamkan sikap disiplin tersebut dari keterampilan-keterampilan diperoleh dari sekolah. Melalui kerjasama, kemauan dan adanya kesediaan untuk belajar serta kemungkinan untuk mengambil keputusan yang sesuai, seseorang akan dapat mengembangkan kemampuan untuk menentukan sikapnya dengan bebas dalam segala situasi (Rudolf Dreikurs dan Rearlcassel, 1986:7).


(35)

Misalnya seseorang akan belajar walaupun situasi yang ada kurang mendukung untuk belajar, karena seseorang akan menempuh ujian atau tes.

Pada dasarnya disiplin merupakan pengendalian tingkah laku. Penanaman disiplin merupakan bagian dari pendidikan peserta didik yang dapat dilakukan oleh orang tua, oleh guru di sekolah maupun di lingkungan sosial masyarakat yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian peserta didik serta mempunyai tanggung jawab yang tinggi.

Dalam mengendalikan tingkah laku dalam belajar yang dapat dilakukan oleh peserta didik antara lain sebagai berikut: tidak menunda-nunda waktu untuk mengerjakan tugas di sekolah maupun di rumah, tidak melakukan hal-hal yang mengganggu kegiatan belajar-mengajar di kelas seperti tidak mengganggu teman pada saat belajar, tidak ramai di kelas dan sebagainya.

Untuk mendapatkan sesuatu hasil yang baik diperlukan disiplin dan keteraturan secara berkelanjutan. Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka seorang pelajar/siswa perlu menanamkan sesuatu dengan matang dan sistematika yang baik tentang apa yang dipelajari.

Menurut The Liang Gie (1979:51) bahwa cara lain dalam belajar yang baik adalah disiplin. Sikap disiplin dalam belajar adalah untuk melaksanakan pedoman-pedoman yang baik dalam usaha belajar sehingga seseorang akan mempunyai cara belajar yang baik pula. Hal


(36)

ini dimaksudkan adalah seseorang siswa atau pelajar dapat memiliki sikap-sikap yang dapat mendukung atau membantu dalam usaha belajar misalnya membuat jadwal jam belajar, datang ke sekolah tepat waktu, menaati peraturan-peraturan yang ada di sekolah.

Pelaksanaan pedoman-pedoman yang baik dalam usaha belajar dengan disertai disiplin akan membuat peserta didik mempunyai cara belajar yang baik. Siswa akan belajar setiap hari secara teratur hanya mungkin dijalankan apabila peserta didik mempunyai disiplin untuk menaati rencana kerja tertentu.

Dalam sikap disiplin belajar dapat dilakukan dengan pengawasan diri dalam belajar. Hal ini supaya seorang siswa dapat benar-benar melakukan tindakan belajar tanpa ada pengaruh dari luar seperti guru, orang tua dan pihak lain. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan oleh siswa adalah sebagai berikut mempersiapkan diri belajar untuk hari esok, memperhatikan pelajaran di kelas dan mencatat hal-hal yang belum dimengerti, mampu menyelesaikan tugas sekolah sendiri tanpa orang lain.

Sikap disiplin yang dilakukan oleh siswa selain dapat memiliki kecakapan atau ketrampilan dalam mengenai cara belajar yang baik akan dapat melatih dalam proses ke arah pembentukan watak yang baik sehingga terbentuk pribadi yang luhur (The Liang Gie, 1979:51). Siswa akan dapat melakukan kebiasaan-kebiasaan sehari-hari secara teratur dalam membagi waktu antara bermain, bekerja dan belajar.


(37)

Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh setiap orang dengan cara latihan-latihan. Keteraturan dan kedisiplinan harus ditanam dan dikembangkan dengan penuh kemauan dan kesanggupan haruslah dapat dimiliki oleh seseorang. Dengan demikian unsur keteraturan dan disiplin belajar tidak akan menjadi beban yang berat selama seseorang siswa atau pelajar mengikuti proses belajar secara teratur dan berkelanjutan.

c. Faktor yang mempengaruhi disiplin belajar

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi disiplin belajar antara lain: 1) Persiapan dan perencanaan untuk belajar.

2) Pemusatan perhatian dalam belajar. 3) Cita-cita yang diharapkan dari pelajar. 4) Tata tertib / peraturan dalam belajar. 5) Kemauan dalam belajar.

3. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar adalah keseluruhan keadaan yang meliputi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh pada perkembangan siswa. Dalam proses belajar akan ditentukan oleh lingkungan belajar yang ada baik itu di keluarga, di sekolah dan di masyarakat.

Lingkungan belajar ada 3 menurut Roestiyah (1982:159-164) meliputi:


(38)

a. Lingkungan Keluarga

Patterson dan Loeber (1984) seperti yang dikutip oleh Muhbbin Syah (1995:138) mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifar-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan dalam keluarga, letak rumah, semuanya dapat memberi dampak yang lebih baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai anak. Contoh pengelolaan keluarga yang keliru yang diterapkan oleh orang tua yaitu kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak dapat menimbulkan akibat buruk. Hal demikian dapat menimbulkan akibat anak tidak mau belajar dan dapat mengakibatkan anak berperilaku menyimpang.

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama-tama dikenalkan kepada anak, sehingga perkembangan seorang anak di dalam keluarga itu sangat ditentukan oleh situasi kondisi keluarga dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh orang tuanya. Adapun faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak dalam belajar dalam lingkungan keluarga menurut Abu Ahmat (1982:86-87) sebagai berikut :

1) Status sosial ekonomi keluarga

Keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak. Misalnya keluarga yang cukup akan sangat mudah dalam menunjang proses belajar karena anak tidak


(39)

mengalami kesulitan dalam keperluan sekolah dan anak tidak akan mengalami gangguan dalam mencukupi kebutuhan keluarga, sehingga anak akan mendapat perhatian yang lebih dalam belajar. 2) Faktor keutuhan keluarga

Dalam keluarga yang utuh terdiri dari ayah, ibu dan anak yang lengkap, harmonis maka hubungan interaksi dalam keluarga akan mudah antara orang tua dan anak. Sehingga dalam belajar anak akan tidak mengalami gangguan yang berarti dan orang tua akan mendukung anaknya dalam belajar.

3) Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua

Sikap orang tua yang mau memperhatikan anaknya dan membiasakan sikap-sikap yang dapat membantu anak dalam proses belajar seperti tidak bersikap otoriter dan tidak memaksa anaknya untuk mengikuti perintah-perintah orang tuanya, melakukan pengawasan terhadap anak dalam segala tindakan.

Menurut Winkel (1989:108-109) keadaan sosial ekonomi menunjuk pada taraf kemampuan keuangan keluarga yang dapat bertaraf baik, cukup atau kurang. Dari keadaan inilah tergantung sampai berapa jauh keluarga dapat membekali siswa dengan perlengkapan material untuk belajar. Keadaan sosio-kultural menunjuk pada taraf kebudayaan yang dimiliki keluarga, yang dapat tinggi, tengah atau rendah. Dari keadaan ini tergantung kemampuan berbahasa dengan baik, pergaulan


(40)

antara oang tua dan anak serta pandangan keluarga mengenai pendidikan sekolah.

Sikap siswa sendiri menentukan apakah kondisi intern akan menguntungkan belajar atau menghambatnya. Misalnya pada umumnya berlaku bahwa taraf kemampuan ekonomi keluarga yang tinggi akan menguntungkan bagi belajar anak, karena kebutuhan anak dalam menjaga kesehatan jasmani dan perlengkapan alat-alat belajar dapat dipenuhi. Sebaliknya siswa yang berasal dari keluarga yang berstatus ekonomi rendah itu akan mengalami kekurangan dalam perlengkapan alat-alat belajar sehingga akan sulit untuk belajar secara maksimal. Namun juga ada anak-anak yang ekonominya kurang dalan keluarga akan terpacu untuk belajar karena adanya keinginan maju.

Namun pada dasarnya dalam lingkungan keluarga, baik itu dalam keluarga yang ekonomi baik dan buruk bukanlah hal yang pokok dalam mempengaruhi prestasi belajar anaknya. Disamping itu perhatian dari pihak-pihak keluarga yang terkait dalam mendorong belajar anak sangatlah penting, dan juga hubungan dalam keluarga yang harmonis dan adanya komunikasi antar keluarga tersebut berpengaruh dalam menunjang keberhasilan anak dalam belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dalam lingkungan keluarga menurut (Roestiyah, 1982:159) adalah sebagai berikut:


(41)

1) Cara mendidik

Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anak sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anaknya dalam perkembangan belajar. Untuk itu perlu adanya dorongan dan semangat dari orang tua supaya anak dapat belajar dengan semaksimal mungkin.

2) Suasana keluarga

Hubungan antara keluarga yang kurang harmonis menimbulkan suasana yang kaku, kurang komunikatif di dalam keluarga. Hal ini menyebabkan anak kurang semangat dalam belajar. Untuk itu dalam keluarga yang menyenangkan, akrab, dan penuh kasih sayang, anak akan termotivasi yang mendalam pada anak dalam hal belajar.

Situasi dan kondisi dalam keluarga akan sangat mempengaruhi kegiatan-kegiatan anak dalam belajar. Untuk itu dalam kondisi yang ada dalam keluarga sebaiknya dapat menciptakan suasana yang tenang pada saat anak belajar di rumah.

3) Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Apabila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas


(42)

di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah, memberikan kasih sayang, selalu memperhatikan hasil-hasil belajar di sekolah. Kalau perlu menghubungi gurunya untuk mengetahui perkembangan anaknya

4) Keadaaan sosial ekonomi keluarga

Anak belajar memerlukan sarana-sarana dalam menunjang belajar yang kadang-kadang harganya mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan hal ini menjadi penghambat anak dalam belajar. Namun, bila keadaan sosial ekonomi keluarga terpenuhi, hal ini anak tidak akan mengalami kendala-kendala dalam belajar sehingga anak akan dapat belajar dengan senang. Selain itu anak akan merasa senang mendapatkan uang saku dari orang tuanya sehingga anak dapat belajar lebih semangat.

5) Latar belakang kebudayaan

Hal ini dimaksudkan adalah tingkat pendidikan dan kebiasaan di dalam keluarga akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Seorang anak yang orang tuanya memiliki pendidikan yang tinggi biasanya anak akan lebih cenderung memiliki semangat belajar yang tinggi karena orang tua akan


(43)

selalu menekankan anaknya dapat sekolah sesuai keinginan orang tuanya.

b. Lingkungan Sekolah

Kemampuan belajar yang dimiliki manusia merupakan bekal yang membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan berkebudayaan. Karena manusia mampu untuk belajar maka dia berkembang mulai dari saat lahir sampai mencapai umur tua. Berdasarkan kesadaran tentang peranan belajar dalam kehidupan anak didik, masyarakat telah mendirikan suatu lembaga yang mendampingi anak dalam belajar dan menyalurkan pengalaman-pengalaman belajar sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan yang diharapkan. Lembaga tersebut disebut sekolah (W.S Winkel, 2004:28-29).

Pendidikan di sekolah sebagai dari pemenuhan akan pentingnya pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan. Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar.

Faktor gedung sekolah dan letaknya turut menentukan tingkat keberhasilan siswa. Letak gedung sekolah yang dekat dengan jalan raya ataupun dekat dengan tempat pariwisata misalnya dapat mengganggu


(44)

proses belajar siswa. Disamping itu juga dapat mempengaruhi tingkah laku siswa. (Muhibbin Syah, 1995:138).

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa (Muhibbin Syah 1995:138).

Terutama dalam belajar di sekolah, peranan guru dalam cara mengajarnya merupakan hal yang penting karena bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimilikinya dan bagaimana cara mengajarkan pengetahuan atau pelajaran kepada para siswa ini dapat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa yang berpengaruh terhadap prestasi siswa menurut (Roestiyah, 1982:159-162) adalah sebagai berikut:

1) Interaksi guru dan murid

Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara menyeluruh akan menyebabkan proses belajar mengajar di kelas kurang lancar. Hal ini juga siswa akan merasa jauh dengan gurunya karena disebabkan komunikasi guru dengan muridnya kurang baik,


(45)

sehingga siswa akan kurang berpartisipasi secara aktif dalam belajarnya.

Untuk itu interaksi antara guru dan muridnya sangat penting agar dapat mudah untuk berkmunikasi. Seorang siswa tidak akan ragu-ragu untuk bertanya pada guru apabila mengalami kesulitan. 2) Cara penyajian

Guru yang lama biasanya mengajar dengan metode ceramah saja, sehingga siswa akan mengalami bosan, kurang simpatik, pasif, kurang semangat. Untuk itu seorang guru harus memiliki alternatif-alternatif yang lain yang dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan memotivasi siswa untuk memiliki semangat belajar sebagai berikut: guru mampu menjelaskan berbagai informasi secara jelas, dan terang, mendorong siswa untuk berpartisipasi, memonitoring dan mendatangi siswa, melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar di kelas.

3) Hubungan antar murid

Hubungan antar murid sangat penting dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas. Untuk itu diperlukan suasana kelas yang kondusif dari antara murid supaya dapat belajar bersama-sama dan dapat mewujudkan suasana yang tenang, tenteram dan dapat hidup bergotong-royong dalam belajar bersama di kelas maupun di luar kelas sebagai contoh dengan membentuk kelompok belajar.


(46)

4) Media pendidikan

Siswa sangat memerlukan alat-alat yang membantu memperlancar proses belajar mengajar di sekolah seperti buku-buku yang ada di perpustakaan, laboratorium, OHP (Overhead Projector) dan sebagainya. Kebanyakan sekolah-sekolah yang kurang memiliki media pendidikan menyebabkan kualitas sekolah juga kurang berkualitas.

5) Kurikulum

Kurikulum dalam arti luas adalah program pendidikan nasional, program kerja sekolah, silabi untuk masing-masing bidang studi, petunjuk pelaksanaan pengajaran dan evaluasi belajar. Pengertian dalam arti yang lebih terbatas yaitu program kerja sekolah dan silabi pengajaran untuk masing-masing bidang studi (Winkel 1987:127-128).

Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan anak oleh karena itu guru perlu mendalami siswa dengan baik seperti membuat perancanaan yang detail agar dapat melayani atau mempersiapkan anak dalam belajar secara menyeluruh. Selain itu kurikulum dapat mempersiapkan guru dalam mengajar secara matang.

6) Waktu sekolah

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah dalam waktu yang efektif untuk belajar sebaiknya dimulai pada pagi hari,


(47)

dimana pikiran anak masih segar dan kondisi anak masih baik. Selain itu anak diberi jam waktu untuk istirahat agar dapat memulihkan pikiran dan tenaganya kembali.

7) Pelaksanaan disiplin

Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin masih kurang sehingga mempengaruhi anak dalam belajar. Sekolah kurang memilki rasa tanggung jawab terhadap tata tertib yang ada di sekolah. Untuk itu pihak sekolah harus mengawasi pelaksanaan peraturan-peraturan sekolah agar ditaati oleh para siswa dan memiliki rasa disiplin yang kuat.

8) Keadaan gedung

Sebaiknya sekolah dalam pembangunan gedung harus memenuhi syarat-syarat sekolah yang baik seperti luas kelas, kebersihan dan penerangan yang cukup agar dalam proses belajar mengajar di kelas nyaman.

9) Metode belajar

Banyak metode belajar yang digunakan di kelas dalam menyampaikan materi pelajaran terhadap para siswa. Supaya mengena dalam proses belajar-mengajar, maka metode pembelajaran perlu dipilih dengan tepat dan bervariasi. Tidak semua metode pembelajaran tepat untuk semua waktu, kondisi dan bidang. Untuk itu dalam proses belajar belajar-mengajar dalam kelas, seorang guru harus dapat menggunakan metode belajar yang tepat dan bervariatif


(48)

supaya siswa dapat belajar dengan semangat dan tidak membosankan, siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar di kelas. Metode belajar yang lazim dipakai di sekolah sebagi berikut: metode ceramah, metode demontrasi, metode diskusi, metode kelompok, metode studi kasus, metode permainan dan sebagainya (Davies 1987:233-247).

10)Tugas rumah

Guru memberikan tugas di rumah kepada muridnya tujuannya adalah agar murid dapat belajar mandiri di rumah.

Proses belajar mengajar di sekolah juga tidak lepas cukup tidaknya alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah. Sekolah yang cukup memiliki peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar yang kemudian ditambah dengan cara mengajar yang baik oleh guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudahkan dan mempercepat belajar anak (Ngalim Purwanto, 1990:104).

Hal lain yang mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah lingkungan kelas yang di mana hubungan antar teman tercipta secara harmonis dan dapat mendukung proses belajar para siswa. Selain itu dalam lingkungan kelas harus mampu memenuhi persyaratan kelas yang ideal seperti: kebersihan, ruangan yang luas dan nyaman, penerangan yang cukup dan lain-lain.


(49)

c. Lingkungan Masyarakat

Siswa hidup di masyarakat, hal ini dikarenakan siswa merupakan bagian dari warga masyarakat sekitar tempat tinggal. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yanng lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, orang yang lebih tua maupun orang lebih muda. Menurut Roestiyah (1982:162). Anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapat teman yang bergaul yang buruk dalam bergaul di masyarakat. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain, maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.

Siswa banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat. Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dapat memberi pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergaulan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawabnya sendiri sebagai seorang pelajar. Hal demikian ditegaskan oleh Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru (1995:138) yang mengatakan bahwa kondisi masyarakat di lingkungan yang kumuh dan serba kekurangan dan terdapat anak-anak penganggur dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Dalam kondisi masyarakat yang demikian jika anak tidak berhati-hati dalam pergaulannya anak dapat melupakan tugas sebagai pelajar.


(50)

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa yang berpengaruh terhadap prestasi siswa menurut (Roestiyah, 1982:159-162) adalah sebagai berikut:

1) Mass Media

Banyak bacaan berupa buku-buku, novel, majalah yang kurang dipertanggungjawabkan secara pendidikan kadang-kadang membuat anak asyik membaca buku bukan buku pelajaran sehingga anak akan lupa tugas belajarnya. Selain itu semakin maraknya perkembangan teknologi yang semakin modern seperti televisi, radio, internet yang kurang menguntungkan dalam dunia pendidikan membuat anak berkurang dalam belajar.

Selain itu adanya media massa juga dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang luas terhadap anak sebagai pelajar, sehingga anak dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2) Teman bergaul

Anak memang perlu bergaul dengan anak yang lain di lingkungan masyarakat sekitar untuk mengembangkan sosialisasinya tetapi dalam pergaulannya perlu dijaga supaya dalam pergaulan dengan temannya dapat membatasi dan mengontrol dengan siapa mereka bergaul sehingga tidak mengganggu kegiatan lain.


(51)

3) Kegiatan lain

Disamping belajar di rumah anak mempunyai kegiatan-kegiatan di luar sekolah seperti olah raga, bermain drama, kumpul bersama teman-teman dan sebagainya. Hal itu perlu diawasi dan dibatasi agar jangan sampai anak melupakan kewajiban untuk belajar.

4) Cara hidup lingkungan

Cara hidup bertetangga di sekitar rumah dimana anak itu tinggal, besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak, misalnya di lingkungan sekitar memiliki jam belajar malam maka secara otomatis anak tersebut akan dapat belajar sesuai jam belajar masyarakat. Selain itu suasana di lingkungan masyarakat dapat mendukung anak rajin belajar maka anak tersebut memiliki kesadaran untuk belajar sendiri.

Sementara itu di masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin belajar dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk belajar. Hal demikian ditegaskan oleh Roestiyah (1982:163) yang mengatakan bahwa di lingkungan yang anak-anakya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi rendah terhadap teman-teman di sekitar mendapatkan prestasi yang tinggi yang kemudian dari pihak orang tua juga merasa malu dengan kemampuan


(52)

anaknya. Oleh karena itu anak akan berusaha untuk bersaing dengan belajar yang rajin agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya.

Biasanya dalam lingkungan masyarakat yang aman damai dan tidak ada gangguan yang yang berarti dalam proses belajar di masyarakat akan mendukung siswa untuk belajar secara optimal yang memperoleh prestasi belajar siswa tinggi pula. Sebagai contoh diberlakukannya jam belajar masyarakat secara menyeluruh ke setiap masyarakat ini akan membuat para pelajar akan merasa memiliki kewajiban sebagai pelajar untuk belajar sesuai dengan jam belajar malam di masyarakat. Hal ini akan mendorong agar selama jam belajar di masyarakat, para pelajar tidak main-main dan tidak menyia-nyiakan waktu. Jam belajar masyarakat tersebut harus didukung penuh oleh setiap anggota masyarakat, keluarga dan juga dari pihak para pelajar yang ada dalam masyarakat.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Menurut Indrawati dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa”, menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan disiplin belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar mahasiswa di program studi pendidikan akutansi angkatan 2000 di Universitas Sanata Dharma (Indrawati, 2004:63).


(53)

Menurut Mintarti dalam skripsinya yang berjudul “ Hubungan antara Motivasi Belajar Siswa dan Lingkungan Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Ekonomi”, menyimpulkan motivasi belajar siswa dan lingkungan belajar siswa memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi, sehingga apabila motivasi belajar siswa dan lingkungan belajar semakin baik maka prestasi belajar ekonomi juga meningkat (Mintarti, 2003:67).

C. Kerangka Berpikir

1. Hubungan sikap disiplin belajar dengan prestasi belajar

Disiplin belajar sangat penting dalam proses belajar mengajar karena sikap disiplin belajar mempengaruhi prestasi belajar. Seseorang yang teratur dalam belajar maka seseorang tersebut akan mempunyai sifat yang positif dan merasa senang dengan kesadaran tinggi untuk belajar sehingga prestasi belajar akan meningkat. Sebaliknya apabila seseorang yang tidak menerapkan disiplin belajar dalam dirinya maka timbul sikap yang negatif dan merasa tidak tertarik untuk belajar secara maksimal sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar mereka. Maka dapat disimpulkan bahwa sikap disiplin belajar yang tinggi dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa menjadi lebih meningkat.

2. Hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar

Adanya lingkungan keluarga yang baik akan sangat membantu belajar siswa sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar. Dengan keadaan lingkungan keluarga seperti perhatian orang tua selama kegiatan


(54)

belajar yang dilakukan anaknya sebagai peserta didik akan membuat anaknya merasa terdorong dan merasa senang untuk belajar secara optimal. Dengan demikian dari lingkungan keluarga yang mendukung dalam belajar anaknya akan mempengaruhi prestasi belajar.

3. Hubungan lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa Dalam lingkungan sekolah yang baik seperti pihak guru, teman-teman sekolah dan pihak pihak yang terkait dengan proses belajar-mengajar di sekolah akan sangat membantu siswa dalam menunjang belajarnya sehingga para siswa dapat belajar dengan baik. Adanya hubungan baik dalam lingkungan sekolah dengan para siswa ini sangat mempengaruhi dari proses belajar sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan demikian dengan lingkungan di sekolah akan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa

4. Hubungan lingkungan belajar di masyarakat sekitar dengan prestasi belajar siswa

Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan yang dapat mempengaruhi para pelajar dalam proses belajar di lingkungan masyarakat sekitar. Di dalam masyarakat yang mungkin banyak sekali orang-orang yang memiliki perbedaaan dalam ekonomi, keadaan sosial masyarakat, kebudayaan, pandangan dan lain-lain ini akan membuat para pelajar merasa terdorong maupun terhambat dalam proses belajar di lingkungannya. Selain itu dalam pergaulan di masyarakat khususnya dengan teman-teman akan sangat mempengaruhi belajarnya. Apabila


(55)

dalam lingkungan masyarakat tersebut baik, aman dan mau memperhatikan kewajiban para pelajar akan membantu dalam proses belajar. Dengan demikian dalam lingkungan masyarakat akan mempengaruhi prestasi belajar siswa

Bagan II.1

Hubungan antara Sikap Disiplin Belajar, Lingkungan Belajar di Keluarga, Lingkungan Belajar di Sekolah dan Lingkungan Belajar di Masyarakat

dengan Prestasi Belajar Siswa

D. Rumusan Hipotesis

1. Adanya hubungan positif dan signifikan antara sikap disiplin siswa dengan prestasi belajar siswa.

2. Adanya hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar siswa.

SIKAP DISIPLIN BELAJAR

LINGKUNGAN BELAJAR DI KELUARGA

LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH

LINGKUNGAN BELAJAR DI MASYARAKAT

PRESTASI BELAJAR SISWA


(56)

3. Adanya hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa.

4. Adanya hubungan antara positif dan signifikan lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa.

5. Adanya hubungan positif dan signifikan antara sikap disiplin belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa.


(57)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian menggunakan metoda studi kasus (case study) karena penelitian ini dibatasi pada lokasi SMK SANJAYA PAKEM dimana hasil atau kesimpulan yang ditarik dari penelitian tidak bisa direalisasikan di tempat lain. Studi kasus yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian : SMK SANJAYA PAKEM 2. Waktu Penelitian : Mei 2007

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMK SANJAYA PAKEM, Yogyakarta

2. Obyek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah: a. Sikap disiplin belajar siswa

b. Lingkungan belajar siswa di keluarga


(58)

c. Lingkungan belajar siswa di sekolah d. Lingkungan belajar siswa di masyarakat e. Prestasi belajar siswa

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.

Sesuai masalah yang akan diteliti yaitu hubungan antara sikap disiplin belajar, lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa, maka populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMK SANJAYA PAKEM.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 2 SMK SANJAYA PAKEM. Dalam menentukan besar kecilnya sampel, tidak ada ketergantungan mutlak, dalam bukunya Suharsimi Arikunto mengatakan “apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya bila jumlah subyeknya besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih targantung setidak-tidaknya: a) kemampuan peneliti dilihat segi waktu,


(59)

tenaga, dan biaya; b) sempit luasnya pengamatan setiap subyek, karena hal itu menyangkut banyak sedikitnya data”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005:61). Pertimbangan-pertimbangan-pertimbangan melakukan penelitian siswa kelas 2 SMK SANJAYA PAKEM yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut siswa kelas 1 belum dianggap mampu untuk beradaptasi dengan situasi lingkungan sekolah, siswa kelas 3 mempersiapkan untuk belajar menghadapi Ujian Akhir Nasional, keterbatasan waktu dalam penelitian karena mendekati ujian akhir sekolah sehingga guru pendamping hanya mengizinkan untuk melakukan penelitian di kelas 2.

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas =

1

X Sikap disiplin belajar siswa =

2

X Lingkungan belajar siswa di keluarga

=

3

X Lingkungan belajar siswa di sekolah =

4

X Lingkungan belajar siswa di masyarakat

b. Variabel Terikat


(60)

2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan adalah: a. Variabel Bebas

Data mengenai variabel bebas diperoleh melalui jawaban kuesioner yang berupa daftar pertanyaan. Kuesioner berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban yang disediakan. Pengukuran sikap disiplin belajar siswa, lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah, dan lingkungan belajar di masyarakat menggunakan skala Likert dengan memberi skor 1 sampai dengan 4 pada setiap pertanyaan.

Pengukuran tersebut adalah:

Tabel III.1 Skor pertanyaan

Skor No Kriteria Jawaban Pertanyaan

Positif

Pertanyaan Negatif 1 Selalu Dinilai 4 Dinilai 1 2 Sering Dinilai 3 Dinilai 2 3 Jarang Dinilai 2 Dinilai 3 4 Tidak Pernah Dinilai 1 Dinilai 4


(61)

Tabel III.2

Tabel kisi-kisi Kuesioner sikap disiplin belajar siswa Nomor

item Variabel

Penelitian Dimensi Indikator

+ - Disiplin belajar 1. Pengendalian tingkah laku dalam belajar. 2. Memiliki pengawasan diri dalam belajar 3. Mampu membatasi perilaku siswa dalam belajar sesuai dengan ketentuan-ketentuan

1. tidak mengganggu teman dalam belajar

2. tidak menunda tugas-tugas dalam belajar

3. tidak ramai di kelas

1. menyelesaikan tugas dari gurunya 2. memiliki tanggung jawab siswa untuk belajar

3. persiapan belajar untuk esok hari 4. memperhatikan

pelajaran di kelas dan mencatat hal yang penting 1. menaati tata tertib

sekolah

2. datang ke sekolah tepat waktu 3. belajar sesuai

dengan peraturan jadwal jam belajar

7 1 6 3 5 4 6 8 10 9


(62)

Tabel III.3

Tabel kisi-kisi Kuesioner Lingkungan Belajar Siswa di Keluarga Nomor

item Variabel

Penelitian Dimensi Indikator

+ - Lingkungan Belajar di Keluarga 1) Cara mendidik orang tua 2) Suasana keluarga 3) Pengertian orang tua 4) Keadaaan sosial ekonomi keluarga 5) Latar belakang kebudayaan keluarga

1. dorongan dan semangat dari orang tua

2. kewajiban orang tua mendidik terhadap anaknya sebagai pelajar 1. kebiasaan dalam

keluarga yang rajin

2. situasi dan kondisi dalam keluarga

1. orang tua selalu memperhatikan proses belajar di rumah

2. orang tua menanyakan hasil belajar dari sekolah

3. kasih sayang orang tua kepada anaknya 1. penghasilan dari

orang tua 2. pemberian uang

saku ke sekolah 1. tingkat pendidikan orang tua 1 5 2 4 10 6 9 7 8 3


(63)

Tabel III.4

Tabel kisi-kisi Kuesioner Lingkungan Belajar Siswa di Sekolah Nomor

item Variabel

Penelitian Dimensi Indikator

+ - Lingkungan

Belajar di Sekolah

1) Interaksi guru dengan murid 2) Cara penyajian guru 3) Hubungan antara murid 4) Media pendidikan 5) Kurikulum 6) Waktu sekolah 7) Pelaksanaan disiplin di sekolah 8) Keadaan gedung 9) Metode belajar

10)Tugas rumah

bertanya kepada guru penyajian guru yang menarik memiliki rasa saling menghormati dan bergotong royong penggunaan fasilitas sekolah membuat perencanaan pembelajaran yang jelas terhadap murid penggunaan waktu yang sebaik-baiknya menaati peraturan di sekolah kondisi sekolah yang bersih, rapi dan terang menggunakan metode belajar yang variatif berlatih belajar mandiri di rumah

5 1 8 9 2 3 4 6 10 7


(64)

Tabel III.5

Tabel kisi-kisi Kuesioner Lingkungan Belajar Siswa di Masyarakat Nomor

item Variabel

Penelitian Dimensi Indikator

+ - Lingkungan

Belajar di Masyarakat

1) mass media yang ada di masyarakat 2) teman bergaul 3) kegiatan-kegiatan di masyarakat

4) cara hidup di lingkungan masyarakat 1. menambah wawasan yang luas 2. maraknya majalah, komik dan acara pertelevisian yang makin banyak

1. dapat mengatur waktu dalam bermain dan belajar.

2. membatasi dan mengontrol diri dalam pergaulan terhadap teman-teman

1 olah raga,

kesenian, gotong royong, kegiatan kaum muda yang lain

1. suasana

masyarakat yang ada

2. adanya jam belajar masyarakat 3 6,7 1,8 2 5 10 4,9

b. Variabel Terikat

Prestasi belajar diukur dengan berdasarkan nilai raport mata pelajaran ekonomi kelas 2 SMK SANJAYA PAKEM. Pengukuran prestasi belajar dengan melihat nilai raport ekonomi yang dicapai pada


(65)

semester II. Prestasi siswa dikelompokkan dengan menggunakan PAP tipe II. Dalam tipe II batas penguasaan minimal yang dianggap dapat meluluskan dari derajat pengusaaan kompentensi yang dituntut 56%. Derajat penguasaan minimal 56% diberi nilai cukup (Masidjo, 1985:40).

a. 81% - 100% = A, sangat baik b. 66% - 80% = B, baik

c. 56% - 65% = C, cukup d. 46% - 55% = D, kurang e. dibawah 46% = E, sangat kurang

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Koesioner

Koesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap data tentang disiplin belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah dan lingkungan belajar siswa di masyarakat. 2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum dan data mengenai prestasi belajar ekonomi siswa kelas 2 SMK SANJAYA PAKEM.

3. Wawancara

Wawancara merupakan dialog yang dilakukan oleh peneliti dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan. Metode ini


(66)

diperlukan untuk mendapat data-data untuk melengkapi data-data yang telah dikumpulkan dengan metode kuesioner.

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Untuk mencapai tingkat objektivitas hasil yang tinggi, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Pengetahuan tentang validitas dan reliabilitas alat ukur akan mencegah pengambilan kesimpulan penelitian yang keliru dan mencegah pemberian gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya.

1. Uji Validitas / Kesahihan Kuesioner

Validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Suharsimi, 2002:144-145). Alat ukur dikatakan valid bila dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dan tujuan dilakukannya pengukuran.

Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengukur taraf sampai di mana suatu kuesioner valid/sah. Suatu kuesioner dikatakan valid jika butir-butir pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur (Suharsimi, 2002:146). Dengan kata lain pengujian validitas dimaksudkan untuk mengukur apakah instrument pengukurannya dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Rumus korelasi yang digunakan adalah korelasi Product Moment dari Pearson, adapun rumus


(67)

korelasinya menurut Suharsimi Arikunto (2002:146) adalah sebagai berikut:

rxy =

(

)(

)

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

Y Y N X X N Y X XY N

− − − Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

ΣX = jumlah skor X

ΣY = jumlah skor Y

ΣXY = jumlah hasil kali antara X dan Y N = banyaknya sampel yang diuji

Sedangkan untuk proses perhitungan, penulis menggunakan bantuan komputer program SPSS (Statistical Package For Social Sciences) versi 12. Butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi (rhit) bernilai positif

dan lebih besar atau sama dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%.

Demikian sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi (rhit)

lebih kecil dari rtabel dengan taraf signifikansi 5%.

Berikut ini interpretasi koefisien korelasi nilai r (Sugiyono, 2005:183): Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 1,000 Sangat kuat

Pengujian validitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dipakai sebagai bahan penelitian yang layak atau tidak dipakai.


(68)

Koesioner sebagai alat ukur perlu di uji validitasnya untuk menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakakan fungsi ukurnya. Semakin tinggi alat ukurnya, semakin tepat pula alat pengukur mengenai sasarannya. Sebaliknya semakin rendah validitas suatu alat ukur, semakin jauh pula alat pengukur itu mengenai sasarannya. Uji validitas menggunakan populasi berukuran N = 30 dengan df = N-2 (dk = 30-2 = 28), sehingga didapatkan rtabel = 0,239. Rangkuman dari hasil pengukuran validitas tampak dalam tabel-tabel berikut ini :

Tabel III.6

Rangkuman Uji Validitas Sikap Disiplin Belajar No.

Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,2677 0,239 Valid

2 0,2453 0,239 Valid

3 0,3538 0,239 Valid

4 0,3668 0,239 Valid

5 0,5054 0,239 Valid

6 0,2782 0,239 Valid

7 0,3317 0,239 Valid

8 0,3045 0,239 Valid

9 0,5251 0,239 Valid

10 0,4793 0,239 Valid

Tabel III.7

Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Keluarga No.

Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,3606 0,239 Valid

2 0,4542 0,239 Valid

3 0,4256 0,239 Valid

4 0,6558 0,239 Valid

5 0,2481 0,239 Valid

6 0,2432 0,239 Valid

7 0,3375 0,239 Valid

8 0,4230 0,239 Valid

9 0,3585 0,239 Valid


(69)

Tabel III.8

Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Sekolah No.

Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,4167 0,239 Valid

2 0,5307 0,239 Valid

3 0,3287 0,239 Valid

4 0,2763 0,239 Valid

5 0,3710 0,239 Valid

6 0,4636 0,239 Valid

7 0,2871 0,239 Valid

8 0,3681 0,239 Valid

9 0,2658 0,239 Valid

10 0,2611 0,239 Valid

Tabel III.9

Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Masyarakat No.

Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,3038 0,239 Valid

2 0,2771 0,239 Valid

3 0,3273 0,239 Valid

4 0,3587 0,239 Valid

5 0,3434 0,239 Valid

6 0,6266 0,239 Valid

7 0,4570 0,239 Valid

8 0,5066 0,239 Valid

9 0,2938 0,239 Valid

10 0,2580 0,239 Valid

2. Uji Reliabilitas / Keandalan Kuesioner

Reliabilitas didefinisikan sebagai sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas koesioner dilakukan dengan teknik belah dua, yaitu teknik ganjil genap. Jenis reliabilitas yang digunakan adalah teknik analisis butir. Pengujian koesioner ini merupakan kelanjutan dari validitas kuesioner terdahulu. Dari sejumlah kuesioner yang valid


(70)

tadi kemudian dibagi dua yaitu item yang bernomor genap dijadikan satu menjadi belahan kedua (Y), kemudian skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan dan dikorelasikan pada total belahan pertama dengan skor total belahan (r1/2 ½) dengan product moment. Dari

hasil tersebut, kita masih perlu mencari angka reliabilitas untuk keseluruhan item tanpa dibelah (r11). Perhitungan reliabilitas koesioner

dengan menggunakan rumus Spearman-Brown:

R11=

) 2 1 2 1 1 (

2 1 2 1 2

r r +

Keterangan:

r 11 = angka reliabilitas keseluruhan item

r1/21/2 = angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua

Selanjutnya bila kita lihat taraf dari hasil relibilitas untuk keseluruhan item tanpa dibelah dan kita terapkan taraf signifikan 5%. Dengan syarat r11 lebih besar dari tabel berarti koesioner reliable. Analisis

realibilitas instrument menggunakan perhitungan dengan bantuan komputer SPSS 12.00.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien alpha (r11) untuk

variabel sikap disiplin belajar (X1) sebesar 0,7094. Harga r11 selanjutnya

dibandingkan dengan harga rtabel sebesar 0,239. mengingat nilai r11

berada pada taraf 0,60 – 0,799 maka dapat dikatakan bahwa variabel sikap disiplin belajar ini mempunyai taraf reliabilitas kuat (Lampiran II: 111).


(71)

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien alpha (r11) untuk

variabel lingkungan belajar di keluarga (X2) sebesar 0,7256. Harga r11

selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel sebesar 0,239, mengingat

nilai r11 berada pada taraf 0,60 – 0,799 maka dapat dikatakan bahwa

variabel lingkungan belajar di keluarga ini mempunyai taraf reliabilitas kuat (Lampiran II: 112).

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien alpha (r11) untuk

variabel lingkungan belajar di sekolah (X3) sebesar 0,6821. Harga r11

selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel sebesar 0,239, mengingat

nilai r11 berada pada taraf 0,60 – 0,799 maka dapat dikatakan bahwa

variabel lingkungan belajar di sekolah ini mempunyai taraf reliabilitas kuat (Lampiran II: 113).

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien alpha (r11) untuk

variabel lingkungan belajar di masyarakat (X4) sebesar 0,7153 Harga r11

selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel sebesar 0,239, mengingat

nilai r11 berada pada taraf 0,60–0,799 maka dapat dikatakan bahwa

variabel lingkungan belajar di masyarakat ini mempunyai taraf reliabilitas kuat (Lampiran II: 114).

H. Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan regresi. Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya, maka terlebih


(72)

dahulu dilakukan uji prasyarat analisis regresi ganda yaitu uji normalitas dan uji linearitas sebagai prasyarat untuk dilakukannya analisis data.

1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah skor-skor sampel dapat masuk akal dianggap berasal dari suatu populasi distribusi teoritis. Dalam pengujian normalitas peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang memusatkan perhatian pada penyimpangan (deviasi) terbesar. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan SPSS 12.00. Jika nilai α hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini dibawah α =0.05 maka distribusi data tersebut adalah tidak normal. Jika masing-masing variabel mempunyai nilai di atas 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal. Adapun uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas adalah sebagai berikut (Imam Ghozali, 2002: 36):

D = maksimum Fo

(

XSn

( )

X

)

Keterangan:

D : Deviasi maksimum

Fo(X) : Fungsi distribusi kumulatif yang ditentukan

Sn(X) : Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Uji ini dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut: 1). Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi populasi normal. 2). Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi populasi tidak normal.


(73)

b. Uji Linearitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linearitas atau tidak dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Nana Sudjana, 1992:332):

2 2

Se S F = TC Keterangan:

F : Nilai F untuk garis regresi 2

TC

S : Varians tuna cocok 2

Se : Varians kekeliruan

Kriteria pengujian linearitas yaitu nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5%. Koefisien F hitung diperoleh dari perhitungan SPSS 12.00. Jika nilai Fhitung<nilai Ftabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier. Dan sebaliknya jika nilai Fhitung>nilai Ftabel maka hubungan antar

variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier.

2. Pengujian Hipotesis Penelitian a. Pengujian Hipotesis I, II, III, IV

Untuk menguji hipotesis 1, 2, 3 dan 4 dalam pengujian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:


(74)

1) Perumusan hipotesis I

Ho : r = 0 Tidak ada hubungan sikap disiplin belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Ha : r ≠ 0 Ada hubungan antara sikap disiplin belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.

2) Perumusan hipotesis II

Ho : r = 0 Tidak ada hubungan lingkungan belajar siswa di keluarga terhadap prestasi belajar siswa.

Ha : r ≠ 0 Ada hubungan antara lingkungan belajar siswa di keluarga terhadap prestasi belajar siswa.

3) Perumusan hipotesis III

Ho : r = 0 Tidak ada hubungan lingkungan belajar siswa di sekolah terhadap prestasi belajar siswa.

Ha : r ≠ 0 Ada hubungan antara lingkungan belajar siswa di sekolah terhadap prestasi belajar siswa.

4) Perumusan hipotesis IV

Ho : r = 0 Tidak ada hubungan lingkungan belajar siswa di masyarakat terhadap prestasi belajar siswa.

Ha : r ≠ 0 Ada hubungan antara lingkungan belajar siswa di masyarakat terhadap prestasi belajar siswa.

Untuk menguji koefisien korelasi sederhana digunakan tabel t dengan menggunakan statistik uji t sebagai berikut:


(75)

t =

2

r 1

2 n r

− −

Dimana:

r = koefisien korelasi sederhana n = jumlah sampel

1) Ha diterima jika thitung ≥ ttabel

2) Ha ditolak jika thitung ≤ ttabel

Atau berdasarkan probabilitas pada taraf signifikan 5% 1). Jika probabilitas > 0,05 maka Ha harus ditolak 2). Jika probabilitas < 0,05 maka Ha harus diterima b. Analisis regresi berganda

Mencari persamaaan regresi linear berganda Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4

Keterangan:

Y : prestasi belajar siswa a : konstanta

b1 : slope yang berhubungan dengan variabel x1

b2 : slope yang berhubungan dengan variabel x2

b3 : slope yang berhubungan dengan variabel x3

b4 : slope yang berhubungan dengan variabel x4

x1 : skor kedisiplinan belajar siswa

x2 : skor lingkungan belajar di keluarga

x3 : skor lingkungan belajar di sekolah


(1)

(2)

LAMPIRAN 8

SURAT KETERANGAN PENELITIAN


(3)

(4)

146 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

148 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Disiplin belajar siswa SMP YMJ Ciputat dan Hubungannya dengan prestasi belajar

1 6 82

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Hubungan motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa.

1 5 159

Pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta.

1 1 149

Hubungan lingkungan belajar di sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah : studi kasus pada siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem.

0 0 160

Hubungan antara motivasi belajar siswa dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus SMK Kristen 2 Klaten.

0 0 2

Pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa studi kasus SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta

0 2 147

Hubungan antara sikap disiplin belajar siswa dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa SMK Sanjaya Pakem - USD Repository

0 0 175

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

0 0 160